Professional Documents
Culture Documents
No. Urut : 01
- Perbesaran Objektif : 4x - Perbesaran Okuler : 10x
- Perbesaran Total : 40x - Bilangan Skala : 1/40 = 0,025
Jenis batuan: Batuan Beku Asam
Kenampakan Mikroskopis :
Dalam sayatan tipis menunjukkan warna kuning kecoklatan dengan ukuran mineral 15,2 mm, pada
kenampakan nikol sejajar dengan tekstur hilokristalin, granularitasnya berupa faneritik, berbentuk
subhedral sampai anhedral dengan tekstur khusus porfiritik sebagai mineral fenokris terdiri dari
mineral kuarsa, piroksin, dan biotit.
Deskripsi Mineral :
Mineral I ( Kuarsa )
Tidak berwarna , ukuran mineralnya 0,6 mm, reliefnya lemah, sudut gelapannya 53,2, belahan
tidak ada, bentuk prismatic, pemadaman bergelombang, warna interferensinya abu-abu.
Mineral II ( Ortoklas )
Tidak berwarna, relief rendah, bentuk prismatic, jenis gelapan parallel, ukuran mineral 0,2 mm,
warna interferensi putih, kembaran Carlsbad, belahan sempurna.
Mineral III ( Plagioklas )
Warna abu abu , bentuk tabular , relief agak tinggi, belahan dua arah, ukuran mineral 1 mm, jenis
gelapan simetris, sudut gelapan 45.
Mineral III ( Biotit )
Warna orange kecoklatan, ukuran mineralnya 2,6 mm, belahan satu arah, relief sedang,
pleokroisme kuat, bentuk pipih, sudut gelapan 45, jenis gelapan simetris.
Mineral IV ( Massa Dasar )
Warna Putih,Pleokroisme monokroid, belahan tidak ada, warna interferensinya abu-abu
Kuarsa(Qz)
Ortoklas(Or)
Biotit(Bt)
Horblende(Hb)
Massa dasar(Md)
Batuan ini merupakan batuan beku asam, dimana dalam kenampakan mikroskopiknya
memperlihatkan tekstur hipokristalin, yakni kristanulitas yang tersusun oleh sebagian mineral dan
sebagiannya lagi adalah massa dasar kristalin, sementara bentuk mineralnya subhedral hingga
anhedral, yang menunjukkan bahwa batuan ini pada proses pembentukannya terdiri dari dua fase
pembekuan magma, yakni pada fase tekanan dan suhu tinggi sehingga pembekuan magma relative
lambat yang membentuk mineral atau kristal yang memiliki bentuk subhedral dimana sebagian
bentuk mineralnya masih jelas teramati, sedangkan fase yang kedua yakni pembentukan mineral
pada saat magma mengalami penurunan suhu dan tekanan sehingga pembekuan magma relative
cepat sehingga membentuk masa dasar pada batuan. Temperatur atau suhu pembentukan batuan ini
diperkirakan berkisar antara 300o-200oC.
Selanjutnya magma akan terus bergerak naik kepermukaan secara perlahan sehingga mengalami
penurunan suhu yang kemudian pada suhu 800o-900oC disusul oleh pembentukan mineral Biotite.
Selanjutnya pada suhu 700o-800oC mineral yang terbentuk adalah mineral hornblende, merupakan
mineral yang bersifat Basa juga memiliki belahan yang sempurna akibat pembekuan magma yang
berlangsung baik. Selanjutnya mineral ortoklas terbentuk pada suhu 500 o-600oC, magma terus naik
kepermukaan dan mengalami penurunan suhu hingga pada suhu sekitar 400-200oC membentuk
mineral quarsa. Akibat penurunan suhu yang ekstrim karena jarak magma kepermukaan sudah
sangat dekat, menyebabkan magma yang belum sempat mengalami pengkristalan langsung
membeku membentuk massa dasar yang merupakan mineral yang terbentuk paling akhir.Tempat
pembentukan magma berada pada zona busur magmatik Adapun kegunaan batuan ini selain
menjadi bahan penelitian dalam ilmu petrografi, juga dimanfaatkan sebagai material bangunan.
CatatanAsisten ParafAsisten
Tanggal