Professional Documents
Culture Documents
SPEKTROFOTOMETRI
Diajukan Oleh:
Kelompok: B-2
1
LEMBAR CATATAN UMPAN BALIK
SPEKTROFOTOMETRI
Diajukan Oleh:
Kelompok: B-2
2
DAFTAR ISI
3
DAFTAR TABEL
4
DAFTAR GAMBAR
5
BAB I
PENDAHULUAN
1
Cara kerja spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya
monokromatik dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet
(tempat sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh
larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca
(Sastrohamidjojo, 1992)
Spektrofotometer menghasilkan sinar dan spektrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau diabsorbsi. Kebetulan spektrofotometer dibandingkan dengan
fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini
diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau celah optis. Pada
fotometer filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek
panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter tidak mungkin diperoleh panjang
gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang
benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti
prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang
kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel blanko dan suatu
alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun
pembanding (Khopkar, 2002).
Absorbansi larutan akan bervariasi berdasarkan konsentrasi atau ukuran
wadah. Absorptivitas molar diperoleh dari pembagian absorbansi dengan
konsentrasi dan panjang larutan yang dilalui sinar. Pada dasarnya, ini
memberikan nilai absorbansi standar sinar berjalan sepanjang 1 cm melewati
larutan 1 mol dm-3. Cara mendapatkan nilai absorbansi adalah sebagai berikut :
A= lC
2
dasar spesies penyerap tak berubah sepanjang jangka konsentrasi yang diselidiki.
Hukum Lambert dan hukum Beer dapat digabungkan menjadi suatu rumus, yaitu:
A = a. b. c gram/liter atau A = . b. c mol/liter
Keterangan: A = absorbans atau ekstingsi atau absorbansi
c = konsentrasi (gram/liter atau mol/liter)
a = absorptivitas molar (liter/mol.cm)
b = panjang jalan menembus medium penyerap (cm)
= koefisien ekstingsi molar atau ekstingsi molekuler
(Day dan Underwood, 2002)
BAB II
METODE PERCOBAAN
3
c. Sampel yang mengandung metilen blue
II.1.2 Alat
Alat-alat yang digunakan:
a. Spektrofotometer UV-Vis single beam
b. Neraca analitis
c. Labu ukur 10 mL
d. Tabung reaksi 6 buah
e. Gelas beker
f. Pipet ukur 5 mL
g. Tissue
h. Kuvet
4
II.2.1 Pembuatan Kurva Standar dan Penentuan Konsentrasi Larutan Sampel
Metilen Blue
1. Dioptimalkan alat spektrofotometer UV-Vis.
2. Diukur absorbansi semua larutan standar yang telah dibuat pada panjang
gelombang maksimum.
3. Dibuat kurva absorbansi terhadap konsentrasi dari larutan standar dan
menentukan persamaan regresi linearnya.
4. Ditentukan konsentrasi metilen blue dalam sampel.
II.3.2 Pembuatan Larutan Baku 1,2,3,4, dan 5 ppm masing-masing sebanyak 100ml
dari larutna baku induk 100 ppm
Untuk larutan baku 1 ppm menggunakan pengenceran:
M1 V1 = M2 V2
100 ppm V1 = 1ppm 100mL
V1 = 1mL
Diambil larutan 100ppm sebanyak . , kemudian diencerkan sampai dengan 100
mL.
1mL untuk 1 ppm
2mL untuk 2 ppm
3mL untuk 3 ppm
4mL untuk 4 ppm
5
5mL untuk 5 ppm
Cara Kerja Pembuatan Larutan Baku 1/2/3/4/5 ppm, 100 mL (masing-
masing):
1. Dimasukkan larutan baku induk 100 ppm ke dalam buret.
2. Dimasukkan larutan baku induk sesuai volume (1/2/3/4/5 mL) untuk
(1/2/3/4/5 ppm) melalui buret ke dalam labu ukur 100 mL.
3. Ditambahkan aquades sampai batas 100 mL.
4. Dikocok hingga homogen.
6
BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil Percobaan
A. Pembuatan larutan baku induk 100 ppm sebanyak 250 mL.
Larutan induk dibuat dengan cara melarutkan 0,0258 g metilen blue, lalu dilarutkan
dan diencerkan sampai 250 mL. Konsentrasi larutan induk 103,2 mg/L.
7
Kurva Panjang Gelombang Maksimum
0.5
0.49 0.48
0.45
0.42
0.4
0.38
0.32
0.3
8
Kurva Baku Larutan Standar
9
konsentrasiteoritiskonsentrasi percobaan
Ralat = x 100 %
konstrasiteoritis
1,51,3206
= 1,5
x 100 %
= 11,96 %
Ralat percobaan
konsentrasiteoritiskonsentrasi percobaan
Ralat = x 100 %
konstrasiteoritis
1,71421,5163
= 1,7142
x 100 %
= 11,5444 %
10
III.3. Pembahasan
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi
difraksi dengan detektor fototube. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai
perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi
energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang
gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu
yang khas untuk komponen yang berbeda. Bahan yang digunakan yaitu Larutan
induk metilen blue 100 ppm sebanyak 250 mL dengan melarutkan 0,0258 g,
konsentrasinya 103,2 mg/L. Warna komplementer dari bahan tersebut adalah biru.
Untuk larutan metilen blue sampel A yang digunakan kelompok kami dengan
konsentrasi secara teoritis yaitu 1,5 ppm, konsenterasi pada percobaannya yaitu
1,3026, sedangkan untuk ralat percobaannya diperoleh 11,96% dan diperoleh hasil
absorbansinya sebesar 0,211. Larutan metilen blue sampel B yang digunkan
kelompok kami dengan konsentrasi secara teoritis yaitu 1,7142 ppm, konsenterasi
pada percobaannya yaitu 1,5163, sedangkan untuk ralat percobaannya diperoleh
11,5444% dan diperoleh hasil absorbansinya sebesar 0,247.
11
Hasil data kita masukkan dalam persamaan garis lurus yaitu y = mx + c.
Nilai m disini yaitu 0,184 ppm dan nilai c yaitu -0,032, sehingga didapat nilai x
larutan metilen blue A sebesar 1,3206 ppm dan larutan metilen blue B sebesar
1,5163 ppm. Bahan yang belum diketahui konsentrasi y memiliki absorbansi A
sebesar 0,211 dan B sebesar 0,247 untuk kelompok kami. Konsentrasinya bisa
didapat melalui rumus di atas, maka konsentrasi didapat pada metilen blue A yaitu
1,5 ppm, sedangkan pada metilen blue B sebesar 1,7142. Umumnya, semakin besar
konsentrasi maka semakin besar absorbansinya
Masing-masing larutan standar diukur absorbansinya, menentukan panjang
gelombang maksimum dilakukan dengan menggunakan larutan baku 3 ppm yang
diambil dari baku induk dan ditemukan panjang gelombang maksimum 665 nm..
Larutan standar metilen blue 1 ppm dengan absorbansi 0,131, untuk larutan standar
metilen blue 2 ppm dengan absorbansi 0,400, metilen blue 3 ppm dengan absorbansi
0,488, metilen blue 4 ppm dengan absorbansi 0,670, dan untuk metilen blue 5 ppm
absorbansinya 0,918.
12
BAB IV
KESIMPULAN
IV.1. Kesimpulan
1. Nilai panjang gelombang maksimum ( max) 665 nm, dengan nilai adsorbansi
(A) maksimum sebesar 0,503.
2. Spektofotometri adalah metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk
menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang
didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya.
3. Semakin besar konsentrasi larutan maka semakin besar absorbansinya.
4. Sampel metilen blue A dengan konsentrasi larutan standar sebesar 1,3206 ppm
5. Sampel metilen blue B dengan konsentrasi larutan standar sebesar 1,5163 ppm
DAFTAR PUSTAKA
13
Underwood, A.L. , Day, R. A. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi 6. Jakarta: Erlangga.
14