Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pengampu:
Komaruddin, M.Ag.
Disusun oleh
2.216.9.0. . . Firman
Syaefatullah
PROGRAM PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................1
BAB II PEMBAHASAN
1.Masalah penelitian.....................................................................4
A. Pengertian masalah penelitian...................................4
B. Karakteristik Permasalahan Penelitian........................5
C. Jenis-jenis Masalah Penelitian.....................................6
2. Objek Penelitian......................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara
sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi ilmiah misalnya
observasi secar sistematis, dikontrol, dan ikut mendasrkan pada
teori yang ada dan diperkuat dengan gejala yang ada (Sukardi;
2007).
3
BAB II
ISI
1. Masalah penelitian
4
baik itu tujuan individu maupun sebuah kelompok. Masalah dalam
penelitian diekspresikan dalam bentuk kalimat tanya bukan kalimat
pernyataan. Masalah dalam ini selanjutnya dijawab melalui
penelitian.
1. Dapat Diteliti
Suatu permasalahan dapat dikatakan diteliti atau researchable,
apabila masalah tersebut dapat diungkapkan kejelasannya
melalui tindakan koleksi data dan kemudian dianalisis. Beberapa
cara memperoleh jawaban melalui mencari informasi:
5
c. Melakukan studi kepustakaan dengan buku, selebaran, dan
dokumentasi lain yang berkaitan erat dengan masalah
tenaga kerja
d. Menggunakan angket dan menyebarkannya kepada
responden yang terkait.
6
Karakteristik yang menganjurkan perlunya peneliti
menyesuaikan kemampuan dan sesuai dengan keinginannya.
Permasalahan yang mempunyai tiga karakteristik diatas akan
memberikan keyakinan untuk dapat meneliti dan mengumpulkan
data pendukung. Sedangkan karakteristik terakhir memberikan
kepercayaan bahwa apa yang hendak dilakukan di lapangan akan
berhasil, karena data yang ada di lapangan dan kemampuan
peneliti untuk mengumpulkan dan kemudian menganalisisnya
sampai hasil penelitaian dapat diperoleh. Keinginan penulis juga
mempunyai peranan penting dalam mendukung terselesaikannya
penelitian. Karena penelitian adalah kegiatan yang menyangkut
kemampuan, dan kemampuan tanpa ada kemauan mungkin saja
proses penelitian berlarut-larut dan akhirnya merugikan si
peneliti sendiri.
7
Permasalahan dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut James
H. MacMillan dan Schumacher (Hadjar, 1996 : 40 42), masalah dapat
bersumber dari :
8
tercapainya tujuan sekolah dapat dijadikan sebagai sumber
penelitian.
c) Laporan hasil penelitian. Dari hasil penelitian, yang biasanya
dalam bentuk jurnal, biasanya disamping ada hasil temuan yang
baru juga ada kemungkinan penelitian yang direkomendasikan.
d) Sumber-sumber yang berasal dari pengetahuan orang lain.
Perkembangan ilmu pengetahuan lain di luar bidang yang dikuasai
seringkali memberikan pengaruh munculnya permasalahan
penelitian. Misalnya, gerakan reformasi yang muncul setelah Orde
Baru, ternyata telah memunculkan dan mempengaruhi sikap dan
tuntutan para guru untuk memperoleh gaji dan status profesi yang
lebih baik.
9
1) Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau
lebih yang kebetulan munculnya bersama. Contoh perumusan
masalahnya adalah sebagai berikut: Adakah hubungan antara warna
rambut dengan kemampuan memimpin negara? Adakah hubungan
antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah murid sekolah?
2) Hubungan kausal Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat
sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang
mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh: Adakah
pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak?
(pendidikan orang tua variabel independen dan prestasi belajar
variabel dependen). Seberapa besar pengaruh kurikulum, media
pendidikan dan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan
dari suatu sekolah? (kurikulum, media, dan kualitas guru sebagai
variabel independen dan kualitas SDM sebagai variabel dependen).
3) Hubungan interaktif/ resiprocal/ timbal balik Hubungan interaktif
adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak diketahui
mana variabel independen dan dependen, contoh: Hubungan antara
motivasi dan prestasi belajar anak SD di kecamatan A. Di sini dapat
dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga prestasi
dapat mempengaruhi motivasi. Hubungan antara makan di pagi hari
dengan kecerdasan siswa.
10
perlu segera dicari penyelesaiannya. Mengidentifikasi permasalahan-
permasalahan dapat dilakukan dengan cara mengelompokkan
sekaligus memetakan masalah-masalah tersebut secara sistematis
berdasarkan keahlian bidang peneliti. Menurut Ahmad nursanto dalam
mengidentifikasi masalah perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut
: Esensial, masalah yang akan diidentifikasi menduduki urutan paling
penting diantara masalah-masalah yang ada. Urgen, masalah yang
akan dipecahkan mendesak untuk dicari penyelesaiannya. Masalah
mempunyai manfaat apabila dipecahkan. Dalam dunia pendidikan
masalah yang diidentifikasi dapat dikelompokan menjadi 4, yaitu :
proses pembelajaran, siswa, guru, hasil belajar. Meskipun proses
identikasi masalah sudah ditemukan, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan sebagai fokus penelitian. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah minat/motivasi/dorongan peneliti, kemampuan
peneliti, lokasi penelitian, sumber data (populasi dan sampel), waktu,
pendekatan/metode yang digunakan, buku sumber yang tersedia,
etika dan birokrasi. Bila kesemua hal tersebut telah terpenuhi maka
suatu fokus masalah dapat dijadikan sebagai masalah penelitian untuk
dicari jawabannya
2. Objek Penelitian
11
Menurut Nyoman Kutha Ratna (2010: 12), obyek adalah
keseluruhan gejala yang ada di sekitar kehidupan manusia. Apabila
dilihat dari sumbernya, obyek dalam penelitian kualitatif menurut
Spradley disebut social situation atau situasi social yang terdiri dari
tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas
(activity) yang berinteraksi secara sinergis (Sugiyono, 2007: 49)[7]
Namun sebenarnya, obyek penelitian kualitatif juga bukan
semata-mata teratok pada situasi social yang terdiri dari tiga
elemen di atas, melainkan juga berupa peristiwa alam, tumbuh-
tumbuhan, binatang, kendaraan, dan sejenisnya (Sugiyono, 2007:
50).[8]
Menurut Sugiono menyatakan bahwa, definisi objek penelitian
adalah sebagai berikut : Objek penelitian merupakan Suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. (2009:38)
Menurut Husein Umar, (2005 : 303) pengertian objek
penelitian adalah sebagai berikut : Objek penelitian menjelaskan
tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian, juga di
mana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-
hal lain jika dianggap perlu.
Berdasarkan definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
objek penelitian merupakan sesuatu hal yang akan diteliti dengan
mendapatkan data untuk tujuan tertentu dan kemudian dapat
ditarik kesimpulan, atau objek penelitian merupakan bagian dari
penelitian yang berisikan mengenai hal-hal apa saja yang diteliti
oleh penulis dalam melakukan penelitian.
12
Sebagai contoh, ketika melakukan wawancara, obyek
primernya adalah hasil wawancara (mendalam), hasil diskusi
kelompok, bukan informan atau kelompok diskusi tersebut.
Sementara itu objek sekunder adalah dokumen-dokumen
tertulis, buku-buku teks, dan barbagai hasil pembicaraan lainnya
yang secara keseluruhan berfungsi untuk mendukung sumber obyek
dan obyek primer tersebut. Sementara itu, sumber obyek sekunder
pada dasarnya juga masih dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a)
sumber yang masih berkaitan langsung dengan masalah utama
penelitian; (b) sumber secara umum, seperti buku-buku teks dan
referensi lain yang tidak berkaitan secara langsung, tetapi memiliki
relevensi, baik secara teoritis maupun metodologis.
Dilihat dari fungsi dan kedudukannya, obyek penelitian juga
dibedakan menjadi dua macam, yaitu obyek formal dan obyek
material. Obyek formal adalah obyek yang dianalisis, obyek yang
sesungguhnya. Sebaliknya, obyek material adalah benda-benda
yang di dalamnya terdapat obyek formal tersebut terikat.
13
2. Obyek harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
peneliti sehingga penelitian menjadi menarik.
3. Jangan meneliti atau mengkaji bidang penelitian orang lain.
Alasannya, selain melanggar etika akademis, kita nantinya
juga dianggap tidak memiliki kompetensi terhadap bidang
bersangkutan.
4. Obyek penelitian, besar atau kecil ada di sekitar kita, di
sekitar kehidupan manusia.
5. Obyek penelitian disarankan jangan berada di tempat kerja
atau tempat berdomisili karena sangat sulit untuk
mendapatkan obyektivitas.
3. Ruang Lingkup Penelitian Pengajaran Bahasa
Berbicara tentang ruang lingkup penelitian pengajaran bahasa
dan sastra Indonesia berarti berbicara tentang cakupan dan apa
saja yang bisa dijadikan objek penelitian. Apapun bisa dijadikan
objek penelitian, selagi hal itu dirasakan perlu dan bisa diteliti.
Fenomena alam, benda-benda, ujaran, percakapan, naskah sastra,
kejadian-kejadian di sekitar kita, fakta-fakta, data-data, ataupun
informasi tentang apa saja bisa dijadikan objek penelitian. Dalam
bidang pengajaran bahasa dan sastra indonesia, rung lingkupnya
bisa mencakup : aspek yang berkaitan dengan pengajaran (guru,
siswa, metode, materi, kurikulum, media, dll.); aspek yang berkaitan
dengan bahasa (fon, fonem, morfem, frasa, klausa, kalimat,
paragraf, wacana); aspek yang berkaitan dengan sastra (teori
sastra, sejarah sastra, karya sastra, apresiasi sastra, ekspresi sastra,
kreasi sastra); atau gabungan dari aspek-aspek tadi yaitu aspek
pengajaran bahasa atau aspek pengajaran sastra.
Untuk program studi pendidikan bahasa, sastra Indonesia dan
daerah, Ru ang lingkup tersebut bisa dilihat sebagai bidang kajian
penelitian bagi para mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhir
atau penyusunan skripsi. Pada setiap bidang kajian terdapat banyak
sekali topik-topik yang potensial dijadikan objek penelitian.
Bidang kajian pertama, yaitu pengajaran, meliputi unsur guru,
siswa, materi atau bahan ajar, metode pembelajaran, teknik-teknik
pembelajaran, kurikulum, sarana-prasarana, kepala sekolah dan
14
pengelola, lingkungan sosial dll. Salah stu yang bisa dijadikan objek
penelitian adalah unsur guru. Unsur guru sangat potensial dijadikan
objek penelitian. Kedudukannya begitu penting, bisa dikatakan
sebagai faktor utama dalam pendidikan. Topik-topik yang bisa digali
dan dijaikan objek penelitian yang terkait dengan guru antara lain:
tingkat pendidikan, latar belakang sosial-ekonomi, penguasaan
materi, penguasaan metode dan teknik , gaya mengajar, cara
pandang guru terhadap siswa dll.
Bidang kajian yang terkait dengan materi atau bahan ajar juga
sangat banyak. Setidaknya, kita bisa mengelompokkannya menjadi
kelompok bahan ajar kebahasaan, kesastraan, keterampilan
berbahasa, dan keterampilan bersastra. Bidang kebahasaan,
mencakup kajian terhadap bunyi, ejaan, suku kata, morfem, kata,
frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Setiap aspek tersebut
bisa dipecah lagi menjadi topik-topik yang lebih spesifik. Misalnya,
kajian bidang ejaan saja bisa dipecah lagi menjadi kaidah penulisan
kata, huruf, tanda baca, angka dll. Untuk bidang kajian kata, bisa
dipecah menjadi kata dasar, kata jadian. Untuk kata jadian, bisa
dipecah lagi menjadi topik yang lebih spesifik seperti kata ulang,
kata berimbuhan, dan kata majemuk. Penjabaran bidang kajian
menjadi cabang, bahkan ranting (topik yang sangat spesifik) bisa
kita lakukan untuk mencari dan memilih objek penelitian yang
feasible (bisa) dilakukan untuk penulisan skripsi.
Bidang kajian yang menyangkut sastra juga sangat luas.
Untuk bidang karya sastra saja, ada jenis puisi, prosa, dan drama.
Setiap jenis bentuk karya tersebut beragam bisa dilihat dari bentuk
formalnya, maupun masanya (sastra lana, baru, dan modern).
Jumlah karya sastra seperti puisi, prosa, dan drama pun tidak
terhitung jumlahnya. Itu semua bisa dijadikan topik kajian penelitian
untuk skripsi.
Bidang kajian yang terkait dengan siswa, bisa dikaitkan
dengan tingkat kompetensi siswa. Kompetensi tersebut bisa
dikaitkan langsung dengan bahan ajar. Misalnya, penguasaan siswa
dalam pelafalan huruf, penguasaan jenis-jenis morfem, penggunaan
15
kata berafiks dalam kalimat, kemampuan menggunakan frasa,
menyusun kalimat, merangkai paragraf, menyusun karangan dll.
Setiap contoh bidang kaian tersebut bisa dijabarkan lebih detail lagi.
Sebagai contoh, yang berkaitan dengan kemampuan mengarang,
bisa dijabarkan berdasarkan jenis karangannya (deskripsi, eksposisi,
argumentasi, narasi, dan persuasi) atau berdasarkan pola
pengembangannya (kronologis, topikal, sebab-akibat, pemecahan
masalah dll.).
Bidang kajian yang terkait dengan pembelajaran, antara lain
pemilihan dan penggunaan model, strategi, metode, ataupun teknik
pembelajaraan. Kita mengetahui bahwa banyak sekali model
mengajar (sinektik, jigsau, inkuiri, dll.), metode mengajar (simulasi,
tanya-jawab, ceramah, dll.), maupun teknik mengajar (bertanya,
tugas, ceramah dll.) yang bisa dijadikan bahan eksperimen
penelitian. Banyaknya variasi dan temuan-temuan baru tentang
model, metode, dan teknik pembelajaran bisa kita jadikan topik
penelitian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut John Dewey, 1993; Kerlinger, 1989 dalam Sukardi;
2007 mengidentifikasikan bahwa, permasalahan secara faktual
dapat berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun
para peneliti; permasalahan dapat juga diartikan sebagai sesuatu
yang menghalangi tercapainya tujuan.
16
Beberapa karakteristik menurut Sukardi, 2007 adalah sebagai
berikut:
a. Dapat Diteliti
b. Mempunyai Kontribusi Signifikan
c. Dapat Didukung Dengan Data Empiris
d. Sesuai Dengan Kemampuan dan Keinginan Peneliti
Objek penelitian merupakan Suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
B. Saran
Sebaiknya para peneliti benar-benar memahami dan
menguasai permasalahan penelitian sehingga dapat memilih dan
merumuskan permasalahan penelitian yang signifikan sehingga
benar-benar dapat diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
17
Prentice-Hall Sukardi, 2009. Metodologi penelitian pendidikan:
kompetensi dan praktiknya Jakarta: Bumi Aksara
18