Professional Documents
Culture Documents
TOPIK
Prakrtikum Pewarnaan Spora Bakteri
B. TUJUAN
1. Untuk memperoleh ketrampilan melakukan pewarnaan spora bakteri
2. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya spora bakteri
C. DASAR TEORI
Spora bakteri ialah bentuk nakteri yang sedang dalam usaha mengamankan diri
terhadap pengaruh buruk dari luar. Spora bakteri itu mempunyai fungsi seperti
kista ameba, sebab bakteri dalan bentuk spora dan ameba dalam bentuk kista
merupakan suatu fase, di mana kedua mikroorganisme itu berubah bentuk untuk
melindungi diri terhadap faktor-faktor luar yang tidak menguntungkan. Segera
setelah keadaan luar baik lagi bagi mereka maka pecahlah dinding spora atau
kista, dan tumbuhlah bakteri atau ameba sebagaimana biasanya. (Dwijoseputro,
1978).
Beberapa spesies bakteri menghasilkan spora eksternal. Streptomyces
misalnya, meghasilkan serantaian spora (disebut konidia), yang disangga di ujung
hifa, suatu filamen vegetatif. Proses ini serupa dengan proses pembentukan spora
pada beberapa cendawan (Irianto, 2006).
Bakteri Bacillus yang aerob dan Clostridium yang anaerob dapat dapat
membentuk spora. Spora ini lazim disebut endospora, yaitu karena spora itu
dibentuk dalam sel. Endospora itu jauh lebih tahan terhadap pengaruh luar yang
buruk daripaad bakteri biasa, yaitu bakteri dalam bentuk vegetatif. Bentuk spora
ada yang bulat dan ada pula yang bulat-panjang tergantung kepada spesies. Sel
yang mengandung endospora itu kemudian disebut sporangium atau kotak spora.
Biasanya satu sporangium berisi satu endospora, tetapi ada kalanya satu
sporangium berisi dua spora, hal ini mungkin disebabkan pembelahan sel yang
terlambat. (Dwijoseputro, 1978).
Kemampuan menghasilkan spora memberi keuntungan ekologis pada bakteri,
karena memungkinkan bakteri itu bertahan dalam keadaan buruk. Menurut
Hastuti (2015) kondisi buruk maksudnya kondisi lingkungan tidak optimum lagi
untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya, misalnya: medium mongering,
kandungan nutrisi menyusut dan sebagainya.
E. LANGKAH KERJA
Menyediakan kaca benda yang bersih, lalu melewatkandi atas nyala api lampu
spiritus
Meneteskan setetes aquades steril di atas kaca benda tersebut
Melakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan tersebut di atas nyala api
lampu spiritus dengan cepat
G. ANALISI DATA
Pengamatan spora bakteri dilakukan dengan pemberian indicator warna yaitu
larutan hijau malakit. Berdasarkan hasil pengamatan, koloni bakteri yang telah
diamati hanya menunjukan bulatan warna merah. Hal tersebut menunjukan bahwa
koloni bakteri tersebut tidak berspora atau tidak ada spora sehingga bentuk dan
letak spora pada bakteri juga tidak dapat diamati.
Tambahono lak menurutmu enek sing kurang
H. PEMBAHASAN
I. DISKUSI
1. Apakah fungsi spora bagi bakteri?
Jawab: Spora bakteri berfungsi untuk mempertahankan diri saat kondisi
lingkungan tidak menguntungkan atau tidak optimum lagi bagi pertumbuhan dan
perkembangannya, misalnya medium mengering, kandungan nutrisi menyusut dan
sebagainya.
2. Mengapa diperlukan pemanasan dalam proses pewarnaan spora? Jelaskan
Jawab: Karena pemanasan dapat menyebabkan lapisan luar spora mengembang
sehingga pori-pori dapat membesar dan memudahkan zat warna (larutan hijau
malakit) meresap ke dalam dinding pelindung spora bakteri.
J. KESIMPULAN
1. Pewarnaan spora bakteri dilakukan dengan menggunakan pewarna larutan
hijau malakit 5% yang sebagai pemberi warna pada spora dimana larutan hijau
malakit 5% dapat menembus dinding spora dan larutan safranin 0,5% sebagai
pewarnaan sel bakteri.
2. Bakteri yang berspora setelah dilakukan teknik pewarnaan dan diamati di
bawah mikroskop menunjukan warna merah dan hijau, maka warna hijau
adalah spora bakteri sedangkan warna merah adalah sel bakteri. Apabila
amatan hanya berwarna merah, menunjukan bakteri tidak berspora
K. DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro. 1979. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Hastuti, S.U. 2015. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi . Malang : UMM Press.
Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Jilid I. Bandung : Yrama Widya
Pelczar, M.J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Jakarta: UI Press
Volk dan Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.