You are on page 1of 3

Interpretasi sel darah pada anemia

Eritrosit

1. Eritropoeisis :
2. Proeritroblas : inti bulat, berwarna ungu tua, struktur kromatin padat fsn merata,
dengan 3-5 nukleolus yang tidak tampak jelas, sitoplasma berwarna biru.
3. Normoblas basofilik : diameter lebih kecil dibandingkan proeritroblas. Inti bulat tanpa
nucleoli, sitoplasma basofilik sedang, dan kromatin sangat kontras.
4. Normoblas polikromatik : sitoplasma ungu kebiru-abu-abuan, dan inti tampak
kompak.
5. Normoblas ortokromatik : sitoplasma berwarna mmerah muda kuning keabu-abuan
dan terjadi pemadatan kromatin.
6. Retikulosit : khas adanya struktur internal yang berbentuk jala atau benang, eritrosit
berwarna biru dan jala warna biru kehitaman.

Ukuran :

normal : diameter : 7-8 m

kelainan ukuran :

makrosit :ukuran eritrosit yang lebih dari 8,2 mm terjadi karena pematangan inti
eritrosit terganggu. Dapat ditemukan pada penyakit anemia megaloblastik karena
kurang vit.B12 atau asam folat, anemia setelah perdarahan akut, atau anemia karena
penyakit hati kronik. Dari data pemeriksaan darah ditemukan MCV > 94 fl.
Mikrosit: ukuran eritrosit yang kurang dari 6,2 mm. terjadi karena menurunnya
sintesis hemoglobin yang disebabkan oleh defisiensi besi.
Anisositosis : ditemukan adanya eritrosit dengan ukuran yang tidak sama besar dalam
sediaan apusan darah tepi (bermacam-macam ukuran sel).

Bentuk :

Normal : berbentuk cakram berwarna merah kekuningan dan terdapat bagian terang ditengah
disebabkan bentuk cakram yang bikonkaf.

Kelainan bentuk :
Sel target : Bentuknya mirip dengan sasaran tembak. Dapat ditemukan pada
Thalassemia disertai gambaran aniso-poikilositosis, polikromasi, hipokrom-
mikrositik, dan bintik basofil.
Ekinosit/crenated cell
Anulosit/ring form : eritrosit yang berbentuk seperti cincin karena Central pollar pada
eritrosit mengalami pelebaran.
Ovalosit/Ellipstosit : eritrosit yang berbentuk lonjong. Ditemukan dengan
kemungkinan bahwa pasien menderita kelainan yang diturunkan yang mempengaruhi
sitoskeleton eritrosit misalnya ovalositosis herediter.
Poikilositosis : Keadaan terdapat bermacam-macam bentuk eritrosit dalam satu
sediaan darah apus, misalnya pada hemoposis extramedullaris.
Stomatosit : Keadaan eritrosit pada bagian tengah sel mengalami pemucatan dan tidak
berbentuk lingkaran tapi memanjang seperti celah bibir mulut. Ditemukan pada
stomatositosis herediter, penyakit keganasan, anemia hemolitik, thalasemia, dan
keracunan timah.
Skistosit : fragmen eritrosit berukuran kecil dan bentuknya kecil dan tak teratur.
Terjadi akibat peningkatan trauma mekanis intravaskuler dam mikroangiopati.
Sickle cell : Berbentuk menyerupai bulan sabit, lanset, dengan kedua ujung lancip.
Terjadi karena gangguan oksigenasi sel, resistensi osmotic meningkat. Ditemukan
pada penyakit homozygote Hb S, penyakit Hb SC, penyakit Hb S thalasemia sindrom,
penyakit Hb I.
Lakrimosit/tear drop cell
Sferosit : sel yang berbentuk bulat atau mendekati bulat. Sferosit merupakan sel yang
telah kehilangan sitosol yang setara. Karena kelainan dari sitoskeleton dan membrane
eritrosit.
Burr cell : Sel dengan tonjolan duri ( 10 30 buah ) karena pecahnya membran sel.
Ditemukan pada anemia hemolitik, hepatitis, chirchosis hepatis, Pyruvate kinase
deficiency, Ca gaster, Bleeding peptic ulcer, dan penyakit ginjal menahun.
Akantosit : Sel-sel tersebut termasuk dalam sel spikel ( spicule cell) yaitu eritrosit
dengan tonjolan seperti duri yang lancip.
Helmet cell :sel yang berbentuk seperti topi baja
Rouleux : tumpukan eritrosit seperti koin
Struktur bagian internal lainnya :
Badan Jolly (Badan Howell-Jolly) : sisa inti yang mengandung DNA dalam eritrosit.
Pertanda tidak berfungsinya limpa
Cincin Cabot : badan iklusi dalam eritrosit yang berbentuk pita dan bersifat patologis
pada diseritropoeisis
Warna :

Normokromik : warna merah kekuningan. Keadaan eritrosit dengan konsentrasi Hb normal


dan daerah pucat bagian tengah dalam batas normal.

Kelainan warna :

Hipokromik : Dapat ditemukan pada anemia kurang besi (defisiensi fe), sickle cells
anemia, thalassemia, atau anemia karena penyakit kronis. Selain dari hapusan, dapat
juga kita lihat dari hasil pemeriksaan darah MCH < 26 pg dan MCHC < < 32%
Hiperkromatik : kromatin kasar dan bergumpal dengan ukuran nukleus yang mungkin
sangat besar.

N Penyakit Pemeriksaan Penunjang


O
1 Anemia defisiensi besi Hipokromik mikrositik
Indeks eritrosit :
MCV dan MCH menurun.
Sediaan apus darah : sel eritrosit mikrositik hipokrom
dan kadang ditemukan sel target dan poikilosit
berbentuk pensil.

2 Anemia defisiensi Vit. Makrositik


B12 Indeks eritrosit : MCV > 100 f
Anemia defisiensi MCH : meningkat
asam folat Sediaan apus darah : anisositosis dan
poikilositosis. Disertai makrovalosit, yaitu,
eritrosit yang mengalami hemoglobinisasi
penuh, besar, oval dan khas untuk anemia
megaloblastik.
3 Anemia Hemolitik Apusan darah : polikromasia (sel darah
merah imatur), sferositosis (eritrosit
bundar bentuknya), eliptositosis.

You might also like