ROTATOR CUFF INJURY PADA PETUGAS LAUNDRY RS. IBNU SINA
Fierda Eka Pratiwi
Sub departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
Abstrak Data yang digunakan berupa check
Latar belakang : Bahu merupakan list tentang kebiasaan responden, dan sendi yang paling sering bergerak faktor-faktor pencetus Rotator Cuff dan jaringan lunaknya sangat rentan Injury, seperti faktor fisik dan terhadap cedera dalam aktivitas- ergonomi. Data pengukuran adanya aktivitas dimana lengan berada lebih kecenderungan nyeri pada bahu yang diatas daripada garis horizontalnya. semakin memberat apabila pasien Para petugas laundry seringkali melakukan aktivitas tertentu yaitu menuntut kerja dari otot-otot rotator melakukan gerakan-gerakan ke atas, cuff, baik secara statis maupun seperti menyisir rambut, memakai dinamis dan dalam posisi yang baju, dan menarik troli dengan kurang ergonomis. Sikap kerja yang menggunakan check list. Sampel salah dan tidak ergonomis dalam penelitian ini adalah pasien menyebabkan otot menjadi lebih dengan diagnosis Rotator Cuff Injury cepat mengalami kelelahan. Jika yang nyeri pada bahu kiri saat terus dilakukan berulang-ulang melakukan pekerjaan. dalam jangka waktu yang lama maka Hasil : Dari hasil check list diperoleh akan meningkatkan risiko terjadinya seorang pekerja wanita umur 58 Rotator Cuff Injury.1,2,3 tahun bekerja sebagai petugas Metode : Penelitian ini laundry yang mengeluh nyeri pada menggunakan metode identifikasi bahu. Faktor hazard yang diperoleh melalui proses walk through survey. ialah faktor fisik yang terkait dengan
IKM & IKK Page 1
pekerjaan riwayat mengangkat beban berat dan gerakan repetitif. Dibutuhkan penatalaksanaan berupa anti nyeri dengan edukasi sikap kerja yang ergonomis seperti menghindari posisi pada sikap tubuh membungkuk dan tidak alamiah, usahakan agar beban statis tidak terlalu berat, upayakan semua pekerjaan dilaksanakan dengan sikap duduk dan berdiri secara bergantian. Kesimpulan : Faktor fisik dan faktor ergonomi di lingkungan kerja mempunyai hubungan yang signifikan dengan terjadinya keluhan Rotator Cuff Injury. Kata Kunci : Sikap Kerja, Petugas Laundry, Rotator Cuff Injury.
IKM & IKK Page 2
Latar Belakang : untuk mengurangi tingkat kecelakaan Istilah Kesehatan dan kerja.1,2 Keselamatan Kerja (K3) akhir-akhir Banyak sekali jenis pekerjaan ini semakin populer, seakan-akan K3 yang memiliki risiko gangguan tidak terpisahkan dalam sistem kesehatan di tempat kerja. Salah ketenagakerjaan di Indonesia. K3 satunya adalah petugas laundry. memang sangat dibutuhkan dalam Petugas laundry merupakan salah meningkatkan kesejahteraan para satu jenis pekerjaan informal yang pekerja, baik tenaga kerja formal banyak diminati oleh masyarakat maupun informal. Indonesia Indonesia. Seiring dengan rendahnya merupakan negara berkembang pengetahuan dan kepedulian para dimana masih banyak tenaga kerja petugas laundry dalam memelihara informal yang bekerja secara manual kesehatan tubuhnya seringkali dengan mengandalkan kekuatan menjadi penyebab gangguan tubuhnya sendiri. Hal ini tentu sangat kesehatan di tempat kerja, salah berisiko mengingat pekerja sektor satunya adalah munculnya keluhan informal cenderung mengabaikan muskuloskeletal. Keluhan kesehatan dan keselamatannya demi muskuloskeletal merupakan salah mengejar nilai finansial yang satu indikasi adanya gangguan sebesar-besarnya.1 kesehatan dan keselamatan pekerja, Data statistik kecelakaan sering ditandai dengan rasa sakit atau kerja dari Jamsostek menunjukkan nyeri saat bekerja maupun setelah pada tahun 2013 terjadi 103.285 bekerja. Bagian otot yang sering kasus kecelakaan kerja, atau rata-rata dikeluhkan adalah otot leher, bahu, terjadi 283 kecelakaan kerja setiap lengan, tangan, jari, punggung, hari, dengan korban meninggal rata- pinggang. Nyeri muskuloskeletal rata 7 orang, cacat 18 orang dan seringkali disebabkan oleh kerusakan sisanya kembali sembuh. Disinilah jaringan lunak seperti bursa, ligamen, peran tenaga kesehatan dalam tendon dan otot yang diakibatkan memberikan edukasi dan promosi aktivitas berulang yang berhubungan kesehatan bagi tenaga kerja informal dengan olahraga ataupun pekerjaan.
IKM & IKK Page 3
Petugas laundry seringkali pitchers arm atau rotator cuff injury. melakukan aktivitas yang Para petugas laundry seringkali menggunakan gerakan bahu dalam menggunakan peralatan yang bekerja maupun dalam penggunaan menuntut kerja dari otot-otot rotator peralatan, baik gerakan secara statis cuff, baik secara statis maupun maupun dinamis. Petugas laundry dinamis dan dalam posisi yang juga sering mengangkat beban yang kurang ergonomis.1,4,5 sangat berat dan mempertahankan Sikap kerja yang salah dan posisi bahu dalam waktu lama yang tidak ergonomis menyebabkan otot diperparah dengan sikap kerja yang menjadi lebih cepat mengalami tidak ergonomi yang dapat kelelahan. Jika terus dilakukan memunculkan keluhan muskulo- berulang-ulang dalam jangka waktu skeletal saat bekerja. Sikap tubuh yang lama maka akan meningkatkan yang buruk sewaktu bekerja dan risiko terjadinya rotator berlangsung lama menyebabkan cuff injury. Selain itu, bekerja dengan adanya beban pada sistem rasa sakit akan menurunkan muskuloskeletal dan berefek negatif produktivitas kerja dan pada kesehatan, disamping itu meningkatkan risiko terjadinya pekerja tidak mampu mengerahkan kecelakaan kerja yang lebih parah. kemampuannya secara optimal.1,3,4 Berdasarkan hal tersebut, penulis Bahu merupakan sendi yang merasa tertarik untuk melakukan paling sering bergerak dan jaringan peletitian tentang hubungan sikap lunaknya sangat rentan terhadap kerja dengan Rotator Cuff Injury cedera dalam aktivitas-aktivitas pada petugas laundry.3,4 dimana lengan berada lebih diatas METODE daripada garis horizontalnya. Bekerja Penelitian ini menggunakan dengan lengan lebih tinggi dari bahu metode penelitian deskriptif dengan sangat melelahkan dan meningkatkat pendekatan cross sectional melalui risiko cedera yang disebut proses walk through survey. Data impingement syndrome, atau lebih yang digunakan berupa kebiasaan dikenal dengan swimmers shoulder, responden, dan data faktor-faktor
IKM & IKK Page 4
pencetus Rotator Cuff Injury, seperti Alat tulis menulis: Berfungsi faktor fisik dan ergonomi. Data sebagai media untuk pengukuran adanya kecenderungan pencatatan selama survey nyeri pada bahu yang semakin jalan sepintas. memberat apabila pasien melakukan aktivitas tertentu yaitu melakukan Kamera digital: Berfungsi
gerakan-gerakan ke atas, seperti sebagai alat untuk memotret
menyisir rambut, memakai baju, dan kegiatan dan lingkungan menarik troli dengan menggunakan laundry check list. Sampel dalam penelitian Check List: Berfungsi sebagai ini adalah pasien dengan diagnosis alat untuk mendapatkan data Rotator Cuff Injury yang nyeri pada primer mengenai survei jalan bahu kiri saat melakukan pekerjaan. sepintas yang dilakukan. Bahan yang digunakan pada survei ini adalah checklist yang di Cara survei yang dilakukan buat. Checklist ini dibuat adalah dengan menggunakan Walk berdasarkan informasi yang Through Survey. Teknik Walk diperlukan daripada tujuan survei ini Through Survey juga dikenali dilakukan. Pada survei ini, informasi sebagai Occupational Health yang diperlukan adalah ada tidaknya Hazards. Untuk melakukan survei faktor hazard, alat kerja apa yang ini, dapat dimulai dengan digunakan, alat pelindung diri yang mengetahui tentang manejemen digunakan, ketersediaan obat p3k di perencanaan yang benar, berdiskusi tempat kerja, keluhan atau penyakit tentang tujuan melakukan survey, yang dialami pekerja dan upaya dan menerima keluhan-keluhan baru pengetahuan mengenai K3 kepada yang releven. petugas laundry. Bahaya apa dan dalam situasi yang bagaimana bahaya dapat Peralatan yang diperlukan timbul, merupakan sebagai hasil dari untuk melakukan walk through penyelenggaraan kegiatan Walk survey antara lain: Through Survey. Mengenal bahaya,
IKM & IKK Page 5
sumber bahaya dan lamanya paparan - Melapor ke bahaya terhadap pekerja. bagian K3 6 Pihak okupasi kesehatan dapat RS Ibnu 1. Februari kemudian merekomendasikan Sina 2017 - Pengarahan monitoring survei untuk memperoleh kegiatan kadar kuantitas eksposur atau - Pembuatan kesehatan okupasi mengenai risk proposal assessment. walk Walk Through Survey ini adalah 7 through bertujuan untuk memahami proses 2. Februari survey produksi, denah tempat kerja dan 2017 - Walk lingkungannya secara umum. Selain through itu, mendengarkan pandangan survey pekerja dan pengawas tentang K3, 8 - Walk memahami pekerjaan dan tugas- 3. Februari through tugas pekerja, mengantisipasi dan 2017 survey mengenal potensi bahaya yang ada dan mungkin akan timbul di tempat - Walk
kerja atau pada petugas dan through
menginventarisir upaya-upaya K3 survey
9 - Pembuatan yang telah dilakukan mencakup 4. Februari laporan kebijakan K3, upaya pengendalian, 2017 walk pemenuhan peraturan perundangan through dan sebagainya. survey Survey dilakukan di Laundry RS. - Presentasi Ibnu Sina Makassar, dengan jadwal 10 laporan survey selama 1 minggu (6 10 5. Februari walk Februari 2017), yaitu: 2017 through survey No. Tanggal Kegiatan HASIL
IKM & IKK Page 6
Berdasarkan hasil penelitian, dan melakukan gerakan-gerakan dengan check list dapat disimpulkan peregangan otot-otot di sela-sela faktor hazard yang ditemukan ialah pekerjaan pasien. faktor fisik yaitu beban berat, kimia KETERBATASAN PENELITIAN yaitu debu pada linen kotor, biologi Penelitian ini tentunya tidak yaitu mikroorganisme yang terdapat terlepas dari keterbatasan, adapun pada linen kotor seperti bakteri, keterbatasan dari penelitian ini virus, parasit, ergonomi yaitu bekerja adalah check list yang dibuat hanya dengan gerakan repetitif, berdiri menentukan hubungan penyakit lama dan membungkuk, serta faktor akibat kerja, tapi tidak dapat psikososial yaitu pekerjaaan yang menentukan insidens, berat bersifat monotoni. Posisi atau sikap ringannya penyakit, dan prognosis tubuh dan cara kerja yang sesuai penyakit. Demikian pula untuk dengan aturan kerja adalah sikap dan survey menilai faktor psikososial cara kerja ergonomis yaitu posisi dan akibat kerja, diagnosisnya hanya cara kerja yang dapat memberikan bersifat subjektif, tidak dapat rasa nyaman, aman, sehat, dan diketahui kapan stressor muncul. selamat dalam bekerja. Berdasarkan Keterbatasan lainnya adalah langkah-langkah dalam penegakan tidak dilakukan pemeriksaan yang diagnosis okupasi menujukkan menyeluruh terhadap seluruh bahwa Rotator Cuff Injury yang responden, karena keterbatasan terjadi merupakan penyakit yang sarana pemeriksaan, dan didapat akibat kerja. keterbatasaan waktu penelitian, Adapun untuk pengendalian karena untuk menganalisa faktor yang hanya dapat dilakukan yaitu terjadinya kasus penyakit dengan menggunakan alat pelindung diri keluhan nyeri pada bahu kiri perlu (APD) seperti masker, handschoen, diketahui riwayat penyakit terdahulu celemek dan sepatu boot, dan riwayat pekerjaan di tempat lain memperbaiki posisi saat bekerja, yang mungkin berhubungan dengan menghindari posisi dan gerakan- keluhan yang dirasakan sekarang. gerakan yang memperberat gejala,
IKM & IKK Page 7
Selain itu check list yang Sikap Kerja hanya terfokus pada faktor penyebab Sikap kerja adalah posisi penyakit akibat kerja, tidak relatif bagian tubuh tertentu pada memenuhi semua poin-poin yang saat bekerja yang dipengaruhi oleh diperlukan untuk mendiagnosis interaksi dengan fasilitas yang penyakit dari keluhan yang digunakan maupun kebiasaan kerja. dirasakan. Perlu penelitian yang Sikap kerja yang baik merupakan lebih mendalam dan pemeriksaan persyaratan untuk mencegah pekerja yang lebih lengkap untuk dapat untuk mengalami kecelakaan kerja menilai secara keseluruhan penyebab dan gangguan kesehatan. Sikap kerja dari keluhan yang dirasakan oleh yang baik adalah suatu kondisi pekerja. dimana bagian-bagian tubuh secara Akhirnya kami berasumsi nyaman melakukan kegiatan seperti bahwa bila terdapat gejala keluhan sendisendi bekerja secara alami pada bahu responden dengan hasil dimana tidak terjadi penyimpangan survey dan penyakit akibat kerja yang berlebihan.5 tidak menunjukkan nilai yang berarti, Tempat Kerja maka tidak menutup kemungkinan Menurut Undang-Undang keluhan yang dirasakan pasien juga Nomor 1 tahun 1970 tempat kerja karena kontribusi dari faktor individu adalah tiap ruangan atau lapangan, dan faktor lingkungan lain, selain tertutup atau terbuka, bergerak atau lingkungan tempat kerja. tetap, dimana tenaga kerja bekerja, Penelitian ini juga tidak atau yang sering dimasuki tenaga mengklasifikan berat ringannya kerja untuk keperluan suatu usaha penyakit, berdasarkan keluhan dari dan dimana terdapat sumber atau pekerja, juga tidak dapat menentukan sumber-sumber bahaya sebagaimana penatalaksanaan yang tepat untuk diperinci pada pasal 2: Termasuk mencegah atau mengurangi keluhan tempat kerja ialah semua ruangan, yang dirasakan atau akan dirasakan lapangan, halaman dan sekelilingnya nanti di masa yang akan datang. merupakan bagian-bagian atau yang DISKUSI
IKM & IKK Page 8
berhubungan dengan tempat kerja yang mempertimbangkan aspek tersebut.5 antropometris dan fisiologis Menurut OHSAS 18001: manusia.5,7 2007 risiko didefinisikan sebagai Anatomi dan Fisiologi Rotator Cuff kombinasi dari kemungkinan suatu Rotator cuff: adalah grup dari kejadian berbahaya terjadi atau 4 otot yang terdiri dari terpapar keadaan berbahaya dan M.Supraspinatus, M.Infraspinatus, keparahan dari cedera atau gangguan M.Subsacpularis, dan M.Teres minor. kesehatan yang disebabkan oleh Fungsi dari ke-4 otot ini menarik kejadian berbahaya atau paparan dari humerus ke arah skapula. keadaan berbahaya.6 Menstabilkan sendi glenohumeral Faktor Lingkungan Kerja untuk fungsi ball and socket dan Menurut Peraturan Menteri membantunya saat gerakan-gerakan Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI sendi glenohumeral seperti abduksi- No PER.13/MEN.X/2011 tentang adduksi, rotasi, fleksi-ekstensi. 3,4 Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Definisi Rotator Cuff Injury Dan Faktor Kimia di Tempat Kerja Rotator Cuff Injury adalah yang tercantum faktor lingkungan kumpulan gejala yang timbul akibat fisika dan kimia. 5 kerusakan atau lesi dari rotator cuff Faktor biologi, faktor Mental yang bisa ditimbulkan akibat trauma, dan Psikologi (reaksi mental dan dan degenerasi, postur tubuh yang kejiwaan terhadap suasana kerja, salah.3,4 hubungan antara pengusaha dan Patofisiologi Rotator Cuff Injury tenaga kerja, struktur dan prosedur Otot rotator cuff berperan organisasi pelaksanaan kerja) dan pada aktifitas sendi bahu, seperti Faktor Fisiologis/Ergonomi adalah Muskulus Supraspinatus. Otot interaksi antara faal kerja manusia supraspinatus merupakan otot dengan pekerjaan atau lingkungan postural atau otot tonik yang bekerja kerjanya seperti konstruksi mesin melakukan gerakan abduksi bahu. yang disesuaikan dengan fungsi Kerja otot ini akan bertambah berat indera manusia, postur dan cara kerja dengan adanya postur yang jelek,
IKM & IKK Page 9
mikro dan makro trauma. Akibatnya bersama-sama. Keadaan yang terjadi adalah fase kompresi immobilisasi dari jaringan miofasial dan ketegangan lebih lama dari pada ini banyak disebabkan misalnya oleh rileksasi, terjadinya suatu keadaan ergonomik kerja yang jelek, dimana melebihi batas critical load dan juga keadaan ini akan mencetuskan otot tadi mengalami kelelahan otot timbunan fibroblast dan banyak yang cepat.3 kolagen membuat ikatan tali (cross link). Cross link kolagen secara Pada saat jaringan miofasial fisiologis timbul perlahan-lahan pula dalam keadaan immobilisasi, maka akan menyebabkan tekanan dalam akan terjadi perubahan pada jaringan. Akibatnya akan substansi dan serabut kolagen, menurunkan jarak kritis pada area protein dan karbohidrat kompleks ini. Disamping itu aliran darah pada dalam substansia dasar akan area ini juga akan menurun bahkan mengikat air dan menjadikan banyak hingga tingkat iskemia sehingga gel tak terbentuk yang dikenal mencetuskan timbulnya nyeri.3,4 sebagai glikoaminoglikan. Dengan immobilisasi viskositas matrik akan Langkah Mengatasi Keluhan berkurang dan bagian terbesar dari Sistem Muskuloskeletal substansia dasar akan menurun. Langkah preventif ini Akibatnya serabut kolagen akan dimaksudkan untuk mengeleminir saling berdempetan, ketika jarak dari overexertion dan mencegah adanya satu molekul kolagen ke molekul sikap kerja tidak alamiah yaitu : kolagen lain menurun hingga pada Rekayasa teknik pada umumnya ambang kritis, yang terjadi adalah dilakukan melalui pemilihan molekul mulai membentuk ikatan beberapa alternatif sebagai berikut : menyilang (cross binding). Jaringan eliminansi, subtitusi, partisi dan ikat juga menjadi kurang elastis ventilasi. Rekayasa manajemen dapat karena serabut kolagen dan lapisan dilakukan melalui tindakan-tindakan fascia kehilangan pelumas. Hal ini sebagai berikut : pendidikan dan akan menyebabkan molekul dari pelatihan, pengaturan waktu kerja lembaran fascia ternyata terikat
IKM & IKK Page 10
dan istirahat yang seimbang dan pada Pekerja di Bagian pengawasan yang intensif. 8 Pemilahan dan Penimbangan Tindakan untuk mencegah Linen Kotor RS. X. Journal of atau mengatasi terjadinya keluhan Industrial Hygiene and otot skeletal pada berbagai kondisi Occupational Health. atau aktivitas seperti yang dijabarkan 3. Itoi, Eiji. 2013. Rotator cuff berikut: 1. Aktivitas angkat-angkut tear: physical examination material secara manual seperti and conservative treatment. mengupayakan agar beban angkat Japan. J Orthop Sci 18:197- tidak melebihi kapasitas angkat 204. pekerja 2. Berat bahan dan alat, 4. American Academy dengan mengupayakan untuk Orthopaedic Surgeon. menggunakan bahan dan alat yang Rotator Cuff Tears. ringan 3. Alat tangan misal OrthoInfo.org (diakses pada memasang lapisan peredam getaran tanggal 8 Februari 2017) pada pegangan tangan 4. Melakukan 5. Widyastoeti, Prita. 2008. pekerjaan pada ketinggian, seperti : Hubungan Sikap Kerja menggunakan alat bantu kerja yang Berdiri dengan Keluhan memadai seperti; tangga kerjadan Nyeri Punggung Bawah pada lift.9,10 Pekerja di Bagian Laundry Rumah Sakit Telogorejo DAFTAR PUSTAKA Semarang. Semarang. 1. Zubairi, Okky. 2015. Program Studi Fisioterapi Hubungan antara Sikap UMS. Kerja dengan Kejadian 6. Hajrah Hi. Sultan Bedu, Rotator Cuff Injury pada Syamsiar S. Russeng, Montir Bengkel Mobil. Muhammad Rum Rahim. Surakarta. Program Studi 2013. Faktor yang Fisioterapi UMS. Berhubungan dengan 2. Rinawati, Seviana. 2016. Gannguan Muskuloskeletal Analisis Risiko Postur Kerja pada Cleaning Servicedi
IKM & IKK Page 11
RSUP Dr.Wahidin 9. Ervianta, Widya. 2013. Sudirohusodo Makassar. Pengaruh Terapi Manipulasi Makassar. Bagian Kesehatan Terhadap Peningkatan dan Keselamatan Kerja FKM Lingkup Gerak Sendi Bahu Universitas Hasanuddin. Pada Frozen Shoulder Di 7. Anisa Imadul Bilad, MG RST Dr. Soedjono Magelang. Catur Yuantari, Supriyono Surakarta. Program Studi Asfawi. 2013. Analisis Risiko Fisioterapi UMS. Keselamatan dan Kesehatan 10. Organisasi Perburuhan Kerja pada Instalasi Laundry Internasional. 2005. RSUD Kota Semarang Tahun Keselamatan dan Kesehatan 2013. Semarang. Program Kerja, Cara Kerja Aman Studi FKM UDN. Binatu (Laundry) dalam 8. Jannatul, Amaluna. 2015. Pedoman Bersama Pengaruh Terapi Bekam dan ILO/WHO tentang Pelayanan Muscle Energy Tecnique Kesehatan dan HIV/AIDS. terhadap Penurunan Nyeri Jakarta. Bahu pada Pekerja Laundry. Surakarta. Program Studi Fisioterapi UMS.