You are on page 1of 36

PANDUAN PELAKSANAAN

VERIFIKASI WILAYAH TAHAP I


TAHUN 2015/2016

Direktorat Pembinaan SMK


Direktorat Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
KATA PENGANTAR

Peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan,


dan efisien menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat,
kemandirian, keluhuran budi pekerti, karakter yang kuat, dan daya
saing bangsa merupakan program prioritas pemerintah untuk
pembangunan pendidikan di Indonesia.

Sejak diberlakukannya undang-undang otonomi daerah,


pembangunan pendidikan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat
melalui mekanisme pemberian bantuan yang beberapa diantaranya
diberikan langsung ke sekolah. Mekanisme ini dirasakan efektif ketika
jumlah dana yang disalurkan hanya menjangkau beberapa sekolah.
Sehubungan dengan kesanggupan penyediaan dana oleh pemerintah
yang semakin meningkat tajam mendekati angka 20% dari APBN,
maka mekanisme pemberian program bantuan ke sekolah harus
disesuaikan. Salah satu dari tahapan proses mekanisme verifikasi yang
semula dilaksanakan pada setiap sekolah yang akan menerima
program bantuan, kini menjadi tidak relevan lagi, dan sebagai
penyesuaian perubahan adalah Verifikasi Wilayah

Panduan Pelaksanaan Verifikasi Wilayah yang tersusun ini telah


dilengkapi dengan strategi dan prosedur pelaksanaan. Panduan
Pelaksanaan Verifikasi Wilayah ini tentu masih memerlukan
penyempurnaan lebih lanjut berdasarkan pengalaman lapangan dan
berbagai masukkan dari para pihak. Dengan diterbitkannya Panduan
Pelaksanaan Verifikasi Wilayah ini diharapkan pelaksanaan di lapangan
akan menjadi lebih baik dan terarah sehingga hasil kerja para petugas
verifikasi akan lebih efektif, efisien, akuntabel dan dapat
dipertanggungjawabkan.

i
Kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dan menyampaikan pemikiran cerdasnya, dan
menyambut positif semua pendapat yang bermanfaat untuk
penyempurnaan Panduan Pelaksanaan Verifikasi Wilayah ini.

Jakarta,
Tim Verifikasi Wilayah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................... i


DAFTAR ISI............................................................................. iii
BAB I .......................................................................................1
PENDAHULUAN ........................................................................1
A. .. Latar Belakang..................................................................... 1
B. .. Tujuan ................................................................................ 3
C. .. Dasar Hukum ...................................................................... 4
BAB II ......................................................................................4
TAHAPAN VERIFIKASI WILAYAH ............................................5
A. .. Tahapan Pelaksanaan........................................................... 5
B. Jadwal Pelaksanaan............................................................. 6
BAB III ....................................................................................7
DESKRIPSI INSTRUMEN VERIFIKASI WILAYAH .....................7
A. Data Dasar SMK ................................................................... 7
B. Data Usulan ....................................................................... 19
BAB IV ................................................................................... 25
MEKANISME PEMBARUAN DATA ONLINE ............................. 25
A. Ketua MKKS........................................................................25
B. Dinas Kabupaten/Kota ........................................................ 30
BAB V .................................................................................... 32
PENUTUP ...............................................................................32

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anggaran pendidikan selalu mengalami kenaikan dari tahun ke
tahun. Demikian juga anggaran Direktorat Pembinaan SMK yang
pada tahun 2016 mengalami kenaikan jika dibanding tahun 2015.
Kenaikan anggaran pendidikan ternyata juga diimbangi dengan
efisiensi anggaran yang ketat dari pemerintah sehingga
penyaluran anggaran pendidikan harus tepat sasaran dan
diprioritaskan untuk kepentingan masyarakat/sekolah.

Menyikapi tuntutan tersebut, Direktorat pembinaan SMK berusaha


mewujudkan penyelenggaraan pendidikan kejuruan yang efektif,
efisien, dan akuntabel. Salah satunya adalah melakukan
pengembangan mekanisme pelaksanaan verifikasi SMK calon
penerima program bantuan yang sumber dananya berasal dari
APBN.

Verifikasi yang semula dilakukan pada setiap program bantuan,


dirubah menjadi verifikasi wilayah yang mencakup keseluruhan
bantuan yang berbasis data SMK di Kabupaten/Kota.

Verifikasi Wilayah adalah kegiatan pembaharuan, pemeriksaan,


dan pembuktian kebenaran data dan informasi SMK yang
dilaksanakan secara terpadu untuk semua jenis program bantuan
yang disalurkan oleh Direktorat Pembinaan SMK. Pembaharuan
data dilaksanakan di Dinas Pendidikan Provinsi dan/atau Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota dengan melibatkan seluruh SMK,
sedangkan pemeriksaan dan pembuktian kebenaran data
dilakukan dengan mengambil sampel secara acak pada beberapa
SMK.
1
Hasil verifikasi wilayah akan dipergunakan sebagai dasar untuk
penyusunan dan pelaksanaan program pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dan pendistribusian bantuan
peningkatan dan pengembangan SMK.
Beberapa hal yang menjadikan kegiatan verifikasi wilayah lebih
layak dan akomodatif terhadap tuntutan perubahan kebijakan
pengembangan pendidikan menengah kejuruan, antara lain:
1. Petugas verifikasi disyaratkan memahami konsep
pengembangan seluruh program bantuan Direktorat
Pembinaan SMK.
2. Anggaran pendidikan menunjukkan grafik peningkatan dari
tahun ke tahun, sehingga berdampak terhadap peningkatan
jumlah sekolah yang akan memperoleh program bantuan. Oleh
karena itu verifikasi perlu dilakukan secara komprehensif-
terintegrasi sehingga verifikasi terhadap SMK calon penerima
program bantuan Direktorat Pembinaan SMK dapat dilakukan
dengan lebih efisien.
3. Kebutuhan data untuk perencanaan anggaran 1 (satu) tahun
berikutnya (perencanaan T-1) akan tersedia secara terus
menerus dan tepat waktu karena instrumen verifikasi wilayah
yang digunakan memuat aspek-aspek utama kebutuhan yang
dipersyaratkan pada setiap program bantuan. Aspek utama
setiap program bantuan yang diverifikasi ke lapangan akan
dimanfaatkan untuk memetakan SMK berdasarkan kebutuhan
program bantuan. Dengan demikian seluruh SMK yang akan
menjadi calon penerima program bantuan untuk 1 (satu) tahun
ke depan sudah dapat ditetapkan pada tahun yang sedang
berjalan.
4. Berdasarkan data dari sejumlah SMK dan beberapa petugas
verifikasi pusat ditemukan bahwa 1 (satu) lokasi SMK bisa
2
didatangi lebih dari 1 (satu) petugas verifikasi pusat untuk
program bantuan berbeda. Hal ini sering terjadi karena setiap
petugas verifikasi hanya dipersiapkan untuk memverifikasi 1
(satu) program bantuan yang melekat pada Tugas dan Fungsi
Subditnya. Oleh karena itu, penerapan konsep verifikasi
wilayah diharapkan dapat mencegah terjadinya pengulangan
verifikasi pada lokasi yang sama, karena 1 (satu) kali verifikasi
telah menjangkau untuk seluruh program bantuan.

Memperhatikan hal di atas, maka Verifikasi Wilayah dilaksanakan


pada tahun anggaran 2016. Verifikasi wilayah harus disikapi secara
positif oleh semua pihak dengan berpartisipasi aktif demi
perbaikan verifikasi wilayah ke depan.

B. Tujuan
Panduan Pelaksanaan Verifikasi Wilayah yang tersusun dalam
rangka pelaksanaan pemberian program bantuan untuk
pengembangan SMK, bertujuan untuk:
1. Meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas
pelaksanaan verifikasi;
2. Menyediakan materi dan informasi kepada para pihak
sehubungan kebijakan pelaksanaan verifikasi wilayah untuk
menggantikan pendekatan verifikasi sebelumnya;
3. Membantu persiapan petugas verifikasi untuk pemenuhan
tuntutan kebutuhan kemampuan yang dipersyaratkan sebagai
petugas verifikasi wilayah.
4. Membangun sistem verifikasi yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK);

3
5. Memberdayakan peran Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam proses
pelaksanaan verifikasi wilayah.

C. Dasar Hukum
Ketentuan hukum yang menjadi pijakan dan menaungi
pelaksanaan konsep Verifikasi Wilayah agar para pihak memiliki
kepastian langkah dalam melaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang RI Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan;
5. Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
6. Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya.
7. Peraturan Presiden RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 tahun 2008
tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah
Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

4
BAB II
TAHAPAN VERIFIKASI WILAYAH

A. Tahapan Pelaksanaan
Secara umum pelaksanaan verifikasi wilayah terbagi ke dalam 3
(tiga) tahap, yaitu: Persiapan Verifikasi, Pelaksanaan Verifikasi,
dan Pelaporan Verifikasi. Ketiga tahap ini wajib dilaksanakan
secara disiplin oleh petugas verifikasi.

Persiapan Verifikasi
1. Penyiapan Instrumen;
2. Pembagian Lokasi dan Petugas Verifikasi;
3. Pelaksanaan Pembekalan Petugas Verifikasi;
4. Penyerahan Instrumen kepada Petugas Verifikasi;
5. Koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;
6. Verifikasi wilayah dilaksanakan di region yang telah
ditentukan oleh Direktorat Pembinaan SMK. Pembagian setiap
region tempat pelaksanaan Verifikasi Wilayah memperhatikan
antara lain:
a. Jumlah SMK: Jumlah SMK yang mengikuti Verifikasi
Wilayah tidak boleh melebihi 350 SMK.
b. Letak geografis Kabupaten/Kota: Kabupaten/Kota yang
tergabung dalam satu region adalah Kabupaten/Kota yang
saling berdekatan, dan berada dalam satu Provinsi.
7. Menyepakati Lokasi pelaksanaan Verifikasi wilayah sesuai
dengan region yang telah dibagi.

Pelaksanaan Verifikasi
1. Petugas datang ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,
menjelaskan maksud dan tujuan verifikasi wilayah;

5
2. Petugas mengadakan pertemuan dengan Sekolah;
3. Petugas melakukan konfirmasi data dan menyepakati
pembaharuan instrumen verifikasi;

Pelaporan Verifikasi
1. Petugas menyerahkan hasil isian instrumen yang telah
diperbarui oleh semua Sekolah kepada Subdit Program dan
Evaluasi;
2. Subdit Program dan Evaluasi melakukan Pengolahan Hasil
verifikasi wilayah;
3. Subdit Program dan Evaluasi melaporkan hasil analisis kepada
Direktur Pembinaan SMK dan Subdirektorat lainnya;

B. Jadwal Pelaksanaan
No Kegiatan Waktu
1 Penyusunan Konsep Verifikasi Januari
Wilayah
2 Evaluasi Instrumen Februari
3 Pembekalan Petugas Februari
4 Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Februari
5 Pelaksanaan Verifikasi Wilayah Maret
Tahap 1
6 Pelaksanaan Verifikasi Wilayah Agustus
Tahap 2
7 Analisis Data Verifikasi Wilayah November
8 Sinkronisasi antara hasil verifikasi November
wilayah dengan dokumen anggaran
9 Penyajian Data Hasil Verifikasi Januari 2017
Wilayah

6
BAB III
DESKRIPSI INSTRUMEN VERIFIKASI WILAYAH

Instrumen verifikasi Wilayah secara umum terbagi ke dalam 2 (dua)


jenis data, yaitu: Data Dasar SMK dan Data Usulan Bantuan.

A. Data Dasar SMK


Data Dasar SMK merupakan data kondisi SMK sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan kebutuhan jenis bantuan. Pada
bagian ini akan dijelaskan penjelasan petunjuk pengisian dan
pembaruan dari setiap data. Data Dasar SMK terdiri dari:

1. Nomor
Diisi dengan nomor sesuai urutan sekolah.

2. Nama SMK
Diisi nama semua SMK Negeri/Swasta/SMK di Pondok
Pesantren yang telah mendapat ijin operasional di
Kabupaten/Kota.
Penulisan nama sekolah harus disesuaikan dengan isian
nama sekolah di Aplikasi Dapodik.

3. Kategori Sekolah
Diisi sesuai dengan Kategori SMK: Reguler/Aliansi/Pesantren/
Baru. Bisa diisi lebih dari 1 (satu) kategori
SMK Reguler:
Sekolah rata-rata pada umumnya yang memiliki siswa lebih
dari 200 yang mendekati Standar Nasional Pendidikan (SNP).
SMK Aliansi:
Sekolah yang memiliki jumlah siswa di bawah 200 siswa dan
merupakan aliansi dari SMK Rujukan.
7
SMK Berbasis Pesantren/Komunitas:
SMK yang menerapkan pembelajaran karakter berbasis
Pesantren/komunitas dan menerapkan pola boarding school.
SMK Baru:
SMK baru yang memiliki ijin operasional kurang dari 3 (tiga)
tahun dan diprioritaskan belum meluluskan siswa.

Contoh Pengisian:
Pesantren, Baru jika sekolah tersebut termasuk dalam
kategori SMK di pesantren dan merupakan sekolah baru.

4. Jumlah Siswa Mendaftar


Diisi dengan Jumlah pendaftar ke SMK

Contoh Pengisian:
1.065 jika jumlah pendaftar ke SMK sebanyak 1.065 orang.

5. Jumlah Siswa Diterima


Diisi dengan Jumlah pendaftar yang diterima di SMK.

Contoh Pengisian:
750 Jika pendaftar yang diterima sebanyak 750 orang.

6. Jumlah Siswa
Diisi dengan jumlah keseluruhan siswa (Kelas X, XI, XII,
dan/atau XIII).

Contoh Pengisian:
1.500 jika jumlah total siswa sebanyak 1.500 siswa

8
7. Daftar Paket Keahlian
Diisi dengan Kode Paket Keahlian yang dibuka di SMK. Kode
Paket Keahlian disesuaikan dengan spektrum SMK Kurikulum
2013.

Contoh Pengisian:
- 001, 002, 003 jika sekolah tersebut membuka Paket
Keahlian Teknik Konstruksi Baja (001), Teknik Konstruksi
Kayu (002), dan Teknik Konstruksi Batu dan Beton (003)

8. Paket Keahlian dengan Siswa terbanyak


Diisi dengan kode Paket Keahlian dengan siswa terbanyak.

Contoh Pengisian:
001 jika paket keahlian yang memiliki siswa terbanyak
adalah Teknik Konstruksi Baja

9. Jumlah Rombongan Belajar (Rombel)


Rombongan Belajar adalah kelompok peserta didik yang
terdaftar pada satuan kelas. Pembaharuan data Rombel
dilakukan dengan menghitung jumlah total rombel pada suatu
SMK.

Contoh Pengisian:
54 jika jumlah rombongan belajar sebanyak 54 rombel

10. Jumlah Guru Produktif PNS


Guru Produktif adalah guru yang mengampu mata pelajaran
produktif pada suatu SMK yang berstatus Pegawai Negeri
Sipil (PNS).

9
Contoh Pengisian:
10 jika guru pengajar berstatus PNS yang mengajar di
sekolah tersebut berjumlah 10 (sepuluh) orang.

11. Jumlah Guru Produktif Non PNS


Guru Produktif adalah guru yang mengampu mata pelajaran
produktif pada suatu SMK yang berstatus Non Pegawai Negeri
Sipil (PNS.

Contoh Pengisian:
12 jika guru pengajar berstatus Non PNS yang mengajar
di sekolah tersebut berjumlah 12 (dua belas) orang.

12. Jumlah Ruang Teori


- Ruang Teori adalah ruang pembelajaran teori yang dimiliki
suatu SMK. Perhitungan jumlah ruang teori berdasarkan
fungsi dasar/awal dari ruang dan standar ukuran yang
telah ditetapkan, yaitu 9x8=72 m2 untuk jumlah siswa 36
dalam satu rombongan belajar dan 9x7=63 m2 untuk
jumlah siswa 32 dalam satu rombongan belajar.
- Ruang teori yang difungsikan sebagai RPS atau ruang
penunjang lain tetap dihitung sebagai ruang teori.
- Ruang teori yang tidak memenuhi standar (luasnya kurang
dari 9x7=63 m2) tetap dihitung tetapi dengan catatan
tersendiri (s= memenuhi standar, ts= tidak memenuhi
standar)

Contoh pengisian:
9s, 10ts jika satu SMK memiliki 9 (sembilan) ruang teori
yang memenuhi standar dan 10 (sepuluh) ruang teori tetapi
tidak memenuhi standar.
10
13. Jumlah Ruang Praktik Siswa (RPS)
- Ruang Praktik Siswa (RPS) adalah tempat pelaksanaan
kegiatan praktik, perawatan, dan perbaikan peralatan.
Ukuran standar RPS adalah 12x9=108 m2.
- RPS yang difungsikan sebagai ruang teori atau ruang
penunjang lain tetap dihitung sebagai RPS.
- RPS yang tidak memenuhi standar (luasnya kurang dari
12x9=108 m2) tetap dihitung tetapi dengan catatan
tersendiri (s= memenuhi standar, ts= tidak memenuhi
standar)

Contoh Pengisian:
7s, 5ts jika satu SMK memiliki 7 (tujuh) RPS yang
memenuhi standar dan 5 (lima) RPS tetapi tidak memenuhi
standar.

14. Lahan Pertanian(A)/ Peternakan(B)/ Kolam(C)/


KJA(D)
Lahan praktik adalah sebidang lahan untuk melaksanakan
kegiatan praktik. Secara khusus, Lahan Pertanian/
Peternakan/ Kolam/ Keramba Jaring Apung (KJA) adalah
sebidang tanah untuk melaksanakan kegiatan praktik pada
paket-paket keahlian pada bidang pertanian/perikanan.

Pembaruan data pada instrumen verifikasi wilayah dilakukan


dengan mengisi jumlah Lahan Pertanian/ Peternakan/ Kolam/
Keramba Jaring Apung (KJA) yang dimiliki Sekolah.

Contoh pengisian:
3A, 5B Jika satu sekolah memiliki 2 (dua) lahan pertanian
dan 5 (lima) lahan peternakan.
11
15. Ruang Praktik Hotel Training
Ruang Praktik Hotel Training adalah ruang yang berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran
bidang perhotelan seperti lobi, resepsionis, restoran, kamar
hotel, ruang pertemuan, dan lain-lain.

Contoh pengisian:
20 jika satu sekolah memiliki 20 ruang yang difungsikan
tempat praktik pembelajaran perhotelan

16. Ruang Hotel Bisnis


Ruang Hotel Bisnis adalah ruang yang berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya bisnis bidang perhotelan yang
dikelola sekolah seperti lobi, resepsionis, restoran, kamar
hotel, ruang pertemuan, dan lain-lain.

Contoh pengisian:
20 jika satu sekolah memiliki 20 ruang yang digunakan
sekolah untuk menjalankan bisnis perhotelan.

17. Laboratorium Mata Pelajaran Adaptif


- Ruang Laboratorium adalah ruang untuk pembelajaran
secara praktik yang memerlukan peralatan khusus. Dalam
hal ini dikhususkan untuk mata pelajaran adaptif yaitu:
Laboratorium Fisika, Kimia, Biologi, IPA, Bahasa,
Komputer, multimedia, dan lain-lain. Ukuran standar
Laboratorium adalah 12x9=108 m2.
- Laboratorium yang difungsikan sebagai ruang teori, RPS,
atau ruang penunjang lain tetap dihitung sebagai ruang
laboratorium.

12
- Laboratorium yang tidak memenuhi standar (luasnya
kurang dari 108 m2) tetap dihitung tetapi dengan catatan
tersendiri (s= memenuhi standar, ts= tidak memenuhi
standar)

Contoh Pengisian:
4s, 1ts jika satu SMK memiliki 4 (empat) laboratorium
yang memenuhi standar dan 1 (satu) laboratorium tetapi
tidak memenuhi standar.

18. Perpustakaan
- Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan
memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka.
Ukuran standar Perpustakaan adalah 12x9=108 m2.
- Ruang perpustakaan yang difungsikan sebagai ruang teori,
RPS, atau ruang penunjang lain tetap dihitung sebagai
ruang perpustakaan.
- Ruang perpustakaan yang tidak memenuhi standar
(luasnya kurang dari 108 m2) tetap dihitung tetapi dengan
catatan tersendiri (s= memenuhi standar, ts= tidak
memenuhi standar)

Contoh pengisian:
- 1s (jika SMK sudah memiliki perpustakaan dan
memenuhi standar)
- 1ts (jika SMK sudah memiliki perpustakaan dan tidak
memenuhi standar)
- 0 (Jika SMK belum memiliki ruang perpustakaan)

13
19. Ruang Serbaguna/Aula/Seni budaya
- Ruang serbaguna/aula/seni budaya adalah ruang yang
difungsikan untuk menunjang kegiatan seni budaya atau
kegiatan lain yang memerlukan tempat yang luas. Ukuran
standar ruang serbaguna/aula/seni budaya adalah
24x8=192 m2 dan selasar seluas 48 m2.
- Ruang serbaguna/aula/seni budaya yang difungsikan
sebagai ruang teori, RPS, atau ruang penunjang lain tetap
dihitung sebagai ruang Serbaguna/Aula/Seni budaya.
- Ruang serbaguna/aula/seni budaya yang tidak memenuhi
standar tetap dihitung tetapi dengan catatan tersendiri
(s= memenuhi standar, ts= tidak memenuhi standar)

Contoh pengisian:
- 1s (jika SMK sudah memiliki Ruang serbaguna/aula/seni
budaya dan memenuhi standar)
- 1ts (jika SMK sudah memiliki Ruang serbaguna/aula/seni
budaya dan tidak memenuhi standar)
- 0 (Jika SMK belum memiliki ruang Ruang
serbaguna/aula/seni budaya)

20. Ruang UKS


Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini
peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan di SMK.

Contoh Pengisian:
Ada Jika sekolah memiliki ruang UKS
Tidak jika sekolah belum memiliki ruang UKS

14
21. Kapasitas Asrama
Kapasitas asrama adalah kapasitas ideal asrama untuk
menampung siswa. (bukan jumlah siswa yang berada di
asrama).

Contoh pengisian:
100 kapasitas ideal asrama adalah untuk menampung
siswa sebanyak 100 orang.

22. Jumlah Ruang Belajar yang Rusak


Jumlah Ruang Belajar yang Rusak adalah jumlah
Keseluruhan Ruang yang rusak sedang dan Rusak Berat.
Untuk rusak ringan dapat menggunakan dana BOS.
Penentuan tingkat kerusakan adalah berdasarkan
perhitungan analisis kerusakan dari dinas Pekerjaan Umum
(PU) daerah setempat.

Contoh pengisian:
12 jika terdapat 12 (dua belas) ruang yang rusak

23. Lahan Kosong Siap Bangun


Diisi sisa luas lahan/area kosong yang memenuhi
persyaratan pembangunan dan legalitas. Satuan dalam
meter persegi (m2).
Sebagai catatan, lahan/area siap bangun yang dimaksud
tidak termasuk lahan pertanian, taman, lapangan upacara
atau lahan antar bangunan.

Contoh pengisian:
100 jika satu sekolah memiliki lahan kosong siap bangun
seluas 100 meter persegi.
15
24. Lahan/area Siap Bangun (Lahan Cor/Dak Beton)
Diisi luas lahan cor/dak beton di lantai dua yang siap bangun.
Satuan dalam meter persegi (m2).

Contoh pengisian:
96 jika satu sekolah memiliki lahan cor/dak beton siap
bangun seluas 96 meter persegi.

25. Bukti Kepemilikan Lahan


Diisi dengan Bukti kepemilikan lahan yang menerangkan
bahwa lahan tersebut atas nama Pemerintah
Daerah/Sekolah/Yayasan, atau masih dalam proses mengurus
legalitas lahan.

Contoh pengisian:
Pemerintah jika kepemilikan lahan atas nama pemerintah
Yayasan jika kepemilikan lahan atas nama yayasan

26. Listrik
Daya listrik yang dimiliki sekolah untuk menunjang proses
pembelajaran di sekolah tersebut. Satuan dalam Watt

Contoh Pengisian:
600 jika satu sekolah memiliki daya listrik sebesar 600
watt

27. Bandwidth Internet


Diisi dengan kapasitas bandwidth internet di suatu sekolah
untuk mendukung pembelajaran dan proses pembaharuan
Data Pokok Pendidikan. Satuan dalam Mbps.

16
(catatan: 1 Mbps = 1.024 Kbps; 0,5 Mbps = 512 Kbps; dan
seterusnya)

Contoh Pengisian:
32 jika satu sekolah memiliki bandwidth internet sebesar
32 Mbps

28. Jumlah Jenis Lapangan Olahraga


Jumlah jenis Lapangan Olahraga yang dimaksud adalah
jumlah jenis olahraga pada lapangan yang dimiliki sekolah.
Misalnya satu lapangan dimanfaatkan untuk sepak bola,
basket, futsal, tenis, badminton, dll.

Contoh pengisian:
2 jika satu sekolah memiliki 2 (dua) jenis lapangan
olahraga.

29. Jumlah Alat


Perhitungan Peralatan pada suatu sekolah berdasarkan pada
jumlah set alat praktik yang dimiliki di setiap ruang praktik.
Sebagai catatan jika dalam satu ruang praktik terdapat alat
yang cukup untuk digunakan sepertiga jumlah siswa dalam
satu rombel, sudah bisa disebut 1 (satu) set.

Contoh pengisian:
10 jika satu sekolah memiliki 10 (sepuluh) set peralatan
praktik

30. Jumlah Jenis Teaching factory


Jumlah jenis Teaching Factory pada suatu sekolah.

17
Teaching Factory adalah konsep pembelajaran berbasis
industri (produk dan jasa) melalui sinergi sekolah dengan
industri untuk menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai
dengan kebutuhan pasar.
Suatu sekolah disebut telah memiliki Teaching Factory jika
sekolah tersebut sudah memiliki kemampuan untuk membuat
produk berbasis kompetensi keahlian dan memiliki nilai
ekonomi atau daya jual dan diterima oleh pasar.

Contoh pengisian:
1 jika satu sekolah memiliki 1 unit Teaching Factory.

31. Technopark
Diisi dengan jumlah Technopark pada suatu sekolah.
Technopark pada satu SMK adalah sekolah yang menjadi
pusat inovasi produksi, showroom/tempat penawaran untuk
kumpulan/hasil dari Teaching Factory.

Contoh pengisian:
Ada Jika suatu sekolah merupakan Technopark
Tidak jika suatu sekolah bukan merupakan Technopark

32. Jumlah Siswa Berprestasi Nasional(A)/


Internasional(B)/ Nasional dan Internasional (C)
Diisi dengan jumlah siswa yang memiliki prestasi tingkat
nasional, internasional, dan nasional internasional.

Contoh Pengisian:
4A, 5B jika satu SMK memiliki 4 siswa yang memiliki
prestasi nasional dan 5 siswa yang memiliki prestasi
internasional.
18
B. Data Usulan
Data Usulan merupakan Data Kebutuhan Sarana dan Prasarana
setiap SMK, disesuaikan dengan isian pembaharuan dari data
dasar. Pada bagian ini akan dijelaskan penjelasan petunjuk
pengisian dan pembaruan dari setiap data. Data Usulan meliputi:

33. RKB Reguler (Ruang)


Diisi dengan jumlah kekurangan RKB Reguler. RKB Reguler
adalah pembangunan ruang kelas baru (RKB) dimulai dari
semula tanah kosong, selanjutnya didirikan menjadi
bangunan Ruang Kelas Baru (RKB) dan/atau dapat
dibangun di lantai kedua yang sudah dipersiapkan dak
beton.
Jumlah Ruang Kelas yang dibutuhkan dihitung sebesar
minimal 70% dari Rombel yang ada.
Bantuan RKB Reguler diberikan kepada SMK yang masih
memiliki sisa lahan/area siap bangun.
(catatan: Jumlah RKB yang dibutuhkan dihitung sebesar
70% dari jumlah rombel yang ditetapkan).

Contoh pengisian:
6 jika sekolah mengusulkan bantuan RKB reguler
sebanyak 6 (enam) ruang.

34. RKB Bertingkat (Ruang)


Diisi dengan jumlah kekurangan RKB Bertingkat. RKB
Bertingkat adalah pembangunan RKB yang dimulai dari
semula tanah kosong, selanjutnya pembangunannya
dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan konstruksi
berlantai 2 (dua).

19
Pemenuhan persiapan konstruksi untuk RKB bertingkat
sudah termasuk penguatan fondasi dan pembuatan tangga.
Jumlah Ruang Kelas yang dibutuhkan dihitung sebesar
minimal 70% dari Rombel yang ada.

Contoh pengisian:
6 jika sekolah mengusulkan bantuan RKB bertingkat
sebanyak 6 (enam) ruang.

35. Rehabilitasi (Ruang)


Diisi dengan usulan jumlah ruang yang memerlukan
rehabilitasi berat/sedang.

Contoh pengisian:
5 jika sekolah mengusulkan rehabilitasi ruang belajar
sebanyak 5 (lima) ruang.

36. RPS (Ruang)


Diisi dengan usulan jumlah kekurangan RPS dihitung
dengan mempertimbangkan bahwa setiap Paket Keahlian
minimal memerlukan 1 (satu) jenis RPS dan selanjutnya
kebutuhan RPS dalam suatu paket keahlian tertentu
dihitung dengan proporsi tiga rombongan belajar
memerlukan 1 (satu) RPS. Bantuan RPS diberikan kepada
SMK yang masih memiliki sisa lahan/area siap bangun.

Contoh pengisian:
5 jika sekolah mengusulkan bantuan pembangunan RPS
sebanyak 5 (lima) ruang.

20
37. Ruang Praktik Pertanian(A)/ Peternakan(B)/
Kolam(C)/ KJA(D)
Diisi dengan usulan jumlah kekurangan/usulan Ruang
Praktik Pertanian/ Peternakan/ Kolam/ KJA. Bantuan akan
diberikan kepada SMK yang masih memiliki sisa lahan/area
siap bangun.

Contoh pengisian:
- 3A, 5B --> Jika sekolah tersebut kekurangan dan
mengusulkan 3 (tiga) lahan pertanian dan 5 (lima)
lahan peternakan.

38. Ruang Praktik Hotel Training (Ruang)


Diisi dengan usulan jumlah kekurangan/usulan ruang praktik
perhotelan. Bantuan akan diberikan kepada SMK yang
masih memiliki sisa lahan/area siap bangun.

Contoh pengisian:
5 jika sekolah mengusulkan bantuan pembangunan
Ruang Praktik Hotel Training sebanyak 5 (lima) ruang.

39. Ruang Hotel Bisnis (Ruang)


Diisi dengan usulan jumlah usulan ruang praktik perhotelan
yang akan digunakan sebagai hotel bisnis. Bantuan akan
diberikan kepada SMK yang masih memiliki sisa lahan/area
siap bangun.

Contoh pengisian:
10 jika sekolah mengusulkan bantuan pembangunan
Ruang Hotel Bisnis sebanyak 10 (ruang) ruang.

21
40. Perpustakaan (Ruang)
Diisi dengan usulan jumlah kekurangan Perpustakaan,
dengan perhitungan bahwa dalam satu sekolah minimal
memerlukan satu perpustakaan. Bantuan akan diberikan
kepada SMK yang masih memiliki sisa lahan/area siap
bangun.

Contoh pengisian:
1 jika sekolah mengusulkan bantuan pembangunan
Ruang Perpustakaan sebanyak satu ruang.

41. Ruang Serbaguna/ Aula/ Seni Budaya (Ruang)


Diisi dengan usulan jumlah kekurangan Ruang
Serbaguna/Aula/Seni Budaya dengan perhitungan bahwa
dalam satu sekolah minimal memerlukan satu Ruang
Serbaguna/Aula/Seni Budaya. Bantuan akan diberikan
kepada SMK yang masih memiliki sisa lahan/area siap
bangun.

Contoh pengisian:
1 jika sekolah mengusulkan bantuan pembangunan
Ruang Serbaguna/Aula/Seni Budaya sebanyak satu ruang.

42. Peralatan Praktik (Set)


Diisi dengan usulan jumlah kekurangan Peralatan Praktik.
(catatan: satu RPS dihitung memerlukan satu set peralatan.
Kekurangan Peralatan Praktik dihitung berdasarkan jumlah
RPS yang ada, ditambah Kekurangan/Usulan RPS, kemudian
dikurangi dengan Set Peralatan yang telah ada).

22
Contoh pengisian:
12 jika sekolah mengusulkan bantuan Peralatan Praktik
sebanyak 12 (dua belas) set.

43. Peralatan Kesenian (Set)


Usulan jumlah kekurangan peralatan kesenian.
(catatan: setiap lebih kecil atau sama dengan 9 (sembilan)
rombel diasumsikan memerlukan 1 (satu) set peralatan
kesenian).

Contoh pengisian:
4 jika sekolah mengusulkan bantuan Peralatan Kesenian
sebanyak 4 (empat) set.

44. Bantuan PIP (Pemilik KPS/KIP/KKS)


Diisi dengan jumlah siswa yang orang tuanya memiliki Kartu
Perlindungan Sosial (KPS) atau Kartu Idonesia Pintar (KIP)
atau Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)

Contoh Pengisian:
150

45. Bantuan PIP (Bukan Pemilik KPS/KIP/KKS)


Diisi dengan jumlah siswa yang orang tuanya bukan pemilik
Kartu Perlindungan Sosial (KPS) atau Kartu Indonesia Pintar
(KIP) atau Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

Contoh Pengisian:
200

23
46. Kehadiran
Diisi dengan kehadiran sekolah pada saat pelaksanaan
Verifikasi Wilayah. Apabila hadir ditulis angka 1 dan tidak
hadir angka 0, ditambah dengan hasil pengecekan data
yang ditampilkan, apabila data update (A) sedangkan data
belum update (B)

Contoh pengisian:
- Diisi 1A jika sekolah hadir dan data update
- Diisi 1B jika sekolah hadir dan data tidak update
- Diisi 0A jika sekolah tidak hadir dan data update
- Diisi 0B jika sekolah tidak hadir dan data tidak update

47. Paraf Sekolah


Diisi dengan Paraf Kepala SMK atau yang mewakili.

24
BAB IV
MEKANISME PEMBARUAN DATA ONLINE

Untuk mempermudah proses pembaruan data verifikasi wilayah,


selanjutnya pembaruan/update data verifikasi wilayah akan
dilaksanakan secara online. Pembaruan data dilakukan oleh sekolah
dengan memperbarui instrumen verifikasi wilayah, kemudian
instrumen verifikasi wilayah akan diunggah ke aplikasi online verifikasi
wilayah oleh pengelola verifikasi wilayah di Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota.

A. KETUA MKKS KABUPATEN/KOTA


1. Ketua MKKS login ke aplikasi Verifikasi Wilayah dengan
username dan password yang diberikan khusus untuk ketua
MKKS

2. Setelah masuk ke aplikasi, silahkan membuka menu 3.1 Data


Master yang terdapat pada kolom menu pada bagian sebelah
kiri.

25
3. Klik pada tombol Instrumen Verwil yang terdapat pada
bagian atas, sehingga aplikasi akan mengeluarkan file
instrument berupa file EXCEL.

4. Buka file EXCEL tersebut, kemudian silahkan perbaiki data


yang terdapat didalamnya apabila terdapat data yang tidak
sesuai.

26
5. Setelah selesai memperbaiki data, simpan file EXCEL tersebut
dengan tidak merubah format file maupun format instrument
tersebut.
6. Buka Menu 3.2 Upload Instrumen Verwil, setelah terbuka klik
pada icon yang bergambar Excel seperti yang diberi tanda
kotak merah pada gambar dibawah ini.

7. Setelah itu, pilih file EXCEL yang berisi data yang telah
diperbaiki tadi kemudian klik tombol OPEN.

8. Setelah memilih file EXCEL, maka tampilan akan berubah


seperti pada gambar dibawah ini, nama File EXCEL tersebut
akan tertera pada kolom isian.

27
9. Setelah nama FILE EXCEL sudah muncul pada form tersebut,
kemudian klik tombol UPLOAD dan Tunggu Hingga Proses
Selesai.
10. Buka Kembali menu 3.1 Data Master, kemudian klik tombol
refresh seperti yang sudah diberi tanda pada gambar
dibawah ini.

11. Sampai Tahap ini berarti data Verifikasi Wilayah untuk


kabupaten/kota sudah selesai di perbaiki. Tahap selanjutnya
adalah meminta persetujuan Dinas Kab/Kota dengan cara
cetak file EXCEL yang datanya sudah diperbaiki tadi,
kemudian mintakan stempel dan tanda tangan KADIS atau
28
KABID DINAS KAB/KOTA. Setelah instrument tersebut sudah
mendapat tanda, maka scan instrument tersebut menjadi file
PDF/JPG.

12. Buka Menu 3.3 Pengesahan Data, kemudian klik tombol Buat
Baru yang terdapat pada bagian atas.

Klik pada icon seperti yang diberi tanda kota merah pada
gambar atas, kemudian pilihkan file scan PDF/JPG yang
sudah berisi stempel dan tanda tangan dari KADIS/KABID
Dinas Kab/Kota. Jika sudah memilih scan file PDF/JPG, klik
tombol simpan. Sehingga tampilan akan menjadi seperti
pada gambir bibawah ini:

29
13. Setelah proses ini selesai, segera menghubungi Dinas
Kab/Kota untuk melakukan review ulang data dan meminta
Dinas Kab/Kota Untuk memberika Persetujuan secara online.

B. DINAS KABUPATEN/KOTA
1. Login ke aplikasi verifikasi wilayah melalui alamat
verwil.ditpsmk.net dengan menggunakan username dan
password khusus Dinas Kab/Kota.

2. Kemudian buka menu 3.3 Pengesahan Data, Jika Ketua MKKS


telah selesai membuat usulan data verifikasi wilayah,maka
akan muncul seperti pada gambar dibawah ini. Menu ini bisa
dipergunakan jika Ketua MKKS telah membuat pengajuan
Pengesahan Data setiap kali terdapat perubahan data.

30
3. Silahkan memeriksa kembali apakah data yang dilampirkan
pada proses pengajuan ini sudah sesuai dengan data yang
terdapat pada menu 3.1 Data Master. Jika sudah sesuai,maka
pengajuan tersebut bisa disetujui dengan cara klik pada tombol
Pengajuan Disetujui seperti yang sudah diberi tanda kotak
merah pada gambar diatas. Lampiran pengesahan bisa dilihat
dengan cara klik pada tulisan lampiran pengesahan yang
berwarna biru.

31
BAB V
PENUTUP

Dengan disusunnya Panduan Pelaksanaan Verifikasi Wilayah,


diharapkan seluruh petugas verifikasi Direktorat Pembinaan SMK
dapat menjalankan tugas verifikasi dengan baik sesuai dengan
konsep dan tujuan verifikasi wilayah. Saran dan kritik sangat
dibutuhkan untuk perbaikan Panduan Pelaksanaan Verifikasi
Wilayah.

32

You might also like