Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
risiko bagi kesehatan. Obesitas dan overweight merupakan dua hal yang
2007)
Obesitas pada anak sampai kini masih merupakan masalah, satu dari
anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Hal ini di
dukung penelitian Bier (2007) yang menuliskan bahwa lebih dari 9 juta anak
tahun 2007 angkanya terus melonjak dua kali lipat pada anak usia 2-5 tahun
dan usia 12-19 tahun, bahkan meningkat tiga kali lipat pada anak usia 6-11
2010, kasus obesitas di seluruh dunia bertambah lebih dari dua kali lipat sejak
1980. Pada tahun 2008, lebih dari 200 juta orang laki-laki dan hampir 300 juta
tela mencapai proporsi epidemik global yang mana sedikitnya 2,8 juta orang
penyakit salah gizi, sebagai akibat konsumsi makanan yang jauh melebihi
tersebut ialah kebiasaan hidup sehari-hari, seperti pola makan, aktivitas fisik,
dan pola tidur yang diterapkan pada anak dan akan memicu beberapa masalah
penyakit, masalah fisik, psikologis dan isolasi sosial pada anak (Arisman,
(Khomsan,2007).
Terjadinya perubahan kebiasaan dari makan secara teratur menjadi
pola makan yang kurang terstruktur, yang lebih menyukai konsumsi kudapan
dengan produk makanan siap saji dan minuman ringan ketimbang makan
sampai kenyang dengan selang waktu yang lebih panjang. Makanan yang
tinggi, serta kurang mengandung sumber karbohidrat yang lambat diserap dan
sosial ekonomi yang maju , obesitas merupakan peyakit gizi yang penting.
Obesitas lebih menonjol di daerah kota/urban dari pada di daerah pedesaan/ rural
(Berhman et al,2007).
badan yang sehat serta akan mendukung perkembangan yang sehat. Pada
tahun pertama kehidupan bayi nutrisi yang sangat penting (Meadow dan
Neweel,2005). Tidak perlu diragukan lagi Air Susu Ibu (ASI) sebagai
makanan bayi yang baik (Notoatmodjo,2007). ASI dan susu formula bayi
berfungsi sebagai satu-satunya sumber nutrisi bagi bayi selama 4-6 bulan
keluarga, termasuk obesitas orang tua , status sosial ekonomi yang lebih
aktivitas keluarga (Berhman et al, 2000). Bila salah satu orang tuanya yang
kedua orang tuanya obesitas, maka resiko menjadi 80% (Soetjiningsih, 1995).
Kejadian overweight dan obesitas menjadi masalah diseluruh dunia
karena prevalensinya yang meningkat pada orang dewasa dan anak, baik di
antara tahun 1980 hingga 2008. Pada tahun 2008,10% pria dan 14% wanita di
dibandingkan dengan data penderita pada tahun 1980 yakni 5% untuk pria
di Indonesia mencapai 9,2% pada anak usia 6-12 tahun. Kegemukan,baik pada
overweight terbanyak yaitu 60% populasi atau sekitar 10,6 juta jiwa. Kejadian
overweight dan obesitas di Negara Malaysia sebesar 20,7% dan 5,8% tahun
1996 dan meningkat menjadi 47,9% dan16,3% pada tahun 2006. Di Filipina,
prevalensi overweight dan obesitas pada tahun 1998 sebesar15,8% dan 2,7%,
(obesitas ).
Data Riskesda (2011) jumlah anak balita yang mengalami obesitas
sebanyak 12,2% usia 0-5 tahun 2012 sebanyak 11,9% balita ,tahun 2013
tahun 2014 sebesar 7,4%, 2015 sebesar 7,6% dantahun 2016 sebesar 7,4%.
Data profilDinkesKabupatenPolewaliMandartahun 2012
6,0%, tahun 2014 sebesar 6,8%, tahun 2015 sebesar 7,2% dantahun 2016
sebesar 6,9%.
Data PuskesmasPekkabataKabupatenMandarjumlahanakbalitaumur 3-
2013 sebanyak 106 (8,9%), tahun 2014 sebanyak 116 (9,2%), tahun 2015
menyatakan bahwa insidensi obesitas selama empat tahun terakhir lebih tinggi
pada usia 7-11 tahun dari pada usia11-15 tahun. Selain itu, secara dramatikal
meningkat dan dengan demikian harus mencegah kenaikan berat badan yang
usia anak akan menimbulkan masalah yang berkelanjutan pada usia remaja
dan dewasa,yaitu penyakit hipertensi,stroke, diabetes dan berbagai kelainan
selam 15 menit dalam periode 1 jam atau sama dengan 3 jam setiap hari.
Kegemukan bukan lagi masalah estetika bukan pula masalah genetik dan
masalah lingkungan tapi masalah manajemen berat badan yang kurang tepat
yang dapat dirubah dengan pengatahuan yang benar melalui pola hidup yang
sehat, seperti istirahat teratur, pola makan yang sehat dan aktivitas yang
Pada Anak balita usia 3-5 tahum di Wilayah Kerja Puskesmas Pekkabata
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas
data 10 ibu (50%) memberikan makanan pokok > 3 kali sehari, 6 ibu (30%)
memberikan 2 kali sehari dan 4 ibu (20%) memberikan 1 kali sehari. Adapun
jenis makanan yang biasa anak makan adalah nasi, mie instan dan daging
serta banyaknya warung dan jajanan sekolah, selain makanan pokok orangtua
bermain game, 2 ibu (10%) menjawab berlari-lari, dan 2 ibu (10%) menjawab
selingi camilan, 6 anak (30%) suka minum susu cair dan sisanya 4 anak (20%)
hanya diam.
Pola tidur anak sehari sebanyak 8 ibu (40%) menjawab tidur anak
sedangkan 2 ibu (10%) menjawab anaknya tidur kurang dari 10 jam/ hari,
dansebanyak 6 ibu (30%) mengaku anaknya jarang sekali tidur siang. Para ibu
dirumuskan masalah pada penelitian ini yaitu apakah faktor pola makan,
faktor pola aktivitas fisik anak, dan pola tidur anak memiliki hubungan dengan
terjadinya obesitas pada anak balita usia 3-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas
obesitas pada anak balita usia 3-5 tahun di wilayah kerja puskesmas
pekkabata.
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1 Untuk mengetahui apakah faktor pola makanberhubungan
Mandar
1.3.2.2 Untuk mengetahui apakah faktor aktivitas fisik anak
Polewali mandar
Mandar
1.3.2.4 Untuk menganalisis hubungan faktor pola makan anak, faktor
penelitiselanjutnyadalammelakukakanpenelitianmengenaifaktor
yangberhubungandengankejadianobesitaspadaanakbalitausia 3-5
tahun.