You are on page 1of 12

PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI DI INDOENSIA BERBASIS

IFRS (INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS)

Makalah disusun untuk memenuhi mata kuliah


Akuntansi Islam

Oleh:
SALMAN MUNTHE
NIM. 93314050529

:Dosen Pengampu
Dr. Syafaruddin Siregar, MA.
Dr. Nasirwan, M.Si
Dr. M. Affan, M.Si.

PRODI EKONOMI SYARIAH


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
A. Latar Belakang
Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar
modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan
pernah berjalan dengan baik pula karena laporan keuangan merupakan
produk utama dalam mekanisme pasar modal. Efektivitas 1 dan ketepatan
waktu dari informasi keuangan yang transparan yang dapat dibandingkan
dan relevan dibutuhkan oleh semua stakeholder (pekerja, suppliers,
customers, institusi penyedia kredit, bahkan pemerintah). Para
stakeholder ini bukan sekadar ingin mengetahui informasi keuangan dari
satu perusahaan saja, melainkan dari banyak perusahaan (jika bisa,
mungkin dari semua perusahaan) dari seluruh belahan dunia untuk
diperbandingkan satu dengan lainnya.
DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) Indonesia terus
mengembangkan standar akuntansi keuangan untuk memenuhi
kebutuhan pencatatan dan pelaporan keuangan transaksi yang terus
berkembang di tanah air. Sederetan milestone2 sebelumnya yang terkait
dengan hal tersebut dapat dilihat dari dinamika kegiatan pengembangan
standar akuntansi sejak berdirinya Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) pada
tahun 1957 hingga kini. Setidaknya, terdapat tiga tonggak sejarah yang
pernah dicapai sebelumnya dalam pengembangan standar akuntansi
keuangan di Indonesia. Tonggak sejarah pertama, menjelang
diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973. Pada masa itu
merupakan pertama kalinya IAI melakukan kodifikasi prinsip dan standar
akuntansi yang berlaku di Indonesia dalam suatu buku Prinsip Akuntansi
Indonesia (PAI). Kemudian, tonggak sejarah kedua terjadi pada tahun
1984. Pada masa itu, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI
1973 dan kemudian mengkondifikasikannya dalam buku Prinsip
Akuntansi Indonesia tahun 1984 dengan tujuan untuk menyesuaikan

1 Efektifitas adalah: hubungan optimal antara produksi , kualitas, efesiensi, serta keunggulan dalam
pengembangan. Raharjo Adisasmita 2011. Pengelolaan pendapatan dan anggaran daerah, Graha ilmu:
Yogyakarta.

2 Milestone: jika diindonesiakan menjadi tolak ukur capaian/ mengukur capaian suatu pekerjaan

1
ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia usaha. Berikutnya pada
tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total terhadap PAI tahun 1984
dan mengkondifikasikannya dalam buku Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) per 1 Oktober 1994. Sejak tahun 1994, IAI juga telah memutuskan
untuk melakukan harmonisasi dengan Standar Akuntansi Internasional
(SAI) dalam pengembangan standarnya. Konvergensi terhadap
International Financing Reforting Standart (IFRS) merupakan milestone
baru dari serangkaian milestone yang pernah dicapai oleh Indonesia dan
Ikatan Akuntan Indonesia dalam sejarah perkembangan profesi akuntansi,
khususnya dalam pengembangan standar akuntansi keuangan.3
B. Tiga Pilar Standar Akuntansi Indonesia
1) Standar Akuntansi Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan adalah (SAK) yang telah berlaku
sekarang, nantinya akan dikonvergensikan ke IFRS (International Financial
Reporting Standard). SAK yang telah terkonvergensi ke IFRS diharapkan
akan memberikan perspektif pemahaman yang sama bagi investor asing
dalam membaca Laporan Keuangan perusahaan Indonesia ataupun
Investor Indonesia yang ingin ekspansi ke luar negeri.
2) Standar Akuntansi Entitas tanpa Akuntabilitas Publik
(ETAP)
Standar Akuntansi untuk ETAP, standar ini akan membantu
perusahaan kecil menengah dalam menyediakan pelaporan keuangan
yang tetap relevan dan andal dengan tanpa terjebak dalam kerumitan
standar akuntansi berbasis IFRS yang akan kita adopsi di dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Standar Akuntansi
Keuangan (SAK), Entitas Tanpa Akuntansi Publik (ETAP) 4 ini akan khusus
digunakan untuk perusahaan tanpa akuntabilitas publik yang signifikan.
3) Standar Akuntansi Syariah.

3 International Financial Reporting Standfar http://briaklau22.blogspot.co.id/2011/03/ifrs-internatinal-


financial-reporting.html, diakses tanggal 16 Nopember 2015

4 Blog at WordPress.com. tanggal 3 Agustus 2012

2
Standar Akuntansi Syariah akan diluncurkan dalam tiga bahasa yaitu
bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab. Standar ini diharapkan
dapat mendukung industri keuangan syariah yang semakin berkembang
di Indonesia.

C. Sejarah IFRS
International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan
standar akuntansi internasional, dalam rangka Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan yang diadopsi oleh International Accounting Standards
Board (IASB). Yang merupakan lembaga independen yang berada di
London. Banyak standar membentuk bagian dari IFRS. Sebelumnya IFRS
ini lebih dikenal dengan nama International Accounting Standards (IAS).
IAS yang diterbitkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh Board of the
International Accounting Standards Committee (IASC). Pada tahun 2000
anggota Badan ini menyetujui restrukturisasi IASC dan Konstitusi
(Anggaran Dasar) baru IASC. Pada bulan Maret 2001, IASC Trustee 5
mengesahkan Bagian B Konstitusi baru IASC dan mendirikan sebuah
perusahaan nirlaba Delaware, bernama International Accounting
Standards Committee Foundation, untuk mengawasi IASB. Pada tanggal 1
April 2001, IASB yang baru dibentuk mengambil alih dari IASC tanggung
jawab untuk menetapkan Standar Akuntansi Internasional. Dalam
pertemuan pertama Dewan baru itu mengadopsi IAS dan Standing
Interpretations Committee (SIC) yang sudah ada. Kemudian IASB terus
melanjutkan pengembangan standar akuntansi international dengan
menyebut standar baru mereka itu dengan sebutan International Financial
Reporting Standards (IFRS) .
Oleh karena itu, International Financial Reporting Standards ini terdiri dari:
1) International Financial Reporting Standards (IFRS) standar yang
dikeluarkan setelah tahun 2001
2) International Accounting Standards (IAS) standar yang diterbitkan
sebelum tahun 2001

5 Trustee, wali amanat

3
3) Interpretations originated from the International Financial Reporting
Interpretations Committee (IFRIC) yang diterbitkan setelah tahun 2001
4) Standing Interpretations Committee (SIC) yang diterbitkan sebelum
2001

D. Apa Itu IFRS


IFRS (Internasional Financial Accounting Standard) adalah suatu upaya untuk
memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap
kurangnya transparansi informasi keuangan. Munculnya IFRS tak bisa lepas dari
perkembangan global, terutama yang terjadi pada pasar modal.
perkembangan Teknologi Informasi (TI) di lingkungan pasar yang terjadi
begitu cepat dengan sendirinya berdampak pada banyak aspek di pasar
modal, mulai dari model dan standar pelaporan keuangan, relativisme
jarak dalam pergerakan modal, hingga ketersediaan jaringan informasi ke
seluruh dunia.
Dengan kemajuan dan kecanggihan TI pasar modal jutaan atau
bahkan miliaran investasi dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar
modal di seluruh penjuru dunia. Pergerakan mereka tak bisa dihalangi
teritori negara. Perkembangan yang mengglobal seperti ini dengan
sendirinya menuntut adanya satu standar akuntansi yang dibutuhkan baik
oleh pasar modal atau lembaga yang memiliki agency problem.
International Accounting Standards, yang lebih dikenal sebagai
International Financial Reporting Standards (IFRS), merupakan standar
tunggal pelaporan akuntansi berkualitas tinggi dan kerangka akuntasi
berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian profesional yang kuat dengan
disclosures6 yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis
transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu, dan
akuntansi terkait transaksi tersebut. Dengan demikian, pengguna laporan

6 Disclosure, memberikan data yang bermanfaat kepada pihak yang memerlukan, bila dikaitkan
dengan keuangan, mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan
penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha dengan demikian hasil yang diungkap
harus jelas , engkap dan dapat menggambarkan secara cepat kejadian kejadian ekonomi yang
berpengaruh terhadap hasil operasi unit usaha tersebut.

4
keuangan dapat dengan mudah membandingkan informasi keuangan
entitas antarnegara di berbagai belahan dunia.
Mengadopsi IFRS berarti mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global
yang akan membuat suatu perusahaan dapat dimengerti oleh pasar
global. Namun, beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti
angka-angka di laporan keuangan, tetapi mungkin akan mengubah pola
pikir dan cara semua elemen di dalam perusahaan. Suatu perusahaan
akan memiliki daya saing yang lebih besar ketika mengadopsi IFRS dalam
laporan keuangannya. Penerapan standar akuntansi yang sama di seluruh
dunia juga akan mengurangi masalah-masalah terkait daya banding
(comparability) dalam pelaporan keuangan. Yang paling diuntungkan
sudah jelas, investor dan kreditor trans nasional serta badan-badan
internasional. Tidak mengherankan, banyak perusahaan yang telah
mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yang signifikan saat memasuki
pasar modal global. Manfaat dari penggunaan
standar akuntansi internasional adalah dimungkinkannya perbandingan
antar perusahaan yang berdomisili pada dua tempat yang berbeda
(contoh: membandingkan perusahaan yang beroperasi di Indoensia dan
tempat yang beroperasi di Australia) hal ini dimungkinkan karena
kesamaan aturan dan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan oleh
perusahaan-perusahaan sehingga memudahkan dilakukan perbandingan
informasi-informasi keuangan diantara perusahaan-perusahaan yang
bersangkutan dengan semakin banyaknya informasi keuangan yang
diuangkapkan dalam kaporan keuangan dan adanya komparabilitas
antara laporan keuangan perusahaan satu dengan perusahaan lainnya
dapat menyebabkan turunnya biaya modal yang dikeluarkan oleh
perusahaan/ investor (Li, 2008)7.

7 Li, S,Does Mandatary Adaption of International Accounting Standards Reduce The Cost of Equity Capital? Working
Papers, University of Soutdards Reduce the Cost of Equity Capital? Working Papers, University of Southern California.
Tahun 2008

5
E. Karakterisktik IFRS:
1) Perubahan mind stream dari rule based ke principle based8
2) Banyak menggunakan professional judgement
3) Banyak menggunakan fair value accounting
4) IFRS selalu berubah dan konsep yang digunakan dalam suatu IFRS
dapat berbeda dengan IFRS lain
5) Semakin meningkatnya ketergantungan ke profesi lain.
6) Perubahan text book dari US GAPP ke IFRS.

F. Konvergensi9 IFRS
International Financial Reporting Standards (IFRS) memang merupakan
kesepakatan global standar akuntansi yang didukung oleh banyak negara
dan badan-badan internasional di dunia. Popularitas IFRS di tingkat global
semakin meningkat dari waktu ke waktu. Kesepakatan G-20 di Pittsburg
pada tanggal 24-25 September 2009, misalnya, menyatakan bahwa
otoritas yang mengawasi aturan akuntansi internasional harus
meningkatkan standar global pada Juni 2011 untuk mengurangi
kesenjangan aturan di antara negara-negara anggota G-20. Sejak 2008,
diperkirakan sekitar 80 negara mengharuskan perusahaan yang telah
terdaftar dalam bursa efek global menerapkan IFRS dalam
mempersiapkan dan mempresentasikan laporan keuangannya. Memang,
hingga saat ini IFRS belum menjadi one global accounting standard.

8 Principle based adalah: lebih banyak menggunakan nilai wajar sebagai dasar penilaian dan
pengungkapan yang lebih banyak. Salah satu contoh principle based vs rule based dalam hal
konsolidasi. IFRS menekankan defenisi pengendalian . bila ada pengendalian (walaupun
kepemilikannya di bawah 50% dari total saham) maka harus dikonsolidasi (de facto control).
Sedangkan satandar akuntansi rule based akan menekankan pada voting righs sehingga sulit bila
memiliki kepemilikan di bawah 50% untuk mengkonsolidasikan anak perusahaan karena tidak memiliki
voting rights mayoritas.

9 Arismunandar. 2006. Mengatakan bahwa kata konvergensi merujuk pada dua hal atau lebih bertemu
dan bersatu dalam satu titik, konvergensi IFRS bermakna penggabungan atau pengintegrasian standar
interpretasi dan kerangka kerja dalam rangka penyusunan dan penyajian laporan keuangan dalam
satu titik tujuan.

6
Namun standar ini telah digunakan oleh lebih dari 150-an Negara yang
telah mengadopsi IFRS.
Manfaat dan Tujuan adopsi IFRS, Compliance10 terhadap IFRS
memberikan manfaat terhadap keterbandingan laporan keuangan dan
peningkatan transparansi. Melalui compliance maka laporan keuangan
perusahaan Indonesia akan dapat diperbandingkan dengan laporan
keuangan perusahaan dari negara lain, sehingga akan sangat jelas kinerja
perusahaan mana yang lebih baik dan dapat meningkatkan kualitas
Standar Akuntansi Keuangan. Selain itu, program konvergensi juga
bermanfaat untuk mengurangi biaya modal (cost of capital) dengan
membuka peluang fund raising11 melalui pasar modal secara global,
meningkatkan investasi global, dan mengurangi beban penyusunan
laporan keuangan, meningkatkan kredibilitas dan kegunaan Laporan
Keuangan, meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan, dan
menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Disisi lain tujuan konvergensi IFRS adalah agar laporan keuangan
berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan
laporan keuangan berdasarkan IFRS dan kalaupun ada diupayakan hanya
relatif sedikit sehingga pada akhirnya laporan auditor menyebut
kesesuaian dengan IFRS.
Dampak Konvergensi IFRS Terhadap Bisnis Program konvergensi
IFRS tentu akan menimbulkan berbagai dampak terhadap bisnis antara
lain:
1) Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan
keuangan akan lebih mudah dikomunikasikan ke investor global
2) Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak
menggunakan nilai wajar.
3) Disisi lain, kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif
apabila harga-harg fluktuatif.

10 Complien adalah kepatuhan/ketaatan

11 fund raising: aktivitas perolehan dana) yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana baik dari
sumber internal perusahaan maupun sumber eksternal perusahaan, termasuk juga politik dividen

7
4) Smoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunakan balance
sheet approach dan fair value
5) Principle-based standards mungkin menyebabkan keterbandingan
laporan keuangan sedikit menurun yakni bila penggunaan professional
judgment ditumpangi dengan kepentingan untuk mengatur laba
(earning management)
6) Penggunaan off balance sheet semakin terbatas.
Program Adopsi IFRS, Sejak 2004, profesi akuntan di Indonesia telah
melakukan harmonisasi antara PSAK/Indonesian GAAP dan IFRS. IAI telah
mencanangkan dilaksanakannya program konvergensi IFRS yang akan
diberlakukan secara penuh pada 1 Januari 2012. Perubahan tata cara
pelaporan keuangan dari Generally Accepted Accounting Principles
(GAAP), PSAK, atau lainnya ke IFRS berdampak sangat luas. IFRS akan
menjadi kompetensi wajib-baru bagi akuntan publik, penilai (appraiser),
akuntan manajemen, regulator dan akuntan pendidik.
Dengan konvergensi IFRS, PSAK akan bersifat principle-based dan
memerlukan professional judgment, senantiasa peningkatan kompetensi
harus pula dibarengi dengan peningkatan integritas. Peta arah (roadmap)
program konvergensi IFRS yang dilakukan melalui tiga tahapan. Pertama
tahap adosi (2008 - 2011) yang meliputi Adopsi seluruh IFRS ke PSAK,
persiapan infrastruktur yang diperlukan, evaluasi dan kelola dampak
adopsi terhadap PSAK yang berlaku. Kedua tahap persiapan akhir (2011)
yaitu penyelesaian infrastruktur yang diperlukan. Ketiga yaitu tahap
implementasi (2012) yaitu penerapan pertama kali PSAK yang sudah
mengadopsi seluruh IFRS dan evaluasi dampak penerapan PSAK secara
komprehensif. PSAK akan di update secara terus-menerus seiring adanya
perubahan pada IFRS. Bukan hanya mengadopsi IFRS yang sudah terbit,
DSAK-IAI juga bertekad untuk berperan aktif dalam pengembangan
standar akuntansi dunia.
Tantangan Konvergensi IFRS 2012, Tantangan konvergensi IFRS
2012 adalah kesiapan praktisi akuntan manajemen, akuntan publik,
akademisi, regulator serta profesi pendukung lainnya seperti aktuaris dan
penilai. Akuntan Publik diharapkan dapat segera mengupdate

8
pengetahuannya sehubungan dengan perubahan SAK, mengupdate SPAP
dan menyesuaikan pendekatan audit yang berbasis IFRS. Akuntan
Manajemen/Perusahaan dapat mengantisipasi dengan segera membentuk
tim sukses konvergensi IFRS yang bertugas mengupdate pengetahuan
Akuntan Manajeman, melakukan gap analysis dan menyusun road map
konvergensi IFRS serta berkoordinasi dengan proyek lainnya untuk
optimalisasi sumber daya.
Akuntan Akademisi diharapkan dapat membentuk tim sukses
konvergensi IFRS untuk mengupdate pengetahuan Akademisi, merevisi
kurikulum dan silabus serta melakukan berbagai penelitian yang terkait
serta Memberikan input terhadap ED (Exposure Draft) dan Discussion
Papers yang diterbitkan oleh DSAK maupun IASB. Regulator perlu
melakukan penyesuaian regulasi yang perlu terkait dengan pelaporan
keuangan dan perpajakan serta melakukan upaya pembinaan dan
supervisi terhadap profesi yang terkait dengan pelaporan keuangan
seperti penilai dan aktuaris. Asosiasi Industri diharap dapat menyusun
Pedoman Akuntansi Industri yang sesuai dengan perkembangan SAK,
membentuk forum diskusi yang secara intensif membahas berbagai isu
sehubungan dengan dampak penerapan SAK dan secara proaktif
memberikan input/komentar kepada DSAK IAI.
Apa sesungguhnya fair value? selama ini, sistem akuntansi di
Indonesia menggunakan konsep historical cost. Konsep ini menggunakan
pendekatan biaya perolehan menghasilkan nilai buku. Untuk berbagai
kepentingan, laporan nilai buku itulah yang selama ini lazim dijadikan
acuan untuk menilai sebuah perusahaan. Dengan kondisi pasar yang
semakin dinamis, dan berkembang sangat cepat, akhirnya konsep
historical cost dianggap tidak cocok lagi, karena tidak mencerminkan nilai
pasar. Sebagai gantinya digunakan konsep Fair Value.
Meskipun telah disepakati bahwa Indonesia akan menerapkan
konsep fair value, namun banyak kalangan mengingatkan untung rugi
atau risiko-risiko yang ditimbulkannya. Fair value akan menguntungkan
pelaku pasar atau investor karena memang mencerminkan nilai pasar
yang sebenarnya. Sebab informasi pasarnya terkini. Hanya, memang,

9
kita akan kesulitan untuk menilai pasar yang tidak aktif. Dan untuk itu
diperlukan penilaian model.
Fair value memiliki tiga keunggulan, yaitu laporan keuangan menjadi lebih
relevan untuk dasar pengambilan keputusan; meningkatkan
keterbandingan laporan keuangan; dan informasi lebih dekat dengan apa
yang diinginkan oleh pemakai laporan keuangan. Dengan demikian,
potensi laba/rugi sebuah perusahaan jauh hari sudah bisa diprediksikan.
Cara Konversi, Untuk Indonesia mengadopsi secara penuh seperti
Australia sangat tidak mungkin. Adopsi jika hanya untuk yang cross border
listing saja tentu mengakibatkan tidak komparabelnya perusahaan
Indonesia yang cross border listing dengan yang domestik.
Adopsi yang mungkin adalah adopsi model ketiga yang dapat diakui
dunia internasional, namun mempunyai karakteristik yang cocok dengan
kita. Kata kuncinya disini adalah taylor made namun memenuhi
kebutuhan internasional serta dapat melepaskan diri dari tekanan dunia
internasional. Pengapdosian IFRS mestinya diikuti pula dengan
pengapdosian standar pengauditan internasional. Standar pelaporan
keuangan perusahaan tidak akan mendapatkan pengakuan tinggi, bila
standar yang digunakan untuk pengauditan masih standar lokal.
Internasional Standards on Auditing (ISA) merupakan standar auditing
internasional yang juga harus diadopsi agar kualitas pelaporan keuangan
berstandars internasional sekaligus mendapat pengakuan.

G. Kesimpulan
Penerapan IFRS di Indonesia saat ini merupakan suatu langkah tepat
dalam mempersiapkan bangsa Indonesia menuju era perdagangan bebas.
Meskipun saat ini masih menjadi pembicaraan hangat di kalangan
ekonomi, khususnya dikalangan akuntan.
Sasaran konvergensi IFRS yang telah dicanangkan IAI pada tahun 2012
adalah merevisi PSAK agar secara material sesuai dengan IFRS versi 1
Januari 2009 yang berlaku efektif tahun 2012.
Dengan adanya standar global tersebut memungkinkan
keterbandingan dan pertukaran informasi secara universal. Konvergensi

10
IFRS dapat meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan
perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Adopsi standar
internasional juga sangat penting dalam rangka stabilitas perekonomian.
Penerapan fair value akan menguntungkan perekonomian Indonesia.
Sebab, tanpa fair value, aset-aset perekonomian nasional, baik yang
dimiliki swasta maupun pemerintah, selama ini dinilai terlalu rendah, jauh
lebih rendah dari nilai sewajarnya.

Referensi

Adisasmita, Raharjo. 2011. Pengelolaan pendapatan dan Anggaran Daerah, Graha ilmu:
Yogyakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan :


Salemba Empat, Jakarta

Li, S,. 2008, Does Mandatary Adaption of International Accounting


Standards Reduce The Cost of Equity Capital? Working Papers,
University of Soutdards Reduce the Cost of Equity Capital?
Working Papers, University of Southern California.

Perera, H., dan Baydoun, N., 2007, Concergence with International


Financial Reporing Standards: The Case of Indonesia.: Advances in
International Accounting 20: 201-224.

11

You might also like