You are on page 1of 21

MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

DOSEN PEMBIMBING :
dr. FAUZIAH ELYTHA, Msi
Disusun Oleh :
KELOMPOK 11

IMUNIASI DAN PROGRAM PENAGGULANGAN


PENYAKIT MENULAR

APRINA IKA NURRAHMI 1611216062


F YOSI IKHSANA 1611216052
HARYATI PUTRI HASIBUAN 1611216057
HERLINDA OKTAVIA 1611216025
PENIA RESTY 1611216074
MIFTAKHUL HUDA 1611216064

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2016
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami

berkat, rahmat, kesehatan, kesempatan, dan kemauan hingga kami dapat menyelesaikan

makalah ini. Sholawat dan salam tidak lupa kami kirimkan ke junjungan Nabi besar Muhammad

SAW Nabi yang telah membawa kita kembali ke jalan Allah SWT hingga kita dapat menikmati

indahnya dunia sekarang ini.

Makalah ini dibuat sehubungan dengan tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit

Menular yang diberikan oleh ibu dosen bersangkutan. Dimana di dalam makalah ini akan

dibahas mengenai Imunisasi dan Pencegahan dan Penanggulangan penyakit menular. Terlepas

dari itu semua, kami menyadari bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan

dalam berbagai hal.

Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sempurna dalam makalah

ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Maka dari

itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian. Akhirnya kelompok

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah Epidemiologi Penyakit Menular ini bermanfaat

bagi teman-teman dan pembaca khususnya di bidang Kesehatan.

Padang, 30 Agustus 2016

Kelompok

1
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
1.4. Metode Penulisan............................................................................. 2

BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................

2.1 Pengertian Imunisasi


2.1.1 Pengertian Imunisasi............................................................ 3
2.1.2 Imunisasi dan Vaksin............................................................ 5
2.1.3 Jenis-Jenis Imuisasi.............................................................. 6
2.1.4 Yang Perlu Mendapatkan Imunisasi..................................... 7
2.1.5 Tujuan Imunisasi.................................................................. 7
2.1.6 Manfaat Imunisasi................................................................ 8
2.1.7 Imunisasi Ulangan................................................................ 9
2.1.8 Tempat Mendapatkan Imunisasi...........................................
2.2 Kekebalan
2.2.1 Macam-Macam Kekebalan.................................................. 9
2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kekebalan............................... 11
2.3 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
2.3.1 Pencegahan penyakit Menular............................................. 12
2.3.2 Penanggulangan Penyakit Menular...................................... 15
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................

3.1 Kesimpulan................................................................................................. 19
3.2 Saran........................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui berbagai media.

Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir semua negara

berkembang karena angka kesakitan dan kematiannya yang relatif tinggi dalam kurun

waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut (mendadak) dan

menyerang semua lapisan masyarakat. Penyakit jenis ini diprioritaskan mengingat sifat

menularnya yang bisa menyebabkan wabah dan menimbulkan kerugian yang besar.

Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang saling

mempengaruhi.
Penyebab (agent) penyakit menular adalah unsur biologis yang bervariasi mulai

dari partikel virus yang paling sederhana sampai organisme yang paling kompleks yang

dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Sebagaimana di kemukakan sebelumnya

bahwa proses kejadian penyakit menular dalam masyarakat di tentukan oleh tiga unsur

utama yaitu sumber penularan (reservoir),cara penularan dan keadaan pejamu yang

potensian. Sehinngga kelompok tertarik untuk membuat makalah tentang pencegahan

dan penanggulangan penyakit menular dengan imunisasi.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan imunisasi?


2. Apa itu kekebalan?
3. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan penyakit menular?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit Menular

1
2. Untuk menambah pengetahuan kepada penulis dan pembaca dalam mengetahui

pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.


3. Untuk mengetahui dan menambah pengetahuan tentang definisi pencegahan dan

penanggulangan penyakit menular dengan imunisasi.

1.4 Metode Penulisan

Adapun metode penulisan makalah ini adalah kami menggunakan metode study

pustaka yaitu dalam sumber pembuatan makalah ini kami menggunakan referensi buku-

buku teks yang berkaitan dengan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 IMUNISASI

2.1.1 PENGERTIAN IMUNISASI

2
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti

diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap

suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit lain.

Sistem imunisasi dapat mencegah antigen dan menginfeksi tubuh. Sistem

imunitas ini bersifat alami dan artificial. Imunitas alami bersifat spesifik dan non

spesifik. Saat antigen menginfeksi tubuh, imunitas non spesifik yang terdiri dari sel

komplemen dan makrofag akan bertarung dengan cara memakan zat antigen tersebut.

Setelah itu baru imunitas spesifik menyempurnakan perlawanan dari imunitas kita.

Imunitas spesifik terdiri dari imunitas humoral dan imunitas seluler. Sistem pertahanan

humoral menghasilkan imonuglobulin (IgM, IgA, IgD, IgG, IgE), sedangkan system

pertahanan seluler terdiri dari sel limfosit T (sel Th1, Th2, Tc). Pada tahap selanjutnya,

imunitas spesifik menghasilkan suatu sistem memori.Pada anak_anak imunitasseluler

akan berkembang spesifik setelah 2-3 tahun, sedangkan imunitas humoral harus

menunggu sampai 6-9 tahun.

Imunitas artificial, bekerja secara aktif dan pasif, bekerja secara aktif bila

sesuatu zat diinduksikan kedalam tubuh yang bertujuan untuk merangsang system imun

mengeluarkan antibodi, sebagai contoh adalah imunisasi. Bekerja secra pasif bila

menyuntikkan serumyang berisi antibodi kedalam tubuh, sebagai contoh serum bisa

ular.

Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukan antigen

lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit

tertentu. Sistem imun tubuh mempunyai suatu system memori (daya ingat), ketika

vaksin masuk kedalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk melawan vaksin

3
tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sebagai suatu pengalaman. Jika

nantinya tubuh terpapar dua atau tiga kali oleh antigean yang sama dengan vaksin maka

antibodi akan tercipta lebih cepat dan banyakwalaupunantigen bersifat lebih kuat dari

vaksin yang pernah dihadapi sebelumnya. Oleh karena itu imunisasi efektif mencegah

penyakit infeksius.

Imunitas dapat dilakukan pada orang dewasa ataupun anak-anak, pada anak-

anak karna sistem imun yang belum sempurna. Sedangkan pada usia 60 tahun terjadi

penurunan system imun non spesifik seperti produksi air mata menurun, mekanisme

batuk tidak efektif, gangguan pengaturan suhu, dan perubahan fungsi sel sistem imun,

baikseluler maupun humoral. Dengan demikian usia lanjut lebih rentan terhadap infeksi,

penyakit autoimun dan keganasan. Namun usia lanjut masih menunjukan respon yang

baik terhadap polisakarida bakteri, sehingga pemberian vaksin dapat meningkatkan

antibodi dengan efektif.

2.1.2 IMUNISASI DAN VAKSIN

Vaksinasi berarti pemberian setiap vaksin atau toksoid. Imunisasi

menggambarkan proses yang menginduksi imunitas secara artificial dengan pemberian

bahan antigenetik, seperti agen imunobiologis ( Nelson, 2000).

Tabel 1. Agen pengimunisasian

No Agen Definisi
Vaksin Suatu suspense mikroorganisme hidup yang dilemahkan

atau matiatau bagian antigenetikagen iniyang

diberikan pada hospes potensial untuk menginduksi.

4
Toksoid Suatu toksin bakteri yang diubah, yang telah dibuat non

toksis tetapi mempertahankan kemampuan untuk

merangsang pembentukan antitoksin.


Globulin imun Suatu larutan yang mengandung anti bodi yang berasal dari

darah manusia, yang diperoleh dengan fraksionasi

etanol dingin, kumpulan besar plsma dan digunakan

terutama untuk mempertahankan imunitas orang

yang mengalami defisiensi imun atau imunisasi

pasif. tersedia dalam preparat intramoskuler dan

intravena.
Antitoksin Antibodi yang berasal dari serum binatang, dari rangsangan

binatang, dengan antigen spesifik yang digunakan

untukmemberikan imunitas pasif.


Sumber : Nelson, 2000

2.1.3 JENIS-JENIS IMUNISASI

Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa, agar tidak menimbulkan efek-

efek yang merugikan. Imunisasi ada 2 macam, yaitu :

1. Imunisasi aktif
Merupakan pemberian suatu bibit penyakit telah dilemahkan (vaksin) agar

nantinya system imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap

antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubh dapat mengenali dan meresponnya.

Contok imunisasi aktif adalah imunisasi polio atau campak. Dalam imunisasi aktif,

terdapat beberapa unsur-unsur vaksi, yaitu :

5
a. Vaksin dapat berupa organism yang secara keseluruhan dimatikan,

eksotoksinyang didetoksifikasisaja, atau endotoksin yang terkait pada

protein pembawa seperti polisakaridaa, dan vaksin dapat juga berasal dari

ekstrak komponen-komponen organism dari suatu antigen. Dasarnya adalah

antigen harus merupakan bagian dari organism yang dijadikan vaksin.


b. Pengawet, stabilisator, atau antibiotk, merupakan zat yang digunakan agar

vaksin tetap dalam keadaan atau menstabilkan antigen dan mencegah

tumbuhnya mikroba. bahan-bahan yang digunakan seperti air raksa atau

antibiotic yang bisa digunakan.


c. Cairan pelarut dapat berupa air steril atau jugaberupa cairan kultur jaringan

yang digunakan sebagai media tumbuh antigen, misalnya antigen telur,

protein serum, bahan kultur sel.


d. Adjuvan, terdiri dari garamalumunium yang berfungsi meningkatkan sistem

imun dari antigen. ketika antigen terpapar dengan antibody tubuh, antigen

dapat melakukan perlawanan juga, dalam hal ini semakin tinggi perlawanan

maka semakin tinggi peningkatan antibodi.

2. Imunisasi pasif
Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara pemberian

zat immunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat

berasal dari plsma manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalu placenta) atau

binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah masuk

dalamtubuh yang terinfeksi. Contoh imunisasi pasif adalah penyuntikan ATS (Anti

Tetanus Serum) pada orang yang mengalamiluka kecelakaan. Contoh lain adalah yang

terdapat pada bayi baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagaijenis antibody dari

6
ibunya melalu darah placenta selama masa kandungan, misalnya antibody terhadap

campak.
2.1.4 YANG PERLU MENDAPATKAN IMUNISASI
Orang yang berisiko tinggi terkena suatu penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisas yaitu:
1. Bayi dan anak balita, anak sekolah, remaja
2. Orang tua, manula
3. Top manager / axecutive perusahaan
4. calon jamah haji / umroh
5. Orang yang akan berpergian keluar negri
6. Dll.
Apa yang seharusnya diketahui oleh keluarga dan masyarakat mengenai

imunisasi? Tanpa imunisasi,kira-kira 3 dari 100 anak akan meninggal karena penyakit

campak. Sebanyak 2 dari 100 keahiran anakakan meningal karna batuk rejan. Satu dari

100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit tetanus. Dari setiap 200.000 anak, 1

akan menderita penyakit polio. Imunisasi dilakukan dengan memberikan vaksintertentu

akan melindungi anak terhadap penyakit penyakit-penyakit tertentu. Walaupun pada

saat ini fasilitas pelayanan untukvaksin ini telah tersedia di masyarakat, tapi tidaak

semua bayi telah dibawa untuk mendapatkan imunisasi yang lengkap.

2.1.5 TUJUAN IMUNISASI

Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar

dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit

yang berjangkit. Secara umum tujuan imunisasi, antara lain :


1. Dengan imunisasi, tubuh tidk mudah terangsang penyakit menular
2. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
3. Imunisasi menurunkan angaka mobirditas (angka kesakitan) dan mortalitas

(angka kematian) pada balita.


2.1.6 MANFAAT IMUNISASI
1. Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan

kemungkinan cacat atau kematian

7
2. Untuk keluarga :menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila

anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin

bahwa anaknya akan menjalani masa anak-anak yang nyaman.


3. Untuk Negara : memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang

kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara.

2.1.7 IMUNISASI ULANGAN


Imunisasi perlu diulang untuk memperthankan agar kekebalan tetap melindungi

terhadap bibit penyakit. Beberapa jenis imunisasi mulai berkurang kemampuannya

sesuai pertumbuhan usia anak, sehingga perlu imunisasi penguatan (booster) dengan

cara pemberian imunisasi ulang.


2.1.8 TEMPAT MENDAPATKAN IMUNISASI
Untuk memaksimalkan pelayanan imunisasi, dan mengoptimalkan keberhasilan

programimunisasi, telah disediakan tempat-tempat khusus yang bisa digunakan untuk

pemberian imunisasi. Imunisasi dapat dilakukan di Posyandu, puskesmas, polindes,

rumah sakit, bidan desa, parktek dokter, dan tempat lain yang telah disediakan. Berbagai

tempat pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayan imunisasi yaitu :


1. Pos Pelayanan Tepadu Posyandu)
2. Puskesmas, Rumah sakit Bersalin, BKIA atau Rumah sakit Pemerintah
3. Praktek Dokter / Bidan lain atau Rumah sakit.
2.2 KEKEBALAN
2.2.1 MACAM-MACAM KEKEBALAN

Kekebalan terhadap suatu penyakit menular, dapat digolongkan menjadi dua yakni:

a. Kekebalan tidak spesifik (non spesifik resistance)


Yang dimaksud dengan factor-faktor non khusus adalah pertahanan tubuh pada

manusia yang secara alamiah dapat melindungi badan dari suatu penyakit,

misalnya kulit, air mata, cairan-cairan khusus yang keluar dari perut (usus),

adanya reflek-reflek tertentu misalnya batuk dan bersin dan sebagainya.

8
b. Kekebalan spesifik (specipic resistance)
Kekebalan specipic dapat diperoleh dari dua sumber yakni:
1. Genetic
Kekebalan yang berasal dari sumber genetic ini biasanya berhubungan dengan

ras (warna kulit dan kelompok-kelompok etnis, misalnya orang kulit hitam

(Negro) cenderung lebih resisten terhadap penyakit malaria jenis vivax. Contoh

lain orang yang mempunyai hemoglobin S lebih resisten terhadap penyakit

plasmodium Falciparum, daripada orang yang mempunyai hemoglobin AA.


2. Kekebalan yang diperoleh (acquaied immunity)
Kekebalan ini diperoleh dari luar tubuh anak atau orang yang bersangkutan.

Kekebalan dapat bersifat aktif, dan dapat bersifat pasif. Kekebalan aktif dapat

diperoleh setelah orang sembuh dari penyakit tertentu. Misalnya anak yang telah

sembuh dari penyakit campak ia akan kebal terhadap penyakit campak.

Kekebalan aktif juga dapat diperoleh melalui imunisasi, yang berarti kedalam

tubuhnya dimasukkan organism pathogen (bibit) penyakit. Kekebalan pasif

diperoleh dari ibunya melalui plasenta. Ibu yang telah memperoleh kekebalan

terhadap penyakit tertentu, misalnya campak, malaria dan tetanus, maka anaknya

(bayi) akan memperoleh kekebalan terhadap penyakit tersebut untuk beberapa

bulan pertama. Kekebalan pasif juga dapat diperoleh melalui serum antibody

dari manusia atau binatang. Kekebalan pasif ini hanya bersifat sementara (dalam

waktu pendek saja).

2.2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKEBALAN


a. Umur
Untuk beberapa penyakit tertentu pada bayi (anak balita), dan orang tua lebih

mudah terserang. Dengan kata lain orang pada usia sangat muda atau usia tua lebih

9
rentan, kurang kebal terhadap penyakit menular tertentu. Hal ini mungkin disebabkan

karena kedua kelompok umur tersebut daya tahan tubuh rendah.


b. Sex
Untuk penyakit-penyakit menular tertentu seperti polio dan diphtheria lebih

parah terjadi pada wanita daripada pria.


c. Kehamilan
Wanita yang sedang hamil pada umumnya lebih rentan terhadap penyakit-

penyakit menular tertentu misalnya penyakit polio, pneumonia, malaria, serta

amubiasis. Sebaliknya untuk penyakit typoid dan meningitis jarang terjadi pada wanita

hamil.
d. Gizi
Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh terhadap

penyakit-penyakit infeksi, tetapi sebaliknya kekurangan gizi berakibat kerentanan

seseorang terhadap penyakit infeksi.


e. Trauma
Stress salah satu bentuk trauma adalah merupakan penyebab kerentanan

seseorang terhadap suatu penyakit infeksi tertentu.

f. Kekebalan masyarakat (Heard immunity) tersebut.


Kekebalan yang terjadi pada tingkat komuniti disebut Heard immunity.

Apabila herad immunity dimasyarakat rendah, masyarakat tersebut akan mudah terjadi

wabah, sebaliknya apabila heard immunity tinggi, maka wabah jarang yang terjadi

dimasyarakat.

2.3 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR

2.3.1 PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR

Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih dahulu

sebelum kejadian. Dalam mengambil langkah langkah untuk pencegahan, haruslah

10
didasarkan pada data/ keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau

hasil pengamatan/ penelitian epidemiologis.

Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara umum yakni:

pencegahan tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan dan

pencegahan khusus, pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi

diagnosis dini serta pengobatan yang tepat, dan pencegahan tingkat ketiga (tertiary

prevention yang meliputi pencegahan terhadap cacat dan rehabilitasi.

1. Pencegahan Tingkat Pertama


Sasaran pencegahan tingkat pertama dapat ditujukan pada factor penyebab,

lingkungan serta factor penjamu.


a. Sasaran yang ditujukan pada factor penyebab yang bertujuan untuk mengurangi

penyebab serendah mungkin dengan usaha antara lain: desinfeksi, pasteurisasi,

sterilisasi, yang bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme penyebab penyakit,

penyemprotan/insektisida dalam rangka menurunkan dan menghilangkan sumber

penularan maupun memutuskan rantai penularan, disamping karantina dan isolasi yang

juga dalam rangka memutuskan rantai penularan. Selain itu usaha untuk

mengurangi/menghilangkan sumber penularan dapat dilakukan melalui pengobatan

penderita serta pemusnahan sumber yang ada (biasanya pada binatang yang menderita),

serta mengurangi/menghindari perilaku yang dapat meningkatkan resiko perorangan dan

masyarakat.
b. Mengatasi / memodifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti

peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan dan perumahan serta bentuk pemukiman

lainnya, perbaikan dan peningkatan lingkungan biologis seperti pemberantasan serangga

dan binatang pengerat, serta peningkatan lingkungan social seperti kepadatan rumah

tangga, hubungan antarindividu dan kehidupan social masyarakat.

11
c. Meningkatkan daya tahan penjamu yang meliputi perbaikan status gizi, status kesehatan

umum dan kualitas hidup penduduk, pemberian imunisasi serta berbagai bentuk

pencegahan khusus lainnya, peningkatan status psikologis, persiapan perkawinan serta

usaha menghindari pengaruh factor keturunan, dan peningkatan ketahanan fisik melalui

peningkatan kualitas gizi serta olahraga kesehatan.


2. Pencegahan Tingkat Kedua
Sasaran pencegahan ini terutama ditujukan pada mereka yang menderita atau

dianggap menderita (suspek) atau yang terancam akan menderita (masa tunas). Adapun

tujuan usaha pencegahan tingkat kedua ini yang meliputi diagnosis dini dan pengobatan

yang tepat agar dapat dicegah meluasnya penyakit atau untuk mencegah timbulnya

wabah, serta untuk segera mencegah proses penyakit lebih lanjut serta mencegah

terjadinya akibat samping atau komplikasi.


a. Pencarian penderita secara dini dan aktif melalui pemeriksaan berkala serta

pemeriksaan kelompok tertentu (calon pegawai, ABRI, mahasiswa dan lain

sebagainya), penyaringan (screening) untuk penyakit tertentu secara umum

dalam masyarakat, pengobatan dan perawatan yang efektif, serta melakukan

surveilans epidemiologi yakni pencatatan dan pelaporan secara teratur dan

terus menerus untuk mendapatkan keterangan tentang proses penyakit yang

ada dimasyarakat, termasuk keterangan tentang kelompok resiko tinggi


b. Pemberian chemoprophylaxis yang terutama bagi mereka yang dicurigai

berada pada proses prepatogenesis dan pathogenesis penyakit tertentu.


3. Pencegahan Tingkat Ketiga
Sasaran pencegahan tingkat ketiga adalah penderita penyakit tertentu dengan

tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat atau kelainan permanen, mencegah

bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah kematian akibat penyakit tersebut.

Pada tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat

12
samping dari penyembuhan suatu penyakit tertentu. Rahabilitasi adalah usaha

pengembalian fungsi fisik, psikologis dan social seoptimal mungkin yang meliputi

rehabilitasi fisik/medis, rehabilitasi mental/psikologis serta rehabilitasi social.


4. Strategi pencegahan penyakit
a. Sasaran yang bersifat umum yang ditujukan kepada individu maupun

organisasi masyarakat, dilakukan dengan pendekatan melalui usaha

setempat/mandiriyang sesuai dengan bentuk dan tatanan hidup masyarakat

setempat (tradisional) maupun melalui berbagai program pelayanan

kesehatan yang tersedia.


b. Usaha pencegahan melalui pelaksanaan yang berencana dan terprogram

(bersifat wajib maupun sukarela) seperti pemberian imunisasi dasar serta

perbaikan sanitasi lingkungan dan pengadaan air bersih, peningkatan status

gizi melalui pemberian makanan tambahan maupun berbagai usaha yang

bertujuan untuk menghentikan/ mengubah kebiasaan yang mengandung

resiko tinggi atau yang dapat mempertinggi resiko penyakit tertentu.


c. Usaha yang diarahkan pada peningkatan standar hidup dan lingkungan

pemukiman seperti perbaikan perumahan dan pemukiman, perbaikan system

pendidikan serta social ekonomi masyarakat yang pada dasarnya kegiatan

diluar bidang kesehatan.


d. Usaha pencegahan dan penanggulangan keadaan luar biasa seperti kejadian

wabah, adanya bencana alam/situasi perang serta usaha penanggulangan

melalui kegiatan rawat darurat.


2.3.2 PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR
Yang dimaksud dengan penanggulangan penyakit menular (control) adalah

upaya untuk menekan peristiwa penyakit menular dalam masyarakat serendah mungkin

sehingga tidak merupakan gangguan kesehatan bagi masyarakat. Penaggulangan

penyakit menular dapat dikelompokkan pada tiga kelompok meliputi:

13
1. Sasaran Langsung Pada Sumber Penularan Penjamu
Keberadaan suatu sumber penularan (reservoir) dalam masyarakat

merupakan factor yang sangat penting dalam rantai penularan. Dengan demikian

keberadaan sumber penularan tersebut memegang peranan yang cukup penting serta

menentukan cara penanggulangan yang paling tepat dan tingkat keberhasilannya cukup

tinggi.
a. Sumber penularan adalah binatang
Bila sumber penularan terdapat pada binatang peliharaan (domestic) maka

upaya mengatasi penularan dengan sasaran sumber penularan lebih mudah dilakukan

dengan memusnahkan binatang yang terinfeksi serta melindungi binatang lainnya dari

penyakit tersebut (imunisasi dan pemeriksaan berkala).


b. Sumber penularan adalah manusia
Apabila sumber penularan adalah manusia, maka cara pendekatannya sangat

berbeda mengingat bahwa dalam keadaan ini tidak mungkin dilakukan pemusnahan

sumber. Sasaran penanggulangan penyakit pada sumber penularan dapat dilakukan

dengan isolasi dan karantina, pengobatan dalam berbagai bentuk umpamanya

menghilangkan unsure penyebab (mikroorganisme) atau menghilangkan focus infeksi

yang ada pada sumber.


Salah satu usaha penanggulangan yang sasarannya terpusat pada sumber

penularan adalah isolasi penderita. Bentuk ini memang sangat bermanfaat pada situasi

penyakit yang baru muncul dan punya potensi mewabah. Sedangkan bentuk ini kurang

bermanfaat pada penyakit yang telah menyebar dalam masyarakat terutama yang

mempunyai bentuk infeksi terselubung.


Bentuk penanggulangan lainnya mirip isolasi adalah karantina. Karantina

adalah pembatasan gerak seseorang atau sekelompok orang sehat atau binatang yang

dicurigai menderita atau akan menderita penyakit menular tertentu.


2. Sasaran yang Ditujukan Pada Cara Penularan

14
Sebagaimana diketahui bahwa cara penularan penyakit meliputi kontak

langsung, melalui udara, melalui makanan serta melalui vector perantara. Upaya

pencegahan penularan melalui kontak langsung biasanya dititikberatkan pada

penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan bersama-sama dengan usaha menghilangkan

sumber penularan. Usaha pencegahan ini sangat erat hubungannya dengan pola dan

kebiasaan hidup sehari-hari, system social, dan perilaku sehat anggota masyarakat.
Upaya mencegah dan menurunkan penularan penyakit yang ditularkan

melalui udara, terutama infeksi saluran pernapasan dilakukan desinfeksi udara dengan

bahan kimia atau dengan sinar ultra violet, ternyata kurang berhasil. Sedangkan usaha

lain dengan perbaikan system ventilasi serta aliran udara dalam ruangan tampaknya

lebih bermanfaat.
Adapun upaya perbaikan lingkungan dalam upaya mencegah dan

menaggulangi penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman, dikembangkan

dengan memberantas bahan-bahan yang mengalami kontaminasi seperti penyehatan air

minum, pasteurisasi susu, serta pengawasan terhadap semua pengobatan bahan makanan

dan minuman. Usaha seperti ini biasanya dilakukan secara bersama antara petugas

pengawasan bahan berbahaya dengan petugas kesehatan lingkungan.


Pencegahan dan penaggulangan penyakit yang ditularkan oleh vector

terutama serangga dan binatang lainnya dilakukan melalui pemberantasan serangga

serta binatang perantara lainnya.

3. Sasaran ditujukan pada Penjamu Potensial


Factor yang berpengaruh pada penjamu potensial terutama tingkat kekebalan

(imunitas) serta tingkat kerentanan/kepekaan yang dipengaruhi oleh status gizi, keadaan

umum, serta factor genetika.

15
a. Peningkatan kekebalan khusus
Berbagai penyakit dewasa ini dapat dicegah mealui usaha imunisasi yakni

peningkatan kekebalan aktif pada penjamu dengan pemberian vaksinasi. Pemberian

imunisasi aktif untuk perlindungan terhadap penyakit tertentu contohnya DPT dan

BCG. Selain pemberian imunisasi aktif, ada juga usaha perlindungan terhadap beberapa

penyakit tertentu dengan pemberian antibody pelindung yang berasal dari penjamu lain

dalam bentuk serum anti body yang memberikan perlindungan sementara dan disebut

imunisasi pasif. Contohnya: pemberian imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil untuk

kemudian dapat memindahkan antibody ibu kepada bayi melalui placenta. Juga

pemberian antisera pada mereka yang dicurigai ketularan penyakit anjing gila (rabies)

serta pemberian serum globulin imun untuk pencegahan hepatitis dan pemberian

antitoksin tetanus untuk luka berat.


b. Peningkatan kekebalan umum (resistensi)
Berbagai usaha lainnya dalam meningkatkan daya tahan pejamu terhadap

penyakit infeksi telah diprogramkan secara luas seperti perbaikan gizi keluarga,

peningkatan gizi balita melalui rogram Kartu Menuju Sehat (KMS), peningkatan derajat

kesehatan masyarakat serta pelayanan kesehatan terpadu melalui Posyandu.

Keseluruhan program ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh secara umum

dalam usaha menagkal berbagai ancaman penyakit infeksi.


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih dahulu

sebelum kejadian. Dalam mengambil langkah langkah untuk pencegahan, haruslah

didasarkan pada data/ keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau

hasil pengamatan/ penelitian epidemiologis. Imunisasi merupakan salah satu bentuk

16
pencegahan penyakit menular yang mana dapat di definisikan sebagai suatu program

yang dengan sengaja memasukan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar

sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu (penyakit manular).

3.2 SARAN

Dengan terbentuknya makalah ini, kelompok mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun bagi pembaca umumnya dan dosen pembimbing khususnya

sehingga kelompok dapat memahami dan mempelajari konsep dasar Pencegahan dan

Penanggulan Penyakit Menular.

17
DAFTAR PUSTAKA
Andhini, Dwi. 2010. Imuniasi dan Vaksinasi. Penerbit Nuha Medika: Yogyakarta.

Noor, Nasry. 2009. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. PT. Rineka Cipta :
Jakarta

Noor, Nasry. 2008. Epidemiologi. PT. Rineka Cipta : Jakarta

You might also like