Professional Documents
Culture Documents
Menurut Brundtland Report dari PBB [1987], pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana
memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan
keadilan sosial.
Menurut Laporan dari KTT Dunia [2005]., menjabarkan bahwa pembangunan berkelanjutan
terdiri dari tiga tiang utama yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan yang saling bergantung dan
memperkuat. Ketiga aspek tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena ketiganya
menimbulkan hubungan sebab akibat. Hubungan ekonomi dan sosial diharapkan dapat menciptakan
hubungan yang adil (equitable). Hubungan antara ekonomi dan lingkungan diharapkan dapat terus
berjalan (viable). Sedangkan hubungan antara sosial dan lingkungan bertujuan agar dapat terus
bertahan (bearable). Ketiga aspek yaitu aspek ekonomi, sosial , dan lingkungan akan menciptakan
kondisi berkelanjutan (sustainable). Atau hubungan ketiganya dapat dilihat pada gambar berikut ini :
b. Keberlanjutan Ekonomi
Perwujudan kota berkelanjutan menurut The World Commision on Environment and Development
[1987] adalah sebagai berikut :
a) Kota berkelanjutan dibangun dengan kepedulian dan memperhatikan aset aset lingkungan
alam, memperhatikan penggunaan sumberdaya, meminimalisasi dampak kegiatan terhadap
alam
b) Kota berkelanjutan berada pada tatanan regional dan global, tidak peduli apakah besar atau
kecil, tanggung jawabnya melewati batas batas kota.
c) Kota berkelanjutan meliputi areal yang lebih luas, dinama individu bertanggung jawab
terhadap kota
d) Kota berkelanjutan memerlukan aset aset lingkungan dan dampaknya terdistribusi secara
lebih merata
e) Kota berkelanjutan adalah kota pengetahuan, kota bersama, kota dengan jaringan
internasional
f) Kota berkelanjutan akan memperhatian konservasi, memperkuat dan mengedapnkan hal hal
yang berkaitan dengan alam dan lingkungan
g) Kota berkelanjutan saat ini lebih banyak kesempatan untuk memperkuat kualitas lingkungan
skala lokal , regional, dan global.
Pembangunan kota yang berkelanjutan menurut Salim [1997] adalah suatu proses dinamis yang
berlangsung secara terus menerus, merupakan respon terhadap tekanan peruahan ekonomi,
lingkungan, dan sosial. Proses dan kebijakannya tidak sama pada setiap kota, tergantung pada kota
kotanya. Salah satu tantangan terbesar konsep tersebut saat ini adalah menciptakan keberlanjutan,
termasuk didalamnya keberlanjutan sistem politik dan kelembagaan sampai pada strategi, program,
dan kebijakan sehingga pembangunan kota yang berkelanjutan dapat terwujud.
Menurut Budihardjo, E dan Sudjarto, DJ [2009] , kota berkelanjutan didefinisikan sebagai kota
yang dalam pengembangannya mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya masa kini, mampu
berkompetisi dalam ekonomi global dengan mempertahankan keserasian lingkungan vitalitas sosial,
budaya, politik, dan pertahanan keamanannya tanpa mengabaikan atau mengurangi kemampuan
generasi mendatang dalam pemenuhan kebutuhan mereka.
Menurut Research Triangle Institute, 1996 dalam Budihardjo, 2009 dalam mewujudkan kota
berkelanjutan diperlukan beberapa prinsip dasar yang dikenal dengan Panca E yaitu Environment
(Ecology) , Economy (Employment), Equity, Engagement dan Energy.
Gambar 3. Prinsip dasar kota berkelanjutan (Panca E)
sumber : Mixed use development , Zeji Mandala, 2013
Dari 5 prinsip dasar tersebut maka digambarkan secara rinci lima kaidah prinsip dasar kota
berkelanjutan dalam tabel dibawah ini :
Dapus :
Jurnal : Mandala, Zeji . Mixed Use Development sebagai Representasi Pembangunan Kota
Berkelanjutan (Sustainable City) . Universitas Gajah Mada , Juni 2013.
Jurnal Tesis : Novita, Fenti . Pengaruh Perkembangan Ekonomi Kota Bandar Lampung Terhadap
Perkembangan Kawasan Pesisir. Universitas Diponegoro, 2003.
Artikel : Hadi, Wahyono. Sustainable Development (Pengembangan Berkelanjutan). Desember
2012