Professional Documents
Culture Documents
dan semoga kita akan bertemu di titik lainnya, di titik dimana aku telah bermahkota
dan bertahta...!!
huuuuuuuuhhhh......
@bumirakyat
Persetan dengan cintamu..!! Aku enggan lagi untuk peduli padamu Apalagi pada
cintamu, Takmau dan Sudah tak sudi Kebencian dikepalaku kini kian menumpuk,
tanpa menyisahkan sedikitpun ruang bagi ketenangan. dan bersedia kapan saja
untuk diledakan...!! Aku enggan lagi untuk peduli padamu, Apalagi pada cintamu, Tak
mau dan sudah tak sudi, Sepasang sayap yang kukepakkan telah terlanjur kau
patah-patahkan, Tak lagi seimbang, tak bisa lagi untuk terkembang. Bahkan Terkulai
kaku Bersama mimpi yang tlah kau injak injak...!! Aku kan diam,diam, Diam dan
seterusnya membungkam, Seperti yang sebelumnya kau sarankan, Meneguk
racikan keperihan yang kau seduhkan, Hingga sesampainya kematian datang dan
menjemputku untuk pulang, Bukankah ini dinamakan pengorbanan? Tapi, Bila kelak
maut datang menghampiriku, Dan aku telah terbujur kaku, Maka siapkanlah
senjatamu, Karna pada saat itu Untaian hasrat telah terlarung jadi mantra hitam
Yang akan selalu bersedia menghampiri tidurmu Mengerogotimu, Mencekik lehermu
dan perlahan-lahan membunuhmu, bila kelak kematian menjemputku, Dan aku
terbujur kaku, Sungguh Kupastikan satu hal " Kematian tidak akan bisa
mengurungku " juga dengan kutukanku, Persetan dengan kematianku, persetan
dengan kehidupanmu, Persetan juga dengan setan yang ada didirimu, Dan bila
kelak kematian menghampiriku, Dan aku terbujur kaku, Maka kan kujanjikan
ancaman wajahku berkeliaran di tiap tidur malammu, Terus mengeliat
menghantuimu.. Hingga kau benar-benar Menyadari bahwa aku adalah sosok yang
kematiannya dihabiskan untuk mengamini keperihan cintamu, dan kematianku ini
adalah saksi atas kesia-sianmu. Kusarankan, Untuk menyiapkan segala amunisimu,
karna saat ini aku telah hampir mati ...!!
" Jika ini sajak, ini adalah romantisme cinta seorang kiri "
DOEL7 DESEMBER 2016
Maafkan aku sayang,
Jika duduk mu tak nyaman,
bokong indahmu hanya dilapisi tikar pandan, hirupan oksigenmu bercampur dengan
debu-debu jalanan, juga mata indahmu disuguhi halulalang kendaraan.
hanya saja cuma ini yang mampu kupersembahkan,
Untuk itu gengsimu harus sesegera mungkin ditepikan..!!
Sama seperti secangkir kopi, kita adalah perpaduan yang memang bisa memunculkan
konflik namun didesain untuk dinamis. Seperti kopi yang terlalu pahit sehingga ditambahkan
gula atau kopi yang terlalu manis karena terlalu sedikit air.
Perbedaan yang kita miliki membuat kita tidak jarang menaruh prasangka terhadap apa
yang beda, bahkan terkadang berpikir untuk mengeliminasi yang lain, dengan cara apapun.
Namun seperti gula, bubuk kopi, dan air yang ditakar secara pas dalam secangkir kopi,
sebenarnya kita bisa hidup berdampingan secara dinamis. Syaratnya, kita mau mengenal
satu sama lain dan saling bicara mengenai perbedaan yang kita alami.
Mungkin kita sebagai manusia pernah berpikir bahwa kita tidak membutuhkan pihak tertentu
yang menurut kita salah atau berbeda.
Mungkin seperti penikmat kopi hitam yang tidak terlalu suka manis, kita berpikir bahwa kita
tidak butuh gula. Namun mungkin juga perbedaan itu sebenarnya dapat melengkapi kita.
Mungkin seperti kita suka kopi hitam karena belum pernah mencicipi macchlato,
cappuchino, macchiato atau vanilla latte.
Mungkin Banyak manusia belum menyadari bahwa sebenarnya ide keseragaman absolut
sangatlah utopis. Bahkan, hal tersebut dapat menimbulkan keretakkan pada cangkir yang
didesain untuk menampung perpaduan dinamis dari perbedaan.
Mungkin kita berlomba-lomba untuk merubah isi cangkir dengan racikan yang menurut
mereka lebih pas, tidak terlalu manis atau terlalu pahit. Bukankah tiap individu di abad yang
kita kenal sebagai masa kemajuan umat manusia ini memiliki racikan masing-masing yang
menurut mereka lebih pas?
Tidakkah lebih nikmat apabila manusia dapat saling berbagi racikan agar bersama-sama
mampu membuat racikan yang lebih pas? Bukankah lebih mudah saling melengkapi
daripada berpikir apa bedanya si manis atau si pahit? Bukankah lebih nyaman saling
berbagi dan bergandeng tangan daripada memikirkan bagaimana cara menghilangkan satu
sama lain?
Andai saja berbicara dengan si manis semudah menambahkan air dalam kopi. Andai saja
memahami si pahit semudah menambahkan gula dalam kopi.
Sayangnya tidak semua orang tidak menyukai kopi..!!
Dalam resiko yang tampak mengelikan ingin kuteriakan kata " Lawan " namun setelah
kutimbang-timbang sama seperti embun dikandung awan tak untuk ditumpahkan, kata itu
terlanjur tertahan di ujung kerongkongan lalu kembali kutelan..
Dan setelah kembali kutimbang, baru kusadari ini yang biasa disebut Keragu-raguan..!!
Engkau tahu,
sebelum aku menuliskan ini aku harus melahap habis lembar perlembar , memelototi dan
mereguk setiap pasal-pasal Tentang hukum sastra,
Dan disitu taksatupun kujumpai ada undang-undang mengatur tentang mensajakan sebuah
nama, asalkan tidak bertujuan mengoda atau membuat hawa terperangah,
itu artinya aku tidak bersalah dan tak apa..!!
maaf sebelumnya,
Karna ini memang kubikin bertujuan agar kau dilema
dan dihantui tanya-tanya mengapa,
Haha
Harus nya kau bangga atau besar kepala karna kau sudah ku susahpayahkan untuk
diterjemah oleh kata,
Harusnya kau bangga atau besar kepala
karna aku sudah menghabiskan beberapa jam sebelumnya hanya untuk memilih dan
memilah kata-kata yang benar-benar pas untuk di bariskan dalam rangkumanya,
Aku hanya melanjutkan bersajak dengan Rima AA sekaligus melarungkan beberapa bait
puisi atau cerita didalamnya,
Agar kau benar-benar tahu bahwa,
betapa rumitnya kau kuterjemahkan dalam penalaran logika,
Tuturku hanya mewakili jika-jika,
Dan ini kupilih sebagai perwakilanan dari semuanya,
Diam-diam saja,
Karna mereka pasti menerka-nerka,
Siapa-siapa dan siapa kau ini nona,
Diam-siam saja,
Jangan banyak bicara,
Ini hanyalah terkhusus kubikin untuk kau nona,
Haha
Tulis komentar...
Doel
21 November pukul 17:18
BlackBerry Smartphones App
Katakanlah pada sang maut, Tuhan. Jangan culik kami sekarang, sebab kami belum
sempat memanen uban. Di kepala kami masing-masing
Ah,
kopiku rasanya hambar,
serasa ada yang mengajal,
Pingang kaku,
rasanya ingin segera dibangkitkan lalu mengayuh tangan kepada para kawan-kawan
yang masih tertidur pulas di tengah siang,
karna kelelahan sehabis begadang semalaman menikmati perjudian,
Ah,
dudukku tak lagi nyaman,
serasa sakit tepat di bokong, kaku...
Saat Menyaksikan di sebelah kiriku kawan-kawan tengah asik ngopi berbincang ini..
itu..
tentang game perjudian,
tentang cara-cara pacaran,
bahkan berbincang tentang beberapa anak yang mereka impikan,
Ah,
mataku rasanya gatal,
serasa di dimasuki kotoran,
saat menyaksikan sebelah kananku kawan-kawan tengah asik menghadap
gadgetnya,
browsing situs-situs pornografi,
Kirim-kirim koleksi,
lalu bersegera pulang untuk beronani,
Ah,
Gendang telingaku ikut-ikutan gatal ,
serasa bulu ayam sedang mengelitik telingaku,
saat mendengar gelak tawa kawan-kawan sedang menikmati siang,
Selfie-selfie,
upload sosmed itu sosmed ini,
lalu berbangga diri,
Ah,
Mereka benar-benar tak sadar sedang apa yang terjadi,
Mereka tak sadar apa yang mereka tertawai,
mereka.tak sadar kalau mereka sedang menertawai kebodohannya sendiri,
Mereka menutup mata akan maling-maling yang menjarah rumahnya sendiri,
Mereka mendiamkan lalu tersungging melihat setan(imperalis) yang sedang
mengasah pedang untuk mengorok leher mereka sendiri,
Dan itu juga buah dari setan globalisasi..!!
Ah, sudahlah,
Lebih baik kupergi saja,
Karna Ratusan Bom hampir meledak di kepalaku,
Aku terpaksa membela diri,
Tapi tak mengamini yang terjadi,
Menepis semua asumsi,
Berbekal semangat para ibu pertiwi,
Melawan setan globalisasi sendiri,
Walaupun dari 10 ada 1 yang tidak terbodoh-bodohi,
Walaupun Hancur lebir tulang belulang kaki
Aku akan tetap berdiri
Walaupun Berlumur keringat sekujur tubuh ringkih
Aku akan tetap menerjang dengan gigih
Tulis komentar...
Doel
9 November
BlackBerry Smartphones App
kepercayaan yang buta adalah sebuah hadiah yang ironis untuk diberikan kepada
pencipta kepintaran manusia..!!
Teori hidup yang kami pelajari, hanyalah tentang perut yang bisa terisi, dengan begitu kami
bisa meyicil bekal energi, setelah seperempat terisi lalu terkuras lagi untuk melihat periuk
nasi bisa mengepul untuk hari ini,
itu saja tak kurang tak lebih..
Semakin kesini, semakin hari Kebutuhan kami akan tetap bediri semakin meningi bahkan
menyaingi mahalnya harga diri,
Maka dengan begini, Untuk menganjal perut saja, kami harus berpikir dua kali lebih keras
lagi, hutang sana hutang sini, bekerja dari siang sampai malam hari, memeras otot kami dua
kali lebih gigih,
Apa lagi untuk makan tiga kali sehari, sepertinya itu hanyalah anggan bagi kami...
Tak ada lagi waktu untuk Bersantai, beronani atau memenuhi kewajiban ibadah kami, karna
waktu kami di isi oleh cara-cara untuk memenuhi keroncong perut yang memaki minta diisi,
Entahlah kami linglung sendiri, dengan apa yang kami lalukakan saat ini, yang pasti ini harus
kami jalani, ..!!
Terdengar kabar katanya Beberapa hari lagi akan adanya galangan aksi,
Aksi yang dimotori oleh para ulama negri ini,
Umat pun ikut terpropokasi,
Katanya hampir lebih satu juta lebih yang akan ikut aksi,
Aksi menentang penista agama katanya si,
Penista agama yang sedang cuti, karna sedang sibuk mengkampanyekan dirinya menjadi
pemimpin lagi,
Entahlah, apa yang sedang bersarang otak si pengalang aksi , atau apa yang di otak si
penista agama ini,
Kami tak pandai mengkaji,
Mereka, para ulama, para pembela islam malah sibuk mengalang aksi untuk kepentingan
yang sebenarnya tidak bisa diterima oleh akal sehat juga nurani,
Kalaupun mereka benar mengaku sebagai pejuang agama, tentu Mereka tidak akan
mengabaikan rintihan-rintihan kami,
Rintihan kelaparan kami,
Coba saja, kalau tidak ada kepentingan disini, tentu tidak akan ada aksi yang seperti ini,
Coba saja, kalau galangan aksi itu untuk memberantas kelaparan setiap hari,
Dimana kiyai, habib, menyeruhkan para umat untuk turun kejalan mengalang dana, untuk si
jelata seperti kami,
Tentu akan indahnya negri ini,
Tentu saja tidak akan ada yang kelaparan setiap hari,
Sebentar. Pikiranku siang ini tak mau barang sejenak saja untuk diam. Maunya berfikir.
Membuat sesuatu. Pikirku membuat sebuah tulisan. Yang nantinya akan aku simpan dan aku
baca sendiri tanpa perlu aku publikasikan. Sebenarnya aku menulis hanya untuk membuat
ruang didalam hati lebih longgar. Menulis membuat kegelisahan dalam hait sedikit
berkurang. Seperti jika kau mempunyai muatan yang penuh pada tas mu, lalu kau pindahkan
beberapa muatan itu kedalam lemarimu, makan tasmu akan sedikit lebih ringan dan pastinya
akan lebih mudah untuk dibawa kemana-mana. Aku mempunyai banyak kegelisahan, aku
ucapkan kegelisahan karena sebenarnya ini hanya sekelebat issue yang mengusik nuraniku,
yang sama sekali bukan masalahku, sebenarnya. Namun karenanya aku sering dibuat tidak
bisa tidur semalaman karena memikirkan hal yang membuatku gelisah. Hal yang kupikirkan
bukanlah hal sehari-hari yang aku jalani, melainkan issue issue yang jauh dari kehidupanku
disini dan menurut oranglain issue itu sama sekali tidak penting untuk dirisaukan. Kau ingin
tahu apa itu? Seperti ini...
Terkadang aku memikirkan nasib petani Rembang. Kadang nasib nelayan pantai di pantura
sana. Bahkan tentang tambang timah yang merisaukan warna Pining pun seringkali singgah
dikepalaku. Bukan ini yang kumau sebenarnya. Aku ingin memikirkan hal biasa-biasa saja
aseperti orang pada umumnya. Memikirkan pacar, orangtua, uang dan fashion. Tapi selalu
saja perhatianku tercuri oleh mereka-mereka yang tersisihkan. Mereka yang melawan jaman
dan melawan sesuatu yang lebih besar. Tapi bukan tidak mungkin untuk bisa melalui itu
semua. Kau tahu beberapa aktivis telah berhasil melawan sesuatu yang lebih besar tersebut
sehingga tanahnya tak diambil untuk dieksploitasi dikemudian hari. Jika tanah sudah
termapas, lantas bagaimana manusia bisa hidup secara waras? Aku tahu aku tampak tak
waras, mungkin karena tanahku telah dirampas?
Angin malam ( yaa musuh bebuyutku ), menyusun strategi terbaiknya, terdengar bisiknya
yang disampaikan oleh gerimis malam,
katanya tak lama lagi, angin malam akan bersegera menyerangku, ia kini sedang
mempersiapkan mebelah diri menjadi dua peran/lakon yang samasama antagonis,
Bagi kami 2 tahun belakangan dipimpin bapak satu ini, kami kebingungan sendiri, linglung
sendiri, memahami artian TRISAKTI ?
TRISAKTI ? Omong kosong Oppooo tooh iki ?
Trus ujung-ujungnya malah ngemis ke sana sini untuk modal itu ini.. Entahlah sihhh..
Mari kita menghitung-hitung utang kita udah berapa banyak ?
Waduuuhh... Kalau pun memijam jari-jari dari seluruh masyarakat negri ini, jari bapak boleh
deh,
Belum cukup juga pak, uang sebanyak itu, kalo di beli cendol gimana yah...!! Hehe
Intinya sejauh pemahaman kami, perekonomian kita masih terpaku oleh kekuatan ekonomi
dunia, seperti IMF, World Bank dan lain-lain..
__
Yaa ini hanyalah sedikit pemahaman kami, tentang nawacita/trisakti ala jokowi saat ini, inilah
pemahaman jelata kami,
Mungkin air mata rakyat jelata(kami) sudah berember-ember banyaknya menanggung derita
multi-dimensi di ruang hidupnya sendiri. Tempat untuk tinggal dan mencari nafkah sudah
diklaim menjadi teritori imperialis .
Tentu saja imperialis melakukan aksi-aksinya untuk reorganisasi ruang hidup bersama
penguasa negara. Penguasa negara membutuhkan kapital imperialis untuk pembangunan
negaranya yang mengaatasnamakan kesejahteraan rakyat. Mari kita ingat kembali
bagaimana penguasa negara memroyekkan Indonesia ke hadapan imperialis gaya baru.
Pokoknya, garis besarnya kalian masih harus banyak berbenah... Dan bersegera
meluruskan pemahaman Trisakti yang sebenarnya Trisakti.
Itu saja,
" AKU, KAU DAN AKSARA JEMPOL YANG TAK TAHU MALU "
DOEL17 OKTOBER 2016
Karna sadarku terlanjur mengenalimu,
maka izinkan ku bukakan pintu selapang-lapangnya dibenakku, mengeser semua
pintu hatiku,
hanya sekedar untuk tempat persingahan atau mungkin jika kau sudi menjadi
singasana ternyaman ocehanmu..
Singgahlah sayang,
Tak perlu kau ketuk lagi
Kau sekarang kan ratu,
Sebelumnya Maaf,
Sebelum sampai akhir sajakku,
Kuluruskan dulu bahwa ini adalah aksara jempolku,
Aksara jempol(ibu jari) yang tak tahu malu !!
AKSARA JEMPOLKU
Kuakui,
Tentang Sadarku yang terlanjur tersesat dalam belantara hatimu,
Tersemai oleh benih-benih cinta indah, di luluhkan..dihagungkan lalu dihempaskan..
Kuakui
Tentang Jempol yang ikut beraksara keluh,
Tapi ia tak lupa bahkan masih teguh menyusun strategi taktik terbaik,
Membayar penderitaan dengan akal licik
Lalu menunggu durasi kebersamaan
Yang tak ku tahu kapan akan bertamu
Itu jempolku,
Kuakui juga
Jempolku memaki, menyalakan bayangmu yang semakin meraksasa,
Meresengsek dengan kegelapan, mendesak si sukma yang tergeletak lunglai
,terhempas oleh kebingungan, terikat tali-tali kebimbangan lalu ditampar berkali-kali
kehilangan ..
Kuakui juga,
Tentang duka jempolku,
yang diawali senyum sayu lalu Beranak pinak dengan harap palsu , membias
hamparan kecewa ..
di hampiri, ditikam dan di gorok oleh cinta kaku
tepat ujung lorong-lorong harapan itu
Itu juga jempolku..
___
Haha
Tidak.. Ratu
Jangan besar kepala,
Atu tersungging pipimu,
Kau tidak perlu bergeming tentang aku,
atau mengakui kalau kau satu-satunya yang tertanguh atas aku, tak perlu..
Karna sadarku tak lagi cinta padamu,
ini adalah aksara jempolku saja,
Jadi Jangan besar kepala,
Kau tahu, Karna itu akan seperti gelegar petir menyambar berkoalisi dengan deruh
badai yang semakin tajam memacung sosokmu di pikirku... Percayalah....
Kutegaskan sekali lagi, sayang
Jangan besar kepala
___
Haha..
Bukan juga itu...
Jangan salah sangka !
Aku tidak sedang berpikir tentang seharusnya bagaimana atau mengapa kita bisa
bersama lagi,
juga bukan tentang aku menghayal kalau aku kan datang meminangmu dan kau
menerima... Bukan,
maaf,
Ini hanyalah tentang aku yang terlanjur mengenalimu, dan ini barisan adalah aksara
jampolku saja..!!
Bukan sadarku...!!
Sabda kumalku berceloteh tentang jelita permadani tuhan ini, menghanyutkan syukur
prematur dalam penalaran benakku, tegur sapa malu-malu semilir angin meraba sekujur
tubuhku, tepat di sela-sela kakiku lambaian tenang pepohonan, juga batu-batu cadas di
pangkuan pahatan gunung batu,
seperti sedang mengejek aksara-aksara yang kususun rapi, dan berbentuk dalam ungkapan
doa bermakna sastra yang biasa kusebut puisi,, " Terima kasih telah sudi menerima
kedatanganku, terima kasih tuhan atas kesudihan undanganmu "
Akar dari semua masalah ini, pada hemat saya, adalah krisis akal sehat yang membuat kita
tak lagi mampu berpikir jernih, serta semakin hanyut di dalam ketakutan serta kebodohan
setiap harinya. Akal sehat kita dirampas oleh situasi, dan membuatnya tumpul, bahkan
mungkin lenyap. Ketika akal sehat hilang, maka krisis-krisis lainnya pun tampil di depan
mata, mulai dari, krisis moral sampai dengan krisis kepribadian. Hidup bersama maupun
hidup pribadi pun akan selalu berada di ambang kehancuran.
Yaaa...
Mari mengkaji,
Jangan hanya beronani,
Dengan menghayal bidadari,
Kusarankan untuk
Padamkan kobaran api keingin tauan kami,
Tanpa nanti..nanti..
Kusarankan,
bungkam mulut kami,
Tikam jantung kami,
Congkel biji mata kami,
Atau kokang senjatamu dan acungkan ke dalam mulut kami
paksakan kami percayai yang terjadi,
Seperti yang kau lakukan pada kakek buyut kami ! Mari...
Lakukanlah,
Jangan hanya beronani,
Dengan menghayal bidadari,
Lihatlah kebimbangan kami,
Kebimbangan yang sebentar lagi berdiri,
Lalu berbaris rapi..
Lakukanlah,
Jangan hanya beronani,
Dengan menghayal bidadari
Bukankah kakek buyut kami pernah memaki kalau " kebenaran tak akan mati "
Dan terbukti, dengan adanya kami disini,
Lalu Bagaimana dengan upaya perminta maaf'an jokowi ??
eeehhmmzzzz....
harum aroma kopi menawarkan diri untuk ditunggangi ke beberapa tahun silam,
Aku terhanyut dan kembali berkelana menyusuri masa lalu, berpetualang dengan
imajinasiku Memunguti keping-keping potongan klise kebersamaan dan membawanya
kedalam cangkir kopiku,
Sesegera mungkin, aku harus menghirup racikanku, agar dapat redah rinduku dan ku jumpai
dirimu yang dulu " harapku ", (celoteh pikiranku)
Kucumbui dengan tenang cangkirku,
Hirupan pertama ,,
Aku mendapati tikaman-tikaman belati rindu yang semakin terhunus di dibenakku,
(Berkerut kening)
Tidak bukan itu yang kumau, aku hanya ingin menterjemahkan kamu dalam imajinasiku
utuh..( Teriakku)
Hirupan kedua,
Kudapati ikal rambutmu,( tersenyum sumringa bibirku)
Hirupan ketiga,
Kudapati raut wajah manismu,
( Kembali tersenyum)
Hirupan keempat,
Kudapati langkah tenang mu
(Tersenyum lagi)
Hirupan kelima,
Kudapati bibir merah, merekah dan basah punyamu
( Salah tingkah sendiri)
Hirupan keenam,
Kudapati Kau dengan paras anggunmu, dihiasi bibir merah, dan bergaun putih kesukaanmu,
berjalan tenang datang menghampiriku,
" Akhhh, mana senyummu,? ( Tanyaku ),
Mungkin di hirupan terakhir pikirku "
Hirupan terakhir,
Kuhirup tanpa ragu dengan perlahan,
Dan masih saja tak kujumpai, belum kutemui senyum menenangkan itu..
Tidaak...
itu adalah yang terakhir, kopiku sudah sampai pada adzal ampasnya,
Dan aku masih saja tak bisa mengeja senyuman itu!!
( Marah pada kopi)
Karna senyum itulah yang paling kukesani dari sosok kamu " bagiku"...!!
(Tegasku pada kopi)
Aku harus bepikir ulang, menset otakku, dan kupaksakan kembali mengimajinasi meskipun
tanpa kopi...
Aku harus berusaha semampuku, sebisa pikiranku,
Harus ..haruss.. Mau tidak Mau, Itu tak bisa ditawar !!
--------
Aaaakh.... Hanya ada wajah ibuku, ayahku, dua saudara kandungku, dan kamu yang
berjalan tenang menghampiri dengan wajah sayu, kemana senyummu....!!
Akhhhh,.. Sudahlah..
Kualihkan pikiranku,
Dan Baiklah, kucukupkan dunia imajinasiku,
aku harus kembali kedunia nyata,
Berhenti berandai-andai dan menepikan sejenak rinduku,
Karna ini adalah tepat hari ini, hari ulang tahunmu,
dan itu artinya aku harus menghambakan diri dihadap tuhanku,
bersujud dengan kehinaanku
dan memohon dengan segenap hatiku,
agar kau dapati kebahagianmu, dipanjangkan umurmu dan sehat selalu menyertaimu,
aminnn..
#melati putih
Aaaakhhh,, hambar...
Istirahatlah kata-kata, sudah terlalu larut rasanya untuk berkisah, Sudah cukup kantuk
menjejal pelupuk mata, esok saatnya kembali untuk bebenah, Indonesia..!!
Perasaan rindu kembali memainkan dramanya,
tanpa not sumbang hanya ada alunan nada lirih,
menghanyutkan klise-klise potongan kecil kebersamaan harmoni suka keluarga..
bergelayutan aksara di penalaran tenang,tertangkap rapi enggan pergi, enggan pergi.
Meskipun beberapakali digusur perasaan haru....
Untaian demi untaian " Maaf " dan " Bersalah " mengambang di riak gelombang bibir pantai
lalu hanyuut bersama salam-salam rindu yang tak terwakilkan...
Dan bergegas pergi tanpa pamit bersama deruh angin...
Inginku bercerita lewat alunan merdu nada tak beraturan, tapi perasaan benci lebih kuat dari
Rindu, terlalu tangguh untuk di kalahkan...
Tak ada celah untuk rindu berbisik, hanya bisa terdiam tergenang dan terpaku di pusaran
cangkir..
Tanpa permisi, suara itu datang lagi.. Menyumbangkan nada abal-abal tak beraturan,
memaksa bahkan memukul mundur laju lamunan yang sedang bercumbu lira (binal) di
belantara rimbun hutan pohon hutan terlarang...
Suara mengerikan itu, cempreng, sumbang dan melengking..!! Do tapi tidak mirip Do, Re
tidak mirip seperti Re, apalagi MIFASOLnya.. Uuhhh jauuhh.. Entahlah nada apa itu...!!
Biar kuperjelas...! suara mengerikan itu tidak jauh beda dengan lengkingan kaleng rombeng
yang dipukul dengan besi sebesar jari...!! MELENGKING...!!
Akh,
HENTIKAN...!! HENTIKAN...!! KUMOHON...!!
Tolong hentikan,
Tolong kasihani pendengaranku, dia tengah asyik berkencan dengan alunan perpaduan Not-
Not (Harmonisasi) deruh kipas angin dan gemericik air bak mandi yang setengah terisi...!!
Jangan kau padukan dengan Nada-Nada tak beraturanmu, karna itu akan terdengar seperti
Erangan si nenek yang sedang dicumbui perjaka....!!
ARRRGGGHH........!!
#sepi...!!
Lekas besar dek, camkan pada dirimu dan tuding dirimu bahwa kau adalah Lelaki.. Lelaki
harus tangguh dek,Lelaki Harus melawan dan menentang siapa saja Yang ingin mengubah
sifat kemanusiaanmu, Dan satu hal lagi, Kau Harus menjadi tuan atas dirimu sendiri...
Camkan itu dek...!! Itulah landasan manusia yang sebenar-benarnya manusia.. Camkan..
Dan tuding dadamu dgan ibu jarimu bahwa kau Adalah Lelaki...!!
Tempatku bersandar bukanlah pelabuhan besar. Mungkin, dermaga tua yang sederhana.
Aku kapal kecil bukan kapal besar yang megah.
saban malam
dendam dipendam
protes diam-diam
dibungkus gurauan
saban malam
menyanyi menyabarkan diri
bau tembakau dan keringat di badan
campur aduk dengan kegelisahan
saban malam
mencoba bertahan menghadapi kebosanan
menegakkan diri dengan harapan-harapan
dan senyum rawan
saban malam
rencana-rencana menumpuk jadi kuburan
Suka
Suka
Super
Haha
Wow
Sedih
Marah
KomentariBagikan
KINI MAKIN NYATA NASIB DI TANGANKU, YANG TAK AKAN PERNAH DI RUBAH OLEH
SIAPAPUN, TIDAK JUGA WAKTU DAN TENTU TIDAK JUGA TUHAN PEMILIK SURGA !
Widji thukul.
PERSETAN JUDULNYA
Aku selalu sejujur dan sebaik yang kubisa, namun orang-orang curang selalu keluar sebagai
pemenang.
Tolong aku,
aku muak dengan hidupku,
aku muak dengan duniaku.
Dari bibir ayahmu, kita tahu, luka tidak hanya meningalkan bekas, juga cerita tentang terluka
dan pelaku yang mengajakmu menjadi dewasa.
Jantung ini kembali berdetak dan berirama kencang saat berat pikiran mulai senggama
dengan perasaan .
Hey, kehidupan! Apa yang kau lakukan pada jasadku hingga tulang-tulang ini bergeser...
bahkan remuk?
Ku berkaca pada air yang tiba-tiba mengeruh
Apa aku terlalu mengabaikan katarsis?
Hingga indera penglihatanku meretak setiap saat
Jambaklah rambut ini agar kau tahu begitu kerasnya bulu di kepala ini!
Udara mengkonstelasinya...
Hingga seolah rambut pun ikut berjuang untuk menjadi subur
Tentu di kehidupan ini di bawah garis dilema abadi...
" Hai harapan menjauhlah dariku! Tidak adakah orang lain yang engkau dayakan! Adakah kau sangat menginginkanku! Tipulah
orang lain! Aku tidak memiliki urusan denganmu! Aku sudah menceraikanmu Tiga kali. Ya.. sesudahnya tidak ada rujuk lagi.
Kedudukanmu, Kecil! Kegunaanmu, singkat! Prosesmu, Hina! dan Bahaya mu mudah berlaku! ah, sayang. hanya sedikit bekal
ditangan. jalan begitu panjang. perjalanan masih jauh. Dan kau sukar dicapai. "