Professional Documents
Culture Documents
HELMINTOLOGI
PENDAHULUAN
fJelmintologi adalah ilmu yang mem- hidup di rongga usus dan nematoda jaringan
I lRelajari parasit berupa cacing. yang hidup dijaringan berbagai alat tubuh.
Berdasarkan taksonomi, helmin dibagi Cacing dewasa yang termasuk platy-
menjadi: helminthes mempunyai badan pipih, tidak
1. Nemathelminthes (cacing gilik; nema mempunyai rongga badan dan biasanya
: benang) bersifat hermafrodit.
2. Platyhelminthes (cacing pipih). Platyhekninthes dibagi menjadi Kelas
Tiematoda (cacing daun) dan Kelas Cestoda
Stadium dewasa cacing yang ter- (cacing prta). Cacing trematoda berbentuk
masuk Nemathelminthes (Kelas Nematoda)
daun, badannya tidak bersegmen, mem-
berbentuk bulat memanjang dan pada
potongan tranSversal tampak rongga badan punyai alat pencernaan. Cacing cestoda
dan alat-alat. Cacing tersebut mempunyai mempunyai badan berbentukpita dan terdiri
alat kelamin terpisah. atas skoleks, leher dan badan (strobila)
Dalam Parasitologi Kedokteran nerna- bersegmen (proglotid). Makanan diserap
toda dibagi menjadi nematoda usus yang melalui kulit (kutikulum) badan.
Paras i to I ogi Ke d o kte ran
NEMATODA
\pmatoda mempunyai j"nrlah spesies ada pula yang tertelan atau masuk melalur
I \ terbanyak di arfiara cacing-cacing gigitan vektor.
yang hidup sebagai parasit. Cacing tersebut
berbeda-beda dalam habitat, daur hidup
dan hubungan hospes-parasit (host- Nematoda Usus
paras ite relations hip).
Manusia merupakan hospes beberapa
nematoda usus. Sebagian besar nematoda
Morfologi dan Daur Hidup tersebut menyebabkan masalah kesehatan
Besar dan panjang cacing Nematoda masyarakat di Indonesia.
beragam; ada yang panj angnya beberapa Di antara nematoda usus terdapat
sejumlah spesies yang ditularkan melalui
milimeter, ada pula yang melebihi satu
tanah disebut soil transmitted helminths.
meter. Nematoda mempunyai kepala,
Cacing yang terpenting bagi manusia ada-
ekor, dinding, rongga badan dan alat-alat
Iah Ascaris lumbricoides, Necator ameri-
lain yang agak lengkap.
canus, Ancylostoma duodenale, TTichuris
Sistem pencemaan, ekskresi dan repro-
trichiura, Strongtloides stercoralis dan
duksi biasanya terpisah. Pada umumnya
beberapa spesies TTichostrongtlzs. Nema-
cacing bertelur, tetapi ada jugayangvivipar
toda usus lainnya yang penting bagi
dan yang berkembang biak secara parteno-
manusia adalah Oxyuris vermicularls dan
genesis. Cacing dewasa tidak bertambah
Trichinella spiralis.
banyak di dalam badan manusia. Seekor
cacing betina dapat mengeluarkan telur
atat lawa sebanyak 20 sampai 200.000 Ascaris lumbricoides,
butir sehari. Telur ataularva tersebut di-
keluarkan dari badan hospes dengan tinja.
Larv a biasanya mengalami pertumbuhan Hospes dan Nama Penyakit
diikuti pergantian kulit. Bentuk infektif Manusia merupakan satu-satunya
dapat memasuki badan manusia dengan hospes Ascaris lumbricoides. Penyakit
berbagai cara. Adayang masuk secara aktif, yang disebabkannya disebut askariasis.
cacino dewasa
dalam-usus halus
melalui siklus
paru
@
telur dibuahi
@
"decorticated"
@
telur infektif/ telur tidak
telur matang dibuahi
waktu kurang lebth2-3 bulan (Gambar 1). - Umur cacing dewasa - 1 2 tahun
- Lokasi cacing dewasa - Usus halus
Gejala yang timbul pada penderita - Jumlah telur/cacing + 200 000 telur
dapat disebabkan oleh cacing dewasa dan betina,/hari
larva.
Bab I. Helmintoloei g
Diagnosis Epidemiologi
J, )n-S$
t # - P8d, rtrjing hamil
lin{. mertebsbftrn:
a mntnlui
rsrjrdi rakriv'si
4-**-*li;"i:lHi.fifrlrdmmrsuilrrjrdift
infekri $u! ped! indrk ilelilln
- infL.i pade irnio melalui plaqrla drn airsu\u
.b"tF-ffi
''ff
.
/t;tffi |
# r--"or'-
ala'"'u"-errt',i{r
===re>"
I
1
@
t
I
L.,,.'
I
menjadi infektif
setel th 3 minggu ditanah
\ -tr. u,-i
dapat menyebabkan rasa sakit seperti ter- sihan sekitar daerah anus dan mencegah
tusuk-tusuk di daerah epigastrium tengah konstipasi.
dan tidak menjalar. Mungkin ada mual
dan muntah; diare dan konstipasi saling Prognosis
bergantian. Pada strongiloidiasis dapat
terjadi autoinfeksi dan hiperinfeksi. Pada Infeksi berat srongiloidiasis dapat
hiperinfeksi cacing dewasa yang hidup se- menyebabkan kematian.
bagai parasit dapat ditemukan di seluruh
Epidemiologi
haktus digestivus dan larvanya dapat di-
temukan di berbagai alat dalam (paru, Daerah yang panas, kelembaban tinggt
hati, kandung empedu). dan sanitasi yang kurang, sangat meng-
Pada pemeriksaan darah mungkin di- nntungkan cacing Strongtloides sehingga
temukan eosinofi lia atau hipereosinofilia terjadi daur hidup yang tidak langsung.
meskipun pada banyak kasus jumlah sel Tanah yang baik untuk pertumbuhan
eosinofil normal. larva ialah tanah gembur, berpasir dan
humus. Frekuensi di Jakarta pada tahun
Diagnosis 1956 sekitar I}-l5yo, sekarang jarang di-
Diagnosis klinis tidak pasti karena temukan. Pencegahan strongiloidiasis ter-
strongiloidiasis tidak memberikan gejala utama terganhng pada sanitasi pembuangan
klinis yang nyata. Diagnosis pasti ialah tinja dan melindungi kulit dari tanah yang
dengan menemukan Iarva rabditiform terkontaminasi, misalnya dengan me-
dalam titrja segar, dalam biakan atau makai alas kaki.
dalam aspirasi duodenum. Biakan Penerangan kepada masyarakat me-
selama sekurang-kurangnya 2 x 24 jam ngenai cara penularan dan carapembuatan
menghasilkan larva filariform dan cacing serta pemakaian jamban juga penting
dewasa Strongyloides stercoralis yang untuk pencegahan strongiloidiasis.
hidup bebas.
melalui siklus
+ autoinfeksi
autoinfeksi
,perianal
telur di tanah
infeksi cacing tambang cenderung merring- S.stercoralis berkembang lebih cepat dari-
kat dengan meningkahya umur. Tingginya padalawa cacing tambang; dalam waktu
prevalensi juga dipengaruhi oleh sifat 34-48jam terbentuk larva filariform yang
pekerjaan karyawan atau penduduk. Se- infektif. Law a ini mempunyai kelanpufrgan
bagai contoh dapat dikemukakan sebagai hidup yang pendek di tpnah yaitu, l-2
berikut: kelompok karyawan yang meng- minggu, akan tetapi cacing ini mempunyai
olah tanah di perkebunan teh atau karet, satu siklus bentuk bebas di tanah yang
akan terus menerus terpapar kontaminasi. terus menerus menghasilkan bentuk infektif
Kedua jenis cacing ini memerlukan sehingga perkembangan bentuk bebas di
tanah pasir yang gembur, tercampur humus tanah dapat mencapai endemisitas tinggi.
dan terlindung dari sinar matahari langsung. Larvaketiga spesies ini memerlukan oksigen
Telur cacing tambang menetas menjadi untuk pertumbuharnya, oleh karena itu
larva rabditiform dalam waktu 24-36 olahan tanah dalam bentuk apapun di
jam untuk kemudian pada hari ke 5-8 lahan pertanian dan perkebunan akan
menjadi bentuk filariform yang infektif. menguntungkan pertumbuhan law a.
Suhu optimum bagi N.americanus adalah
28'-32'C dan untuk A.duodenale sedikit Pencegahan dan Pemberantasan
lebih rendah: 23' - 25.C. Ini salah satu 1. Memutuskan daur hidup dengan cara:
sebab mengapa N.americanus lebih
a. Defekasi di jamban.
banyak ditemukan di Indonesia daripada
b. Menjaga kebersihan, cukup air bersih
A.duodenale (Tabel 5).
di jamban, untuk mandi dan cuci
Lawa filariform cacing tambang tangan secara terafur.
dapat bertahan 7-8 minggu di tanah dan
c. Mernberi pengobatan masal dengan
harus menembus kulit manusia untuk obat antelmintik yang efektif, ter-
meneruskan lingkaran hidupnya. Lawa utama kepada golongan rawan.
24 Paras i to I o gi Ked o kteran
Tabel5. Perkembangan di Tanah dan Suhu Optimum untuk Bentuk Infektif Cacing yang
Ditularkan Melalui Tanah
3. Magnaval JF, Glickman LI, Dorchies P, oleh eratrya hubungan antara manusia satu
Morassin B. Highlights of human toxocariasis.
dengan yang lainnya serta lingkungan
The Korean J Parasitol 2001; 39 (1): l-1 l.
4. Crompton DWT. The public health importance
yang sesuai.
of hookworm disease. Parasitology. 2000; l2l :
s39-S50.
Morfologi dan Daur Hidup
5. Hotez PJ, Brooker S, Bethony JM, Bollazzi
ME, Loukas A, Xiao S. Hookworm infection. Cacing betina berukuran 8-13 mm
New England J Med. 2004;351 8:799-801. x 0,4 mm. Pada ujung anterior ada pele-
6. Stephenson LS, Holland CV, Cooper ES. The baran kutikulum seperti sayap yang di-
public health significance of Trichuris trichiura.
sebut alae. Bulbus esofagus jelas sekali,
Parasitol 2000; l2l: S73-S95.
ekornya panjang dan runcing. Uterus
cacing yang gravid melebar dan penuh
telur. Cacing jantan berukuran 2-5 mm,
E nterobias vermic ularis juga mempunyai sayap dan ekornya me-
(Oryuris vermicularis) lingkar sehingga bentuknya seperti tanda
tanya (?); spikulum pada ekor jarang
ditemukan. Habitat cacing dewasa biasa-
Sejarah nya di rongga sekum, usus besar dan di
Enterobius vermicularis (cacing kremr, usus halus yang berdekatan dengan rongga
pinworm, seatworm) telah diketahui sekum. Makanannya adalah isi usus.
sejak dahulu dan telah banyak dilakukan Cacing betina yang gravid mengandung
penelitian mengenai biologi, epidemiologi 11.000 - 15.000 butir telur, bermigrasi
dan gejala klinisnya. ke daerah perianal untuk bertelur dengan
cara kontraksi uterus dan vaginanya. Telur
jarang dikeluarkan di usus, sehingga
Hospes dan Nama Penyakit
jarang ditemukan di dalam tinja. Telur
Manusia adalah satu-satunya hospes berbentuk lonjong dan lebih datar pada
dan penyakibrya disebut enterobiasis atau satu sisi (asimetrik). Dinding telur bening
oksiuriasis. dan agak lebih tebal dari dinding telur
cacing tambang. Telur menjadi matang
dalam waktu 6 jam setelah dikeluarkan.
Distribusi Geografik
Telur resisten terhadap desinfektan dan
Parasit ini kosmopolit tetapi lebih udara dingin. Dalam keadaan lembab
banyak ditemukan di daerah dingin dari- telur dapat hidup sampai 13 hari.
pada di daerah panas. Hal itu mungkin Kopulasi cacing jantan dan betina
disebabkan pada umumnya orang di daerah mungkin te{adi di sekum. Cacing jantan
dingin jarang mandi dan mengganti baju mati setelah kopulasi dan cacing betina
dalam. Penyebaran cacing ini juga ditunjang mati setelah bertelur.
26 Paras i tol ogi Ked okteran
Infeksi cacing kremi terjadi bila dewasa muda dapat bergerak ke usus halus
menelan telur matang ata:u bila larva dari bagian proksimal sampai ke lambung,
telur yang menetas di daerah perianal esofagus dan hidung sehingga menyebab-
bermigrasi kembali ke usus besar. Bila kan gangguan di daerah tersebut. Cacing
telur matangyang tertelan, telur menetas betina gravid mengembara dan dapat ber-
di duodenum dan larva rabditiform ber- sarang di vagina dan di tuba Fallopii se-
ubah dua kali sebelum menjadi dewasa di hingga menyebabkan radang di saluran
yeyunum dan bagian atas ileum. telur. Cacing sering ditemukan di apendiks
Waktu yang diperlukan untuk daur tetapi j arang menyebabkan apendisitis.
hidupnya, mulai dari tertelannya telur Beberapa gejala infeksi Enterobius
matang sampai menjadi cacing dewasa
vermicularzs yaitu kurang nafsu makan,
gravid yang bermigrasi ke daerah perianal,
berat badan turun, aktivitas meninggi,
berlangsung 2 minggu sampai 2 bulan.
enuresis, cepa! marah, gigi menggeretak,
Mungkin daurnya hanya berlangsung 1
insomnia dan masturbasi, tetapi kadang-
bulan karena telur cacing dapat ditemu-
kadang sukar untuk membuktikan hubungan
kan kembali pada anus paling cepat 5
sebab dengan cacing kremi.
minggu sesudah pengobatan (Gambar 6).
Infeksi cacing kremi dapat sembuh Diagnosis
sendiri (self limited). Blla tidak ada re-
infeksi, tanpa pengobatanpun infeksi dapat Infeksi cacing dapat diduga pada
berakhir. anak yang menunjukkan rasa gatal di
sekitar anus pada waktu malam hari.
Diagnosis dibuat dengan menemukan telur
Patologi dan Gejala Klinis
dan cacing dewasa. Telur cacing dapat
Enterobiasis relatif tidak berbahaya, diambil dengan mudah dengan alat anal
jarang menimbulkan lesi yang berarti. swab yang ditempelkan di sekitar anus
Gejala klinis yang menonjol disebabkan pada waklu pagi hari sebelum anak buang
iritasi di sekitar anus, perineum dan vagina air besar dan mencuci pantat (cebok).
oleh cacing betina gravid yang bermigrasi Anal swab adalah suatu alat dari
ke daerah anus dan vagina sehingga me- batang gelas atau spatel lidah yang pada
nyebabkan pruritus lokal. Karena cacing ujungnya dilekatkan scotch adhesive tape.
bermigrasi ke daerah anus dan menyebab- Blla adhesive tape ditempelkan di daerah
kan pruritus ani, maka penderita meng- sekitar anus, telur cacing akan menempel
garuk daerah sekitar anus sehingga tirnbul pada perekatnya. Kemudian adhesive
luka garuk di sekitar anus. Keadaan ini tape diratakan pada kaca bbnda dan di-
sering terjadi pada waktu malam hari bubuhi sedikit toluol untuk pemeriksaan
hingga penderita terganggu tidurnya dan mikroskopik. Sebaiknya pemeriksaan di-
menjadi lemah. Kadang-kadang cacing lakukan tiga hai' berturut-turut.
Bab l. Helmintolosi 27
ffi
qv\
\v,/
nt I
!tl o
L
tsl
AF r(E=--C
6- -o gt! 5
or(5=
6E
e>o
e I'EP
5 g'5 -aE
9c rsG =! 6.4
-oL
H
ott.!<
8
'EE6 ocD
oa
Etr
*E
T'tr
Gto
>'E
ES
$f
E-
EG'
.s=
'L
6Oa
: E*
gE
ct
E
G.E
#(s
U'A
5o
o.5
>cD
E8
Bab l. Helminrolosi 31
daging mentah. Pengolahan daging babi PEC and Bell D& 1987.
Daftar Rujukan
l. Margono SS. Cacing-cacing yang ditularkan
Wuchereria bancrffi
melalui tanah di Indonesia. Monograf, FKUI,
1989.
2. Margono SS, Koesharyono C, Kosin E. Hospes dan Nama Penyakit
Hookworm in dogs and cats in the area of
Jakarta. Trop Geog Med, 1979; 3I:257-62. W.bancrofii merupakan parasit manusia
J. Abidin SAN, Margono SS. Anthelmintics in yang menyebabkan filariasis bankrofti atau
the treatment of soil-transmitted helminthiosis
wukereriasis bankrofti. Penyakit ini ter-
in Indonesia (Experiences during the past 20
years) poster sessionin ICOPA IX, Izmir, golong dalam filariasis liinfatik, bersamaan
Turki, 1995. dengan penyakit yang disebabkan oleh
4. Noerhayati S. Beberapa segi infeksi cacing Brugio nnlayi dan Brugia timori. Wbarrcrcfii
tambang [disertasi] Yogyakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada; 1978. tidak terdapat secara alami pada hewan.
5. Margono SS Beberapa kasus trichuriasis
berat. Madj Kedok Indon 1971; 9:445-9.
6. Oemijati. Infeksi Strongyloides stercoralis
Distribusi Geografik
di Djakarta [disertasi] Jakarta: Fakultas Parasit ini tersebar luas di daerah
Kedokteran Universitas Indonesia; I 956.
yang beriklim tropis di seluruh dunia.
7. Liman WD, Hadidjaja R Abidin SA, Koes-
harjono. Penelitian Tbxocara canis dan
Toxocara catis di Jakarta. Seminar Nasional
Daur Hidup dan Morfologi
Parasitologi V Bogor, 1988.
8. Craig, Faust. Clinical Parasitologi, 8ft ed. Cacing dewasa jantan dan betina hidup
Philadelphia: Lea and Febiger, I 97 1.
9. Neva FA, Brown HW. Basic clinical para-
di saluran dan kelenjar limfe; bentuknya
sitology, 6n ed. Prentice Hall International halus seperti benang dan berwarna putih
Editions; 1994. susu. Cacing betina berukuran 65-100 mm
10. Beaver PC. Clinical parasitology, 9e ed, 1984. x 0,25 mm dan yang jantan 40 mm x 0,1
11. Rachmawati A. Beberapa aspek epidemiologi
enterobiasis dalam kehrarga di RI 001/RW 01,
mm. Cacing betina mengeluarkan mikro-
Kelurahan Balekarnbang Condet, Jakarla Timur filaria yang borsarung dengan ukuran
[Tesis]. Jakartra: Universitas Indonesia; 1992 250-300 mikron x 7-8 mikron. Mikro-
12. Manson's Tropical disease. Nineteenth
. edition, London, Philadelphia: Manson-Ba}r
filaria hidup di dalam darah dan terdapat
Bab l. Helmintolosi ??
di aliran darah tepi pada waktu-waktu nembus dinding lambung dan bersarang
tertentu saja, jadi mempunyai periodisitas. di antara otot-otot toraks. Mula-mula
Pada umumnya, mikrofilaia Wbancrofii parasit ini memendek, bentuknya menye-
bersifat periodisitas nokturna, artinya rupai sosis dan disebut lawa stadium I.
mikrofilaria hanya terdapat di dalam darah Dalam waktu kurang lebih seminggu,
tepi pada waktu malam. Pada siang hari, larva ini bertukar kulit, tumbuh menjadi
mikrofilaria terdapat di kapiler alatdalam lebih gemuk dan panjang, disebut larva
(paru, jantung, ginjal dan sebagainya). stadium II. Pada hari kesepuluh dan
Di daerah Pasifik, mikrofilaria Wban- selanjutnya, larva bertukar kulit sekali
crofi i mempunyai periodisitas subperiodik lagi, tumbuh makin panjang dan lebih
diuma. Mikrofilaria terdapat di dalam darah kurus, disebut larva stadium III.
siang dan malam, tetapi jumlahnya lebih Gerak larva stadium III sangat aktif.
banyak pada waktu siang. Di Muangthai Bentuk ini bermigrasi, mula-mula ke
terdapat suatu daerah yang mikrofilarianya rongga abdomen kemudian ke kepala dan
bersifat subperiodik nokturna. Faktor- alat tusuk nyamuk. Bila nyamuk yang
faktor yang dapat mempengaruhi perio- mengandung Iawa stadium III (bentuk
disitas mikrofilaria adalahkadar zat asam infektif) menggigit manusia, maka larva
dan zat lemas di dalam darah, aktivitas tersebut secara aktif masuk melalui
hospes, "irama sirkadian", jenis hospes luka tusuk ke dalam tubuh hospes dan
danjenis parasit, tetapi secara pasti meka- bersarang di saluran limfe setempat. Di
nisme periodisitas mikrofilaria tersebut dalam tubuh hospes, larva mengalami dua
belum diketahui. kali pergantian kulit, tumbuh menjadi larva
Di daerah perkotaan, parasit ini di- stadium IV, lalu stadium V atau cacing
tularkan oleh nyamuk Culex quinque- dewasa (Gambar 8).
(E
E'
t
(lt
G
L
(U
E
!
s !tG tr
o o
: E
E
e\ p'
E '6.
(E G
o I
o tr
lE g
s
;
&lE''
.E
L
o jo (E
!t
!t c
CD
c G
L gE !)U
(!
o
G 8.,
J
o tt, ,. .
IEE
!t
,': ..
lEs3
G
I gat-*. -
L
IEE9
I9(!=
o
:tr
I.:<G=
...."J.: s.q
ffi',
o a
fr
:
'r"-fffli'
EE'
o -g cD
o -s .= o-
CL (E^
_o OC
E'.r
=O
E! oS
G<
s5 sx
Ef
oE
Lc
oc (Ev
BE E(E +=
=v
oo,
FI O>l
ltc ol
LF
.9 -y
eil
C.E
EE
EC
16c
Bab l. Hetminiotosi ?6
stadium mikrofi laremia tanpa gejala klinis, sperma yang meradang tersebut me-
stadium akut dan stadium menahun. nyerupai hemia inkarserata. Pada stadium
Ketiga stadium tersebut tumpang tindih, menahun gejala klinis yang paling sering
tanpa ada batas yang nyata. Gejala klinis dijumpai adalah hidrokel. Dapat pula
filariasis bankrofti yang terdapat di suatu dijumpai gejala limfedema dan elefantiasis
daerah mungkin berbeda dengan yang yang mengenai seluruh tungkai, seluruh
terciapat di daerah lain. lengan, testis, payudara dan vulva. Kadang-
Pada penderita mikrofilaremia tanpa kadang terjadi kiluria, yaitu urin yang
gejala klinis, pemeriksaan dengan limfo- berwarna putih susu yang terjadi karena
sintigrafi menunjukkan adanya kerusak- dilatasi pada pembuluh limfe pada sistem
kan saluran limfe. Cacing dewasa hidup ekskretori dan urinari.3
dapat menyumbat saluran limfe dan Umumnya penduduk yang tinggal
terjadi dilatasi pada saluran limfe, di daerah endemis tidak menunjukkan
disebut lymphangiektasia.z Jika jumlah reaksi peradangan yang berat, walaupun
cacing dewasa banyak dan lymphangi- mereka mengandung banyak mikrofilaria.
ektasia terjadi secara intensif menyebab- Pada pemeriksaan dengan radionukleotida
kan disfungsi sistem limfatik. Cacing menunjukkan adanya gangguan drainase
dewasa yang mati menyebabkan reaksi limfatik.
inflamasi. Setelah infiltrasi limfositik
yang intensif, lumen tertutup dan cacing Diagnosis
mengalami kalsifikasi. Sumbatan sirkulasi
Diagnosis dipastikan dengan peme-
limfatik terus berlanjut pada individu
riksaan:
yafig terinfeksi berat sampai semua
saluran limfatik terhrtup menyebabkan 1. Diagnosis parasitologi
limfedema di daerah yang terkena. Selain 1.1. Deteksi parasit yaitu menemukan
itu juga terjadi hipertrofi otot polos di mikrofilaria di dalam darah, cairan
sekitar daerah terkena. u,3 hidrokel atau cairan kiluria pada
Stadium akut ditandai dengan pemeriksaan sediaan darah tebal
peradangan pada saluran dan kelenjar dan teknik konsentasi Knott, membran
limfe, berupa limfadenitis dan limfangitis filtrasi. Pengambilan darah harus
retrograd yang disertai demam dan malaise. dilalcukan pada malam hari (setelah
Gejala peradangan tersebut hilang timbul pukul 20.00) mengingat periodisitas
beberapa kali dalam setahun dan ber- mikrofilaria umumnya nokturna.
langsung beberapa hari sampai satu dua Pada pemeriksaan histopatologi,
minggu lamanya. Peradangan pada sistem kadang-kadang potongan cacing
limfatik alat kelamin laki-laki, seperti dewasa dapat dijumpai di saluran
funikulitis, epididimitis dan orkitis sering dan kelenjar limfe dari jaringan yang
dijumpai. Saluran sperma meradang, mem- dicurigai sebagai tumor.
bengkak menyerupai tali dan sangat nyeri 1.2. Teknik biologi molekuler dapat di-
pada perabaan. Kadang-kadang saluran gunakan untuk mendeteksi parasit
36 Paras i to I o gi Ked o kteran
melalui DNA parasit dengan meng- Deteksi antibodi tidak dapat membedakan
gunakan reaksi rantai polimerase infeksi lampau dan infeksi aktif.8
(Polymerase Chain Reactionl PCR). Pada stadium obstruktif, mikrofilaria
Teknik ini mampu memperbanyak sering tidak ditemukan lagi di dalam
DNA sehingga dapat digunakan darah. Kadang-kadang mikrofilaria tidak
untuk mendeteksi parasit pada dijumpai di dalam darah, tetapi ada di
cryptic infection.a dalam cairan hidrokel atal cairankiluria.
punyai aktivitas luas terhadap nematoda dalam parasit filaria. Pemberian antibiotik
dan ektoparasit. Obat ini hanya membunuh pada fi lariasis dapat membunuh Wo lb
achia
mikrofilaria. Efek samping yang ditim- dan parasit filaria serta mengurangi efek
bulkannya lebih ringan dibanding DEC. samping pengobatan DEC.to
Diberikan sebagai dosis tunggal 400 uglkg
berat badan; dapat sebagai obat tunggal Efek Samping Obat
(setiap 6 bulan sekali) atau dikombinasi-
Efek samping DEC dibagi dalam 2
kan dengan dietil-karbamasin (diberikan jenis. Pertama bersifat farmakologis, ter-
setahun sekali). Pengobatan kombinasi gantung dosisnya. Angka kejadian sama
memberikan efek lebih baik. baik pada yang terinfeksi filariasis maupun
Pengobatan akan memberikan ke- tidak. Kedua adalah respons hospes yang
sembuhan pada penderita mikrofilaremia, terinfeksi terhadap kematian parasit;
stadium akut, limfedema stadium l-2, sehingga sifatnya tidak tergantung pada
kiluria. dan stadium dini elefantiasis. Bila dosis obat tapi pada jumlah parasit yang
sudah mencapai hidrokel dan elefantiasis mati dalam tubuh hospes.
lanjut biasanya ditanggulangi dengan cara Ada dua jenis reaksi:
pembedahan. Reaksi sistemik dengan atau tanpa
Unfuk mengurangi serangan akut demam, berupa sakit kepala, sakit pada
oleh infeksi bakteri dan jamur serta men- berbagai bagran tubuh, sendi-sendi, puSing,
cegah perkembangan lanjut limfedema anoreksia, lemah, hemafuria transien,
maka pada penderita limfedema perlu reaksi alergi, muntah, serangan asma.
diajarkan cara membersihkan kaki dengan Reaksi ini terjadi beberapa jam setelah
air dan sabun terutama didaerah lipatan pemberian DEC dan berlangsung tidak
kulit dan sela jari. Bila ditemukan luka lebih dari 3 hari. Demam dan reaksi
harus segera diobati dengan antibiotik sistemik jarang te{adi dan tidak terlalu
dan antimikotik.e hebat pada dosis kedua dan seterusnya.
Kelangsungan hidup filaria di dalam Reaksi ini akan hilang dengan sendirinya.
tubuh hospes dipengaruhi oleh adanya Reaksi lokal dengan atalutznrya dernam,
Wolbachia yang merupakan endobakteri berupa limfadenitis, abses, ulserasi, hansien
dari famili ricketsiaceae. Endobakteri ini limfedema, hidrokel, funikulitis dan epidi-
berperan pada perkembangan, reproduksi dimitis. Reaksi ini cenderung terjadi
dan kelangsungan hidup parasit filaria kemudian dan berlangsung lebih lama
dalam tubuh hospes sehingga dapat di- sampai beberapa bulan, tetapi akan meng-
jadikan target pada pengobatan filariasis. hilang dengan spontan. Reaksi lokal
Pengobatan DEC pada filariasis akan cenderung terjadi pada pasien dengan
membunuh parasit sehingga keluamya riwayat adeno-limfangitis; berhubungan
Wolbachia atau molekul lipopolisakrida dengan keberadaan cacing dewasa atau
menyebabkan efek samping pengobatan. larva stadium 4 dalam tubuh hospes.
Antibiotik golongan makrolid (tetasiklin, Efek samping pengobatan DEC pada
doksisiklin) efektif membunuh Wo lb achia penderita filariasis bankrofti lebih ringan
3B Paras i to I ogi Ke d o kte ran
daripada penderita filariasis malayi. Hal yang disebabkan oleh B.malayi disebut
ini disebabkan kemampuan DEC untuk filariasis malayi dan yang disebabkan
membunuh filaria lebih lambat pada W oleh B.timori disebut filariasis timori.
b ancrofti, Pemantauan pengobatan DEC Kedua penyakit tersebut kadang-kadang
dosis tunggal 6 mglkg pada penderita disebut sebagai filariasis brugia.
mikrofilaremi W bancrofti dan B. timori
menunjukkan penurunan yang signifikan Distribusi Geografik
jumlah rnikrofilaria hari ke-5 pada pen-
derita mikrofilaremia W bancrofii dibanding- B.malayi hanya terdapat di Asia,
kan dengan hari ke-3 pada penderita dari India sampai ke Jepang, termasuk
mikrofllaremia B. timori.rl Indonesia. B.timori hanya terdapat di
Indonesia Timur di Pulau Timor, Flores,
Rote, Alor dan beberapa pulau kecil di
Epidemiologi
Nusa Tenggara Timur.
Filariasis bancrofti dapat dijumpai di
perkotaan atau di pedesaan. Di Indonesia Daur Hidup dan Morfologi
parasit ini lebih sering dijumpai di pedesaan
daripada di perkotaan dan penyebaran- Cacing dewasa jantan dan betina
nya bersifat fokal. Kurang lebih 20 juta hidup di pembuluh limfe. Bentuknya
penduduk Indonesia bermukim di daerah halus seperti benang dah berwama putih
endemi filariasis bankrofti, malayi dan susu. Cacing betina berukuran 55 mm x
timori dan mereka sewaktu-waktu dapat 0,16mm (B.malayi),21-39 mmx0,1 mm
ditulari. Kelompok umur dewasa muda (B.timori) dan yang jantan 22- 23 mm x
merupakan kelompok penduduk yang 0,09 mm (B.malayi), 13-23 mm x 0,08
paling sering menderita, terutama mereka mm (B.timori).
yang tergolong penduduk berpenghasiian Cacing betina mengeluarkan mikro-
rendah. Obat DEC tidak mempunyai khasiat fllaria yang bersarung. tlloran mikrofilaria
pencegahan. Oleh sebab itu, penduduk B.malayi adalah 200-260 mikron x 8
perlu dididik untuk melindungi dirinya mikron dan B.timori 280 - 310 mikron x
dari gigitan nyamuk. 7 mikron.
Periodisitas mikrofilaria B.malayi
adalah periodik nokturna, subperiodik
Brugia maluyi dan Brugia timori nokturna atau non periodik, sedangkan
mikrofilaria B.timori mempunyai sifat
Hospes dan Narna Penyakit
periodik nokturna. B.malayi yang hidup
Brugiamalayi dapat dibagi dalam dua pada manusia ditularkan oleh nyamuk
varian: yang hidup pada manusia dan yang Anopheles barbirostris dan yang hidup
hidup pada manusia dan hewan, misalnya pada manusia dan hewan ditularkan oleh
kucing, kera dan lain-lain. Brugia timori nyamuk Mansonia. B.timori ditularkan
hanya terdapat pada manusia. Penyakit oleh nyamuk An.barbirostris. Daw hidup
Bab I. Helmintolosi ?q
kedua parasit ini cukup panjang, tetapi pangkal paha ini, bila sembuh meninggal-
lebih pendek daripada Wbancrofti. Masa kan bekas sebagai jaringan parut dan
perhrmbuhannya di dalam nyamuk kurang tanda ini merupakan salah satu gejala
lebih 10 hari dan pada manusia kurang obyektif filariasis limfatik. Limfadenitis
lebih 3 bulan. Di dalam tubuh nyamuk dengan gejala komplikasinya dapat ber-
kedua parasit ini juga mengalami dua langsung beberapa minggu sampai tiga
kali pergantian kulit, berkembang dari bulan lamanya. Pada filariasis brugia,
larva stadium I menjadi larva stadium II sistem limfe alat kelamin tidak pernah
dan III, menyerupai perkembangan parasit terkena, berbeda dengan filariasis bankrofti.
W.bancrofti. Di dalam tubuh manusia Limfedema biasanya hilang lagi setelah
perkembangan kedua parasit tersebut juga gejala peradangan menyembuh, tetapi
sama dengan perkemban gan W b ancfroti.
dengan serangan berulang kali, lambat
laun pembengkakan tungkai tidak meng-
hilang setelah gejala peradangan sembuh,
Patologi dan Gejala Klinis
sehingga timbullah elefantiasis. Selain
Gejala klinis filariasis malayi .sama kelenjar limfe inguinal, kelenjar limfe
dengan gejala klinis filariasis timori. lain di bagian medial tungkai, di ketiak
Gejala klinis kedua penyakit tersebut dan di bagian medial lengan juga sering
berbeda dengan gejala klinis filariasis terkena. Pada filariasis brugia, elefantiasis
bankrofti. Stadium akut ditandai dengan hanya mengenai tungkai bawah, di bawah
serangan demam dan peradangan saluran lutut, atau kadang-kadang lengan bawah
dan kelenjar limfe, yang hilang timbul di bawah siku. Alat kelamin dan payudara
berulang kali. Limfadenitis biasanya tidak pernah terkena, kecuali di daerah
mengenai kelenjar limfe inguinal di satu filariasis brugia yang bersamaan dengan
sisi dan peradangan ini sering timbul filariasis bankrofti. Kiluria bukan merupa-
setelah penderita bekerja berat di ladang
kan gejala klinis fllariasis brugia.
atau sawah. Limfadenitis biasanya berlang-
sung 2-5 hari dan dapat sembuh tanpa
Diagnosis
pengobatan. Kadang-kadang peradangan
pada kelenjar limfe ini menjalar ke bawah, Diagnosis dibuktikan dengan me-
mengenai saluran limfe dan menimbul- nemukan mikrofilaria di dalam darah
kan limfangitis retrograd, yang bersifat tepi. Diagnosis parasitologi: sama dengan
khas untuk filariasis. Peradangan pada pada fi lariasis bankrofti. Radiodiagnosis
saluran limfe ini dapat terlihat sebagai umumnya tidak dilakukan pada filariasis
garis merah yang menjalar ke bawah dan malayi. Diagnosis imunologi dengan
peradangan ini dapat pula menjalar ke
deteksi IgG4.8
jaringan sekitamya, menimbulkan infiltrasi
pada seluruh paha atas. Pada stadium ini
Pengobatan dan Prognosis
tungkai bawah biasanya ikut membengkak
dan menimbulkan gejala limfedema. Limfa- Hingga sekarang DEC masih merupa-
denitis dapat pula berkembang menjadi kan obat pilihan. Dosis yang dipakai di
bisul, pecah menjadi ulkus. Ulkus pada beberapa negara Asia berbeda-beda. Di
40 Parasitologi Ked okteran
lndonesia dosis yang dianjurkan adalah yaitu NTT dan Timor-Timur. Penderita
5 mg/kg beratbadan/hari selama 10 hari. yang terkena penyakit ini terutama adalah
Efek samping DEC pada pengobatan fila- petani dan nelayan. Kelompok umur dewasa
riasis brugia jauh lebih berat, bila diban- muda paling sering terkena penyakit ini,
dingkan dengan yang terdapat pada peng- sehingga produktivitas penduduk dapat
obatan filariasis bankrofti. Efek samping berkurang akibat serangan adenolimfangitis
pengobatan akan berkur ang pada ulangan yang berulang kali. Cara pencegahan sama
pengobatan. dengan filariasis bankrofti.
Pengobatan dengan ivermektin
sama dengan pada filariasis bankrofti.
Untuk mendapatkan hasil penyembuhan Epidemiologi Filariasis
yang sempurna, pengobatan ini di-
ulang beberapa kali. Stadium mikro- Penyakit filariasis terutama ditemukan
filaremia, peradangan, limfedema dan di daerah khatulistiwa dan merupakan
elefantiasis dini dapat disembuhkan masalah di daerah dataran rendah.
dengan pengobatan DEC. Beberapa kasus Kadang-kadang dapat juga ditemukan
elefantiasis lanjut dapat pula diobati di daerah bukit yang tidak terlalu tinggi.
dengan DEC. Di Indonesia penyakit ini lebih banyak
Untuk program pemberantasan fila- ditemukan di daerah pedesaan. Di daerah
riasis, pengobatan yang dianjurkan adalah kota hanya Wbancrofti yang telah ditemu-
kombinasi DEC 6 mglkg BB dengan kan, seperti di kota Jakarta, Tangerang,
albendazol 400 mg yang diberikan sekali Pekalongan dan Semarang dan mungkin
setahu:r secura masal pada penduduk di di beberapa kota lainnya.
daerah endemis selama minimal 5 tahun.e Di Indonesia filariasis tersebar luas;
daerah endemi terdapat di banyak pulau
Epidemiologi di seluruh Nusantara, seperti di Sumatera
dan sekitamy a, J aw 4 Kalimantan, Sulawesi,
B.malayi dan B.timori hanya terdapat NTT, Maluku dan Irian Jaya. Masih
di pedesaan, karena vektomya tidak dapat banyak daerah yang belum diselidiki.
berkembang biak di perkotaan. B.malayi Pemberantasan filariasis sudah dilaku-
yang hanya hidup pada manusia dan kan oleh Departemen Kesehatan sejak
B.timori biasanya terdapat di daerah tahun 1970 dengan pemberian DEC dosis
persawahan, sesuai dengan tempat per- rendah jangka panjang (100 mg/minggu
indukan vektomy4 An.barbirostris. B.malayi selama 40 minggu.
yang terdapat pada manusia dan hewan Survei prevalensi filariasis yang di-
biasanya terdapat di pinggir pantai atau lakukan oleh Departemen Kesehatan me-
aliran sungai, dengan rawa-rawa. Penye- nunjukkan bahwa prevalensi infeksi cukup
barun B. mal ayi bersifat fokal, dari Sumatra tinggi bervariasi dai' 0,5%o-19,460 (P2M
sampai ke kepulauan Maluku. B.timori & PLP, 1999).' Prevalensi infeksi dapat
hanya terdapat di Indonesiabagran Timur berubah-ubah dari masa ke masa dan
pada umumnya ada tendensi menurun tempat perindukannya air kotor dan
dengan adanya kemajuan dalam pem- tercemar.
bangunan yang menyebabkan perubahan Wbancrofii di daerah pedesaan- (ruraD
lingkungan. Untuk dapat memahami epi- dapat ditularkan oleh bermacam spesies
demiologi filariasis, perlu diperhatikan nyamuk. Di kian Jaya Wbancrofii dtniar-
faktor-faklor seperti hospes, hospes reser- kan terutama oleh An.farauti yang dapat
voar, vektor dan keadaan lingkungan yang menggunakan bekas jejak kaki binatang
sesuai untuk menunjang kelangsungan (footprint) untuk tempat perindukannya.
hidup masing-masing. Selain itu ditemukan juga sebagai vektor:
An.lrnliersis, An.ptnctulana, Cx.annulirostris
Hospes dan Ae.lachi, Wbancrofii di daerah lain
dapat ditularkan oleh spesies lain, seperti
Manusia yang mengandung parasit
An.subpictus di daerah pantai di NTT.
selalu dapat menjadi sumber infeksi bagi
Selain nyamuk Culex, Aedes pernah juga
orang lain yang rentan (suseptibel). Biasa-
ditemukan sebagai vektor.
nya pendatang baru ke daerah endemi
B.malayi yang hidup pada manusia
(transmigran) lebih rentan terhadap infeksi
dan hewan biasanya ditularkan oleh ber-
filariasis dan lebih menderita daripada
bagai spesie s Mqrxonia seperti Ma.unfumis,
penduduk asli. Pada umumnya laki-laki
Ma.bonneae, Ma.dives, dan lainlain,
lebih banyak yang terkena infeksi, karena
yang berkembang biak di daerah rawa di
lebih banyak kesempatan untuk mendapat
. Sumat4 Kalimantan, Maluku dan lain-
infeksi (exposure). Juga gejala penyakit
lain. B.malayi yang periodik ditularkan
lebih nyata pada laki-laki, karena pekerjaan
oleh An.barbirostris yang memakai sawah
fisik yang lebih berat.
sebagai tempat perindukannya, seperti di
daerah Sulawesi.
Hospes Reservoar
B.timori, spesies yang ditemukan di
Tipe B.malayi yang dapat hidup pada Indonesia sejak 1965 hingga sekarang
hewan merupakan sumber infeksi untuk hanya ditemukan di daerah NTT dan
manusia. Hewan yang sering ditemukan Timor Timur, ditularkan oleh An.barbiro-
mengandung infeksi adalah kucing dan stris yang berkembang biak di daerah
kera terutama jenis Presbytis, meskipun sawah, baik di dekat pantai maupun di
hewan lain mungkin juga terkena infeksi. daerah pedalaman.
psikis, pasien menderita. Pada saat-saat Cacing dewasa di dalam mata harus
tertentu penderita menjadi hipersensitif dikeluarkan dengan pembedahan yang
terhadap zat sekresi yang dikeluarkan dilalnrkan oleh seorang ahli.
oleh cacing dewasa dan menyebabkan
reaksi radang bersifat temporer. Kelainan
Prognosis
yang khas ini dikenal dengan calabar
swelling atau fugitive swelling. Pembeng- Prognosis biasanya baik bila cacing
kakan jaringan yang tidak sakit dan non- dewasa dapat dikeluarkan melalui mata
pitting ini dapat menjadi sebesar telur atau bila pengobatan berhasil dengan baik.
ayam. Lebih sering terdapat di tangan atau
lengan dan sekitarnya. Timbulnya secara Epidemiologi
spontan dan menghilang setelah beberapa
hari atau seminggu sebagai manifestasi Daerah endemi adalah daerah lalat
supersensitif hospes terhadap parasit. Chrysops silacea dan Chrysops dimidiata
Masalah utama adalah bila cacing masuk yang mempunyai tempat perindukan di
ke otak dan menyebabkan ensefalitis. Cacing hutan yang berhujan dengan kelembaban
dewasa dapatpula ditemukan dalam cairan tinggi. Lalat-lalat ini menyerang manusia,
serebrospinal pada orang yang menderita yang sering masuk hutan, maka penyakit-
meningoensefalitis. nya lebih banyak ditemukan pada pria
dewasa.
Diagnosis Pencegahan dapat dilakukan dengan
Diagnosis dibuat dengan menemu- menghindari grgitan lalat ata.u dengan pem-
kan mikrofilaria dalam darah yang diambil berian obat sebulan sekali, selama 3 hari
pada waktu siang hari atau menemukan berturut-furut.
cacing dewasa dari konjungtiva mata atau-
pun dalam jaringan subkutan.
Onchocerca volvulus
Pengobatan (Filaria volvulus)
Dietilkarbamasin merupakan obat
utamauntukpengobatan loaias is.Dosisnya Sejarah
adalah 2 mgkgberat badanlhari, diberikan
O'Neill meneliti mikrofilaria parasit
3 kali sehari sesudahmakan selama 14hari. ini di dalam kulit seorang penderita di
DEC membunuh mikrofilaria dan cacing Afrika Barat pada tahun 1875. Kemudian
dewasa. Pada pemberian DEC harus seorang dokter Jerman menemukan cacing
diperhatikan efek sampingnya. Di samping dalam benjolan kulit dari orang Negro
sebagai terapi, obat ini bersifat profilaksis di Ghana, Afrika Barat,lalu dinamakan
terhadap infeksi parasit. Saat ini mulai sebagai Filaria volvulus oleh Leuckard
dicoba pengobatan dengan ivermectin. 1893. Tahun 1915 Robles menemukan
Bab l. Helmintolosi L4
cacing Onchocerca di Guatemala dan oleh punyai sarung. Bila lalat Simulium me-
Brumpt diidenffikasi sebagai cacing Oncho- nusuk kulit dan mengisap darah manusia
cerc a c ae cutiens, tetapi kemudian dinama- maka mikrofilaria akan terisap oleh lalat,
kan cacing Onchocerca volvulus. kemudian mikrofilaria menembus lambung
lalat, masuk ke dalam otot toraks. Setelah
Hospes dan Nama Penyakit 6-8 hari berganti kulit dua kali dan men-
jadi larva infektif. Lawa infektif masuk
Parasit ini ditemukan pada manusia. ke dalam probosis lalat dan dikeluarkan
Penyakitnya disebut onkoserkosis, river bila lalat mengisap darah manusia. Lawa
b I indnes s, b linding fil ari as is .
masuk lagi ke dalam jaringan ikat
menjadi dewasa dalam tubuh hospes dan
Distribusi Geografik mengeluarkan mikrofi laria.
Parasit ini banyak ditemukan pada
penduduk Afrika, dari pantai barat Sierra Patologi dan Gejala Klinis
Leone menyebar ke Republik Kongo, Ada2 tipe onkosersiasis :
Angola, Sudan sampai Afrika Timur. Di - Tipeforesr kelainan kulit lebih dominan
Amerika Tengah terbatas di dataran tinggi - Tipe swanrnkelainan mata yang dominan
sepanjang sungai tempat perindukan lalat
Simulium. Di Amerika Selatan terdapat di Manifestasi onkosersiasis tenttama
dataran tinggi Guatemala, Mexico dan berupa kelainan pada kulit, sistem limfatik
bagian timur Venezuela. dan mata.
Ada dua macam proses patologi yang
Morfologi dan Daur Hidup ditimbulkan oleh parasit ini, pertama oleh
cacing dewasa yang hidup dalam jaringan
Cacing dewasa hidup dalam jaringan ikat yang merangsang pembentukan serat-
ikat; melingkar satu dengan lainnya seperti serat yang mengelilingi cacing dalam
benang kusut dalam benjolan (tumor). jaringan. Kedua oleh mikrofilaria yang
Cacing betina berukuran 33,5-50 cm x dikeluarkan oleh cacing betina dan ketika
270-400 mikron dan cacing jantan 19- mikrofilaria beredar dalam jaringan me-
42 mm x 130 x 210 mikron. Bentuknya nuju kulit. Pada umumnya lesi mengenai
seperti kawat berwarna putih, opalesen kulit dan mata. Kelainan yang disebabkan
dan transparan. Cacing betina yang gravid oleh cacing dewasa merupakan benjolan-
mengeluarkan milaofilaria di dalam jaringan benjolan yang dikenal sebagai onkoserkoma
subkutan, kemudian milaofilaria meninggal- dalam jaringan subkutan. Ukuran benjolan
kan jaringan subkutan mencari jalan ke bermacam-macam dari yang kecil sampai
kulit. Mikrofilariamempunyai dua macam sebesar lemon. Jumlah benjolanpun ber-
ukuran yaitu 285-368 x 6-9 mikron dan macam-macam dari sedikit sampai lebih
150-287 x 5-7 mikron. Bagian kepala dan dari seratus. Letak benjolan biasanya
ujung ekor tidak ada inti dan tidak mem- di atas tonjolan-tonjolan tulang seperti
46 Paras i to I o gi Ke d o kteran
7. More SJ, Copeman DB. A highly specific and 10. HoeraufA, Adjei O, Butftrer DW. Antibiotics for the
sensitive monoclonal antibody based ELISA for teaftnent ofonchocerciasis and other filarial infec-
the detection of circulating antigen in bancroftion tions. Cun Opin Investif Drugs 2002;3(4):533-7.
filariasis. Trop Med Parasitol 1990;41:403-6.
11. Supali I Ismid IS, Ruckert P, Fischer P. Treatment
Rahmah N, Supali I Shenoy BK, Lim BH,
Kumaraswami V, Anuar Ak et al. Specificity and of Brugia timori and Wuchereria bancrofti
sensitivity of a rapid dipstick test (Brugia Rapid) infections in lndonesiausing DEC or a combination
in the detection of Brugia malayi infection. Trans of DEC and albendazole: adverse reactions and
R Soc Trop Med Hyg 2001. 95(6):601-4. short-term effects on microfilariae. Trop Med Int
9. World Health Organization. Preparing and Health 2002; 7(10): 894-901.
implementing a national plan to eliminate lym-
phatic filariasis. Geneva, Switzerland; 2000.
TREMATODA
(cacing daun)
sirosis periportal. Sekresi prolin oleh cacing anjing, harimau, serigala dan lain-lain
dewasa diduga menjadi penyebab penebalan merupakan hospes cacing ini.
dinding saluran empedu.r,2 Migrasi cacing
dewasa muda dapat te{adi di luar hati Penyebaran Geografik
(ektopik) seperti pada mata. kulit, paru,
otak. Gejal a yangtimbul bergantung pada Cacing ini diternukan di RRC, Thiwan,
organ tempat migrasi lawa. Korea, Jepang, Filipina, Viebram, Thailand,
Di daerah Timur Tengah terdapat India, Malaysia, Afrika danAmerika Latin.
kebiasaan memakan hati kambing atau Di Indonesia ditemukan autokton pada
domba mentah yang dapat menimbulkan binatang, sedangkan pada manusia hanya
penyakit "Halzoutn", yaitu faringitis dan sebagai kasus impor saja.
edema laring karena penempelan cacing
dewasa pada mukosa faring posterior.
Morfologi dan Daur Hidup
Cacing dewasa hidup dalam kista di
Diagnosis
paru. Bentuknya bundar lonjong menye-
Diagnosis ditegakkan dengan me- rupai biji kopi, dengan ukuran 8-12 x
nemukan telur dalam tinja, cairan duo- 4-6 mm dan berwarna coklat tua. Batil
denum atau cairan empedu. Reaksi sero- isap mulut hampir sama besar dengan batil
logi (ELISA) sangat membantu untuk isap perut. Testis berlobus terletak ber-
menegakkan diagnosis. Imunodiagnosis dampingan antara batil isap perut dan
yang lebih sensitif dan spesies-spesifik telah ekor. Ovarium terletak di belakang batil
dikembangkan untuk mendeteksi antigen isap perut. Telur berbentuk lonjong ber-
ekskretori-sekretori yang dikeluarkan ukuran 80-118 mikron x 40-60 mikron
parasit.2 Ultrasonografi digunakan untuk dengan operkulum agak tertekan ke dalam.
menegakkan diagnosis fasioliasis bilier. Telur keluar bersama tinja atau sputum,
dan berisi sel telur.
Telur menjadi matang dalam waktu
Pengobatan kira-kira I 6 hai, lalu menetas. Mirasidium
Albendazol dan praziquantel me- mencari keong air dan dalam keong air
rupakan obat pilihan. terjadi perkembangan :
M)S)RI)R2)SK
Serkaria keluar dari keong air, be-
Trematoda Paru renang mencari hospes peruntara II, yaitu
ketam atau udang batu, lalu membentuk
Paragonimus westermani
metaserkaria di dalam tubuhnya.
Infeksi terjadi dengan makan ketam
atau udang batu yang tidak dimasak
Hospes dan Nama Penyakit
sampai matang.
Manusia dan binatang yang memakan Dalam hospes definitit metaserkaria
ketam/udang batu, seperti kucing, musang, menjadi cacing dewasa muda di duodenum.
Bab l. Helmintologi 55
jugu dilaporkan dari berbagai negara untuk masuk ke dalam tubuh hospes
seperti Taiwan, Vietnam, Thailand, India perantara I yang sesuai. Biasanya hospes
dan Indonesia. perantara I tersebut adalah keong air
tawar, seperti genus Segmentina, Hippeutis
Morfologi dan Daur Hidup dan Gyraulus. DaIam keong, mirasidium
tumbuh menjadi sporokista yang kemudian
Cacing dewasa yang ditemukan pada berpindah ke daerah jantung dan hati
manusia mempunyai ukuran pat4ang 2 keong. Bila sporokista matang, menjadi
- 7 ,5 cm dan lebar 0,8 - 2,0 cm. Bentuknya koyak dan melepaskan banyak redia induk.
agak lonjong dan tebal. Biasanya kuti- Dalam redia induk dibentuk banyak redia
kulum ditutupi duri-duri kecil yang letak- anak, yang pada gilirannya membentuk
nya melintang. Duri-duri tersebut sering serkaria.
rusak karena catran usus. Batil isap kepala Serkaria, seperti mirasidium, dapat
berukuran kira-kira seperempat ukuran berenang bebas dalam air, berbentuk
batil isap perut. Saluran pencernaan ter- seperti kecebong, ekornya lurus dan me-
diri dari prefaring yang pendek, faring runcing pada ujungnya, berukuran kira-
yarrg menggelembung, esofagus yang kira 500 mikron dengan badan agak bulat
pendek, serta sepasang sekum yang tidak berukuran 195 mikron x 145 mikron.
bercabang dengan dua indentasi yang Badan serkaria ini mirip cacing dewasa
khas. Dua buah testis yang bercabang- yaitu mempunyai batil isap kepala dan
cabang letaknya agak tandem di bagian batil isap perut. Mirasidium atau serkaria
posterior cacing. Vitelaria letaknya lebih yang dalam batas waktu tertentu belum
lateral dari sekum, meliputi badan cacing menemukan hospes, akan punah sendiri.
setinggi batil isap perut sampai ke ujung Serkaria dapat berenang dengan ekornya,
badan. Ovarium bentuknya agak bulat. atau merayap dengan menggunakan batil
Uterus berpangkal pada ootip, berkelok- isap. Serkaria tidak menunjukkan kecen-
kelok ke arah anterior badan cacing, untuk derungan memilih tumbuh-tumbuhan ter-
bermuara pada atrium genital, pada sisi tentu unfuk tumbuh menjadi metaserkaria
anterior batil isap perut. yang berbentuk kista. Tumbuh-tumbuhan
Telur berbentuk agak lonjong, ber- yang banyak dihinggapi metaserkaria
dinding tipis transparan, dengan sebuah adalah Trapa, Eliocharis, Eichornia
operkulum yang nyaris terlihat pada dan Zizania. Tumbuh-tumbuhan seperti
sebuah kutubnya,.berukuran panjang 1 30 Nymphoea lotus dan lpomoea juga di-
- I40 mikron dan lebar 80 * 85 mikron. hinggapi metaserkaria. Bila seorang
Setiap ekor .cacing dapat mengeluarkan memakan tumbuh-tumbuhan air yang
15.000 - 48.000 butir telur sehari. Telur- mengandung metaserk aria tanpa dimasak
telur tersebut dalam air bersuhu 27'-32'C, sampai matang, maka dalam waktu 25
menetas setelah 3 sampai 7 minggu. Mira- sampai 30 hari metaserkaria tumbuh
sidium yang bersilia keluar dari telur menjadi cacing dewasa dan dalam waktu
yang menetas, berenang bebas dalam air 3 bulan ditemukan telurnya dalam tinja.
Patologi dan Gejala Klinis Morfologi telur Fascialopsis buski
Cacing dewasa Fasciolopsis buski, hendaknya dapat dibedakan dari telur
melekat dengan perantaraan batil isap cacing Fas ciola hepatica, Gastrodiscoides
perutnya pada mukosa usus halus seperti hominis atau, E chino chasmus perfoliatus .
adalah serkaria menembus kulit pada asing yang disebabkan adanya cacing
waktu manusia masuk ke dalam air yang mati. Manifestasi klinisnya dapat
yang mengandung serkaria. Waktu yang berupa urtikaria atau edema angio-
diperlukan untuk infeksi adalah 5-10 neurotik dan dapat disertai demam.
menit. Setelah serkaria menembus kulit, Kira-kira 22% penderita menun-
kemudian masuk ke dalam kapiler darah, jukkan urtikaria dan l8o/o menunjuk-
mengalir dengan aliran darah masuk ke kan edema angioneurotik kira-kira 10
jantung kanan, lalu paru dan kembali ke
hari setelah timbul demam.
jantung kiri; kemudian masuk ke sistem
peredaran darah besar, ke cabang-cabang Gejala paru
vena portae dan menjadi dewasa di hati. Batuk sering ditemukan, kadang-
Setelah dewasa cacing ini kembali ke kadang disertai dengan pengeluaran
vena portae dan vena usus atau vena dahak yang produktif dan pada
kandung kemih kemudian cacing betina
beberapa kasus bercampur dengan
bertelur setelah berkopulasi.
sedikit darah. Pada kasus yang rentan
gejala dapat menjadi berat sekali
Patologi dan Gejala Klinis sehingga timbul serangan asma.
Perubahan yang terjadi disebabkan oleh 3
Gejala toksemia
stadium cacing ini, yaifu serkaria, cacing
dewasa dan telur. Perubahan yang penting Manifestasi akut atau toksik mulai
adalah yang disebabkan oleh telur. timbul antara minggu ke-2 sampai
Perubahan pada skistosomiasis dapat mingguke-8 setelah infeksi. Berat gejala
dibagi dalam 3 stadium: tergantung dari banyaknya serkaria
1. Masa tunas biologik yang masuk. Pada infeksi berat jika
Gejala kulit dan alergi terdapat banyak serkaria yang masuk,
Waktu antar a serkaria menembus kulit terutama infeksi yang berulang, maka
sampai menjadi dewasa disebut masa dapat timbul gejala toksemia yang berat
tunas biologik. Perubahan kulit yang disertai demam tirggi.
timbul berupa eritema dan papula yang Pada stadium ini dapattimbul gejala
disertai perasaan gatal dan panas. Bila lain seperti: lemah, malaise, tidak
banyak jumlah serkaria menembus nafsu makan, mual dan muntah, sakit
kulit, maka akan terjadi dermatitis. kepala dan nyeri tubuh. Diare dise-
Biasanya kelainan kulit hilang dalam babkan oleh keadaan hipersensitif ter-
waktu dua atau tiga hari. hadap cacing. Pada kasus berat gejala
Selanjutnya dapat terjadi reaksi tersebut dapat bertahan sampai 3 bulan.
alergi yang dapat timbul oleh karena Kadang-kadang terjadi sakit perut dan
adanya hasil metabolik skistosomula tenesmus. Hati dan limpa membesar
atau cacing dewasa, atau dari protein serta nyeri pada perabaan.
Bab l. Helmintolosi 63
I
lTelur menetas dalam air
I
I Y
SK]STOSOMTILA
MIRASIDITIM
I
*
Serkaria menembus Mirasidium berenang aktif
kulit manusia atau dalam air, mencari keong
hewan hospes perantara
I
I
Mirasidium
SERKARIA I menembus masuk
keluar dari keong I tubuh keong
air, berenang aktif di I
v
dalam air Dalam keong air mirasid-
ium berkembang menjadi
Sporokista I dan memben-
hrk banyak Sporokista II.
Sporokista II membentuk
banyak serkaria
5{fl-FW
@"1,."".","
menjadicacins W
cacing
dalam vena telur dikeluarkan
mesenterika bersama tinja
halus
ffi*#
mirasidium + sprokista I
Reaksi serologi dapat dipakai untuk mem- hasil cukup baik. Prevalensi dari 37%:o
bantu menegakkan diagnosis. Reaksi sero- turun menj adr l,5o/o setelah pengobatan.
logi yang biasa dipakai adalah Circumoval
precipitin test, Indirect haemagglutination
tes t, C omp I ementfix ation t es t, F luores cent
antibody test dan Enzyme linked immuno
Schistosoma munsoni
sorbent assay.
Hospes dan Nama Penyakit
Epidemiologi
Hospes definitif adalah manusia dan
Di Indonesia penyakit ini ditemukan kera baboon di Afrika sebagai hospes
endemi di dua daerah di Sulawesi Tengah, reservoar. Pada manusia cacing ini
yaitu di daerah danau Lindu dan lembah menyebabkan skistosomiasis usus.
Napu. Di daerah danau Lindu penyakit
ini ditemukan pada tahun 1937 dan di Distribusi Geografik
lembah Napu pada tahun 197 2.
Sebagai sumber infeksi, selain Cacing ini ditemukan di Afrika,
berbagai negara Arab (Mesir), Amerika
manusia ditemukan pula hewan-hewan
Selatan dan Tengah.
lain sebagai hospes reservoar; yang ter-
penting adalah berbagai spesies tikus
sawah (Rattus). Selain itu rusa hutan, Morfologi dan Daur Hidup
babi hutan, sapi dan anjing dilaporkan Cacing dewasa jantan benrkuran kira-
juga mengandung cacing ini.
kira 1 cm dan yang betina kira-kim L,4 cm.
Hospes perantaranya. yaitu keong air
Pada badan cacing jantan S.mansoni
Oncomelania hupensis lindoensis baru
terdapat tonjolan lebih kasar bila diban-
ditemukan pada tahun lgTl.Habitzt keong
di daerah danau Lindu ada2macarn yaitu:
dingkan dengan S.haematobium dan
1. fokus di daerah yang digarap seperti Sjaponicum. Badan Sjaponicum mem-
ladang, sawah yang tidak dipakai lagi punyai tonjolan yang lebih halus. Tempat
atau di pinggir parit di antara sawah hidupnya di vena, kolon dan rektum. Telur
2. fokus di daerah hutan di perbatasan juga tersebar ke alat-alat lain seperti hati,
bukit dan dataran rendah paru dan otak (Gambar 10).
Cara penanggulangan skistosomiasis
di Sulawesi Tengah, yang sudah diterap" Patologi dan Gejala Klinis
kan sejak tahun 1982 adalah pengobatan
masal dengan prazikuantel yang dilaku- Kelainan dan gejala yang ditimbul-
kan oleh Departemen Kesehatan melalui kannya sama seperti pada Sjaponicum,
Subdirektorat Pemberantasan Penyakit akan tetapi lebih ringan.
Menular dan Penyehatan Lingkungan Pada penyakit ini splenomegali dapat
Pemukiman (Subdit, P2M & PLP) dengan menjadi berat sekali.
Bab 1. Helmintoloei 69
W
-
@"1,."..","
*f"*'"tt""".
{il
-F\1-]
cacrng
dalam vena telur dikeluarkan
mesenterika bersama tinja
halus
:-. -"t----:-J
serkaria menginfeksi
manusia di dalam air
mirasidium -+ sprokista I
-+ banyak sporokista ll
-+ banyak serkaria
f WY )
skistosomuta \ iW
m*&
telur dikeluarkan ber-
mirasidium -+ sprokista I
-+ banyak sporokista ll
+ banyak serkaria
GESTODA
dalam afu. Lawa disebut koradisium dan dan proserkoid berubah menjadi larva
dimakan oleh hospes perantara pertama, pleroserkoid atau disebut sparganum.
yaitu binatang yang termasuk Copepoda Bila ikan tersebut dimakan hospes
seperti Cyclops dan Diaptomus. Dalam definitif, misalnya manusia, sedangkan
hospes ini lawa tumbuh menjadi ikan itu tidak dimasak dengan baik, maka
proserkoid, kemudian Cyclops dimakan sparganum di rongga usus halus tumbuh
hospes perantara kedua yaitu ikan salem menjadi cacing dewasa (Gambar 12).
t
I
Skoleks dari plero-
serkoid melekat pada Kopepoda (Cyclops,
mukosa usus, berkem- Diaptomus) memakan
bang menjadi cacing korasidium
dewasa
l I
I
I
I KoruriXirr- menem-
Termakan oleh manusia bus alat cerna
melalui ikan air tawar kopepoda, masuk
mentah atau yang
dimasak kurang baik r
ke ronssa badan
Prosertoid
berkembang di
rongga badan
kopepoda
I
I
Y
Proserkoid berkembang menjadi Kopepoda yang
Pleroserkoid dalam otot ikan infektif dimakan
ikan air tawar
ikan mengandung
pleroserkoid tertelan
kr q,\
NrJriffiffi*""
-rIl
Copepoda (hospes
perantara l)
Penyakit ini biasanya tidak menim- Prognosis difi lobotriasis baik, walaupun
bulkan gejala berat, mungkin hanya gejala dengan anemia berat, karena setelah cacing
saluran cerna seperti diare, tidak nafsu dikeluarkan anemianya akan sembuh.
makan dan tidak enak di perut.
Bila cacing hidup di permukaan usus Epidemiologi
halus, dapat timbul anemia hiperkrom- Penyakit ini di Indonesia tidak di-
makrositer, karena cacing itu banyak me- temukan tetapi banyak dijumpai di negara
nyerap vitamin B,r, sehingga timbul gejala yang banyak makan ikan salem mentah
defisiensi vitamin tersebut. Bila jumlah atau kurang matang. Banyak binatang
cacing banyak, mungkin terjadi sumbatan seperti anjing, kucing dan babi berperan
usus secara mekanik atau terjadi obstruksi sebagai hospes reservoar dan perlu
diperhatikan.
usus, karena cacing-cacing itu menjadi
Untuk mencegah terjadinya infeksi,
seperti benang kusut.
ikan air tawar yang tersangka mengandung
bibit penyakit harus terlebih dahulu di-
Diagnosis masak dengan sempuma sebelum dihidang-
kan. Anjing sebagai hospes reseryoar
Cara menegakkan diagnosis penyakit
sebaiknya diberi obat cacing.
ini adalah dengan menemukan telur atau
proglotid yang dikeluarkan dalam tinja.
Sparganosis
Pengobatan
Penderita diberikan obat Atabrin Tahun 1882 Manson mendapatkan
sparganosis jaringan dari penduduk asli
dalam keadaan perut kosong, disertai
yang diautopsi di Amoy - RRC.
pemberianNa-bikarbonas, dosis 0,5 g dua
Lawa pleroserkoid dari beberapa
jam setelah makan obat diberikan sebagai
spesies cacing pita golongan Diphyllobo-
pencahar magnesium sulfat 15 g. thrium telah ditemukan pada manusia
Obat pilihan adalah niclosamid dan diketahui sebagai sparganum dan
(Yomesan), diberikan4 tablet (2 gram) di- penyakitnya disebut sparganosis
kunyah sekaligus setelah makan hidangan Diphyllobothrium binatang misalnya
ringan. Obat lain yang juga efektif adalah D.mansoni memerlukan anjing, kucing
paromomisin, yang diberikan dengan dan binatang lainnya sebagai hospes
definitif.
dosis I gram setiap 4 jam sebanyak 4
Manusia dapat bertindak sebagai
dosis. Selain itu dapat dipakai prazikuantel
hospes perantara kedua bila mengandung
dosis tunggal l0 mglkg berat badan. sparganum (pleroserkoid).
78 Pa rasi to I o gi Ke d o k te ran
!t
telan
^_^_,^,;., _-.,,,-,,,.mtffi'*'
::::l::i#n:ij;1."ff
sistiserkus
U"*"r@
r"rrl
I
- !r___ \ .-- @f
telur tertelan sapi
(hospes perantara)
glotid. Setelah uterus ini penuh dengan saginata. Peristiwa ini terjadi setelah 12-
telur, maka cabang-cabanglya akan tumbuh, 15 minggu.
yang berjumlah 15-30 buah pada satu Bagian tubuh ternak yang sering
sisinya dan tidak memiliki lubang uterus dihinggapi larva tersebut adalah otot
Qtorus uterinus). Proglotid yang sudah maseter, paha belakang dan punggung.
gravid letaknya terminal dan sering ter-
Otot di bagian lain juga dapat dihinggapi.
lepas dari strobila. Proglotid ini dapat
Setelah 1 tahun cacing gelembung ini
bergerak aktif, keluar dengan tinja atau
biasanya mengalami degenerasi, walaupun
keluar sendiri dari lubang dubur (spontan).
adayang dapat hidup sampai 3 tahun.
Setiap harinya kira-kira 9 buah proglotid
dilepas. Proglotid bentuknya lebih Bila cacing gelembung yang terdapat
panjang daripada lebar. Telur dibungkus di dugg sapi yang dimasak kurang
embriofor, yang bergaris-garis radial, matang termakan oleh manusia, skoleks-
berukuran 30-40 x 20-30 mikron, berisi nya keluar dari cacing gelembung dengan
embrio heksakan atau onkosfer. Telur cara evaginasi dan melekat pada mukosa
yang baru keluar dari uterus masih usus halus, biasanya yeyunum. Cacing
diliputi selaput tipis yang disebut lapisan gelembung tersebut dalam waktu 8-10
luar telur. Sebuah proglotid gravid berisi minggu menjadi dewasa. Biasanya di
kira-kira 100.000 buah telur. Waktu pro- rongga usus hospes terdapat seekor cacing.
glotid terlepas dari rangkaiannya dan men-
jadi koyak; cairan putih susu yang me- Patologi dan Gejala Klinis
ngandung banyak telur mengalir keluar Cacing dewasa Taenia saginata, biasa-
dari sisi anterior proglotid tersebut, ter- nya menyebabkan gejala klinis yang fug*,
utama bila proglotid berkontraksi waktu seperti sakit ulu hati, perut merasa tidak
gerak. enak, mual, muntah, diare, pusing atau
Telur melekat di rumput bersama gugup. Gejala tersebut disertai dengan
tinja, bila orang berdefekasi di padang ditemukannya proglotid cacing yang ber-
rumput; atau karena tinja yang hanyut gerak-gerak lewat dubur bersama dengan
dari sungai di waktu banjir. Ternak yang
atau tanpa tinja. Gejala yang lebih berat
makan rumput yang terkontaminasi
dapat terjadi, yaitu apabila proglotid masuk
dihinggapi cacing gelembung, oleh karena
apendiks, te{adi ileus yang disebabkan
telur yang tertelan dicerna dan embrio
heksakan menetas. Embrio heksakan di obstnrksi usus oleh strobila cacing. Berat
saluran pencernaan ternak menembus badan tidak jelas menurun. Eosinofilia
dinding usus, masuk ke saluran getah dapat ditemukan di darah tepi.
bening atau darah dan ikut dengan aliran
darah ke jaringan ikat di sela-sela otot Diagnosis
unhrk tumbuh menjadi cacing gelembung, Diagnosis ditegakkan dengan ditemu-
disebut slslis erkus bovis,yaitu larva Taenia kannya proglotid yang aktif bergerak
dalam tinja, atau keluar spontan; juga dengan Theniu solium
ditemukannya telur dalam tinja atau usap
anus. Proglotid kemudian diidentifikasi Sejarah
dengan merendamnya dalam cairan
laktofenol sampai jernih. Setelah uterus Cacing pita dari daging babi, di-
dengan cabang-cabangnya terlihat jelas, ketahui sejak Hippocrates, atau mungkin
jumlah cabang-cab ang dapat dihitung. sudah sejak Nabi Musa walaupun pada
waktu itu belum dapat dibedakan antara
Pengobatan cacingpita daging sapi dengan cacingpita
daging babi, sampai pada karya Goeze
Obat yang dapat digunakan untuk
(1782).
mengobati teniasis saginata, secara singkat
dibagi dalam: Aristophane dan Aristoteles melukis-
Obat lama :kuinakrin, amodiakuin, kan stadium lawa atau sistiserkus selulose
niklosamid pada lidah babi hutan. Gessner (1558)
Obat baru :prazikuantel dan alben- dan Rumler (1588), melaporkan stadium
dazol Iawa pada manusia. Kuchenmeister ( 1 855)
dan Leuckart (1856), adalah sa{ana-sa{ana
Prognosis yang pertama kali mengadakan penelitian
Prognosis umunnya baik; kadang- daur hidup cacing tersbbut dan mem-
kadang sulit untuk menemukan skoleksnya buktikan bahwa cacing gelembung yang
dalam tinja setelah pengobatan. didapatkan pada daging babi, adalah
stadium larva cacing Taenia solium.
Epidemiologi
T. saginata sering ditemukan di Hospes dan Nama Penyakit
negara yang penduduknya banyak makan Hospes definitif Z solium adalah
daging sapi/kerbau. Cara penduduk me- manusia, sedangkan hospes perantaranya
makan daging tersebut yaitu matang adalah babi. Manusia yang dihinggapi
(well done), setengah matang (medium) cacing dewasa Taenia s olium, jugamenjadi
atau mentah (rare); dan cara memelihara
hospes perantara cacing ini. Namapenyakit
ternak memainkan peranan. Ternak yang
yang disebabkan oleh cacing dewasa
dilepas di padang rumput lebih mudah
adalah teniasis solium dan yang disebabkan
dihinggapi cacing gelembung, daripada
stadium larva adalah sistiserkosis.
ternakyang dipelihara dan dirawat dengan
baik di kandang.
Pencegahan dapat dilakukan antara Distribusi Geografik
lain dengan mendinginkan daging sampai Thenia solium adalah kosmopolit,
=lOoc, iradiasi dan memasak daging sampai akan tetapi jarang ditemukan di negara
matang. Islam. Cacing tersebut banyak ditemukan
Bab l. Helmintoloei 83
di negara yang mempunyai banyak saluran getah bening atau darah. Embrio
petemakan babi dan di tempat daging bagi heksakan kemudian ikut aliran darah
banyak disantap seperti di Eropa, (Czech, dan menyangkut di jaringan otot babi.
Slowakia, Kroatia, Serbia), Amerika Latin, Embrio heksakan cacing gelembung
Cina, India, Amerika Utara dan juga di (sistiserkus) babi, dapat dibedakan dari
beberapa daerah di Indonesiaantaralain di cacing gelembung sapi, dengan adanya
Papua, Bali dan Sumatera Utara. kait-kait di skoleks yang tunggal. Cacing
gelembung yang disebut sistiserkus
Morfologi dan Daur Hidup selulose biasanya ditemukan pada otot
Taenia s o lium, berukuran panjang 2-4 lidah, punggung dan pundak babi.
meter dan kadang-kadang sampai 8 meter. Hospes perantara lain kecuali babi, ada-
Cacing ini seperti cacing Thenia saginata, lah monyet, unta, anjing, babi hutan,
terdiri dari skoleks, leher dan strobila, domba, kucing, tikus dan manusia. Lawa
yang terdiri atas 800-1000 ruas proglotid. tersebut berukuran 0,6-1,8 cm. Bila dugitrg
Skoleks yang bulat berukuran kira-kira 1 babi yang mengandung lawa sistiserkus
milimeter, mempunyai 4 buah batil isap dimakan setengah matang atau mentah
dengan rostelum yang mempunyai 2 baris
oleh manusia, dinding kista dicem4 skoleks
kait-kait, masing-masing sebanyak 25- mengalami evaginasi untuk kemudian
30 buah. Strobila terdiri atas rangkaian
melekat pada dinding usus halus seperti
proglotid yang belum dewasa (imatur),
yeyumrm. Dalam waktu 3 bulan cacing
dewasa (matur) dan mengandung telur
tersebut menjadi dewasa dan melepaskan
(gravid). Gambaran alat kelamin pada
proglotid dengan telur.
proglotid dewasa sama dengan Taenia
saginata, kecuali jumlah folikel testisnya
lebih sedikit, yaitu 150-200 buah. Bentuk Patologi dan Gejala Klinis
proglotid gravid mempunyai ukuran Cacing dewasa, yang biasanya ber-
panjang hampir sama dengan lebarnya. jumlah seekor, tidak menyebabkan gejala
Jumlah cabang uterus pada proglotid klinis yang beiarti. Bila ada, dapatberupa
gravid adalah l-I2 buah pada satu sisi. nyeri ulu hati, mencret, mual, obstipasi dan
Lubang kelamin letaknya bergantian sakit kepala. Darah tepi dapat menunjuk-
selang-seling pada sisi kanan atau kiri an eosinofilia.
strobila secara tidak beraturan. Gejala klinis yang lebih berarti dan
Proglotid gravid berisi 30.000-50.000 sering diderita, disebabkan oleh larva yang
buah telur. Telurnya keluar melalui celah disebut sistiserkosis.
robekan pada proglotid. Telur tersebut Infeksi ringan biasanya tidak memrn-
bila termakan oleh hospes perantara jukkan gejala, kecuali bila alat yang di-
yang sesuai,. maka dindingnya dicerna hinggapi adalah alat tubuh yang penting.
dan embrio heksakan keluar dari telur, Pada manusia, sistiserkus atau larva
menembus dinding usus dan masuk ke Thenin solium sering menghinggapi jaringan
Paras i tol o gi Ke d o kte ran
cacing dewasa
dalam usus halus
s.'
daging babi mengandung
sistiserkus tertelan
sistiserkosis babi
N
(larva)
sistiserkosis di otot,
mata dan otak
Namun, ada beberapa daerah seperti sedikit mononuklear serta jumlah eosinofil
Bali dan Papua (dahulu Irian Jaya) yang yang bervariasi. Untuk melengkapi siklus
banyak mengkonsumsi daging babi. Per- hidupnya, sistiserkus harus mampu hidup
tama kali terjadinya kejadian luar biasa di dalam otot babi selama berminggu-
kejang adalah di daerah Paniai, Papua,
minggu sampai bulanan. Oleh karena itu
pada awal I970-an dan kejang tersebut
kista telah mengembangkan mekanisme
disebabkan oleh neurosistiserkosis. Kejadian
untuk mengatasi respon imun pejamu.
serupa dilaporkan terulang dekat perbatasan
Hewan yang telah terinfeksi aktif atau
Papua New Guinea, dan sampai sekarang
telah terinfeksi sebelumnya dengan
Papua masih menjadi daerah endemik
stadium kista kebal terhadap reinfeksi
taeniasis/sistiserkosis. 12' 1 3
onkosfer. Imunitas ini dimediasi oleh
antibodi dan komplemen. Meskipun
Patogenesis dan Patofisiologi
begitu dalam infeksi alami, respons
Lawa T solium hidup dalam jaringan antibodi dibangun hanya setelah parasit
sebagai kista yang berisi cairan atau meta- berubah menjadi bentuk metacestoda
cestoda. Kista tersebut memiliki dinding yang lebih resisten.3'ra
semitransparan yang tipis. Skoleks terletak Metacestoda sudah membangun
di satu sisi kista, terinvaginasi dan terlihat mekanisme untuk menghadang destruksi
sebagai nodul opak dengan diameter yang dimediasi komplemen. Paramiosin
4-5 mm. llkuran dan bentuk kista ber- dari parasit mengikat Clq dan meng-
variasi sesuai jaringan sekitarnya. Di otak, hambat jalur klasik aktivasi komplemen.
kista berbentuk bundar dengan diameter Parasit juga mensekresi inhibitor protease
mencapai 1 cm. Dapat pula ditemukan serin yang disebut taeniestatin, meng-
kapsul dengan ketebalan bervariasi yang hambat jalur aktivasi klasik atau alter-
terdiri atas astrosit dan serat kolagen, tetapi natif, berinterferasi dengan kemotaksis
kapsul di SSP dan mata kurang tebal. leukosit, dan mengharnbat produksi sitokin.
Dinding kantong terdiri atas tiga lapis: Polisakarida sulfa, yang melapisi dinding
lapisan kutikula yang terdiri microtriches kista, mengaktivasi komplemen menjauhi
(dilapisi oleh glikokaliks karbohidrat), parasit, menurunkan deposisi komplemen,
pseudoepitel dan muskularis, jaringan peng- dan membatasi jumlah sel radang yang
hubung longgar dan jaringan kanalikuli. ke parasit. Antibodi tidak dapat mem-
Nodul mural terdiri atas skoleks terinva- bunuh metacestoda matang. Kista hidup
ginasi dan kanal spiral terasosiasi yang sebenarnya juga menstimulasi produksi
juga terdiri atas membran trilaminar. sitokin yang dibutuhkan untuk produksi
Sebuah pori ekskretori kecil dekat akhir imunoglobulin yang kemudian diambil
kanal spiral terhubung dengan kanal oleh kista, diperkirakan sebagai sumber
digestif terhadap jaringan sekitar. protein.3'6
Sistiserkus hidup menimbulkan sedikit Sebaliknya respons imun selular
peradangan jaringan sekitar dan hanya ditekan. Taeniestatin dan molekul parasit
88 Paras i to I o gi Ked o kte ran
yang lain berinterferasi dengan prolife- dengan nodul fokal limfoid serta nekrosis.
rasi limfosit dan fungsi makrofag. Gejala Akhimya, pada stadium kalsifikasi nodular,
neurosistiserkosis berhubungan dengan jaringan granulasi digantikan oleh strukhr
respons granulomatosa yang te{adi ketika kolagen dan kalsifikasi.3'14,15
kista tidak lagi dapat memodulasi respons Manifestasi utama neurosistiserkosis
pejamu.3 adalah kejang (70-90%). Gejala lain ada-
lah sakit kepala, peningkatan tekanan
Manifestasi Klinis intrakranial (mual dan muntah), dan gang-
guan status mental (termasuk psikosis).
Manifestasi klinis sistiserkosis ter- Hanya sedikit pasien yang menunjukkan
gantung lokasi dan jumlah kista, serta kelumpuhan saraf kranial maupun gejala
respons pejamu. Bila hanya terdapat se- fokal lainny a.3,6'12'1 5
dikit lesi dan terletak di lokasi yang tidak Bentuk manifestasi klinis 3,4
:
inaktif. CT lebih unggul daripada MRI, lesi setelah pengobatan anti parasit.
sebaliknya MRI lebih sensitif untuk me- Kombinasi dua kriteria mayor, atau safu
nemukan kista di parenkim dan ekstra- kriteria mayor dan dua kriteria minor,
parenkim otak, termasuk dalam men- ditambah riwayat pajanan, digunakan
deteksi reaksi peradangan.3, I 5
untuk menegakkan diagnosis.6, la
Tes serologi memiliki penggunaan
luas dan juga sangat bervariasi. Sayangnya
Terapi
kebanyakan tes menggunakan antigen
yang tidak terfraksi yang menyebabkan Terapi sistiserkosis berbeda pada
positif dan negatif palsu. Hal itu diper- setiap individu berdasarkan patogenesis
kirakan karena aviditas kista dengan penyakitnya. Hal yang perlu diperhatikan
imunoglobulin yang menyebabkan positif adalah lokasi kista, gejala seperti kejang
palsu, selain itu high cutffi menyebabkan atau hidrosefalus, viabilitas kista (termasuk
negatif palsu.3 Salah satu yang dikem- stadium degenerasi kista) dan derajat
bangkan adalah dengan pemeriksaan respons peradangan pejamu.3,6'14'1s Unfuk
antigen onkosfer.l6 Pemeriksaan EITB mencegah transmisi perlu dilakukan pe-
telah terbukti spesifik untuk pemeriksaan ningkatan sanitasi lingkungan, memasak
infeksi T.solium. EITB sensitif pada daging babi sampai matang, menekan
kista parenkim aktif multipel atau neuro- jumlah ekskresi telur taenia, edukasi
sistiserkosis ekstraparenkim. Meskipun terhadap masyarakat termasuk kebiasaan
demikian sensitivitasnya rendah pada mencuci tangan sebelum makan dan
pasien dengan kista parenkimal atau setelah ke kamar mandi, serta memasak air
kalsifikasi sehingga pada infeksi inaktif minum hingga matang. 6'e' ) 6 lJpay a y ang
1 2
benda yang terkena tanah, dari tempat Patologi dan Gejala Klinis
buang air atau langsung dari anus ke
Parasit ini tidak menimbulkan gejala.
mulut. Kebersihan perorangan terutama Infeksi biasanya secara kebetulan saja.
pada keluarga besar dan di perumahan
panti asuhan harus diutamakan. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan me-
Hymenolepis diminuta nemukan telurnya dalam tinja. Sekali-
sekali cacing dapat keluar secara spontan
Hospes setelah purgasi.
perangkat alat kelamin. Telur biasanya Thenia crassiceps murine cysticercosis in Qa-2
hansgenic mice. Inf &Im 1998 Feb:760-4.
berkelompok di dalam satu kapsul yang
3. White AC. Neurocysticercosis: A major cause
berisi 15-25 butir telur. Cacing dewasa of neurological disease worldwide. Clin Inf
hidup di rongga usus halus. Bila telur Dis 1997;24:l0l-5.
4. Takayanagui OM, Chimelli L. Disseminated
tertelan pinjal anjing, maka terbentuk muscular cysticercosis with myositis induced
sistiserkoid yang tumbuh menjadi dewasa by praziquantel therapy. Am J Trop Med Hyg
di usus halus hospes definitif. 1998;59(6):1 002-3.
5. Garcia MDLG, Torres M, Correa D, FlisserA,
Sosalechuga A, Velasco O, et al. Prevalence
Patologi dan Gejala Klinis and risk of cysticercosis and taeniasis in an
urban population of soldiers and their relatives.
Parasit ini tidak menimbulkan gejala.
Am J Trop Med Hyg 1999;61(3):386-9.
6, White AC. Neurocysticercosis. Cur Treat Opt
Diagnosis in Inf Dis 2000:2:78-87.
7. Galan-Puchades MT, Fuentes MV. The Asian
Diagnosis ditegakkan dengan mene-
Taenia and the possibility of cysticercosis.
mukan proglotid yang bergerak aktif atau Korean J Parasitol 2000 March;38(l): 1-7.
menemukan kapsul telur dalam tinja. 8. Wilkins PP, Allan JC, Verastegui M,
Acosta M, Eason AG, Garcia HH, et al.
Development of a serologic assay to detect
Pengobatan Taenia solium taeniasis. Am J Trop Med Hyg
1999;60(2):199-204.
Prazikuantel dan prazikuantel merupa- 9. Antoniuk S. Epidemiology of neurocys-
kan obat yang efektif. ticercosis. Rev Neurol 1999 Arrg l6-
3r;29(4);331-4.
l0 Garcia HH, Gilman RH, Gonzales AE,
Epidemiologi
Verastegui M, Rodriguez S, Gavidia C, et al.
Sebagian besar penderita adalah Hyperendemic human and porcine Taenia
solium infection in Peru. Am J Trop Med Hyg
anak. Infeksi ini kebanyakan terjadi
2000;68(3):268-5.
karena bergaul erat dengan anjing sebagai ll. Singh G, Prabhakar, editor. Taenia Solium
binatang peliharaan. Cysticercosis: From Basic to Clinical Science.
2002. Walingford: CABI Publishing.
12. Wandra I Subahar R, Simanjuntak GM,
Daftar Pustaka Margono SS, Suroso I Okamoto M, et al.
1. Ogilvie CM, Kasten P, Rovinsky D, Resurgence of cases of epileptic seizures
Workman KL, Johnston JO. Cysticercosis of and bums associated with cysticercosis
the triceps-an unusual pseudofumor: case in Assologaima, Jayawijaya, Irian Jaya,
report and review. Clin Orthop Relat Res Indonesia, l99l-95. Trans Roy Soc Trop Med
2001 Jan;382:217 -21. Hyg2000;94:46-50.
2. Fragoso G, Lamoyi E, Mellor A, Lomeli C, 13. Margono SS, Ito A, Sato MO, Okamoto M,
Hemandez M, Sciutto E. Increased resistance to Subahar R, Yamasaki H, et al. Taenia solium
taeniasis/cysticercosis in Papua, Indonesia in dan menimbulkan penyakit yang disebut
2001: detection of human worm carriers. J
Helminth 2003 ;7 7 :39 -42.
hidatidosis.
14. Garcia HH, Evans CAW, Nash TE, Taka-
yanagui OM, White AC, Botero D, et al. Distribusi Geografik
Current consensus guidelines for treatment of
neurocysticercosis. Clin Microbiol Rev 2002 Parasit ini ditemukan di Australia
October; I 5(4):7 47 -56. Selatan,Afrika, Amerika Selatan, Eropa,
15. Garcia HH, Del Brutto OH, Nash TE, Asia Tengah, RRC, Jepang, Filipina dan
White AC, Tsang VCW, Gilman RH. New ne gara-neg ara Ar ab .3'a
concepts in the diagnosis and management
ofneurocysticercosis (Taenia solium). ANI J
Trop Med Hy g 2005 ;7 2( 1 ) :3 -9. Morfologi dan Daur Hidup
16. Verastegui M, Gilman RH, Garcia HH, Cacing dewasa berukuran 3 - 6 mm,
Gonzales AE, Arana I Jeri C, et al. yang melekatpadavilus usus halus anjing
Prevalence of antibodies to unique Taenia
dan hospes definitif lainnya. Skoleksnya
solium oncosphere antigens in taeniasis and
bulat, dilengkapi 4 batll isap dan ros-
human and porcine cysticercosis. Am J trop
Med Hyg 2003 ;69 (4) 43 8 - 44.
telum dengan kait-kait dan mempunyai
:
17. Gonzalez AE, Gauci CG, Barber D, Gilman leher. Cacing ini hanya mempunyai I pro-
RH, Tsang VCW, Garcia HH, et al. Vaccination glotid imatur, 1 proglotid matur dan I pro-
of pigs to control human neurocysticercosis. glotid gavid. Proglotid ,terminal adalah
Am J Trop Med Hyg 2005;72(6):837-9. paling lebar dan paling panjang. Telur
dikeluarkan bersama tinja anjing atau
karnivora lainnya. Bila telur tertelan
E chino co ccus gran ulo s as oleh hospes perantara yang sesuai seperti
kambing, domba, babi, onta, dan manusia,
Sejarah maka telur menetas di rongga duodenum
dan embrio yang dikeluarkan menembus
Hippocrates, Aretaeus dan Golden
dinding usus, masuk ke saluran limfe dan
telah mengenal gejala klinis penyakit yang
peredaran darah kemudian dibawa ke
disebabkan oleh kista hidatid. Pada tahun
alat-alat lain dalam tubuh, terutama hati,
1766 PaIbes untuk pertama kali menyata-
paru, otak, ginjal, limpa, otot, tulang dan
kan persamaan hidatid pada manusia dan
pada binatang lain. Infeksi kista hidatid lain-lain. Di dalam alat-alat itu terbentuk
yang pertama dibuat diagnosis pada manusia kista hidatid. Ukuranny a dapatmencapai
ialah diAmerika Serikatpada tahun 1808. sebesar buah kelapa dalam jangka waktu
10-20 tahun.5'6
Bila kista termakan anjing, maka di
Hospes dan Nama Penyakit
usus halus menjadi cacing dewasa. Cara
Rubah, serigala, anjing (liar maupun infeksi adalah dengan menelan telur.
peliharaan), kucing dan kamivora lainnya Telur cacin g dapatbertahan hidup sampai
adalah hospes cacing ini.l'2 Manusia di- 7 bulan pada suhu sedang dan kondisi
hinggapi stadium lawa Echinococcus lembab. Di air dan pasir yang lembab
96 Paras i tol ogi Ke d o k te ran
dengan suhu sekitar 30oC, dapat hidup direkomendasikan. Saat ini, dengan ter-
selama 3 minggu, 225 han di suhu 6"C sedianya kemoterapi yang ampuh terhadap
32 hari di suhu l0-2I'C, namun dalain E. granul o sz.r, memungkinkan dilakukan-
kondisi kering dan terkena sinar matahari nya drainase perkutaneus kista hidatid
langsung, telur hanya mampu bertahan dipandu USG atau CT (puncture, aspirasi,
sebentar (Gambar 15).7 injeksi, reaspirasi/PAlR). Intervensi pra
dan pasca kemoterapi dengan albendazol
Patologi dan Gejala Klinis atau mebendazol memberikan manfaat
Kista E granulosus tumbuh perlahan, mengurangi risiko rekurens atau infeksi
sehingga pasien dapat mengalami masa intraperitoneal akibat kista yang pecah
terinfeksi tanpa gejala. Gejala baru akan atau tumpah spontan atau saat pem-
timbul ketika terjadi beberapa haI, antara bedahan atau drainase dengan jarum.
lain: (1) desakan kista hidatid, (2) cairan
kista yang dapat menimbulkan reaksi alergi, Prognosis
(3) pecahnya kista, sehingga cairan kista Prognosis baik pada tipe unilokuler
masuk peredaran darah dan menirnbulkan bila kista dapat dioperasi dan diangkat
syok anafilallik yang dapat mengakibatkan tanpa cairan kista atau hydatid sand
kematian. Gejala tersebut juga dipengaruhi keluar di rongga yang dioperasi.
oleh letak dan ukuran kista.
Epidemiologi
Diagnosis
Hidatidosis penting di daerah dengan
Saat ini diagnosis dilakukan dengan temak domba dan yang berhubungan erat
tes pencitraan dan uji serologi. Tes pen- dengan anjing, misalnya di Belanda dan
citraan dengan memanfaatkan pemeriksaan Selandia Baru.
radiologi, ultrasonografi, CT scan, MR[. Akibat hidatidosis terhadap sosio
Tes serologi dengan ELISA, imunofluo- ekonomi dinilai dari konsekuensi pada
resensi indirek, serta imunoelektroforesis manusia dan hewan, biaya yang dikeluar-
dan imunoblot. Pemeriksaan hemaglutinasi kan dan manfaat yang dihasilkan dari
indirek, fiksasi komplemen dan aglutinasi program kontrol.8
lateks sudah jarang dilakukan. Walaupun
biopsi kadang-kadang masih dilakukan,
risiko pecahnya kista menjadi kerugian
metode ini. E chinococc us alveoluris
Pengobatan
Sejarah
Berbagai macam terapi untuk kista
ekhinokokosis di hati terdiri atas pem- Lebih dari satu abad yang lalu banyak
bedahan dan nonbedah. Selama berpuluh ahli patologi, antara lain Virchow (1855)
tahun, pembedahan merupakan cara yang melihat kista hidatid pada autopsi dengan
ffi
cacing dewasa dalam
ususiarusanjing
$* telur keluar
bersama tinja
anjing
F-q'F
tehx Echinococcus
granulosus tertelan
oleh manusia
hidatidosis di otak,
hati dan paru
morfologi yang berbeda dari tipe kista Patologi dan Gejala Klinis
unilokularis. Tahun 1863 Leuckart
Kista hidatid tumbuh seperti tumor
menentukan variasi ini sebagai Thenia echi-
ganas. Skoleks tersebar ke seluruh tubuh
nococcus multilocularis dan tahun 1883
sehingga gejalanya lebih berat dari-
Klemm menyebutrya sebagai E. alveolaris.
pada hidatidosis yang disebabkan oleh
E.granulosus.
Hospes
:,4*,^"
--)>
mempunyai skoleks dengan rostelum yang 3. Jenkins DJ, Macpherson CN. Transmission
ecology of Echinococcus in wild life in Australia
berkait-kait. Hidupnya di rongga usus halus and Africa. Parasitology 2 003 ;127 : 563 -'7 2.
anjing. Hospes perarfiara cacing ini adalah Orgerson P\ Oguljahan B, MuminovAE, Karaeva
RR, Kuthrbaev Ol Aminjanov M, Shaikenov B.
temak (domba, kambing dan herbivora Presen situation f cystic echinococcosis in Central
Asia. Parasitol lnt 2006;55 :5207 -12.
lainnya), kadang-kadang juga manusia. Rauhofer U, Prager G, Hormann M, Auer H,
Kaserer K, Niederle B. Cystic echinococcosis of
Infeksi pada hospes perantara te{adi the thyroid gland in children and adults. Thyroid
karena menelan telur yang kehrar dengan 2003 May; 13(5):497 -502.
6. Institute for Intemational Cooperation in Animal
tinja anjing. Onkosfer menetas dalam Biologics, Centsr for Food Security and Public Healtll
usus hospes perantara dan masuk jaringan Iowa State University. Echinococcosis. Diakses dari
http://www.cfsph.iastate.edu. May 2005.
tubuh dan berkembang terutama di ota{ 7. Smego RA Jr, Sebanego P. Treatment options for
dan sumsum tulang beldkang. Di sini larva hepatic cystic echinococcosis. Int J Infect Dis Mar
2005;9(2):69-76.
berubah menjadi senurus, yaitu gelembung
Battellli G. Socio-economic impact of cystic echi-
yang memptinyai banyak skoleks. nococcosis and of its control: some data and con-
sederations. Parassitologia 2 004 Dec;tk@): 359-62.
9. NonakaN, KamiyaM, OkuY. Towardsthe conhol of
Patologi dan gejala klinis Echinococcus multilocularis in the definitive host
in Japan. Parasitol Int 2006;55:5263-6.
Parasit ini dapat menyebabkan gejala 10. Kern P, Wen H. Sato N, Vuifton DA. Gruener B,
otak seperti kesulitan dalam berbicara Shao I et al. WHO classificafion of alveolm echino-
(afasia), lumpuh anggotabadan (paraplegia), coccosis: principles and application. Parasitol Int
2006;55:S283-7.
hemiplegia dan muntah-muntah. 11. Deplazes P, DinkelA, MathisA. Moleculartools for
studies on the hansmission biology ofEchinococcus
multilocularis. Parasitology 20 03 ;127 : S53-6 1 .
Diagnosis 12. Craig, Faust. Clinical Parasitology, Eight edition,
Diagnosis pasti dibuat dengan peme- 197t.
13. Neva FA and Brown IIW. Basic clinical
riksaan mikroskopik jaringan biopsi. parasitology, ed.6. Prentice Hall International
Editions, 1994.
Prognosis 14. Margono SS. lto A, Suroso T. The problem of
taeniasis and cysticeroirds in Irian Jaya (Papua),
Prognosis adalah buruk, tidak ada Indonesia of The Sixth Asian-Pacific Congress for
Parasitic Zoonoses, 2000, Taipei Taiwan.p.55-64.
pengobatan yang spesifik. 15. Wandra I Subahar R, Simanjuntak GM, Margono
SS, Suroso I Okamoto M, Nakao M, Sako I
Daftar Rujukan Nakaya I! Schantz PM, Ito A. Resurgence of
cases of epileptic seizures and bums associa with
1. Ito A, Romig I Takahashi K. Persepective on cysticercoids in assologaima, Jayawijaya, lrian
control options for Echinococcus multilocularis Jay4 Indonesia, l99l-95. Transactions ofThe Royal
with particular reference to Japan. Parasitology Society of Tiopical Medicine and Hygiene 2000;94l.
2003;127:5159-72. 46-50.
2. Vuitton DA, Zhou A, Bresson-Hadni S, Wang Q, 16. White AC, Jr. Neurocysticercosis: A major cause
Piarroux M, Raoul F, et al. Epidemiology of alveolm of Neurological disease Worldwide. Clinical
echinococcosis with particular reference to China lnfectious Diseases 1997; 24: 101-15.
and Ewope. Parasitology 2003;127 :587 -107.