You are on page 1of 7

KEMAS 8 (1) (2012) 10-16

Jurnal Kesehatan Masyarakat


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas

NILAI FUNCTIONAL INDEPENDENCE MEASURE PENDERITA CEDERA


SERVIKAL DENGAN PERAWATAN KONSERVATIF

MZ Arifin , Jefri H

Bagian Bedah Saraf RS Dr. Hasan Sadikin, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Masalah penelitian adalah bagaimana nilai Functional Independence Measure (FIM) pasien
Diterima Maret 2012 cedera servikal dengan manajemen konservatif. Tujuan penelitian untuk menganalisis nilai
Disetujui April 2012 Functional Independence Measure (FIM) pasien cedera servikal dengan manajemen konservatif.
Dipublikasikan Juli 2012 Metode penelitian kohor prospektif dengan observasi pada semua pasien cedera servikal yang
memenuhi kriteria inklusi di bagian Bedah Saraf Rumah Sakit (RS) Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Subjek dikelompokkan berdasarkan umur, jenis kelamin, trauma tunggal/multipel, akut/kronik,
Keywords:
abnormalitas servikal, lesi komplit/inkomplit, dan ASIA impairment score. Data dianalisis
Cervical spine injury;
menggunakan uji t dan uji chi kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 17 pasien cedera
Functional;
servikal yang dirawat di bagian Bedah Saraf RS Dr. Hasan Sadikin Bandung periode April 2009
Measure
April 2010. Rata-rata nilai FIM pasien cedera servikal adalah 4+1,63. Tidak terdapat hubungan
umur, jenis kelamin, jenis trauma, onset trauma, dan abnormalitas servikal dengan besarnya nilai
FIM pasien cedera servikal. Simpulan penelitian adalah terdapat hubungan jenis lesi cervical spine,
ASIA impairment score dengan besarnya nilai FIM pasien cedera servikal. Jenis lesi cervical spine
dan ASIA impairment score memiliki hubungan bermakna dengan besarnya nilai FIM pasien 6
bulan pasca cedera servikal.

FUNCTIONAL INDEPENDENCE MEASURE VALUE ON CERVICAL INJURY PATIEN


WITH CONVENTIONAL TREATMENT

Abstract
The research problem was how the Functional Independence Measure score (FIM) cervical injury
patients with conservative management. The purpose of this study was to analyze the value of the
functional independence measure (FIM) cervical injury patients with conservative management.
Prospective cohort methods used to observe cervical injury in all patients who met the inclusion
criteria at the Neurosurgery Hospital (Hospital) Dr. Hasan Sadikin. Subjects were grouped by age, sex,
trauma, single/multiple, acute/chronic, cervical abnormalities, complete/incomplete lesions, and ASIA
impairment score. Data were analyzed using t test and chi-square test. The results showed there were
17 patients with cervical injuries were treated at the Hospital of Neurosurgery Dr. Hasan Sadikin the
period April 2009-April 2010. The average value of FIM cervical injury patients was 4 +1.63. There
wasnt relationship to age, sex, type of trauma, the onset of trauma, and cervical abnormalities with
the value of FIM cervical injury patients. The conclusion, there was relationship type of cervical spine
lesions, ASIA impairment score with the value of FIM of cervical injuries patients. Type the cervical
spine lesions and ASIA impairment score had significant correlation with the value of FIM 6 months
after injury of cervical patients.

2012 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi: ISSN 1858-1196


Jalan Eyckman No.38 Bandung 40161
E-mail: neurosurg_henky@yahoo.co.id
MZ Arifin & Jefri H / KEMAS 8 (1) (2012) 10-16

Pendahuluan belakang secara keseluruhan. Dan juga me-


nganalisis korelasi nilai FIM dengan umur,
Cedera servikal merupakan cedera jenis kelamin, jenis trauma, onset trauma, ab-
tulang belakang yang paling sering menimbul- normalitas servikal, jenis lesi cervical spine, dan
kan kecacatan dan kematian, dari beberapa pe- american spinal cord injury association (ASIA)
nelitian terdapat korelasi antara tingkat cedera impairment score (Frankle) pasien cedera servi-
servikal dengan morbiditas dan mortalitas, yai- kal yang dirawat dengan manajemen konserva-
tu semakin tinggi tingkat cedera servikal sema- tif di bagian Bedah Saraf RS Dr. Hasan Sadikin
kin tinggi pula morbiditas dan mortalitasnya Bandung.
(Milby, 2008; Ning GZ, 2011). Penelitian ini diharapkan bermanfaat
Sekitar 10% pasien dengan penurunan sebagai data prognosis hasil perawatan pasien
kesadaran yang dikirim ke Instalasi Gawat cedera servikal dengan manajemen konservatif
Darurat akibat kecelakaan lalu lintas selalu di bagian Bedah Saraf dan dapat digunakan se-
menderita cedera servikal, baik cedera pada bagai referensi bagi peneliti lainnya.
tulang servikal, jaringan penunjang, maupun
cedera pada cervical spine. Kecelakaan lalu lin- Metode
tas dan terjatuh adalah penyebab sebagian besar
fraktur tulang servikal. Trauma pada servikal Penelitian ini menggunakan studi kohor
subaksis (C37) lebih umum terjadi diban- prospektif, yaitu observasi atau pengamatan
ding servikal C1 dan C2. Trauma servikal sering dan analisis perjalanan penyakit tanpa melaku-
terjadi pada pasien dengan riwayat kecelakaan kan intervensi pada pasien cedera servikal yang
kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi, dirawat dengan manajemen konservatif di ba-
trauma pada wajah dan kepala, terdapat defisit gian Bedah Saraf RS Dr. Hasan Sadikin Ban-
neurologis, nyeri pada leher, dan trauma multi- dung periode April 2009 April 2010. Berdasar-
ple (Grundy, 2002; Weishaupt N., 2010). kan data rekam medis yang didapat, pasien
Secara anatomis tulang belakang me- diidentifikasi alamat dan kepatuhannya untuk
rupakan struktur fleksibel yang dibentuk oleh kontrol di Poliklinik Bedah Saraf serta dilatih
tulang-tulang yang tidak beraturan yang dise- sesuai prosedur di bagian Rehabilitasi Medik.
but vertebra, masing-masing vertebra dipisah- Pasien diseleksi menggunakan kriteria
kan oleh diskus intervertebralis. Kolumna verte- inklusi yaitu pasien yang dirawat dengan ma-
bralis adalah pilar utama tubuh, yang berfungsi najemen konservatif dan dipulangkan dalam
melindungi medula spinalis dan menunjang be- kondisi hidup, kontrol teratur di Poliklinik Be-
rat kepala dan batang tubuh yang diteruskan ke dah Saraf, mengikuti latihan teratur di bagian
tulang-tulang paha dan tungkai bawah (Stew- Rehabilitasi Medik, berdomisili di Jawa Barat,
art, 2002; Wadhwa, 2011). bisa dihubungi, dan bersedia datang untuk
Tulang servikal terdiri dari tujuh tulang penilaian FIM ke bagian Bedah Saraf. Kriteria
vertebra yang dipisahkan oleh diskus interver- eksklusinya adalah pasien dengan penurunan
tebralis dan dihubungkan oleh jaringan liga- kesadaran, datang dengan syok hemoragik,
men yang komplek. Jaringan ligamen tersebut mengalami deformitas tulang ekstremitas, ri-
menyebabkan tulang-tulang ini dapat bekerja wayat trauma yang tidak diketahui, dirawat
sebagai satu kesatuan unit yang utuh. Vertebra dengan manajemen operatif, tidak memiliki
servikal memiliki karakter berupa tiap proce- data lengkap yang bisa dihubungi dan menolak
sus tranversus mempunyai foramen procesus segala tindakan (pulang paksa) di bagian Be-
tranversus untuk arteri dan vena vertebralis, dah Saraf.
namun arteri vertebralis hanya melalui procesus Manajemen konservatif pada pasien ce-
transversus C16 saja (Stewart, 2002; Wadhwa, dera servikal dilakukan karena beberapa alasan
2011). seperti: pasien atau keluarga menolak tinda-
Penelitian ini bertujuan untuk menga- kan operatif, tidak memiliki biaya dan setelah
nalisis nilai functional independence measure me- ngetahui resiko tetap memilih konservatif,
(FIM) pasien cedera servikal sebagai ukuran dan sesuai indikasi perawatan konservatif sep-
tingkat ketergantungan pasien cedera tulang erti whiplash injury grade III klasifikasi Quebec

11
MZ Arifin & Jefri H / KEMAS 8 (1) (2012) 10-16

Task Force. Variabel terikat adalah nilai FIM pa- sisi), cervicothoracic junction injury (cedera
sien cedera servikal, sedangkan variabel bebas vertebra servikal-torakal) dan kombinasi burst
adalah umur, jenis kelamin, jenis trauma, onset fracture dengan teardrop fracture; jenis lesi cer-
trauma, abnormalitas servikal, jenis lesi cervical vical spine yaitu komplit (motorik dan sensorik
spine, dan ASIA impairment score (Frankle). terganggu) dan inkomplit (salah satu motorik
Sampel yang teridentifikasi dari bagian atau sensorik terganggu); ASIA impairment
Rekam Medik dikelompokkan berdasarkan score (Frankle) yaitu tipe A (motorik dan sen-
umur, yaitu kurang dari 10 tahun, 1120 tahun, sorik terganggu/ hilang), B (sensorik normal
2130 tahun, 3140 tahun, 4150 tahun, 5160 tapi motorik terganggu/hilang), C (motorik
tahun dan lebih dari 60 tahun; jenis kelamin terganggu dengan kekuatan kurang dari 3), D
yaitu laki-laki dan perempuan; jenis trauma (motorik terganggu dengan kekuatan lebih dari
yaitu tunggal dan multipel; onset trauma yaitu 3), dan E (motorik dan sensorik normal).
akut (kurang dari 3 hari), subakut (414 hari), Pasien atau keluarga yang dihubungi di-
dan kronik (lebih dari 14 hari); abnormali- minta untuk datang ke bagian Bedah Saraf un-
tas servikal yaitu compression fracture (fraktur tuk dilakukan penilaian FIM. Penilaian ini di-
vertebra yang melibatkan segmen anterior dan lakukan oleh satu ahli bedah saraf dari subdivisi
middle), burst fracture (fraktur vertebra yang spine bagian Bedah Saraf untuk homogenisasi
mengenai segmen anterior), tear drop fracture data penilaian. Pasien dianamnesis tentang
(fraktur pada segmen anterior dengan tarikan motivasi, kemandirian, aktivitas dan interaksi
segmen fraktur), unilateral facet dislocation sosial di rumah. Kemudian dibuktikan mela-
(dislokasi sendi faset satu sisi), whiplash inju- lui pemeriksaan fisik dan uji fisik berdasarkan
ry grade III klasifikasi Quebec Task Force (ce- kriteria FIM (Tabel 1). Data kepatuhan pasien
dera jaringan/ligamen dengan defisit neurolo- dalam mengikuti latihan di bagian Rehabilitasi
gis tanpa deformitas vertebra), bilateral facet Medik dicatat dan dijadikan kriteria inklusi
fracture dislocation (dislokasi sendi faset dua untuk homogenisasi data serta membuktikan

Tabel 1. Klasifikasi Penilaian Functional Independence Measure Pasien Cedera Tulang Belakang

Klasifikasi Penilaian Skor


Motorik:
1. Makan 17
2. Berdandan 17
3. Mandi 17
Mengurus diri sendiri
4. Memakai baju 17
5. Memakai celana 17
6. Kekamar mandi (toilet) 17
7. Manajemen kontrol buang air kecil 17
Kontrol sphincter
8. Manajemen kontrol buang air besar 17
9. Tidur, pakai kursi, pakai kursi roda 17
Mobilitas 10. Buang air sendiri 17
11. Mandi dibak mandi, dengan shower 17
12. Berjalan atau dengan kursi roda 17
Gerakan
13. Naik tangga 17
Kognitif:
14. Pemahaman 17
Komunikasi
15. Ekspresi 17
16. Interaksi sosial 17
Kognisi sosial 17. Memecahkan masalah 17
18. Ingatan 17

12
MZ Arifin & Jefri H / KEMAS 8 (1) (2012) 10-16

Tabel 2. Interpretasi Nilai Functional Independence Measure

Tingkat Ketergantungan Tingkatan Fungsional Nilai


Komplit Tanpa Ketergantungan 7
Tanpa Bantuan
Relatif Tanpa Ketergantungan 6
Supervisi 5
Relatif Tergantung Dengan
Bantuan Minimal (>75% Tanpa Ketergantungan) 4
Bantuan
Bantuan Sedang (>50% Tanpa Ketergantungan) 3
Komplit Tergantung Dengan Bantuan Maksimal (>25% Tanpa Ketergantungan) 2
Bantuan Bantuan Total (<25% Tanpa Ketergantungan) 1

kemajuan pengobatan pasien dengan latihan nifikansi atau nilai kermaknaan. Pasien diper-
dirumah. lakukan selayaknya pasien yang berobat jalan
Functional independence measure (FIM) ke Poliklinik Bedah Saraf dan diberi penjelasan
merupakan alat ukur yang digunakan untuk tantang skala ketidakmampuan yang dimiliki-
menilai ketergantungan pasien cedera tulang nya.
belakang terutama pasien cedera servikal. Alat
ukur ini bisa dipakai secara umum oleh semua Hasil dan Pembahasan
pihak, yaitu dokter, perawat, fisioterapis, pasien
atau keluarga. Penilaiannya meliputi kemam- Berdasarkan tabulasi data April 2009
puan fisik atau motorik termasuk fungsi vege- April 2010 dan seleksi berdasarkan kriteria
tatif, dan kemampuan kognisi berupa komuni- inklusi dan eksklusi, terdapat 17 pasien cede-
kasi serta interaksi dengan orang di sekitarnya ra servikal yang dirawat dengan manajemen
(Tabel 1). Alat ukur ini sangat praktis, seder- konservatif di bagian Bedah Saraf. Semua pa-
hana dan mudah untuk dipahami, tidak se- sien tersebut pulang ke rumah dalam kondisi
perti alat ukur lainnya yang hanya dipakai oleh hidup dan evaluasi 6 bulan pascacedera ser-
kalangan medis (misalnya modified Japanese vikal masih dalam kondisi hidup. Observasi
Orthopaedic Association, Nurick score, neck dis- kohor prospektif untuk menentukan rata-rata
ability index). Semua alat ukur tersebut memi- nilai FIM pasien cedera servikal yang dirawat
liki kelebihan dan kelemahan masing-masing. dengan manajemen konservatif adalah 4+1,63
Pemilihan alat ukur FIM sebagai instrumentasi yang artinya rata-rata pasien cedera servikal
penelitian didasarkan atas kepraktisan penilai- memerlukan bantuan minimal atau lebih sama
an, keakuratan menggambarkan prognosis lu- dengan 75% tanpa ketergantungan.
aran dan lebih banyak menilai fungsi fisik atau Karakteristik penelitian berdasarkan
motorik. Rentang nilai FIM dimulai dari nilai umur menampilkan bahwa pasien cedera ser-
1 sampai nilai 7 dengan interpretasinya tertera vikal terbanyak adalah pada umur 31-40 tahun
pada Tabel 2. Nilai 1 dianggap buruk dengan yaitu 35,29%, sedangkan sisanya tersebar pada
tingkatan angka sampai nilai 7 yang dianggap beberapa kelompok umur lainnya. Pada kelom-
paling baik, nilai tersebut dimasukkan ke dalam pok umur 31-40 tahun tersebut, nilai FIM be-
Tabel 1 di atas, kemudian dijumlahkan secara rada pada interval 35 yaitu relatif tergantung
keseluruhan dan dirata-ratakan. Nilai rata-rata dengan bantuan, jika dilihat dari sebaran data
tersebut diinterpretasikan kembali sesuai tabel dapat diartikan bahwa hampir seluruh pasien
2 (Van Middendorp JJ., et. al. 2011, Chan SC., dari semua kelompok umur tidak memiliki
et al., 2005, Jongjit J., et al. 2004, Post WM., et ketergantungan komplit (nilai FIM 12), bah-
al., 2005). kan sekitar 11,76% tanpa ketergantungan atau
Data penelitian dianalisis secara kom- tanpa bantuan (nilai FIM 7). Analisis korelasi
puterisasi menggunakan program SPSS versi kelompok umur dengan nilai FIM membukti-
12 dengan memakai uji t dan uji chi-kuadrat, kan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna
dimana nilai p<0,05 dianggap sebagai nilai sig- antara kelompok umur dengan besarnya nilai

13
MZ Arifin & Jefri H / KEMAS 8 (1) (2012) 10-16

FIM pada pasien cedera servikal (p=0,064). Lesi komplit cervical spine sebagian besar
Cedera servikal sering terjadi pada la- (52,94%) memiliki nilai FIM 3 yaitu 50% mem-
ki-laki yaitu 82,35% dengan nilai FIM 3 seba- butuhkan bantuan keluarga, sedangkan 47,06%
nyak 47,06% sebagai nilai FIM terendah yaitu lesi inkomplit cervical spine memiliki nilai FIM
50% tergantung dengan bantuan. Analisis ko- interval 47 yaitu lebih sama dengan 75% tan-
relasi jenis kelamin dengan nilai FIM membuk- pa ketergantungan sampai komplit tanpa ban-
tikan bahwa tidak terdapat hubungan bermak- tuan. Secara statistik analisis korelasi jenis lesi
na antara jenis kelamin dengan besarnya nilai cervical spine dengan nilai FIM membuktikan
FIM pada pasien cedera servikal (p=0,144). bahwa terdapat hubungan bermakna antara je-
Hampir semua (88,24%) pasien cedera nis lesi cervical spine dengan besarnya nilai FIM
servikal menderita trauma tunggal yaitu cedera pada pasien cedera servikal (p=0,037).
servikal saja tanpa cedera penyerta lainnya dan Variabel ASIA impairment score (Fran-
selebihnya (11,76%) merupakan trauma mul- kle) tipe A sebagian besar (52,94%) memiliki
tipel. Sebanyak 41,18% pasien cedera servikal nilai FIM 3 yaitu membutuhkan bantuan ke-
yang menderita trauma tunggal memiliki nilai luarga lebih dari 50%. Sedangkan 11,76% ASIA
FIM 3 yang artinya memerlukan bantuan 50% impairment score (Frankle) tipe E memiliki nilai
dari keluarga atau orang sekitarnya. Analisis ko- FIM 7 yaitu komplit tanpa bantuan. Analisis
relasi jenis trauma dengan nilai FIM membuk- korelasi ASIA impairment score (Frankle) de-
tikan bahwa tidak terdapat hubungan bermak- ngan nilai FIM membuktikan bahwa terdapat
na antara jenis trauma dengan besarnya nilai hubungan bermakna antara ASIA impairment
FIM pada pasien cedera servikal (p=0,959). score (Frankle) dengan besarnya nilai FIM pa-
Pasien cedera servikal yang datang ke ru- sien cedera servikal (p<0,001).
mah sakit pada fase akut (kurang dari 3 hari) Tujuan penelitian ini untuk menganalisis
sebanyak 76,44% dan memiliki nilai FIM de- nilai FIM pasien cedera servikal yang dirawat
ngan interval 35 yang artinya relatif tergantung dengan manajemen konservatif dan korelasi
dengan bantuan keluarga. Hal ini berarti bahwa nilai FIM dengan umur, jenis kelamin, jenis
fase akut kejadian cedera servikal memberikan trauma, onset trauma, abnormalitas servikal,
peluang nilai FIM yang cukup baik, walaupun jenis lesi cervical spine dan ASIA impairment
terdapat beberapa faktor lain yang mempe- score (Frankle). Meskipun subjek penelitian
ngaruhi seperti jenis trauma, abnormalitas yang terkumpul relatif sedikit, penelitian ini
servikal dan jenis lesi cervical spine. Analisis dapat memberikan informasi tentang prognosis
korelasi onset trauma dengan nilai FIM mem- hasil perawatan pasien cedera servikal dengan
buktikan bahwa tidak terdapat hubungan ber- manajemen konservatif di bagian Bedah Saraf
makna antara onset trauma dengan besarnya RS Dr. Hasan Sadikin Bandung periode April
nilai FIM pada pasien cedera servikal (p=0,220). 2009-April 2010. Hal ini secara praktis bergu-
Berdasarkan abnormalitas servikal, na untuk memberitahukan lebih dini kepada
whiplash injury grade III merupakan kasus yang pasien atau keluarga tentang nilai FIM atau
cukup banyak yaitu 35,29% sedangkan kasus tingkat ketergantungan pasien cedera servikal
fraktur dan dislokasi vertebra tersebar mera- yang dirawat dengan manajemen konservatif
ta dengan persentase yang kecil, karena kasus dan beberapa variabel yang mempengaruhinya.
tersebut secara indikasi memerlukan tindakan Rata-rata nilai FIM pasien cedera ser-
operasi berupa canalis atau foraminal dekom- vikal yang dirawat dengan manajemen kon-
presi, stabilisasi interna dan fusi. Nilai FIM servatif pada penelitian ini adalah 4+1,63 yang
pada kasus whiplash injury grade III memili- berarti rata-rata pasien cedera servikal memer-
ki interval 3-5 yaitu relatif tergantung dengan lukan bantuan minimal yaitu lebih sama dengan
bantuan bahkan sekitar 11,76% kasus nilai FIM 75% tanpa ketergantungan. Nilai FIM pasien
komplit tanpa bantuan. Analisis korelasi abnor- cedera servikal ditentukan secara individual
malitas servikal dengan nilai FIM membukti- yang dipengaruhi oleh umur, berat badan dan
kan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna tinggi badan, jenis trauma, onset trauma, jenis
antara abnormalitas servikal dengan besarnya lesi cervical spine, keparahan spastisitas selama
nilai FIM pasien cedera servikal (p=0,869). perawatan, motivasi pasien dan keluarga, ling-

14
MZ Arifin & Jefri H / KEMAS 8 (1) (2012) 10-16

kungan disekitarnya, premorbid gaya hidup, ASIA impairment score (Frankle) adalah sama-
pekerjaan, latar belakang pendidikan dan status sama menggambarkan kerusakan irreversibel
keuangan (Jongjit, et al, 2004). dari medula spinalis dan memiliki tingkat ke-
Pada penelitian ini variabel umur, jenis terbatasan serta nilai maksimal FIM yaitu nilai
kelamin, jenis trauma, onset trauma dan ab- FIM 3. Sedangkan untuk lesi inkomplit cervical
normalitas servikal tidak memiliki hubungan spine tidak bisa disamakan dengan tipe lainnya
bermakna dengan nilai FIM pasien cedera ser- dari ASIA impairment score (Frankle) karena
vikal. Hasil tersebut diasumsikan karena ting- masing-masing memiliki grading atau tingka-
kat ketergantungan pasien cedera servikal tan yang tidak seragam.
tidak berhubungan langsung dengan variabel- Penelitian lain di bagian Terapi Okupa-
variabel di atas, melainkan hanya sebagai faktor si rumah sakit Tai Po, Hongkong melaporkan
tambahan dengan pengaruh yang kecil. Seda- bahwa 24 kasus cedera servikal tipe D ASIA
ngkan jenis lesi cervical spine dan ASIA impair- impairment score (Frankle) dan 9 kasus cedera
ment score (Frankle) terbukti sebagai variabel servikal tipe A ASIA impairment score (Frankle)
yang berhubungan langsung dengan tingkat yang diterapi, memiliki nilai FIM 3 yaitu lebih
ketergantungan pasien cedera servikal. dari 50% tergantung dengan bantuan keluarga.
Jongjit et al. (2004) melaporkan bahwa Nilai FIM 3 tersebut tidak mengalami peruba-
15 pasien lesi inkomplit cervical spine, sebanyak han sejak pasien masuk, dirawat, 1 bulan pas-
39% memiliki peningkatan nilai FIM berupa caperawatan dan 3 bulan pascaperawatan, serta
perbaikan manajemen buang air besar, mo- hanya terbatas pada kasus akut cedera servikal
bilitas dan gerakan (nilai FIM 4). Namun disa- saja. Untuk itu disarankan pada penelitian se-
dari juga bahwa latihan di bagian Rehabilitasi lanjutnya agar melakukan penilaian FIM pada
Medik berperan penting dalam mengurangi saat pasien masuk, dirawat dan 1, 3, 6 bulan
tingkat ketergantungan dan kecacatan pasien, pascaperawatan rumah sakit sehingga bisa
karena latihan yang diberikan dapat memper- dibandingkan.
baiki gangguan aktivitas harian pasien seperti
gangguan motorik, sensorik, bowel, dan blad- Penutup
der. Pada literatur lain disebutkan juga bahwa
peranan terapi psikososial pada pasien cedera Jenis lesi cervical spine dan ASIA im-
tulang belakang akan membantu mengurangi pairment score (Frankle) pasien cedera servi-
tingkat depresi, gangguan mental dan mem- kal memiliki hubungan bermakna dengan be-
berikan motivasi. Namun pada penelitian ini sarnya nilai FIM pasien cedera servikal setelah
peranan bagian Rehabilitasi Medik dan bagian 6 bulan pascacedera. Dengan mengetahui nilai
Psikiatri tidak diukur sebagai variabel karena FIM masing-masing variabel di atas dan varia-
keterbatasan penelitian dan dianggap tidak me- bel yang memiliki hubungan bermakna dengan
miliki pengaruh langsung terhadap nilai FIM, nilai FIM, maka dapat membantu memberikan
hal ini akan menjadi catatan bagi penelitian se- informasi tentang prognosis hasil perawatan
lanjutnya. pasien cedera servikal dengan manajemen kon-
Pada penelitian ini sebagian besar lesi servatif di bagian Bedah Saraf dan memberita-
komplit cervical spine memiliki nilai FIM 3 hukan lebih dini kepada pasien atau keluarga
yaitu 50% membutuhkan bantuan keluarga, se- tentang nilai FIM atau tingkat ketergantungan
dangkan sisanya dengan lesi inkomplit cervical pasien cedera servikal.
spine memiliki nilai FIM dengan interval 47
yaitu lebih sama dengan 75% tanpa ketergan- Daftar Pustaka
tungan bahkan komplit tanpa bantuan. Nilai
FIM variabel lesi komplit cervical spine ini Chan, S.C. & Chan, A.P. 2005. Rehabilitation out-
adalah sama dengan nilai FIM variabel ASIA comes following traumatic spinal cord injury
impairment score (Frankle) tipe A yaitu nilai in tertiary spinal cord injury centre: a com-
FIM 3 sebanyak 52,94%. Hal ini membuktikan parison with an international standard. Spi-
nal Cord, 43(8): 489-498
bahwa lesi komplit cervical spine atau tipe A
Grundy, D. & Swain, A. 2002. ABC of spinal cord

15
MZ Arifin & Jefri H / KEMAS 8 (1) (2012) 10-16

injury. 4th ed. London: BMJ. p.56-78. mas, 4 (2): 170-175


Jongjit, J., Sutharom, W., Komsopapong, L., Numpe- Stewart, B., Dinsker, D. 2002. The unstable spine
chitra, N. & Songjakkaew, P. 2004. Functional fracture in cervical, thoracic, lumbar and sa-
independence and rehabilitation outcome in cral region. USA: Lippincott; p.178-206.
traumatic spinal cord injury. Southeast Asian Van Middendorp J.J., Hosman, A.J.F., Donders,
J Trop Med Public Health. 35(4):980-985 A.R.T., Pouw, M.H., Ditunno, J.F., Curt, A. et
Milby, A.H., Halpern, C.H., Guo, W., Stein, S.C. al. 2011. A clinical prediction rule for ambu-
2008. Prevalence of cervical spinal injury in lation outcomes after traumatic spinal cord
trauma. Neurosurg Focus, 25(5): E1-10. injury: a longitudinal cohort study. The Lan-
Ning, G.Z., Yu, T.Q., Feng, S.Q, Zhow, X.H., Ban, cet, 377(9770): 1004-1010
D.X., Liu Y et al. 2011. Epidemiology of trau- Wadhwa, R., Shamieh, S., Haydel. J., Caldito, G.,
matic spinal cord injury in Tianjin, China. Williams, M., & Nanda, A. 2011. The role of
Spinal Cord. 49(3): 386-390 flexion and extension computed tomography
Post, W.M., Dallmeijer, AJ, Angenot. E.L., Van, As- with reconstruction in clearing the cervical
beck F.W., Van der Woude LH. 2005. Dura- spine in trauma patients: a pilot study. J Neu-
tion and functional outcome of spinal cord rosurg Spine, 14(3): 341-347.
injury rehabilitation in the Netherlands. J Weishaupt, N., Silasi, G., Colbourne, F., & Fouad, K.
Rehabil Res Dev, 42(3): 75-85 2010. Secondary damage in the spinal cord
Ridwan; Saseno; Adi. 2009. Tingkat Kepuasan after motor cortex injury in rats. J Neurotrau-
Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Kep- ma, 27(5): 1387-1397
erawatan Kabupaten Magelang. Jurnal Ke-

16

You might also like