Professional Documents
Culture Documents
MODUL : DECIDUI
OLEH
RISKA MULYANTI
J530155007
A. PENDAHULUAN
Persistensi gigi susu adalah suatu keadaan gigi susu masih berada di mulut
atau belum lepas, tetapi gigi tetap yang akan menggantikannya sudah tumbuh.
Pada keadaan persistensi, terkadang gigi susu juga tidak goyang. Hal ini bisa
kita temukan pada gigi mana saja, tetapi seringkali orang tua menemukan gigi
depan rahang bawah yang terlihat bertumpuk. Beberapa faktor penyebab
persistensi pada gigi susu yaitu:
Resorpsi akar gigi susu yang lambat : Hal ini bisa dikarekanakan
gangguan nutrisi, hormonal atau gigi berlubang besar dengan indikasi
perawatan saraf yang tidak dirawat.
Posisi abnormal benih gigi tetap / arah tumbuh gigi tetap tidak searah
dengan arah tumbuh gigi susu yang akan digantikannya.
Ketidak cukupan tempat bagi gigi tetap yang akan tumbuh menggantikan
gigi susu. Dengan demikian gigi tetap mengarah kepada tempat yang
kosong, bisa di depan atau belakang gigi susunya
Gigi susu yang mengalami rampan karies dan terjadi persistensi tidak
sedikit kemungkinan menyebabkan apikal fenetrasi karena mahkota yang
rapuh dan mudah terkikis sehingga menyebabkan akar gigi bisa tertinggal.
Akar gigi yang tertinggal dan terlihat pada gusi disebut dengan apikal
fenetrasi, yang apabila tidak dilakukan perawatan menyebabkan ulkus
decubitus yang bisa memperburuk keadaan. gigi dengan kasus apikal penetrasi
disertai dengan persistesi dapat dicabut menggunakan anastesi topikal, tetapi
apabila ulkus decubitus harus dengan infiltrasi karena terasa sakit waktu
dilakukan pencabutan.
Ekstraksi decidui diberikan edukasi kepada anak dan walinya agar tidak
terjadi kelainan pasca pencabutan. Pencabutan decidui perlu dilakukan kontrol
untuk melihat keadaan gingiva sudah tertutup atau belum.
B. DATA PASIEN
a. Nama Lengkap : Aberald Savero
b. Alamat : Manang rt3, rw2, manang grogol
c. HP : 08170636130
d. Ttl : Solo, 9-6-07
e. JK : laki-lakli
f. Pekerjaan : siswa
g. Agama : islam
a. Golongan Darah : -
b. Alergi : -
c. Penyakit sistemik : tidak ada
d. Operator : Tanaya Cynantya
C. ANAMNESIS
a. CC : Pasien datang dengan diantar dengan walinya untuk mencabutkan
gigi depan atasnya yang goyang
b. PI : Menurut keterangan walinya, gigi pasien sudah goyang sejak 1
bulan yang lalu.
c. PMH : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik. Pasien pernah
opname di rumah sakit. Selama 2 hari saat usia 2 tahun karena demam.
Apabila demam diberi obat antibiotik dan analgetik
d. PDH : Pasien pernah ke dokter gigi untuk mencabutkan gigi depan nya
yang gigis saat usia 6 tahun
e. FH :
Umum : ayah tidak memiliki kelainan penyakit sistemik, ibu tidak
memiliki kelainan penyakit sistemik
Gigi : ayah memiliki gigi sehat, ibu memiliki gigi sehat
f. SH : Pasien memiliki kebiasaan menggosok gigi 3x sehari (pagi, siang
dan sore), pasien mengunyah dengan dua sisi secara bersamaan, dan
Pasien berasal dari keluarga menengah atas .
A. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kesehatan Umum
Jasmani : Sehat
Mental : Sehat ( kooperatif, komunikatif)
b. Vital Sign
TD : 96/62 mmHg
Nadi : 81x / menit
Nafas : 16x / menit
Suhu : 35,9oc
BB : 24 kg
TB : 100cm
c. Pemeriksaan Ekstra Oral
Palatal
Atas 2 5 4 11
3 5 2 10
Bawah 4 2 5 11
3 4 5 12
Total 6 7 9
6 9 7
PHP-M = 44 ( buruk )
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
F. PENAMPAKAN KLINIS
G. DIAGNOSIS
Persistensi disertai dengan Apikal Penetrasi
H. TREATMENT PLANNING
Ekstraksi dengan CE
I. PROSEDUR PERAWATAN
a. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
ALAT
o Diagnostic set
o Tang radices rahang atas decidui
BAHAN
o Anastesi topikal Benzocain
o CE
o Betadine
o Cotton pelet
o Cotton roll
o tampon
o Disclosing agent
b. PROSEDUR PERAWATAN
PEMERIKSAAN LENGKAP
PEMERIKSAAN PHP-M
Didapatkan hasil 44 dengan kategori buruk
PEMERIKSAAN ODONTOGRAM
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
PERSIAPAN PASIEN SEBELUM DILAKUKAN TINDAKAN
o Asepsis daerah yang akan dilakukan tindakan
o Meletakkan ujung tang pada bagian labial dan palatal
o Meletakkan kapas yang telah diberi CE pada bagian CEJ
(cement enamelo junction).
o Menggerakkan gigi secara rotasi dan dengan gerakan menarik
kemudian dilakukan ekstraksi.
o Setelah gigi lepas dari soket, dilihat apakah masih terdapat akar
gigi yang tersisa maupun tulang yang tajam.
o Kemudian dilakukan penekanan soket bekas pencabutan dan
meletakkan kain kassa/kapas.
o Pasien diinstruksikan untuk menggigit kapas tersebut selama
kurang lebih 30 menit.
o Pasien diberikan edukasi agar tidak menganggu area yang telah
diekstraksi
o Pasien diminta kontrol seminggu setelah dilakukan perawatan
untuk melihat sudah tertutup apa belum gingivanya
J. KONTROL PASIEN
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
CC : pasien diantar walinya untuk memeriksakan gigi yang telah
dicabut
PI : pasien tidak merasa sakit atau terjadi perdarahan saat setelah
pencabutan
PEMERIKSAAN OBJEKTIF
Gigi 62 : soket bekas pencabutan telah tertutup dan tidak ada
kelainan
DHE
DAFTAR PUSTAKA