You are on page 1of 19

MAKALAH SKI

SALAHUDDIN AYYUBI

Disusun oleh :
RIZKI ALWI
VIII A

SMP IT USWATUN HASANAH


KOTA BANJAR
BAB I
PENDAHULUAN

Allahdulillah, kita oatut bersyukur pada allal yang telah memberi nikmat,
sehingga saya bisa menyelesikan makalah ini Salahuddin Ayyubi (11371193)
(Salah al Din Yusuf Ibn Ayyub; ( )mendirikan Dinasti
Ayyubid bangsa Kurdi di Mesir dan Suriah. Dia juga terkenal di kalangan Nasrani
dan Muslim dengan kemampuannya sebagai pemimpin perang dan keahliannya
dalam peperangan yang disertai juga dengan sifat kesateriaan dan belas
kasihannya semasa Perang Salib. Sultan Salahuddin Al Ayyubi juga adalah
seorang ulama. Beliau memberikan catatan kaki dan berbagai macam penjelasan
dalam kitab hadits Abu Dawud, ini merupakan cerita pendeknya, semoga dengn
membaca makalah ini iman kita akan Bertambah,,
Beralihnya tampuk kekuasaan dari dinasti Fathimiyyah ke tangan dinasti
Ayyubiyyah mengakhiri berkembang luasnya paham syiah di Mesir. Shalahuddin
membawa pembaharuan bagi mesir dan merupakan angin segar bagi para
penganut Ahli Sunnah wal Jamaah.
Perkembangan Dinasti Ayyubiyyah tidak terlepas dari peran besar
Shalahudin sendiri. Shalahudin mempunyai dua tugas utama sebagai khalifah
Ayyubiyyah. Pertama, sebagai seorang negarawan yang berhasil mendirikan
dinasti Ayyubiyah. Kedua, sebagai panglima perang salib yang telah berhasil
mengalahkan tentara salib.
Untuk tugas pertama, beliau telah banyak mengadakan pembangunan,
membangun administrasi negara, ekonomi, perdagangan, memajukan ilmu
pengetahuan, membangun madrasah dan sekolah, mengembangkan dalam bidang
kegamaan mazhab Ahli Sunnah wal Jamaah. Dan untuk tugas kedua beliau telah
membangun persatuan bangsa Arab di bawah naungan Abbasiyah di Baghdad
untuk menghadapi agresi tentara salib, membangun benteng pertahanan militer
yang terkenal dengan benteng Solahudin.

1
BAB II
PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM PADA MASA
KEKUASAAN DINASTI AYYUBIYAH DI MESIR (1137 1193 M)

A. Latar Belakang Berdirinya dinasti Ayyubiyah


Ayyubiyah adalah sebuah dinasti sunni yang berkuasa dimesir, suriah,
sebagian yaman, irak, mekah, hejaz dan dyarbakir. Dinasti ini didirikan oleh
salahuddin alayyubi pada tahun 1174M. nama lengkapnya adalah salahuddin
yusuf ibn ayyub ia berasal dari suku kerdi hadzbani, ia adalah putra najmudin
ayyub dan keponakan asaddudin syirkuh. Najmudin ayub dan asadudin
syirkuh hijrah dari kampung halamanya didekat danau fan ke takrit, irak.
Salahuddin lahir dibenteng takrit pada tahun 532H atau 1137M. ketika
ayahnya menjadi penguasa seljuk di takrit, pada saat itu ayah dan pamannya
mengabdi kepada imaddudin zanky, seorang gubernur seljuk untuk kota
mousul, irak. Ketika imaduddin berhasil merebut wilayah balbek, libanon
pada tahun 534H (1139M). najmudin ayub diangkat menjadi gubernur balbek
dan menjadi abdi raja suryah, yakni nuruddin mahmud. Selama dibalbek inilah
salahudin menekuni teknik dan strategi perang serta politik. Selanjutnya dia
mempelajari teologi sunni selama sepuluh tahun didamaskus, dalam
lingkungan istana nuruddin.

B. Biografi Tokoh Salahuddin Al-Ayyubi

2
Shalahuddin Al-Ayyubi berasal dari bangsa Kurdi Ayahnya
Najmuddin Ayyub dan pamannya Asaduddin Syirkuhhijrah
(migrasi) meninggalkan kampung halamannya dekat
Danau Fan dan pindah ke daerah Tikrit (Irak). Shalahuddin lahir di benteng
Tikrit, Irak tahun 532 H/1137 M, ketika ayahnya menjadi penguasa Seljuk di
Tikrit. Saat itu, baik ayah maupun pamannya mengabdi kepada 1Imaduddin
Zanky, gubernur Seljuk untuk kota Mousul, Irak. Ketika Imaduddin berhasil
merebut wilayah 1Balbek, Lebanon tahun 534 H/1139 M, Najmuddin Ayyub
(ayah Shalahuddin) diangkat menjadi gubernur Balbek dan menjadi pembantu
dekat Raja Suriah 1Nuruddin Mahmud. Selama di Balbek inilah, Shalahuddin
mengisi masa mudanya dengan menekuni teknik perang, strategi, maupun
politik. Setelah itu, Shalahuddin melanjutkan pendidikannya di Damaskus
untuk mempelajari teologi Sunni selama sepuluh tahun, dalam lingkungan
istana Nuruddin. Pada tahun 1169, Shalahudin diangkat menjadi
seorang wazir (konselor).
Bersama dengan pamannya, salahuddin melawan tentara perang salib pada
tahun 559-564H (1164-1168M). mereka berhasil mengusirnya dari mesir sejak
saat itu asaduddin syirkuh diangkat menjadi perdana menteri khilafah
fathimiyah. Setelah pamannya meninggal jabatan perdana menteri
dipercayakan kepada salahuddin al ayyubi pada tahun 1169M. disana, ia
mewarisi peranan sulit yaitu mempertahankan mesir dan melawan penyerbuan
dari kerajaan latin jerrussalem. Pada saat itu tidak ada seorangpun yang
menyangka dia dapat bertahan lama dimesir namun keberhasilan salahuddin
dalam mematahkan serangan tentara dan pasukan romawi bzantium yang
melancarkan perang salib kedua terhadap mesir membuat para tentara
mengakuinya sebagai penggganti pamannya.

C. Masa Pemerintahan Dinasti Ayyubiyah


Pada awal kedudukannya sebagai perdana menteri, ia masih menghormati
simbol-simbol syiaha pada pemerintahan al adid lidinillah. Namun setelah al
adid meninggal pada tahun 1171M, salahuddin menyatakan loyalitasnya

3
kepada khalifah abbasiyah (al mustadi) dibagdad dan secara formal menandai
berakhirnya rezim fathimiyah di kairo. Ia tetap mempertahankan lembaga-
lembaga ilmiah yang didirikan oleh dinasti fathimiyah tetapi mengubah
orientasi keagamaannya dari syiah menjadi sunni. Hal ini sesuai dengan
perintah sultan nuruddin dia memerintahkan salahuddin untuk mengambil
kekuasaan dari tangan khilafah fathimiyah dan mengembalikannya kepada
khilafah abbasiyah di bagdad.
Penaklukan mesir oleh salahuddin pada tahun 1171M tersebut membuka
jalan bagi pembentukan mazhab-mazhab hukum sunni dimesir. Salahuddin
memberlakukan mazhab hanafi, sebelumnya mazhab syafiiyah yang berlaku
didinasti fatiniyah. Keberhasilan tersebut mendorongnya untuk menjadi
penguasa otonom dimesir. Dalam mengsolidasikan kekuatannya, ia
memanfaatkan keluarganya untuk melakukan ekspansi kewilayah lain.
Saudaranya dikirim untuk menguasai yaman pada tahun 1173M. taqiyuddin,
keponakannya diperintahkan untuk melawan tentara salib di dimyat. Adapun
syihabuddin, pamannya diberi kekuasaan untuk menduduki mesir hulu. Dari
mesir, salahuddin juga dapat menyatukan syiria dan mesofotamiya menjadi
sebuah kesatuan negara muslim. Pada tahun 1174 ia menrebut damaskus
kemudian alippo tahun 1185 dan merebut mousul pada 1186.
Pada masa pemerintahan salhudidin kekuatan militernya terkenal sangat
tangguh pasukannya diperkuat oleh pasukan Barbar turki, dan afrika ia juga
membangun tembok kota diakiro dan bukit muqattam sebagai benteng
pertahanan. Dalam hal perekonomian, ia bekerja sama dengan penguasa
muslim diwilayah lain. Disamping itu, ia juga menggalakan perdaganggan
dengan kota-kota dilaut tengah, lautan hindia dan menyempurnakan sistem
perpajakan atas dasar inilah ia melancarkan gerakan offensif (penyerangan
dengan membabibuta) untuk merebut al quds (jerussalem) dari tangan tentara
salib yang dipimpin oleh guy de lusignan di hittin. Akhirnya pasukannya
berhasil menguasai jerussalem pada tahun 1187M. ini berarti jerussalem dapat
dikuasai oleh orang muslim untuk kedua kalinya setelah delapan puluh tahun
dikuasai oleh kaum kristiani. Setelah kejadian itu orang-orang frank

4
tersingkirkan, meskipun hanya untuk sementara. Usaha besar-besaran telah
dilakukan pasukan salib dari inggris, prancis dan jerman pada tahun 1189-
1192M namun tidak berhasil mengubah kedudukan salahuddin. Setelah perang
berakhir salahuddin memindahkan pusat pemerintahan ke damaskus.
Perjuangan salahuddin dalam merealisasikan tujuan-tujuan utamanya
yaitu mengeluarkan kaum salib dari baitul makdis dan mengembalikan pada
persatuan umat islam, telah menghabiskan kekuatannya dan mengganggu
kesehatannya. Ia meninggal dan dimakamkan di damaskus pada tahun 1193M,
setelah dua puluh lima tahun memerintah sebelum meninggal ia membagikan
kekaisaran ayyubiyah kepada para anggota keluarga. Oleh karena itu,
pengendalian dari pusat tetap berada dibawah kekuasaan almalik al adil
(saudaranya) dan keponakannya al kamil mereka membagi imperiumnya
menjadi sejumlah kerajaan kecil mesir, damaskus, alleppo dan kerajaan
mousul sesuai dengan gagasan saljuk bahwa negara merupakan warisan
keluarga raja. Meskipun demikian ayyubiyah tidak mengalami perpecahan,
karena dengan loyalitas kekeluargaan mesir di integrasikan dalam berbagai
imperium. Mereka menata pemerintahan dengan sistem birokrasi masa lampau
yang telah berkembang dinegara-negara mesir dan siriya melalui distribusi
iqta kepada pejabat-pejabat militer yang berpengaruh.
Ayyubiyah secara khusus enggan melanjutkan pertempuran melawan sisa-
sisa kekuatan pasukan salib. Mereka lebih memprioritaskan untuk
mempertahankan mesir, karena kesatuan mulai melemah akhirnya pada masa
pemerintahan al kamil, dinasti ayyubiyah yang bertempat di Diyar bakr dan al
jazirah mendapat tekanan dari dinasti seljuk rum dan dinasti khiwarazim syah.
Selanjutnya, al kamil mengembalikan jerussalem kepada kaisar fredrick II
yang membawa kedamaian dan kestabilan ekonomi bagi mesir dan syiria.
Oleh karena itu, pada masa tersebut perdagangan kembali dikuasai oleh
kekuatan kristen mediterrania. Setelah al kamil meninggal yakni pada tahun
1238M, dinasti ayyubiyah dirongrong oleh pertentangan-pertentangan intern
pemerintah.

5
D. Perkembangan Kebudayaan/Peradaban Islam pada Masa Dinasti Al-
Ayyubiyah
Shalahudin panglima perang Muslim yang berhasil merebut Kota
Yerusalem pada Perang Salib itu tak hanya dikenal di dunia Islam, tetapi juga
peradaban Barat. Sosoknya begitu mempesona. Ia adalah pemimpin yang
dihormati kawan dan dikagumi lawan. Di era keemasannya, dinasti ini
menguasai wilayah Mesir, Damaskus, Aleppo, Diyarbakr, serta Yaman. Masa
dinasti ini pula perkembangan wakaf sangat menggembirakan, wakaf tidak
hanya terbatas pada benda tidak bergerak, tapi juga benda bergerak semisal
wakaf tunai. Tahun 1178 M/572 H, dalam rangka menyejahterakan ulama dan
kepentingan misi mazhab Sunni, Salahuddin Al-Ayyubi menetapkan kebijakan
bahwa orang Kristen yang datang dari Iskandar untuk berdagang wajib
membayar bea cukai. Tidak ada penjelasan, orang Kristen yang datang dari
Iskandar itu membayar bea cukai dalam bentuk barang atau uang, namun
lazimnya bea cukai dibayar dengan menggunakan uang. Uang hasil
pembayaran bea cukai itu dikumpulkan dan diwakafkan kepada para fuqaha
dan para keturunannya.

E. Peranan Shalahuddin al-Ayyubi dalam Menghadapi Pasukan Salib


Mengingat judul yang diangkat dalam pembahasan ini adalah Perang Salib
(faktor dan peranan Salahuddin al-Ayyubi), maka dalam mamkalah ini akan
dibatasi pada periode kedua dan ketiga dari Perang Salib, sampai wafatnya
pada tahun 1193 M.
Salahuddin al-Ayyubi, yang dikenal oleh Orang Eropa dengan nama
Saladin, ia juga bergelar Sultan al-Malik al-Nashir ( Raja Sang Penakluk).Ia
adalah pendiri dinasti Ayyubiyyah di Mesir yang bertahan selama 80 tahun.
Salahuddin berasal dari keluarga Kurdi di Azerbaijan, yang berimigrasi ke
Irak. Salahuddin al-Ayyubi merupakan pahlawan paling mengagumkan, yang
pernah dipersembahkan oleh peradaban Islam di sepanjang abad VI dan VII
Hijriah. Berkat Salahuddin, umat dan peradaban Islam terselamatkan dari
kehancuran, akibat serangan dari kaum Salib. [14]

6
Pada periode Kedua (1144-1187 M.) dari Perang Salib, Bait al-Maqdis
kembali direbut oleh pasukan Salib. Peristiwanya berawal dari jatuhnya
beberapa wilayah kekuasaan Islam ke tangan kaum Salib, membangkitkan
kesadaran umat Islam untuk menghimpun kekuatan untuk menghadapi
mereka. Di bawah komando Imaduddin Zanqi, Gubernur Mosul (Halab),
kaum muslimin bergerak maju membendung serangan pasukan Salib.
Pasukan Imaduddin berhasil merebut kembali Aleppo dan Edessa pada
tahun 1144 M. Sebelum pasukannya merebut kembali daerah-daerah Islam
lainnya, Imaduddin gugur dalam pertempuran pada tahun 1146, posisinya
digantikan oleh putranya, Nuruddin Zanqi. Di bawah kepemimpinannya, ia
meneruskan cita-cita ayahnya untuk membebaskan wilayah Islam di Timur
dari cengkraman kaum Salib. Kota-kota yang berhasil dibebaskannya, antara
lain: Damaskus (1147), Antiokia (1149), Edessa (1151), dan Mesir pada tahun
1169 M.[15]
Kejatuhan Edessa, menyebabkan orang-orang Kristen mengobarkan
Perang Salib II. Paus Eugenius III menyerukan perang suci yang disambut
positif oleh Raja Perancis, Louis VII dan Raja Jerman, Condrad II. Keduanya
memimpin pasukan Salib untuk merebut wilayah Kristen di Syiria. Namun
gerak maju mereka dihambat oleh Nuruddin Zanqi. Mereka tidak berhasil
memasuki Damaskus, bahkan Louis VII dan Condrad II sendiri melarikan diri
ke negerinya. Nuruddin wafat tahun 1174 M, pimpinan perang kemudian
dipegang oleh Salahuddin al-Ayyubi yang berhasil mendirikan dinasti
Ayyubiyyah di Mesir tahun 1175 M.[16]
Salahudddin al-Ayyubi yang terkenal gagah perkasa, meneruskan
perjuangannya melawan tentara Salib pada tahun 1180 M. Akhirnya, pasukan
Salib tidak mampu menghadapi pasukan Islam, maka mereka terpaksa
mengajukan permintaan damai. Dengan adanya permintaan damai itu,
Salahuddin menghentikan peperangan. Namun karena tahun 1186 M. tentara
Salib mengkhianatinya dengan menyerang umat Islam yang akan menunaikan
haji, maka pertempuran kembali berkobar dan tentara Salib menderita
kekalahan serta kebanyakan di antara mereka menjadi tawanan. Akhirnya

7
Salahuddin al-Ayyubi berhasil merebut kembali Bait al-Maqdis, Yerussalem
pada tanggal 2 Oktober 1187 M.[17]
Pada periode ketiga (1189-1192 M.), Salahuddin berhasil
mempertahankan Bait al-Maqdis dan kekalahan kaum Salib. Kejadiannya
berawal dari jatuhnya Bait al-Maqdis ke tangan orang Islam, menggerakkan
semangat yang meluap-luap di kalangan Kristen Eropa untuk merebut
kembali kota suci itu. Dengan kekalahan itu, maka dibangunlah angkatan
Perang Salib III pada tahun 1189 M. dengan pimpinan perangnya antara lain
Kaisar Frederick Barbarosa dari Jerman, Philip Augustus dari Perancis dan
Richard Leeuwen Hart dari Inggris. Angkatan Perang Salib III ini berhasil
merebut Accon (Aka), namun sesudah itu pasukan Salib pecah, karena Philip
berselisih dengan Richard, yang berakhir dengan pulangnya Philip ke
Perancis, serta sebelum terjadi penaklukan Aka itu, Kaisar Barbarosa telah
meninggal di tengah perjalanan.[18]
Setelah itu, Salahuddin berperangan melawan Richard yang dikenal
sebagai panglima yang tindakannya sangat berani sehingga diberi gelar
Berhati Singa. Ternyata dalam peperangan di Arsuf, Salahuddin berhasil
dikalahkan Richard pada tahun 1191 M, namun Bait al-Maqdis belum
berhasil dikuasainya. Maka dibuatlah perjanjian perdamaian di Ramlah antara
Salahuddin dengan Richard pada tanggal 2 November 1192 M., yang isinya
sebagai berikut :
Yerussalem tetap berada di tangan umat Islam, dan umat Kristen diijinkan
untuk menjalankan ibadah di tanah suci. Orang-orang Salib akan
mempertahankan pantai Syiria dan Tyre sampai ke Jaffa. Umat Islam akan
mengembalikan relics (tanda-tanda agama) Kristen kepada umat Kristen.[19]
Setahun berikutnya, Sultan al-Malik al-Nashir Salah al-Din al-Ayyubi
meninggal dunia pada tanggal 19 Februari 1193 M.,[20] setelah beberapa
waktu lama dengan gigih memimpin pasukan Islam menghadapi tentara Salib,
menyelesaikan pekerjaan besar dengan mengembalikan dan mempertahankan
Bait al-Maqdis.

8
Pengaruh Perang Salib terhadap Islam, adalah lebih memantapkan dan
mengokohkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan umat dalam membela dan
mempertahankan eksistensi agama Islam. Pengaruhnya yang lain adalah
memperkenalkan dunia Islam yang mempunyai kebudayaaan tinggi kepada
dunia Barat.
Dari keterangan di atas, dapat diutarakan bahwa pengaruh langsung atas
terjadinya Perang Salib atas dunia Islam adalah mengingatkan kepada
umatnya untuk tetap bersatu padu, menyatukan langkah dan gerak yang
dijiwai oleh ruh Islam, untuk tetap konsisten terhadap ajaran Islam yang
universal.
Dengan adanya peristiwa tersebut, mengingatkan kepada umat Islam
untuk tetap mewaspadai segala gerak, tindakan dalam berbagai bentuk yang
akan mengadu domba dan menghancurkan ukhuwah islamiyah, dengan
melihat ke belakang, membuka lembaran sejarah serta mengambil pelajaran
dari Perang Salib. Dunia, khususnya Barat harus berterima kasih dan
mengakui bahwa sumbangan Islam tidak ternilai harganya, terutama
kontribusinya dalam bidang intelektual dan kultural.
Sebagaimana dinasti-dinasti sebelumnya, Dinasti Ayyubiyah pun
mencapai kemajuan yang gemilang dan mempunyai beberapa peninggalan
bersejarah. Kemajuan-kemajuan itu mencakup berbagai bidang, diantaranya
adalah :
1. Bidang Arsitektur dan Pendidikan
Penguasa Ayyubiyah telah berhasil menjadikan Damaskus sebagai
kota pendidikan. Ini ditandai dengan dibangunnya Madrasah al
Shauhiyyah tahun 1239 M sebagai pusat pengajaran empat madzhab
hukum dalam sebuah lembaga Madrasah. Dibangunnya Dar al Hadist al-
Kamillah juga dibangun (1222 M) untuk mengajarkan pokok-pokok
hukum yang secara umum terdapat diberbagai madzhab hukum sunni.
Sedangkan dalam bidang arsitek dapat dilihat pada monumen Bangsa
Arab, bangunan masjid di Beirut yang mirip gereja, serta istana-istana
yang dibangun menyerupai gereja. Shalahuddin juga membangun benteng

9
setelah menyadari bahwa ancaman pasukan salib akan terus menghantui,
maka tugas utama dia adalah mengamankan Kairo dan sekitarnya (Fustat).
Penasihat militernya saat itu mengatakan bahwa Kairo dan Fustat masing-
masing membutuhkan benteng pertahanan, tapi Shalahuddin memiliki ide
brilian, bahwa dia akan membangun benteng strategis yang melindungi
secara total kotanya. Selanjutnya, dia memerintahkan untuk membangun
benteng kokoh dan besar diatas bukit Muqattam yang melindungi dua kota
sekaligus Kairo dan Fustat.
Proyek besar Citadel dimulai pada 1176 M dibawah Amir Bahauddin
Qaraqush. Shalahuddin juga membangun dinding yang memagari Kairo
sebagai kota residen bani Fatimiyyah, sekaligus juga memagari benteng
kebesarannya serta Qatai-al Fustat yang saat itu merupakan pusat
ekonomi Kairo terbesar. Selain itu, juga berdiri masjid agung di Sulaiman
yang dimulai pembangunannya sejak dinasti Umayyah pada 717 M,
masjid agung Aleppo hingga kini masih menjadi salah satu karya besar
arsitektur di dunia muslim. Di masjid agung Aleppo terdapat makam Nabi
Zakaria dan di Damaskus terdapat makam Nabi Yahya. Bentuk dan
konstruksi masjid agung Damaskus dari dulu hingga kini masih terjaga,
sementara masjid Aleppo sudah banyak mengalami perubahan dari bentuk
aslinya karena sempat diguncang gempa bumi dan dihancurkan oleh
serangan Bizantium dan tentara Mongol. Meski tak lagi mewarisi struktur
masjid peninggalan bani umayyah, namun masjid agung Aleppo sangat
dikenal sebagai masterpiece dalam dunia islam, karena mewarisi sentuhan
beragam dinasti islam yang pernah Berjaya.
2. Bidang Filsafat dan Keilmuan
Bukti konkritnya adalah Adelasd of Bath yang telah diterjemahkan,
karya-karya orang Arab tentang astronomi dan geometri, penerjemahan
bidang kedokteran. Di bidang kedokteran ini telah didirikan sebuah rumah
sakit bagi orang yang cacat pikiran.
3. Bidang Industri

10
Kemajuan di bidang ini dibuktikan dengan dibuatnya kincir oleh
seorang Syiria yang lebih canggih dibanding buatan orang Barat. Terdapat
pabrik karpet, pabrik kain dan pabrik gelas.
4. Bidang Perdagangan
Bidang ini membawa pengaruh bagi Eropa dan negaranegara yang
dikuasai Ayyubiyah. Di Eropa terdapat perdagangan agriculture dan
industri. Hal ini menimbulkan perdagangan internasional melalui jalur
laut, sejak saat itu Dunia ekonomi dan perdagangan sudah menggunakan
sistem kredit, bank, termasuk Letter of Credit (LC), bahkan ketika itu
sudah ada uang yang terbuat dari emas.
5. Bidang Militer
Selain memiliki alat-alat perang seperti kuda, pedang, panah, dan
sebagainya, ia juga memiliki burung elang sebagai kepala burung-burung
dalam peperangan. Disamping itu, adanya perang Salib telah membawa
dampak positif, keuntungan di bidang industri, perdagangan, dan
intelektual, misalnya dengan adanya irigasi.

Timur Tengah (1190 M.). Wilayah kekuasaan Shalahuddin (warna merah);


Wilayah yang direbut kembali dari pasukan salib 1187-1189 (warna merah
muda). Warna hijau terang menandakan wilayah pasukan salib yang masih
bertahan sampai meninggalnya Shalahuddin
F. Berakhirnya Dinasti Ayyubiyah

11
Runtuhnya dinasti ayyubiyah dimulai pada masa pemrintahan sultan ash
shalih. Pada masa pemerintahan ash shalih terjadi serangan pasukan budak
(mamluk) dari turki yang berhasil merebut kekuasaan dimesir. Walupun
sebelumnya pasukannya berhasil menaklukan perang salib ke enam yang
dipimpin ranja perancis ST Louis, Setelah ash shalih meninggal pada tahun
1249M, kaum mamluk mengangkat istri ash shalih, syajarat ad durr sebagai
sultan. Dengan demikian berakhirlah pemerintahan dinasti ayyubiyah dimesir.
Meskipun demikian dinasti ayyubiyah masih berkuasa disuryah. Pada tahun
1260M tentara mongol hendak menyerbu mesir. Komando tentara islam
dipegang oleh qutuz, panglima perang mamluk. Dalam pertempuran diain
jalut, qutuz berhasil mengalahkan tentara mongol dengan gemilang.
Selanjutnya, qutuz mengambil alih kekuasaan dinasti ayyubiyah. Sejak itu,
berakhirlah kekuasaan dinasti ayyubiyah.

G. Tokoh Ilmuwan Muslim dan Perannya dalam Kemajuan Kebudayaan/


Peradaban Islam pada Masa Dinasti Al Ayyubiyah
Pada masa dinasti Ayyubiyah, Shalahuddin al Ayyubi beserta keluarga
dan pendiri-pendiri dinasti sangat memperhatikan kelangsungan berbagai
bidang termasuk bidang pendidikan dan pengetahuan. Sehingga bermunculan
tokoh-tokoh ilmuwan yang sangat berpengaruh pada perkembangan
kebudayaan atau peradaban Islam, mereka di antaranya adalah:
1. Abdul Latif al Bagdadi dan Al - Hufi, ahli ilmu mantiq dan bayan (bahasa)
2. Syekh Abul Qasim al Manfalubi, ahli Fiqih
3. Syamsudin Khalikan, ahli sejarah
4. Abu Abdullah al Qudai, ahli Fiqih, Hadits dan Sejarah
5. Abu Abdullah Muhammad bin Barakat, ahli nahwu
6. Hasan bin Khatir al Farisi, ahli Fiqih dan Tafsir
7. Maimoonides, ahli ilmu astronomi, ilmu ke-Tuhanan, tabib, dan terutama
sebagai ahli filsafat.
8. Ibn al Baytar (1246 M), dokter hewan dan medikal. Beberapa karyanya
yang sampai saat ini masih terkenal di wilayah Eropa tentang buku ramuan
obat Islam Management Of The Drug Store
9. Sejumlah penulis, sastarawan, dan ilmuwan termuka, seperti Abu Firas Al
Hamadani dan Thayib al Mutanabbi.

12
13
H. Perkembangan Kebudayaan/Peradaban Islam pada Masa Dinasti Al-
Ayyubiyah untuk Masa Kini dan Yang Akan Datang
Shalahuddin al Ayyubi sangat berusaha keras dalam menghadapi
perang salib, dan dalam membentengi umat Islam dari kristenisasi. Misalnya
memberi sumber untuk pembangunan masjid, pembuatan sekolah gratis
kepada siswa muslim yang tidak mampu, dan pemberian sandang pangan
bekas namun masih layak pakai. Sikap seorang negarawan yang tegas dan
berani sepertinya patut dicontoh apalagi pada saat sekarang ini yang lebih
mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama. Seperti
sikap tegas Shalahuddin yang langsung mencopot jabatan para amir yang
lemah di mana keberadaan mereka justru mengganggu gerakan jihad yang
mulai digelar olehnya, para aparatur yang melakukan korupsi, dan yang
bersekongkol dengan penjahat dan perampok. Rasa yang sangat
mengutamakan pendidikan dan pengetahuan juga penting untuk dilanjutkan
pada setiap generasi. Karena ilmu dan pendidikan merupakan modal utama
untuk menjaga dan mempertahankan kebudayaan atau peradaban Islam. Ilmu
juga mendapat tempat yang sama pentingnya dengan agama, yaitu untuk
mengetahui ajaran-ajaran agama dan hukum-hukum Islam.
Melihat perjuangan yang sangat heroik dari Shalahuddin al Ayyubi,
hendaklah kita berusaha dengan tekad dan kuat dalam mensyiarkan agama
Islam agar upaya kristenisasi tidak akan berkembang lagi, dan Islam juga tetap
konsisten di zaman yang sudah modern sekarang. Sebaliknya, kehidupan umat
manusia saat ini justru hawa nafsu lebih mendonasi ketimbang moral dan akal.
Peran dalam bentuk non fisik inilah apalagi di tengah perkembangan
globalisasi saat ini, yang terkadang memperlemah semangat keimanan umat
Islam. Maka dari itu, sebagai langkah awal yang sederhana peringatan maulid
Nabi Muhammad SAW menjadi sangat penting.

I. Meneladani Sikap Keperwiraan Shalahuddin al-Ayyubi


Shalahudin al Ayyubi adalah seorang muslim yang tahu akan
agamanya dan kosekuen dengannya. Ia tahu hak tanah airnya kemudian

14
mempertahankannya. Ia tahu hak-hak saudaranya kaum Muslimin kemudian
menunaikan hak-hak tersebut dengan sebaik-baiknya. Shalahudin al Ayyubi
juga merupakan panglima perang Muslim yang dihormati kawan dan
dikagumi lawan karena akhlaknya dan tindakannya yang tangguh tetapi tetap
mengakui hak asasi manusia dalam setiap peperangan yang dilakukannya.
Sikap keperwiraan Shalahudin al Ayyubi lainnya yang baik dicontoh adalah:
1. Membela agama dan rakyat
2. Memadamkan pemberontakan
3. Menghadapi tentara salib
4. Mempertahankan agama dan negara
Beliau juga sosok yang memiliki toleransi tinggi terhadap umat
beragama, seperti contohnya:
1. Ketika beliau menguasai Iskandariyah, ia tetap mengunjungi orang-orang
kristen
2. Ketika perdamaian dengan tentara salib tercapai, beliau masih
mengizinkan orang-orang kristen berziarah ke Baitul Maqdis.
Perang Salib (491 H 692 H/ 1097 M 1292 M) ialah suatu peperangan
yang dilakukan oleh umat Kristen Eropa terhadap umat Islam dengan tujuan
untuk membebaskan Palestina, khususnya kota suci Yerusalam dan kekuasaan
umaat Islam. Perang Salib ini berlangsung selama kurang 200 tahun, terdiri
atas tujuh gelombang yang menyebabkan berjuta-juta orang gugur baik dari
pihak Islam maupun pihak Kristen.
Peperangan tersebut dinamakan Perang Salib karena tentara Kristen
memakai lambang Salib dalam rangka mempersatukan umat Kristen untuk
menghadapi umat Islam. Sebenarnya Perang Salib ini bukanlah semata-mata
perang agama tetapi ada latar belakang lain yang mempengaruhinya, antara
lain
Pertama, Perebutan kekuasaan antara Timur dan Barat yang berlangsung
sejak zaman Rumawi di Barat, dan Persia (Sekarang Iran) di Timur, padahal
Persia dahulu dikenal beragama Majusi.
Kedua, Agama Kristen berkembang pesat di Eropa setelah Paus Paulus
mengalihkan kiblatnya ke Roma dan menjauhkan dari ajaran aslinya di tempat

15
kelahirannya di Timur. Kemudian datang agama Islam menghancurkan
penjajahan Eropa yang bertopeng agama Kristen di Syiria, Mesir dan Afrika
Utara. Islam masuk ke daratan Eropa yaitu dengan menguasai Andalusia
(Spanyol) di Barat dan Konstantinopel di Timur. Dengan masuknya Islam ke
Eropa maka orang Kristen di Eropa menggalang persatuan untuk menghadapi
kekuasaan Islam.
Ketiga, Di bidang perdagangan Eropa ingin sekali menguasai kembali
pelabuhan-pelabuhandi laut Tengah, sehingga mereka dapat menguasai
perdagangan antara Timur dan Barat.
Keempat, Sebagian pembesar Eropa ingin menguasai tanah-tanah yang
subur di negara Timur, untuk itu mereka memberikan peluang kepada budak-
budak untuk memerdekakan diri dengan jalan ikut Perang Salib.
Kelima, Para peziarah dari Eropa sering menbuat kekacauan selama
berada di Palestina. Mereka membawa obor dan pedang serta pasukan
pengawal yang bersenjata lengkap, sering menimbulkan kerusuhan di antara
mereka. Untuk lebih menganmankan suasana, penguasa Islam melarang
peziarah membawa senjata serta obor, tetapi larangan itu mereka anggap
sebagai suatu penghinaan terhadap ajaran Kristen, apa lagi sebagian dari
peziarah itu terdiri dari penjahat-penjahat yang ingin menghapus dosanya. Para
pemimpin agama Kristen mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa
para penjahat tidak akan diampuni dosanya kecuali bila mereka melakukan
ziarah ke Baitul Maqdis.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Shalahudin Yusuf al-Ayyubi adalah Pendiri Dinasti Ayyubiyah (567 648
H / 1171 1250 M) yang berdiri di atas sisa-sisa Dinasti Fatimiyah di
Mesir yang bercorak Syii dan ia ingin mengembalikannya ke faham sunni
Ahlu Sunnah wal Jamaah. Shalahudin mengadakan serangan ke Mesir
untuk segera mengambil alih Mesir dari kekuasaan Fatimiyah yang jelas
tidak akan mampu mempertahankan diri dari serangan Tentara Salib.
2. Dinasti Ayyubiyah mencapai kemajuan yang gemilang mencakup di
berbagai bidang, yaitu: bidang arsitektur dan pendidikan, bidang filsafat
dan keilmuan, bidang industri, perdagangan, dan militer.
3. Shalahudin al-Ayyubi sangat memperhatikan pendidikan dan pengetahuan.
Sehingga bermunculan tokoh-tokoh ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu
seperti ilmu Fiqih, kedokteran, filsafat, bahasa, sejarah, dan lain-lain.
4. Sikap tegas Shalahuddin yang langsung mencopot jabatan para amir yang
lemah di mana keberadaan mereka justru mengganggu gerakan jihad yang
mulai digelar olehnya, para aparatur yang melakukan korupsi, dan yang
bersekongkol dengan penjahat dan perampok.
5. Shalahudin al Ayyubi adalah seorang muslim yang tahu akan agamanya
dan kosekuen dengannya, tahu hak-hak saudaranya kaum Muslimin
kemudian menunaikannya, dan hak tanah airnya kemudian
mempertahankannya.

B. Saran
Demikianlah makalah yang telah saya susun tentunya dalam hal ini masih
banyak kekurangan, saya harap makalah ini dapat menambah wawasan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan untuk
perbaikan makalah yang selanjutnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Mubarok, Jaih. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Bani Kuraisy.

Sayyid, Al-Wakil. 1998. Wajah Dunia Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Yatim, Badri. 2003. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

http://zudi-pranata.blogspot.com/2013/03/perkembangan-islam-pada-masa-
dinasti-al.html

18

You might also like