You are on page 1of 98

BAB I

HELMINTOLOGI
PENDAHULUAN

fJelmintologi adalah ilmu yang mem- hidup di rongga usus dan nematoda jaringan
I lRelajari parasit berupa cacing. yang hidup dijaringan berbagai alat tubuh.
Berdasarkan taksonomi, helmin dibagi Cacing dewasa yang termasuk platy-
menjadi: helminthes mempunyai badan pipih, tidak
1. Nemathelminthes (cacing gilik; nema mempunyai rongga badan dan biasanya
: benang) bersifat hermafrodit.
2. Platyhelminthes (cacing pipih). Platyhekninthes dibagi menjadi Kelas
Tiematoda (cacing daun) dan Kelas Cestoda
Stadium dewasa cacing yang ter- (cacing prta). Cacing trematoda berbentuk
masuk Nemathelminthes (Kelas Nematoda)
daun, badannya tidak bersegmen, mem-
berbentuk bulat memanjang dan pada
potongan tranSversal tampak rongga badan punyai alat pencernaan. Cacing cestoda
dan alat-alat. Cacing tersebut mempunyai mempunyai badan berbentukpita dan terdiri
alat kelamin terpisah. atas skoleks, leher dan badan (strobila)
Dalam Parasitologi Kedokteran nerna- bersegmen (proglotid). Makanan diserap
toda dibagi menjadi nematoda usus yang melalui kulit (kutikulum) badan.
Paras i to I ogi Ke d o kte ran

NEMATODA

\pmatoda mempunyai j"nrlah spesies ada pula yang tertelan atau masuk melalur
I \ terbanyak di arfiara cacing-cacing gigitan vektor.
yang hidup sebagai parasit. Cacing tersebut
berbeda-beda dalam habitat, daur hidup
dan hubungan hospes-parasit (host- Nematoda Usus
paras ite relations hip).
Manusia merupakan hospes beberapa
nematoda usus. Sebagian besar nematoda
Morfologi dan Daur Hidup tersebut menyebabkan masalah kesehatan
Besar dan panjang cacing Nematoda masyarakat di Indonesia.
beragam; ada yang panj angnya beberapa Di antara nematoda usus terdapat
sejumlah spesies yang ditularkan melalui
milimeter, ada pula yang melebihi satu
tanah disebut soil transmitted helminths.
meter. Nematoda mempunyai kepala,
Cacing yang terpenting bagi manusia ada-
ekor, dinding, rongga badan dan alat-alat
Iah Ascaris lumbricoides, Necator ameri-
lain yang agak lengkap.
canus, Ancylostoma duodenale, TTichuris
Sistem pencemaan, ekskresi dan repro-
trichiura, Strongtloides stercoralis dan
duksi biasanya terpisah. Pada umumnya
beberapa spesies TTichostrongtlzs. Nema-
cacing bertelur, tetapi ada jugayangvivipar
toda usus lainnya yang penting bagi
dan yang berkembang biak secara parteno-
manusia adalah Oxyuris vermicularls dan
genesis. Cacing dewasa tidak bertambah
Trichinella spiralis.
banyak di dalam badan manusia. Seekor
cacing betina dapat mengeluarkan telur
atat lawa sebanyak 20 sampai 200.000 Ascaris lumbricoides,
butir sehari. Telur ataularva tersebut di-
keluarkan dari badan hospes dengan tinja.
Larv a biasanya mengalami pertumbuhan Hospes dan Nama Penyakit
diikuti pergantian kulit. Bentuk infektif Manusia merupakan satu-satunya
dapat memasuki badan manusia dengan hospes Ascaris lumbricoides. Penyakit
berbagai cara. Adayang masuk secara aktif, yang disebabkannya disebut askariasis.
cacino dewasa
dalam-usus halus

melalui siklus
paru

@
telur dibuahi
@
"decorticated"
@
telur infektif/ telur tidak
telur matang dibuahi

Gambar 1. Daur hidup lscaris lumbricoides (cacing getang)


8 Paras i to I ogi Ked okteran

Distribusi Geografik . Gangguan karena larva biasanya ter-


Parasit ini ditemukan kosmopolit. jadi pada saat berada di paru. Pada orang
Survei yang dilakukan di beberapa tempat yang rentan terjadi perdarahan kecil di
di Indonesia menunjukkan bahwa preva- dinding alveolus dan timbul gangguan
lensi A.lumbricoides masih cukup tittggi, pada paru yang disertai batuk, demam
sekitar 60-90%. dan eosinofilia. Pada foto toraks tampak
infiltrat yang menghilang dalam waktu 3
Morfologi dan Daur Hidup minggu. Keadaan tersebut disebut sindrom
Cacing jantan berukuran lebih kecil Loeffier. Gangguan yang disebabkan
dari cacing betina. Stadium dewasa hidup cacing dewasa biasanya ringan. Kadang-
di rongga usus kecil. Seekor cacing betina kadang penderita mengalami gangguan
dapat bertelur sebanyak 100.000-200.000 usus ringan seperti mual, nafsu makan
butir sehari; terdiri atas telur yang dibuahi berkurang, diare atau konstipasi.
dan yang tidak dibuahi (Tabel 1). Pada infeksi berat, terutama pada
Dalam lingkungan yang sesuai, telur anak dapat terjadi malabsorbsi sehingga
yang dibuahi berkembang menjadi bentuk memperberat keadaan malnutrisi dan pe-
infektif dalam waklu kurang lebih 3 minggu. mrrunan status kognitifpada anak sekolah
B entuk infektifters ebutbilatertelanmanusia,
dasar. Efek yang serius terjadi bila cacing
menetas di usus halus. Lawanyamenembus
menggumpal dalam usus sehingga terjadi
dinding usus halus menujupembuluh darah
obstruksi usus (ileus). Pada keadaan ter-
atau sahnan limfe, lalu dialirkan ke jantung;
tentu cacing dewasa mengembara ke
kemudian mengikuti aliran darah ke paru.
saluran empedu, apendiks, atau ke bronkus
Larva di paru menernbus dinding pernbuluh
dan menimbulkan keadaan gawat darurat
darah,lalu dinding alveolus, masuk rongga
sehingga kadang-kadang perlu tindakan
alveolus, kemudian naik ke trakea melalui
bronkiolus dan bronkus. Dari trakea larva operatif.
menuju faring, sehingga menimbulkanrang-
Tabel l. Karakteristik Ascaris lumbricoides I
sangan pada faring. Penderita batuk karena
rangsangan tersebut danlawa akan tertelan Karakteristik
ke dalam esofagus, lalu menuju ke usus - Ukuran cacng dewasa
Jantan - Panjang 15 - 30 cm,
halus. Di usus halus larva berubah menjadi
lebar 0,2 - 0,4 cm
cacing dewasa. Sejak telur matang tertelan Betina - Panjang 20 - 35 cm,
sampai cacing dewasa bertelur diperlukan " lebar 0,3 - 0,6 cm

waktu kurang lebth2-3 bulan (Gambar 1). - Umur cacing dewasa - 1 2 tahun
- Lokasi cacing dewasa - Usus halus

- Ukuran telur - Panjang 60 - 70 pm,


Patologi dan Gejala Klinis lebar 40 - 50 pm

Gejala yang timbul pada penderita - Jumlah telur/cacing + 200 000 telur
dapat disebabkan oleh cacing dewasa dan betina,/hari

larva.
Bab I. Helmintoloei g

Diagnosis Epidemiologi

Cara menegakkan diagnosis penyakit Di Indonesia prevalensi askariasis


adalah dengan pemeriksaan tinja secara tinggi, terutama pada anak. Frekuensinya
langsung. Adanya telur dalam tinja me- 60-90%. Kurangnya pemakaian jamban
mastikan diagnosis askariasis. Selain itu keluarga menimbulkan pencemaran tanah
diagnosis dapat dibuat bila cacing dewasa dengan tinja di sekitar halaman rumah,
kehrar sendiri baikmelalui mulut atauhidung di bawah pohon, di tempat mencuci dan
karena muntah maupun melalui tinja. di tempatpembuangan sampah. Di negara-
negara tertentu terdapat kebiasaan me-
makai tinja sebagai pupuk.
Pengobatan
Tanah liat, kelembaban tinggi dan
Pengobatan dapat dilakukan secara suhu 25'-30"C merupakan kondisi yang
perorangan atau secara masal. Untuk per- sangat baik untuk berkembangnya telur
ofttngan dapat digrnakan bermacam-micam A. I um b r i c o i d e s menjadi bentuk infektif.
obat misalnya piperasin, pirantel pamoat
10 mglkg berat badan, dosis tunggal
mebendazol 500 mg alalu albendazol 400 mg. Toxocaru canis dzn Tbxocara cati
Oksantel-pirantel pamoat adalah obat
yang dapat digunakan untuk infeksi Hospes dan Nama Penyakit
cirmpuirn A. lumbricoides dan T. trichiura, Toxocqra canis drterntkan pada anjing.
Untuk pengobatan masal perlu beberapa Toxocara cati ditemukan pada kucing.
syarat, yaitu: Belum pernah ditemukan infeksi campuran
- obat mudah diterima masyarakat pada satu macam hospes. Kadang-kadang
- aturan pemakaian sederhana cacing ini dapat hidup pada manusia sebagai
parasit yang mengemban (erratic parasite)
- mempunyai efek samping yang minim
dan menyebabkan penyakit yang disebut
- bersifat polivalen, sehingga berkhasiat
visceral larva migrans.
terhadap beberapa jenis cacing
- harganya murah.
Distribusi Geografik
Pengobatan masal dilakukan oleh peme- Cacing tersebar secara kosmopolit;
rintah pada anak sekolah dasar dengan pem- juga ditemukan di Indonesia. Di Jakarta
berian albendazol400 mg 2kali setahun. prevalensi pada anjing 38,3Yo dan pada
kucng260/o.
Prognosis
Morfologi
Pada umumnya askariasis
prognosis baik. Tianpa pengobatan, penyakit Toxocara canis jantan mempunyai
dapat sernbuh sendiri dalam waktu 1,5 ukuran panjang 3,6 - 8,5 cm sedangkan
tahun. Dengan pengobatan, angka kesem- yang betina 5,7 - 10,0 cm, Tbxocara cati
buhan 70 - 99%. jantan 2,5-7,8 cm, yang betina 2,5-14,0 cm.
10 Parxitologi Kedokteran

Bentulflrya menyerupai Ascaris lumbri- Kematian Iawa menstimulasi respons


coides muda. Pada Tbxocara canis terdapat imw immediate-type hypersensitivity yang
sayap servikal yang berbentuk seperti lanset, menimbulkan penyakit visceral larva
sedangkan pada Tbxocara cati bentuk migrans (VLM), dengan gejala demam,
sayap lebih lebar, sehingga kepalanya me- pembesaran hati dan limpa, gejala saluran
nyerupai kepala ular kobra. Bentuk ekor ke- napas bawah seperti bronkhospasme (mirip,
dua qpesies hampir sama; yang jantan ekomya hipergammaglobulinemia IgM, IgG dan
berbentuk seperti tangan dengan jari yang IgE). Kelainan pada otak menyebabkan
sedang menunjuk (digitiftrm), sedangkan kejang, gejala neuropsikiatrik atau ense-
yang betina ekomya bulat meruncing. falopati. Berat ringannya gejala klinis
dipengaruhi oleh jumlah larva dan umur
Siklus Hidup penderita.2 Umumnya penderita VLM
Telur yang keluar bersama tinja anjing adalah anak usia di bawah 5 tahun karena
atau kucing akan berkembang menjadi mereka banyak bermain di tanah atau
telur infektif di tanah yang cocok. Hospes kebiasaan memakan tanah (geofagia atau
definitif dapat tertular baik dengan menelan pica) yang terkontaminasi tinja anjing
telur infektif atau.dengan memakan hospes atau kucing.2,3 VLM dapat juga disebabkan
paratenik yang tinggal di tanah seperti oleh larva Nematoda lain.
cacing tanah, semut.l Penularan lawapada Kelainan karena mlgrasi larva pada
anak anjing atau kucing dapat terjadi secara retina mata disebut occular larva migrans
transplasental dari induk anjing yang ter- (OLM) biasanya unilateral dapat berupa
infeksit,2 atau melalui air susu dari induk penurunan penglihatan yang dapat disertai
kucing terinfeksi.2 Telur tertelan manusia strabismus pada anak, invasi retina disertai
(hospes paratenik) kemudian larva me- pembentukan granuloma yang dapat me-
nembus dinding usus dan ikut dalam per- nyebabkan terlepasnya retina, endofthal-
edaran darah menuju organ tubuh (hati, mitis dan glaukoma hingga kebutaan.2
jantung, paru, otak dan mata). Di dalam
Diagnosis
orang larva tersebut tidak mengalami
Diagnosis pasti VLM dengan mene-
perkembangan lebih lanjut.
mukan lawa atau potongan larva dalam
jaringan sukar ditegakkan. Diagnosis
Patologi dan Gejala Klinis
serologi melalui deteksi antibodi IgG ter-
Pada manusia larva cacing tidak men- hadap antigen ekskretori-sekretori larva
jadi dewasa dan mengembara di alat- T. canis disertai eosinofilia (>2000 sel/
alat dalam. Kelainan yang timbul karena mm3), atau peningkatan total IgE (>500
migrasi larva dapat berupa perdarahan, IU/ml)3 dapat membantu menegakkan
nekrosis, dan peradangan yang didominasi diagnosis. Pada penderita OLM, imuno-
oleh eosinofil. Larva dapat terbungkus diagnosis kurang sensitif walaupun titer
dalam granuloma kemudian dihancurkan IgG yang lebih tinggi ditemukan pada
atau tetap hidup selama bertahun-tahun. cairan akueus atau vitreus.3
Teknik pencitraan seperti USG, CT kucing peliharaan secara sembarangan ter-
Scan dan MRI dapat digunakan untuk men- utama di tempat bermain anak-anak, dan
deteksi lesi granulomatosa yang berisi kebun sa)ruran. Hewan yang terinfeksi
lawa Toxocara.j diobati dengan mebendazol atau iver-
mectin.rAnak anjing atau kucing secara
Pengobatan
rutin diobati mulai usia 2-3 minggu, setiap
Albendazol 400 mg dengan dosis dua minggu hingga berusia I tahun. Anjing
dua kali perhari selama 5 hari dapat atau kucing dewasa diobati setiap 6 bulan.3
menyembuhkan penderita VLM. Reaksi
Pada manusia, pencegahan dilakukan
alergi dapat diatasi dengan pemberian korti-
dengan pengawasan terhadap anak yang
kosteroid. Pada penderita OLM dilakukan
mempunyai kebiasaan makan tanah, pe-
operasi vitrektomi, pengobatan dengan
ningkatan kebersihan pribadi seperti men-
anthelmintik, dan kortikosteroid.2
cuci tangan sebelum makan, tidak makan
daging yang kurang matang dan mem-
Pengendalian
bersihkan dengan seksama sayur lalapan.
Pengendalian infeksi dilahkan dengan
mencegah pembuangan tinja anjing atau

t NttBr{sl lar. a Le brrbasri o.gr" -*l


dimana perkcmbengan lana
r ,ns u1trq
dAr,m ft*-M ?t"tt>l I
h,ru,V"*4.C-L'-__)
*3-

J, )n-S$
t # - P8d, rtrjing hamil
lin{. mertebsbftrn:
a mntnlui
rsrjrdi rakriv'si
4-**-*li;"i:lHi.fifrlrdmmrsuilrrjrdift
infekri $u! ped! indrk ilelilln
- infL.i pade irnio melalui plaqrla drn airsu\u

.b"tF-ffi
''ff
.

/t;tffi |
# r--"or'-

ala'"'u"-errt',i{r
===re>"
I

<_Ag \ai,ne- ininsn


t
ff.*ffi-llur
dikeluarkar drlrn tinie

Gambar 2. Siklus Hidup Tbxocsra


12 Paras i tol ogi Ked okteran

Cacing'tumbang pada mukosa dinding usus. Cacing betina


(hookworm) N.americanus tiap hari mengeluarkan telur
5000-10000 butir, sedangkan A.duodenale
Ada beberapa spesies cacing tambang kira-kira 10.000-25000 butir.l Cacing betina
yang penting, diantaranya: berukuran panjang + 1 cm, cacing jantan
Necator americanus - manusia + 0,8 cm. Bentuk badan N.americanus
Ancylostoma duodenale - manusia
biasanya menyerupai huruf S, sedangkan
Ancylostoma braziliense - kucing, anjing
A.duodenale menyerupai huruf C. Rongga
Ancylostoma ceylanicum - anjtng, kucing
Ancylostoma caninum - anjing, kucing mulut kedua jenis cacing ini besar. N.ame-
ricanus mempunyai benda kitin, sedangkan
Necator umericanus dan Ancylostoma A.duodenale ada dua pasang gigi. Cacing
duodenale jantan mempunyai bursa kopulatriks.
Telur dikeluarkan dengan tinja dan
Sejarah
setelah menetas dalam waktu 1-1,5 hari,
Kedua parasit ini diberi nama "cacing keluarlah larva rabditiform. Dalam waktu
tambang" karena pada zaman dahulu cacing t 3 hari larva rabditiform tumbuh menjadi
ini ditemukan di Eropa pada pekerja per- larva filariform, yang dapat menembus
tambangan yang belum mempunyai fasi- kulit dan dapat hidup selama 7-8 minggu
litas sanitasi yang memadai. di tanah.
Telur cacing tambang yang besamya
Hospes dan Nama Penyakit
+ 60 x 40 mikron, berbentuk bujur dan
Hospes parasit ini adalah manusia; mempunyai dinding tipis. Di dalamnya
cacing ini menyebabkan nekatoriasis dan terdapat beberapa sel. Larva rabditiform
ankilostomiasis.
panjangnya !250 mikron, sedangkan larva
filariform panjangnya + 600 mikron
Distribusi Geografik
(Tabel 2).
Penyebaran cacing ini di seluruh
Daur hidupnya sebagai berikut:
daerah khatulistiwa dan di tempat lain
Telur -+ larva rabditiform -_> larva filari-
dengan keadaan yang sesuai, misalnya
form + menembus kulit -+ kapiler darah
di daerah pertambangan dan perkebunan.
Prevalensi di lndonesia tinggi, terutama -+ jantung kanan -) paru -+ bronkus -+
di daerahpedesaan sekitar 40%o. trakea -+ laring -) usus halus (Gambar 3)
Infeksi terjadi bila larva filariform
Morfologi dan Daur Hidup menembus kulit. Infeksi A.duodenale
Cacing dewasa hidup di rongga usus juga dapat terjadi dengan menelan larva
halus, dengan mulut yang besar melekat filariform.
Bab l. Helnintologi 13

Tabel 2. Karakteristik Cacing Tambang a

Karakteristik Ancylostoma duodenale Necator americanus


- Ukuran cacmg dewasa
Jantan 0,8-1,1 cm 0,7-0,9 cm
Betina 1,0-1,3 cm 0,9-1,1 cm
- Umur cacing dewasa I tahun 3-5 tahun
- Lokasi cacing dewasa Usus halus Usus halus
- Masa prepaten 53 hari 49-56hari
- Jumlah telur / cacing betina / hari t0 000 - 25 000 5 000 -10 000
- Rute infeksi Oral, perkutan Perkutan

Patologi dan Gejala Klinis Diagnosis


Gejala nekatoriasis dan ankilostomiasis Diagnosis ditegakkan dengan me-
1. Stadium Iarva: nemukan telur dalam tinja segar. Dalam
Bila banyak larva filariform sekaligus tinja yang lama mungkin ditemukan larva.
menembus kulit, maka tedadi perubahan Untuk membedakan spesies N.americanus
kulit yang disebut ground itch, Per- dan A.duodenale dapat dilakukan biakan
ubahan pada paru biasanya ringan. In- misalnya dengan car a Haruda-Mori.
feksi larva filaiformA. duodenale secara
oral menyebabkan penyakit wakana Pengobatan
dengan gejala mual, muntah, iritasi
faring, batuk, sakit leher, dan serak.s Pirantel pamoat 10 mglkg berat badan
memberikan hasil cukup baik, bilamana
2. Stadium dewasa
digunakan beberapa hari berturut-turut.
Gejala tergantung pada (a) spesies
dan jumlah cacing dan (b) keadaan
gizi penderita Ge dan protein). Tiap Epidemiologi
cacing N. am eri c anu s menyebabkan ke -
Insidens tinggi ditemukan pada pen-
hilangan darah sebanyak 0,005 - 0,1
cc sehari, sedangkan A.duodenale duduk di Indonesia, terutama di daerah pe-
0,08-0,34 cc. Pada infeksi kronik atau desaan, diperkebunan. Seringkali
infeksi berat terjadi anemia hipokrom pekerja perkebunan yang langsung ber-
milrositer. Di samping itu juga terdapat hubungan dengan tanah mendapat infeksi
eosinofilia. Cacing tambang biasanya leblh dai70%o.
tidak menyebabkan kematian, tetapi Kebiasaan defekasi di tanah dan pe-
daya tahan berkurang dan prestasi makaian tinja sebagai pupuk kebun (di
kerja turun. berbagai daerah tertentu) penting dalam
14 ParasitologiKedokteran

telur keluar bersama


tinja
f

terbentuk larva filariform


@
setelah 1 minggu ditanah I

Gambar 3. Daur hidtp Necator americanus


penyebaran infeksi. Tanah yang baik untuk Patologi dan Gejala Klinis
pertumbuhan larva ialah tanah gembur
Pada manusia, larva tidak menjadi
(pasir, humus) dengan suhu optimum
dewasa dan menyebabkan kelainan kulit
untuk N.americanus 28'-32"C, sedangkan
yang disebut creeping eruption, creeping
nntuk A.duodenale lebih rendah (23,-
25"C). Pada umumny a A. duo denal e leblh disease atau cutaneous larva migrans.
kuat. Untuk menghindari infeksi, antara Creeping eruption adalah dermatitis
lain dengan memakai sandal atau sepatu. dengan gambaran khas berupa kelainan
intrakutan serpiginosa, yang antara lain
disebabkan Ancylostoma braziliense dan
A n cy tro sto ma b ranzi lie nse dan Ancylostoma caninum. Pada tempat larva
Ancylostoma caninum filariform menembus kulit terjadi papel
keras, merah dan gatal. Dalam beberapa
Hospes dan Nama Penyakit hari tflbentuk terowongan intakutan sempiq
Kucing dan anjing merupakan hospes yang tampak sebagai garis merah, sedikit
definitif. Cacing ini menyebabkan creeping menimbul, gatal sekali dan bertambah
eruption pada manusia panjang sesuai gerakan larva di dalam kulit.
Sepanjang garis yang berkelok-kelok,
terdapat vesikel kecil dan dapat terjadi
Distribusi Geografik
infeksi sekunder karena kulit digaruk.
Kedua parasit ini ditemukan di daerah Di Jakarta pernah dipelajari 46 kasus
tropik dan subtropik; juga ditemukan di creeping eruption yang terdiri atas orang
Indonesia. dewasa dan anak. Kelainan kulit terutama
Pemeriksaan di Jakarta menunjukkan ditemukan pada kaki penderita dan juga
bahwa pada sejumlah kucing ditemukan pada lengan bawah, punggung danbokong.
72o/o A.braziliense, sedangkan pada se-
jumlah anjing terdapat lSoh A.braziliense Diagnosis
dan 680/o A.caninum.
Diagnosis creeping eruption ditegak-
kan dengan gambaran klinis yang khas
Morfologi pada kulit dan biopsi.

A. brazilien^re mempunyai dua pasang


Pengobatan
gigi yang tidak sama besarnya. Panjang
cacing jantan 4,7-6,3 mm dan cacing 6,1 Pengobatan dilakukan dengan sem-
- 8,4 mm. protan kloretil dan Albendazol400 mg
A.caninum mempunyai tiga pasang selama 3 hari berturut-turut. Pada anak
gigi; panjang cacing jantan 10 mm dan di bawah 2 tahtsn albendazol diberikan
cacing betina 14 mm. dalambentuk saIep2Yo.
16 Paras i to Io gi Ke d okte ran

Ancylostoma ceylanic um melingkar dan terdapat satu spikulum.


Cacing dewasa hidup di kolon asendens
Cacing tambang anjing dan kucing
dan sekum dengan bagian anteriornya
ini dapat menjadi dewasa pada manusia. seperti cambuk masuk ke dalam mukosa
Di rongga mulut terdapat dua pasang gigi usus. Seekor cacing betina diperkirakan
yang tidak sama besarnya. Di antara 100 menghasilkan telur setiap hari antara
anjing, 37Yo mengandung A.ceylanicum. 3000 -20.000 butir (Tabel3).
Cacing ini juga ditemukan pada 50 ekor Telur berbentuk seperti tempayan
kucing sebanyak 24%o. Kelompok anjing dengan semacam penonjolan yang jernih
dan kucing ini berasal dari Jakarta dan pada kedua kutub. Kulit telur bagian luar
sekitarnya. berwarna kekuning-kuningan dan bagian
dalamnya jernih. Tehn yang dibuahi di-
keluarkan dari hospes bersama tinja. Telur
Trichuris trichiura tersebut menjadi matang dalam waktu 3
sampai 6 minggu dalam lingkungan yang
sesuai, yaitu pada tanah yang lembab dan
(Trich o c ep hal u s disp ar,
teduh. Telur matang ialah telur yang berisi
cacing cambuk) larva dan merupakan bentuk infektif. Cara
infeksi langsung bila 'secara kebetulan
Hospes dan Nama Penyakit hospes menelan telur matang. Lawa
keluar melalui dinding telur dan masuk
Manusia merupakan hospes cacing
ke dalam usus halus. Sesudah menjadi
ini. Penyakit yang disebabkannya disebut
dewasa cacing turun ke usus bagian distal
trikuriasis.
dan masuk ke daerah kolon, terutama
sekum. Jadi cacing ini tidak mempunyai
Distribusi Geografik siklus paru. Masa pertumbuhan mulai
Cacing ini bersifat kosmopolit; ter- dari telur tertelan sampai cacing dewasa
utama ditemukan di daerah panas dan betina bertelur +30 - 90 hari (Gambar 4).
lembab, seperti di Indonesia.
Tabel 3. Karakteristik Trichuris trichiuru6

Morfologi dan Daur Hidup Karakteristik Trichuris trichiura


Ukuran cacmg dewasa
Panjang cacing betina kira-kira 5 cm, Jantan 30-45 mm
sedangkan cacing jantan kira-kira 4 cm. Betina 35-50 mm
Telur panjang 50-55 pm
Bagian anterior langsing seperti cambuk,
lebar22-24 pm
panjangnya kira-kira 3/5 dari panjang
Lokasi cacing dewasa sekum dan kolon
seluruh tubuh. Bagian posterior bentuknya asenden
lebih gemuk, pada cacing betina bentuknya Jumlah telur,/hari./cacing 3.000-20,000 butir
membulat tumpul. Pada cacing jantan betina
larva masuk usus

telur infektif (telur


matang) tertelan

1
@
t
I
L.,,.'
I
menjadi infektif
setel th 3 minggu ditanah

\ -tr. u,-i

Gambar 4. Daur hidup Trichuris trichiura


18 Paras i to I ogi Ked ok te ran

Patologi dan Gejala Klinis Pengobatan

Cacing TTichuris pada manusia ter- - Albendazol400 mg (dosis tunggal)


utama hidup di sekum, akan tetapi dapat - Mebendazol 100 mg (dua kali sehari
juga ditemukan di kolon asendens selama tiga hari berhrut-turut
Pada infeksi beraf terutama pada anak,
cacing tersebar di seluruh kolon dan rektum. Epidemiologi
Kadang-kadang terlihat di mukosa rektum
Faktor penting untuk penyebaran
yang mengalami prolapsus akibat menge-
penyakit adalah kontaminasi tanah dengan
jannya penderita pada waktu defekasi.
tinja. Telur tumbuh di tanah liat, lembab
Cacing ini memasukkan kepalanya dan teduh dengan suhu optimum 30'C.
ke dalam mukosa usus, hingga terjadi Pemakaian tinja sebagai pupuk kebun
trauma yang menimbulkan iritasi dan merupakan sumber infeksi. Frekuensi di
peradangan mukosa usus. Di tempat per- Indonesia tinggi. Di beberapa daerah pe-
lekatannya dapat terjadi perdarahan. Di desaan di Indonesia frekuensinya berkisar
samping itu cacing ini juga mengisap 30-90%.
darah hospesnya, sehingga dapat menye- Di daerah yang sangat endemik
babkan anemia. infeksi dapat dicegah dengan pengobatan
Penderita terutama anak-anak dengan penderita trikuriasis, pembuatan jamban
infeksi T|ichuris yang berat dan menahun, yang baik, pendidikan tentang sanitasi
menunjukkan gejala diare yang sering dan kebersihan perorangan, terutama anak.
diselingi sindrom disentri, anemia, berat Mencuci tangan sebelum makan, dan
badan turun dan kadang-kadang disertai mencuci sayuran yang dimakan mentah
prolapsus rektum. adalah penting apalagi di negeri yang
Pada tahun 197 6, bagian Parasitologi memakai tinja sebagai pupuk.
FKUI telah melaporkan l0 anak dengan
trikuriasis berat, semuanya menderita
diareselama2-3tahun. Strongliloides stercoralis
Infeksi berat Trichuris trichiura sering
disertai dengan infeksi cacing lainnya atau Hospes dan Nama Penyakit
protozoa. Infeksi ringan biasanya tidak Manusia merupakan hospes utama
memberikan gejala klinis yang jelas atau cacing ini. Parasit ini dapat menyebabkan
sama sekali tanpa gejala. Parasit ini sering strongiloidiasis.
ditemukan pada pemeriksaan tinja secara
rutin.
Distribusi Geografik

Diagnosis Nematoda ini terutama terdapat di


daerah tropik dan subtropik sedangkan
Diagnosis dibuat dengan menemu- di daerah yang beriklim dingin jarang
kan telur di dalam tinja. ditemukan.
Bab l. Helmintolooi '1 O

Morfologi dan Daur llidup x 0,06 fiun, yang jantan berukuran


0.75 mm x 0,04 mm, mempunyai ekor
Hanya cacing dewasa betina hidup melengkung dengan 2 buah spikulum.
sebagai parasit di vilus duodenum dan Sesudah pembuahan, cacing betina
yeyunum. Cacing betina berbentuk fili- menghasilkan telur yang menetas men-
form, halus, tidak berwama dan panjang- j adi larva rabditiform . Larva rabditiform
nya2 mm. dalam waktu beberapa hari dapat men-
Cara berkembang biaknya diduga jadi lawa filariform yang infektif dan
secara partenogenesis. Telur bentuk para- masuk ke dalam hospes baru, atau
sitik diletakkan di mukosa usus, kemudian larva rabditiform tersebut mengulangi
telur tersebut menetas menjadi larva fase hidup bebas. Siklus tidak langsung
rabditiform yang masuk ke rongga usus ini terjadi bilamana keadaan lingkungan
serta dikeluarkan bersama tinja. Parasit sekitarnya optimum yaitu sesuai dengan
ini mempunyai tiga macam darn hidup keadaan yang dibutuhkan untuk ke-
(Gambar 5):
hidupan bebas parasit ini, misalnya
1. Siklus langsung di negeri tropik dengan iklim lembab.
Sesudah 2-3haf' di tanah, larva rabditi- Siklus langsung sering te{adi di negeri
formyangberukuran +225 x 16mikron, yang lebih dingin dengan keadaan yang
berubah menjadi larva filariform ber- kurang menguntungkan untuk parasit
bentuk langsing dan merupakan bentuk tersebut.
infektil panjangnya + 700 mikron. 3. Autoinfeksi
Bila larva filariform menembus kulit Lawa rabditiform kadang-kadang men-
manusia, larva fumbuh, masuk ke dalam jadi larva filariform di usus atau di
peredaran darah vena, kemudian me- daerah sekitar anus (perianal). Bila larva
lalui jantung kanan sampai ke paru. filariform menembus mukosa usus
Dari paru parasit yang mulai menjadi atau kulit perianal, maka terjadi daur
dewasa menembus alveolus, masuk ke perkembangan di dalam hospes. Auto-
trakea dan laring. Sesudah sampai di infeksi dapat menyebabkan strongiloi-
laring terjadi refleks batuk, sehingga diasis menahun pada penderita yang
parasit tertelan, kemudian sampai di hidup di daerah nonendemik.
usus halus bagian atas dan menjadi
dewasa. Cacing betina yang dapat Patologi dan Gejala Klinis
bertelur ditemukan + 28 hari sesudah
infeksi.
Bila larva filariform dalam jumlah
besar menembus kulit, timbul kelainan
2. Siklus tidak langsung kulit yang dinamakan creeping eruption
yang sering disertai rasa gatal yang hebat.
Pada siklus tidak langsung,larva rabditi- Cacing dewasa menyebabkan ke-
form di tanah berubah menjadi cacing lainan pada mukosa usus halus. Infeksi
jantan dan cacing betina bentuk bebas. ringan Strongl,,loides pada umumnya ter-
Bentuk bebas lebih gemuk dari bentuk jadi tanpa diketahui hospesnya karena
parasitik. Cacing betina berukuran 1 mm tidak menimbulkan gejala. Infeksi sedang
20 Paras i to I oei Ke d o kte ran

dapat menyebabkan rasa sakit seperti ter- sihan sekitar daerah anus dan mencegah
tusuk-tusuk di daerah epigastrium tengah konstipasi.
dan tidak menjalar. Mungkin ada mual
dan muntah; diare dan konstipasi saling Prognosis
bergantian. Pada strongiloidiasis dapat
terjadi autoinfeksi dan hiperinfeksi. Pada Infeksi berat srongiloidiasis dapat
hiperinfeksi cacing dewasa yang hidup se- menyebabkan kematian.
bagai parasit dapat ditemukan di seluruh
Epidemiologi
haktus digestivus dan larvanya dapat di-
temukan di berbagai alat dalam (paru, Daerah yang panas, kelembaban tinggt
hati, kandung empedu). dan sanitasi yang kurang, sangat meng-
Pada pemeriksaan darah mungkin di- nntungkan cacing Strongtloides sehingga
temukan eosinofi lia atau hipereosinofilia terjadi daur hidup yang tidak langsung.
meskipun pada banyak kasus jumlah sel Tanah yang baik untuk pertumbuhan
eosinofil normal. larva ialah tanah gembur, berpasir dan
humus. Frekuensi di Jakarta pada tahun
Diagnosis 1956 sekitar I}-l5yo, sekarang jarang di-
Diagnosis klinis tidak pasti karena temukan. Pencegahan strongiloidiasis ter-
strongiloidiasis tidak memberikan gejala utama terganhng pada sanitasi pembuangan
klinis yang nyata. Diagnosis pasti ialah tinja dan melindungi kulit dari tanah yang
dengan menemukan Iarva rabditiform terkontaminasi, misalnya dengan me-
dalam titrja segar, dalam biakan atau makai alas kaki.
dalam aspirasi duodenum. Biakan Penerangan kepada masyarakat me-
selama sekurang-kurangnya 2 x 24 jam ngenai cara penularan dan carapembuatan
menghasilkan larva filariform dan cacing serta pemakaian jamban juga penting
dewasa Strongyloides stercoralis yang untuk pencegahan strongiloidiasis.
hidup bebas.

Pengobatan Epidemiologi Soil


Albendazol 400 mg sahr/dua kali Transmitted Helminths
sehari selama tiga harir merupakan obat
pilihan. Mebendazol 100 mg tiga kali Dampak infeksi cacing yang di-
sehari selama dua atau empat minggu dapat tularkan melalui tanah pada masyarakat
memberikan hasil yang baik. Mengobati perlu dipelajari untuk dapat menentukan
orang yang mengandung parasit, meskipun cara pencegahan. Penyebaran infeksi
kadang-kadang tanpa gejala, adalah penting Ascaris dan Trichuris mempunyai pola yang
mengingat dapat terjadi autoinfeksi. Per- hampir sama; demikian juga epidemio-
hatian khusus ditujukan kepada pember- logi cacing tambang dan Strongyloides.
cacing dewasa betina dalam
usus (partenogenesis)

melalui siklus

+ autoinfeksi
autoinfeksi
,perianal

larva fl ariform menembus


kulit (kaki)

larva filariform (bentuk


infektif) di tanah larva rabditiform keluar
bersama tinja di tanah

telur di tanah

Gambar 5. Daur hidup Strongyloides stercoralis


22 Paras i to I o gi Ked o kte ran

A. lumbricoides da;n Ttrichiuru tanah dan iklim yang sesuai. Kedua


spesies cacing ini memerlukan tanah liat
Beberapa survei di Indonesia menun- untuk berkembang. Telur A. lumbricoides
jukkan bahwa seringkali prevalensi I s c aris yang telah dibuahi dan jaffi di tanah yang
yang tinggi disertai prevalensi Trichuris sesuai, menjadi matang dalam waktu 3
yang tinggi pula. minggu pada suhu optimum 25' - 30'C.
Prevalensi Ascaris yang lebih tinggi Tehx T.trichiura akan matang dalam 3
dart7}% ditemukan antara lain di beberapa - 6 minggu pada suhu optimum 30.C.
desa di Sumatra (78%), Kalimantan (79%), Telur matang kedua spesies ini tidak
Sulawesi (88%), Nusa Tenggara Barat menetas dalam tanah dan dapat bertahan
(92%) dan Jawa Barat (90%). Di desa hidup beberapa tahun, khususnya telur
tersebut prevalensi Trichuris juga tinggi A. lumbrico ides. Selain keadaan tanah dan
yaitu untuk masing-masing daerah 830/o, iklim yang sesuai, keadaan endemi juga
83oA,83Yq 84o/o dan 9lYo. dipengaruhi oleh jumlah telur yang dapat
Di daerah kumuh di Jakarta infeksi hidup sampai menjadi bentuk infektif dan
Ascaris dan Trichurls sudah ditemukan masuk ke dalam hospes.
pada bayi berumur kurang dari satu tahun. Jumlah telur yang dihasilkan satu ekor
Pada umur satu tahun,4.lumbricoides dapat cacing betina A.lumbricoides 200.000 se-
ditemukan 80-100% di antara kelompok hai, T.trichiura 5000 sehari dan cacing
anak ini; untuk T.trichiura angkanya lebih tambang 9000 - 10.000 sehari. Semakin
rendah sedikit, yaitu 70o/o. Usia anak banyak telur ditemukan di sumber
yang termuda mendapat infeksi Ascaris kontaminasi (tanah, debu, sayuran dan
adalah T6 minggu, sedangkan untuk lain-lain), semakin tinggi derajat endemi
Trichuris adalah 41 minggu. Ini terjadi di suatu daerah dengan infeksi yang
di lingkungan anak yang berdefekasi di semakin berat (Tabel 4).
saluran air terbuka dan di halaman sekitar Pada umumnya tidak ada perbedaan
rumah. Kebiasaan defekasi sekitar rumah, prevalensi infeksi Ascaris dan Trichuris
makan tanpa cuci tangan, bermain-main antara laki-laki dan perempuan.
di tanah di sekitar rumah, akan menyebab-
kan anak terus menerus mendapat rc-
Cacing tambang dan S.slercorslis
infeksi. Dengan demikian golongan rawan
infeksi kedua spesies cacing ini adalah Pada umufirnya prevalensi cacing
anak balita. tambang berkisar 30-50% di berbagai
Di daerah endemi dengan insidens daerah di Indonesia. Prevalensi yang lebih
Ascaris dan T|ichuris tinggi, te{adi tinggi ditemukan di daerah perkebunan
penularan secara terus menerus. Transmisi seperti di perkebunan karet di Sukabumi,
dipengaruhi oleh berbagai hal yang Jawa Barat (93,1%) dan di perkebunan
mengunfungkan parasit, seperti keadaan kopi di Jawa Timur (80,69%). Prevalensi
Tabel4. Klasifikasi Intesitas Infeksi pada Individu Menurut WHO 6

Parasit Intensitas infeksi Jumlah telur/gram tinj a


ngan
Ascaris lumbricoides Sedang
Berat > 50000
Ringan 1 -999
Trichuris trichiura Sedang 1000 - 9999
Berat > 10000
Ringan 1 - 1999
Cacing tambang Sedang
-
2000 3999
Berat > 4000

infeksi cacing tambang cenderung merring- S.stercoralis berkembang lebih cepat dari-
kat dengan meningkahya umur. Tingginya padalawa cacing tambang; dalam waktu
prevalensi juga dipengaruhi oleh sifat 34-48jam terbentuk larva filariform yang
pekerjaan karyawan atau penduduk. Se- infektif. Law a ini mempunyai kelanpufrgan
bagai contoh dapat dikemukakan sebagai hidup yang pendek di tpnah yaitu, l-2
berikut: kelompok karyawan yang meng- minggu, akan tetapi cacing ini mempunyai
olah tanah di perkebunan teh atau karet, satu siklus bentuk bebas di tanah yang
akan terus menerus terpapar kontaminasi. terus menerus menghasilkan bentuk infektif
Kedua jenis cacing ini memerlukan sehingga perkembangan bentuk bebas di
tanah pasir yang gembur, tercampur humus tanah dapat mencapai endemisitas tinggi.
dan terlindung dari sinar matahari langsung. Larvaketiga spesies ini memerlukan oksigen
Telur cacing tambang menetas menjadi untuk pertumbuharnya, oleh karena itu
larva rabditiform dalam waktu 24-36 olahan tanah dalam bentuk apapun di
jam untuk kemudian pada hari ke 5-8 lahan pertanian dan perkebunan akan
menjadi bentuk filariform yang infektif. menguntungkan pertumbuhan law a.
Suhu optimum bagi N.americanus adalah
28'-32'C dan untuk A.duodenale sedikit Pencegahan dan Pemberantasan
lebih rendah: 23' - 25.C. Ini salah satu 1. Memutuskan daur hidup dengan cara:
sebab mengapa N.americanus lebih
a. Defekasi di jamban.
banyak ditemukan di Indonesia daripada
b. Menjaga kebersihan, cukup air bersih
A.duodenale (Tabel 5).
di jamban, untuk mandi dan cuci
Lawa filariform cacing tambang tangan secara terafur.
dapat bertahan 7-8 minggu di tanah dan
c. Mernberi pengobatan masal dengan
harus menembus kulit manusia untuk obat antelmintik yang efektif, ter-
meneruskan lingkaran hidupnya. Lawa utama kepada golongan rawan.
24 Paras i to I o gi Ked o kteran

Tabel5. Perkembangan di Tanah dan Suhu Optimum untuk Bentuk Infektif Cacing yang
Ditularkan Melalui Tanah

Spesres cacing ferl(embangan di tanah Suhu Ketalranan


optimum bentuk infektif
A.lumbricoides 'l'elur matang dalam 3 mmggu dr Z5o
- 3OoC 'l'ahan sekali
tanah liat
T.trichiura Telur matang dalam 3-6 minggu 30'C
Cacing tambang Telur menetas, dalam 24-36jam N.americanus
keluar larva rabditiform yang 28" - 30"C 7-8 minggu
pada hari ke 5-8 menjadi larva A.duodenale dalam keadaan
filariform di pasir 23, _25o baik
S.stercoralis Dalam 36-48 jam terbentuk 1-2 minggu
larva filariform di tanah pasir.
Ada siklus bentuk bebas di tanah

2. Penyuluhan kepada masyarakat me- 4. pengolah tanah pertanianlperkebunan


ngenai sanitasi lingkungan yang baik dan pertambangan dengan tangan dan
dan cara menghindari infeksi cacing. kaki telanjang, tidak terlindung.

Pengalaman membuktikan, bahwa Pengobatan masal meskipun ada


ketentuan yang tertera di atas sangat sulit obat yang ampuh, sulit dilaksanakan,
diterapkan di suatu masyaxakat yang sedang karena harus dilakukan 3 - 4kali setahun
berkembang. Pengertian sanitasi lingkungan dan harga obat tidak terjangkau. Maka
yang baik sulit dikembangkan dalammasya- penyuluhan kepada masyarakat menjadi
rakat yang mempunyai keadaan sosio- penting sekali dan dititikberatkan pada
ekonomi rendah, dengan keadaan seperti perubahan kebiasaan dan mengernbangkan
berikut: sanitasi lingkungan yang baik. Dengan
l. rumah berhimpitan di daerah kumuh demikian keadaan endemi dapat dikurangi
(slum area) di kota besar yang mem- sampai angka kesakitan (morbiditas) yang
punyai sanitasi lingkungan buruk, tinggi dapat diturunkan
khususnya tempat anak balita tumbuh
2. di daerah pedesaan anak berdefekasi Daftar Pustaka
dekatrumah dan orang dewasa di pinggr
1. O'lorcain P, Holland CV. The public health
kali, di ladang dan perkebunan tempat
importance of Ascaris lumbricoides. Parasitol
bekerja.
2000; l2l: 551-S71.
3. penggunaan tinja yang mengandung 2. Despommier D. Toxocariasis: clinical aspects,
telur cacing untuk pupuk di kebun epidemiology, medical ecology, and molecular
sayuran. aspects. Clin Microbiol Rev 2003; l6Q):265-72.
Bab l. Helmintologi 25

3. Magnaval JF, Glickman LI, Dorchies P, oleh eratrya hubungan antara manusia satu
Morassin B. Highlights of human toxocariasis.
dengan yang lainnya serta lingkungan
The Korean J Parasitol 2001; 39 (1): l-1 l.
4. Crompton DWT. The public health importance
yang sesuai.
of hookworm disease. Parasitology. 2000; l2l :

s39-S50.
Morfologi dan Daur Hidup
5. Hotez PJ, Brooker S, Bethony JM, Bollazzi
ME, Loukas A, Xiao S. Hookworm infection. Cacing betina berukuran 8-13 mm
New England J Med. 2004;351 8:799-801. x 0,4 mm. Pada ujung anterior ada pele-
6. Stephenson LS, Holland CV, Cooper ES. The baran kutikulum seperti sayap yang di-
public health significance of Trichuris trichiura.
sebut alae. Bulbus esofagus jelas sekali,
Parasitol 2000; l2l: S73-S95.
ekornya panjang dan runcing. Uterus
cacing yang gravid melebar dan penuh
telur. Cacing jantan berukuran 2-5 mm,
E nterobias vermic ularis juga mempunyai sayap dan ekornya me-
(Oryuris vermicularis) lingkar sehingga bentuknya seperti tanda
tanya (?); spikulum pada ekor jarang
ditemukan. Habitat cacing dewasa biasa-
Sejarah nya di rongga sekum, usus besar dan di
Enterobius vermicularis (cacing kremr, usus halus yang berdekatan dengan rongga
pinworm, seatworm) telah diketahui sekum. Makanannya adalah isi usus.
sejak dahulu dan telah banyak dilakukan Cacing betina yang gravid mengandung
penelitian mengenai biologi, epidemiologi 11.000 - 15.000 butir telur, bermigrasi
dan gejala klinisnya. ke daerah perianal untuk bertelur dengan
cara kontraksi uterus dan vaginanya. Telur
jarang dikeluarkan di usus, sehingga
Hospes dan Nama Penyakit
jarang ditemukan di dalam tinja. Telur
Manusia adalah satu-satunya hospes berbentuk lonjong dan lebih datar pada
dan penyakibrya disebut enterobiasis atau satu sisi (asimetrik). Dinding telur bening
oksiuriasis. dan agak lebih tebal dari dinding telur
cacing tambang. Telur menjadi matang
dalam waktu 6 jam setelah dikeluarkan.
Distribusi Geografik
Telur resisten terhadap desinfektan dan
Parasit ini kosmopolit tetapi lebih udara dingin. Dalam keadaan lembab
banyak ditemukan di daerah dingin dari- telur dapat hidup sampai 13 hari.
pada di daerah panas. Hal itu mungkin Kopulasi cacing jantan dan betina
disebabkan pada umumnya orang di daerah mungkin te{adi di sekum. Cacing jantan
dingin jarang mandi dan mengganti baju mati setelah kopulasi dan cacing betina
dalam. Penyebaran cacing ini juga ditunjang mati setelah bertelur.
26 Paras i tol ogi Ked okteran

Infeksi cacing kremi terjadi bila dewasa muda dapat bergerak ke usus halus
menelan telur matang ata:u bila larva dari bagian proksimal sampai ke lambung,
telur yang menetas di daerah perianal esofagus dan hidung sehingga menyebab-
bermigrasi kembali ke usus besar. Bila kan gangguan di daerah tersebut. Cacing
telur matangyang tertelan, telur menetas betina gravid mengembara dan dapat ber-
di duodenum dan larva rabditiform ber- sarang di vagina dan di tuba Fallopii se-
ubah dua kali sebelum menjadi dewasa di hingga menyebabkan radang di saluran
yeyunum dan bagian atas ileum. telur. Cacing sering ditemukan di apendiks
Waktu yang diperlukan untuk daur tetapi j arang menyebabkan apendisitis.
hidupnya, mulai dari tertelannya telur Beberapa gejala infeksi Enterobius
matang sampai menjadi cacing dewasa
vermicularzs yaitu kurang nafsu makan,
gravid yang bermigrasi ke daerah perianal,
berat badan turun, aktivitas meninggi,
berlangsung 2 minggu sampai 2 bulan.
enuresis, cepa! marah, gigi menggeretak,
Mungkin daurnya hanya berlangsung 1
insomnia dan masturbasi, tetapi kadang-
bulan karena telur cacing dapat ditemu-
kadang sukar untuk membuktikan hubungan
kan kembali pada anus paling cepat 5
sebab dengan cacing kremi.
minggu sesudah pengobatan (Gambar 6).
Infeksi cacing kremi dapat sembuh Diagnosis
sendiri (self limited). Blla tidak ada re-
infeksi, tanpa pengobatanpun infeksi dapat Infeksi cacing dapat diduga pada
berakhir. anak yang menunjukkan rasa gatal di
sekitar anus pada waktu malam hari.
Diagnosis dibuat dengan menemukan telur
Patologi dan Gejala Klinis
dan cacing dewasa. Telur cacing dapat
Enterobiasis relatif tidak berbahaya, diambil dengan mudah dengan alat anal
jarang menimbulkan lesi yang berarti. swab yang ditempelkan di sekitar anus
Gejala klinis yang menonjol disebabkan pada waklu pagi hari sebelum anak buang
iritasi di sekitar anus, perineum dan vagina air besar dan mencuci pantat (cebok).
oleh cacing betina gravid yang bermigrasi Anal swab adalah suatu alat dari
ke daerah anus dan vagina sehingga me- batang gelas atau spatel lidah yang pada
nyebabkan pruritus lokal. Karena cacing ujungnya dilekatkan scotch adhesive tape.
bermigrasi ke daerah anus dan menyebab- Blla adhesive tape ditempelkan di daerah
kan pruritus ani, maka penderita meng- sekitar anus, telur cacing akan menempel
garuk daerah sekitar anus sehingga tirnbul pada perekatnya. Kemudian adhesive
luka garuk di sekitar anus. Keadaan ini tape diratakan pada kaca bbnda dan di-
sering terjadi pada waktu malam hari bubuhi sedikit toluol untuk pemeriksaan
hingga penderita terganggu tidurnya dan mikroskopik. Sebaiknya pemeriksaan di-
menjadi lemah. Kadang-kadang cacing lakukan tiga hai' berturut-turut.
Bab l. Helmintolosi 27

ffi
qv\
\v,/
nt I

Gambar 6. Daur hidup Enterobius vermicalaris


28 Paras i tol ogi Ke d o kte ran

Pengobatan dan Prognosis tahun yaitu pada 46 anak(54,1%) dari 85


anak yang diperiksa.
Seluruh anggota keluarga sebaiknya
diberi pengobatan bila ditemukan salah se- Penularan dapat dipengaruhi oleh:
orang anggota mengandung cacing kremi. 1. Penularan dari tangan ke mulut se-
sudah menggaruk daerah perianal (auto-
Obat piperazin sangat efektif bila diberikan
waktu pagi kemudian minum segelas air infeksi) atau tangan dapat menyebar-
sehingga obat sampai ke sekum dan kolon.
kan telur kepada orang lain maupun
Pirantel pamoat juga efektif. Efek samping
kepada diri sendiri karena memegang
mual dan muntah. Mebendazol efektif benda-benda maupun pakaian yang
terhadap semua stadium perkembangan terkontaminasi.
cacing kremi, sedangkan pirantel dan 2. Debu merupakan sumber infeksi karena
piperazin yang diberikan dalam dosis mudah diterbangkan oleh angin se-
hitrgga telur melalui debu dapat tertelan.
tunggal tidak efektif terhadap telur.
Pengobatan secara periodik memberi- 3. Retrofeksi melalui anus: larva dari telur
kan prognosis yang baik. yang menetas di sekitar anus kembali
masuk ke usus.

Epidemiologi Anjing dan kucing {idak mengandung


cacing kremi tetapi dapat menjadi sumber
Penyebaran cacing kremi lebih luas infeksi oleh karena telur dapat menempel
daripada cacing lain. Penularan dapat ter- pada bulunya.
jadi pada keluarga atau kelompok yang Frekuensi di Indonesia tinggi, ter-
hidup dalam satu lingkungan yang sama utama pada anak dan lebih banyak ditemu-
(asrama, rumah piatu). Telur cacing dapat kan pada golongan ekonomi lemah.
diisolasi dari debu di ruangan sekolah atau Frekuensi pada orang kulit putih lebih
kafetaria sekolah dan menjadi sumber tinggi daripada orang Negro.
infeksi bagi anak-anak sekolah. Di berbagai Kebersihan perorangan penting untuk
rumah tangga dengan beberapa anggota pencegahan. Kuku hendaknya selalu di-
keluarga yang mengandung cacing kremi, potong pendek, tangan dicuci bersih se-
telur cacing dapat ditemukan (92%) di belum makan. Anak yang mengandung
lantai, meja, kursi, bufet, tempat duduk cacing kremi sebaiknya memakai celana
kakus (toilet seats), bak mandi, alas kasur, panjang jika hendak tidur supaya alas
pakaian dan tilam. Hasil penelitian me- kasur tidak terkontaminasi dan tangan
nunjukkan angka prevalensi pada berbagai tidak dapat menggaruk daerah perianal.
golongan manusia 3%-80%. Penelitian Makanan hendaknya dihindarkan dari
di daerah JakartaTimur melaporkan bahwa debu dan tangan yang mengandung telur.
kelompok usia terbanyak yang menderita Pakaian dan alas kasui hendaknya dicuci
enterobiasis adalah kelompok usia 5-9 bersih dbn diganti setiap hari.
Bab l. Helmintoloei 29

TrichineUa spiralis dengan dua buah papel.


Cacing betina bersifat vivipar dan
Sinonim Trichina spiralis Owen, 1835. biasanya masuk ke mukosa vilus usus,
mulai dari duodemrm sampai ke sekurn.
Sejarah Seekor cacing betina dapat mengeluarkan
1500 larva. Larva tersebut dilepaskan di
Trichinella spiralis, pertama kali di-
jaringan mukosa, masuk ke dalarn limfe
temukan dalam bentuk larva yang terdapat
dan peredaran darah, kemudian disebarkan
dalam kista di otot pasien yang diotopsi.
ke seluruh tubuh, terutama otot diafragma,
Richard Owen (1835) adalah yang pertama
iga, lidah, laring, mata, perut, biseps dan
kali mendeskripsikan parasit ini dan
lain-lain. Pada awal minggu ke-4 larva
dinamakanny a encysted larvae.
telah tumbuh menjadi kista dalam otot
Hospes dan Nama Penyakit bergaris linlang.
Kista dapat hidup di otot selama
Selain manusia, berbagai binatang rl8 bulan, kemudian terjadi perkapuran
seperti babi, tikus, beruang, kucing, anjing,
dalam waktu 6 bulan sampai 2 tahun.
babi hutan dan lain-lain dapat merupakan Infeksi terjadi bila daging babi yang me-
hospes. Penyakit yang disebabkan parasit ngandung larva infektif yang terdapat di
ini disebut trikinosis, trikinelosis atau dalam kista dimakan.
trikiniasis. Di usus halus bagian proksimal
dinding kista dicernakan dan dalam waktu
Distribusi Geografik beberapa jam larva dilepaskan, segera
Cacing ini
kosmopolit, tetapi di masukmukosa, lalu menjadi cacing dewasa
negeri beragama Islam parasit ini jarang dalam waktu 1,5 -2 hari (Gambar 7).
ditemukan pada manusia. Di Eropa dan
Amerika Serikat parasit ini banyak di- Patologi dan Gejala Klinis
temukan karena penduduknya mempunyai Gejala trikinosis tergantung pada
kebiasaan makan daging babi yang di- beratnya infeksi yang disebabkan oleh
masak kurang matang (sosis). cacing dewasa dan stadium larva.
Pada saat cacing dewasa mengadakan
Morfologi dan Daur Hidup invasi ke mukosa usus, timbul gejala usus
Cacing dewasa bentuknya halus seperti sakit perut, diare, mual dan muntah.
seperti rambut. Cacing betina berukuran Masa tunas * l-2hari sesudah infeksi.
34 mm dan cacing jantan kira-kira 1,5 mm. Lawa tersebar di otot X7-28 hari se-
Ujutrg anterior langsing dengan mulut sudah infeksi. Pada saat itu timbul nyeri
kecil, bulat tanpa papel. Ujung posterior otot (mialgia) dan radang otot (miositis)
pada cacing betina membulat dan tumpul, yang disertai demam, eosinofilia dan
pada cacing jantan melengkung ke ventral hipereosinofilia.
30 P^rui!9!"s'K"!9!tt-n

!tl o
L
tsl
AF r(E=--C
6- -o gt! 5
or(5=
6E
e>o
e I'EP
5 g'5 -aE
9c rsG =! 6.4
-oL
H
ott.!<
8
'EE6 ocD
oa
Etr
*E
T'tr
Gto
>'E
ES

$f
E-
EG'
.s=

'L
6Oa
: E*

gE
ct
E
G.E
#(s
U'A
5o
o.5
>cD
E8
Bab l. Helminrolosi 31

Gejala yang disebabkan larva ter- Pengobatan


gantung juga pada alat yang dihinggapi
Pengobatan trikinosis terutama dilaku-
misalnya dapat menyebabkan sembab kan secara simtomatis. Sakit kepala dan
sekitar mata, sakit persendian, gejala per-
nyeri otot dapat dihilangkan dengan obat
napasan dan kelemahan umum. Dapat
analgetik. Obat sedatif kadang-kadang
juga menyebabkan kelainan jantung dan
perlu juga terutama blla ada kelainan
susunan saraf pusat bila larva T.spiralis susunan sarafpusat.
tersebar di alat-alat tersebut. Bila masa Mebendazol 100 mg dua kali sehari
alart telah lalu, biasanya penderita sembuh selama beberapa hari mempunyai efek me-
secara perlahan-lahan bersamaan dengan matikan terhadap fase invasif dan fase
dibentuknya kista dalam otot. pembentukan kapsul Trichinella. Obat
Pada infeksi berat (t 5000 ekor larval diberikan 2xl tablet 100 mg selama
kg berat badan) penderita mungkin me- beberapa hari.
ninggal dalam waktu 2-3 minggu, tetapi
biasanya kematian terjadi dalam waktu Epidemiologi
4-8 minggu sebagai akibat kelainan paru,
Dilihat dari daur hidupnya, babi dan
otak atau kelainan jantung.
tikus rnemelihara infeksi'di alam. Infeksi
pada babi te{adi karena babi makan tikus
Diagnosis yang mengandung larva infektif dalam
Di samping diagnosis klinis yang tidak ototnya, atau karena babi makan sampah
dapat diabaikan, diagnosis pasti sering dupur dan sampah pejagalan yang berisi
tergantung pada pemeriksaan laboratorium. sisa-sisa daging babi yang mengandung
Tes kulit dengan memakai antigen yang larva infektif.
terbuat dari larva Trichinella dapat mem- Sebaliknya, tikus mendapat infeksi
berikan reaksi positif pada minggu ke-3 karena makan sisa daging babi di pejagalan
atau ke-4. Reaksi berupa benjolan me- atau di rumah dan juga karena makan
mutih pada kulit dengan diameter 5 mm bangkai tikus. Frekuensi trikinosis pada
manusia tinggi di daerah yang banyak
atau lebih yang dikelilingi daerah eritema.
makan babi yang diberi makanan dari sisa
Reaksi imunologi lainnya seperti tes
pejagalan, misalnya di Amerika Serikat
ikat komplemen dan tes presipitin dapat
daerah Timur Laut. Frekuensi di daerah
juga dilakukan.
Selatan dan Barat-Tengah rendah, karena
Mencari larva didalam darah dan babi diberi makan gandum.
cairan otak dapat dilakukan pada hari ke
Infeksi T.spiralls pada manusia ter-
8-14 sesudah infeksi. Dengan biopsi otot, gantung dari lenyapnya penyakit ini pada
lawa Trichinella dapat ditemukan pada babi, misalnya dengan memusnahkan sisa
minggu ke-3 atau ke-4 sesudah infeksi. pejagalan yang mengandung potongan
32 Paras i tol osi Kedo kteran

daging mentah. Pengolahan daging babi PEC and Bell D& 1987.

sebelum dimakan oleh manusia juga


penting. Home made sausage dapat lebih
bertahaya. Hendaknya dilalilkan pendidikan Nematoda Jaringan
pada ibu rumah tangga cara memasak
daging babi yang baik. Di arftara nematoda jaringan yang
Lawa mati pada suhu 60'C ataupada penting dalam Ilmu Kedokteran adalah:
suhu jauh di bawah titik beku. Larva tidak Wuchereria bancrcfii, Brugia malayi, Brugia
mati dalam daging yang diasin atau diasap. timori, Loa loa dan Onchocerca volvulus.

Daftar Rujukan
l. Margono SS. Cacing-cacing yang ditularkan
Wuchereria bancrffi
melalui tanah di Indonesia. Monograf, FKUI,
1989.
2. Margono SS, Koesharyono C, Kosin E. Hospes dan Nama Penyakit
Hookworm in dogs and cats in the area of
Jakarta. Trop Geog Med, 1979; 3I:257-62. W.bancrofii merupakan parasit manusia
J. Abidin SAN, Margono SS. Anthelmintics in yang menyebabkan filariasis bankrofti atau
the treatment of soil-transmitted helminthiosis
wukereriasis bankrofti. Penyakit ini ter-
in Indonesia (Experiences during the past 20
years) poster sessionin ICOPA IX, Izmir, golong dalam filariasis liinfatik, bersamaan
Turki, 1995. dengan penyakit yang disebabkan oleh
4. Noerhayati S. Beberapa segi infeksi cacing Brugio nnlayi dan Brugia timori. Wbarrcrcfii
tambang [disertasi] Yogyakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada; 1978. tidak terdapat secara alami pada hewan.
5. Margono SS Beberapa kasus trichuriasis
berat. Madj Kedok Indon 1971; 9:445-9.
6. Oemijati. Infeksi Strongyloides stercoralis
Distribusi Geografik
di Djakarta [disertasi] Jakarta: Fakultas Parasit ini tersebar luas di daerah
Kedokteran Universitas Indonesia; I 956.
yang beriklim tropis di seluruh dunia.
7. Liman WD, Hadidjaja R Abidin SA, Koes-
harjono. Penelitian Tbxocara canis dan
Toxocara catis di Jakarta. Seminar Nasional
Daur Hidup dan Morfologi
Parasitologi V Bogor, 1988.
8. Craig, Faust. Clinical Parasitologi, 8ft ed. Cacing dewasa jantan dan betina hidup
Philadelphia: Lea and Febiger, I 97 1.
9. Neva FA, Brown HW. Basic clinical para-
di saluran dan kelenjar limfe; bentuknya
sitology, 6n ed. Prentice Hall International halus seperti benang dan berwarna putih
Editions; 1994. susu. Cacing betina berukuran 65-100 mm
10. Beaver PC. Clinical parasitology, 9e ed, 1984. x 0,25 mm dan yang jantan 40 mm x 0,1
11. Rachmawati A. Beberapa aspek epidemiologi
enterobiasis dalam kehrarga di RI 001/RW 01,
mm. Cacing betina mengeluarkan mikro-
Kelurahan Balekarnbang Condet, Jakarla Timur filaria yang borsarung dengan ukuran
[Tesis]. Jakartra: Universitas Indonesia; 1992 250-300 mikron x 7-8 mikron. Mikro-
12. Manson's Tropical disease. Nineteenth
. edition, London, Philadelphia: Manson-Ba}r
filaria hidup di dalam darah dan terdapat
Bab l. Helmintolosi ??

di aliran darah tepi pada waktu-waktu nembus dinding lambung dan bersarang
tertentu saja, jadi mempunyai periodisitas. di antara otot-otot toraks. Mula-mula
Pada umumnya, mikrofilaia Wbancrofii parasit ini memendek, bentuknya menye-
bersifat periodisitas nokturna, artinya rupai sosis dan disebut lawa stadium I.
mikrofilaria hanya terdapat di dalam darah Dalam waktu kurang lebih seminggu,
tepi pada waktu malam. Pada siang hari, larva ini bertukar kulit, tumbuh menjadi
mikrofilaria terdapat di kapiler alatdalam lebih gemuk dan panjang, disebut larva
(paru, jantung, ginjal dan sebagainya). stadium II. Pada hari kesepuluh dan
Di daerah Pasifik, mikrofilaria Wban- selanjutnya, larva bertukar kulit sekali
crofi i mempunyai periodisitas subperiodik lagi, tumbuh makin panjang dan lebih
diuma. Mikrofilaria terdapat di dalam darah kurus, disebut larva stadium III.
siang dan malam, tetapi jumlahnya lebih Gerak larva stadium III sangat aktif.
banyak pada waktu siang. Di Muangthai Bentuk ini bermigrasi, mula-mula ke
terdapat suatu daerah yang mikrofilarianya rongga abdomen kemudian ke kepala dan
bersifat subperiodik nokturna. Faktor- alat tusuk nyamuk. Bila nyamuk yang
faktor yang dapat mempengaruhi perio- mengandung Iawa stadium III (bentuk
disitas mikrofilaria adalahkadar zat asam infektif) menggigit manusia, maka larva
dan zat lemas di dalam darah, aktivitas tersebut secara aktif masuk melalui
hospes, "irama sirkadian", jenis hospes luka tusuk ke dalam tubuh hospes dan
danjenis parasit, tetapi secara pasti meka- bersarang di saluran limfe setempat. Di
nisme periodisitas mikrofilaria tersebut dalam tubuh hospes, larva mengalami dua
belum diketahui. kali pergantian kulit, tumbuh menjadi larva
Di daerah perkotaan, parasit ini di- stadium IV, lalu stadium V atau cacing
tularkan oleh nyamuk Culex quinque- dewasa (Gambar 8).

fasciatus. Di pedesaan, vektornya berupa


nyamuk Anopheles atau nyamuk Aedes. Patologi dan Gejala Klinis
Parasit ini tidak ditularkan oleh nyamuk
Gejala klinis filariasis limfatik di-
Mansonia.
sebabkan oleh mikrofilaria dan cacing
Daur hidup parasit ini memerlukan dewasa baik yang hidup maupun yang
waktu sangat panjang. Masa perlumbuhan
mati.r Mikrofilaria biasanya tidak menim-
parasit di dalam nyamuk kurang lebih dua
bulkan kelainan tetapi dalam keadaan
minggu.
tertentu dapat menyebabkan occult filariasis.
Pada manusia, masa pertumbuhan Gejala yang disebabkan oleh cacing
tersebut belum diketahui secara pasti, dewasa menimbulkan limfadenitis dan
tetapi diduga kurang lebih 7 bulan, sama limfangitis retrograd dalam stadium akut,
dengan masa pertumbuhan parasit ini di disusul dengan obstruktif menahun l0
dalam lresbytis cristata (lutung). Mikro- sampai 15 tahun kemudian.
filaria yang terisap oleh nyamuk, melepas- Perjalanan penyakit filariasis limfatik
kan sarungnya di dalam lambung, me- dapat dibagi dalam beberapa stadium:
Paras i to I o gi Ked o kteran

(E
E'
t
(lt
G
L
(U
E
!
s !tG tr
o o
: E
E
e\ p'
E '6.
(E G
o I

o tr
lE g
s
;
&lE''
.E
L
o jo (E
!t
!t c
CD
c G
L gE !)U
(!
o
G 8.,
J

o tt, ,. .
IEE
!t
,': ..
lEs3
G
I gat-*. -
L

IEE9
I9(!=
o
:tr
I.:<G=
...."J.: s.q

ffi',
o a
fr

:
'r"-fffli'

EE'
o -g cD
o -s .= o-
CL (E^
_o OC
E'.r
=O
E! oS
G<
s5 sx
Ef
oE
Lc
oc (Ev
BE E(E +=
=v
oo,
FI O>l
ltc ol
LF
.9 -y
eil
C.E
EE
EC
16c
Bab l. Hetminiotosi ?6

stadium mikrofi laremia tanpa gejala klinis, sperma yang meradang tersebut me-
stadium akut dan stadium menahun. nyerupai hemia inkarserata. Pada stadium
Ketiga stadium tersebut tumpang tindih, menahun gejala klinis yang paling sering
tanpa ada batas yang nyata. Gejala klinis dijumpai adalah hidrokel. Dapat pula
filariasis bankrofti yang terdapat di suatu dijumpai gejala limfedema dan elefantiasis
daerah mungkin berbeda dengan yang yang mengenai seluruh tungkai, seluruh
terciapat di daerah lain. lengan, testis, payudara dan vulva. Kadang-
Pada penderita mikrofilaremia tanpa kadang terjadi kiluria, yaitu urin yang
gejala klinis, pemeriksaan dengan limfo- berwarna putih susu yang terjadi karena
sintigrafi menunjukkan adanya kerusak- dilatasi pada pembuluh limfe pada sistem
kan saluran limfe. Cacing dewasa hidup ekskretori dan urinari.3
dapat menyumbat saluran limfe dan Umumnya penduduk yang tinggal
terjadi dilatasi pada saluran limfe, di daerah endemis tidak menunjukkan
disebut lymphangiektasia.z Jika jumlah reaksi peradangan yang berat, walaupun
cacing dewasa banyak dan lymphangi- mereka mengandung banyak mikrofilaria.
ektasia terjadi secara intensif menyebab- Pada pemeriksaan dengan radionukleotida
kan disfungsi sistem limfatik. Cacing menunjukkan adanya gangguan drainase
dewasa yang mati menyebabkan reaksi limfatik.
inflamasi. Setelah infiltrasi limfositik
yang intensif, lumen tertutup dan cacing Diagnosis
mengalami kalsifikasi. Sumbatan sirkulasi
Diagnosis dipastikan dengan peme-
limfatik terus berlanjut pada individu
riksaan:
yafig terinfeksi berat sampai semua
saluran limfatik terhrtup menyebabkan 1. Diagnosis parasitologi
limfedema di daerah yang terkena. Selain 1.1. Deteksi parasit yaitu menemukan
itu juga terjadi hipertrofi otot polos di mikrofilaria di dalam darah, cairan
sekitar daerah terkena. u,3 hidrokel atau cairan kiluria pada
Stadium akut ditandai dengan pemeriksaan sediaan darah tebal
peradangan pada saluran dan kelenjar dan teknik konsentasi Knott, membran
limfe, berupa limfadenitis dan limfangitis filtrasi. Pengambilan darah harus
retrograd yang disertai demam dan malaise. dilalcukan pada malam hari (setelah
Gejala peradangan tersebut hilang timbul pukul 20.00) mengingat periodisitas
beberapa kali dalam setahun dan ber- mikrofilaria umumnya nokturna.
langsung beberapa hari sampai satu dua Pada pemeriksaan histopatologi,
minggu lamanya. Peradangan pada sistem kadang-kadang potongan cacing
limfatik alat kelamin laki-laki, seperti dewasa dapat dijumpai di saluran
funikulitis, epididimitis dan orkitis sering dan kelenjar limfe dari jaringan yang
dijumpai. Saluran sperma meradang, mem- dicurigai sebagai tumor.
bengkak menyerupai tali dan sangat nyeri 1.2. Teknik biologi molekuler dapat di-
pada perabaan. Kadang-kadang saluran gunakan untuk mendeteksi parasit
36 Paras i to I o gi Ked o kteran

melalui DNA parasit dengan meng- Deteksi antibodi tidak dapat membedakan
gunakan reaksi rantai polimerase infeksi lampau dan infeksi aktif.8
(Polymerase Chain Reactionl PCR). Pada stadium obstruktif, mikrofilaria
Teknik ini mampu memperbanyak sering tidak ditemukan lagi di dalam
DNA sehingga dapat digunakan darah. Kadang-kadang mikrofilaria tidak
untuk mendeteksi parasit pada dijumpai di dalam darah, tetapi ada di
cryptic infection.a dalam cairan hidrokel atal cairankiluria.

2. Radiodiagnosis Pengobatan dan Prognosis


2.1. Pemeriksaan dengan ultrasonografi Selama lebih dari 40 tahun, dietil-
(USG) pada skrotum dan kelenjar karbamasin sitrat (DEC) merupakan obat
getah bening inguinal pasien akan pilihan baik untuk pengobatan perorangan
memberikan gambaran cacing yang maupun masal. DEC bersifat membunuh
Ini berguna terutama
bergerak-gerak. mikrofilaria dan juga cacing dewasa pada
untuk evaluasi hasil pengobatan. pengobatan jangka panjang. Pengobatan
Pemeriksaan ini hanya dapat digunakan ditujukan untuk membunuh parasit, men-
untuk infeksi filaria oleh W bancrcfii.rs cegah kesakitan dan mencegah transmisi.
2.2. P emeriksaan limfosintigrafi dengan Hingga saat ini, DEC merupakan satu-
menggunakan dekstran atau albumin satunya obat yang efektif, aman dan
yang ditandai dengan zat radioaktif relatif murah. Dosis yang dianjurkan
menunjukk an adany a abnormalitas adalah 6 mgkg berat badan/hari selama
sistem hmfatik sekalipun pada penderita 12 hai. Dosis harian obat tersebut dapat
yang asimptomatik mikrofi laremia. diberikan dalam tiga kali pemberian
sesudah makan. Umumnya dengan dosis
3. Diagnosis imunologi ini akan menghilangkan mikrofilaria tapi
untuk benar-benar bebas dari parasitnya
Deteksi antigen dengan immuno- diperlukan beberapa kali pengobatan.
chromatographic test (ICT) yang meng- Program eliminasi filariasis melalui
gunakan antibodi monoklonal telah di- pengobatan masal di daerah endemis
kernbangkan untuk mendeteksi antigen (prevalensi
W bancrofti dalam sirkulasi darah. Hasil oleh organisasi kesehatan dunia. Obat yang
tes positif menunjukkan adanya infeksi dianjurkan adalah kombinasi DEC 6 mg/
aktif walaupun mikrofilaria tidak ditemukan kgBB dan albendazol 400 mg yang di-
dalam darah.6,7 berikan sekali setiap tahun selama 5-10
Deteksi antibodi dengan tahun padapenduduk di atas usia 2 tahun.e
anfigen rekombinan telah dikembangkan Obat lain yang juga dipakai dan saat
trntuk mendeteksi antibodi subklas IgG4 ini masih terus diuji coba adalah iver-
pada filariasis Brugia. Kadar antibodi IgG4 mektin. Ivermektin adalah antibiotik semi-
meningkat pada penderita mikrofi laremia. sintetik dari golongan makrolid yang mem-
Bab l. Helmintolopi ?7

punyai aktivitas luas terhadap nematoda dalam parasit filaria. Pemberian antibiotik
dan ektoparasit. Obat ini hanya membunuh pada fi lariasis dapat membunuh Wo lb
achia
mikrofilaria. Efek samping yang ditim- dan parasit filaria serta mengurangi efek
bulkannya lebih ringan dibanding DEC. samping pengobatan DEC.to
Diberikan sebagai dosis tunggal 400 uglkg
berat badan; dapat sebagai obat tunggal Efek Samping Obat
(setiap 6 bulan sekali) atau dikombinasi-
Efek samping DEC dibagi dalam 2
kan dengan dietil-karbamasin (diberikan jenis. Pertama bersifat farmakologis, ter-
setahun sekali). Pengobatan kombinasi gantung dosisnya. Angka kejadian sama
memberikan efek lebih baik. baik pada yang terinfeksi filariasis maupun
Pengobatan akan memberikan ke- tidak. Kedua adalah respons hospes yang
sembuhan pada penderita mikrofilaremia, terinfeksi terhadap kematian parasit;
stadium akut, limfedema stadium l-2, sehingga sifatnya tidak tergantung pada
kiluria. dan stadium dini elefantiasis. Bila dosis obat tapi pada jumlah parasit yang
sudah mencapai hidrokel dan elefantiasis mati dalam tubuh hospes.
lanjut biasanya ditanggulangi dengan cara Ada dua jenis reaksi:
pembedahan. Reaksi sistemik dengan atau tanpa
Unfuk mengurangi serangan akut demam, berupa sakit kepala, sakit pada
oleh infeksi bakteri dan jamur serta men- berbagai bagran tubuh, sendi-sendi, puSing,
cegah perkembangan lanjut limfedema anoreksia, lemah, hemafuria transien,
maka pada penderita limfedema perlu reaksi alergi, muntah, serangan asma.
diajarkan cara membersihkan kaki dengan Reaksi ini terjadi beberapa jam setelah
air dan sabun terutama didaerah lipatan pemberian DEC dan berlangsung tidak
kulit dan sela jari. Bila ditemukan luka lebih dari 3 hari. Demam dan reaksi
harus segera diobati dengan antibiotik sistemik jarang te{adi dan tidak terlalu
dan antimikotik.e hebat pada dosis kedua dan seterusnya.
Kelangsungan hidup filaria di dalam Reaksi ini akan hilang dengan sendirinya.
tubuh hospes dipengaruhi oleh adanya Reaksi lokal dengan atalutznrya dernam,
Wolbachia yang merupakan endobakteri berupa limfadenitis, abses, ulserasi, hansien
dari famili ricketsiaceae. Endobakteri ini limfedema, hidrokel, funikulitis dan epidi-
berperan pada perkembangan, reproduksi dimitis. Reaksi ini cenderung terjadi
dan kelangsungan hidup parasit filaria kemudian dan berlangsung lebih lama
dalam tubuh hospes sehingga dapat di- sampai beberapa bulan, tetapi akan meng-
jadikan target pada pengobatan filariasis. hilang dengan spontan. Reaksi lokal
Pengobatan DEC pada filariasis akan cenderung terjadi pada pasien dengan
membunuh parasit sehingga keluamya riwayat adeno-limfangitis; berhubungan
Wolbachia atau molekul lipopolisakrida dengan keberadaan cacing dewasa atau
menyebabkan efek samping pengobatan. larva stadium 4 dalam tubuh hospes.
Antibiotik golongan makrolid (tetasiklin, Efek samping pengobatan DEC pada
doksisiklin) efektif membunuh Wo lb achia penderita filariasis bankrofti lebih ringan
3B Paras i to I ogi Ke d o kte ran

daripada penderita filariasis malayi. Hal yang disebabkan oleh B.malayi disebut
ini disebabkan kemampuan DEC untuk filariasis malayi dan yang disebabkan
membunuh filaria lebih lambat pada W oleh B.timori disebut filariasis timori.
b ancrofti, Pemantauan pengobatan DEC Kedua penyakit tersebut kadang-kadang
dosis tunggal 6 mglkg pada penderita disebut sebagai filariasis brugia.
mikrofilaremi W bancrofti dan B. timori
menunjukkan penurunan yang signifikan Distribusi Geografik
jumlah rnikrofilaria hari ke-5 pada pen-
derita mikrofilaremia W bancrofii dibanding- B.malayi hanya terdapat di Asia,
kan dengan hari ke-3 pada penderita dari India sampai ke Jepang, termasuk
mikrofllaremia B. timori.rl Indonesia. B.timori hanya terdapat di
Indonesia Timur di Pulau Timor, Flores,
Rote, Alor dan beberapa pulau kecil di
Epidemiologi
Nusa Tenggara Timur.
Filariasis bancrofti dapat dijumpai di
perkotaan atau di pedesaan. Di Indonesia Daur Hidup dan Morfologi
parasit ini lebih sering dijumpai di pedesaan
daripada di perkotaan dan penyebaran- Cacing dewasa jantan dan betina
nya bersifat fokal. Kurang lebih 20 juta hidup di pembuluh limfe. Bentuknya
penduduk Indonesia bermukim di daerah halus seperti benang dah berwama putih
endemi filariasis bankrofti, malayi dan susu. Cacing betina berukuran 55 mm x
timori dan mereka sewaktu-waktu dapat 0,16mm (B.malayi),21-39 mmx0,1 mm
ditulari. Kelompok umur dewasa muda (B.timori) dan yang jantan 22- 23 mm x
merupakan kelompok penduduk yang 0,09 mm (B.malayi), 13-23 mm x 0,08
paling sering menderita, terutama mereka mm (B.timori).
yang tergolong penduduk berpenghasiian Cacing betina mengeluarkan mikro-
rendah. Obat DEC tidak mempunyai khasiat fllaria yang bersarung. tlloran mikrofilaria
pencegahan. Oleh sebab itu, penduduk B.malayi adalah 200-260 mikron x 8
perlu dididik untuk melindungi dirinya mikron dan B.timori 280 - 310 mikron x
dari gigitan nyamuk. 7 mikron.
Periodisitas mikrofilaria B.malayi
adalah periodik nokturna, subperiodik
Brugia maluyi dan Brugia timori nokturna atau non periodik, sedangkan
mikrofilaria B.timori mempunyai sifat
Hospes dan Narna Penyakit
periodik nokturna. B.malayi yang hidup
Brugiamalayi dapat dibagi dalam dua pada manusia ditularkan oleh nyamuk
varian: yang hidup pada manusia dan yang Anopheles barbirostris dan yang hidup
hidup pada manusia dan hewan, misalnya pada manusia dan hewan ditularkan oleh
kucing, kera dan lain-lain. Brugia timori nyamuk Mansonia. B.timori ditularkan
hanya terdapat pada manusia. Penyakit oleh nyamuk An.barbirostris. Daw hidup
Bab I. Helmintolosi ?q

kedua parasit ini cukup panjang, tetapi pangkal paha ini, bila sembuh meninggal-
lebih pendek daripada Wbancrofti. Masa kan bekas sebagai jaringan parut dan
perhrmbuhannya di dalam nyamuk kurang tanda ini merupakan salah satu gejala
lebih 10 hari dan pada manusia kurang obyektif filariasis limfatik. Limfadenitis
lebih 3 bulan. Di dalam tubuh nyamuk dengan gejala komplikasinya dapat ber-
kedua parasit ini juga mengalami dua langsung beberapa minggu sampai tiga
kali pergantian kulit, berkembang dari bulan lamanya. Pada filariasis brugia,
larva stadium I menjadi larva stadium II sistem limfe alat kelamin tidak pernah
dan III, menyerupai perkembangan parasit terkena, berbeda dengan filariasis bankrofti.
W.bancrofti. Di dalam tubuh manusia Limfedema biasanya hilang lagi setelah
perkembangan kedua parasit tersebut juga gejala peradangan menyembuh, tetapi
sama dengan perkemban gan W b ancfroti.
dengan serangan berulang kali, lambat
laun pembengkakan tungkai tidak meng-
hilang setelah gejala peradangan sembuh,
Patologi dan Gejala Klinis
sehingga timbullah elefantiasis. Selain
Gejala klinis filariasis malayi .sama kelenjar limfe inguinal, kelenjar limfe
dengan gejala klinis filariasis timori. lain di bagian medial tungkai, di ketiak
Gejala klinis kedua penyakit tersebut dan di bagian medial lengan juga sering
berbeda dengan gejala klinis filariasis terkena. Pada filariasis brugia, elefantiasis
bankrofti. Stadium akut ditandai dengan hanya mengenai tungkai bawah, di bawah
serangan demam dan peradangan saluran lutut, atau kadang-kadang lengan bawah
dan kelenjar limfe, yang hilang timbul di bawah siku. Alat kelamin dan payudara
berulang kali. Limfadenitis biasanya tidak pernah terkena, kecuali di daerah
mengenai kelenjar limfe inguinal di satu filariasis brugia yang bersamaan dengan
sisi dan peradangan ini sering timbul filariasis bankrofti. Kiluria bukan merupa-
setelah penderita bekerja berat di ladang
kan gejala klinis fllariasis brugia.
atau sawah. Limfadenitis biasanya berlang-
sung 2-5 hari dan dapat sembuh tanpa
Diagnosis
pengobatan. Kadang-kadang peradangan
pada kelenjar limfe ini menjalar ke bawah, Diagnosis dibuktikan dengan me-
mengenai saluran limfe dan menimbul- nemukan mikrofilaria di dalam darah
kan limfangitis retrograd, yang bersifat tepi. Diagnosis parasitologi: sama dengan
khas untuk filariasis. Peradangan pada pada fi lariasis bankrofti. Radiodiagnosis
saluran limfe ini dapat terlihat sebagai umumnya tidak dilakukan pada filariasis
garis merah yang menjalar ke bawah dan malayi. Diagnosis imunologi dengan
peradangan ini dapat pula menjalar ke
deteksi IgG4.8
jaringan sekitamya, menimbulkan infiltrasi
pada seluruh paha atas. Pada stadium ini
Pengobatan dan Prognosis
tungkai bawah biasanya ikut membengkak
dan menimbulkan gejala limfedema. Limfa- Hingga sekarang DEC masih merupa-
denitis dapat pula berkembang menjadi kan obat pilihan. Dosis yang dipakai di
bisul, pecah menjadi ulkus. Ulkus pada beberapa negara Asia berbeda-beda. Di
40 Parasitologi Ked okteran

lndonesia dosis yang dianjurkan adalah yaitu NTT dan Timor-Timur. Penderita
5 mg/kg beratbadan/hari selama 10 hari. yang terkena penyakit ini terutama adalah
Efek samping DEC pada pengobatan fila- petani dan nelayan. Kelompok umur dewasa
riasis brugia jauh lebih berat, bila diban- muda paling sering terkena penyakit ini,
dingkan dengan yang terdapat pada peng- sehingga produktivitas penduduk dapat
obatan filariasis bankrofti. Efek samping berkurang akibat serangan adenolimfangitis
pengobatan akan berkur ang pada ulangan yang berulang kali. Cara pencegahan sama
pengobatan. dengan filariasis bankrofti.
Pengobatan dengan ivermektin
sama dengan pada filariasis bankrofti.
Untuk mendapatkan hasil penyembuhan Epidemiologi Filariasis
yang sempurna, pengobatan ini di-
ulang beberapa kali. Stadium mikro- Penyakit filariasis terutama ditemukan
filaremia, peradangan, limfedema dan di daerah khatulistiwa dan merupakan
elefantiasis dini dapat disembuhkan masalah di daerah dataran rendah.
dengan pengobatan DEC. Beberapa kasus Kadang-kadang dapat juga ditemukan
elefantiasis lanjut dapat pula diobati di daerah bukit yang tidak terlalu tinggi.
dengan DEC. Di Indonesia penyakit ini lebih banyak
Untuk program pemberantasan fila- ditemukan di daerah pedesaan. Di daerah
riasis, pengobatan yang dianjurkan adalah kota hanya Wbancrofti yang telah ditemu-
kombinasi DEC 6 mglkg BB dengan kan, seperti di kota Jakarta, Tangerang,
albendazol 400 mg yang diberikan sekali Pekalongan dan Semarang dan mungkin
setahu:r secura masal pada penduduk di di beberapa kota lainnya.
daerah endemis selama minimal 5 tahun.e Di Indonesia filariasis tersebar luas;
daerah endemi terdapat di banyak pulau
Epidemiologi di seluruh Nusantara, seperti di Sumatera
dan sekitamy a, J aw 4 Kalimantan, Sulawesi,
B.malayi dan B.timori hanya terdapat NTT, Maluku dan Irian Jaya. Masih
di pedesaan, karena vektomya tidak dapat banyak daerah yang belum diselidiki.
berkembang biak di perkotaan. B.malayi Pemberantasan filariasis sudah dilaku-
yang hanya hidup pada manusia dan kan oleh Departemen Kesehatan sejak
B.timori biasanya terdapat di daerah tahun 1970 dengan pemberian DEC dosis
persawahan, sesuai dengan tempat per- rendah jangka panjang (100 mg/minggu
indukan vektomy4 An.barbirostris. B.malayi selama 40 minggu.
yang terdapat pada manusia dan hewan Survei prevalensi filariasis yang di-
biasanya terdapat di pinggir pantai atau lakukan oleh Departemen Kesehatan me-
aliran sungai, dengan rawa-rawa. Penye- nunjukkan bahwa prevalensi infeksi cukup
barun B. mal ayi bersifat fokal, dari Sumatra tinggi bervariasi dai' 0,5%o-19,460 (P2M
sampai ke kepulauan Maluku. B.timori & PLP, 1999).' Prevalensi infeksi dapat
hanya terdapat di Indonesiabagran Timur berubah-ubah dari masa ke masa dan
pada umumnya ada tendensi menurun tempat perindukannya air kotor dan
dengan adanya kemajuan dalam pem- tercemar.
bangunan yang menyebabkan perubahan Wbancrofii di daerah pedesaan- (ruraD
lingkungan. Untuk dapat memahami epi- dapat ditularkan oleh bermacam spesies
demiologi filariasis, perlu diperhatikan nyamuk. Di kian Jaya Wbancrofii dtniar-
faktor-faklor seperti hospes, hospes reser- kan terutama oleh An.farauti yang dapat
voar, vektor dan keadaan lingkungan yang menggunakan bekas jejak kaki binatang
sesuai untuk menunjang kelangsungan (footprint) untuk tempat perindukannya.
hidup masing-masing. Selain itu ditemukan juga sebagai vektor:
An.lrnliersis, An.ptnctulana, Cx.annulirostris
Hospes dan Ae.lachi, Wbancrofii di daerah lain
dapat ditularkan oleh spesies lain, seperti
Manusia yang mengandung parasit
An.subpictus di daerah pantai di NTT.
selalu dapat menjadi sumber infeksi bagi
Selain nyamuk Culex, Aedes pernah juga
orang lain yang rentan (suseptibel). Biasa-
ditemukan sebagai vektor.
nya pendatang baru ke daerah endemi
B.malayi yang hidup pada manusia
(transmigran) lebih rentan terhadap infeksi
dan hewan biasanya ditularkan oleh ber-
filariasis dan lebih menderita daripada
bagai spesie s Mqrxonia seperti Ma.unfumis,
penduduk asli. Pada umumnya laki-laki
Ma.bonneae, Ma.dives, dan lainlain,
lebih banyak yang terkena infeksi, karena
yang berkembang biak di daerah rawa di
lebih banyak kesempatan untuk mendapat
. Sumat4 Kalimantan, Maluku dan lain-
infeksi (exposure). Juga gejala penyakit
lain. B.malayi yang periodik ditularkan
lebih nyata pada laki-laki, karena pekerjaan
oleh An.barbirostris yang memakai sawah
fisik yang lebih berat.
sebagai tempat perindukannya, seperti di
daerah Sulawesi.
Hospes Reservoar
B.timori, spesies yang ditemukan di
Tipe B.malayi yang dapat hidup pada Indonesia sejak 1965 hingga sekarang
hewan merupakan sumber infeksi untuk hanya ditemukan di daerah NTT dan
manusia. Hewan yang sering ditemukan Timor Timur, ditularkan oleh An.barbiro-
mengandung infeksi adalah kucing dan stris yang berkembang biak di daerah
kera terutama jenis Presbytis, meskipun sawah, baik di dekat pantai maupun di
hewan lain mungkin juga terkena infeksi. daerah pedalaman.

Vektor Faktor Lingkungan


Banyak spesies nyamuk telah ditemu- Faktor lingkungan yang dapat me-
kan sebagai vektor filariasis, tergantung pada nunjang kelangsungan hidup hospes, hospes
jenis cacing filarianya. Wbancrofti yang reservoar dan vektor, merupakan hal yang
terdapat di daerah perkotaan (urban) di- sangat penting untuk epidemiologi filariasis.
tularkan oleh Cx.quinquefosciatus yang Jenis filariasis yang ada di suatu daerah
42 Parasitologi Kedokteran

endemi dapat diperkirakan dengan melihat rneningkat akibat jumlah


keadaanlingkungannya. Filariasis di daerah sel eosinofil dalam darah. Kelenjar yang
endemi dapat diduga jenisnya dengan paling sering terkena adalahkelenjar limfe
melihat keadaan lingkungan. Pencegahan inguinal. Kadang-kadang dapat pula terkena
filariasis, hanya dilakukan dengan meng- kelenjar limfe leher, lipat siku atau kelenjar
hindari gigitan nyamuk. Untuk mendapat limfe di tempat lain. Mungkinpula terdapat
infeksi diperlukan gigitan nyamuk yang pernbesaran kelenjar limfe di seluruh
banyak sekali. Pengobatan masal dengan tubuh, menyerupai penyakit Hodgkin.
DEC dapat menurunkan angka filariasis Bila paru terkena maka gejala klinis dapat
dengan jelas. Pencegahan dengan obat berupa batuk dan sesak napas, terutama
masih dalam taraf penelitian. pada waktu malam, dengan dahak yang
kental dan mukopurulen. Foto roentgen
paru biasanya memperlihatkan garis-garis
yang berlebihan pada kedua hilus dan
"Occult Filariasis"
(Tr op ic al P ulmon ary E o s in op h iliu) bercak-bercak halus terutama di lapangan
paru bawah. Gejala lain dapat berupa
demam subfebril, pembesaran limpa dan
Distribusi Geografik hati. Mikrofilaria tidak dijumpai di dalam
darah, tetapi mikrofilaria atau sisa-sisanya
Penyakit ini dilaporkan di Indonesi4
dapat ditemukan di jaringan kelenjar limfe,
Singapura, Vietnam, Muangthai, Afrika paru, limpa dan hati. Pada jaringan tersebut
dan Curacao. terdapat benjolan-bejolan kecil berwarna
kuning kelabu dengan penampang l-2mm,
Patologi dan Gejala Klinis terdiri dari infiltrasi sel eosinofil yang di-
kenal dengan nama benda Meyers Kou-
Occult filariasis adalah penyakit
wenaar. Di dalam benda-benda inilah
filariasis limfatik, yang disebabkan oleh
dapat ditemukan sisa-sisa mikrofi laria.
penghancuran mikrofi I aria dalam jumlah
yang berlebihan oleh sistem kekebalan
penderita. Mikrofilaria dihancurkan oleh Diagnosis
zat anti dalam tubuh hospes akibat hiper- Diagnosis dibuat berdasarkan gejala
sensitivitas terhadap antigen mikrofilaria.
klinis, hipereosinofilia, peningkatan
Gejala penyakit ini ditandai dengan hiper-
kadar IgE yang tinggi, peningkatan zat
eosinofilia, peningkatan kadar antibodi
anti terhadap mikrofilaria dan gambaran
IgE dan antifilaria IgG4,t kelainan klinis
roentgen paru.
yang menahun berupa pembengkakan
kelenjar limfe dan gejala asma bronkial. Konfirmasi diagnosis tersebut ada-
Hipereosinofilia merupakan salah lah dengan menemukan benda Meyers
satu tanda utama dan gejala ini seringkali Kouwenaar pada sediaan biopsi, atau
merupakan petrmjuk ke arah etiologi penyakit dengan melihat perbaikan gejala setelah
tersebut. Jumlah leukosit biasanya ikut pengobatan dengan DEC.
Pengobatan Kamerun dan Nigeria bagan selatan.
Obat pilihan adalah DEC dengan dosis
6 mg/kg berat badan/hari selama 21-28 Morfologi dan Daur Hidup
hari.tPada stadium dini penderita dapat Cacing dewasa hidup dalam jaringan
disembuhkan dan parameter darah dapat subkutan, yang betina berukuran 50 -
pulih kembali sampai kadar yang hampir 70 x 0,5 mm dan yang jantan berukuran
normal. Pada stadium klinik lanjut, sering- 30 - 34 x 0,35 - 0,43 mm. Cacing betina
kali terdapat fibrosis dalam paru dan dalam mengeluarkan mikrofi Iaria yang beredar
keadaan tersebut, fungsi paru mungkin dalam darah pada siang hari (diurna).
tidak dapat pulih sepenuhnya. Penderita Pada malam hari mikrofilaria berada
TPE memberikan respons yang rendah pada dalam pembuluh darah paru.
pengobatan bronkodilator dan steroid. 1
Mikrofilaria mempunyai sarung ber-
ukuran 250-300 mikron x 6-8,5 mikron,
dapat ditemukan dalam urin, dahak dan
kadang-kadang ditemukan dalam cairan
Lou-Iou
sumsum tulang belakang. Parasit ini di-
(Cacing Loa, cacing mata)
tularkan oleh lalat Chrysops. Mikrofilaria
yang beredar dalam darah diisap oleh
Sejarah lalat dan setelah kurang lebih 10 hari di
Untuk pertama kali Mongin pada dalam badan serangga, mikrofilaria tumbuh
tahun 1770 mengeluarkan cacing dewasa menjadi larva infektif dan siap ditularkan
Loa loa dari mata seorang perempuan kepada hospes lainnya. Cacing dewasa
Negro di Santo Domingo. tumbuh dalam badan manusia dalam waktu
1 sampai 4 tahttn kemudian berkopulasi
dan cacing dewasa betina mengeluarkan
Hospes dan Nama Penyakit
mikrofilaria.
Parasit ini hanya ditemukan pada
manusia. Penyakifirya disebut loaiasis atau Patologi dan Gejala Klinis
calabor swelling (fuSttive swelling). Loaiasis
Cacing dewasa yang mengembara
terutama terdapat di Afrika Barat,Afrika
dalam jaringan subkutan dan mikrofilaria
Tengah dan Sudan.
yang beredar dalam darah seringkali tidak
menimbulkan gejala. Cacing dewasa dapat
Distribusi Geografik
diteclukan di seluruh tubuh dan sering-
Parasit ini tersebar di daerah katulistiwa kali menimbulkan gangguan di konjungtiva
di hutan yang berhujan (rain forest) darr mata dan pangkal hidung dengan me-
sekitamya; ditemukan diAfrika tropik bagran nimbulkan iritasi pada mata, mata sembab,
barat dari Sierra Leone sampai Angola, sakit, pelupuk mata menjadi bengkak se-
lembah sungai Kongo, Republik Kongo, hingga mengganggu penglihatan. Secara
44 Paras i tol ogi Ke d o kteran

psikis, pasien menderita. Pada saat-saat Cacing dewasa di dalam mata harus
tertentu penderita menjadi hipersensitif dikeluarkan dengan pembedahan yang
terhadap zat sekresi yang dikeluarkan dilalnrkan oleh seorang ahli.
oleh cacing dewasa dan menyebabkan
reaksi radang bersifat temporer. Kelainan
Prognosis
yang khas ini dikenal dengan calabar
swelling atau fugitive swelling. Pembeng- Prognosis biasanya baik bila cacing
kakan jaringan yang tidak sakit dan non- dewasa dapat dikeluarkan melalui mata
pitting ini dapat menjadi sebesar telur atau bila pengobatan berhasil dengan baik.
ayam. Lebih sering terdapat di tangan atau
lengan dan sekitarnya. Timbulnya secara Epidemiologi
spontan dan menghilang setelah beberapa
hari atau seminggu sebagai manifestasi Daerah endemi adalah daerah lalat
supersensitif hospes terhadap parasit. Chrysops silacea dan Chrysops dimidiata
Masalah utama adalah bila cacing masuk yang mempunyai tempat perindukan di
ke otak dan menyebabkan ensefalitis. Cacing hutan yang berhujan dengan kelembaban
dewasa dapatpula ditemukan dalam cairan tinggi. Lalat-lalat ini menyerang manusia,
serebrospinal pada orang yang menderita yang sering masuk hutan, maka penyakit-
meningoensefalitis. nya lebih banyak ditemukan pada pria
dewasa.
Diagnosis Pencegahan dapat dilakukan dengan
Diagnosis dibuat dengan menemu- menghindari grgitan lalat ata.u dengan pem-
kan mikrofilaria dalam darah yang diambil berian obat sebulan sekali, selama 3 hari
pada waktu siang hari atau menemukan berturut-furut.
cacing dewasa dari konjungtiva mata atau-
pun dalam jaringan subkutan.
Onchocerca volvulus
Pengobatan (Filaria volvulus)
Dietilkarbamasin merupakan obat
utamauntukpengobatan loaias is.Dosisnya Sejarah
adalah 2 mgkgberat badanlhari, diberikan
O'Neill meneliti mikrofilaria parasit
3 kali sehari sesudahmakan selama 14hari. ini di dalam kulit seorang penderita di
DEC membunuh mikrofilaria dan cacing Afrika Barat pada tahun 1875. Kemudian
dewasa. Pada pemberian DEC harus seorang dokter Jerman menemukan cacing
diperhatikan efek sampingnya. Di samping dalam benjolan kulit dari orang Negro
sebagai terapi, obat ini bersifat profilaksis di Ghana, Afrika Barat,lalu dinamakan
terhadap infeksi parasit. Saat ini mulai sebagai Filaria volvulus oleh Leuckard
dicoba pengobatan dengan ivermectin. 1893. Tahun 1915 Robles menemukan
Bab l. Helmintolosi L4

cacing Onchocerca di Guatemala dan oleh punyai sarung. Bila lalat Simulium me-
Brumpt diidenffikasi sebagai cacing Oncho- nusuk kulit dan mengisap darah manusia
cerc a c ae cutiens, tetapi kemudian dinama- maka mikrofilaria akan terisap oleh lalat,
kan cacing Onchocerca volvulus. kemudian mikrofilaria menembus lambung
lalat, masuk ke dalam otot toraks. Setelah
Hospes dan Nama Penyakit 6-8 hari berganti kulit dua kali dan men-
jadi larva infektif. Lawa infektif masuk
Parasit ini ditemukan pada manusia. ke dalam probosis lalat dan dikeluarkan
Penyakitnya disebut onkoserkosis, river bila lalat mengisap darah manusia. Lawa
b I indnes s, b linding fil ari as is .
masuk lagi ke dalam jaringan ikat
menjadi dewasa dalam tubuh hospes dan
Distribusi Geografik mengeluarkan mikrofi laria.
Parasit ini banyak ditemukan pada
penduduk Afrika, dari pantai barat Sierra Patologi dan Gejala Klinis
Leone menyebar ke Republik Kongo, Ada2 tipe onkosersiasis :
Angola, Sudan sampai Afrika Timur. Di - Tipeforesr kelainan kulit lebih dominan
Amerika Tengah terbatas di dataran tinggi - Tipe swanrnkelainan mata yang dominan
sepanjang sungai tempat perindukan lalat
Simulium. Di Amerika Selatan terdapat di Manifestasi onkosersiasis tenttama
dataran tinggi Guatemala, Mexico dan berupa kelainan pada kulit, sistem limfatik
bagian timur Venezuela. dan mata.
Ada dua macam proses patologi yang
Morfologi dan Daur Hidup ditimbulkan oleh parasit ini, pertama oleh
cacing dewasa yang hidup dalam jaringan
Cacing dewasa hidup dalam jaringan ikat yang merangsang pembentukan serat-
ikat; melingkar satu dengan lainnya seperti serat yang mengelilingi cacing dalam
benang kusut dalam benjolan (tumor). jaringan. Kedua oleh mikrofilaria yang
Cacing betina berukuran 33,5-50 cm x dikeluarkan oleh cacing betina dan ketika
270-400 mikron dan cacing jantan 19- mikrofilaria beredar dalam jaringan me-
42 mm x 130 x 210 mikron. Bentuknya nuju kulit. Pada umumnya lesi mengenai
seperti kawat berwarna putih, opalesen kulit dan mata. Kelainan yang disebabkan
dan transparan. Cacing betina yang gravid oleh cacing dewasa merupakan benjolan-
mengeluarkan milaofilaria di dalam jaringan benjolan yang dikenal sebagai onkoserkoma
subkutan, kemudian milaofilaria meninggal- dalam jaringan subkutan. Ukuran benjolan
kan jaringan subkutan mencari jalan ke bermacam-macam dari yang kecil sampai
kulit. Mikrofilariamempunyai dua macam sebesar lemon. Jumlah benjolanpun ber-
ukuran yaitu 285-368 x 6-9 mikron dan macam-macam dari sedikit sampai lebih
150-287 x 5-7 mikron. Bagian kepala dan dari seratus. Letak benjolan biasanya
ujung ekor tidak ada inti dan tidak mem- di atas tonjolan-tonjolan tulang seperti
46 Paras i to I o gi Ke d o kteran

pada skapula, iga, tengkorak, siku, krista Diagnosis


iliaka, lutut dan sakrum dan menyebabkan
Klinis: adanyanodul subkutan, hanging
kelainan kosmetik. Benjolan dapat digerak-
groin, kelainan kulit seperti kulit macan
gerakkan dan tidak terasa nyeri. Kelainan
tutul (leopard skin), atrofi kulit, kelainan
yang ditimbulkan oleh mikrofilaria lebih
pada mata berupa keratitis, limbitis, uveitis
hebat daripada oleh cacing dewasa karena
dan adanya mikrofilaria dalam kornea.
mikrofilaria dapat menyerang mata dan Parasitologik: menemukan mikrofilaria
menimbulkan gangguan pada saraf optik
atau cacing dewasa dalam benjolan sub-
dan retina mata. Ada beberapa anggapan
kutan. Diagnosis dibuat dengan menemu-
tentang patologi kelainan mata, yaifu: 1) kan mikrofilaria pada biopsi kulit yakni
reaksi mekanik atau reaksi sekret yang menyayat kuJit (skin-snip) dengan pisau
dikeluarkan oleh mikrofilaria hidup, 2) tajam atau pisau silet kira-kira 2-5 mm
toksin yang dihasilkan oleh mikrofilaria bujur sangkar. Sayatan kulit diletakkan
mati, 3) toksin dari cacing dewasa dan 4) pada kaca obyek yang berisi larutan garam
penderita hipersensitif terhadap parasit. faal. Sesudah diinkubasi, mikrofilaria akan
Pertama-tama gejala yang timbul ialah keluar dari jaringan.t dijepit dengan dua
fotofobia, lalrimasi, blefarospasmus dan buah kaca obyek kemudian dipulas dengan
sensasi dari benda asing. Kelainan mata Giemsa. Untuk menemukan cacing dewasa
lebih banyak ditemukan pada penduduk dapat dilakukan dengan mengeluarkan
dengan banyak benjolan di bagian atas benjolan (tumor), mikrofilaria dapat di-
badan. Reaksi radang tidak begitu hebat temukan juga dalam benjolan. Tes serologi
bila mikrofilaria masih dalam keadaan sekarang sedang digalakkan untuk me-
hidup tetapi reaksi radang makin hebat nunj ang diagnosis onkoserkosis.
bila mikrofilaria banyak yang mati. Ultrasono grafi nodul : untukmenentu-
Hal ini perlu diperhatikan pada waktu kan beratnya infeksi (worm burden).
pengobatan. Sering ditemukan limbitis Pelacak DNA: menggunakan teknik
dengan pigmentasi coklat. Pada kasus multiplikasi DNA (Polymerase Chain
ReactionlPCR) dengan pelacak ONCHO-
menahun dapat terjadi keratitis berbintik,
150 yang spesies spesifik.
glaukoma, atrofi yang berakhir dengan
Muzotti testz dengan memberikan 50
kebutaan. Pruritic dermatitis disebabkan mg DEC, kemudian diobservasi selama
oleh gerakan mikrofilaria dan toksin yang l-24 jarnunhrk mengetahui adanya reaksi
dilepaskannya dalam kulit. Timbul rash berupa gatal, erupsi kulit, limfadenopati
berupa lingkaran papel kecil-kecil yang dan demam.
berdiameter 1-3 mm. Kemudian timbul
edema kulit, kulit menebal dan terjadi Pengobatan
likenifikasi. Kulit kehilangan elastisitasnya
Dietilkarbamasin tidak lagi dipakai
dan menimbulkan keadaan yang disebut mengingat efek sampingnya yang berat.
hanging groin, yaitu kulit menggantung Obat yang dipakai adalah ivermectin baik
dalam lipatan di bawah inguinal. untuk pengobatan masal maupun selektif.
Bab L Helminrologi 47

Ivermectin merupakan obat pilihan Prognosis


dengan dosis 150 udkg berat badan, diberi-
Prognosis baik bila tidak terjadi ke-
kan satu atau dua kali per tahun pada peng-
rusakan mata
obatan masal. Untuk pengobatan individu,
dapat diberikan dengan dosis 100-150 ug/ Epidemiologi
kgberatbadandan diulang setiap 2 minggu,
Tempat perindukan vektor (Simulium)
bulan ata.u 3 bulan hitrgga mencapai dosis
terdapat di daerah pegumrngan yang mem-
total 1,8 mglkg berat badan. Obat ini tidak
punyai air sungai yang deras. Lalat ini
diberikan kepada anak-anak dibawah 5
suka menggigit manusia di sekitar sungai
tahun atau beratnya kurang dari 15 kg,
tempat perindukannya. Penyakit ditemukan
ibu hamil, menyusui atau orang dengan baik pada orang dewasa maupun pada
sakit berat. Ivermectin (Mectizan) mem- anak. Infeksi yang menahun seringkali di-
punyai efek yang kuat dalam membunuh
akhiri dengan kebutaan. Kebutaan te{adi
mikrofilaria. Efek samping (-irip dengan
pada penduduk yang berdekatan dengan
Mazotti reaction pada pemberian DEC), sungai, makin jauh dari sungai kebutaan
jarangte{adi dan jauh lebih ringan berupa:
makin kurang oleh karena itu penyakit ini
gatal-gatal, erupsi kulit, nyeri otot tulang,
dikenal dengan river blindness.
edema tungkai dan wajah, demam, pem- Pencegahan dilakukan dengan meng-
besaran kelenjar disertai nyeri. Efek hindari gigitan lalat Simulium dan me-
samping dapat diatasi dengan analgesik makai pakaian tebal yang menutupi
dan kortikosteroid. Pada pemberian se- seluruh tubuh.
lanjutnya efek samping semakin berkurang.
Ivermectin mempunyai efek yang kuat Daftar Pustaka
dalam membunuh mikrofilaria tapi tidak l. Nutman TB. Lyrnphatic filariasis. London:
terhadap cacing dewasa. Imperial College Press; 2000.
Suramin merupakan satu-satunya obat 2. Freedmann DO, et al. Lymphoscintigraphic
analysis of lymphatic abnormalities in symp-
yang membunuh cacing dewasa O.volvulus tomatic and asimptomatic human filariasis. J Infect
tetapi jarang dipakai mengingat cara pem- Dis,1994; 170 927-33.
beriannya yang relatif sulit dan toksi- 3. Despommier DD, Gwads RW, Hotez PJ, Knirsch
CA. Parasitic Diseases (4th edition). New York:
sitasnya tinggi.
Apple Trees Producations; 2000.
Penggunaanya hanya untuk peng- 4. Williams SA, et al. A polymerase chain reaction
obatan kuratif yang selektif di daerah yang assay for the detection of Wuchereria bancrofti
in blood samples from French Polynesia. Trans R
tak ada transmisi ata:u pada orang yang Soc Trop Med Hyg 1996; 90: 387 -9.
meninggalkan daerah endemik O.volvalus. 5. Dreyer G, Amaral F, Noroes J, Medeiros Z, Addis D.
Pada kasus-kasus yang onkodermatitis A new tool to assess the adulticidal efficacy in vivo
ofanti filarial drugs forbancroftian filariasis. Trans R
hiperreaktif dan berat yang gejalanya tak
Soc Tiop Med Hyg1995;89:225-8.
dapat dikendalikan dengan ivermectin 6. Weil GJ, Lammie PJ, Weiss N. The ICT filariasis
dosis berulang. test: a rapid-format antigen test for diagnosis ofban-
croftian fi lariasis. Parasitol Today 1997 ;13 :401 -4.
48 Parasi tol ogi Ke d o kte ran

7. More SJ, Copeman DB. A highly specific and 10. HoeraufA, Adjei O, Butftrer DW. Antibiotics for the
sensitive monoclonal antibody based ELISA for teaftnent ofonchocerciasis and other filarial infec-
the detection of circulating antigen in bancroftion tions. Cun Opin Investif Drugs 2002;3(4):533-7.
filariasis. Trop Med Parasitol 1990;41:403-6.
11. Supali I Ismid IS, Ruckert P, Fischer P. Treatment
Rahmah N, Supali I Shenoy BK, Lim BH,
Kumaraswami V, Anuar Ak et al. Specificity and of Brugia timori and Wuchereria bancrofti
sensitivity of a rapid dipstick test (Brugia Rapid) infections in lndonesiausing DEC or a combination
in the detection of Brugia malayi infection. Trans of DEC and albendazole: adverse reactions and
R Soc Trop Med Hyg 2001. 95(6):601-4. short-term effects on microfilariae. Trop Med Int
9. World Health Organization. Preparing and Health 2002; 7(10): 894-901.
implementing a national plan to eliminate lym-
phatic filariasis. Geneva, Switzerland; 2000.
TREMATODA
(cacing daun)

lacing daun adalah cacing yang ter- Distribusi Geografik


\-rmasuk kelas Trematoda filum Platy-
Pada umumnya cacing trematoda di-
helminthes dan hidup sebagai parasit.
Pada umunnya cacing ini bersifat temukan di RRC, Korea, Jepang, Filipina,
hermafrodit kecuali cacing Schistosoma. Thailand, Vietnam, Taiwan, India dan
Spesies yang merupakan parasit pada Afrika. Beberapa spesies ditemukan di
manusia termasuk subkelas Digenea, yang Indonesia seperti Fasciolopsis buski di
hidup sebagai endoparasit. Kalimantan, Echinostoma di Jawa dan
Sulawesi, Heterophyidae di Jakarta dan
Hospes Schistosoma j aponicum di, Sulawesi Tengah.

Berbagai macam hewan dapat ber-


peran sebagai ho spes defi nitifcacingtrema-
Morfologi dan Daur Hidup
toda, antara lain: kucing, anjing, kambing, Pada umumnya bentuk badan cacing
sapi, babi, tikus, burung, musang, harimau dewasa pipih dorsoventral dan simetris
dan manusia. bilateral, tidak mempunyai rongga badan.
Menurut tempat hidup cacing dewasa Ukuran panjang cacing dewasa sangat
dalam tubuh hospes, maka trematodadapat beraneka ragam dari I mm sampai kurang
dibagi dalam: lebih 75 mm. Tanda khas lainnya adalah
1. Trematoda hati (liver flukes): Clo- terdapatnya 2 buah batil isap, yaitu batil
norchis sinensis, Opisthorchis felineus, isap mulut dan batil isap perut. Beberapa
Opisthorchis viverrini dan Fasciola. spesies mempunyai batil isap genital.
2. Trematoda usus (intestinal flukes): Saluran pencemaan menyerupai huruf
Fasciolopsis buski, Echinostomatidae Y terbalik yang dimulai dengan mulut
dan Heterophyidae. dan berakhir buntu pada sekum. pada
3. Trematoda paru (lung flukes): Para- umunmya Trematoda tidak mempunyai
gonimus westermani, alat pernapasan khusus, karena hidupnya
4. Tremato dadarah(b lo o dflukes) : Schis to - secara anaerob. Saluran ekskresi terdapat
s oma j aponicum, Schis tos oma mans oni
simetris bilateral dan berakhir di bagian
dan Schistosoma haematobium.
posterior. Susunan saraf dimulai dengan
50 Paras i to I o gi Ked o kteran

ganglion di bagian dorsal esofagus, kemu- M-+S-+R +SK: misalnya Clonorchis


dian terdapat saraf yang memanjang di sinensis
bagian dorsal, ventral dan lateral badan. M-+S 1-+S2-+SK : misalnya Scft istosoma
Cacing ini bersifat hermafrodit dengan M-+S-+Rl -+R2-+SK: misalnya trema-
alat reproduksi yang kompleks. toda lainnya
Cacing dewasa hidup di dalam
tubuh hospes definitif. Telur diletakkan Serkaria kemudian keluar dari keong
di saluran hati, rongga usus, paru, pem- air dan mencari hospes perantaru II yang
buluh darah atau di jaringan tempat cacing berupa ikan, tumbuh-tumbuhan air, ketam,
hidup dan telur biasanya keluar bersama udang batu dan keong air lainnya, atau
tinja, dahak atau urin. Pada umumnya dapat menginfeksi hospes definitif secara
telur berisi sel telur, hanya pada beberapa langsung seperti pada Schistos oma. Dalam
spesies telur sudah mengandung mirasi- hospes perantara II serkaria berubah men-
dium (M) yang mempunyai bulu getar. jadi metaserkaria yang berbentuk kista.
Bila sudah mengandung mirasidium telur Hospes definitif mendapat infeksi bila
menetas di dalam air (tehn matang). Pada
makan hospes perantara II yang mengan-
spesies trematoda yang mengeluarkan
dung metaserkaria yang tidak dimasak
telur berisi sel telur, telur akan menjadi
dengan baik. Infeksi cacing Schistosoma
matang dalam waktu kurang lebih 2-3
te{adi dengan cara serkaria menembus
minggu. Pada beberapa spesies Tiematoda,
kulit hospes definitif, yang kemudian
telur matang menetas bila ditelan keong
berubah menjadi skistosomula, lalu ber-
(hospes perantara) dan keluarlah mirasi-
kembang menjadi cacing dewasa dalam
dium yang masuk ke dalam jaringan
tubuh hospes.
keong; atau telur dapat langsung menetas
dan mirasidium berenang di air; dalam
waktu 24 jam mirasidium harus sudah Patologi dan Gejala Klinis
menemukan keong air agar dapat me-
Kelainan yang disebabkan cacing
lanjutkan perkembangannya. Keong air daun tergantung dari lokalisasi cacing
di sini berfungsi sebagai hospes perantara di dalam tubuh hospes; selain itu juga
pertama (HP D. Dalam keong air ter- ada pengaruh rangsangan setempat dan
sebut mirasidium berkembang menjadi zat toksin yang dikeluarkan oleh cacing.
sebuah kantung yang berisi embrio, di- Reaksi sistemik terjadi karena absorbsi zat
sebut sporokista (S). Sporokista ini dapat toksin tersebut, sehingga menghasilkan
mengandung sporokista lain atau redia gejala alergi, demam, sakit kepala dan
@); bentuknya berupa kantung yang sudah lain-lain. Cacing daun yang hidup di
mempunyai mulut, faring dan sekum. Di rongga usus biasanya tidak memberi
dalam sporokista II atau redia (R), larva gejala atau hanya gejala gastrointestinal
berkembang menjadi serkaria (SK). ringan seperti mual, muntah, sakit perut
Perkembangan lawa dalam hospes dan diare. Bila cacing hidup di jaringan
perantara I terjadi sebagai berikut: paru seperti Paragonimus, mungkin
Bab l. Helmintolosi 6'l

menimbulkan gejala batuk, sesak napas Morfologi dan Daur Hidup


dan batuk daruh (hemoptisis). Cacing
yang hidup di saluran empedu hati seperti
Cacing dewasa hidup di saluran
empedu, kadang-kadang ditemukan di
Clonorchis, Opisthorchls dan Fasciola
dapat menimbulkan rangsangan dan me- saluran pankreas. Ukuran cacing dewasa
nyebabkan peradangan saluran empedu, 10-25 mm x 3-5 mm, bentuknya pipih,
menyebabkan penyumbatan aliran lonjong, menyerupai daun. Telur ber-
empedu sehingga menimbulkan gejala ukuran kira-kira 30 x 16 mikron, bentuk-
ikterus. Akibat lainnya adalah peradangan nya seperti bola lampu pijar dan berisi
hati sehingga terjadi hepatomegali. Bila mirasidium, ditemukan dalam saluran
ini tefadi berlarut-larut, dapat meng- empedu.
akibatkan sirosis hati. Cacing Schistosoma Telur dikeluarkan dengan tinja. Telur
yang hidup di pembuluh darah, terutama menetas bila dimakan keong ai (Bulinus,
telurnya menimbulkan kelainan yang Semisulcospira). Dalam keong air, mirasi-
berupa peradangan, pseudo-abses dan dium berkernbang menjadi sporokista,
akhirnya fibrosis jaringan alat yang di- redia lalu serkaria. Serkaria keluar dari
infiltrasi oleh telur cacing ini, seperti keong air dan mencari hospes perantara
dinding usus, dinding kandung kemih, II, yaitu ikan (Famili Cyprinidae). Setelah
hati, jantung, otak dan alat lain. menembus fubuh ikan, serkaria me-
lepaskan ekornya dan membentuk kista
Trematoda Hati di dalam kulit di bawah sisik. Kista ini
disebut metaserkaria.
Clonorchis sinensis Perkembangan larva dalam keong
air sebagai berikut:
Sejarah M)S)R)SK
Cacing ini pertama kali ditemukan Infeksi terjadi dengan makan ikan
oleh Mc Connell tahun 1874 di saluran yang mengandung metaserkaria yang di-
empedu pada seorang Cina di Kalkuta. masak kurang matang. Ekskistasi terjadi
di duodenum. Kemudian larva masuk ke
Hospes dan Nama Penyakit duktus koledokus, lalu menuju ke saluran
Manusia, kucing, anjing, beruang empedu yang lebih kecil dan menjadi
dewasa dalam waktu sebulan. Seluruh daur
kutub dan babi merupakan hospes parasit
ini. Penyakit yang disebabkannya disebut hidup berlangsung selama tiga bulan.
klonorkiasis.
Patologi dan Gejala Klinis
Distribusi Geografik Sejak larva masuk di saluran empedu
Cacing ini ditemukan di Cina, Jepang, sampai menjadi dewasa, parasit ini dapat
Korea danMebram. Penyakityang ditemukan menyebabkan iritasi saluran empedu dan
di Indonesia bukan infeksi autokton. penebalan dinding saluran. Selain itu dapat
52 Paras i tol ogi Ked o kteran

terjadi perubahan jaringan hati berupa Kegiatan pemberantasan lebih dituju-


radang sel hati. Pada keadaan lebih lanjut kan untuk mencegah infeksi pada manusia.
dapat timbul sirosis hati disertai asites Misalnya penyrluhan kesehatan agar orang
dan edema. makan ikan yang sudah dimasak dengan
Luasnya organ yang mengalami ke- baik serta pemakaian jamban yang tidak
rusakan bergantung pada jumlah cacing mencemari air sungai.
yang terdapat di saluran empedu dan
lamanya infeksi.
.Gejala dapat dibagi menjadi 3 Opistorchis felineas
stadium. Pada stadium ringan tidak di-
temukan gej ala. Stadium progresif ditandai Hospes dan Nama Penyakit
dengan menurunnya napsu makan, perut
Kucing, anjing dan manusia merupa-
rasa penuh, diare, edema dan pembesaran
kan hospes penyakit ini. Penyakit yang
hati. Pada stadium lanjut didapatkan disebabkan parasit ini disebut opistorkiasis.
sindrom hipertensi portal yang terdiri atas
pembesaran hati, ikterus, asites, edema,
Penyebaran Geografik
sirosis hepatis. Kadang-kadang dapat
menimbulkan keganasan dalam hati. Parasit ini ditemukan di Eropa
Tengah, Selatan dan Timur, Asia, Vietnam
dan India.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan me- Morfologi dan Daur Hidup
nemukan telur yang terbentuk khas dalam
tinja atau dalam cairan duodenum. Cacing dewasa hidup dalam saluran
empedu dan saluran pankreas. Cacing
dewasa berukuran 7-12 mm, mempunyai
Pengobatan
batil isap mulut dan batil isap perut.
Penyakit ini dapat diobati dengan Bentuknya seperti lanset, pipih dorso-
prazikuantel.
ventral. Telur Opistorchis mirip telur
C.sinensis, hanya bentuknya lebih langsing.
Epidemiologi Infeksi terjadi dengan makan ikan
Kebiasaan makan ikan yang diolah yang mengandung metaserkaria dan di-
kurang matang merupakan faktor penting masak kurang matang.
dalam penyebaran penyakit. Selain itu
cara pemeliharaan ikan dan cara pem- Patologi dan Gejala Klinis
buangan tinja di kolam ikan penting Kelainan yang ditimbulkan cacing ini
dalam penyebaran penyakit. sama dengan yang ditimbulkan C. s inens is.
Bab l. Helmintolosi 33

Opistorchis viverrini batil isap perut yang besarnya * 1,6 mm.


Saluran pencernaan bercabang-cabang
Daerah endemi ditemukan di sampai ke ujung distal sekum. Testis dan
Muangthai. kelenj ar vitelin juga bercabang- cabang.
Morfologi dan daur hidup cacing Telur cacing ini berukuran 140 x 90
ini mirip Opistorchis felineus. Infeksi mikron, dikeluarkan melalui saluran empedu
terjadi dengan makan ikan mentah yang ke dalam tinja dalam keadaan belum matang.
mengandung metaserkaria. Telur menjadi matang dalam air setelah
Di daerah Muangthai timur laut di- 9-15 hari dan berisi mirasidium. Telur
temukan banyak penderita kolangio- kemudian menetas dan mirasidium keluar
karsinoma dan hepatoma pada penderita mencari keong air (Lymnaea spp). Dalam
opistorkiasis. Hal ini diduga karena ada keong air terjadi perkembangan:
peradangan kronik saluran empedu. M-+S+Rl-+R2+SK
Selain itu berhubunganjuga dengan cara
Serkaria keluar dari keong air dan
pengawetan ikan yang menjadi hospes berenang mencari hospes perantara II,
perantara O.viverrini. yaitu tumbuh-tumbuhan air dan pada per-
mukaan tumbuhan air membentuk kista
berisi metaserkaria. Bila ditelan, metaser-
Fasciola hepatica karia menetas dalam usus halus binatang
yang memakan tumbuhan air tersebut,
Hospes dan Nama Penyakit menembus dinding usus dan bermigrasi
dalam ruang peritoneum hitrgga menembus
Hospes cacing ini adalah kambing hati. Lawa masuk ke saluran empedu dan
dan sapi. Kadang-kadang parasit ini dapat menjadi dewasa. Baik larva mauprm cacing
ditemukan pada manusia. Penyakit yang dewasa hidup dari jaringan parenkim hati
ditimbulkan disebut fasioliasis. dan lapisan sel epitel saluran empedu.r
Infeksi te{adi dengan makan tum-
Penyebaran Geografik buhan air yang mengandung metaserkaria.
DiAmerika Latin, Perancis dan negara-
negara sekitar Laut Tengah banyak di- Patologi dan Gejala Klinis
temukan kasus fasioliasis pada manusia.
Migrasi cacing dewasa muda ke
saluran empedu menimbulkan kerusakan
Morfologi dan Daur Hidup parenkim hati. Selama migrasi (fase akut)
Cacing dewasa mempunyai bentuk dapat tidak bergejala atau menimbulkan
pipih seperti daun, besamya + 30 x 13 mm. gejala seperti demam, nyeri pada bagian
Bagian anterior berbentuk seperti kerucut kanan atas abdomen, hepatomegali,
dan pada puncak kerucut terdapat batil malaise, urtikaria, eosinofilia. Saluran
isap mulut yang besarnya * I mm, sedang- empedu mengalami peradangan, penebalan
kan pada bagian dasar kerucut terdapat dan sumbatan, sehingga menimbulkan
54 Paras i to I o gi Ked o kteran

sirosis periportal. Sekresi prolin oleh cacing anjing, harimau, serigala dan lain-lain
dewasa diduga menjadi penyebab penebalan merupakan hospes cacing ini.
dinding saluran empedu.r,2 Migrasi cacing
dewasa muda dapat te{adi di luar hati Penyebaran Geografik
(ektopik) seperti pada mata. kulit, paru,
otak. Gejal a yangtimbul bergantung pada Cacing ini diternukan di RRC, Thiwan,
organ tempat migrasi lawa. Korea, Jepang, Filipina, Viebram, Thailand,
Di daerah Timur Tengah terdapat India, Malaysia, Afrika danAmerika Latin.
kebiasaan memakan hati kambing atau Di Indonesia ditemukan autokton pada
domba mentah yang dapat menimbulkan binatang, sedangkan pada manusia hanya
penyakit "Halzoutn", yaitu faringitis dan sebagai kasus impor saja.
edema laring karena penempelan cacing
dewasa pada mukosa faring posterior.
Morfologi dan Daur Hidup
Cacing dewasa hidup dalam kista di
Diagnosis
paru. Bentuknya bundar lonjong menye-
Diagnosis ditegakkan dengan me- rupai biji kopi, dengan ukuran 8-12 x
nemukan telur dalam tinja, cairan duo- 4-6 mm dan berwarna coklat tua. Batil
denum atau cairan empedu. Reaksi sero- isap mulut hampir sama besar dengan batil
logi (ELISA) sangat membantu untuk isap perut. Testis berlobus terletak ber-
menegakkan diagnosis. Imunodiagnosis dampingan antara batil isap perut dan
yang lebih sensitif dan spesies-spesifik telah ekor. Ovarium terletak di belakang batil
dikembangkan untuk mendeteksi antigen isap perut. Telur berbentuk lonjong ber-
ekskretori-sekretori yang dikeluarkan ukuran 80-118 mikron x 40-60 mikron
parasit.2 Ultrasonografi digunakan untuk dengan operkulum agak tertekan ke dalam.
menegakkan diagnosis fasioliasis bilier. Telur keluar bersama tinja atau sputum,
dan berisi sel telur.
Telur menjadi matang dalam waktu
Pengobatan kira-kira I 6 hai, lalu menetas. Mirasidium
Albendazol dan praziquantel me- mencari keong air dan dalam keong air
rupakan obat pilihan. terjadi perkembangan :
M)S)RI)R2)SK
Serkaria keluar dari keong air, be-
Trematoda Paru renang mencari hospes peruntara II, yaitu
ketam atau udang batu, lalu membentuk
Paragonimus westermani
metaserkaria di dalam tubuhnya.
Infeksi terjadi dengan makan ketam
atau udang batu yang tidak dimasak
Hospes dan Nama Penyakit
sampai matang.
Manusia dan binatang yang memakan Dalam hospes definitit metaserkaria
ketam/udang batu, seperti kucing, musang, menjadi cacing dewasa muda di duodenum.
Bab l. Helmintologi 55

Cacing dewasa muda bermigrasi menembus menjadi sporokista, berlanjut menjadi


dinding usus, masuk ke rongga perut, me- redia dan serkaria. Serkaria yang di-
nembus diafragma dan menuju ke paru. bentuk dari redia, kemudian melepaskan
Jaringan hospes mengadakan reaksi diri untuk keluar dari tubuh keong dan
jaringan sehingga cacing dewasa ter- berenang bebas dalam air. Tujuan akhir
bungkus dalam kista, biasanya ditemukan serkaria tersebut adalah hospes perantara
2 ekor di dalamnya. II, yang dapat berupa keong jenis lainyang
lebih besar, beberapa jenis ikan air tawen,
Diagnosis
atau tumbuh-tumbuhan air.
Diagnosis dibuat dengan menemu- Manusia mendapat penyakit cacing
kan telur dalam sputum atau cairan pleura. daun karena memakan hospes perantara
Kadang-kadang telur juga ditemukan dalam II yang tidak dimasak sampai matang.
tinja. Reaksi serologi sangat membantu
untuk menegakkan diagnosis.
Keluarga Fusciolidae
Pengobatan
Sejarah
Prazikuantel dan bitionol merupakan
Cacing trematoda Fasciolopsis buski
obat pilihan.
adalah suatu trematoda yang didapatkan
pada manusia atau hewan. Trematoda
Epidemiologi
tersebut mempunyai ukuran terbesar di
Penyakit ini berhubungan erat dengan antara trematoda lain yang ditemukan
kebiasaan makan ketam yang tidak di- pada manusia.
masak dengan baik. Penyuluhan kesehatan Cacing ini pertama kali ditemukan
yang berhubungan dengan cara masak oleh Busk (1843) pada autopsi seorang
ketam dan pemakaian jamban yang tidak pelaut yang meninggal di London.
mencemari air sungai dan sawah dapat
mengurangi transmisi paragonimiasis.
Hospes dan Nama Penyakit
Kecuali manusia dan babi yang dapat
Trematoda Usus menjadi hospes definitif cacing tersebut,
hewan lain seperti anjing dan kelinci juga
dapat dihinggapi. Penyakit yang disebab-
"Trematoda usus yang berperan dalam
kan cacing ini disebut fasiolopsiasis.
ilmu kedokteran adalah dari keluarga
Fas ciolidae, E chinostomatidae dan Hetero-
phyidae. Dalam daur hidup trematoda Distribusi Geografik
usus tersebut, seperti pada trematoda Fasciolopsis buski adalah cacing
lain, diperlukan keong sebagai hospes trematoda yang sering ditemukan pada
perantara I, tempat mirasidium tumbuh manusia dan babi di RRC. Cacing ini
56 Paras i to I oei Ked o kte ran

jugu dilaporkan dari berbagai negara untuk masuk ke dalam tubuh hospes
seperti Taiwan, Vietnam, Thailand, India perantara I yang sesuai. Biasanya hospes
dan Indonesia. perantara I tersebut adalah keong air
tawar, seperti genus Segmentina, Hippeutis
Morfologi dan Daur Hidup dan Gyraulus. DaIam keong, mirasidium
tumbuh menjadi sporokista yang kemudian
Cacing dewasa yang ditemukan pada berpindah ke daerah jantung dan hati
manusia mempunyai ukuran pat4ang 2 keong. Bila sporokista matang, menjadi
- 7 ,5 cm dan lebar 0,8 - 2,0 cm. Bentuknya koyak dan melepaskan banyak redia induk.
agak lonjong dan tebal. Biasanya kuti- Dalam redia induk dibentuk banyak redia
kulum ditutupi duri-duri kecil yang letak- anak, yang pada gilirannya membentuk
nya melintang. Duri-duri tersebut sering serkaria.
rusak karena catran usus. Batil isap kepala Serkaria, seperti mirasidium, dapat
berukuran kira-kira seperempat ukuran berenang bebas dalam air, berbentuk
batil isap perut. Saluran pencernaan ter- seperti kecebong, ekornya lurus dan me-
diri dari prefaring yang pendek, faring runcing pada ujungnya, berukuran kira-
yarrg menggelembung, esofagus yang kira 500 mikron dengan badan agak bulat
pendek, serta sepasang sekum yang tidak berukuran 195 mikron x 145 mikron.
bercabang dengan dua indentasi yang Badan serkaria ini mirip cacing dewasa
khas. Dua buah testis yang bercabang- yaitu mempunyai batil isap kepala dan
cabang letaknya agak tandem di bagian batil isap perut. Mirasidium atau serkaria
posterior cacing. Vitelaria letaknya lebih yang dalam batas waktu tertentu belum
lateral dari sekum, meliputi badan cacing menemukan hospes, akan punah sendiri.
setinggi batil isap perut sampai ke ujung Serkaria dapat berenang dengan ekornya,
badan. Ovarium bentuknya agak bulat. atau merayap dengan menggunakan batil
Uterus berpangkal pada ootip, berkelok- isap. Serkaria tidak menunjukkan kecen-
kelok ke arah anterior badan cacing, untuk derungan memilih tumbuh-tumbuhan ter-
bermuara pada atrium genital, pada sisi tentu unfuk tumbuh menjadi metaserkaria
anterior batil isap perut. yang berbentuk kista. Tumbuh-tumbuhan
Telur berbentuk agak lonjong, ber- yang banyak dihinggapi metaserkaria
dinding tipis transparan, dengan sebuah adalah Trapa, Eliocharis, Eichornia
operkulum yang nyaris terlihat pada dan Zizania. Tumbuh-tumbuhan seperti
sebuah kutubnya,.berukuran panjang 1 30 Nymphoea lotus dan lpomoea juga di-
- I40 mikron dan lebar 80 * 85 mikron. hinggapi metaserkaria. Bila seorang
Setiap ekor .cacing dapat mengeluarkan memakan tumbuh-tumbuhan air yang
15.000 - 48.000 butir telur sehari. Telur- mengandung metaserk aria tanpa dimasak
telur tersebut dalam air bersuhu 27'-32'C, sampai matang, maka dalam waktu 25
menetas setelah 3 sampai 7 minggu. Mira- sampai 30 hari metaserkaria tumbuh
sidium yang bersilia keluar dari telur menjadi cacing dewasa dan dalam waktu
yang menetas, berenang bebas dalam air 3 bulan ditemukan telurnya dalam tinja.
Patologi dan Gejala Klinis Morfologi telur Fascialopsis buski
Cacing dewasa Fasciolopsis buski, hendaknya dapat dibedakan dari telur
melekat dengan perantaraan batil isap cacing Fas ciola hepatica, Gastrodiscoides
perutnya pada mukosa usus halus seperti hominis atau, E chino chasmus perfoliatus .

duodenum dan yeyunum. Cacing ini


Pengobatan
memakan isi usus, maupun permukaan
mukosa usus. Pada tempat perlekatan Obat yang efektif untuk cacing ini,
cacing tersebut, terdapat peradangan, adalah diklorofen, niklosamid dan prazi-
tukak (ulkus), maupun abses. Apabila kuantel.
terjadi erosi kapiler pada tempat ter-
sebut, maka timbul perdarahan. Cacing Prognosis
dalam jumlah besar dapat menyebabkan Penyakit fasiolopsiasis yang berat
sumbatan yang menimbulkan gejala ileus mungkin menyebabkan kematian, akan
akut. Pada infeksi berat, gejalaintoksikasi tetapi bila dilakukan pengobatan sedini
dan sensitisasi oleh karena metabolit mungkin, masih dapat memberi harapan
cacinglebih menonj ol, seperti edema pada untuk sembuh. Masalah yang penting
muka, dinding perut dan tungkai bawah. adalah reinfeksi, yang sering terjadi pada
Kematian dapat terjadi karena keadaan penderita.
merana (exhaustion) atau intoksikasi.
Gejala klinis yang dini pada akhir Epidemiologi
masa inkubasi, adalah diare dan nyeri ulu
Infeksi pada manusia tergantung dari
hati (epigastrium). Diare yang mulanya
kebiasaan makan tumbuh-tumbuhan air
diselingi konstipasi, kemudian menjadi
yang mentah dan tidak dimasak sampai
persisten. Warna tinja menjadi hrjau
matang. Membudid ay akan tumbuh.tum-
kuning, berbau busuk dan berisi makanan
buhan air di daerah yang tercemar dengan
yang tidak dicema. Pada beberapa pasien,
kotoran manusia maupun babi, dapat
napsu makan cukup baik atau berlebihan,
menyebarluaskan penyakit tersebut. Ke-
walaupun ada yang mengalami mual,
biasaan defekasi, pembuangan kotoran
muntah, atau tidak mempunyai selera; semuil
ternak dan cara membudidayakan tumbuh-
ini tergantun g berat ringannya penyakit.
tumbuhan air unfuk konsumsi harus
diubah atau diperbaiki, untuk mencegah
Diagnosis
meluasnya penyakit fasiolopsiasis.
Sering gejala klinis seperti di atas Fasiolopsiasis endemik di desa Sei
bila didapatkan di suatu daerah endemi, Papuyu, Kalimantan Selatan. Prevalensinya
cukup untuk menunjukkan adanya pen- 27,Uyo. Prevalensi tertinggi terdapat pada
derita fasiolopsiasis; namun diagnosis kelompok umur 5-14 tahun, yaitu 56,80/0,
pasti adalah dengan menemukan telur sedangkan prevalensi pada anak sekolah
dalam tinja. adalah 79,loh. Survei 12 bulan setelah
58 Paras i to I o gi Ked o kteran

pengobatan menunjukkan prevalensi Distribusi Geografik


yang tidak banyak berbeda karena ke-
mungkinan terj adinya reinfeksi.
Ditemukan di Filipina, Cina,
Indonesia dan India.

Keluarga E c hino stomatidae Morfologi dan Daur Hidup


Cacing trematoda dari keluarga
Sejarah Echinostomatidae, dapat dibedakan dari
cacing trematoda lain, dengan adanya
Cacing genus Echinostoma yang
ciri-ciri khas berupa duri-duri leher dengan
ditemukan pada manusia kira-kira 11 jumlah
antara 37 buah sampai kira-kira
spesies atau lebih.
51 buah. Letaknya dalam dua baris berupa
Garrison (1907) adalah sa{ana yang
tapal kuda, melingkari bagian belakang
pertama kali menemukan telur Echino-
serta samping batil isap kepala. Cacing
stoma ilocanum pada narapidana pribumi
tersebut berbentuk lonjong, berukuran
di Filipina. Tubangui (1931), menemukan
panjang dari 2,5 mm hingga 13-15 mm
bahwa Rattus rattus norvegicus, merupa-
dan lebar 0,4-0,7 mm hingga 2,5-3,5 mm.
kan hospes reservoar cacing tersebut. Testis berbentuk agak bulat, berlekuk-
Chen (1934) melaporkan bahwa anjing-
lelcuk, letaknya bersustrn tandem pada
anjing setempat di Canton, RRC, di- bagian posterior
cacing. Vitelaria letaknya
hinggapi cacing tersebut. Brug dan Tesch
sebelah lateral, meliputi 213 badan cacing
(1937), melaporkan spesies Echinostoma
dan melanjut hingga bagian posterior.
lindoense pada manusia di Palu, Sulawesi
Cacing dewasa hidup dalam usus halus,
Tengah, Bonne, Bras dan Lie Kian Joe
mempunyai warna agak merah ke abu-
(1948), menemukan Echinostoma ilocanum
abuan. Telur mempunyai operkulum,
pada penderita sakit jiwa di Jawa.
besarnya berkisar antara I03 -137 x 59 -7 5
Berbagai sarjana telah melaporkan,
mikron. Tehn setelah 3 minggu dalam air,
bahwa di Indonesia ditemukan lima spesies
berisi tempayak yang disebut mirasidium.
cacing Echinostoma, yaitu: Echinostoma
Bila telur menetas, mirasidium keluar
ilocanum, Echinostoma malayanum, Echi-
dan berenang bebas untuk hinggap pada
nostoma lindoense, Echinostoma recur-
hospes perantara I yang berupa keong
vatum dan Echinostoma revolutum, jenis kecil seperti genus Anisus, Gyroulus,
Lymn ae a dan sebagainya.
Hospes dan Nama Penyakit I, mirasidium
Dalam hospes perantara
Hospes cacing keluarga Echino- tumbuh menjadi sporokista, kemudian
stomatidae sangat beraneka ragam, yaitu melanjut menjadi redia induk, redia anak
manusia, tikus, anjing, burung, ikan dan yang kemudian membentuk serkaria.
lain-lain (poliksen). Penyakitnya disebut Serkaria yang pada suatu saat berjumlah
ekinostomiasis. banyak, dilepaskan ke dalam air oleh redia
Bab 1. Helmintologi 59

yang berada dalam keong. Serkaria ini Epidemiologi


kemudian hinggap pada hospes perantara
Keong sawah yang digunakan untuk
II untuk menjadi metaserkaria yang konsumsi sebaiknya dimasak sampai
efektif. Hospes perantara II adalah jenis matang, sebab bila tidak, metaserkaria
keong yang besar, seperti genus Vivipari dapat hidup dan tumbuh menjadi cacing
Bellamya, Pila atau Corbicula. dewasa.
llkuran besar cacing, jumlah duri-duri
sirkumoral, bentuk testis, ukuran telur dan
jenis hospes perantara, digunakan untuk Keluarga Heterophyidae
mengidentifikasi spesies cacing.
Sejarah
Patologi dan Gejala Klinis Cacing keluarga Heterophyidae ada-
lah cacing trematoda kerdil, berukuran
Biasanya cacing Echinostoma.me-
sangat kecil, hanya kurang lebih beberapa
nyebabkan kerusakan ringan pada mukosa
milimeter.
usus dan tidak menimbulkan gejalayang Cacing ini pertama kali ditemukan
berarti. Infeksi berat menyebabkan timbul- oleh Bilharz (1851) pada autopsi seorang
nya rudang kataral pada dinding usus, Mesir di Kairo.
atau ulserasi. Pada anak dapat menim-
bulkan gejala diare, sakit perut, anemia Hospes dan Nama Penyakit
dan edema.
Hospes cacing ini sangat banyak,
umumnya mahluk pemakan ikan seperti
Diagnosis manusia, kucing, anjing, rubah, dan jenis
Diagnosis ditegakkan dengan me- burung-burung tertentu.
nemukan telur dalam tinja. Nama penyakitnya adalah hetero-
filiasis.
Pengobatan
Distribusi Geografik
Tetrakloroetilen adalah obat yang
Cacing ini ditemukan di Mesir, Tirki,
dianjurkan, akan tetapi penggunaan obat-
Jepang, Korea, RRC, Taiwan, Filipina
obat baru yang lebih aman, seperti prazi-
dan Indonesia.
kuantel dapat dipertimbangkan.
Cacing dari keluarga Heterophyidae
adalah: Heteroplryes heterophyes, Metago-
Prognosis nimus yokogawai dan Haplorchis yoko-
gawai.
Penderita biasanya tidak menunjuk- Di Indonesia, Lie Kian Joe (1951)
kan gejala yang berat, dapat sembuh menemukan cacing Haplorchis yolmgawai
setelah pengobatan. pada autopsi 3 orang mayat.
60 Paras i to I ogi Kedo k te ran

Morfologi dan Daur Hidup Metaserkaria yang turut


dimakan
dengan dagiog ikan mentah, tumbuh men-
Cacing dari keluarga Heterophyidae
berukuran panjang antara 1-1,7 mm dan
jadi cacing dewasa dalam 14 hari dan
lebar antara 0,3-0,75 mm, kecuali genus bertelur.
Haplorchis yang jauh lebih kecil, yaitu
panjang 0,4T - 0,51 mm danlebar 0,24 Patologi dan Gejala Klinis
- 0,3 mm. Di samping batil isap perut, Pada infeksi cacing keluarga Hetero-
ciri-ciri khas yang lain adalah, batil isap phyidae, biasanya stadium dewasa
kelamin yang terdapat di sebelah kiri
menyebabkan iritasi ringan pada usus
belakang.
halus, tetapi ada beberapa ekor cacing
Cacing ini mempunyai 2 buah testis
yang lonjong, ovarium kecil yang agak
yang mungkin dapat menembus vilus
usus. Telurnya dapat menembus masuk
bulat dan 14 buah folikel vitelin yang
aliran getah bening dan menyangkut di
letaknya sebelah lateral. Bentuk uterus
katup-katup atau otot jantung dan meng-
sangat berkelok-kelok, letaknya di antarc
akibatkan payah jantung. Kelainan ini
kedua sekum. Telur berwarna agak coklat
terutama dilaporkan pada infeksi cacing
muda, mempunyai operkulum, berukuran
Metagonimus dan Haplorchis yokogawai.
26,5-30 x15-17 mikron, berisi mirasidium.
Mirasidium yang keluar dari telur, meng-
Telur ata:u cacing dewasa dapat ber-
sarang di jaringan otak dan menyebabkan
hinggapi keong air tawarlpayau, seperti
kelainan disertai gej ala-gej alany a. Gej ala
genus Pirenella, Cerithidia, Semisulco-
klinis yang ditimbulkan oleh infeksi berat
spira, sebagai hospes perurftara I dan ikan
cacing tersebut adalah mulas atau kolik
dari genus Mugil, Tilapia, Aphanius, Acan-
dan diare berlendir, serta nyeri tekan pada
thogobius, Clarias dan lain-lain sebagai
perut.
hospes perantara II. Dalam keong, mira-
sidium tumbuh menjadi sporokista,
kemudian menjadi banyak redia induk, Diagnosis
berlanjut menjadi banyak redia anak Diagnosis ditegakkan dengan me-
untuk pada gilirannya membentuk banyak nemukan telur dalam tinja.
serkaria. Serkaria ini menghinggapi
ikan-ikan tersebut dan masuk ke dalam
Pengobatan
otot-ototnya untuk tumbuh menjadi
metaserkaria. Obat yang tepat untuk penyakit cacing
Manusia mendapatkan infeksi karena ini, adalah prazikuantel.
makan daging ikan mentah, atau yang di-
masak kurang matang. Pada ikan genus Prognosis
Plectoglossus dan sejenisnya, metaser- Penyakit heterofiasis biasanya ringatr
karia tidak masuk ke dalam otot, akan dan tidak membahayakan, dapat diobati
tetapi hinggap di sisik dan siripnya. sampai sembuh.
Bab 1. Helmintolopi A1

Epidemiologi Morfologi dan Daur Hidup


Manusia, terutama pedagang ikan Cacing dewasa jantan berwarna
dan hewan seperti kucing, anjing dapat kelabu atau putih kehitam-hitaman, ber-
merupakan sumber infeksi bila menderita ukuran 9,5-19,5 mm x 0,9 mm. Badan-
penyakit cacing tersebut. Telur cacing nya berbentuk gemuk bundar dan pada
dalam tinja dapat mencemari air serta ikan kutikulumnya terdapat tonjolan hdlus
yang hidup di dalamnya. Hospes definitif sampai kasar, tergantung spesiesnya. Di
mendapatkan infeksi karena memakan bagian ventral badan terdapat canalis
daging ikan mentah yang mengandung gltnaecophorus, tempat cacing betina, se-
metaserkaria hidup. Ikan yang diproses hitrgga tampak seolah-olah cacing betina
kurang sempuma untuk konsumsi, seperti ada di dalam pelukan cacing jantan. Cacing
fessikh, dapat juga menyebabkan infeksi. betina badannya lebih halus dan panjang,
Sebagai usaha untuk mencegah meluasnya berukuran 16,0 - 26,0 mm x 0,3 mm.
infeksi cacing Heterophyidae kebiasaart Pada umumnya uterus 50 - 300 butir telur.
makan ikan mentah harus dihindari. Cacing trematoda ini hidup di pembuluh
darah terutama dalam kapiler darah dan
vena kecil dekat permukaan selaput lendir
usus atau kandung kemih.
Trematoda Darah
Cacing betina meldtakkan telur di
pembuluh darah. Telur.tidak mempunyai
S chisto soma LtLu BiIh srzia operkulum. Telur cacing Schistosoma mem-
punyai duri dan lokalisasi duri tergantung
Pada manusia ditemukan 3 spesies pada spesiesnya. Telur berukuran 95 - 135
penting: Schistosoma japonicum, Schisto- x 50-60 mikron. Telur dapat menembus
soma mansoni dan Schistosoma ltaema- keluar dari pembuluh darah, bermigrasi
tobium. ke jaringan dan akhirnya masuk ke lumen
Selain spesies yang ditemukan pada usus atau kandung kemih untuk kemudian
manusia, masih banyak spesies yang ditemukan di dalam tinja atau urin. Telur
menetas di dalam air; lawa yang keluar
hidup pada binatang dan kadang-kadang
disebut mirasidium.
dapat mengh inggapi manusia.
Cacing ini hanya mempunyai satu
macam hospes perantara yaitu keong air,
Hospes dan Nama Penyakit tidak terdapat hospes perantara kedua.
Hospes definitif adalah manusia. Ber- Mirasidium masuk ke dalam tubuh
bagai macam binatang dapat berperan keong air dan berkembang menjadi
sebagai hospes reservoar. sporokista I dan sporokista II kemudian
Pada manusia, cacing ini menye- menghasilkan serkaria yang banyak.
babkan penyakit skistosomiasis atau Serkaria adalah bentuk infektif cacing
bilharziasis. Schistosoma. Cara infeksi pada manusia
62 Parasitologi Kedokteran

adalah serkaria menembus kulit pada asing yang disebabkan adanya cacing
waktu manusia masuk ke dalam air yang mati. Manifestasi klinisnya dapat
yang mengandung serkaria. Waktu yang berupa urtikaria atau edema angio-
diperlukan untuk infeksi adalah 5-10 neurotik dan dapat disertai demam.
menit. Setelah serkaria menembus kulit, Kira-kira 22% penderita menun-
kemudian masuk ke dalam kapiler darah, jukkan urtikaria dan l8o/o menunjuk-
mengalir dengan aliran darah masuk ke kan edema angioneurotik kira-kira 10
jantung kanan, lalu paru dan kembali ke
hari setelah timbul demam.
jantung kiri; kemudian masuk ke sistem
peredaran darah besar, ke cabang-cabang Gejala paru
vena portae dan menjadi dewasa di hati. Batuk sering ditemukan, kadang-
Setelah dewasa cacing ini kembali ke kadang disertai dengan pengeluaran
vena portae dan vena usus atau vena dahak yang produktif dan pada
kandung kemih kemudian cacing betina
beberapa kasus bercampur dengan
bertelur setelah berkopulasi.
sedikit darah. Pada kasus yang rentan
gejala dapat menjadi berat sekali
Patologi dan Gejala Klinis sehingga timbul serangan asma.
Perubahan yang terjadi disebabkan oleh 3
Gejala toksemia
stadium cacing ini, yaifu serkaria, cacing
dewasa dan telur. Perubahan yang penting Manifestasi akut atau toksik mulai
adalah yang disebabkan oleh telur. timbul antara minggu ke-2 sampai
Perubahan pada skistosomiasis dapat mingguke-8 setelah infeksi. Berat gejala
dibagi dalam 3 stadium: tergantung dari banyaknya serkaria
1. Masa tunas biologik yang masuk. Pada infeksi berat jika
Gejala kulit dan alergi terdapat banyak serkaria yang masuk,
Waktu antar a serkaria menembus kulit terutama infeksi yang berulang, maka
sampai menjadi dewasa disebut masa dapat timbul gejala toksemia yang berat
tunas biologik. Perubahan kulit yang disertai demam tirggi.
timbul berupa eritema dan papula yang Pada stadium ini dapattimbul gejala
disertai perasaan gatal dan panas. Bila lain seperti: lemah, malaise, tidak
banyak jumlah serkaria menembus nafsu makan, mual dan muntah, sakit
kulit, maka akan terjadi dermatitis. kepala dan nyeri tubuh. Diare dise-
Biasanya kelainan kulit hilang dalam babkan oleh keadaan hipersensitif ter-
waktu dua atau tiga hari. hadap cacing. Pada kasus berat gejala
Selanjutnya dapat terjadi reaksi tersebut dapat bertahan sampai 3 bulan.
alergi yang dapat timbul oleh karena Kadang-kadang terjadi sakit perut dan
adanya hasil metabolik skistosomula tenesmus. Hati dan limpa membesar
atau cacing dewasa, atau dari protein serta nyeri pada perabaan.
Bab l. Helmintolosi 63

Telur berisi embrio menembus


keluar dinding pembuluh darah, ma-
suk ke rongga usus/ kandung kemih
HEWAN
keluar dengan tinja/urin

Cacing dewasa hidup di


dalam pembuluh darah
Masuk ke dalam air
A
I I

I
lTelur menetas dalam air
I
I Y
SK]STOSOMTILA
MIRASIDITIM

I
*
Serkaria menembus Mirasidium berenang aktif
kulit manusia atau dalam air, mencari keong
hewan hospes perantara

I
I
Mirasidium
SERKARIA I menembus masuk
keluar dari keong I tubuh keong
air, berenang aktif di I
v
dalam air Dalam keong air mirasid-
ium berkembang menjadi
Sporokista I dan memben-
hrk banyak Sporokista II.
Sporokista II membentuk
banyak serkaria

Bagan 1. Daur Hidup Cacing Schistosoma

2. Stadium akut gejala klinis yang disebabkan telur


Stadium ini dimulai sejak cacing tergantung dari jumlah telur yang
betina bertelur. Telur yang diletak- dikeluarkan yang berhubungan langsung
kan di dalam pembuluh darah dapat dengan jumlah cacing betina. Dengan
keluar dari pembuluh darah, masuk demikian keluhan/gej ala y ang terj adi
ke dalam jaringan sekitarnya dan pada stadium . iniadalah demam,
akhimya dapat mencapai lumen dengan malaise, berat badan menurul. Sindrom
cara menembus mukosa, biasanya disentri biasanya ditemukan pada
mukosa usus. Efek patologis maupun infeksi berat dan pada kasus yang
64 Paras i tol ogi Ke d o k te ran

ringan hanya ditemukan diare. Hepato- menyebabkan terlepasnya pegangan


megali timbul lebih dini dan disusul cacing dewasa pada pembuluh darah dan
dengan splenomegali; ini dapat te{adi mengakibatkan tersapunya cacing tersebut
dalam waktu 6-8 bulan setelah infeksi. ke dalam hati oleh sirkulasi portal; keadaan
ini disebut hepatic shift
3. Stadium menahun
Ada beberapa obat yang mempenga-
Pada stadium ini terjadi penyem-
ruhi cacing dewasa ini menghambat
buhan jaringan dengan pembentukan
sistem enzim tertentu, seperti persenya-
jaringan ikat atau fibrosis. Hepar yang
waan antimon trivalen yang menghambat
semula membesar karena peradangan,
sist8m enzkn fosfofiuktokinase S.mans oni,
kemudian mengalami pengecilan karena
sehingga cacing tersebut tidak dapat me-
terjadi fibrosis; hal ini disebut sirosis
manfaatkan glikogen.
Pada skistosomiasis, sirosis yang ter-
jadi adalah sirosis periportal, yang Obat anti Schistosoma yangtelah dikenal
adalah sebagai berikut:
mengakibatkan hipertensi portal
karena bendungan di dalam jaringan
hati. Gejala yang timbul adalah: sple- 1. Niridazol (l-Nitro-2, tliazoyl-2 imida-
nomegali, edema yang biasanya di- zolidnone)
temukanpada tungkai bawah, bisapula Obat ini efektif secara oral dapat mem-
pada alat kelamin. Dapat ditemukan bunuh cacing dewasa dan telur-
asites dan ikterus. Pada stadium lanjut .nya. Lebih efektif untuk infeksi
sekali dapat te{adi hematemesis yang S.haematobium dan S.mansoni darr-
disebabkan pecahnya varises pada pada Sjaponicum.
esofagus. Percobaan binatang menunjukkan
bahwa obat ini menghambat bertelumya
Diagnosis cacing dewasa S.mansoni dan mem-
Diagnosis dibuat dengan menemu-
bunuh cacing dewasa jantan dan
betina pada dosis yang tepat. Parasit
kan telur dalam tinja, urin atau jaringan
dipaksa untuk meninggalkan vena
biopsi. Reaksi serologi dapat membantu
mesenterika dan menuju ke hati
menegakkan diagnosis.
(hepatic-shift) tempat parasit dimus-
nahkan oleh daya tahan hospes.
Pengobatan Niridazol agak lambat diserap dari
Pada umumnya dapat dikatakan traktus intestinalis dan diuraikan di
bahwa obat anti Schistosoma tidak ada dalam hati menjadi metabolit yang
yang aman atau agak toksik dan semua- tidak toksik. Efek anti Schistosoma
nya mempunyai risiko masing-masing. hanya disebabkan oleh obatyang belum
Cacing dewasa hidup di dalam vena diuraikan. Obat diserap cacing betina
mesenterika manusia dan binatang. S.mansoni menyebabkan degenerasi
Pengaruh obat anti Schistosoma dapat ovarium dan merusak kelenj ar vitelina.
Bab l. Helminroloei 65

Cacing jantan lebih kurang sensitif Penelitian toksisitas pada berbagai


terhadap obat ini. Walaupun demikian macam binatang percobaan menim-
spermatogenesis dihambat. Dalam bulkan toleransi cukup baik terhadap
beberapa tahun akhir ini niridazol prazlktantel dan sangat efektif ter-
dipakai untuk pengobatan masal dan hadap ketiga spesies cacing Schisto-
temyata merupakan obat yang cukup somo maril)sia, trematoda dan cestoda.
baik terhadap infeksi S.haematobium.
Obat ini tidak menunjukkan aktivitas
Beberapa peneliti memperoleh angka
mutagen pada binatang percobaan.
penyembuhan 100% pada infeksi
Pada manusia prazikuantel sangat
S.haematobium, dengan dosis 25 mgl
cepat diserap setelah diminum.
kg berat badanlhai selama 7-10 hari.
Di Indnesia praziTttantel dipakai untuk
Pengobatan infeksi Sj aponicum dengan
pertama kali sebagai pengobatan per-
Niridazol telah dilakukan di Jepang,
Filipina dan Indonesia. Dosis yang cobaan pada infeksi Sjaponicum.
Pada 82 kasus skistosomiasis dengan
dipakai adalah 25 mnkgberatbadanJ
hari selama 10 hari berhrrut-turut dan
variasi umur antara 3 tahun sampai
mendapatkan hasil 20o/o maslh positif
58 tahun yang telah diobati, 11
kasus diantaranya mempunyai gejala
2 btilan setelah pengobatan, I3o/o masih
hepatosplenomegali dan asites.
positif 6 bulan setelah pengobatan
Dosis yang dipakai adalah 35 mg/kg
2l,8yo positif 11 bulan setelah peng-
berat badan, diberikan 2 kali dalam
obatan.
satu hari sehingga dosis total adalah
Efek sampin g y ang pernah dilaporkan
adalah keluhan gastrointestinal seperti
70 mglkg berat badan per hari. Hasil
pengobatan menunjukkan angka pe-
mual, muntah, tidak nafsu makan dan
nyernbuhan sebesar 88,60/0,6 bulan se-
diare.
telah pengobatan dan angka pengurangan
Efek samping yang terpenting adalah
gangguan psikis yang dapat terjadi telur sebesar 89,5Yo. Efek samping
adalah mual (3,7o/o) muntah (7,3o ),
secara akut, berupapsikosis, halusinasi,
nyeri epigastrium (2,4oA), sakit kepala
confusion,pusing, sakit kepala, araiety
(7,5o ),pusing (6,IYo), demam (2,4%)
dan kadang-kadang serangan epilepsi.
dan disentri (1,8%).
Ternyata gangguan neuro-psikiatrik
Dari hasil pengobatan yang diuraikan
dan efek samping lainnya lebih berat
pada infeksi Sjaponicum dan paling di atas ternyata obat ini cukup baik
ringan pada infek si
dengan hasil penyembuhan cukup
S. haematobium.
besar serta efek samping dapat dikata-
2. Prazikuantel kan ringan, sehingga prospek obat
ini cukup baik untuk dipakai dalam
Rumus : (2-cyclohexylcarbonyl)-1, 2, pengobatan masal sebagai obat anti
3, 6, 7, I 1, B-hexahydro-2H pyrazino Schistosoma di daeruh Danau Lindu
(2, l.a) - iso-quinolin - 4 - one. dan Napu, Sulawesi Tengah.
66 Paras i to I ogi Ke d okte ran

Epidemiologi japonika, penyakit Katayama atau penyakit


Skistosomiasis atau bilharziasis me- demam keong.
rupakan masalah kesehatan masyarakat
di berbagai negara. Di Indonesia hanya Distribusi Geografik
skistosomiasis japonika
ditemukan
endemik di Sulawesi Tengah. Penyakit Cacing ini ditemukan di RRC, Jepang,
ini berhubungan erat dengan pertanian Filipina, Taiwan, Muangthai, Vietnam,
yang mendapat air dari irigasi. Fokus Malaysia dan Indonesia.
keong sebagai hospes perantara biasanya Di Indonesia hanya ditemukan di
ditemukan di daerah pertanian tersebut. Sulawesi Tengah yaitu daerah danau
Dengan meluasnya daerah pertanian dan Lindu dan Lembah Napu.
irigasi maka dapat te{adi penyebaran
hospes perantara dan penyakitrya. Infeksi
biasanya berlangsung pada waktu orang
Morfologi dan Daur Hidup
bekerja di sawah. Kelompok umur yang Cacing dewasa jantan berukuran
terkena pada umumnya adalah antara 5- kira-kira 1,5 cm dan yang betina kira-kira
50 tahun, dapat pula ditemukan infeksi 1,9 cm, hidupnya di vena mesenterika
pada umur lebih muda. superior. Telur ditemukan di dinding usus
Penanggulangan penyakit ini sampai halus dan juga di alat-alat dalam seperti
sekarang terutama ditekankan pada peng- hati, paru dan otak (gambar 9).
obatan masal yang diberikan 6 bulan
sekali. Bila prevalensi sudah turun di
bawah 5%o, dapat diberikan pengobatan Patologi dan Gejala Klinis
selektif. Walaupun demikian pemberan- Kelainan tergantung dari beratnya
tasan hospes perantara, perbaikan kese- infeksi. Kelainan yang ditemukan pada
hatan lingkungan dan penerangan kese- stadium I adalah gatal-gatal (urtikaria).
hatan sedapat mungkin harus diterapkan. Gejala intoksikasi disertai demam, hepato-
megali dan eosinofilia tinggi.
Pada stadium II ditemukan pula
Schistosoma japonicum sindrom disentri. Pada stadium III atau
stadium menahun ditemukan sirosis hati
dan splenomegali; biasanya penderita men-
Hospes dan Nama Penyakit jadi lemah (emasiasi). Mungkin terdapat
Hospesnya adilah manusia dan ber- gejala saraf, gejala paru dan lain-lain.
bagai macam binatang seperti anjing,
kucing, rusa, tikus sawah (Rattui),'sapi, Diagnosis
babi rusa dan lain-lain. Diagnosis ditegakkan dengan mene-
Parasit ini pada manusia menyebab- mukan telur di dalam tinja atau dalam
kan oriental s chisto s omlasls, skistosomiasis jaringan biopsi seperti biopsi rektum.
Bab l. Helmintolosi 67

5{fl-FW
@"1,."".","
menjadicacins W

cacing
dalam vena telur dikeluarkan
mesenterika bersama tinja
halus

manusia di dalam air

ffi*#
mirasidium + sprokista I

Gambar 9. Daur Hidup Schistosoma japonicum


68 Paras i to I o gi Ked o kteran

Reaksi serologi dapat dipakai untuk mem- hasil cukup baik. Prevalensi dari 37%:o
bantu menegakkan diagnosis. Reaksi sero- turun menj adr l,5o/o setelah pengobatan.
logi yang biasa dipakai adalah Circumoval
precipitin test, Indirect haemagglutination
tes t, C omp I ementfix ation t es t, F luores cent
antibody test dan Enzyme linked immuno
Schistosoma munsoni
sorbent assay.
Hospes dan Nama Penyakit
Epidemiologi
Hospes definitif adalah manusia dan
Di Indonesia penyakit ini ditemukan kera baboon di Afrika sebagai hospes
endemi di dua daerah di Sulawesi Tengah, reservoar. Pada manusia cacing ini
yaitu di daerah danau Lindu dan lembah menyebabkan skistosomiasis usus.
Napu. Di daerah danau Lindu penyakit
ini ditemukan pada tahun 1937 dan di Distribusi Geografik
lembah Napu pada tahun 197 2.
Sebagai sumber infeksi, selain Cacing ini ditemukan di Afrika,
berbagai negara Arab (Mesir), Amerika
manusia ditemukan pula hewan-hewan
Selatan dan Tengah.
lain sebagai hospes reservoar; yang ter-
penting adalah berbagai spesies tikus
sawah (Rattus). Selain itu rusa hutan, Morfologi dan Daur Hidup
babi hutan, sapi dan anjing dilaporkan Cacing dewasa jantan benrkuran kira-
juga mengandung cacing ini.
kira 1 cm dan yang betina kira-kim L,4 cm.
Hospes perantaranya. yaitu keong air
Pada badan cacing jantan S.mansoni
Oncomelania hupensis lindoensis baru
terdapat tonjolan lebih kasar bila diban-
ditemukan pada tahun lgTl.Habitzt keong
di daerah danau Lindu ada2macarn yaitu:
dingkan dengan S.haematobium dan
1. fokus di daerah yang digarap seperti Sjaponicum. Badan Sjaponicum mem-
ladang, sawah yang tidak dipakai lagi punyai tonjolan yang lebih halus. Tempat
atau di pinggir parit di antara sawah hidupnya di vena, kolon dan rektum. Telur
2. fokus di daerah hutan di perbatasan juga tersebar ke alat-alat lain seperti hati,
bukit dan dataran rendah paru dan otak (Gambar 10).
Cara penanggulangan skistosomiasis
di Sulawesi Tengah, yang sudah diterap" Patologi dan Gejala Klinis
kan sejak tahun 1982 adalah pengobatan
masal dengan prazikuantel yang dilaku- Kelainan dan gejala yang ditimbul-
kan oleh Departemen Kesehatan melalui kannya sama seperti pada Sjaponicum,
Subdirektorat Pemberantasan Penyakit akan tetapi lebih ringan.
Menular dan Penyehatan Lingkungan Pada penyakit ini splenomegali dapat
Pemukiman (Subdit, P2M & PLP) dengan menjadi berat sekali.
Bab 1. Helmintoloei 69

W
-
@"1,."..","
*f"*'"tt""".
{il
-F\1-]

cacrng
dalam vena telur dikeluarkan
mesenterika bersama tinja
halus

:-. -"t----:-J

serkaria menginfeksi
manusia di dalam air

mirasidium -+ sprokista I

-+ banyak sporokista ll
-+ banyak serkaria

Gambar 10. Daur Hidup Schistosomu mansoni


70 Pans i to I ogi Ked okte ran

Diagnosis, Pengobatan, Prognosis dan Morfologi dan Daur Hidup


Epidemiologi
Cacing dewasa jantan berukuran kira-
Sama seperti pada Sjaponicum. kira 1,3 cm dan yang betina kira-kira
2,0 cm. Hidupnya di vena panggul kecil,
terutama di vena kandung kemih.
Telur ditemukan di urin dan alat-alat
S chisto s oma haemutobium dalam lainnya, juga di alat kelamin dan
rektum (Gambar 11).
Hospes dan Nama Penyakit
Patologi dan Gejala Klinis
Hospes definitif adalah manusia.
Cacing ini menyebabkan skistosomiasis Kelainan terutama ditemukan di
kandung kemih. Babon dan kera lain dinding kandung kemih. Gejala yang di-
temukan adalah hematuria dan disuria bila
dilaporkan sebagai hospes reseryoar.
terjadi sistitis. Sindrom disentri ditemu-
kan bila te{adi kelainan di rektum.
Distribusi Geografik
Cacing ini ditemukan di Afrika, Diagnosis, Pengobatan, Prognosis dan
Spanyol dan di berbagai negaraArab (Timur Epidemiologi
Tengah, Lembah Nil); tidak ditemukan di
Sama seperti pada skistosomiasis
Indonesia.
lainnya.
menjadicacins dewasa lp
di dalam hati : l'4

f WY )
skistosomuta \ iW

m*&
telur dikeluarkan ber-

mirasidium -+ sprokista I

-+ banyak sporokista ll
+ banyak serkaria

Gambar 11. Daur hidup,Scft lSlas o ma h aemato bium


72 Paras i to I ogi Ked o kte ran

Daftar Pustaka Indonesia. Trop Biomed, 1986; 3: 113-8.


10. Handoyo I, Ismuljowono B, Darwis F, Rudi-
l. Craig, Faust. Clinical parasitology, 8'h ed. ansyah. Further survey of Fasciolopsiasis
Philadelphia; Lea and Febiger; 1971. in Babirik Subdistrict, Hulu sungai Utara
2. Neva FA, Brown HW. Basic clinical parasi- Regency, South Kalimantan Province,
tology, ed.6. Prentice Hall International Indonesia. Trop Biomed, 1987 ; 3: ll3-20.
Editions, 1994. 11. Handoyo I, Ismuljowono B, Darwis F,
3. Seung YC. Trematoda control activities in Rudiansyah. Suatu fokus dari Fasiolopsiasis
Korea. Japan Parasitologists. Seminar (Forum endemik di Kecamatan Babirik, Kabupaten
Cheju I) 1995; 33-9. Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan,
Seminar Parasitologi Nasional ke V dan
4. Han JR. Epidemiology and control of clonor-
Kongres P4l ke IV, Ciawi, Bogor, 20-22
chiasis in Korea. Collected Papers. Parasite
Agustus 1988.
Control in Korea, 1994;45-50. 12. Hadljaja P. Beberapa penelitian mengenai
5. Srivatanakul P, Viyanant V, Kurathong S,
aspek biologik dan klinik schistosomiasis di
Tiwawech D. En-4rme linked immunosorbent Sulawesi Tengah, Indonesia. [Tesis] Fakultas
assay for detection of Opistorchis vivercini Kedokteran Universitas Indonesia, I 982.
infection. Southest Asian J Trop Med Pub 13. Jordan P, Randall K. Bilharziasis in
Hlth, 1985; 16:234-9. Tanganyik, observations on its effects and the
6. Haswell Elkins MR, Sithitaworn P, Elkins effects of treatment in school children. J Trop
D. Opisthorchis viverrini and Cholangio Med Hyg, 1962;65:65-1.
carcinoma in North East Thailand. 14. Kikuth W, Gonnert R.,Experimental studies
Parasitology Today, 1992; 8:8-9. on the therapy of schistosomiasis. Ann Trop
7 . Kawashimal( Paragonirnw westetmanicomplex Med Parasitol, 1948; 42: 256.
15. Hardjawijaja L, Clark RI, Sorensen K Putrali
in Asia. Proceed, 1o Korea Japan Parasitologists'
J. Drug trial of Schistosoma japonicum
Seminar @orum Cheju I), 1995;28-32. infection in Indonesia. South East Asian. J
8. Seung YC. Epidemiologi paragonimiasis in Trop Med Public Health. 197 6; 7 : 314.
Korea. Collected Papers in Parasite Control 16. Joesoef A, Shamsuddin N, Salman K, Oman
Activities in Korea, 1994;51-7. K, Holz J. Praziquantel trial in treating
9. Handoyo I, Ismuljowono B, Darwis F, S c hi s t o s om a j ap
infection in Indonesia.
o ni cum
Rudiansyah. A survey of Fasciolopsiasis in Sei WHO Regional Steering Committee for the
Papuyu Village of Babirik Subdistrics, Hulu working group on Schistosoma japonicum,
Sungai Utara Regency, South Kalimantan, Manila, Phillipines, 1980.
Bab l. Helminrolosi 72,

GESTODA

lacing pita termasuk subkelas 2. .Lawa,untuk spesies Diphyllobothrium


lr--z Cestoda, kelas Cestoidea,fihxnPlaty- sp, T.solium, H.nana, E.granulosus,
helminthes. Cacing dewasanya menempati Multiceps.
saluran usus vertebrata dan larvanya hidup
di jaringan vertebrata dan invertebrata.
Sifat-Sifat Umum
Bentuk badan cacing dewasa me-
manjang menyerupai pita, biasanya pipih Badan cacing dewasa terdiri atas:
dorsovental, tidak mempunyai alat cema 1. Skoleks, yaitu kepala yangmerupakan
alat untuk melekat, dilengkapi dengan
atau saluran vaskular dan biasanya terbagi
batil isap atau dengan lekuk isap.
dalam segmen-segmen yang disebut
proglotid yang bila dewasa berisi alat
2. Leher, yaitu tempatpertumbuhanbadan.
reproduksi jantan dan betina.
3. Strobila, yaitu badan yang terdiri atas
segmen-segmen yang disebut proglotid.
Ujung bagian anterior berubah men- Tiap proglotid dewasa mempunyai
jadi sebuah alat pelekat, disebut skoleks,
susunan alat kelamin jantan dan betina
yang dilengkapi dengan alat isap dan yang lengkap; keadaan ini disebut
kait-kait. Spesies penting yang dapat hermafrodit.
menimbulkan kelainan pada manusia
Telur dilepaskan bersama proglotid
umnnrnya adalah: Taenia saginata dan
atau tersendiri melalui lubang uterus.
T. s o I ium, D iphy ll ob othrium I atum, Hyme-
Embrio di dalam telur disebut onkosfer
nolepis nana, Echinococcus granulosus,
berupa embrio heksakan yang tumbuh
E.multilocularis, .
menjadi bentuk infektif dalam hospes
Manusia merupakan hospes Cestoda perantara.
ini dalam bentuk: Infeksi terjadi dengan menelan larva
l. Cacing dewasa, untuk spesies D.latum, bentuk infektif atau menelan telur. Pada
T.saginata, T.solium, H.nana, H.dimi- Cestoda dikenal dua ordo: L Pseudo-
nut a, D ipy I idium c aninum. phyllidea, dan 2. Cyclophyllidea.
74 Paras i to I o gi Ked o kteran

Pseudophyllidea tahun 1858 dan selanjutnya oleh Leidy


pada tahun 1879 pada penderita yang
P s eudophy mempunyai skoleks
I I id e a mendapat infeksi di Eropa. Perkembangan
dengan 2 lekuk isap (bothrium: suctorial fokus endemik di Amerika Utara oleh
groove). Lubang genital dan lubang uterus imigran yang terinfeksi pertama kali
terletak di tengah-tengah proglotid. Telur dilaporkan pada tahun 1906. Hal tersebut
mempunyai operkulum, berisi sel telur menggambarkan transplantasi parasit dari
dan dikeluarkan bersama tinja. Dalam Old World ke lingkungan baru.
air, sel telur tumbuh menjadi onkosfer. Kasus autokton digambarkan di
Telur menetas dan keluarlah korasidium, Filipina pada tahun 1935 dan dilaporkan
yaitu embrio yang mempunyai banyak 2 kasus dat'r I4l penduduk asli di Formosa
silia. Korasidium dimakan oleh hospes pada tahun 1963. Selain itu ada keadaan
perantara I yang tergolong Copepoda
endemik di Papua Niugini.
(Cyclops, Diaptomus) dan tumbuh men-
jadi proserkoid.
Hospes dan Nama Penyakit
Cyclops yang mengandung parasit
dimakan oleh hospes perantara II (ikan, Manusia adalah hospes definitif,
kodok). Dalam hospes perantara II larva hospes reservoarnya adalah anjing, kucing
tumbuh menjadi pleloserkoid (spar- dan lebih jarang 22 mamalia lainnya,
ganum) yang merupakan bentuk infektif. antara lain walrus, singa laut, beruang,
Cacing yang termasttk Pseudophyllidae babi dan serigala. Parasit ini menyebabkan
adalah cacing Diphyllobothrium latum dan penyakit yang disebut difilobotriasis.
D. mans oni (D iphyll ab othrium binatang).
Distribusi Geografik
Parasit ini ditemukan di Amerika,
Diphyllobothrium lutum Kanada, Eropa, daerah danau di Swiss,
(Taenia lata, Dibothrio cephalas latas,
Rumania, Turkestan, Israel, Mancuria,
broad tapeworm, fish tapeworm) Jepang, Afrika, Malagasi dan Siberia.

Morfologi dan Daur Hidup


Sejarah
Cacing dewasa yang keluar dari usus
Cacing pita ikan (fish tapeworm) di- manusia berwarna gading, panjangnya
kenal sebagai spesies yang berbeda sejak dapat sampai 10 m dan terdiri atas 3000
tahun 1602 oleh Plater di Switzerland. * 4000 buah proglotid; tiap proglotid
Dengan adanya deskripsi skoleks yang mempunyai alat kelamin jantan dan betina
jelas pada tahun 1977 Bonnet dapat yang lengkap. Telur operkulum,
membedakan cacing ini dari cacing pita berukuran 70 x 45 mikron, dikeluarkan
babi T.solium. Cacing ini pertama kali melalui lubang uterus proglotid gravid
diperiksa di Amerika oleh Wemland pada dan ditemukan dalam tinja. Telur menetas
Bab 1. Helmintoloei 75

dalam afu. Lawa disebut koradisium dan dan proserkoid berubah menjadi larva
dimakan oleh hospes perantara pertama, pleroserkoid atau disebut sparganum.
yaitu binatang yang termasuk Copepoda Bila ikan tersebut dimakan hospes
seperti Cyclops dan Diaptomus. Dalam definitif, misalnya manusia, sedangkan
hospes ini lawa tumbuh menjadi ikan itu tidak dimasak dengan baik, maka
proserkoid, kemudian Cyclops dimakan sparganum di rongga usus halus tumbuh
hospes perantara kedua yaitu ikan salem menjadi cacing dewasa (Gambar 12).

Cacing dewasa Teluryangbelum '-* Korasidium,


Usus halus manusia berkembang keluar larva bersilia
A bersama tinja menetas dari
I masuk dalam air telur, berenang
I - tawar bebas dalam air
I
I

t
I
Skoleks dari plero-
serkoid melekat pada Kopepoda (Cyclops,
mukosa usus, berkem- Diaptomus) memakan
bang menjadi cacing korasidium
dewasa
l I
I
I
I KoruriXirr- menem-
Termakan oleh manusia bus alat cerna
melalui ikan air tawar kopepoda, masuk
mentah atau yang
dimasak kurang baik r
ke ronssa badan

Prosertoid
berkembang di
rongga badan
kopepoda
I

I
Y
Proserkoid berkembang menjadi Kopepoda yang
Pleroserkoid dalam otot ikan infektif dimakan
ikan air tawar

Bagan 2. Daur Hidup Diphyllobothrium latum


76 Parasi tologi Kedokteran

ikan mengandung
pleroserkoid tertelan
kr q,\

NrJriffiffi*""
-rIl

perantara ll) korasidium di dalam air

Copepoda (hospes
perantara l)

Gambar 12. Daur Hidap Diphyllobothriam latum


Bab l. Helmintolosi 77

Patologi dan Gejala Klinis Prognosis

Penyakit ini biasanya tidak menim- Prognosis difi lobotriasis baik, walaupun
bulkan gejala berat, mungkin hanya gejala dengan anemia berat, karena setelah cacing
saluran cerna seperti diare, tidak nafsu dikeluarkan anemianya akan sembuh.
makan dan tidak enak di perut.
Bila cacing hidup di permukaan usus Epidemiologi
halus, dapat timbul anemia hiperkrom- Penyakit ini di Indonesia tidak di-
makrositer, karena cacing itu banyak me- temukan tetapi banyak dijumpai di negara
nyerap vitamin B,r, sehingga timbul gejala yang banyak makan ikan salem mentah
defisiensi vitamin tersebut. Bila jumlah atau kurang matang. Banyak binatang
cacing banyak, mungkin terjadi sumbatan seperti anjing, kucing dan babi berperan
usus secara mekanik atau terjadi obstruksi sebagai hospes reservoar dan perlu
diperhatikan.
usus, karena cacing-cacing itu menjadi
Untuk mencegah terjadinya infeksi,
seperti benang kusut.
ikan air tawar yang tersangka mengandung
bibit penyakit harus terlebih dahulu di-
Diagnosis masak dengan sempuma sebelum dihidang-
kan. Anjing sebagai hospes reseryoar
Cara menegakkan diagnosis penyakit
sebaiknya diberi obat cacing.
ini adalah dengan menemukan telur atau
proglotid yang dikeluarkan dalam tinja.

Sparganosis
Pengobatan
Penderita diberikan obat Atabrin Tahun 1882 Manson mendapatkan
sparganosis jaringan dari penduduk asli
dalam keadaan perut kosong, disertai
yang diautopsi di Amoy - RRC.
pemberianNa-bikarbonas, dosis 0,5 g dua
Lawa pleroserkoid dari beberapa
jam setelah makan obat diberikan sebagai
spesies cacing pita golongan Diphyllobo-
pencahar magnesium sulfat 15 g. thrium telah ditemukan pada manusia
Obat pilihan adalah niclosamid dan diketahui sebagai sparganum dan
(Yomesan), diberikan4 tablet (2 gram) di- penyakitnya disebut sparganosis
kunyah sekaligus setelah makan hidangan Diphyllobothrium binatang misalnya
ringan. Obat lain yang juga efektif adalah D.mansoni memerlukan anjing, kucing
paromomisin, yang diberikan dengan dan binatang lainnya sebagai hospes
definitif.
dosis I gram setiap 4 jam sebanyak 4
Manusia dapat bertindak sebagai
dosis. Selain itu dapat dipakai prazikuantel
hospes perantara kedua bila mengandung
dosis tunggal l0 mglkg berat badan. sparganum (pleroserkoid).
78 Pa rasi to I o gi Ke d o k te ran

Daur Hidup Prognosis


Dalam tubuh manusia sparganum Prognosis tergantung pada lokasi
dapat mengembara di otot dan fasia, akan parasit dan pembedahan yang berhasil.
tetapi larva ini tidak dapat menjadi dewasa.
Daur hidupnya sama seperti D.latum. Epidemiologi
Dalam hospes perantara pertama, yaitu
Parasit ini ditemukan di Asia Timur
Cyclops, dibentuk proserkoid dan dalam
hospes perantara kedua yaitu hewan dan Asia Tenggara, Jepang, Indo Cina,
pengerat kecil, ular dan kodok, ditemu- Afrika, Eropa, Australia, Amerika lJtara-
kan pleroserkoid atau sparganum. Selatan dan Indonesia
Manusia menderita sparganosis karena :
Patologi dan Gejala Klinis 1. minum air yang mengandung Cyclops
Pada manusia, larva ditemukan di yang infektif
seluruh bagian badan, terutama di mata, 2. makan kodok, ular atau binatang peng-
juga di kulit, jaringan otot, toraks, perut, erat yang mengandung pleroserkoid
paha, daerah inguinal dan dada bagian 3. menggunakan daging kodok yang
dalam. Sparganum dapat menyebar ke infektif untuk obat
seluruh jaringan. Perentangan dan penge-
rutan larva menyebabkan peradangan dan Di daerah endemi, air minum perlu
edema jaringan sekitarnya yang nyeri. dimasak atau disaring dan daging hospes
Lawa yang rusak menyebabkan pera- p er antar a dimasak dengan s empurna.
dangan lokal yang dapat menjadi nekrosis Cara yang dipakai untuk pengobatan
Penderita dapat menunjukkan sakit dengan menggunakan daging kodok di
lokal, urtikaria raksasa yang timbul secara daerah mukosa-kutan yang meradang,
periodik, edema dan kemerahan yang sebaiknya dicegah.
disertai dengan menggigil, demam dan
hipereosinofilia.
Infeksi pada bola mata yang relatif
sering terjadi di Asia Tenggara, menye- Cyclophyllidea
babkan konjungtivitis disertai bengkak
dengan lakrimasi dan ptosis.
Cylophyllidea mempunyai skoleks
(kepala) dengan 4batilisap dan dilengkapi
Diagnosis
rostelum dengan atau tanpa kait-kait, lubang
Diagnosis dibuat dengan menemukan kelamin terdapat di pinggir proglotid,
larva di tempat kelainan. Untuk identi- dapat unilateral atau bilateral selang-
fikasi diperlukan binatang percobaan. seling. Rostelum adalah penonjolan di
skoleks. Lubang uterus (uterine pore)
Pengobatan
tidak ada.
Untuk pengobatan dilakukan pem- Proglotid gravid merupakan kantong
bedahan dan pengangkatan larva. telur yang keluar bersama tinja. Telur yang
Bab l. Helmintolopi 7Q

berisi onkosfer tumbuh dalam hospes Morfologi dan Daur Hidup


perantara dan menjadi bentuk infektif.
Taenia saginata adalah salah satu
Ordo Cyclopltyllidea termasuk kelas
cacing pita yang berukuran besar
Cestoidea. Cacing tersebut dikenal dengan
dan panjang; terdiri atas kepala yalg
nama umum cacing pita.
disebut skoleks, leher dan strobila
yang merupakan rangkaian ruas-ruas
proglotid, sebanyak 1000 - 2000 buah.
Taenia saginata Panjang cacing 4 - 12 meter atau lebih.
Skoleks hanya berukuran 1-2 milimeter,
Sejarah mempunyai empat batil isap dengan otot-
otot yang kuat, tanpa kait-kait. Bentuk
Cacing pita dari sapi, telah dikenal
leher sempit, ruas-ruas tidak jelas dan di
sejak dahulu; akan tetapi identifikasi cacing
dalamnya tidak terlihat struktur tertentu.
tersebut baru menjadi jelas setelah tahun
Strobila terdiri atas rangkaian proglotid
1782, karena karya Goeze dan Leuckart.
yang belum dewasa (imatur) yang dewasa
Sejak itu, diketahui adanya hubungan antara
(matur) dan yang mengandung telur
infeksi cacing Thenia saginata denganlawa
atau disebut gravid. Pada proglotid yang
sistiserkus bovis, yang ditemukan pada
belum dewasa, belum'terlihat struktur
daging sapi. Bila seekor anak sapi diberi
alat kelamin yang jelas. Pada proglotid
makan proglotid gravid cacing Thenia
yang dewasa terlihat struktur alat kelamin
saginata, maka pada dagingnya akan
seperti folikel testis yang berjumlah 300-
ditemukan sistiserkus bovk.
400 buah, tersebar di bidang dorsal. Vasa
eferensnya bergabung untuk masuk ke
Hospes dan Nama Penyakit rongga kelamin (6enital atrium), yang
Hospes definitif cacing pita Taenia berakhir di lubang kelamin @enital pore).
saginata adalah manusi4 sedangkan hewan Lubang kelamin letaknya selang-seling
memamah biak dari keluarga Bovidae, pada sisi kanan atau kiri strobila. Di
seperti sapi, kerbau dan lainnya adalah bagian posterior lubang kelamin, dekat
hospes perantaranya. vas deferens, terdapat tabung vaginayang
Nama penyakitnya teniasis saginata. berpangkal pada ootip (Gambar 13).
Ovarium terdiri atas 2 lobus, ber-
Distribusi Geografik bentuk kipas, besamya hampir sama. Letak
ovarium di sepertiga bagian posterior
Penyebaran cacing adalah kosmo- proglotid. Vitelaria letaknya di belakang
polit, didapatkan di Eropa, Timur Tengah, ovarium dan merupakan kumpulan folikel
Afrika, Asia, Amerika Utara, Amerika yang eliptik.
Latin, Rusia dan juga Indonesia, yaitu Uterus tumbuh dari bagian anterior
Bali, Jakarta dan lain-lain. ootip dan menjulur ke bagian anterior pro-
Paras i to I o ei Ke d okte ran

!t

ffir daging sapi mengan-


dung sistiserkus ter-
cacing dewasa
dalam usus halus
embrio

telan
^_^_,^,;., _-.,,,-,,,.mtffi'*'
::::l::i#n:ij;1."ff

sistiserkus
U"*"r@
r"rrl
I
- !r___ \ .-- @f
telur tertelan sapi
(hospes perantara)

Gambar 13. Daur llidup Taenia saginata


Bab l. Helmintologi 81

glotid. Setelah uterus ini penuh dengan saginata. Peristiwa ini terjadi setelah 12-
telur, maka cabang-cabanglya akan tumbuh, 15 minggu.
yang berjumlah 15-30 buah pada satu Bagian tubuh ternak yang sering
sisinya dan tidak memiliki lubang uterus dihinggapi larva tersebut adalah otot
Qtorus uterinus). Proglotid yang sudah maseter, paha belakang dan punggung.
gravid letaknya terminal dan sering ter-
Otot di bagian lain juga dapat dihinggapi.
lepas dari strobila. Proglotid ini dapat
Setelah 1 tahun cacing gelembung ini
bergerak aktif, keluar dengan tinja atau
biasanya mengalami degenerasi, walaupun
keluar sendiri dari lubang dubur (spontan).
adayang dapat hidup sampai 3 tahun.
Setiap harinya kira-kira 9 buah proglotid
dilepas. Proglotid bentuknya lebih Bila cacing gelembung yang terdapat
panjang daripada lebar. Telur dibungkus di dugg sapi yang dimasak kurang
embriofor, yang bergaris-garis radial, matang termakan oleh manusia, skoleks-
berukuran 30-40 x 20-30 mikron, berisi nya keluar dari cacing gelembung dengan
embrio heksakan atau onkosfer. Telur cara evaginasi dan melekat pada mukosa
yang baru keluar dari uterus masih usus halus, biasanya yeyunum. Cacing
diliputi selaput tipis yang disebut lapisan gelembung tersebut dalam waktu 8-10
luar telur. Sebuah proglotid gravid berisi minggu menjadi dewasa. Biasanya di
kira-kira 100.000 buah telur. Waktu pro- rongga usus hospes terdapat seekor cacing.
glotid terlepas dari rangkaiannya dan men-
jadi koyak; cairan putih susu yang me- Patologi dan Gejala Klinis
ngandung banyak telur mengalir keluar Cacing dewasa Taenia saginata, biasa-
dari sisi anterior proglotid tersebut, ter- nya menyebabkan gejala klinis yang fug*,
utama bila proglotid berkontraksi waktu seperti sakit ulu hati, perut merasa tidak
gerak. enak, mual, muntah, diare, pusing atau
Telur melekat di rumput bersama gugup. Gejala tersebut disertai dengan
tinja, bila orang berdefekasi di padang ditemukannya proglotid cacing yang ber-
rumput; atau karena tinja yang hanyut gerak-gerak lewat dubur bersama dengan
dari sungai di waktu banjir. Ternak yang
atau tanpa tinja. Gejala yang lebih berat
makan rumput yang terkontaminasi
dapat terjadi, yaitu apabila proglotid masuk
dihinggapi cacing gelembung, oleh karena
apendiks, te{adi ileus yang disebabkan
telur yang tertelan dicerna dan embrio
heksakan menetas. Embrio heksakan di obstnrksi usus oleh strobila cacing. Berat
saluran pencernaan ternak menembus badan tidak jelas menurun. Eosinofilia
dinding usus, masuk ke saluran getah dapat ditemukan di darah tepi.
bening atau darah dan ikut dengan aliran
darah ke jaringan ikat di sela-sela otot Diagnosis
unhrk tumbuh menjadi cacing gelembung, Diagnosis ditegakkan dengan ditemu-
disebut slslis erkus bovis,yaitu larva Taenia kannya proglotid yang aktif bergerak
dalam tinja, atau keluar spontan; juga dengan Theniu solium
ditemukannya telur dalam tinja atau usap
anus. Proglotid kemudian diidentifikasi Sejarah
dengan merendamnya dalam cairan
laktofenol sampai jernih. Setelah uterus Cacing pita dari daging babi, di-
dengan cabang-cabangnya terlihat jelas, ketahui sejak Hippocrates, atau mungkin
jumlah cabang-cab ang dapat dihitung. sudah sejak Nabi Musa walaupun pada
waktu itu belum dapat dibedakan antara
Pengobatan cacingpita daging sapi dengan cacingpita
daging babi, sampai pada karya Goeze
Obat yang dapat digunakan untuk
(1782).
mengobati teniasis saginata, secara singkat
dibagi dalam: Aristophane dan Aristoteles melukis-
Obat lama :kuinakrin, amodiakuin, kan stadium lawa atau sistiserkus selulose
niklosamid pada lidah babi hutan. Gessner (1558)
Obat baru :prazikuantel dan alben- dan Rumler (1588), melaporkan stadium
dazol Iawa pada manusia. Kuchenmeister ( 1 855)
dan Leuckart (1856), adalah sa{ana-sa{ana
Prognosis yang pertama kali mengadakan penelitian
Prognosis umunnya baik; kadang- daur hidup cacing tersbbut dan mem-
kadang sulit untuk menemukan skoleksnya buktikan bahwa cacing gelembung yang
dalam tinja setelah pengobatan. didapatkan pada daging babi, adalah
stadium larva cacing Taenia solium.
Epidemiologi
T. saginata sering ditemukan di Hospes dan Nama Penyakit
negara yang penduduknya banyak makan Hospes definitif Z solium adalah
daging sapi/kerbau. Cara penduduk me- manusia, sedangkan hospes perantaranya
makan daging tersebut yaitu matang adalah babi. Manusia yang dihinggapi
(well done), setengah matang (medium) cacing dewasa Taenia s olium, jugamenjadi
atau mentah (rare); dan cara memelihara
hospes perantara cacing ini. Namapenyakit
ternak memainkan peranan. Ternak yang
yang disebabkan oleh cacing dewasa
dilepas di padang rumput lebih mudah
adalah teniasis solium dan yang disebabkan
dihinggapi cacing gelembung, daripada
stadium larva adalah sistiserkosis.
ternakyang dipelihara dan dirawat dengan
baik di kandang.
Pencegahan dapat dilakukan antara Distribusi Geografik
lain dengan mendinginkan daging sampai Thenia solium adalah kosmopolit,
=lOoc, iradiasi dan memasak daging sampai akan tetapi jarang ditemukan di negara
matang. Islam. Cacing tersebut banyak ditemukan
Bab l. Helmintoloei 83

di negara yang mempunyai banyak saluran getah bening atau darah. Embrio
petemakan babi dan di tempat daging bagi heksakan kemudian ikut aliran darah
banyak disantap seperti di Eropa, (Czech, dan menyangkut di jaringan otot babi.
Slowakia, Kroatia, Serbia), Amerika Latin, Embrio heksakan cacing gelembung
Cina, India, Amerika Utara dan juga di (sistiserkus) babi, dapat dibedakan dari
beberapa daerah di Indonesiaantaralain di cacing gelembung sapi, dengan adanya
Papua, Bali dan Sumatera Utara. kait-kait di skoleks yang tunggal. Cacing
gelembung yang disebut sistiserkus
Morfologi dan Daur Hidup selulose biasanya ditemukan pada otot
Taenia s o lium, berukuran panjang 2-4 lidah, punggung dan pundak babi.
meter dan kadang-kadang sampai 8 meter. Hospes perantara lain kecuali babi, ada-
Cacing ini seperti cacing Thenia saginata, lah monyet, unta, anjing, babi hutan,
terdiri dari skoleks, leher dan strobila, domba, kucing, tikus dan manusia. Lawa
yang terdiri atas 800-1000 ruas proglotid. tersebut berukuran 0,6-1,8 cm. Bila dugitrg
Skoleks yang bulat berukuran kira-kira 1 babi yang mengandung lawa sistiserkus
milimeter, mempunyai 4 buah batil isap dimakan setengah matang atau mentah
dengan rostelum yang mempunyai 2 baris
oleh manusia, dinding kista dicem4 skoleks
kait-kait, masing-masing sebanyak 25- mengalami evaginasi untuk kemudian
30 buah. Strobila terdiri atas rangkaian
melekat pada dinding usus halus seperti
proglotid yang belum dewasa (imatur),
yeyumrm. Dalam waktu 3 bulan cacing
dewasa (matur) dan mengandung telur
tersebut menjadi dewasa dan melepaskan
(gravid). Gambaran alat kelamin pada
proglotid dengan telur.
proglotid dewasa sama dengan Taenia
saginata, kecuali jumlah folikel testisnya
lebih sedikit, yaitu 150-200 buah. Bentuk Patologi dan Gejala Klinis
proglotid gravid mempunyai ukuran Cacing dewasa, yang biasanya ber-
panjang hampir sama dengan lebarnya. jumlah seekor, tidak menyebabkan gejala
Jumlah cabang uterus pada proglotid klinis yang beiarti. Bila ada, dapatberupa
gravid adalah l-I2 buah pada satu sisi. nyeri ulu hati, mencret, mual, obstipasi dan
Lubang kelamin letaknya bergantian sakit kepala. Darah tepi dapat menunjuk-
selang-seling pada sisi kanan atau kiri an eosinofilia.
strobila secara tidak beraturan. Gejala klinis yang lebih berarti dan
Proglotid gravid berisi 30.000-50.000 sering diderita, disebabkan oleh larva yang
buah telur. Telurnya keluar melalui celah disebut sistiserkosis.
robekan pada proglotid. Telur tersebut Infeksi ringan biasanya tidak memrn-
bila termakan oleh hospes perantara jukkan gejala, kecuali bila alat yang di-
yang sesuai,. maka dindingnya dicerna hinggapi adalah alat tubuh yang penting.
dan embrio heksakan keluar dari telur, Pada manusia, sistiserkus atau larva
menembus dinding usus dan masuk ke Thenin solium sering menghinggapi jaringan
Paras i tol o gi Ke d o kte ran

cacing dewasa
dalam usus halus

s.'
daging babi mengandung
sistiserkus tertelan

sistiserkosis babi
N
(larva)

telur Taenia solium


tertelan

sistiserkosis di otot,
mata dan otak

Gambar 14. Daur llidup Taenis solium


Bab I. Helmintolosi 85

subkutis, mata, jaringan otak, otot, otot Pengobatan


jantung, hati, paru dan rongga perut.
Untuk pengobatan penyakit teniasis
Walaupun sering dijumpai, kalsifikasi
solium digunakan prazikuantel. Untuk
(perkapuran) pada sistiserkus tidak me-
sistiserkosis digunakan prazikuantel,
nimbulkan gejala, akan tetapi sewaktu-
albendazol atau dilalrukan pembedahan.
waktu terdapat pseudohipertrofi otot, di-
sertai gejala miositis, demam tinggi dan
Prognosis
eosinofilia.
Pada jaringan otak atau medula spinalis, Prognosis untuk teniasis solium
sistiserkus jarang mengalami kalsifi- cukup baik, dapat disembuhkan dengan
kasi. Keadaan ini sering menimbulkan pengobatan. Pada sistiserkosis, prognosis
reaksi jaringan dan dapat mengakibat- tergantung berat ringannya infeksi dan alat
kan serangan ayan (epilepsi), meningo- tubuh yang dihinggapi. Bila yang dihinggapi
ensefalitis, gejala yang disebabkan oleh alat penting, prognosis kurang baik.

tekanan intrakranial yang tinggi seperti


nyeri kepala dan kadang-kadang kelainan
Epidemiologi
jiwa. Hidrosefalus internus dapat terjadi, Walaupun cacing ini kosmopolit, ke-
bila timbul sumbatan aliran cairan biasaan hidup penduduk yang dipengaruhi
serebrospinal. Sebuah sistiserkus tunggal tradisi kebudayaan dan agama, memain-
yang ditemukan dalam ventrikel IV otak, kan peranan penting. Biasanya penyakit
dapat menyebabkan kematian. ini ditemukan pada orang yang bukan
beragama Islam.
Diagnosis Cara menyantap dagrrg tersebut, yaitu
matang, setengah matang, atau mentah
Diagnosis teniasis solium dilakukan
dan pengertian akan kebersihan atau
dengan menemukan telur dan proglotid.
higiene, memainkan peranan penting
Telur sukar dibedakan dengan telur dalam penularan cacing Taenia solium
Taenia saginata. maupun sistiserkus selulose. Pengobatan
perorangan maupun pengobatan masal
Diagnosis sistiserkosis dapat dilakukan harus dilaksanakan agar penderita tidak
dengan cara: menjadi sumber infeksi bagi diri sendiri
1. Ekstirpasi benjolan yang kemudian maupun babi dan hewan lain seperti anjing.
diperiksa secara histopatologi Pendidikan mengenai kesehatan harus
2. Radiologis dengan CT scan atau dirintis. Cara-cara temak babi harus
Magnetic Resonance Imaging (MRI) diperbaiki, agar tidak ada kontak dengan
3. Deteksi antibodi dengan teknik ELISA, tinja manusia. Sebaiknya untuk ternak
Western Blot @IBT), uji hemaglutinasi, babi harus digunakan kandang yang
Counter Immuno Electrophoresis (CE) bersih dan makanan ternak yang sesuai.
4. Deteksi coproantigen padatinja Pencegahan dapat dilakukan seperti
5. Deteksi DNA dengan teknik PCR. pada teniasis saginata.
Sistiserkosis Epidemiologi
Sebelum tahun l990-an, data epide-
Pendahuluan miologi tentang prevalensi neurosistiser-
Sistiserkosis adalah penyakit yang kosis yang memadai masih terbatas. Hal
disebabkan oleh kista stadium larva cacing itu disebabkan masih terbatasnya metode
prta Thenia solium. Sistiserkosis dapat diagnosis termasuk kualitas spesifisitas
mengenai otot dan sistem sarafpusat (SSP) dan keakuratannya. Tahun 1989, Tsang
sebagai neurosistiserkosis, atau berupa kista et al melaporkan penggunaan enzyme-
multipel atau keduanya.l,2 Penyakit ini linked immunotransfer blot (EITB) yang
juga dinyatakan sebagai penyakit parasit memanfaatkan glikoprotein parasit. EITB
yangpalingbanyakmenyerang S SP. Keber- adalah pemeriksaan spesifik pertama untuk
adaan siklus hidup parasit ini baru dikenal infeksi T. solium yang dapat digunakan
pada abad, ke-19 dan manifestasi klinisnya untuk penelitian lapangan yang luas.3,a,6,8
baru banyak teridentifikasi di pertengahan Berdasarkan pemeriksaan tinja saja,
abad ke-20. Sejak dua puluh tahun terakhir
diperkirakan terdapat 4 juta orang di
seluruh dunia yang menderita cacing pita
ini berbagai konsep mengenai prevalensi
babi dan dari setiap orang yang ditemukan
infeksi, morbiditas dan mortalitas, terapi
menderita cacing pita diperkirakan lebih
dan epidemiologi berkembang pesat.3-6
Hal tersebut juga termasuk kecurigaan
dari 10 orang yang teiinfeksi stadium
kista. Saat ini diperkirakan lebih dari
terhadap Asian Taenia sebagai penyebab
50 juta orang pengandung kista, namun
sistiserkosis.T jumlah inipun diyakini masih jauh dari
Perhatian terhadap sistiserkosis juga jumlah yang sebenamya.3 Diperkirakan
meningkat karena peningkatan jufirlah
hanya benua Antartika dan Australia yang
imigran dari negara berkembang, serta bebas dari sistiserkosis. I I
berkembangnya teknik diagnostik yang Distribusi geografis sistiserkosis di
dapat mendeteksi neurosistiserkosis. Per- dunia sangat luas, dengan wilayah yang
kembangan teknik diagnostik tersebut memiliki prevalensi titrggt, seperti: Meksiko,
antara lain pencitraan persarafan yang ter- Amerika tengah dan Selatan, India, dan
komputerisasi (CT dan MRI) yang lebih Afrika sub Sahara. Di Meksiko, ditemukan
sensitif dan non invasif. Semakin banyak bahwa pada orang dewasa yang menderita
variasi manifestasi klinis infeksi dan teknik kejang, setengahnya menderita neurosisti-
serologi yang spesifik dan akurat juga serkosis. Keadaan serupa ditemukan juga
mendukung pendataan epidemiologi.r-s't,r di Afrika, India dan Cina bahwa sebagian
Sistiserkosis juga menjadi perhatian besar penyakit parasit otak disebabkan
karena potensi kerugian ekonomi di negara neurosistiserkosis. 3'5,6

berkembang. Sayangnya, sampai sekarang Indonesia memiliki keragaman pen-


belum ada program eradikasi yang berhasil dudulq dengan mayoritas penduduk muslim
total.ro dan tidak mengkonsumsi daging babi.
Bab l. Helmintolosi 87

Namun, ada beberapa daerah seperti sedikit mononuklear serta jumlah eosinofil
Bali dan Papua (dahulu Irian Jaya) yang yang bervariasi. Untuk melengkapi siklus
banyak mengkonsumsi daging babi. Per- hidupnya, sistiserkus harus mampu hidup
tama kali terjadinya kejadian luar biasa di dalam otot babi selama berminggu-
kejang adalah di daerah Paniai, Papua,
minggu sampai bulanan. Oleh karena itu
pada awal I970-an dan kejang tersebut
kista telah mengembangkan mekanisme
disebabkan oleh neurosistiserkosis. Kejadian
untuk mengatasi respon imun pejamu.
serupa dilaporkan terulang dekat perbatasan
Hewan yang telah terinfeksi aktif atau
Papua New Guinea, dan sampai sekarang
telah terinfeksi sebelumnya dengan
Papua masih menjadi daerah endemik
stadium kista kebal terhadap reinfeksi
taeniasis/sistiserkosis. 12' 1 3
onkosfer. Imunitas ini dimediasi oleh
antibodi dan komplemen. Meskipun
Patogenesis dan Patofisiologi
begitu dalam infeksi alami, respons
Lawa T solium hidup dalam jaringan antibodi dibangun hanya setelah parasit
sebagai kista yang berisi cairan atau meta- berubah menjadi bentuk metacestoda
cestoda. Kista tersebut memiliki dinding yang lebih resisten.3'ra
semitransparan yang tipis. Skoleks terletak Metacestoda sudah membangun
di satu sisi kista, terinvaginasi dan terlihat mekanisme untuk menghadang destruksi
sebagai nodul opak dengan diameter yang dimediasi komplemen. Paramiosin
4-5 mm. llkuran dan bentuk kista ber- dari parasit mengikat Clq dan meng-
variasi sesuai jaringan sekitarnya. Di otak, hambat jalur klasik aktivasi komplemen.
kista berbentuk bundar dengan diameter Parasit juga mensekresi inhibitor protease
mencapai 1 cm. Dapat pula ditemukan serin yang disebut taeniestatin, meng-
kapsul dengan ketebalan bervariasi yang hambat jalur aktivasi klasik atau alter-
terdiri atas astrosit dan serat kolagen, tetapi natif, berinterferasi dengan kemotaksis
kapsul di SSP dan mata kurang tebal. leukosit, dan mengharnbat produksi sitokin.
Dinding kantong terdiri atas tiga lapis: Polisakarida sulfa, yang melapisi dinding
lapisan kutikula yang terdiri microtriches kista, mengaktivasi komplemen menjauhi
(dilapisi oleh glikokaliks karbohidrat), parasit, menurunkan deposisi komplemen,
pseudoepitel dan muskularis, jaringan peng- dan membatasi jumlah sel radang yang
hubung longgar dan jaringan kanalikuli. ke parasit. Antibodi tidak dapat mem-
Nodul mural terdiri atas skoleks terinva- bunuh metacestoda matang. Kista hidup
ginasi dan kanal spiral terasosiasi yang sebenarnya juga menstimulasi produksi
juga terdiri atas membran trilaminar. sitokin yang dibutuhkan untuk produksi
Sebuah pori ekskretori kecil dekat akhir imunoglobulin yang kemudian diambil
kanal spiral terhubung dengan kanal oleh kista, diperkirakan sebagai sumber
digestif terhadap jaringan sekitar. protein.3'6
Sistiserkus hidup menimbulkan sedikit Sebaliknya respons imun selular
peradangan jaringan sekitar dan hanya ditekan. Taeniestatin dan molekul parasit
88 Paras i to I o gi Ked o kte ran

yang lain berinterferasi dengan prolife- dengan nodul fokal limfoid serta nekrosis.
rasi limfosit dan fungsi makrofag. Gejala Akhimya, pada stadium kalsifikasi nodular,
neurosistiserkosis berhubungan dengan jaringan granulasi digantikan oleh strukhr
respons granulomatosa yang te{adi ketika kolagen dan kalsifikasi.3'14,15
kista tidak lagi dapat memodulasi respons Manifestasi utama neurosistiserkosis
pejamu.3 adalah kejang (70-90%). Gejala lain ada-
lah sakit kepala, peningkatan tekanan
Manifestasi Klinis intrakranial (mual dan muntah), dan gang-
guan status mental (termasuk psikosis).
Manifestasi klinis sistiserkosis ter- Hanya sedikit pasien yang menunjukkan
gantung lokasi dan jumlah kista, serta kelumpuhan saraf kranial maupun gejala
respons pejamu. Bila hanya terdapat se- fokal lainny a.3,6'12'1 5
dikit lesi dan terletak di lokasi yang tidak Bentuk manifestasi klinis 3,4
:

strategis misalnya di otot, atau beberapa 1. Infeksi inaktif, ditandai dengan


daerah di otak, infeksi tersebut dapat ter- penemuan residu infeksi aktif se-
jadi tanpa gejala, namun tetap bisa men- belumnya (kalsiflkasi innaparenkimal).
jadi salah satu alasan diagnosis sistiser- Gejala yang timbul: sakit kepal4 kejang,
kosis. Pada kasus penyakit neurologis, psikosis,
terdapat periode tanpa gejala sebelum 2. Infeksi aktif, terdiri atas neurosisti-
gejala pertama timbul. Masa inkubasi serkosis parenkimal aktif dan ense-
ini diperkirakan berdasarkan masa hidup falitis sistiserkal.
kista jaringan. Hal ini didukung penemuan 3. Neurosistiserkosis ekstraparenkimal
histopatologi kista yang ditemukan pada yang memiliki bentuk neurosistiser-
manusia yang tanpa gejala sistiserkosis kosis ventrikular.
dan telah meninggal akibat penyebab lain. 4. Bentuk lain: sistiserkosis spinal, sisti-
Sebaliknya, kebanyakan kista dari pasien serkosis oftalmika, penyakit serebro-
dengan gejala, berhubungan dengan vaskular, sistiserkosis, sakit kepala
respons peradangan termasuk di dalamnya migren, defek neurokognitif, sistiser-
limfosit, eosinofil, granulosit, dan sel kosis ekstraneural.
plasma. Oleh karenanya, gejala sistiserkosis
parenkimal timbul akibat peradangan
Diagnosis
ketika kista kehilangan kemampuan me-
modulasi respons pej amu. Del Brutto et al, mengusulkan kriteria
Perubahan yang te{adi berhubungan diagnostik yang dapat dilakukan berdasar-
dengan stadium peradangan. Dalam stadium kan pencitraan, tes serologi, presentasi
koloidal, kista terlihat sama dengan kista klinis, dan riwayat pajanan.6 Pencitraan
koloid dengan materi gelatin dalam cairan merupakan metode utama untuk neurosis-
kista dan degenerasi hialin dari larva. Dalam tiserkosis. Computerized Tomograplry CT
stadium granular-nodular, kista mulai adalah metode terbaik untuk mendeteksi
berkontraksi dan dindingnya digantikan kalsifikasi yang menunjukkan infeksi
Bab l. Helmintolosi RO

inaktif. CT lebih unggul daripada MRI, lesi setelah pengobatan anti parasit.
sebaliknya MRI lebih sensitif untuk me- Kombinasi dua kriteria mayor, atau safu
nemukan kista di parenkim dan ekstra- kriteria mayor dan dua kriteria minor,
parenkim otak, termasuk dalam men- ditambah riwayat pajanan, digunakan
deteksi reaksi peradangan.3, I 5
untuk menegakkan diagnosis.6, la
Tes serologi memiliki penggunaan
luas dan juga sangat bervariasi. Sayangnya
Terapi
kebanyakan tes menggunakan antigen
yang tidak terfraksi yang menyebabkan Terapi sistiserkosis berbeda pada
positif dan negatif palsu. Hal itu diper- setiap individu berdasarkan patogenesis
kirakan karena aviditas kista dengan penyakitnya. Hal yang perlu diperhatikan
imunoglobulin yang menyebabkan positif adalah lokasi kista, gejala seperti kejang
palsu, selain itu high cutffi menyebabkan atau hidrosefalus, viabilitas kista (termasuk
negatif palsu.3 Salah satu yang dikem- stadium degenerasi kista) dan derajat
bangkan adalah dengan pemeriksaan respons peradangan pejamu.3,6'14'1s Unfuk
antigen onkosfer.l6 Pemeriksaan EITB mencegah transmisi perlu dilakukan pe-
telah terbukti spesifik untuk pemeriksaan ningkatan sanitasi lingkungan, memasak
infeksi T.solium. EITB sensitif pada daging babi sampai matang, menekan
kista parenkim aktif multipel atau neuro- jumlah ekskresi telur taenia, edukasi
sistiserkosis ekstraparenkim. Meskipun terhadap masyarakat termasuk kebiasaan
demikian sensitivitasnya rendah pada mencuci tangan sebelum makan dan
pasien dengan kista parenkimal atau setelah ke kamar mandi, serta memasak air
kalsifikasi sehingga pada infeksi inaktif minum hingga matang. 6'e' ) 6 lJpay a y ang
1 2

pemeriksaan serologi seringkali negatif. juga dapat dilakukan adalah melakukan


Pemeriksaan EITB lebih baik ketika pencegahan infeksi sistiserkosis di babi
menggunakan serum dibanding liquor dengan vaksinasi.rT
serebrospinalis.3'6 Di daerah yang belum Pada infeksi inaktif, pasien dapat
memiliki fasilitas CT dan MR[, serologi diterapi untuk mengatasi gejala seperti
berperan penting untuk diagnosis. 13, I 5 kejang. Apabila terdapat hidrosefalus,
Untuk menyatakan seseorang men- maka dapat dibantu dengan prosedur
derita sistiserkosis, diperlukan beberapa tambahan, misalnya dengan operasi pem-
penemuan positif. Kriteria mayor pertama buatan shunt ventrikuloperitoneal. Peng-
adalah penemuan berdasarkan pemeriksaan obatan antiparasit tidak diperlukan
' pencitraan, dimana ditemukan sistiserkus karena tidak ada parasit hidup pada
yang berukuran0,5-2 cm. Kedua ditemu- pasien.3,la Penderita neurosistiserkosis
kannya antibodi spesifik antisistiserkal aktif, memerlukan berbagai pengobatan
menggunakan EITB. Kriteria minor tambahan untuk mengatasi kista hidup,
artara lain: kejang, peningkatan tekanan gejala, dan reaksi akibat pengobatannya
intrakranial, kalsifikasi intraserebral sendiri. Obat yang digunakan adalah
pungtata, nodul subkutan, atau hilangnya praziqtantel (50-100 mglkg dalam 3 dosis
90 Parasitologi Kedokteran

terbagi) selama 14 hari, albendazol (15 dengan deksametason (0,1 mglkglharl)


mglkg dalam 2-3 dosis terbagi) selama 8 minimal selama minggu pertama terapi.
hari, kortikosteroid (10-30 mg deksame- Pilihan lain adalah praziquantel (25 mgftg
tason per hari, atau 60 mg prednison, 3 kali sehari, oral, dengan interval 2 jam
dilanjutkan dengan tappering off saat atau dosis standar (50-100 mglkglhari
ingin menghentikan pemberian) dan juga selama 15 hari). Efikasi dosis tunggal
obat antikonvulsan seperti fenitoin atau lebih baik pada penderita dengan kista
fenobarbital. Pemberian kortikosteroid tunggal atau kista sedikit, namun kurang
adalah untuk mengatasi reaksi peradangan bermanfaat bila jumlah kistanya banyak.r5
yang terutama terjadi setelah pengobatan Neurosistiserkosis Subarakhnoid.
praziquantel. Tujuannya untuk mencegah Dosis optimal dan durasi terapi anti
peradangan yang dapat mengancam nyawa parasitik jenis ini belum ada. Penggunaan
pada ensefalitis sistiserkal, neurosistiser- albendazol pada sistiserki raksasa (15 mg/
kosis subarakhnoid, dan neurosistiserkosis kghan selama 4 minggu) menunjukkan
intramedular spinal.3'4,6,14 Prednison lebih hasil yang baik. Meskipun begitu, diperlu-
baik dibandingkan deksametason untuk kan beberapa kali pengulangan pengobatan
penggunaan jangka panjang. Selain itu (satu kali siklus tidak cukup). Dosis anti
dapat digunakan manitol (2 gkg per hari) radang yang digunakan juga belum di-
untuk hipertensi sekunder akut akibat tetapkan, dapat digunakan prednison (60)
neurosistiserkosis. 1a (mg/hari selama 10 hari) dantappering off
Pemakaian praziquantel bersama anti-
5 mgftran setiap 5 hari.t5
konvulsan dapat menyebabkan induksi
Komplikasi Serebrovaskular. Untuk
metabolisme. Oleh karena itu diperlukan
komplikasi serebrovaskular, belum di-
simetidin (400 mg tiga kali per hari) tetapkan standar penatalaksanaan. Saat
untuk menghambat metabolisme prazi- ini pengobatan diberikan bersama korti-
quantel tersebut. Interaksi obat ini relatif kosteroid untuk mengurangi peradangan
tidak terjadi pada penggunaan alben- (deksametason 16-24 mgthar' pada kondisi
dazol.6 Hal lain yang perlu diperhatikan akut, dan prednison oral 1 mg/kgftrari untuk
saat pengobatan adalah reaksi peradangan jan$a panjang) Evaluasi dilalarkan dengan
yang akan menyebabkan demam, mual, pemeriksaan doppler transkranial untuk
muntah dan sakit kepala, bahkan dapat memantau terapi kortikosteroid. Semen-
menjadi edema serebral. Selain itu, bila tara itu, penggunaan obat neuroprotektif
sistiserkosis terdapat di otot, maka dapat belum j elas manfaafirya. I 5
terjadi miositis akibat pengobatan.3,a,6'15 Pengobatan Taeniasis. Pengobatan
Neurosistiserkosis Parenkim. Peng- yang adekuat terhadap cacing pita penting
obatan yang dianjurkan adalah albendazol untuk menghentikan transmisi sistiser-
(15 mglkg/hari oral, selama 7 hari ata:u kosis. Thenia solium dapat diobati dengan
lebih). Berhrjuan untuk menghancurkan niklosamid dosis tunggal (2 gram) atau
seluruh kista dan meringankan kejang praziquantel (5 mg/kg). Niklosamid me-
sampai 45%o. Dlberikan secara simultan rupakan obat pilihan karena tidak diabsorbsi
Bab l. Helmintolosi q{

usus sehingga dapat menghindarkan dari Morfologi dan Daur Hidup


risiko gejala neurologi bila pasien juga
menderita neurosistiserkosis. Terapi kedua-
Dari golongan Cestoda yang di-
temukan pada manusia, cacing ini mem-
nya memiliki efektifitas lebih dari 95%o,
namun belum ada penelitian lebih lanjut.
punyai ukuran terkecil. Panjangnya
Identifikasi kesembuhan adalah dengan 25-40 mm dan lebarnya 1 mm. Ukuran
ditemukannya skoleks setelah pengobatan, strobila biasanya berbanding terbalik
karena skoleks yang tersisa dapat tumbuh dengan jumlah cacing yang ada dalam
kembali dalam jangka waktu 2 bulan. Hal hospes. Skoleks berbentuk bulat kecil,
ini dapat dilakukan dengan penggunaan mempunyai 4 buah batil isap dan
purgative osmotik sebelum dan sesudah rostelum yang pendek dan berkait-kait.
pengobatan.l5 Bagian leher panjang dan halus. Strobila
dimulai dengan proglotid imatur yang
sangat pendek dan sempit, lebih ke distal
Cacing Pita yang Kurang menjadi lebih lebar dan luas. Pada ujung
PenTing di Indonesia distal strobila membulat.
Telur keluar dari proglotid paling
Hymenolepis lYuna distal yang hancur. Bentuknya lonjong,
(dwarf tapeworm) ukurannya 30-47 mikron, mempunyai
lapisan yang jernih dan lapisan dalam
Sejarah yang mengelilingi sebuah onkosfer
dengan penebalan pada kedua kutub.
Spesies ini ditemukan oleh Bilharz
pada tahun 1851 dalam usus halus seorang Dari masing-masing kutub keluar 4-
anak asli di Kairo. Grasee dan Rovell 8 filamen. Dalam onkosfer terdapat 3
(1887, 1892), pertama kali memperkenal- pasang duri (kait) yang berbentuk lanset.
kan daur hidup yang tidak mempunyai Cacing dewasa hidup dalam usus halus
hospes perantara. untuk beberapa minggu. Proglotid gravid
melepaskan diri dari badan, telurnya
Hospes dan Nama Penyakit dapat ditemukan dalam tinja. Cacing
ini tidak memerlukan hospes perantara.
Hospesnya adalah manusia dan tikus.
Bila telur tertelan kembali oleh manusia
Cacing ini menyebabkan penyakit hime-
atau tikus, maka di rongga usus halus
nolepiasis.
telur menetas, larva keluar dan masuk ke
Distribusi Geografik selaput lendir usus halus dan membentuk
larva sistiserkoid, kemudian keluar ke
Penyebarannya kosmopolit, lebih rongga usus dan menjadi dewasa dalam
banyak didapat di daerah dengan iklim waktu 2 minggu atau lebih. Pada infeksi
panas daripada iklim dingin dan juga percobaan, berbagai pinjal dan kutu beras
ditemukan di Indonesia. dapat menularkan murine strain.
92 Paras i to I o gi Ke d o kteran

Orang dewasa kurang rentan diban- menyebabkan keluhan neurologi yang


dingkan dengan anak. Kadang-kadang telur gaw at, mengalami sakit perut dengan atau
dapat menetas di rongga usus halus se- tanpa diare, kejang-kejang, sukar tidur
belum dilepaskan bersama tinja. Keadaan
dan pusing. Eosinofilia sebesar 8-16%.
ini disebut autoinfeksi intema. Hal ini Sakit perut, diare, obstipasi dan anoreksia
memberi kemungkinan terjadi infeksi
merupakan gejala ringan.
berat sekali yang disebut hiperinfeksi,
sehingga cacing dewasa dapat mencapai
2000 ekor pada seorang penderita. Diagnosis

-* Diagnosis ditegakkan dengan me-


Cacing dewasa Telur berisi embrro
dalam usus halus nemukan telur dalam tinja.
t
Tetap dalam
"usus Keluar bersama
tinja
Pengobatan

Obat yang efektif adalah prazikuantel


Termakan *urr.'rriu
dan niklosamid, tetapi saat ini obat-
,/ obat tersebut sulit didapat di Indonesia.
Skoleks melekat Onkosfer menetas Obat yang efektif adalah amodiakuin.
pada mukosa usus dan menembus vilus
Hiperinfeksi sulit diobati, tidak semua
I
I
I v
I
cacing dapat dikeluarkan dan sistiserkoid
Sitiserkoid pecah <-- Sistiserkoid masih ada di mukosa usus.
rongga
nn*ke
Prognosis
Bagan 3. Daur Hidup Hymenolepis Nana Prognosis baik, tetapi diperlukan
pengobatan yang lama.

Patologi dan Gejala Klinis Epidemiologi


H. nana biasanya tidak menyebab- H. nana tidak memerlukan hospes
kan gejala. Jumlah yang besar dari cacing peruntara. Infeksi kebanyakan terjadi
yang menempel di dinding usus halus secara langsung dari tangan ke mulut. Hal
menimbulkan irilasi mukosa usus. Ke- ini sering terjadi pada anak-anak umur 15
lainan yang sering timbul adalahtoksemia tahun ke bawah.
umum karena penyerapan sisa metabolit Kontaminasi dengan tinja tikus perlu
parasit masuk ke dalam sistem peredaran mendapat perhatian.
darah penderita. Pada anak kecil dengan Infeksi pada manusia selalu disebab-
infeksi berat, cacing ini kadang-kadang kan oleh telur yang tertelan dari benda-
Bab 1. Helmintoloei 93

benda yang terkena tanah, dari tempat Patologi dan Gejala Klinis
buang air atau langsung dari anus ke
Parasit ini tidak menimbulkan gejala.
mulut. Kebersihan perorangan terutama Infeksi biasanya secara kebetulan saja.
pada keluarga besar dan di perumahan
panti asuhan harus diutamakan. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan me-
Hymenolepis diminuta nemukan telurnya dalam tinja. Sekali-
sekali cacing dapat keluar secara spontan
Hospes setelah purgasi.

Tikus dan manusia merupakan hospes Pengobatan


cacing ini.
Prazikuantel merupakan obat yang
efektif.
Distribusi Geografik
Penyebaran cacing ini kosmopolit, Epidemiologi
juga ditemukan di Indonesia
Hospes definitif mendapat infeksi
bila hospes perantara yang mengandung
Morfologi dan Daur Hidup
parasit tertelan secara kebetulan.
Cacing dewasa berukuran 20-60 cm.
Skoleks kecil bulat, mempunyai 4 batll
isap dan rostelum tanpa kait-kait. Pro- Dipylidium caninum
glotid gravid lepas dari strobila, men-
jadi hancur dan telurnya keluar bersama Hospes
tinja. Telurnya agak bulat, berukuran Anjing dan manusia adalah hospes
60-79 mikron, mempunyai lapisan luar cacing ini.
yang jernih dan lapisan dalam yang
mengelilingi onkosfer dengan penebalan Distribusi Geografik
pada 2 kutub, tetapi tanpa filamen.
Penyebaran cacing ini kosmopolit.
Onkosfer mempunyai 6 buah kait.
Cacing dewasa hidup di rongga usus
halus. Hospes pemntaranya adalah semngga
Morfologi dan Daur Hidup
berupa pinjal dan kumbang tepung. Dalam Panjang cacing ini kira-kira 25 cm.
pinjal, telur berubah menjadi larva sisti- Skoleks kecil, berbentuk j ajaran genj ang,
serkoid. Bila serangga dengan sistiser- mempnnyai 4 batil isap dan rostelum
koid tertelan oleh hospes definitif maka dengan kait-kait. Leher cacing pendek
larva menjadi cacing dewasa di rongga dan langsing. Bentuk proglotid seperti
usus halus. tempayan. Tiap proglotid mempunyai dua
94 Paras i to I o gi Ked o kteran

perangkat alat kelamin. Telur biasanya Thenia crassiceps murine cysticercosis in Qa-2
hansgenic mice. Inf &Im 1998 Feb:760-4.
berkelompok di dalam satu kapsul yang
3. White AC. Neurocysticercosis: A major cause
berisi 15-25 butir telur. Cacing dewasa of neurological disease worldwide. Clin Inf
hidup di rongga usus halus. Bila telur Dis 1997;24:l0l-5.
4. Takayanagui OM, Chimelli L. Disseminated
tertelan pinjal anjing, maka terbentuk muscular cysticercosis with myositis induced
sistiserkoid yang tumbuh menjadi dewasa by praziquantel therapy. Am J Trop Med Hyg
di usus halus hospes definitif. 1998;59(6):1 002-3.
5. Garcia MDLG, Torres M, Correa D, FlisserA,
Sosalechuga A, Velasco O, et al. Prevalence
Patologi dan Gejala Klinis and risk of cysticercosis and taeniasis in an
urban population of soldiers and their relatives.
Parasit ini tidak menimbulkan gejala.
Am J Trop Med Hyg 1999;61(3):386-9.
6, White AC. Neurocysticercosis. Cur Treat Opt
Diagnosis in Inf Dis 2000:2:78-87.
7. Galan-Puchades MT, Fuentes MV. The Asian
Diagnosis ditegakkan dengan mene-
Taenia and the possibility of cysticercosis.
mukan proglotid yang bergerak aktif atau Korean J Parasitol 2000 March;38(l): 1-7.
menemukan kapsul telur dalam tinja. 8. Wilkins PP, Allan JC, Verastegui M,
Acosta M, Eason AG, Garcia HH, et al.
Development of a serologic assay to detect
Pengobatan Taenia solium taeniasis. Am J Trop Med Hyg
1999;60(2):199-204.
Prazikuantel dan prazikuantel merupa- 9. Antoniuk S. Epidemiology of neurocys-
kan obat yang efektif. ticercosis. Rev Neurol 1999 Arrg l6-
3r;29(4);331-4.
l0 Garcia HH, Gilman RH, Gonzales AE,
Epidemiologi
Verastegui M, Rodriguez S, Gavidia C, et al.
Sebagian besar penderita adalah Hyperendemic human and porcine Taenia
solium infection in Peru. Am J Trop Med Hyg
anak. Infeksi ini kebanyakan terjadi
2000;68(3):268-5.
karena bergaul erat dengan anjing sebagai ll. Singh G, Prabhakar, editor. Taenia Solium
binatang peliharaan. Cysticercosis: From Basic to Clinical Science.
2002. Walingford: CABI Publishing.
12. Wandra I Subahar R, Simanjuntak GM,
Daftar Pustaka Margono SS, Suroso I Okamoto M, et al.
1. Ogilvie CM, Kasten P, Rovinsky D, Resurgence of cases of epileptic seizures
Workman KL, Johnston JO. Cysticercosis of and bums associated with cysticercosis
the triceps-an unusual pseudofumor: case in Assologaima, Jayawijaya, Irian Jaya,
report and review. Clin Orthop Relat Res Indonesia, l99l-95. Trans Roy Soc Trop Med
2001 Jan;382:217 -21. Hyg2000;94:46-50.
2. Fragoso G, Lamoyi E, Mellor A, Lomeli C, 13. Margono SS, Ito A, Sato MO, Okamoto M,
Hemandez M, Sciutto E. Increased resistance to Subahar R, Yamasaki H, et al. Taenia solium
taeniasis/cysticercosis in Papua, Indonesia in dan menimbulkan penyakit yang disebut
2001: detection of human worm carriers. J
Helminth 2003 ;7 7 :39 -42.
hidatidosis.
14. Garcia HH, Evans CAW, Nash TE, Taka-
yanagui OM, White AC, Botero D, et al. Distribusi Geografik
Current consensus guidelines for treatment of
neurocysticercosis. Clin Microbiol Rev 2002 Parasit ini ditemukan di Australia
October; I 5(4):7 47 -56. Selatan,Afrika, Amerika Selatan, Eropa,
15. Garcia HH, Del Brutto OH, Nash TE, Asia Tengah, RRC, Jepang, Filipina dan
White AC, Tsang VCW, Gilman RH. New ne gara-neg ara Ar ab .3'a
concepts in the diagnosis and management
ofneurocysticercosis (Taenia solium). ANI J
Trop Med Hy g 2005 ;7 2( 1 ) :3 -9. Morfologi dan Daur Hidup
16. Verastegui M, Gilman RH, Garcia HH, Cacing dewasa berukuran 3 - 6 mm,
Gonzales AE, Arana I Jeri C, et al. yang melekatpadavilus usus halus anjing
Prevalence of antibodies to unique Taenia
dan hospes definitif lainnya. Skoleksnya
solium oncosphere antigens in taeniasis and
bulat, dilengkapi 4 batll isap dan ros-
human and porcine cysticercosis. Am J trop
Med Hyg 2003 ;69 (4) 43 8 - 44.
telum dengan kait-kait dan mempunyai
:

17. Gonzalez AE, Gauci CG, Barber D, Gilman leher. Cacing ini hanya mempunyai I pro-
RH, Tsang VCW, Garcia HH, et al. Vaccination glotid imatur, 1 proglotid matur dan I pro-
of pigs to control human neurocysticercosis. glotid gavid. Proglotid ,terminal adalah
Am J Trop Med Hyg 2005;72(6):837-9. paling lebar dan paling panjang. Telur
dikeluarkan bersama tinja anjing atau
karnivora lainnya. Bila telur tertelan
E chino co ccus gran ulo s as oleh hospes perantara yang sesuai seperti
kambing, domba, babi, onta, dan manusia,
Sejarah maka telur menetas di rongga duodenum
dan embrio yang dikeluarkan menembus
Hippocrates, Aretaeus dan Golden
dinding usus, masuk ke saluran limfe dan
telah mengenal gejala klinis penyakit yang
peredaran darah kemudian dibawa ke
disebabkan oleh kista hidatid. Pada tahun
alat-alat lain dalam tubuh, terutama hati,
1766 PaIbes untuk pertama kali menyata-
paru, otak, ginjal, limpa, otot, tulang dan
kan persamaan hidatid pada manusia dan
pada binatang lain. Infeksi kista hidatid lain-lain. Di dalam alat-alat itu terbentuk
yang pertama dibuat diagnosis pada manusia kista hidatid. Ukuranny a dapatmencapai
ialah diAmerika Serikatpada tahun 1808. sebesar buah kelapa dalam jangka waktu
10-20 tahun.5'6
Bila kista termakan anjing, maka di
Hospes dan Nama Penyakit
usus halus menjadi cacing dewasa. Cara
Rubah, serigala, anjing (liar maupun infeksi adalah dengan menelan telur.
peliharaan), kucing dan kamivora lainnya Telur cacin g dapatbertahan hidup sampai
adalah hospes cacing ini.l'2 Manusia di- 7 bulan pada suhu sedang dan kondisi
hinggapi stadium lawa Echinococcus lembab. Di air dan pasir yang lembab
96 Paras i tol ogi Ke d o k te ran

dengan suhu sekitar 30oC, dapat hidup direkomendasikan. Saat ini, dengan ter-
selama 3 minggu, 225 han di suhu 6"C sedianya kemoterapi yang ampuh terhadap
32 hari di suhu l0-2I'C, namun dalain E. granul o sz.r, memungkinkan dilakukan-
kondisi kering dan terkena sinar matahari nya drainase perkutaneus kista hidatid
langsung, telur hanya mampu bertahan dipandu USG atau CT (puncture, aspirasi,
sebentar (Gambar 15).7 injeksi, reaspirasi/PAlR). Intervensi pra
dan pasca kemoterapi dengan albendazol
Patologi dan Gejala Klinis atau mebendazol memberikan manfaat
Kista E granulosus tumbuh perlahan, mengurangi risiko rekurens atau infeksi
sehingga pasien dapat mengalami masa intraperitoneal akibat kista yang pecah
terinfeksi tanpa gejala. Gejala baru akan atau tumpah spontan atau saat pem-
timbul ketika terjadi beberapa haI, antara bedahan atau drainase dengan jarum.
lain: (1) desakan kista hidatid, (2) cairan
kista yang dapat menimbulkan reaksi alergi, Prognosis
(3) pecahnya kista, sehingga cairan kista Prognosis baik pada tipe unilokuler
masuk peredaran darah dan menirnbulkan bila kista dapat dioperasi dan diangkat
syok anafilallik yang dapat mengakibatkan tanpa cairan kista atau hydatid sand
kematian. Gejala tersebut juga dipengaruhi keluar di rongga yang dioperasi.
oleh letak dan ukuran kista.
Epidemiologi
Diagnosis
Hidatidosis penting di daerah dengan
Saat ini diagnosis dilakukan dengan temak domba dan yang berhubungan erat
tes pencitraan dan uji serologi. Tes pen- dengan anjing, misalnya di Belanda dan
citraan dengan memanfaatkan pemeriksaan Selandia Baru.
radiologi, ultrasonografi, CT scan, MR[. Akibat hidatidosis terhadap sosio
Tes serologi dengan ELISA, imunofluo- ekonomi dinilai dari konsekuensi pada
resensi indirek, serta imunoelektroforesis manusia dan hewan, biaya yang dikeluar-
dan imunoblot. Pemeriksaan hemaglutinasi kan dan manfaat yang dihasilkan dari
indirek, fiksasi komplemen dan aglutinasi program kontrol.8
lateks sudah jarang dilakukan. Walaupun
biopsi kadang-kadang masih dilakukan,
risiko pecahnya kista menjadi kerugian
metode ini. E chinococc us alveoluris
Pengobatan
Sejarah
Berbagai macam terapi untuk kista
ekhinokokosis di hati terdiri atas pem- Lebih dari satu abad yang lalu banyak
bedahan dan nonbedah. Selama berpuluh ahli patologi, antara lain Virchow (1855)
tahun, pembedahan merupakan cara yang melihat kista hidatid pada autopsi dengan
ffi
cacing dewasa dalam
ususiarusanjing

$* telur keluar
bersama tinja
anjing

F-q'F

telur tertelan domba

tehx Echinococcus
granulosus tertelan
oleh manusia

hidatidosis di otak,
hati dan paru

Gambar 15. Daur Hidup Echinococcus granalosas


98 Parxi tol o gi Kedo kteran

morfologi yang berbeda dari tipe kista Patologi dan Gejala Klinis
unilokularis. Tahun 1863 Leuckart
Kista hidatid tumbuh seperti tumor
menentukan variasi ini sebagai Thenia echi-
ganas. Skoleks tersebar ke seluruh tubuh
nococcus multilocularis dan tahun 1883
sehingga gejalanya lebih berat dari-
Klemm menyebutrya sebagai E. alveolaris.
pada hidatidosis yang disebabkan oleh
E.granulosus.
Hospes

Rubah, serigala, anjing (liar maupun Diagnosis


peliharaan), kucing dan kamivora lainnya Diagnosis ditegakkan dengan tes imu-
adalah hospes cacing ini. nologi, menggunakan koproantigen ELISA
dan kopro-DNA dengan PCR. Pemeriksaan
Distribusi Geografik dapat dilaknkan pada pejamu post mortem
maupun intra vitam, dan juga dapat
Penyebaran cacing ini sampai di menggunakan sampel tinja.lr Seringkali
Balkan, Rusia, Siberia, China, Jepang, ditemukan sebagai lesi di hati, dan karena
Alaska, Australia, Selandia Baru. Di te{adi ffiltrasi ke organ-organ lain, juga
Indonesia parasit ini tidak ditemukan.a'e sering didiagnosis sebagai kanker hati.1l
WHO mendesain iistem klasifikasi
Morfologi dan Daur Hidup klinis sebagai PNM (P: massa parasit,
N: keterlibatan organ lain, M: Metastasis),
Cacing ini mempunyai bentuk sama dan terdiri dari stadium I-IV.11
dengan E. granulosus, tetapi ukurannya
lebih kecil, yaitu 1,2-4,5 mm. Jumlah Pengobatan
segmen proglotidnya bervariasi 2-6, narnwr
kebanyakan ditemukan memiliki 4-5 Pengobatan dengan albendazol atau
segmen proglotid. mebendazol dilakukan untuk membunuh
Cacing dewasa hidup di rongga usus parasit dan membiarkan absorpsi yang
halus anjing yang mendapat infeksi bila perlahan-lahan. Pada pejamu definitif,
memakan binatang pengerat. Hospes pemn- dapat diberikan prazllanntel yang masih
tararrya adalah mencit ladang dan tupai efektif untuk membunuh cacing muda
tanah yang mendapat infeksi bila menelan dan dewasa.T
telur dari tinja anjing. Dalam tubuh hospes
perantara termasuk juga manusia, tumbuh Prognosis
larva yang disebut kista hidatid. Walaupun infeksi cacing ini lebih
Kista ini berbeda dengan kista hidatid jarung, bila tidak dilalcukan pengobatan
cacing E.granulosus, karena dapat me- yang adekuat atat mencukupi akan fatal
nyebar ke alat dalam lainnya. Telur cacing pada 70-100% penderita. Prognosis buruk
dapat bertahan sampai suhu -50 oQ.7,r0 dengan keadaan yang bertingkat-tingkat
Bab l. Helmintolopi qO

Cacing pita dewasa Kista ditemukan


_>
di usus anjing di

:,4*,^"
--)>

rongga alat lain


perut

Skoleks dari kista


.....'...-................._
trr^r"rdr/
termakan anjing - broad capsule ,
- lapisan germinatif
- lapisan kutikulum
- jaringan hospes

Bagan 4. Daur Hidup Echinococcus granulosus ,

karena sifat infeksinya yang menyebar Multiceps spp.


cepat. Pada pengobatan jangka panjang
dengan antihelmintik, angka harapan Hospes dan nama penyakit
hidup 1 0 tahun pada pasien dapat menjadi
80Yo.7
Anjing dan karnivora lain adalah
hospes parasit ini. Penyakit pada manusia
Epidemiologi disebut senurosis (coenurosis).

Infeksi dapat dicegah dengan meng- Distribusi geografik


hindari kontak dengan tinja anjing, ter-
utama pada anak-anak. Upaya control Penyebaran parasit ini kosmopolit,
lingkungan juga dilakukan dengan umpan terutama di negeri yang banyakpeternakan
yang diberikan antihelmintik terhadap dombanya.
anjing liar, r.egulasi kepemilikan anjing,
serta promosi pola hidup rendah risiko Morfologi dan daur hidup
penularan untuk manusia dan anjing.r.r0 Cacing dewasa berukuran 40-60 cm,
100 ParasitologiKedokteran

mempunyai skoleks dengan rostelum yang 3. Jenkins DJ, Macpherson CN. Transmission
ecology of Echinococcus in wild life in Australia
berkait-kait. Hidupnya di rongga usus halus and Africa. Parasitology 2 003 ;127 : 563 -'7 2.
anjing. Hospes perarfiara cacing ini adalah Orgerson P\ Oguljahan B, MuminovAE, Karaeva
RR, Kuthrbaev Ol Aminjanov M, Shaikenov B.
temak (domba, kambing dan herbivora Presen situation f cystic echinococcosis in Central
Asia. Parasitol lnt 2006;55 :5207 -12.
lainnya), kadang-kadang juga manusia. Rauhofer U, Prager G, Hormann M, Auer H,
Kaserer K, Niederle B. Cystic echinococcosis of
Infeksi pada hospes perantara te{adi the thyroid gland in children and adults. Thyroid
karena menelan telur yang kehrar dengan 2003 May; 13(5):497 -502.
6. Institute for Intemational Cooperation in Animal
tinja anjing. Onkosfer menetas dalam Biologics, Centsr for Food Security and Public Healtll
usus hospes perantara dan masuk jaringan Iowa State University. Echinococcosis. Diakses dari
http://www.cfsph.iastate.edu. May 2005.
tubuh dan berkembang terutama di ota{ 7. Smego RA Jr, Sebanego P. Treatment options for
dan sumsum tulang beldkang. Di sini larva hepatic cystic echinococcosis. Int J Infect Dis Mar
2005;9(2):69-76.
berubah menjadi senurus, yaitu gelembung
Battellli G. Socio-economic impact of cystic echi-
yang memptinyai banyak skoleks. nococcosis and of its control: some data and con-
sederations. Parassitologia 2 004 Dec;tk@): 359-62.
9. NonakaN, KamiyaM, OkuY. Towardsthe conhol of
Patologi dan gejala klinis Echinococcus multilocularis in the definitive host
in Japan. Parasitol Int 2006;55:5263-6.
Parasit ini dapat menyebabkan gejala 10. Kern P, Wen H. Sato N, Vuifton DA. Gruener B,
otak seperti kesulitan dalam berbicara Shao I et al. WHO classificafion of alveolm echino-
(afasia), lumpuh anggotabadan (paraplegia), coccosis: principles and application. Parasitol Int
2006;55:S283-7.
hemiplegia dan muntah-muntah. 11. Deplazes P, DinkelA, MathisA. Moleculartools for
studies on the hansmission biology ofEchinococcus
multilocularis. Parasitology 20 03 ;127 : S53-6 1 .
Diagnosis 12. Craig, Faust. Clinical Parasitology, Eight edition,
Diagnosis pasti dibuat dengan peme- 197t.
13. Neva FA and Brown IIW. Basic clinical
riksaan mikroskopik jaringan biopsi. parasitology, ed.6. Prentice Hall International
Editions, 1994.
Prognosis 14. Margono SS. lto A, Suroso T. The problem of
taeniasis and cysticeroirds in Irian Jaya (Papua),
Prognosis adalah buruk, tidak ada Indonesia of The Sixth Asian-Pacific Congress for
Parasitic Zoonoses, 2000, Taipei Taiwan.p.55-64.
pengobatan yang spesifik. 15. Wandra I Subahar R, Simanjuntak GM, Margono
SS, Suroso I Okamoto M, Nakao M, Sako I
Daftar Rujukan Nakaya I! Schantz PM, Ito A. Resurgence of
cases of epileptic seizures and bums associa with
1. Ito A, Romig I Takahashi K. Persepective on cysticercoids in assologaima, Jayawijaya, lrian
control options for Echinococcus multilocularis Jay4 Indonesia, l99l-95. Transactions ofThe Royal
with particular reference to Japan. Parasitology Society of Tiopical Medicine and Hygiene 2000;94l.
2003;127:5159-72. 46-50.
2. Vuitton DA, Zhou A, Bresson-Hadni S, Wang Q, 16. White AC, Jr. Neurocysticercosis: A major cause
Piarroux M, Raoul F, et al. Epidemiology of alveolm of Neurological disease Worldwide. Clinical
echinococcosis with particular reference to China lnfectious Diseases 1997; 24: 101-15.
and Ewope. Parasitology 2003;127 :587 -107.

You might also like