Professional Documents
Culture Documents
DOSEN PEMBIMBING :
dr. FAUZIAH ELYTHA, Msi
Disusun Oleh :
KELOMPOK 11
Puji Syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami
berkat, rahmat, kesehatan, kesempatan, dan kemauan hingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Sholawat dan salam tidak lupa kami kirimkan ke junjungan Nabi besar Muhammad
SAW Nabi yang telah membawa kita kembali ke jalan Allah SWT hingga kita dapat menikmati
Makalah ini dibuat sehubungan dengan tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit
Menular yang diberikan oleh ibu dosen bersangkutan. Dimana di dalam makalah ini akan
dibahas mengenai Imunisasi dan Pencegahan dan Penanggulangan penyakit menular. Terlepas
dari itu semua, kami menyadari bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan
Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sempurna dalam makalah
ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Maka dari
itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian. Akhirnya kelompok
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah Epidemiologi Penyakit Menular ini bermanfaat
Kelompok
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
1.4. Metode Penulisan............................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 19
3.2 Saran........................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir semua negara
berkembang karena angka kesakitan dan kematiannya yang relatif tinggi dalam kurun
waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut (mendadak) dan
menyerang semua lapisan masyarakat. Penyakit jenis ini diprioritaskan mengingat sifat
menularnya yang bisa menyebabkan wabah dan menimbulkan kerugian yang besar.
mempengaruhi.
Penyebab (agent) penyakit menular adalah unsur biologis yang bervariasi mulai
dari partikel virus yang paling sederhana sampai organisme yang paling kompleks yang
bahwa proses kejadian penyakit menular dalam masyarakat di tentukan oleh tiga unsur
utama yaitu sumber penularan (reservoir),cara penularan dan keadaan pejamu yang
1
2. Untuk menambah pengetahuan kepada penulis dan pembaca dalam mengetahui
Adapun metode penulisan makalah ini adalah kami menggunakan metode study
pustaka yaitu dalam sumber pembuatan makalah ini kami menggunakan referensi buku-
buku teks yang berkaitan dengan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 IMUNISASI
2
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti
diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap
imunitas ini bersifat alami dan artificial. Imunitas alami bersifat spesifik dan non
spesifik. Saat antigen menginfeksi tubuh, imunitas non spesifik yang terdiri dari sel
komplemen dan makrofag akan bertarung dengan cara memakan zat antigen tersebut.
Setelah itu baru imunitas spesifik menyempurnakan perlawanan dari imunitas kita.
Imunitas spesifik terdiri dari imunitas humoral dan imunitas seluler. Sistem pertahanan
humoral menghasilkan imonuglobulin (IgM, IgA, IgD, IgG, IgE), sedangkan system
pertahanan seluler terdiri dari sel limfosit T (sel Th1, Th2, Tc). Pada tahap selanjutnya,
akan berkembang spesifik setelah 2-3 tahun, sedangkan imunitas humoral harus
Imunitas artificial, bekerja secara aktif dan pasif, bekerja secara aktif bila
sesuatu zat diinduksikan kedalam tubuh yang bertujuan untuk merangsang system imun
mengeluarkan antibodi, sebagai contoh adalah imunisasi. Bekerja secra pasif bila
menyuntikkan serumyang berisi antibodi kedalam tubuh, sebagai contoh serum bisa
ular.
lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit
tertentu. Sistem imun tubuh mempunyai suatu system memori (daya ingat), ketika
vaksin masuk kedalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk melawan vaksin
3
tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sebagai suatu pengalaman. Jika
nantinya tubuh terpapar dua atau tiga kali oleh antigean yang sama dengan vaksin maka
antibodi akan tercipta lebih cepat dan banyakwalaupunantigen bersifat lebih kuat dari
vaksin yang pernah dihadapi sebelumnya. Oleh karena itu imunisasi efektif mencegah
penyakit infeksius.
Imunitas dapat dilakukan pada orang dewasa ataupun anak-anak, pada anak-
anak karna sistem imun yang belum sempurna. Sedangkan pada usia 60 tahun terjadi
penurunan system imun non spesifik seperti produksi air mata menurun, mekanisme
batuk tidak efektif, gangguan pengaturan suhu, dan perubahan fungsi sel sistem imun,
baikseluler maupun humoral. Dengan demikian usia lanjut lebih rentan terhadap infeksi,
penyakit autoimun dan keganasan. Namun usia lanjut masih menunjukan respon yang
No Agen Definisi
Vaksin Suatu suspense mikroorganisme hidup yang dilemahkan
4
Toksoid Suatu toksin bakteri yang diubah, yang telah dibuat non
intravena.
Antitoksin Antibodi yang berasal dari serum binatang, dari rangsangan
1. Imunisasi aktif
Merupakan pemberian suatu bibit penyakit telah dilemahkan (vaksin) agar
nantinya system imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap
antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubh dapat mengenali dan meresponnya.
Contok imunisasi aktif adalah imunisasi polio atau campak. Dalam imunisasi aktif,
5
a. Vaksin dapat berupa organism yang secara keseluruhan dimatikan,
protein pembawa seperti polisakaridaa, dan vaksin dapat juga berasal dari
imun dari antigen. ketika antigen terpapar dengan antibody tubuh, antigen
dapat melakukan perlawanan juga, dalam hal ini semakin tinggi perlawanan
2. Imunisasi pasif
Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara pemberian
zat immunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat
berasal dari plsma manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalu placenta) atau
binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah masuk
dalamtubuh yang terinfeksi. Contoh imunisasi pasif adalah penyuntikan ATS (Anti
Tetanus Serum) pada orang yang mengalamiluka kecelakaan. Contoh lain adalah yang
terdapat pada bayi baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagaijenis antibody dari
6
ibunya melalu darah placenta selama masa kandungan, misalnya antibody terhadap
campak.
2.1.4 YANG PERLU MENDAPATKAN IMUNISASI
Orang yang berisiko tinggi terkena suatu penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisas yaitu:
1. Bayi dan anak balita, anak sekolah, remaja
2. Orang tua, manula
3. Top manager / axecutive perusahaan
4. calon jamah haji / umroh
5. Orang yang akan berpergian keluar negri
6. Dll.
Apa yang seharusnya diketahui oleh keluarga dan masyarakat mengenai
imunisasi? Tanpa imunisasi,kira-kira 3 dari 100 anak akan meninggal karena penyakit
campak. Sebanyak 2 dari 100 keahiran anakakan meningal karna batuk rejan. Satu dari
100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit tetanus. Dari setiap 200.000 anak, 1
saat ini fasilitas pelayanan untukvaksin ini telah tersedia di masyarakat, tapi tidaak
dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit
7
2. Untuk keluarga :menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila
sesuai pertumbuhan usia anak, sehingga perlu imunisasi penguatan (booster) dengan
rumah sakit, bidan desa, parktek dokter, dan tempat lain yang telah disediakan. Berbagai
Kekebalan terhadap suatu penyakit menular, dapat digolongkan menjadi dua yakni:
manusia yang secara alamiah dapat melindungi badan dari suatu penyakit,
misalnya kulit, air mata, cairan-cairan khusus yang keluar dari perut (usus),
8
b. Kekebalan spesifik (specipic resistance)
Kekebalan specipic dapat diperoleh dari dua sumber yakni:
1. Genetic
Kekebalan yang berasal dari sumber genetic ini biasanya berhubungan dengan
ras (warna kulit dan kelompok-kelompok etnis, misalnya orang kulit hitam
(Negro) cenderung lebih resisten terhadap penyakit malaria jenis vivax. Contoh
Kekebalan dapat bersifat aktif, dan dapat bersifat pasif. Kekebalan aktif dapat
diperoleh setelah orang sembuh dari penyakit tertentu. Misalnya anak yang telah
Kekebalan aktif juga dapat diperoleh melalui imunisasi, yang berarti kedalam
diperoleh dari ibunya melalui plasenta. Ibu yang telah memperoleh kekebalan
terhadap penyakit tertentu, misalnya campak, malaria dan tetanus, maka anaknya
bulan pertama. Kekebalan pasif juga dapat diperoleh melalui serum antibody
dari manusia atau binatang. Kekebalan pasif ini hanya bersifat sementara (dalam
mudah terserang. Dengan kata lain orang pada usia sangat muda atau usia tua lebih
9
rentan, kurang kebal terhadap penyakit menular tertentu. Hal ini mungkin disebabkan
amubiasis. Sebaliknya untuk penyakit typoid dan meningitis jarang terjadi pada wanita
hamil.
d. Gizi
Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh terhadap
Apabila herad immunity dimasyarakat rendah, masyarakat tersebut akan mudah terjadi
wabah, sebaliknya apabila heard immunity tinggi, maka wabah jarang yang terjadi
dimasyarakat.
10
didasarkan pada data/ keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau
Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara umum yakni:
pencegahan tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan dan
diagnosis dini serta pengobatan yang tepat, dan pencegahan tingkat ketiga (tertiary
penularan maupun memutuskan rantai penularan, disamping karantina dan isolasi yang
juga dalam rangka memutuskan rantai penularan. Selain itu usaha untuk
penderita serta pemusnahan sumber yang ada (biasanya pada binatang yang menderita),
masyarakat.
b. Mengatasi / memodifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti
peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan dan perumahan serta bentuk pemukiman
dan binatang pengerat, serta peningkatan lingkungan social seperti kepadatan rumah
11
c. Meningkatkan daya tahan penjamu yang meliputi perbaikan status gizi, status kesehatan
umum dan kualitas hidup penduduk, pemberian imunisasi serta berbagai bentuk
usaha menghindari pengaruh factor keturunan, dan peningkatan ketahanan fisik melalui
dianggap menderita (suspek) atau yang terancam akan menderita (masa tunas). Adapun
tujuan usaha pencegahan tingkat kedua ini yang meliputi diagnosis dini dan pengobatan
yang tepat agar dapat dicegah meluasnya penyakit atau untuk mencegah timbulnya
wabah, serta untuk segera mencegah proses penyakit lebih lanjut serta mencegah
tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat atau kelainan permanen, mencegah
bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah kematian akibat penyakit tersebut.
Pada tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat
12
samping dari penyembuhan suatu penyakit tertentu. Rahabilitasi adalah usaha
pengembalian fungsi fisik, psikologis dan social seoptimal mungkin yang meliputi
upaya untuk menekan peristiwa penyakit menular dalam masyarakat serendah mungkin
13
1. Sasaran Langsung Pada Sumber Penularan Penjamu
Keberadaan suatu sumber penularan (reservoir) dalam masyarakat
merupakan factor yang sangat penting dalam rantai penularan. Dengan demikian
keberadaan sumber penularan tersebut memegang peranan yang cukup penting serta
menentukan cara penanggulangan yang paling tepat dan tingkat keberhasilannya cukup
tinggi.
a. Sumber penularan adalah binatang
Bila sumber penularan terdapat pada binatang peliharaan (domestic) maka
upaya mengatasi penularan dengan sasaran sumber penularan lebih mudah dilakukan
dengan memusnahkan binatang yang terinfeksi serta melindungi binatang lainnya dari
berbeda mengingat bahwa dalam keadaan ini tidak mungkin dilakukan pemusnahan
penularan adalah isolasi penderita. Bentuk ini memang sangat bermanfaat pada situasi
penyakit yang baru muncul dan punya potensi mewabah. Sedangkan bentuk ini kurang
bermanfaat pada penyakit yang telah menyebar dalam masyarakat terutama yang
adalah pembatasan gerak seseorang atau sekelompok orang sehat atau binatang yang
14
Sebagaimana diketahui bahwa cara penularan penyakit meliputi kontak
langsung, melalui udara, melalui makanan serta melalui vector perantara. Upaya
sumber penularan. Usaha pencegahan ini sangat erat hubungannya dengan pola dan
kebiasaan hidup sehari-hari, system social, dan perilaku sehat anggota masyarakat.
Upaya mencegah dan menurunkan penularan penyakit yang ditularkan
melalui udara, terutama infeksi saluran pernapasan dilakukan desinfeksi udara dengan
bahan kimia atau dengan sinar ultra violet, ternyata kurang berhasil. Sedangkan usaha
lain dengan perbaikan system ventilasi serta aliran udara dalam ruangan tampaknya
lebih bermanfaat.
Adapun upaya perbaikan lingkungan dalam upaya mencegah dan
minum, pasteurisasi susu, serta pengawasan terhadap semua pengobatan bahan makanan
dan minuman. Usaha seperti ini biasanya dilakukan secara bersama antara petugas
(imunitas) serta tingkat kerentanan/kepekaan yang dipengaruhi oleh status gizi, keadaan
15
a. Peningkatan kekebalan khusus
Berbagai penyakit dewasa ini dapat dicegah mealui usaha imunisasi yakni
imunisasi aktif untuk perlindungan terhadap penyakit tertentu contohnya DPT dan
BCG. Selain pemberian imunisasi aktif, ada juga usaha perlindungan terhadap beberapa
penyakit tertentu dengan pemberian antibody pelindung yang berasal dari penjamu lain
dalam bentuk serum anti body yang memberikan perlindungan sementara dan disebut
imunisasi pasif. Contohnya: pemberian imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil untuk
kemudian dapat memindahkan antibody ibu kepada bayi melalui placenta. Juga
pemberian antisera pada mereka yang dicurigai ketularan penyakit anjing gila (rabies)
serta pemberian serum globulin imun untuk pencegahan hepatitis dan pemberian
penyakit infeksi telah diprogramkan secara luas seperti perbaikan gizi keluarga,
peningkatan gizi balita melalui rogram Kartu Menuju Sehat (KMS), peningkatan derajat
Keseluruhan program ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh secara umum
3.1 KESIMPULAN
didasarkan pada data/ keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau
16
pencegahan penyakit menular yang mana dapat di definisikan sebagai suatu program
yang dengan sengaja memasukan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar
3.2 SARAN
Dengan terbentuknya makalah ini, kelompok mengharapkan kritik dan saran yang
sehingga kelompok dapat memahami dan mempelajari konsep dasar Pencegahan dan
17
DAFTAR PUSTAKA
Andhini, Dwi. 2010. Imuniasi dan Vaksinasi. Penerbit Nuha Medika: Yogyakarta.
Noor, Nasry. 2009. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. PT. Rineka Cipta :
Jakarta