You are on page 1of 15

LAPORAN PENYEHATAN UDARA-A

Pengukuran Kualitas Udara Dalam Ruangan

Nama : Gede Yudi Antara

NIM : P07133214025

Kelompok : I (Satu)

Prodi : DIV Kesehatan Lingkungan

Semester : V (Lima)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI DIV

2016
PRAKTIKUM IV

Pengukuran Kualitas Udara Dalam Rumah

Mata Kuliah : Penyehatan Udara-A

Materi : Pengukuran Kualitas Udara Dalam Rumah

Tanggal : 27 September 2016

Waktu : 16.00 WITA

Lokasi : Jln. Prof Moh Yamin, Renon, Denpasar

Kelompok : I (Satu)

Pembimbing : D.A.A.Posmaningsih, S.KM.,M.Kes.

A. Latar Belakang
Perwujudan kualitas udara yang bersih dan sehat khususnya di dalam ruangan,
merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen
lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan
kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan bagi makhluk hidup
untuk hidup secara optimal. Udara merupakan komponen kehidupan yang sangat
vital bagi kehidupan manusia. Akan tetapi, karena seiring dengan perkembangan
zaman yang diikuti oleh beragamnya aktivitas manusia, kualitas udara cenderung
mengalami penurunan. (Sinta, 2013)
Kualitas udara dalam ruangan juga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan
seseorang. Kualitas udara dalam ruangan dapat ditentukan secara sengaja atau
tidak oleh penghuni ruangan itu sendiri. Kualitas udara dalam ruangan
dipengaruhi oleh temperatur dan kelembaban yang dapat mengganggu
kenyamanan dan kesehatan penghuninya. Apabila terdapat udara yang tidak bebas
dalam ruangan, maka bahan pencemar udara dalam konsentrasi yang cukup
memiliki kesempatan untuk memasuki tubuh penghuninya. Pemantauan terhadap
kualitas udara ruangan sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan dan
kenyamanan penghuni. Keman, (2005) dalam Posmaningsih, (2016)
B. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan pengukuran kualitas fisik udara dalam
rumah
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat dan bahan pengukuran
kelembaban, kecepatan aliran udara dan kebisingan
b. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran kelembaban, kecepatan
aliran udara dan kebisingan
c. Mahasiswa mampu menganilisis hasil pengukuran
d. Mahasiswa mampu menyusun laporan

C. Alat dan Bahan


1. Pengukuran Kelembaban
a. Alat
1) Psychrometer Assman
2) Hanger
3) Kunci pemutar
4) Pipet tetes
5) Pulpen
b. Bahan
1) Air
2) Psychrometer chart
3) Buku tulis
2. Pengukuran Kecepatan Aliran Udara
a. Alat
1) Kata Thermometer
2) Thermometer ruang
3) Stop watch
4) Gelas
b. Bahan
1) Air panas
2) Alat tulis
3. Pengukuran Kebisingan
a. Alat
1) Sound Level Meter (SLM) RION tipe NA-24
2) Baterai
3) Stopwatch atau jam arloji
4) Alat tulis
b. Bahan
1) Formulir bis 1

D. Cara Kerja
1. Pengukuran Kelembaban
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pengukuran
kelembaban udara.
b. Menentukan lokasi.
c. Menentukan termometer kering dan termometer bola basah pada
Psychrometer. Memperhatikan termometer yang terbalut kain/kapas
adalah termometer basah.
d. Membasahi kapas/kain yang terdapat pada ujung termometer basah
dengan cara meneteskan air secukupnya menggunakan pipet tetes
jangan sampai air menetes dari kapas.
e. Meletakkan psychrometer pada tempat yang akan diukur
kelembabannya.
f. Memasang kunci pemutar di lubang pemutar Psychrometer.
g. Memutar kunci pemutar sampai titik maksimal hingga kunci tidak bisa
diputar lagi.
h. Melepaskan kunci pemutar.
i. Menggantung dengan hanger.
j. Membiarkan kipas pada Psychrometer berputar hingga kipas berhenti
berputar.
k. Membaca ketinggian air raksa yang ditunjukkan pada masing-masing
termometer.
l. Mencatat hasil pengukuran dan menentukan kelembaban udara dengan
menggunakan Psychrometer chart.

tw ta - tw

Hasilnya (perpotongan garis antara tw dan ta tw)


Keterangan :
tw = suhu basah
ta = suhu kering

m. Cara membaca Psychrometer Chart


1) Pada sumbu Axis dibaca hasil Rumus Perbedaan Suhu Kering dan
Suhu Basah (ta tw).
2) Pada sumbu ordinat dibaca suhu basah.
3) Pertemuan sumbu Y dan X adalah Nilai Kelembaban Relatif
Ruangan.

2. Pengukuran Kecepatan Aliran Udara


a. Reservoar utama (bawah) dicelupkan dalam air panas, alcohol akan
memuai dan akan mengisi reservoir pembantu (bagian atas lebih kurang
setengahnya)
b. Reservoar utama di lap untuk mengeringkan airnya, kemudian dipaparkan
pada tempat yang diukur
c. Karena adanya pendingin maka alcohol akan menyusut dan turun melalui
pipa kapiler
d. Turunnya alcohol ini diamati, mulai garis tanda suhu (a) sampai dengan
garis suhu dibahwah (b) diukur waktunya dengan menggunakan stop
watch. Hasilnya disebut coolingtime (T)
e. Pengukuran dilakukan minimal 3 kali diambil waktu rata-ratanya
f. Cooling power (Daya pendingin = H) didapat dari hasil bagi antara factor
(F) dengan cooling time rata-rata (T). Untuk menentukan kecepatan gerak
udara dapat menggunakan rumus atau table
1) Kecepatan di bawah 1 m/det
2
H
0,20
Td
V =( )
0,40

Jika H/Td dibawah 0,6

2) Kecepatan diatas 1 m/det

2
H
0,13
Td
V =( )
0,40

Jika H/Td diatas 0,6

Keterangan

V = Kecepatan aliran udara

H = Daya pendingin

t = Suhu Ruang (oC)

F = Kata Faktor (323)

Tc = Waktu Pendingin
Td = 36,5 t (Normal)

46 t (Sedang)

53 t (Tinggi)

3. Pengukuran Kebisingan
a. Persiapan pengukuran
1) Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
2) Mengecek baterai pada Sound Level Meter
3) Mengkalibrasi SLM yang akan dipakai, caranya adalah sebagai
berikut:
a) Switch Function diatur pada posisi Cal (94,0)
b) Switch Range diletakkan pada posisi Cal
c) Lihat pada layar display apabila menunjukkan angka 94,0 maka alat
siap digunakan
d) Bila tidak menunjukkan angka 94,0 maka putar skrup Cal ke kiri
atau ke kanan yang terletak pada bagian sisi kanan alat sampai
menunjukkan angka 94,0
e) Alat siap digunakan

b. Rencana pengukuran
1) Tentukan lokasi pengukuran
2) Tentukan waktu pengukuran
3) Tentukan lama pengukuran

c. Pelaksanaan pengukuran
1) Mengecek baterai
2) Memegang alat dengan tangan pada ketinggian 1 1,2 meter atau
microphone yang terletak pada ujung alat sejajar dengan telinga
3) Menghidupkan SLM dengan memindahkan switch ON/OFF ke dB C
atau A (sesuai kebutuhan pengukuran)
4) Menstel respon F (fast) untuk jenis kebisingan continue dan S (slow)
untuk kebisingan fluktuatif
5) Mencatat angka yang muncul pada layar display setiap 5 detik terakhir
6) Mencatat pada formulir bis 1 (dalam bentuk tabel)
7) Pengukuran dilakukan selama 10 menit
8) Menghitung kebisingan dengan nilai Mean, Median dan Modus

E. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil
a. Pengukuran kualitas fisik udara dalam rumah dilaksanakan pada
Tempat: Jln. Prof Moh Yamin VII, Renon, Denpasar
Waktu : 16.00 WITA
Tanggal : 27 September 2016

b. Pengukuran Kelembaban

No Ta Tw Kelembaban
1 Titik 1 32 30 86%
2 Titik 2 32 30 86%
3 Titik 3 32 30 86%
Rata-rata 86%

c. Pengukuran Kecepatan Aliran Udara


Dik : t = 28oC
Tc1 = 45 detik
Tc2 = 32 detik

Tc3 = 41 detik

F = 323
Ditanya : V.?
Jawaban :
Tc 1+Tc 2+Tc 3
Tc rata-rata = 3 Td = 53-t

45+32+41
Tc rata-rata = 3 Td = 53-268

Tc rata-rata = 31 detik Td = 25

F
H=
Tc

323
H=
39

H=8,28

H 8,28
=
Td 25

H
=0,33 dibawah 0,6
Td
2
H
0,20
Td
V =( )
0,40
2
0,330,20
V =( 0,13 2 )
V =( 0,40)
0,40
V =(0,32)2
= 0,10

5dt
meni 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
t
56, 62,2 56, 61,3 62, 47,7 64, 53,3 62, 69,7 66, 52,4
1
0 7 3 4 9 8
45, 68,4 54, 53,6 53, 51,9 74, 68,7 59, 60,8 57, 65,3
2
6 7 6 6 0 9
59, 58,1 55, 54,8 70, 57,7 53, 54,8 64, 59,9 62, 54,2
3
1 2 6 1 4 5
53, 59,3 53, 74,5 56, 57,6 66, 57,2 54, 54,0 53, 54,1
4
3 0 7 0 4 8
53, 53,4 53, 56,2 53, 57,0 52, 56,0 53, 52,9 56, 53,9
5
7 6 0 8 6 3
61, 59,5 55, 56,6 60, 57,7 62, 66,0 67, 66,7 57, 64,0
6
8 1 8 0 0 6
56, 58,7 57, 55,9 55, 71,9 63, 64,3 66, 70,4 74, 85,6
7
4 4 6 8 7 7
66, 58,1 56, 71,3 71, 53,7 77, 72,8 62, 69,1 58, 60,1
8
9 3 6 6 0 5
54, 68,4 60, 67,3 55, 65,0 56, 62,2 73, 66,2 60, 68,5
9
3 5 9 7 1 0
60, 64,5 63, 60,8 57, 61,1 69, 73,1 58, 66,7 61, 78,9
10
7 9 2 8 6 3
d. Hasil Pengukuran Kebisingan

Uruta
Urutan Nilai Urutan Nilai n Nilai Urutan Nilai Urutan Nilai Urutan Ni
1 45.6 11 53.3 21 54 31 55.6 41 56.7 51 57
2 47.7 12 53.4 22 54.1 32 55.9 42 56.7 52 57
3 51.9 13 53.6 23 54.2 33 55.9 43 56.7 53 58
4 52.4 14 53.6 24 54.3 34 56 44 57 54 58
5 52.8 15 53.6 25 54.4 35 56 45 57.2 55 58
6 52.9 16 53.6 26 54.7 36 56.2 46 57.2 56 58
7 53 17 53.7 27 54.8 37 56.3 47 57.4 57 58
8 53 18 53.7 28 54.8 38 56.3 48 57.6 58 59
9 53.1 19 53.8 29 55.1 39 56.4 49 57.6 59 59
10 53.3 20 53.9 30 55.2 40 56.6 50 57.7 60 59

Uruta Uruta Uruta Uruta Uruta Uruta


n Nilai n Nilai n Nilai n Nilai n Nilai n Nilai
61 59.5 71 61.3 81 63.8 91 66 101 68.4 111 71.9
62 59.9 72 61.3 82 63.9 92 66.2 102 68.5 112 72.8
63 60 73 61.8 83 64 93 66.7 103 68.7 113 73.1
64 60.1 74 62 84 64.3 94 66.7 104 69.1 114 73.1
65 60.5 75 62 85 64.4 95 66.7 105 69.7 115 74.5
66 60.7 76 62.2 86 64.4 96 66.8 106 69.8 116 74.6
67 60.8 77 62.2 87 64.5 97 66.9 107 70.4 117 74.7
68 60.8 78 62.3 88 65 98 67 108 70.6 118 77.6
69 60.8 79 62.5 89 65.3 99 67.3 109 71.3 119 78.9
70 61.1 80 62.9 90 66 100 68.4 110 71.6 120 85.6

Keterangan : = Median

= Modus

x
a. Mean = n

7309,4
Mean = 120

Mean = 60,9 dB
1
b. Median = 2 {x(n/2) + x(n/2 + 1)}

1
Median = 2 (x 120/2) + x (120/2 + 1)

Median = x60 + x61


2
59,3+59,5
Median = 2

Median = 59,4 dB

c. Modus = 53,6 dB (muncul sebanyak 4 kali).

2. Pembahasan
a. Pengukuran Kelembaban
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran kelembaban udara di rumah
keluarga I Made Yuda yang dilakukan pada sore hari pukul 16.00 WITA dengan 3
titik pengukuran. Pengukuran kelembaban udara pada praktikum ini mengukur
kelembaban udara relative menggunakan alat psychrometer Assman dengan
menggunakan perhitungan selisih suhu thermometer kering dan basah
Dari praktikum yang kami lakukan didapatkan hasil kelembaban udara relative
di rumah keluarga I Made Yuda adalah sebesar 86%. Jika dibandingkan dengan
Keputusan Menteri Kesehatan No.1077/MENKES/PER/V/2001 Tentang
Pedeoman Penyehatan Udara Dalam Ruangan yaitu kelembaban udara di dalam
ruangan harus berkisar antara 40-60%, hasil pengukuran kelembaban udara
tersebut melebihi standar yang ditentukan. Tinggi rendahnya kelembaban udara di
suatu tempat sangat bergantung pada beberapa faktor berikut suhu, pergerakan
angin, tekanan udara, vegetasi, kuantitas dan kualitas penyinaran (Santoso, 2007).
Kondisi ruangan dengan jendela tertutup pada saat pengukuran menyebabkan
tidak adanya aliran udara dan intetitas cahaya yang cukup pada ruangan tersebut
hal itu yang menyebabkan tingginya kelembaban udara di ruangan Dampak yang
ditimbulkan bila kelembaban udara ruangan di atas 60 % yaitu mempercepat
perkembangbiakan organismE pathogen maupun organisme yang bersifat allergen
(Fitria, 2008). Untuk mengurangi kelembaban yang tinggi bisa dilakukan dengan
membuka jendela agar terjadi sirkulasi udara serta cahaya matahari masuk ke
dalam ruangan sehingga membantu proses penguapan uap air di udara dan adanya
pemanas ruangan (Aperos, 2015).

b. Pengukuran Kecepatan Aliran Udara


Pada praktikum kali ini dilakukan pengukuran kecepatan aliran udara di
rumah keluarga I Made Yuda yang dilakukan pada sore hari pukul 16.00 WITA.
Pengukuran dilakukan tiga kali pengukuran dengan Kata Thermometer. Cara kerja
Kata thermometer adalah reservoar utama (bawah) dicelupkan dalam air panas,
alcohol akan memuai dan akan mengisi reservoir pembantu (bagian atas lebih
kurang setengahnya). Reservoar utama di lap untuk mengeringkan airnya,
kemudian dipaparkan pada tempat yang diukur. Karena adanya pendingin maka
alcohol akan menyusut dan turun melalui pipa kapiler. Turunnya alcohol ini
diamati, mulai garis tanda suhu (a) sampai dengan garis suhu dibahwah (b) diukur
waktunya dengan menggunakan stop watch dan didapatkan cooling time (Tc).
Kemudian waktu pendinginan (Tc) yang diproleh dirata-ratakan dan dihitung
menggunakan rumus kecepatan udara. (Posmaningsih, 2016)
Dari praktikum yang kami lakukan didapatkan hasil untuk kecepatan aliran
udara di rumah keluarga I Made Yuda adalah sebesar 0,10 m/det. Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan No.1077/MENKES/PER/V/2001 Tentang
Pedeoman Penyehatan Udara Dalam Ruangan yaitu kecepatan aliran udara dalam
ruangan yang harus dipersyaratkan adalah antara 0,15 0,25 m/detik. Sesuai
dengan keputusan tersebut, hasil yang didapatkan belum memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan. Rendahnya hasil kecepatan aliran udara yang didapat
disebabkan karena ventilasi yang terdapat dalam ruangan dalam keadaan tertutup,
sehingga menyebabkan tidak adanya proses keluar masuknya udara dari maupun
ke luar ruangan. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi kecepatan angin
antara lain :
1. Letak tempat
Angin yang bertiup di daerah khatulistiwa bergerak lebih cepat daripada yang
bertiup di non daerah khatulistiwa.
2. Tinggi Lokasi
Semakin tinggi lokasinya semakin kencang pula angin yang bertiup. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat 18 laju udara. Di
permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya
memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya
gesekan ini semakin kecil.
3. Waktu
Angin bergerak lebih cepat pada siang hari daripada malam hari. (Pangestu,
2014)

Dampak yang ditimbulkan bila pertukaran udara tidak memenuhi syarat


menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1077/MENKES/PER/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam
Ruangan Rumah yaitu dapat menyebabkan suburnya pertumbuhan
mikroorganisme yang mengakibatkan gangguan terhadap kesehatan manusia.
Upaya penyehatan dapat dilakukan dengan mengatur pertukaran udara
(Permenkes Nomor 1077/MENKES/PER/V/2011) antara lain :
1. Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi, minimal 10 % luas lantai dengan
system ventilasi silang
2. Rumah ber AC (Air Conditioner) pemeliharaan AC dilakukan secara berkala
sesuai dengan buku petunjuk, serta harus melakukan pergantian udara dengan
membuka jendela minimal pada pagi hari secara rutin
3. Mengatur tata letak ruangan.

c. Pengukuran Kebisingan
Dari pengukuran kebisingan yang dilakukan di rumah keluarga I Made Yuda
dengan menggunakan alat Sound Level Meter didapatkan hasil sebagai berikut
mean sebesar 60,9 dB, median sebesar 59,4 dB, dan modus sebesar 53,6 dB. Nilai
yang digunakan untuk tingkat kebisingannya adalah mean yang didapat yaitu 60,9
dB. Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-
48/MENLH/II/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan, tingkat kebisingan untuk
kawasan perumahan adalah 55 dB. Jika dbandingkan dengan hasil mean yang
didapat, tingkat kebisingan di rumah keluarga I Made Yuda melebihi nilai ambang
batas tingkat kebisingan di kawasan perumahan. Kebisingan di area pengukuran
dipengaruhi oleh kegiatan pertukangan yaitu pembuatan garasi.
Kebisingan yang melebihi baku mutu dapat menyebabkan terjadinya stress,
berakibat kelainan pada system pendengaran serta menurunkan dalam
kemampuan berkomunikasi, dan dalam pemaparan dalam jangka waktu yang lama
dapat menimbulkan penyakit psikomatik seperti gastritis, penyakit jantung
coroner dll. Pengendalian kebisingan dapat dilakukan dengan pengendalian teknik
di sumber suara, pengendalian administrative untuk mengurangi efek kebisingan
dan pemakaian alat pelindung diri (Sihole, 2008).

F. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu
a. Alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban udara, kebisingan
dan kecepatan aliran udara, secara berurut yaitu psycrometer assman,
kata thermometer dan Sound Level Meter (SLM) RION tipe NA-24.
b. Hasil yang diperoleh dari pengukuran kelembaban udara di rumah
keluarga I Made Yuda yaitu 86%, pengukuran kecepatan aliran udara
diperoleh hasil yaitu 0,10 m/detik dan pengukuran kebisingan
diperoleh hasil yaitu 60,9 dB.
c. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1077/MENKES/PER/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara
Dalam Ruangan Rumah, kelembaban dan kecepatan aliran udara di
rumah keluarga I Made Yuda belum memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor: Kep-48/MENLH/II/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan, tingkat
kebisingan di rumah keluarga I Made Yuda melebihi niali ambang batas yang
telah ditetapkan.
2. Saran
a. Alat yang akan digunakan dalam pengukuran sebaiknya dikalibrasi
terlebih dahulu sebelum digunakan
b. Lebih cermat dalam pertimbangan terkait factor-faktor yang
mempengaruhi hasil pengukuran.
G. Daftar Pustaka

Aperos, MI. 2015. Tekanan Panas. Available : http://repository.usu.ac.id


/bitstream/123456789/51480/Chapter%20II.pdf
Fitra, Laila.dkk. 2008. Kualitas Udara Dalam Ruangan Perpustakaan Universitas
X Ditinjau Dari Kualitas Biologi, Fisika dan Kimia. Kumpulan
Jurnal Ilmiah Bahasa Indonesia Online Vol 12 No.2. (online) Available :
http//journal.ui.ac.id

Menteri Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1077/MENKES/PER/V/2011. Tentang : Pedoman Penyehatan Udara
Dalam Ruang Rumah.

Menteri Lingkungan Hidup. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor:


Kep-48/MENLH/II/1996. Tentang: Baku Tingkat Kebisingan

Pangestu, 2014. Tinjauan Pustaka. (online) Available: http://eprints.undip


.ac.id/45586/3/BAB_II.pdf

Posmaningsih. 2016. Modul Praktikum Mata Kuliah Penyehatan Udara

Santoso. 2007. Kolerasi. (online) Available: http://wikipedia.com

Sihole, Apriyanti. 2008. Hubungan Kebisingan Terhadap Stres Pada Pekerja


Bagian Produksi PT. Hadi Baru Medan Tahun 2008. Skripsi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Available at :
http://repository.usu.ac.id.

Sinta, Dwi. Dkk. 2013. Pengukuran Fisik Udara (Indoor). (online)


Available:http://ikma10fkmua.files.wordpress.com/2013/05/kelompok-
1.pdf

Denpasar, 5 Januari 2016

Menyetujui
Pembimbing Praktikum Praktikan
Dewa Ayu Agustini Posmaningsih, S.KM.,M.Kes. Gede Yudi Antara
NIP.197608211998032001 NIM : P07133214025

You might also like