You are on page 1of 4

A.

IDENTITAS JURNAL

1. Judul Jurnal

PENGARUH ANTICIPATORY GUIDANCE TERHADAP PRAKTIK ORANG TUA


DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN (TODDLER)

2. Nama Jurnal
Jurnal Keperawatan
3. Penulis
Addina Nur Hidayati, Ery Khusnal, dan Yuni Purwati

B. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan
yang saat ini terjadi di Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan
bangsa, sebab anak adalah sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki kemampuan
yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan
tersebut, masalah kesehatan anak diprioritaskan dalam perencanaan atau penataan
pembangunan bangsa (Kompas, 2006). Anticipatory guidance merupakan petunjuk-
petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat bertumbuh dan
berkembang secara normal. Dengan demikian, dalam upaya untuk memberikan bimbingan
dan arahan pada masalahmasalah yang kemungkinan timbul pada setiap fase pertumbuhan
dan perkembangan anak, ada petunjuk yang perlu dipahami oleh orang tua. Orang tua
dapat membantu untuk mengatasi masalah anak pada setiap fase pertumbuhan dan
perkembanganya dengan cara yang benar dan wajar (Nursalam, 2005). Berdasarkan hasil
dari studi pendahuluan tersebut peneliti ingin mengetahui pengaruh anticipatory guidance
terhadap praktik orang tua dalam toilet training pada toddler.

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode pre-experimental design dengan rancangan Pre-


Test and Post-Test Group Design, di dalam design ini observasi dilakukan selama dua kali
yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen (Arikunto, 2013). Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 50 orang tua yang memiliki anak usia toddler di Dusun Ngabean
Kulon Sinduharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta. Metode sampling yang digunakan adalah
purposive sampling dengan kriteria sampel bersedia menjadi responden, sehat jasmani dan
rohani, dapat membaca dan menulis, mempunyai fasilitas pispot dan toilet, tinggal
serumah dengan anak, orang tua menganggap penting toilet training, belum pernah
mendapatkan latihan toilet training oleh petugas kesehatan, mempunyai anak yang telah
siap fisik, mental, dan psikologis. Besar sampel yang digunakan adalah 34 (68%) orang
tua yang memiliki anak usia toddler. Instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini dengan menggunkan kuesioner dengan jumlah 27 item pertanyaan. Sebelum
uji statistik terlebih dahulu dilakukan uji normalitas rumus Uji Shapiro-Wilk. Bila data
terdistribusi normal dilakukan analisis statistik parametris dengan rumus paired t-test
(Dahlan, 2009).

D. SAMPEL

Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria sampel
bersedia menjadi responden, sehat jasmani dan rohani, dapat membaca dan menulis,
mempunyai fasilitas pispot dan toilet, tinggal serumah dengan anak, orang tua
menganggap penting toilet training, belum pernah mendapatkan latihan toilet training oleh
petugas kesehatan, mempunyai anak yang telah siap fisik, mental, dan psikologis. Besar
sampel yang digunakan adalah 34 (68%) orang tua yang memiliki anak usia toddler.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunkan kuesioner
dengan jumlah 27 item pertanyaan. Sebelum uji statistik terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas rumus Uji Shapiro-Wilk. Bila data terdistribusi normal dilakukan analisis
statistik parametris dengan rumus paired t-test (Dahlan, 2009).

E. HASIL

Hasil penelitian yang diperoleh pada saat post-test tidak ada responden dalam kategori
kurang. Hal ini disebabkan bisa karena tingkat pendidikan, menurut Notoatmodjo (2007),
setelah adanya stimulus yaitu informasi, perubahan praktik terjadi karena adanya
kesadaran dari dalam diri individu. Tahapan perubahan dimulai dari kesadaran diri
kemudian muncul suatu sikap tertentu. Setelah terbentuk suatu sikap tentang toilet
training, wujud nyata dari kesadaran dan sikap adalah suatu perilaku yang bisa dilihat oleh
manusia. Sehingga ketika hanya ada sedikit kesadaran dari individu, maka perubahan
praktik yang terjadi belum masuk dalam kategori baik. Peran kader kesehatan di Dusun
Ngabean Kulon Sinduharjo Ngaglik Sleman merupakan hal penting untuk meningkatkan
status kesehatan ibu dan balita. Selama ini, kader bekerjasama dengan puskesmas
memonitor dan menstimulasi status gizi ibu hamil dan balita serta memonitor
pertumbuhan. Namun, kader posyandu belum pernah melakukan stimulasi dan monitoring
dengan tugas perkembangan balita khususnya anak toddler tentang toilet training.

F. PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 2 minggu mulai tanggal 03 Januari-19
Januari 2015. Responden diberi penjelasan maksud dan tujuan terlebih dahulu setelah itu
diberikan lembar informed consent sebagai persetujuan sebagai responden selama penelitian.
Sebelum dilakukan anticipatory guidance dilakukan pre-test dengan memberikan kuesioner
berjumlah 27 item pertanyaan tentang praktik toilet training. Pemateri mengawali dengan
pertanyaan-pertanyaan seputar toilet training, setelah itu peneliti memberikan materi tentang
anticipatory guidance terhadap praktik orang tua dalam toilet training pada anak usia toddler
dilanjut dengan demonstrasi kepada anak dengan menggunakan alat buku cerita bergambar
tentang toilet training dan dipraktikkan secara langsung oleh seorang anak dari responden.
Selesai materi diberikan kemudian orang tua bertanya kepada peneliti dan peneliti menjawab.
Kemudian responden diberikan leaflet sebagai bahan belajar di rumah. Setelah diberikan
materi anticipatory guidance responden mulai mengerti dan mempraktikkanya
kepada anak tentang toilet training. Dibuktikan setelah 2 minggu peneliti door to door untuk
melakukan post-test dengan mengisi kuesioner yang sama. Berdasarkan tabel 4, praktik toilet
training sebelum dilakukan anticipatory guidance yaitu terdapat 3 (8,8%) responden yang
memiliki praktik baik dan 22 responden (64,7%) yang memiliki praktik kurang. Hal ini
menunjukkan sebagian besar memiliki praktik yang kurang karena sebelumnya responden
belum pernah mendapatkan informasi tentang toilet training dari petugas kesehatan,
sedangkan praktik orang tua setelah dilakukan anticipatory guidance rentang waktu 2
minggu, tidak ada yang memiliki praktik toilet training kurang (0%), terdapat 16 responden
(47,1%) yang memiliki praktik cukup dan 18 responden (52,9%) memiliki praktik toilet
training baik. Hasil tersebut, dapat diketahui terdapat perubahan yang signifikan dari praktik
pre-test dan post-test. Angka tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat peningkatan
yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Kusumaningrum (2011), orang tua yang selalu mengajarkan toilet training kepada
anak tingkat keberhasilannya semakin tinggi dibandingkan dengan orang tua yang tak pernah
menemani atau mengajarkannya dan disebabklan oleh beberapa faktor yaitu pendidikan,
pengetahuan, pengalaman orang tua ataupun informasi yang didapatkan. Praktik orang tua
dalam toilet training pada anak usia toddler bisa dikatakan dalam kategori baik. Hal tersebut
karena praktik orang tua dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pendidikan.
Orang tua berpendidikan SMA sebanyak 19 orang tua (55,9%), sedangkan paling sedikit
yaitu orang tua dengan pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 7 orang tua (20,6%). Sejalan
dengan penelitian yang telah dilakukan Paryanti (2013), tingkat pendidikan berpengaruh
pada tingkat pemahaman seseorang. Pendidikan semakin tinggi pemahaman dan daya
ingat akan semakin baik.
G. IMPLIKASI KEPERAWATAN
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebuah implementasi keperawatan dalam
menunjang kompetensi keperawatan dalam bidang keperawatan anak.selain itu memotivasi
perawat dalam memberikan tindakan nursing kepada anak dan juga mengedukasi kemampuan
anak .

H. KELEBIHAN
Jurnal ini secara sistematis sudah sesuai dan komplit serta penjabarannya sudah
lengkap.jurnal ini sudah menjabarkan quasioner observasi yang digunakan oleh peneliti
dalam mendapatkan data.
I. KEKURANGAN
Pada jurnal ini tidak menjabrkan tentang cecklist observasi yang digunakan oleh
peneliti dalam mendapatkan data.

J. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa nilai
pre-test praktik orang tua dalam toilet training sebagian besar dalam kategori buruk yaitu
64,7%. Nilai post-test praktik orang tua dalam toilet training sebagian besar dalam
kategori baik yaitu 52,9%. Ada pengaruh anticipatory guidance terhadap praktik orang tua
dalam toilet training pada anak usia toddler di Dusun Ngabean Kulon Sinduharjo Ngaglik
Sleman Yogyakarta.

You might also like