Professional Documents
Culture Documents
FITOTERAPI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
1. Tuliskan 35 Obat Herbal Terstandar yang beredar di Indonesia !!
Jawab
35 Obat Herbal Terstandar yang beredar di Indonesia
1) Diabmeneer
2) Virugon
3) Diapet
4) Stop Diar Plus
5) Fitogaster
6) Sanggolangit
7) Fitolac
8) Sehat Tubuh
9) Glucogarp
10) Reumakeur
11) Hi Stimuno
12) Prisidii
13) Irex Max
14) Lelap
15) Kiranti Pegal Linu
16) Kuat Segar
17) Kiranti Sehat Datang Bulan
18) OB Herbal
19) Mastin
20) Sehat tubuh (Tian ran lling yao)
21) Diapet NR
22) Tolak angin
23) Niran
24) Bilon
25) Tulak
26) Kenis
27)
Tensigard Agromed (POM FF 031 300 031, POM FF 031 300 041)
Khasiat: Membantu menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada
penderita hipertensi ringan hingga sedang
Uji Praklinik
Suatu senyawa yang baru ditemukan (hasil isolasi maupun sintesis)
terlebih dahulu diuji dengan serangkaian uji farmakologi pada hewan.
Sebelum calon obat baru ini dapat dicobakan pada manusia, dibutuhkan waktu
beberapa tahun untuk meneliti sifat farmakodinamik, farmakokinetik,
farmasetika, dan efek toksiknya pada hewan uji. Serangkaian uji praklinik
yang dilakukan antaralain :
a) Uji Farmakodinamika
Untuk mengetahui apakah bahan obat menimbulkan efek farmakologik
seperti yang diharapkan atau tidak, titik tangkap, dan mekanisme kerjanya.
Dapat dilakukan secara in vivo dan in vitro.
b) Uji Farmakokinetik
- Untuk mengetahui ADME (Absorpsi, Distribusi, Metabolisme dan
Eliminasi)
- Merancang dosis dan aturan pakai
c) Uji Toksikologi
- Mengetahui keamanannya
d) Uji Farmasetika
- Memperoleh data farmasetikanya, tentang formulasi, standarisasi,
stabilitas, bentuk sediaan yang paling sesuai dan cara penggunaannya.
Uji Klinik
Uji Klinik Yaitu suatu pengujian khasiat obat baru pada manusia,
dimana sebelumnya diawali oleh pengujian pada binatang atau pra klinik.
UJI KLINIK: Pada dasarnya uji klinik memastikan efektivitas, keamanan dan
gambaran efek samping yang sering timbul pada manusia akibat pemberian
suatu obat. Uji klinik ini terdiri dari uji fase I sampai fase IV.
Uji klinik fase III dilakukan untuk memastikan bahwa suatu obat-baru
benar-benar berkhasiat (sama dengan penelitian pada akhit fase II) dan
untuk mengetahui kedudukannya dibandingkan dengan obat standard.
Penelitian ini sekaligus akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang (1)
efeknya bila digunakan secara luas dan diberikan oleh para dokter yang
kurang ahli; (2) efek samping lain yang belum terlihat pada fase II; (3)
dan dampak penggunaannya pada penderita yang tidak diseleksi secara
ketat