Professional Documents
Culture Documents
Endang Kusumaningsih*)
Abstrak
enelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan para musisi gereja
Abstract
The main objective of this research is to develop the profesionalism of the
church musicians t of the Sevent-Day Adventist Church in Jakarta. This is an
action research which is done in three cycles, each of which consists of
planning, acting, observing, and reflecting. The research participants consist
of 50 musicians for the first and 12 musicians for the second and 50 musicians
for the third cycle. The learning materials consist of: The standart music of
SDA church, the SDA church hymn, vocal technique, conducting technique,
basics of accompanying pianist for church song, basics of musical notation
and ensemble. The objectives of the research were achieved after the
implementation of the third cycle. The indicators of achievement are: (a) the
conductors are able to sing and conduct correctly, (b) the pianist are able to
perform properly as expected and, (c) the conductors and the pianist show
harmonious cooperation in guiding the church congregation to sing.
Latar Belakang
Penelitian dilaksanakan pada para konduktor dan pianis Jemaat gereja Masehi
Advent Hari Ke Tujuh di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, pada tahun 2001
hingga tahun 2003.
Para konduktor dan pianis jemaat yang dimaksud di sini adalah para musisi
yang ditugaskan untuk memandu saat jemaat menyanyikan lagu-lagu di dalam
kebaktian. Di saat pemanduan terjadi konduktor memberi aba-aba sambil
menyanyi di depan mikrofon agar terdengar oleh seluruh jemaat, sementara
pianis mengiring. Dalam wilayah DKI dan sekitarnya terdapat 90 gereja masehi
Advent Hari Ke Tujuh (GMAHK). Namun tidak semua gereja memiliki konduktor
dan pianis.
Berdasarkan hasil pra-observasi yang dilakukan oleh peneliti dan beberapa
kolaborator yang terlibat di dalam pelatihan selama tahun 2000 di gereja-
gereja saat kebaktian, terdapat kenyataan sebagai berikut:
1. Banyak lagu-lagu yang dinyanyikan salah dari melodinya, ritmenya,
temponya, prasering dan ekspresinya oleh jemaat maupun konduktor yang
pada umumnya kurang memiliki pengetahuan notasi, harga nada, tempo,
dinamika, prasering dan ekspresi lagu.
2. Pemberian aba-aba kurang tepat dan kadang-kadang ada konduktor yang
suaranya sumbang atau cempreng sehingga menggangu.
3. Ada konduktor yang menyanyikan lagu dengan di improvisasi seperti
layaknya penyanyi yang menyanyi lagu-lagu hiburan sehingga
mengakibatkan suasana tidak khusuk.
4. Para pianis yang kurang menguasai teknik permainan dan memainkan
melodi, ritme, tempo, prasering yang salah dari lagu-lagu yang sedang
dimainkan. Memainkan intro lagu tidak mantap sehingga membingungkan
konduktor dan jemaat yang akan menyanyi. Kadang-kadang membuat
variasi iringan yang dinilai kurang sesuai. Salah satunya membuat variasi
seperti untuk lagu hiburan, atau gaya iringan yang tidak sesuai dengan
karakter lagu. Contoh: lagu yang berkarakter khidmat dibuat gaya iringan
seperti lagu mars.
Masalah
Untuk menjadi konduktor dan pianis pengiring lagu jemaat GMAHK perlu
mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk konduktor
a. Memiliki vokal yang cukup baik untuk dapat menyanyi dengan baik.
b. Memiliki kemampuan memberi aba-aba dengan benar.
c. Memiliki pengetahuan tentang notasi musik.
d. Memiliki pengetahuan tentang lagu-lagu jemaat sehubungan dengan
melodinya, ritmenya, temponya, biramanya, dan ekspresinya.
e. Memiliki pengetahuan tentang cara bekerja sama, dengan pianis.
f. Memiliki pengetahuan tentang prinsip bermusik Gereja Masehi Advent
Hari Ke Tujuh.
2. Untuk pianis
a. Memiliki kemampuan teknik permainan piano yang baik.
b. Memiliki kemampuan mengiringi dengan baik.
c. Memiliki pengetahuan tentang notasi musik.
d. Memiliki pengetahuan tentang lagu jemaat sehubungan dengan
melodinya, ritmenya, temponya, biramanya, dan ekspresinya.
Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan pada
penelitian ini adalah:
Bagaimana meningkatkan kemampuan para konduktor dan pianis GMAHK
agar dapat memandu nyanyian Jemaat di saat kebaktian dengan benar?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model pembelajaran musik bagi
musisi GMAHK.
Kerangka Teori
Dalam upaya membuat desain pembelajaran pada pelatihan ini, peneliti
membuat sebuah kerangka teori dari teori-teori sebagai berikut:
1. Hakikat Musik Gereja Masehi Advent Hari Ke Tujuh
Melalui pendapat Pythagoras (filsup dan ahli matematika), Boethius (ahli
musik abad pertengahan), Yehudi Menuhin (Violis terkemuka), Bennett
Reimer (pendidik musik), Teguh Wartono (pendidik musik), Donald P. Hustad
(ahli musik Kristiani), John Sheperd dan Peter Wieke (musikolog), Dieter
Mack (komposer), dan Ellen G. White (rohaniwan GMAHK) dihasilkan
sebuah rangkuman tentang hakikat musik yang berbunyi sebagai berikut:
Kerangka Berpikir
Berdasarkan definisi dan pengertian beserta kerangka teori, maka peningkatan
profesionalisme melalui pembelajaran musik bagi musisi GMAHK adalah
kegiatan belajar mengajar bersifat pelatihan bagi konduktor dan pianis dengan
meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan pemahaman mereka tentang
musik yang didasari oleh dasar kepercayaan GMAHK, agar mereka layak untuk
memandu jemaat dalam menyanyikan lagu pada kebaktian. Kemampuan musik
yang diberikan adalah kemampuan yang bersifat individu seperti teknik vokal
yang membelajarkan bagaimana menyanyi dengan benar, teknik kondukting
yang membelajarkan bagaimana mengaba-aba dengan benar, pengetahuan
dasar bagi pianis pengiring lagu jemaat yang membelajarkan bagaimana
bermain piano dan mengiringi dengan benar, pemahaman lagu jemaat yang
membelajarkan sisi musikal lagu-lagu. Yang membelajarkan tulisan musik
melalui not balok dan notasi serta kelompok yaitu ansambel. Agar menghayati
musik yang dipelajari mereka diberikan apa yang menjadi prinsip dan landasan
dalam musik untuk kebaktian di GMAHK. Agar para peserta memiliki motivasi
dan semangat dalam mengikuti pelatihan, dibuat model pembelajaran dan
menentukan strateginya.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan terhadap pelatihan musisi GMAHK wilayah DKI
Jakarta dan sekitarnya mulai tahun 2001 hingga 2003. pelatihan yang diadakan
sebanyak tiga siklus ini diikuti oleh peserta yang berbeda dari gereja-gereja
yang tersebar di DKI Jakarta dan sekitarnya. Pada siklus satu, pelatihan diikuti
oleh 50 peserta dan pada siklus dua 16 orang, sedangkan siklus tiga ada 50
orang. Pelatihan ini melibatkan 9 orang kolaborator yang bertugas mengajar
serta mengadakan pemantuan secara bergiliran.
Penelitian tindakan dilaksanakan sebagai usaha peningkatan kemampuan para
musisi jemaat melalui siklus-siklus yang akhirnya akan menghasilkan model
pembelajaran Dengan demikian penelitian kaji tindak dengan pengamatan
melalui siklus-siklus yang memiliki tahap-tahap seperti planning, implementasi,
observasi, dan refleksi merupakan wadah dalam melaksanakan tanggung jawab
tersebut, khususnya dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
1. Teknik Pengumpulan Data:
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
a. Melakukan observasi
Yang melakukan adalah peneliti dengan dibantu oleh beberapa
kolaborator untuk mengamati proses pelatihan berupa lembar
pengamatan yang sudah dengan rinci menampilkan aspek-aspek dari
proses yang harus diamati, dan tinggal membubuhkan tanda cek.
Selain itu juga mengamati kendala-kendala dan akibat-akibat yang
terjadi. Bagi peneliti selain mengamati proses pembelajaran, juga
mengamati kinerja kolaborator dalam menyajikan materi
pembelajaran.
Proses pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung, dan juga setelah pembelajaran berlangsung dengna
menghadiri gereja-gereja, dan menyaksikan saat konduktor dan pianis
memandu jemaat menyanyi. Dari hasil observasi diadakan diskusi
antara peneliti dan kolaborator dan hasilnya dijadikan acuan untuk
rencana berikutnya.
b. Melakukan interviu
Dilakukan untuk melengkapi dan mendapatkan data-data yang belum
di dapat dari observasi. Wawancara dilakukan kepada kolaborator,
pimpinan jemaat dari gereja yang bersangkutan dan pimpinan
organisasi penyelenggara.
c. Menyebar kuesioner
Dilakukan kepada peserta pelatihan.
d. Menjalankan tes
Tes dipakai untuk mengukur kemajuan peserta pada akhir pertemuan
berbentuk tes teori dan praktek.
e. Dokumen
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber berbentuk
tulisan dengan tujuan mendapatkan tambahan data tentang hal-hal
Manfaat Penelitian
1. Secara Praktis
a. Bagi musisi jemaat: Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
profesionalisme para musisi jemaat untuk dapat memimpin dan
mengiringi nyanyian ibadat dengan benar.
b. Bagi kolaborator: Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar
pertimbangan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan
model pelatihan bagi musisi-musisi jemaat.
c. Bagi pihak pengelola (Gereja Masehi Advent Hari Ke Tujuh Konferens
DKI dan sekitarnya): Hasil penelitian ini menjadi bahan masukan
penetapan kebijakan yang perlu dimiliki oleh Komisi Pendidikan dan
Pelatihan Musik yang berada di bawah naungan Gereja Masehi Hari
Ke Tujuh Konferens DKI.
2. Secara Teoritis : Dapat dijadikan acuan dalam melakukan lebih lanjut
dalam penelitian sejenis. Selain itu dapat memperkaya teori yang sudah
ada.
Tahap II :
Pembelajaran terpadu dari 6 pelajaran di Gereja masing-masing, satu
pelajaran terpisah yaitu pelajaran notasi balok.
Evaluasi : Tes teori + praktek.
Prosedur pembelajaran dari setiap mata pelajaran
A. Langkah :
1. Enam pelajaran sesuai urutan silabus.
2. Satu pelajaran, urutannya disesuaikan dengan urutan lagu di kebaktian
yaitu pemahalam lagu jemaat.
B. Kegiatan:
1. Lebih ditekankan pada praktek.
2. Individu dan kelompok.
C. Strategi pembelajaran : Ada perubahan strategi khususnya untuk praktek.
D. Metode : Ceramah, peragaan, praktek.
E. Media : Gambar, contoh dari kaset, piano, keyboard.
Kesimpulan
Disimpulkan bahwa setelah siklus ketiga kriteria keberhasilan tercapai. Dengan
demikian maka model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan para
konduktor dan pianis jemaat GMAHK adalah model pembelajaran siklus ketiga
yang memiliki prosedur sebagai berikut:
1. Pada tahap pertama konduktor dan pianis disatukan untuk mempelajari
standar musik GMAHK, dan Landasan Musik GMAHK. Kemudian kelas dipisah
di mana konduktor mempelajari teknik vokal yang dipadukan dengan
pemahaman lagu GMAHK, dan para pianis mempelajari pengetahuan dasar
bagi pianis pengiring lagu jemaat GMAHK yang dipadukan dengan
pemahaman lagu GMAHK. Konduktor dan pianis dipersatukan kembali di
setiap akhir pertemuan di kelas ansambel, dan paduan suara
Di akhir tahap pertama diadakan evaluasi berupa tes praktek menyanyi
sambil diiringi piano.
2. Pada tahap kedua konduktor mempelajari notasi balok yang dilanjutkan
dengan teknik kondukting, sementara pianis masih melanjutkan
Implikasi
Penelitian ini memiliki implikasi bahwa melalui pelatihan yang intensif dengan
memberikan 8 mata pelajaran yang memuat pengetahuan dan keterampilan
dengan kegiatan yang diadakan secara bersama-sama dan pelatihan individu
di gereja memberikan pengetahuan dan keterampilan yang merata bagi
konduktor dan pianis lagu jemaat GMAHK di seluruh wilayah DKI Jakarta dan
sekitarnya. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa bukan hanya pengetahuan
Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukkan oleh para
pelatih konduktor dan pianis di gereja-gereja, dan juga acuan bagi panitia
penyelenggara apabila hendak mengadakan siklus berikutnya.
Disarankan agar :
(1) Para kolaborator yang dianggap juga pelatih para konduktor dan pianis di
gereja-gereja dapat melanjutkan hasil penelitian yang selama ini
diterapkan.
Diskusi
Penerapan prosedur pembelajaran di siklus ketiga merupakan model
pembelajaran yang memberikan pemahaman dan keterampilan secara
berjenjang. Pemahaman secara berjenjang dimulai dengan pemahaman akan
doktrin gereja yang melandasi prinsip musik, bagaimana bermusik dan sikap
musisi. Dalam hal ini jelas bahwa sebelum memiliki pemahaman akan ilmu
musiknya, musisi harus mengetahui prinsip doktrin agama. Baru setelah itu
diberi kepahaman dan keterampilan berjenjang ilmu musiknya yang dimulai
dengan pembelajaran yang bersifat individu yang dilanjutkan dengan kelompok.
Namun di samping itu ada pembelajaran terpadu dari beberapa pelajaran.
Untuk konduktor, pembelajaran yang bersifat individu dimulai dengan teknik
vokal yang membelajarkan cara menyanyi dengan baik dan benar, baru
kemudian dilanjutkan dengan keterampilan membaca notasi dan diakhiri
dengan keterampilan melakukan aba-aba. Sedangkan untuk pianis,
pembelajaran yang bersifat individu adalah pengetahuan dasar bagi pianis
pengiring lagu jemaat yang membelajarkan bagaimana memainkan dan
mengiringi lagu jemaat. Semua kegiatan praktek ini dipadukan dengan
pemahaman lagu-lagu jemaat. Dengan pembinaan yang bersifat individu
terlebih dahulu diharapkan mereka sudah memiliki persiapan yang baik saat
di kelas ansambel yang melibatkan kerjasama yang kuat yang sangat
memerlukan kemampuan individu. Penerapan peningkatan kemampuan
Daftar Pustaka
______ (1985). Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Jakarta: Lembaga
Alkitab Indonesia
Anderson, Rin W & Krathwohl David R, .(2001). A Taxonomi for Learning,
Teaching and Assessing. New York: Addison Wesley Longman, Inc.
Gardner, Howard. (1999). Intelligence reframed, New York: Basic Book
Gardner, Howard. The seven types of intelligence. Http/www.awopnet.com/
ed/TAG/7 Inteligences, htm
Greenwood, Davydd J. (1999). Introduction to action research, London: Sage
Publication
Hooper, Wayne and Edward E. White. (1988) Companion to the seventh day
adventist hymnal, Washington: Review and Herald Publishing
Association
Mangkuprawiro, Syafri. (2002). Manajemen sumber daya manusia strategik.
Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia
Miarso, Yusufhadi. (1985). Suatu model teknologi pendidikan untuk pemerataan
kesempatan pendidikan di Indonesia. Disertasi, IKIP Malang
Mills, Geoffrey E. (2000). Action research a guide for the teacher research.
New Jersey: Merriel, an Imprint of Prentice Hall
Musik, Komite.(2000) Penuntun Musik GMAHK Konferens DKI dan Sekitarnya,
Jakarta: Konferens DKI GMAHK
Moleong, Lexy J. (2000). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Richey, Rita. (1986).The Theorical and conceptual bases of instructional design,
New York: Nicholas Publishing Company