Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pengampu :
Arista Marhance, S. Pd, M. Pd
Disusun Oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmad,
hidayah dan ridho-Nya penulisdapat menyelesaikan salah satu tugas Mata Kuliah yaitu
membuat Makalah Dengan judul Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Dalam penulisan Makalah ini penulis banyak menemukan hambatan, tetapi penulis
dapat menyelesaikannya tepat waktu karena penulis mendapat bantuan dan kerja sama dari
berbagai pihak dan sumber. Atas bantuan dan kerja samanya penulis ucapkan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mohon saran dan kritiknya yang bersifat membangun
untuk menyempurnakan Makalah ini dengan harapan untuk memperbaiki kualitas
Makalah.
Mudah-mudahan Makalah ini dapat berguna khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi kita semua yang membacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kognitif
Dalam dunia pendidikan aspek yang berhubungan dengan tingkat kecerdasan
peserta didik yang telah dicapai setelah pembelajaran yang diberikan oleh guru untuk
mengetahui hal tersebut seorang guru harus melakukan analisis yang bertujuan untuk
mengetahui berapa banyak siswa yang telah memahami dan tidak memahami materi
yang telah diberikan. Sehingga guru dapat dengan mudah memeberikan bimbingan
khusus kepada siswa yang belum memahami.
B. Perkembangan aspek kognitif
Menurut Piaget (1970), periode yang dimulai pada usia 12 tahun, yaitu yang lebih
kurang sama dengan usia SD / MI / SDLB / Paket A, merupakan Periode Of Formal
Operation. Pada usia ini, yang berkembang pada siswa adalah kemampuan berfikir
secara simbolis dan bisa memahami sesuatu secara bermakna (Meaningfully) tanpa
memerlukan objek yang kongkrit atau bahkan objek yang visual. Siswa telah
memahami hal-hal yang bersifat imajinatif.
Implikasinya dalam pengajaran teknologi informasi dan Komunikasi adalah bahwa
pelajar akan bermakna kalau Input (materi pelajaran) sesuai dengan minat dan bakat
siswa. Pengajaran teknologi informasi dan komunikasi akan berhasil kalu penulis
silabus dan guru mampu menyesuaikan tingkat kesulitan dan variasi input dengan
harapan serta karakteristik siswa sehingga motivasi belajar mereka berada pada tingkat
maksimal.
Pada tahap perkembangan ini juga berkembang ketujuh kecerdasan dalam Multiple
intelligences yang dikemukakan oleh Gardner (1993), yaitu :
1) Kecerdasan linguistik (kemampuan berbahasa yang fungsional)
2) Kecerdasan logis- matematis (kemampuan berfikir runtut)
3) Kecerdasan musical (kemampuan menangkap dan menciptakan pola nada dan
irama)
4) Kecerdasan spasial (kemapuan membentuk imaji mental tentang realitas)
5) Kecerdasan kinestetik-ragawi (kemampuan menghasilkan gerakan motorik
yang halus)
6) Kecerdasan intra-pribadi (kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan
mengembangkan rasa jati diri)
7) Kecerdasan antar pribadi ( kemampuan memahami orang lain).
Ketujuh macam kecerdasan ini berkembang pesat dan bila dapat dimanfaatkan oleh
guru tekhnologi informasi dan komunikasi, akan sangat membantu siswa dalam
menguasai kemampuan berteknologi informasi dan komunikasi.
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa ingris Evaluation
yang berarti penilaian atau penafsiran (John M. Echols dan Hasan Shadily : 1983).
Menurut Stufflebean, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai the Proccess Of
Delineating, Obtaining, and Providing Useful Information For Judging Decision
AlternativesArtinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan
menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
Evaluasi adalah peroses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai,
atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atas
permasalahan yang di temukan. Evaluasi ini dilakukan tidak lain karena adanya suatu
tindakan dalam bentuk penelitian dan penilaian terhadap suatu proses yang terjadi
secara tidak efektif.
Cara-cara menganilis kognitif antara lain :
1. Melakukan evaluasi dengan melaksanakan ujian harian atau test.
2. Melakukan umpan balik terhadap siswa.
3. Melakukan test interview.
Dalam penelitian kelompok kami lakukan ternyata masih ada beberapa siswa yang
tidak mengerti terhadap beberapa soal yang sama, maka dari itu sekolah dan dewan
guru serta wali kelas yang bersangkutan harus lebih berkompetensi dan lebih baik
dalam melaksanakan pembelajaran Seperti : lebih banyak melakukan variasi dalm
mengajar, metode-metode lebih efektrif dalam menggunakan metode pembelajaran,
sehingga guru tidak lebih monoton dan membuat siswa lebih aktif dan giat dalam
belajar. Karena dalam hal ini dituntut lebih mamou untuk meberikan semua hal yang
dibiutuhkan siswa agar mudah dipahami dan di mengerti oleh siswa.
C. Afektif
Afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap atau tingkahlaku dan
pengembangan diri siswa dalam pembelajaran yang diberikan oleh guru. Salah satu
kegiatan penilaian yang dapat membantu peserta didik dan guru untuk melihat dan
mengetahui hasil belajar siswa dan tugas mengajar guru didalam kelas adalah kegiatan
penilaian diri (self assesment atau self evalution). Penilaian diri bagi peserta didik dan
guru mampu memberi cara berfikiri metakognitif yan dapat berkembang terus menerus
untuk melakukan perbaikan mutu pendidikan. Oleh karena itu, informasi tentang mutu
pendidikan sangat diperlukan dalam kegiatan penilaian, evaluasi, dan pelaporan
pendidikan. Para ahli menyebutkan bahwa tujuan penilaian selalu berpedoman pada
empat hal yaitu : Menentukan arah, memeriksa, menemukan dan menyimpulkan. Oleh
karena itu mereka menyatakan bahwa terdapat tiga sikap mental yang dapt digunakan
dalam penilaian, yaitu : sikap rasa percaya, sikap lebih tertarik dan sikap keyakinan
dalam pembelajaran akan sukses. Pengaruh sikap mental akan melahirkan kerangka
kerja responsifbagi guru dalam mengajar dan bagi peserta didik dalam belajar. Ciri
penilaian diri termotivasi sendiri, adanya komitmen sekolah, tersosialisasi dengan baik,
berlangsung sinambung dan transparansi.
1. Konsep, dan Kriteria penilaian diri konsep dasar.
Hakekat penilaian atau evaluasi adalah upaya sistematik untuk mengumpulkan data
dan mengelolah data atau informasi yang handal dan shahih dalam rangka melakukan
pertimbangan untuk pengambilan kebijakan suatu program pendidikan. Penilaian diri
di tingkat kelas, selanjutnya disingkat PDK atau Classroom Self Assesment (CSA)
adalah penilaian yang dilakukan sendiri oleh guru atau peserta didik yang bersangkutan
untuk kepentingan pengelolaan kegiatan belajar mengajar atau KBM ditingkat kelas.
Penerapan konsep BDK adalah sejalan dengan penerapan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) yang menerapkan penilaian berbasis kelas (BPBK) atau Classroom
Based Assesment (CBA). Hasil-hasil PDK merupakan masukan bagi guru di kelas dan
bagi pemimpin sekolah untuk meningkatkan kinerja semua staff dan guru disekolah
dan masa depan.
Konsep Dasar PDK Meliputi :
a) Tujuan program pembelajaran, setiap mata pelajaran yang harus dicapai oleh
peserta didik berdasarkan kompetensi-kompetensi yang ditetapkan oleh
sekolah.
b) Standart keberhasilan yang harus dicapai oleh peserta didik berdasarkan kriteria
yang dijadikan rujukan. Standart yang dimaksud adalah kesepakatan pernyataan
walaupun hanya menggunakan pertimbangan terhadap pencapaian kriteria.
c) Persyaratan ambang merupakan konsep yang perlu dipahami dalam
pengembangan standart yang dijadikan rujukan PDK sebagai batas atau syarat
minimal keberhasilan atau efektiftas suatu kinerja.
d) PDK sebagai penilaian Internal merupakan integral dengan penilaian eksternal
dimana penilaian eksternal diharapkan agar merujuk pada hasil penilaian
internal.
e) Model penilaian diri adalah suatu paradigma yang banyak digunakan dalam
penilaian program yang tentunya kelebihan dan kekurangan.
f) Pemanfaatan hasil PDK akan sangat beragam dari satu assessor dengan
assessor lain sehingga setiap assessor dalam melakukan perbaikan mutu
pengajaran dan pembelajaran berbeda satu dengan yang lain.
2. Ciri penilaian diri
Termotivasi sendiri :
Sekolah melihat PDK sebagai upaya untuk mengenal kekuatan dan
kekurangan diri. Karena guru dan peserta didik mengenal kekuatan dan
kelemahannya diperlukan usaha perencanaan untuk melakukan perbaikan
kelemahan pengajaran dan pembelajaran dimasa datang.
Adanya Komitment kepala sekolah :
Bila PDK di persepsi sebagai bagian dari perencanaan sekolah, maka
pimpinan sekolah, staff da guru serta peserta didik akan bersungguh-sungguh
melaksanakan PDK.
Tersosialisasi dengan baik :
PDK harus diyakini oleh pengelola sekolah karena PDK menyangkut
kinerja sekolah sehingga data yang terkumpul diharapkan dapat diolah secara
cermat dan hasilnya mampu melakukan perbaikan PBM.
Berlangsung Sinambung :
PDK disadari sebagai menejemen sekolah yang berlangsung secara
berkesinambungan dalam kerangka pengelolaan PDM.
Transparansi :
Hasil PDK dimungkinkan terjadi mekanisme cross check data yang
dikumpulkan. Transparansi dapat dicapai bila mana semua pihak perlu
mengenali diri sendiri sebelum merencanakan kegiatan dimasa datang.
3. Kriteria Penilaian Diri
Kriteria penilaian meliputi tiga aspek, yaitu :
a) Isi materi yang diajarkan.
b) Presentasi yang dipelajari.
c) Kerja sama diantara pemimpin sekolah, guru dan peserta didik.
Dalam uji coba penelitian yang kami lakukan masih ada kekurangan dalam ranah
ini. Masih ada siswa yang kurang begitu mengerti mengenai norma yang telah di
ajarkan serta beberapa materi yang terkait dengan ranah Kognitif. Maka dari itu sebuah
terobosan yang efektif seperti Bimbingan Konseling.
D. Psikomotor
Psikomotor adalah aspek menilai tentang perkembangan anak untuk mengubah
dirinya memerlukan bentuk kegiatan tertentu serta latihan-latihan yang diarahkan
sesuai dengan keberadaan dirinya sehingga terpenuhi kebutuhan psikologis, serta
perasaan dicintai oleh orang-orang disekitanya. Dalam perkembangan psikomotor
anak, interaksi anak terhadap lingkungannya dihadapkan ada tiga dimensi anak yaitu
kemampuan (Capanilities) lingkungan tempat anak melakukan fungsi kegiatan
(environment)dan kebutuhan dengan berbagai tingkat keperluan (functioning &
Support).
Aspek ini dapat dilihat setelah siswa itu lulus dan bisa juga dari masa sekolah.
Aspek ini berhubungan langsung dengan keterampilan atau bakat siswa yang bisa di
eksplorasi.
Penelitian yang kami lakukan dalam hal ini kurang begitu efektif, hal ini
dikarenakan waktu yang tidak mencukupi. Karena dalam melakukan penelitian di
ranah psikomotor sangat dibutuhkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan tes
yang biasanya berupa tes interview dan praktek. Menurut penelitian siswa kami sudah
cukup baik, dan masih banyak yang belum tereksplorasi oleh lembaga tersebut.
Diperlukan sebuah bimbingan khusus seperti ekstrakurikuler yang bisa mengeksplorasi
bakat-bakat yang masih terpendam dalam siswa tersebut.
Dalam ranah ini kami melakukan tes interview karena menurut pengetahuan dan
kesepakatan kelompok kami mengenai Ranah Sigmental Refleks, Intersegmental
Refleks dan Supra Sigmental reflekstakut terjadi ketidakjujuran terhadap jawaban yang
diberikan oleh siswa, maka kami melakukan Observasi langsung dengan mengadakan
Praktek karaena hal ini berhbungan dengan kemampuan Psikomotor siswa.
E. Cara Melakukan Evaluasi Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
1. Evaluasi Domain Kognitif
Pedoman ini merupakan petunjuk yang menjelaskan tentang batasan atau kata-
kata kunci untuk melakukan Penskoran terhadap soal bentuk uraian. Dan kriteria
jawaban yang digunakan untuk melakukan Penskoran pada soal bentuk uraian non
objektif.
I. Soal Kognitif
1. Apa yang dimaksud dengan tanggung jawab ?
2. Mengapa di suatu negara harus ada Hukum ?
3. Apa yang dimaksud dengan Negara ?
4. Sebutan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di dasarkan pada ... UUD
1945.
5. Menurut teori ketuhanan , terjadinya negara karena. ?
6. Pengusul pemerintahan republik dalam sidang BPUPKI adalah ?
7. Nama lain sistem pemerintahan kerajaan adalah ?
8. Siapa presiden pertama negara Indonesia.?
9. Setiap bentuk negara memiliki ciri khas berbeda. Ciri khas dari negara kesatuan
adalah ?
10. Apa yang menjadi Hukum dasar yang tetap terjaga sapai saat ini di indonesia ?
Jawab :
JAWAB:
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian yang kami lakukan hanyalah bersifat internal sehingga apabila ada
kekeliruan dalam penelitian dan penelitian makah ini harap dimaklumi, namun
penelitian seperti ini harus dilakukan karena sangat berdampak positif bagi lembaga
maupun bagi kami sendiri. Karena ketiga ranah tersebut sangatlah penting bagi
keberhasilan dunia pendidikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mohon saran dan kritiknya yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan Makalah ini dengan harapan untuk memperbaiki
kualitas Makalah.
Mudah-mudahan Makalah ini dapat berguna khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi kita semua yang membacanya.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Iskandar. Psikologi Pendidikan(Sebuah Orientasi Baru). Cipayung-Ciputat:
Gaung Persada. 2009
Mustaqim. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Belajar. 2008
Nasution. Tekhnologi Pendidikan. Jakarta ; Bumi Aksara. 2010
Sagala,Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer. (Bandung: Alfabeta,
2005),h.63
Suharsimi, Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Dalam Pebdidikan. Jakarta: Bumi
Aksara. 2008
http://www.artikelbagus.com/2011/06/pengukuran-ranah-afektif-dan-
psikomotor.html
http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/11/evaluasi-pembelajaran.html
http://ventidanokarsa.blogspot.com/2009/05/evaluasi-pembelajaran.html