You are on page 1of 6

Dalam beberapa decade ini, terjadi tren peningkatan penggunaan senjata api dalam

kejadian- kejadian

criminal, bahkan pada negara-negara yang mengatur dengan ketat regulasi senjata
api. Di beberapa Negara seperti Amerika,senjata apiadalah alat yang paling sering
digunakan untuk melakukan tindakan bunuh diri. Selain itu seiring dengan
peningkatan angka kejadian tindakan teroris, Angka penyalahgunaan bahan
peledak juga makin banyak ditemukan.

Type senjata api

Shotguns

Laras halus (smoth bore) terbuat dari laras metal yang berjalan parallel dengan
pemicu ledakan (taper), biasanya dimiliki oleh senjata seperti shotguns, senjata ini
biasanya menembakkan proyektil berdiameter kecil yang terbungkus dalam satu
catridge peluru secara menyebar.

Shotguns biasanya mempunyai laras yang panjang atau secara illegal biasanya
laras2 ini dipendekkan, seperti sawn off-shotgun yang sering menjadi senjata
favorit para perampok. Shotgun secara umum memiliki 2 laras yang bisa tersusun
berdampingan, atas-bawah. Shotgun secara umum di desain untuk mempunyai
jarak tembak sekitar 30-50m dan tidak didesain untuk membunuh orang pada jarak
yang ekstrim. Terdapat 2 jenis ukuran yang umum pada shot gun, pembagian ini
berhubungan dengan alur laras dan diameter dari laras, ukuran paling besar adalah
12 bore atau dikenal dengan 12 gauge, di amerika, dengan diameter laras
sebesar 19mm. sedangkan jenis lain berdiameter 0,410 inchi atau sekitar 11 mm .

Catridge shotgun berbahan dasar metal yang mengandung amunisi di tengahnya,


dan dikelilingi oleh tube plastik. Terdapat sumbat yang berisi bahan bakar yang
berfungsi sebagai penghantar ledakan yang akan melontarkan proyektil peluru.
Beberapa catridge peluru yang dimodifikasi dapat melontarkan proyektil sekali
tembak dengan satu arah tembakan.

Di beberapa Negara, biasanya Negara berkembang, terdapat senjata-senjata


rakitan atau biasa disebut country guns senjata rakitan ini bisa terbuat dari pipa
metal dan mempunyai system mekanisme penembakan yang masih kasar. Proyektil
dari senjata rakitan ini bisa diisi bermacam- macam benda, mulai dari paku, baut,
serpihan besi, bahkan batu. Hal ini akan mengakibatkan luka yang ditimbulkan
menjadi tidak beraturan dan tidak sesuai dengan teori.

SENAPAN

Senjata yang tergolong masuk dalam jenis senapan antara lain: revolver, pistol
otomatis, senapan dan berbagai jenis senjata militer lain. Hal yang membedakan
dengan jenis shotgun adalah, senjata tipe senapan ini hanya dapat memuntahkan
satu proyektil sekali tembak melalui laras yang biasanya mempunyai alur
berbentuk spiral di dalamnya. Alur spiral ini memungkinkan akurasi tembakan yang
stabil karena proyektil akan memutar di dalam laras yang akan menimbulkan gaya
putaran gyroskopik.

Sebagian jenis senjata api mempunyai mekanisme untuk mengisi ulang langsung
setelah melakukan tembakan. Hal ini memungkinkan untuk terjadi tembakan
berulang secara langsung. Pada senjata jenis revolver, pengisian ulang peluru
terjadi setelah pelatuk ditekan yang kemudian akan memutar silinder yang berisi
peluru dan siap untuk melakukan penembakan selanjutnya. Pada tipe senapan yang
lama, peluru dapat diisi ulang dengan memasukkan peluru secara manual pada bolt
atau kamar peluru atau bisa juga memakai magazine yang berisi beberapa peluru.
Pada penggunaan pengisian ulan peluru dengan mekanisme magazine, tenaga yang
digunakan adalah gas dan pegas dari magazine.

Amunisi dari senapan bervariasi baik dari jenis dan ukuran, tapi struktur secara
umum terdiri dari dua bagian silinder metal yang berisi proyektil tembak dan
amunisi pelontar. Dibagian bawah terletak bagian silinder metal berisi amunisi
pelontar, sedangkan di bagian atas terletak bagian silinder metal pelontar proyektil.
Pada proyektil di ujung amunisi dapat dilapisi oleh nickel, besi, atau pelapis metal.
Beberapa amunisi modern, mempunyai ledakan yang relatif kecil namun memiliki
daya impact yang besar pada tubuh.

Bahan pendorong pada amunisi modern memakai black powder yang akan
menyebabkan luka melingkar pada sekitar daerah tubuh yang terkena tembakan.
Model luka melingkar ini biasanya ditemukan pada senapan model lama. Pada
munisi modern tenaga pendorong yang digunakan biasanya berasal dari nitro
selulosa atau komponen propelan sintetis lain. Beberapa dari komponen sintetis ini
memiliki warna yang mencolok dan dapat terlihat di sekitar luka. Luka yang
ditimbulkan dari bahan sintesis ini biasanya berupa potongan- potongan kecil.
Ketika firing pin memicu ledakan pada dasar selongsong kemudian memicu ledakan
pada bahan peledak di sekitar selongsong, kemudian memproduksi volume gas
dalam jumlah besar yang kemudian memacu proyektil untuk melaju keluar dari
kamar peluru menuju laras. Besar tekanan gas yang mendorong proyektil
bervariasi antara ratusan sampai dengan ribuan feet per detiknya, hal ini
tergantung dari grade militer senjata yang digunakan. Jika energy dorongan ini
ditransfer menjadi energy kinetic yang mengenai tubuh tentu saja dampaknya akan
sangat parah ketika proyektil mengenai bagian tubuh. Penghitungan energy ini
dilakukan berdasar rumus massa dibagi kecepatan, dengan demikian semakin cepat
proyektil akan lebih efektif dibanding semakin besar peluru. Ini yang medasari
penggunaan senjata pada masa sekarang ini.
Luka dari tipe senjata smooth bore

Udara panas, kilatan api, sisa pembakaran peledak berperan dalam penampakan
luka tembak. Pellet atau proyektil dari senjata tipe smoothbore biasanya berbentuk
cone begitu pellet/ proyektil keluar ditembakkan, pellet segera lurus menyebar,
namun biasanya akan jatuh tidak merat. Hal ini mengakibatkan luka yang
ditimbulkan akan menimbulkan pola menyebar.

Luka yang diakibatkan oleh penempelan senjata api dengan ujung laras menempel
pada kulit dapat mengakibatkan pola abrasi pada kulit dengan bentuk sirkular yang
diakibatkan oleh karena tekanan udara panas yang menempel pada kulit. Luka ini
bukan diakibatkan karena recoil senjata api seperti yang sering disebut pada
berbagai macam text book, karena pada saat terjadi recoil, unjung laras senjata
justru menjauh dari permukaan kulit.

Luka masuk akan berbentuk sirkular dengan ukuran sesuai laras senjata dengan
jejas luka bakar dengan diameter sama kecuali penempelan laras tidak terlalu kuat.
Jaringan kulit akan berwarna hitam di dalam dan pada pada area sekitar luka dapat
berbentuk pin dikarenakan karbon monoxide dari asap sisa penembakan. Pada
dalam luka dapat ditemukan sisa dari catridge seperti piston yang dapat bersarang
pada luka.

Pada luka tembak jarang dekat, dengan ujung laras hanya beberapa centimeter dari
permukaan kulit, akan terdapat penampakan luka yang sama. Meskipun bisa juga
tanpa jejas dari ujung laras. Jejas yang diakibatkan karena asap sisa pembakaran
bisa terjadi lebih banyak tergantung dari jenis catridge yang digunakan. Luka bakar
pada kulit dan rambut di sekitar luka juga dapat ditemukan. Proyektil dari catridge
juga dapat bersarang di dalam luka.dapat terjadi kelim tattoo pada sekitar kulit
yang diakibatkan oleh pembakaran dari propelan catridge. Bekas kelim tato ini tidak
akan hilang dengan pencucian.

Pada luka tembak jarak sedang, dengan jarak antara 20-1 meter, akan terjadi
penurunan jejas yang disebabkan oleh asap, tapi kelim tattoo masih dapat terlihat.
Penyebaran luka tembak akan mulai telihat, dengan bentuk luka yang menyebar. Di
amerika ini disebut luka dengan pola lubang tikus

Pada luka tembak jarak jauh, bentuk luka akan lebih menyebar dengan lesi pellet
yang mengelilingi luka tembak utama dengan pola satelit. Bentuk luka dan
diameter luka akan bermacam-macam. Pada luka jarak jauh dengan jarak tembak
20-30 meterakan terjadi penyebaran pellet dari catridge.

Shotguns jarang menimbulkan luka tembak keluar ketika ditembakkan pada dada
atau abdomen, luka tembak masuk pada shotgun mudah dikenali mulai dari caliber
yang digunakan sampai dengan jenis senjata yang digunakan. Luka tembak keluar
yang terjadi biasanya berbentuk tidak beraturan dengan ukuran yang besar jika
ditembakkan pada kepala atau dada.
LUKA TEMBAK SENAPAN/RIFLED BORE

Karena tingginya kecepatan dan besarnya massa dari peluru, sebagian besar dari
luka tembak dari jenis rifled bore akan menembus tubuh yang akan mengakibatkan
luka tembak masuk dan keluar. Kecuali pada kasus dimana peluru mengenai tulang
atau peluru pecah. Pada caliber peluru yang lebih kecil seperti pada caliber .22
sangat jarang peluru bisa menembus tubuh kecuali jika ditembakkan dengan
tenaga yang besar. Sangat penting untuk bisa membedakkan luka tembak masuk
dan keluar, karena akan menentukan arah penembakkan, pada kenyataannya hal
ini akan sangat sulit diaplikasikan di lapangan.

LUKA TEMBAK MASUK

Luka tembak dari senjata berjenis rifled bore biasanya melingkar kecuali pada area
yang mempunyai kepadatan tulang lebih seperti kepala dimana bisa terjadi
pecahan rebound dari udara. Dapat terjadi bekas dari ujung laras jka senjata
ditekan kuat pada kulit. Dapat terjadi bekas asap,luka bakar local pada kulit dan
rambut, dan kemerahan karena carbon monoksida.

Pada luka tembak jarak dekat dengan jarak 20cm (bisa bervariasi tergantung dari
jenis senjata dana amunisi yang digunakan) akan terdapat lubang berbentuk
sirkular, tapi bisa juga terdapat luka bentuk oval tergantung dari sudut peluru yang
masuk menembus kulit. Pada sekitar lubang juga dapat ditemukan luka bakar pada
kulit dan rambut. Lubang yang terjadi dapat berbentuk lebih kecil dari ukuran
caliber peluru, karena setelah peluru menembus kulit, regangan elastisitas kulit
akan mempengaruhi penutupan luka.

Pada luka tembak jarak jauh (dengan jarak tembak mencapai beberapa kilometer
dengan high power rifled) luka tembak masuk akan sama, namun tanpa bekas asap,
luka bakar dan kelim tato, pada jarak yang sangat extreme, putaran gyroskopik
akan hilang dan peluru bisa bergerak liar tak menentu, hal ini akan mengakibatkan
bekas luka yang tidak beraturan, dan bisa juga berbentuk linear.

LUKA TEMBAK KELUAR

Pada luka tembak keluar biasanya tidak ditemukan bekas pembakaran, asap atau
kelim bekas mesiu. Jika peluru berjalan mendatar atau menembus tulang
sebelumnya, luka tembak keluar yang terjadi akan berbentuk lebih tidak beraturan,
multiple dan bisa berukuran lebih besar.

Pada senjata dengan golongan military grade dengan kecepatan tembak yang
tinggi, luka tembak keluar biasanya besar karena menghasilkan ledakan saat
menembus jaringan. Jika sebelumnya peluru menembus jaringan lain seperti
dinding, sabuk, atau penghalang lain, luka tembak keluar biasanya lebih kecil dari
pada luka tembak masuk.
Biasanya pada senjata yang termasuk berkecepatan rendah, seperti shotguns,
amunisi atau pellet merusak jaringan dengan hanya menggunakan kekuatan
penetrasi tekanan, pada senjata dengan kecepatan tinggi atau dengan military
spec, kerusakan jaringan yang ditimbulkan akan lebih hebat, karena energy peluru
yang keluar menyebar di sepanjang jalur lintasan tembak pada tubuh.

PELURU PLASTIK/KARET,STUD GUNS.

Pada pengendalian kerusuhan, polisi biasanya menggunakan senjata khusus seperti


peluru karet yang ditembakkan dengan menggunakan shotguns yang bertujuan
untuk melumpuhkan pengunjuk rasa tapi tanpa untuk membunuh atau
menimbulkan Luka serius.

Pada penggunaan peluru plastic atau karet ini seharusnya tidak boleh ditembakkan
dengan jarak kurang dari 20 meterdan hanya boleh ditembakkan pada bagian tubuh
seperti extremitas. Namun pada kenyataannya banyak luka serius atau bahkan
kematian yang ditimbulkan pada penggunaan senjata ini. Seperti fracture iga, dan
kerusakan pada mata, dan cedera organ dalam.

Cedera dan yang ditimbulkan dari stud guns tercatat juga pernah terjadi. Stud guns
biasanya digunakan untuk memasukkan paku atau baut pada baja konstruksi
dengan ledakan kecil. Biasanya penggunaan stud guns ditemukan pada kasus
pembunuhan atau bunuh diri namun cedera yang ditimbulkan kebanyakan karena
kecelakaan kerja.

KECELAKAAN,PEMBUNUHAN ATAU BUNUH DIRI?

Pada luka tembak dengan senjata api, ini merupakan hal yang harus ditentukan.
Pada kasus bunuh diri luka harus terjangkau dari jangkauan tangan, kecuali ada
bantuan dari alat lain.

You might also like