You are on page 1of 31

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan
manusia, di Indonesia, sumber energi listrik yang paling banyak digunakan berasal
dari PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap). PLTU menggunakan bahan baku batu
bara sebagai penghasil uap yang digunakan untuk memutar turbin, sehingga dapat
menghasilkan energi listrik. Kebutuhan akan energi listrik tiap tahunnya pasti
bertambah, hal ini berkebalikan dengan jumlah kebutuhan batubara yang merupakan
energi tidak dapat diperbarui yang terus berkurang, akibatnya akan terjadi kelangkaan
energi listrik pada kehidupan manusia.
Solusi terbaik adalah menggunakan energi alternatif yang dapat diperbaharui.
Energi alternatif ini dapat berupa energi matahari, energi angin, energi air, energi
panas bumi, energi pasang surut air laut sampai energi nuklir. Energi matahari adalah
salah satu sumber energi terbarukan yang melimpah, bebas polusi, dan dapat
dieksplorasi secara optimal. Indonesia yang terletak di daerah tropis sangat cocok dan
berpotensi dalam mengembangkan energi surya. Dalam pemanfaatan energi surya,
perlu dikembangkan suatu teknologi yang mampu mengubah energi matahari menjadi
energi yang diinginkan yakni energi listrik. Teknologi ini dikenal dengan istilah sel
surya atau dalam dunia internasional lebih dikenal dengan solar cell atau
photovoltaic. Karakteristik energi yang dihasilkan sel surya sangat dipengaruhi oleh
radiasi sinar matahari, temperatur, dan posisi sel surya terhadap sinar datang
matahari.
Sel surya akan menghasilkan energi maksimal pada saat posisi matahari tegak
lurus terhadap permukaan sel surya. Posisi matahari akan selalu berubah dari timur ke
barat setiap harinya, didukung dengan adanya gerak semu matahari. Namun pada saat
ini kebanyakan dari pemasangan panel surya masih diletakkan hanya menghadap ke
satu arah, ini mengakibatkan proses penyerapan energi secara optimum yang
dilakukan oleh panel surya hanya berlangsung saat matahari tegak lurus dengan posisi

1
panel surya diletakkan. Agar pemanfaatan dari panel surya dapat dimaksimalkan,
maka dibuatlah sebuah sistem yang mampu untuk mendapatkan sinar matahari secara
penuh, yaitu dengan membuat panel surya dapat terus tegak lurus dengan matahari.
Sistem tracking panel surya merupakan suatu sistem yang bekerja mendeteksi
posisi matahahari dengan menggunakan motor stepper sebagai aktuator dan Real
Time Clock (RTC) yang merupakan salah satu alat untuk penghitung waktu sesuai
dengan waktu nyata. Pada sistem tracking ini menggunakan metode kombinasi
antara Real Time Clock (RTC) sebagai penghitung waktu dan sensor LDR (Light
Dependent Resistor) sebagai pendeteksi arah datangnya sinar matahari dan
pendeteksi cuaca mendung, sehingga panel surya dapat mengikuti pergerakan sinar
matahari secara tegak lurus dan dapat mengoptimalkan intensitas cahaya matahari
yang diserap sel surya, sehingga energi yang dihasilkan sistem fotovoltaik
mempunyai efesiensi 80%.

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagaimana membuat energi yang dihasilkan sistem fotovoltaik mempunyai
efesiensi 80%.
2. Bagaimana membuat sel surya ini bisa bergerak tegak lurus mengikuti gerak
harian dan gerak semu matahari berdasarkan Real Time Clock (RTC) dan
sensor LDR (Light Dependent Resistor).

1.3 Batasan Masalah


1. Panel surya ini menggunakan sel surya 10Wp.
2. Acuan untuk mengikuti gerak arah matahari menggunakan RTC ( Real Time
Clock ).
3. Pendeteksi tegak lurus sinar matahari dan cuaca mendung pada sistem
tracking panel surya ini menggunakan sensor LDR (Light Dependent
Resistor).

2
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:
1. Untuk merancang dan membangun sistem yang dapat melakukan
tracking terhadap posisi sinar matahari dengan intensitas tertinggi.
2. Untuk dapat merancang sistem yang dapat melakukan konversi energi yang
dihasilkan oleh sistem fotovoltaik dengan efesiensi 80%.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat pada penelitian ini adalah :
1. Agar panel surya dapat melakukan konversi energi yang dihasilkan oleh
sistem fotovoltaik dengan efesiensi 80%.
2. Agar dapat memicu masyarakat luas untuk menggunakan sistem tracking
panel surya sebagai kebutuhan sumber listrik utama.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Studi Sebelumnya


I.M. Benny P.W, Ida Bgs Alit Swamardika, I Wyn Arta Wijaya [1] dalam tugas
akhir yang berjudul RANCANG BANGUN SISTEM TRACKING PANEL SURYA
BERBASIS MICROCONTROLLER ARDUINO, menjelaskan tentang sistem tracking
panel surya yang menggunakan motor servo sebagai aktuator untuk menggerakkan
panel surya serta menggunakan RTC ( Real Time Clock ) sebagai input pewaktuan
nyata agar panel surya tetap tegak lurus dengan sinar matahari. Kelemahan pada
penelitian ini adalah terletak pada sistem penggeraknya yaitu motor servo. Motor
servo pada penelitian ini memiliki torsi yang lebih kecil dibandingkan dengan Motor
DC lainya yang menyebabkan aktuator ini tidak cocok untuk menggerakkan panel
surya yang memiliki beban yang berat. Selain itu motor servo juga menguras arus
yang cukup banyak meskipun dalam keadaan diam, sehingga energi pemakaiannya
boros.
Yudhy Wiranatha Jaya Kusuma, Noer Soedjarwanto dkk [2] dalam tugas akhir
yang berjudul RANCANG BANGUN PENGGERAK OTOMATIS PANEL SURYA
MENGGUNAKAN SENSOR PHOTODIODA BERBASIS MIKROKONTROLLER
ATMEGA16, menjelaskan tentang penggerak otomatis panel surya dengan sensor
cahaya (photodiode) yang digunakan untuk mendeteksi sinar matahari. Panel surya
digerakkan oleh motor DC servo setelah menerima cahaya dari matahari untuk
memposisikan panel surya agar tegak lurus dengan cahaya matahari yang mengenai
permukaan panel surya. Kelemahan pada penelitian ini adalah terletak pada motor
servo yang bertorsi kecil dan boros arus energi. Selain itu kelemahan kedua terletak
pada penggunaan sensor photodioda yang digunakan untuk mendeteksi sinar
matahari. Dalam penelitian ini sensor photodioda bekerja terus-menerus meskipun
dalam keadaan mendung, hal ini akan menyebabkan aktuator akan terus bergerak
sampai sensor mendeteksi sinar matahari, sehingga menyebabkan pemborosan energi
pada servo.

4
Roni Syafrialdi, Wildian [3] dalam tugas akhir yang berjudul RANCANG
BANGUN SOLAR TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535
DENGAN SENSOR LDR DAN PENAMPIL LCD, menjelaskan tentang Solar tracker
yang menggunakan sensor LDR untuk mendeteksi sinar matahari, yang kemudian
digerakkan oleh motor DC Stepper serta LCD yang digunakan sebagai penampil.
Kelemahan pada penelitian ini adalah sel surya yang digunakan berukuran kecil
dengan spesifikasi 10V 30mA, dimensi 70mm x 55mm. Sehingga daya yang
dihasilkan juga rendah.
Berdasarkan penelitian yang diuraikan di atas terdapat perbedaan dengan
penelitian yang akan dikerjakan, yaitu metode yang digunakan berbeda. Penelitian ini
bertujuan membuat suatu alat yang dapat menggerakkan panel surya mengikuti
pergerakkan matahari berdasarkan waktu, berbasis mikrokontroller Arduino Mega
2560 dan menggunakan sensor LDR (Light Dependent Resistor) yang berfungsi
sebagai pendeteksi sinar matahari dan cuaca mendung, sehingga panel surya selalu
tegak lurus terhadap sinar datang matahari untuk penyerapan sinar matahari yang
optimal. Sistem tracking panel surya ini menggunakan motor stepper sebagai aktuator
yang didesain pada torsi besar yang digunakan untuk menggerakkan panel surya. Dan
RTC (Real Time Clock) sebagai input pewaktuan nyata agar panel surya dapat
mengikuti pergerakan matahari. Pada sistem tracking ini menggunakan relay sebagai
pemutus antara mikrokontroller dan aktuator jika panel surya dalam keadaan diam
maupun dalam kondisi mendung, sehingga energi yang terkuras dalam menjalankan
sistem tracking panel surya ini akan lebih hemat.

5
2.2 Dasar teori
2.2.1 Panel surya
Panel surya merupakan sebuah alat yg terdiri dari beberapa sel surya atau sel
fotovoltaic yang digunakan untuk merubah energi sinar matahari menjadi energi
listrik melalui proses fotovoltaic. Satu buah sel surya dapat menghasilkan kurang
lebih 0,5 volt, dan untuk menghasilkan tegangan 12 volt diperlukan 36 sel surya yang
disusun secara seri yang dapat menghasilkan tegangan nominal sekitar 17,8 volt.
Semakin banyak sel surya, aka semakin besar pula energi yang dihasilkan oleh panel
surya tersebut.
Secara sederhana, proses pembentukan energi listrik pada sebuah sel surya
adalah sebagai berikut:
1. Foton dari cahaya matahari menumbuk panel surya kemudian diserap oleh
material semikonduktor seperti silikon.
2. Elektron (muatan negatif) terlempar keluar dari atomya, sehingga mengalir
melalui material semikonduktor untuk menghasilkan listrik. Mengalir dengan
arah yang berlawanan dengan elektron pada panel surya silikon.
3. Gabungan / susunan beberapa panel surya mengubah energi surya menjadi
sumber daya listrik dc, yang nantinya akan disimpan dalam suatu wadah yang
dinamakan baterai.
4. Daya listrik dc tidak dapat langsung digunakan pada rangkaian listrik rumah
atau bangunan sehingga harus mengubah daya listriknya menjadi daya listrik
ac. Dengan menggunakan konverter maka daya listrik dc dapat berubah
menjadi daya listrik ac sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
listrik[1]
Jenis panel surya yang banyak digunakan adalah Panel surya polycrystalline silicon
atau biasa dikenal polysilicon, terbuat dari kristal silicon yang dicairkan, kemudian di
tuangkan kedalam cetakan berbentuk persegi. Jenis panel surya ini berbentuk persegi
yang terdiri dari beberapa sel surya yang disusun secara rapat dan tidak ada ruangan

1I Made Astra, Satwiko Sidopekso, 2011, Rancang Bangun Solar Charge Controller Dengan Indikator
Arus, Tegangan dan Suhu Mikrokontroller ATMega8535, hal 12.

6
kosong yang sia-sia. Bentuk fisik dari panel surya polycrystallin silicon dapat dilihat
pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Panel Surya Polycrystalline Silicon

Panel surya akan menghasilkan energi yang optimum bila posisi panel surya
tegak lurus dengan arah datangnya sinar matahari. Besar perbandingan kenaikan
energi panel surya dengan metode tracking dan metode statis bisa dilihat pada
gambar 2.2.

Gambar 2.2 Grafik Karakteristik Daya dan Waktu [2]

2 Sandos Simatupang, Bambang Susilo , Mochamad Bagus Hermanto, 2013, Rancang


Bangun dan Uji Coba Solar Tracker pada Panel Surya Berbasis Mikrokontroler ATMega16,
hal 58

7
Berdasarkan data pada gambar 2.2 kenaikan energi dari metode solar tracker yang
dibandingkan dengan metode statis mengalami peningkatan energi sebesar 4.22 %
yang didapatkan melalui perhitungan :
Energy gain (%)= daya metode tracker - daya metode statis x 100%
daya metode statis

2.2.2 Solar Charger Controller


Solar Charger Controler adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengatur arus
searah yang didapatkan dari energi matahari yang diisi ke baterai dan disalurkan ke
beban. Alat ini berfungsi juga untuk mengatur overcharging atau kelebihan pengisian
yang dialirkan dari panel surya ke baterai dengan cara menghentikan pengisian secara
otomatis jika voltase di baterai sudah penuh. Solar charger controller menggunakan
sistem PWM (Pulse width modulation) untuk mengatur fungsi pengisian baterai dan
pembebasan arus dari baterai ke beban. Baterai pada panel surya pada umumnya di-
charge pada tegangan 14 - 14.7 volt, sedangkan panel surya 12 volt memiliki
[3]
tegangan output 16 21 volt. Jadi tanpa solar charger controller, baterai akan
rusak oleh over-charging dan ketidakstabilan tegangan. Bentuk fisik dari Solar
Charger Controler dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. Solar Charger Controler[4]


2.2.3 Arduino MEGA 2560
3http://www.panelsurya.com/index.php/id/solar-controller/12-solar-charge-controller-solar-
controller

8
Arduino MEGA 2560 adalah papan board mikrokontroller yang memiliki 54 digital
input/ output, 16 analog input, 4 UART, Osilator 16 MHz, koneksi USB, jack listrik,
header ISP dan tombol reset.
Kelebihan Arduino dibandingkan platform mikrokontroller lainnya antara lain
1. Ekonomis. Biaya pembuatan board arduino lebih murah di bandingkan
platform mikrokontroller lainnya.
2. Sederhana dan mudah pemogramannya.
3. Sudah memiliki port komunikasi USB.
4. Bahasa pemoramannya lebih mudah di pahami.
5. Memiliki modul siap pakai yang bisa di tancapkan ke board arduino.
Gambar 2.4 dibawah ini menunjukkan arduino mega 2560 tampak atas
beserta pin-pin pendukungnya.

Gambar 2.4 Arduino MEGA 2560[6]

2.2.3.1 Arduino IDE


Arduino IDE merupakan sebuah software yang dirancang khusus untuk melakukan
pemograman pada mikrokontroller Arduino. IDE adalah kepanjangan dari Integrated
Developtment Enviroenment, atau secara bahasa artinya lingkungan terintegrasi yang
digunakan untuk melakukan pengembangan. Pada Arduino IDE terdapat beberapa
fitur salah satunya adalah serial monitor. Serial monitor merupakan jendela yang
4http://www.smartclima.com/solar-charge-controller-pwm.htm

6 (Datasheet of ARDUINO MEGA 2560) Texas. (2011).

9
menampilkan data apa saja yang dikirimkan antara arduino dengan pemrograman
pada port serialnya. Serial monitor ini dapat digunakan untuk menampilkan nilai
proses, nilai pembacaan, serta pesan error. Tampilan Arduino IDE bisa dilihat pada
gambar 2.5.

Gambar 2.5 Tampilan Arduino IDE

2.2.3.2 Analog To Digital Converter (ADC)


ADC (Analog To Digital Converter) adalah perangkat elektronika yang
berfungsi mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. ADC banyak digunakan
sebagai perantara pada sensor analog seperti sensor jarak, cahaya, suhu dan
sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistem digital. Resolusi pada
ADC menentukan ketelitian nilai hasil konversi ADC. Contohnya ADC 8 bit
memiliki output 8 bit data digital, maka sinyal input bernilai 255 (2 n 1) nilai diskrit.
ADC 12 bit memiliki 12 bit output data digital, maka sinyal input bernilai 4096 nilai
diskrit, hasil konversi ADC 12 bit lebih teliti dari pada ADC 8 bit.

Secara umum ADC mempunyai prinsip kerja yaitu mengkonversi sinyal


analog ke dalam bentuk besaran yang merupakan rasio perbandingan sinyal input dan
tegangan referensi. Sebagai contoh, bila tegangan referensi 5 volt, tegangan input 3
volt, rasio input terhadap referensi adalah 60%, maka ADC 8 bit dengan skala
maksimum 255, akan didapatkan sinyal digital sebesar 60% x 255 = 153 (bentuk
desimal) atau 10011001 (bentuk biner)

10
.

2.2.4 Motor Stepper


Motor stepper adalah salah satu jenis motor dc yang dikontrol menggunakan
pulsa-pulsa digital dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis
diskrit dimana motor stepper bergerak berdasarkan urutan pulsa yang diberikan
kepada motor stepper tersebut. Motor stepper, bergerak secara diskrit per-step dengan
waktu tertentu dan tidak dapat bergerak sendiri secara kontinyu. Jika kecepatan putar
motor stepper rendah, maka akan menghasilkan torsi yang besar, dan sebaliknya torsi
stepper akan kecil jika kecepatan putar motor tinggi. Motor Stepper mempunyai torsi
penahan, yang berguna untuk menahan posisi motor stepper yang memerlukan
keadaan start dan stop. Kelebihan motor stepper dibandingkan dengan motor DC
biasa adalah mempunyai torsi penahan, torsi awal pada motor stepper sudah dalam
keadaan penuh, pergerakan dan posisi motor stepper dapat ditentukan dengan akurat,
menghasilkan putaran yang lambat, sehingga dapat langsung dikopel ke beban,
kemudian memiliki respon putar yang baik, serta sudut rotasi motor proporsional
dengan pulsa masukan sehingga lebih mudah diatur. Motor stepper ini berjenis
unipolar yang terdiri dari 2 kabel center tap, dan 4 kabel lainnya masing - masing
adalah A+, A-, B+, dan B- , serta mempunyai tegangan 12 volt dan arus 0,35 ampere.
Bentuk fisik motor stepper bisa dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Bentuk Fisik Motor Stepper

11
2.2.5 RTC (Real Time Clock)
Real Time Clock merupakan suatu chip (IC) yang memiliki fungsi sebagai
penyimpan waktu dan tanggal. DS 1307 merupakan real-time clock (RTC)
menggunakan jalur data parallel yang dapat menyimpan data-data detik, menit, jam,
tanggal, bulan, hari dalam seminggu, dan tahun valid hingga 2100. Secara otomatis
bulan dan tanggal akan disesuaikan untuk bulan yang kurang dari 31 hari termasuk
untuk tahun yang akan datang. Operasi jambaik 24 jam atau 12 jam dengan format
indikator AM/PM. DS1307 memiliki built-in powersense circuit dapat mendeteksi
kegagalan daya (power failure), dan secara otomatis berpindah ke suplai cadangan.
Bentuk fisik dari modul RTC bisa dilihat pada gambar 2.7.

Gambar 2.7 Bentuk Fisik RTC

2.2.6 Sensor LDR (Light Dependent Resistor)


Sensor Light Dependent Resistor atau yang biasa disebut sensor LDR adalah
jenis resistor yang nilainya berubah seiring besarnya intensitas cahaya yang diterima
oleh sensor tersebut. Pada saat cahaya redup atau gelap sensor LDR memiliki
resistansi yang besar, sedangkan pada saat cahaya terang sensor LDR memiliki
resistansi yang kecil. Sebuah sensor LDR memiliki resistansi sekitar 1 M dalam
kondisi gelap gulita dan kurang dari 1 K ketika ditempatkan dibawah sumber
cahaya terang. [7]
7 Faris Septiawan, Pengertian Sensor,
http://farisseptiawan.blogspot.com/2010_03_01_archive.html

12
Prinsip kerja sensor LDR :
Pada bagian atas LDR terdapat suatu jalur melengkung yang menyerupai
bentuk kurva, jalur tersebut terbuat dari bahan cadmium sulphida sangat sensitif
terhadap pengaruh dari cahaya. Ketika cahaya mengenai cadmium sulphida, maka
energi proton dari cahaya akan diserap sehingga terjadi perpindahan elektron dan
mengakibatkan hambatan dari cadmium sulphida berkurang dengan hubungan
kebalikan dari intensitas cahaya yang mengenai sensor LDR. Bentuk fisik dari sensor
LDR dapat dilihat pada gambar 2.8.

Gambar 2.8 Sensor Light Dependent Resistor (LDR)

2.2.7 Driver L298


L298 merupakan jenis IC driver motor yang dapat mengendalikan arah putaran dan
kecepatan motor DC ataupun Motor stepper. Mampu menghasilkan output tegangan
untuk Motor dc dan motor stepper sampai 50 volt. IC L298 terdiri dari transistor-
transistor logic dengan gerbang nand untuk menentukkan arah putaran suatu motor dc
dan motor stepper. Pada modul L298 juga terdapat heat sink yang terbuat dari logam

13
alumunium atau tembaga dengan desain khusus yang berfungsi sebagai peredam
panas atau pendingin pada modul driver L298 tersebut

14
Produk parameter[8]:
1. Drive Chip: L298N dual H-bridge driver chip
2. Terminal bagian pengontrol dengan sumber pasokan VMS: +5V~+35V
3. Bagian Driver dengan Arus maksimal Io: 2A/Bridge
4. Bagian Logika dengan terminal Power Suplay berkisar Vss: 4,5-5,5 V
5. Bagian Logika dengan arus boperasional berkisar: 0~26mA
6. Kontrol Tegangan sinyal input berkisar: 4,5-5,5 V low 0V high
7. Konsumsi power Maksimum: 20W
8. Temperatur penyimpanan: -25 ~ +130
9. Ukuran Papan Drive: 55mm*60mm*30mm
10. Berat papan drive: 33g
11. Fitur lain: kontrol arah indikator, indikator daya, deteksi arus, dan seterusnya
Satu buah driver L298 dapat mengontrol dua buah motor DC atau satu buah motor
stepper. Bentuk fisik dari driver L298 bisa dilihat pada gambar 2.9.

Gambar 2.9 Bentuk Fisik Driver L298

8 http://iseerobot.com/produk-1145-l298n-motor-driver-module-.html

15
2.2.8 Liquid Crystal Display (LCD)
LCD berfungsi menampilkan hasil eksekusi algoritma, menampilkan teks, atau
menampilkan menu pada aplikasi mikrokontroler. LCD yang digunakan adalah jenis
LCD M1632. LCDM1632 merupakan modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris
dengan konsumsi daya rendah. M1632 adalah merupakan modul LCD dengan
tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya yang rendah dengan menggunakan
mikrokontroler. Konfigurasi pin LCD 16 x 2 ditunjukkan pada gambar 2.10.

Gambar 2.10 Skema LCD 16X2 [9]

9Rudi Hartono,2013,Perancangan Sistem Data Logger Baterai Berbasis Arduino


Duemilanove hal 27

16
BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

Metodologi penelitian yang digunakan pada tugas akhir ini meliputi tiga
tahap, tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan studi pustaka, di dalam studi
pustaka dipelajari berbagai teori secara analisis dari buku - buku yang diperoleh dari
catatan kuliah, buku - buku perpustakaan dan mempelajari media internet yang
berhubungan dengan penelitian ini, serta menganalisa referensi - referensi penelitian
sebelumnya yang berhubungan dengan tugas akhir ini. Tahap kedua adalah
melakukan studi laboratorium, dalam studi laboratorium dilakukan penelitian dan
pengujian pada beberapa komponen elektronika maupun komponen pendukung
lainnya yang akan dilibatkan ke dalam tugas akhir berdasarkan data spesifikasinya.
Selanjutnya dilakukan pengambilan data pada alat tersebut dan membandingkan
dengan hasil teoritis. Tahap terakhir adalah melakukan metode diskusi, di dalam
metode ini dilakukan konsultasi kepada dosen pembimbing serta memberi pertanyaan
kepada rekan rekan mahasiswa Teknik Listrik Industri yang berkaitan dengan tugas
akhir ini.

3.1 Metode Pelaksanaan


Metode pelaksanaan pada penelitian ini meliputi :
1. Studi Literatur
2. Menentukan komponen spesifikasi peralatan
3. Membuat diagram blok sistem
4. Merancang perangkat keras dan lunak
5. Merealisasikan perangkat keras dan lunak
6. Pengujian perangkat keras dan lunak
7. Pengambilan data.

17
Adapun diagram alir metode pelaksanaan yang akan digunakan untuk menyelesaikan
tugas akhir ini dapat dipahami seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.1.

18
Mulai

Studi Literatur

Menentukan komponen dan spesifikasi alat

Desain Mekanik Desain Elektrik

Membuat Membuat Membuat


Rangkaian Elektrik
Mekanik Program

Tes Mekanik Tes Program Tes Rangkain

Tidak Tidak
Sesuai ? Tidak Sesuai ? Sesuai ?

Ya Ya Ya

Pembuatan alat tracking panel


surya dengan menggabungkan
mekanik, elektrik, dan program

Pengujian Sistem Tracking Pengujian karakteristik sel surya

Pengambilan data

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

19
Penelitian ini dimulai dengan melakukan studi literatur, yaitu mencari
referensi penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini..
Setelah melakukan studi literatur, peneliti melakukan pengujian posisi sinar matahari
terhadap keluaran panel surya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh sudut datang matahari terhadap keluaran panel surya. Cara pengujian
dilakukan seperti gambar 3.2.

(a)

(b)
Gambar 3.2 Pengujian pengaruh posisi matahari terhadap keluaran sel
surya (a) arah sinar tegak lurus panel (b) arah sinar membentuk
sudut tertentu
Pemasangan sebuah panel sel surya dengan posisi tegak lurus terhadap arah
sinar matahari seperti gambar 3.3a, dilakukan untuk mengetahui keluaran maksimum,
sedangkan untuk mengetahui pengaruh arah sinar matahari terhadap keluaran panel
dilakukan dengan merubah arah panel surya tiap 10o hingga mencapai sudut 60o
terhadap sudut datang matahari seperti gambar 3.3b. Dari langkah-langkah tersebut
dapat diketahui pengaruh arah sinar matahari terhadap keluaran panel surya.

20
Langkah berikutnya adalah menentukan komponen dan alat yang dibutuhkan
untuk melakukan penelitian agar sesuai spesifikasi yang dibutuhkan. Setelah semua
alat didapat, perancangan hardware dan software dilakukan. Perancangan hardware
meliputi desain mekanik dan elektrik, sedangkan perancangan software meliputi
pembuatan flowchart sistem dan pemrogramanya. Setelah perencanaan direalisasikan
maka dilakukan tahap pengujian yang meliputi pengujian mekanik, pengujian
rangkaian elektrik, pengujian program, pengujian sistem tracking, dan pengujian
karakteristik panel surya. Pengujian terus dilakukan sampai hasil penelitian yang
didapat sesuai dengan tujuan, kemudian dilakukan pengambilan data sebagai bahan
evaluasi.

3.2 Blok Diagram Sistem


Blok diagram sistem pada penelitian ini bisa dilihat pada gambar 3.3.
Voltmeter
Solar Charger
Controller
Ampereme
ter
Panel
Surya LDR Bater
ai

RTC Mikrokontroller Arduino LCD


MEGA 2560

Drive Drive
r r
Relay Relay
L298 L298

Motor Motor
Stepper Stepper
1 2
Gambar 3.3 Blok diagram perencanaan sistem tracking panel surya

21
Minimum sistem mikrokontroller Arduino MEGA 2560 mendapatkan supply
tegangan utama dari baterai yang dihasilkan oleh panel surya, solar charger
controller berfungsi untuk mengatur overcharging atau kelebihan pengisian yang
dialirkan dari panel surya ke baterai dengan cara menghentikan pengisian secara
otomatis jika voltase di baterai sudah penuh. Real Time Clock (RTC) yang digunakan
sebagai penghitung waktu nyata dan sensor LDR (Light Dependent Resistor) yang
berfungsi sebagai pendeteksi sinar datang matahari dan cuaca mendung akan
mengirim data ke mikrokontroller, kemudian mikrokontroller mengirimkan sinyal ke
driver L298 yang akan memerintahkan motor stepper 1 dan 2 untuk menggerakkan
panel surya sesuai program yang dibuat. Posisi panel surya yang tegak lurus dengan
sinar matahari akan menghasilkan energi yang optimum. Relay digunakan sebagai
pemutus tegangan ke driver L298, sehingga ketika motor stepper tidak menggerakan
panel surya maupun ketika dalam cuaca mendung, maka secara otomatis relay akan
memutus rangkaian dan membuat motor stepper dalam keadaan mati atau tidak
bertegangan, sehingga energi yang terkuras dalam menjalankan sistem tracking panel
surya ini akan lebih hemat. LCD pada penelitian ini digunakan sebagai penampil
waktu secara nyata. Kemudian untuk mengukur keluaran panel surya pada penelitian
ini digunakan alat ukur voltmeter dan amperemeter.

3.3 Rancangan Perangkat Keras


Salah satu metode penelitian dalam tugas akhir ini adalah metode
perancangan yang berisi salah satunya adalah rancangan perangkat keras. Rancangan
perangkat keras meliputi rancangan sistem mekanik dan rancangan sistem elektrik.

3.3.1 Rancangan Sistem Mekanik


Dalam perancangan sistem mekanik pada penelitian ini digunakan beberapa
alat dan bahan yaitu dua buah motor stepper, empat buah sensor LDR (Light
Dependent Resistor), satu buah panel surya 10wp, satu buah LCD (Liquid Crystal
Display), dua buah besi as drat, kerangka mekanik, dan lain-lain. Desain kontruksi
mekanik seperti ditunjukkan pada gambar 3.4

22
Gambar 3.4 Desain Mekanik Tracking Panel Surya

Pada desain mekanik tracking panel surya ini menggunakan dua buah motor
stepper yang disambung dengan besi as yang berdrat dengan tujuan agar alat mampu
menahan panel surya meskipun motor stepper dalam keadaan mati atau tidak
bertegangan, pemasangan letak motor stepper dipasang sedemikian rupa seperti
gambar 3.4 sehingga motor stepper mampu menggerakan panel surya mengikuti
gerak harian dan semu matahari. Empat buah sensor LDR dipasang di masing-masing
bagian pojok panel surya sehingga sensor mampu mendeteksi sinar matahari dari
sudut dimanapun.

3.3.2 Rancangan Sistem Elektrik

23
Rancangan elektrik pada sistem tracking panel surya bisa meliputi rancangan
rangkaian real time clock (RTC), rangkaian sensor LDR (Light Dependent Resistor),
rangkaian driver L298, rangkaian relay, dan rangkaian keseluruhan.

3.3.2.1 Rangkaian Real Time Clock (RTC)


Rangkaian Real Time Clock pada penelitian ini berfungsi sebagai penghitung
waktu nyata yang dapat mengontrol pewaktuan secara tepat dan pewaktuan tersebut
berisi tentang data detik, menit, jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun yang digunakan
sebagai acuan waktu motor stepper untuk bergerak tiap 30 menit. Rangkaian Real
Time Clock (RTC) dapat dilakukan dengan software Isis Proteus seperti pada gambar
3.5.

.
Gambar 3.5 Rangkaian Real Time Clock (RTC)

Rangkaian Real Time Clock (RTC) pada penelitian ini menggunakan RTC
DS1307 yang dihubungkan ke PORTA.1 dan PORTA.2 atau ADC1 dan ADC2 di
mikrokontroller Arduino MEGA 2560.

24
3.3.2.2 Rangkaian Sensor LDR (Light Dependent Resistor)

Sensor LDR dapat mengetahui besar intensitas cahaya di sekitar panel surya,
sehingga sensor LDR dapat digunakan untuk mendeteksi arah datangnya sinar
matahari dan mendeteksi cuaca mendung. Perancangan rangkaian sensor LDR pada
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.6.

Gambar 3.6 Rangkaian Sensor LDR (Light Dependent Resistor)

Pada penelitian ini menggunakan empat buah sensor LDR yang masing-
masing dihubungkan di ADC 3 sampai ADC 6 pada PORTA.3, PORTA.4, PORTA.5,
dan PORTA.6 di pin mikrokontroller Arduino MEGA 2560. Pada rangkaian sensor
LDR ini menggunakan potensiometer sebagai pengganti resistor agar besar hambatan
bisa diatur, sehingga besar kepekaan sensor terhadap sinar matahari juga bisa diatur.

3.3.2.3 Rangkaian Relay


Relay yang digunakan pada penelitian adalah relay SPDT (Single Pole Dual
Totem) yang memiliki satu buah kontak NO (Normally Open) dan NC (Normally
Close) serta satu buah COMMON. Relay ini digunakan sebagai pemutus tegangan
yang masuk ke motor stepper ketika tidak digunakan untuk menggerakkan panel
surya maupun dalam kondisi mendung, sehingga energi yang terkuras dalam
menjalankan sistem tracking panel surya ini akan lebih hemat. Perancangan
rangkaian relay pada penelitian ini dilakukan dengan software Isis Proteus seperti
pada gambar 3.7.

25
Gambar 3.7 Rangkaian Relay

Relay pada penelitian menggunakan relay SPDT 5 volt karena tegangan yang
digunakan pada mikrokontroller Arduino MEGA 2560 adalah sebesar 5 volt.
Komponen aktif yang digunakan pada rangkaian relay ini adalah transistor yang
berfungsi sebagai saklar elektronik untuk mengalirkan dan menyumbat arus ketika
kaki basis transistor dialiri arus bias maupun tidak dialiri arus bias. Jenis transistor
yang digunakan adalah transistor c828 karena tegangan kerja relay hanya sebesar 5
volt. Kaki coil pada relay dihubungkan ke tegangan 12 volt pada motor steper,
Sehingga relay dapat memutus motot stepper ketika tidak tidak digunakan maupun
dalam kondisi mendung.

3.3.2.4 Rangkaian Driver Motor Stepper


Untuk dapat menggerakan motor stepper digunakan driver L298. Satu buah
IC L298 hanya dapat mengendalikan satu buah motor stepper. Oleh karena itu
dibutuhkan dua buah IC L298 Buntuk mengendalikan dua buah motor stepper.
Perancangan rangkaian driver motor stepper pada penelitian ini dilakukan dengan
software Isis Proteus seperti pada gambar 3.8.

26
Gambar 3.8 Rangkaian Driver L298

Pada IC L298 terdapat empat pin yang dihubungkan ke mikrokontroller


Arduino Mega 2560, lalu empat buah pin output yang dihubungkan ke motor stepper
unipolar . Pada driver L298 terdapat tegangan 5 volt yang dihubungkan ke
mikrokontroller sedangkan tegangan 12 volt merupakan tegangan kerja dari motor
stepper yang juga dihubungkan ke relay agar motor stepper tidak bertegangan ketika
dalam keadaan diam maupun ketika cuacanya mendung.
Motor stepper pada penelitian ini adalah motor stepper 12 volt dengan arus
sebesar 0,35 Ampere yang digunakan untuk menggerakkan panel surya per-step
sebesar 1,5 derajat setiap lima menitnya, lama waktu motor stepper untuk
menggerakan panel surya setiap step-nya sekitar 2 detik. Sehingga besar efisiensi
pemakaian daya pada motor stepper bisa dihitung menggunakan rumus :
Daya x Lama waktu pemakaian = 4,2 watt x 2 detik = 0,0023 watthours
3600 3600
Dalam satu hari motor stepper menggerakkan panel surya sebanyak 108 step,
sehingga besar efesiensi pemakaian daya motor stepper dalam satu hari sebesar
0,0023 x 108 = 0,25 watthours.

27
3.3.2.5 Rangkaian Kesuluruhan
Rangkaian kesuluruhan pada penelitian ini terdiri dari gabungan beberapa
rangkaian yaitu rangkaian RTC (Real Time Clock), rangkaian sensor LDR (Light
Dependent Resistor), Rangkaian driver L298, Rangkaian Relay serta LCD (Liquid
Crystal Display). Perancangan rangkaian keseluruhan pada penelitian ini dilakukan
dengan software Isis Proteus seperti pada gambar 3.9

Gambar 3.9 Rangkaian Kesuluruhan

Gambar 3.9 merupakan rangkaian kesuluruhan dari penelitian ini,


mikrokontroller Arduino Mega 2560 mendapatkan supply tegangan 5V dari keluaran
panel surya itu sendiri dan power supply unit jika keluran panel surya tidak mampu
untuk menyuplai ke beban. Pada Arduino Mega 2560 terdapat beberapa pin yang
akan dihubungkan ke beberapa rangkaian input dan output, PORTA dihubungkan ke
empat buah sensor dan satu buah modul RTC (Real Time Clock), PORTD
dihubungkan ke LCD (Liquid Crystal Display),dan PORTK dihubungkan ke driver

28
L298, sedangkan relay yang difungsikan sebagai pemutus dihubungkan ke salah satu
pin di arduino MEGA 2560 dan ke tegangan 12 volt pada stepper.

3.7 Rancangan Perangkat Lunak


Dalam pembuatan tugas akhir ini, menggunakan program dengan bahasa C
melalui software Arduino IDE yang dimasukkan ke mikrokontroller Arduino Mega
2560. Diagram alir program dapat dilihat pada gambar 3.10.

Mulai B A

Mendung ?
RTC Aktif Stepper default
Tidak

Ya
07.00 5 menit ?
16.00 ? Tidak Tidak
Relay Open

Ya Ya

Mendung ?
Baca data Ya
waktu

Tidak
108 kali / Tidak
16.00 ?
LDR ON.
Baca Posisi Stepper x Derajat
Matahari
Ya

A B

Gambar 3.10 Diagram Alir Program

29
Program akan aktif ketika sistem dinyalakan pada posisi aktif, kemudian
modul RTC DS1307 sebagai penampil waktu atau jam akan aktif sesuai waktu bagian
Indonesia ini. Mikrokontroller Arduino MEGA 2560 akan mendeteksi dari RTC
apakah waktu menunjukkan pukul antara 07.00 sampai 16.00 ? jika tidak, maka relay
akan open dan memutus rangkaian ke motor stepper, jika iya, maka RTC akan
membaca data waktu pada saat itu. Kemudian sensor LDR (Light Dependent
Resistor) akan mencari arah datangnya sinar matahari dengan memanfaatkan empat
buah sensor LDR yang diletakkan di masing-masing bagian serta untuk mendeteksi
cuaca mendung pada saat itu. Jika cuaca pada saat itu mendung, maka relay akan
open dan memutus rangkaian ke motor stepper, jika tidak, maka motor stepper akan
berputar default sesuai waktu pada saat itu. Setelah motor stepper dalam kondisi
default stepper akan mati selama lima menit. Motor stepper akan kembali aktif
setelah lima menit dengan syarat cuaca tidak mendung, jika mendung maka relay
akan open dan motor stepper kembali mati. Motor stepper akan bergerak beberapa
derajat, kemudian mati lagi selama 5 menit. Kegiatan seperti ini dilakukan terus-
menerus sampai 108 kali atau waktu sudah menunjukkan jam empat sore. Ketika
waktu sudah menunjukkan jam empat sore maka relay akan kembali open dan motor
stepper mati sampai jam tujuh pagi.

3.8 Jadwal Kegiatan


Dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini, disusun jadwal kegiatan agar pengerjaan
dan hasil dari tugas akhir ini sesuai dengan harapan. Jadwal kegiatan pada tugas akhir
ini dikerjakan selama empat bulan yang berisi studi literatur, perancangan sistem,
pembuatan hardware, pembuatan program, pengujian dan evaluasi, pengambilan data,
dan laporan kemajuan. Tabel jadwal kegiatan pengerjaan tugas akhir bisa dilihat pada
tabel 3.1.

30
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan

N Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4


Kegiatan
o

1 Studi Literatur

2 Perancangan Sistem

3 Pembuatan Hardware

4 Pembuatan Program

5 Pengujian dan Evaluasi

6 Pengambilan Data

7 Laporan Kemajuan

31

You might also like