Professional Documents
Culture Documents
1 Urosepsis
2.1.2 Pengertian
Urosepsis adalah infeksi sistemik yang berasal dari fokus infeksi di traktus
20-30 % dari seluruh kejadian septikemia dan lebih sering berasal dari komplikasi
infeksi di traktus urinarius. Pasien yang beresiko tinggi urosepsis adalah pasien
(Sjamsuhidayat, 2004).
Tabel 2.1. Kelainan struktur dan fungsi traktus urinarius yang berhubungan
dengan sepsis.
Obstruksi Kongenital: striktur uretra, fimosis, ureterokel,
prosedur urologik.
Impaired voiding Neurogenic bladder, sistokel, refluk vesikoureteral
Abnormalitas metabolik Nefrokalsinosis, diabetes, azotemia
Imunodefisiensi Pasien dengan obat-obatan imunosupresif,
neutropenia.
2.1.3 Etiologi
itu pertolongan harus cepat dan adekuat untuk mencegah kegagalan organ dan
frekuensinya lebih kecil yaitu sekitar 15%. Penelitian TheEuropean Study Group
bahwa E.coli sebanyak 30,6% pada pasien dengan kateter dan 40,5% pada non-
kateter, Candida spp 12,9% pada pasien dengan kateter dan 6,6% pada non-
kateter,P.aeruginosa 8,2% pada pasien dengan kateter dan 4,1% pada non-kateter.
dengan faktor risiko akan mendapatkan urosepsis. Faktor risiko untuk urosepsis
meliputi :
endotoksin, suatu komponen lipopolisakarida dari dinding sel bakteri yang masuk
ke dalam sirkulasi darah. Lipopolisakarida ini terdiri dari komponen lipid yang
sitokin, antara lain tumor necrosis factor alfa (TNF ) dan interleukin I (IL I).
Sitokin inilah yang memacu reaksi berantai yang akhirnya dapat menimbulkan
sepsis dan jika tidak segera dikendalikan akan mengarah pada sepsis berat,
faktor-faktor koagulasi.
Karena terdapatnya resistensi sel terhadap insulin maka glukosa dalam darah
tidak dapat masuk ke dalam jaringan sehingga untuk memenuhi kebutuhan sel
akan glukosa terjadi proses glukoneogenesis yang bahannya berasal dari asam
lemak dan asam amino yang dihasilkan dari katabolisme lemak berupa
2.1.5 Diagnosis
fisik, laboratorium dan rontgenologik. Dari anamnesa, data yang positif adalah
adanya demam, panas badan dan menggigil dengan didahului atau disertai gejala
dan tanda obstruksi aliran urin seperti nyeri pinggang, kolik dan atau benjolan
diperut atau pinggang. Hanya 1/3 pasien yang mengeluh demam dan menggigil
dengan hipotensi. Keluhan febris yang terjadi setelah gejala infeksi saluran
kencing bagian bawah yaitu polakisuria dan disuria juga sangat mencurigakan
urologik.
takipneu, takikardi, dan demam kemerahan dengan gangguan status mental. Pada
keadaan yang dini, keadaan umum penderita masih baik, tekanan darah masih
normal, nadi biasanya meningkat dan temperatur biasanya meningkat antara 38-40
C.
gangguan beberapa fungsi organ tubuh, antara lain gangguan pada fungsi
kardiovaskuler, ginjal, pencernaan, pernapasan dan susunan saraf pusat (Jong wim
Keadaan Kriteria
SIRS (Systemic Terdapat paling sedikit dua dari beberapa kriteria dibawah
Inflammatory ini :
Sydrome)
Sepsis SIRS dengan tanda-tanda infeksi
Sepsis Berat Sepsis disertai dengan hipotensi (sistole <>
Syok Septik Sepsis disertai dengan hipotensi dan hipoperfusi
penting untuk menentukan pre eksisting anomalinya dan yang diketemukan sangat
yang berada dalam darah (kultur darah) sama dengan bakteri yang ada dalam
saluran kemih (kultur urin). Kultur urin disertai dengan test kepekaan antibiotika
roentgen yang sederhana yang dapat dikerjakan adalah foto polos abdomen.
ukuran dari batu saluran kemih yang mungkin merupakan fokus infeksi. Yang
diperhatikan pada hasil foto adalah adanya bayangan radio opak sepanjang traktus
pyelografi intravena (IVP) dapat memberikan data yang penting dari kaliks,
ureter, dan pelvis yang penting untuk menentukan diagnosis adanya refluk
nefropati dan nekrosis papilar. Bila pemeriksaan IVP tidak dapat dikerjakan
2.1.6 Penatalaksanaan
2. Pemberian antibiotika
antibiotik harus cepat dan efektif sehingga antibiotika yang diberikan adalah yang
generasi ke-3 dianjurkan diberikan 2 gr dengan interval 6-8 jam dan untuk
ekskresi renal dan tersedia dalam bentuk injeksi intravena dan oral.
tersebut menjadi normal. Urosepsis adalah penyakit yang cukup berat sehingga
ekstra. Kebutuhan cairan dan terapinya dapat dipantau dari tekanan darah, tekanan
vena sentral dan produksi urine. Bila penderita dengan hipotensi atau syok (tensi
(Teichman J, 2001).
meq/L atau lebih perlu dilakukan hemodialisa. Hemodialisa juga diperlukan bila
terdapat Kreatinin serum > 10 mg%, BUN > 100 mg% atau terdapat edema paru.
Drainase yang segera perlu dikerjakan bila terdapat timbunan nanah misalnya
antibiotika. Drainase dapat dikerjakan secara perkutan atau dengan operasi biasa
(lumbotomi). Penderita yang telah melewati masa kritis dari septikemia maka
(David C, 2001)