Professional Documents
Culture Documents
b) Dermatitis atopik
Dermatitis atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal dan
umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan
peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Kelainan
kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, tempatnya
dilipatan atau fleksural..
c) Dermatitis numularis
Merupakan dermatitis yang bersifat kronik residif dengan lesi berukuran sebesar uang logam dan
umumnya berlokasi pada sisi ekstensor ekstremitas.
d) Dermatitis seboroik
Merupakan golongan kelainan kulit yang didasari oleh factor konstitusi, hormon, kebiasaan
buruk dan bila dijumpai pada muka dan aksila akan sulit dibedakan. Pada muka terdapat di
sekitar leher, alis mata dan di belakang telinga.
3.Etiologi
Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan respon kulit
terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa
menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi. ( Arief
Mansjoer.1998.Kapita selekta )
Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
a) Luar ( eksogen ) misalnya bahan kimia ( deterjen, oli, semen, asam, basa ), fisik ( sinar matahari,
suhu ), mikroorganisme ( mikroorganisme, jamur).
b) Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis atopik.
4.Manifestasi Klinis
Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut terutama
pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada muka ( terutama
palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna.
a) Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi
sehingga tampak basah.
b) Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi kusta.
c) Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenefikasi.
Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis sejak awal memberi
gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis.
2. Asuhan Keperawatan
No. NANDA NOC NIC
1. Kerusakan Integritas Integritas Jaringan: Pengawasan Kulit
Kulit Kulit & Membran Amati warna, kehangatan (suhu),
Data Penunjang : Mukosa bengkak, getaran, tekstur, edema, dan
Kulit luka, gatal, warna Sensasi IER nanah pada ektremitas
kulit hitam abu2, kering Elestisita IER Periksa kemerahan, perubahan suhu
Hidrasi IER
bersisik yang ekstrim, atau drainase dari kulit
Pigmentasi IER
Turgor kulit jelek Perspirasi IER dan membran mukosa
Warna IER Pantau sumber tekanan dan
Tekstur IER pergeseran
Pantau infeksi, khususnya pada
daerah edematous
Pantau area yang tidak berwarna dan
memar kulit dan membrane mukosa
Pantau kelainan kekeringan dan
kelembaban kulit
Periksa keketatan pakaian
Catat perubahan kulit atau membrane
mukosa
Tegakkan ukuran untuk pencegahan
lanjutan yang lebih buruk
2. Nyeri Kontrol Resiko Manajemen Nyeri :
Data penunjang : Klien melaporkan nyeri Kaji nyeri secara komprehensif
Mengatupkan rahang / berkurang dg scala 2-3 ( lokasi, karakteristik, durasi,
Ekspresi wajah tenang
mengepalkan tangan frekuensi, kualitas dan faktor
Agitasi klien dapat istirahat dan
presipitasi ).
Ansietas tidur Observasi reaksi NV dr ketidak
Perubahan pola tidur v/s dbn nyamanan.
Menarik diri bila disentuh
Mual dan muntah Gunakan teknik komunikasi
Gambaran kurus terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri klien sebelumnya
Kontrol faktor lingkungan yang
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan.
Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologis/non farmakologis).
Ajarkan teknik non farmakologis
(relaksasi, distraksi dll) untuk
mengetasi nyeri..
Kolaborasi pemberian analgetik
untuk mengurangi nyeri.
Evaluasi tindakan pengurang
nyeri/kontrol nyeri.
Monitor TTV