You are on page 1of 10

Hakikat Peradaban

Peradaban memiliki kaitan yang erat dengan kebudayaan. Kebudayaan pada hakikatnya
adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kemampuan cipta (akal) manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Kemampuan rasa
manusia melalui alatalat indranya menghasilkan beragam barang seni dan bentuk-bentuk
kesenian. Sedangkan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan, dan
kebahagiaan sehingga menghasilkan berbagai aktivitas hidup manusia untuk memenuhi
kebutuhannya.

Koentjaraningrat (1990) berusaha memberikan penjelasan sebagai berikut. Istilah kebudayaan


ada pula istilah peradaban. Hal ini adalah sama dengan istilah dalam bahasa Inggris
civilization yang biasanya dipakai untuk menyebutkan bagian atau unsure dari kebudayaan
yang harus maju dan indah.

Kebudayaan berasal dari kata culture, istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan
pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan.

Peradaban berasal dari kata adab, yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia,
berakhalak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Huntington (2001)
mendefinisikan perdaban (civilization) sebagai the highest social grouping of people and the
broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from
other species.

Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah
mecapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
yang telah maju

Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan mempengaruhi peradaban sebuah bangsa dan
menjadi bangsa itu dianggap lebih muju dari bangsa-bangsa lain pada zamannya. Kehidupan
di lembah sungai Nil masa itu kita sebut dengan nama Peradaban Lembah Sungai Nil bukan
Kebudayaan Lembah Sungai Nil sebab mereka telah memiliki organisasi social, kebudayaan,
dan cara berkehidupan yang sudah maju bila disbanding dengan bangsa lain.

Keajaiban dunia yang dikenal saat ini antara lain :

1. Piramida di Mesir merupakan makam raja-raja Mesir kuno.

2. Taman gantung di Babylonia.

3. Tembok raksasa dengan panjang 6.500 km di RRC.

4. Menara Pisa di Italia.

5. Menara Eiffel di Paris.

6. Candi Borobudur di Indonesia.

7. Taj Mahal di India.


8. Patung Zeus yang tingginya 14 m da seluruhnya terbuat dari emas.

9. Kuil Artemis merupakan kuil yang terbesar di Yunani.

10. Mausoleum Halicarnacus, kuburan yang dibangun oleh Ratu Artemisia untu
mengenang suaminya Raja Maulosus dari Carla.

11. Colossus, yaitu patung perungu dewa matahari dari rhodes.

12. Pharos, yaitu patung yang tingginya hingga 130 m dari alexsandria.

13. Gedung parlemen di inggris di london.

14. Kabah di saudi arabia.

15. Colossum di Roma italia.

Selah satu ciri yang penting dalam devenisi peradaban adalab berbudaya. Yang dalam bahasa
ingris disebut Cultured. Orang yang cultured adalah yang juga lettered dalam hal ini tidak
sekedar hanya bisa membaca dan menulis hal yang sederhana.

2.2 Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab

Peradaban tidak hanya menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya fisik,
seperti barang, bangunan, dan benda-benda. Kebudayaan merupakan keseluruhan dari budi
daya manusia, baik cipta, karsa, dan rasa. Adab artinya sopan. Manusia sebagai makhluk
beraberdab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahlak dan
berbudi pekerti yang luhur menuju pada prilaku pada manui.

Manusia beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara, cipata, rasa, dan karsa.
Kaelan (2002) menyatakan manusi yang beradab adalah manusi yang mampu melaksanakan
hakikatnya sebagai manusia (monopluraris secara optimal)

Manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugrahi karkat, martabat, serta potensi
kemanusiaan yang tinggi.

Konsep masyarakat adab berasal dari konsep civil society, dari asal kata cociety civilis.istilah
masyarakat adab dikenal dengan kata lain masyarakat sipil, masyarakat warga, atau
masyarakat madani.

Pada mulanya, civil society berasal dari dunia barat. Adalah datao answer ibrahim(mantan
wakil perdana mentri malaysia)yang pertama kali memperkenalkan istilah masyarakat
madani sebagaia istilah lain dari civil society. Nurcholish madjid mengindonesiakan civil
society (inggris) dengan masyarakat madani.

Oleh banyak kalangan, istilah civil society dapat diterjemahkan dalam bahasa indonesia
dengan berbagai istilh antara lain :
1. Civil society diterjemah dengan istilah masyrakat sipil, civil artinya sipil sedangkan
society artinya masyarakat.

2. Civil society diterjemahkan dengan masyarkat beradap atau keberadaban, ini


merupakan terjemahan dari civilizet(beradab) dan society (masyarakat) sebagai lawan
dari masyarakat yang tidak beradab(uncivilzet society)

3. Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat madani. Kata madani merujuk pada
kata madinah, kota tempat kelahiran nabi muhamad saw. Madinah berasal dari kata
madaniyah yang berati peradaban

4. Berkaitan dengan nomor 3, Civil society diartikatikan masyarakat kota. Dal ini
dikarnakan madinah adalah sebuah negara kota (city-state) yang mengigakan kita
kepada polis dizaman yunani kuno . masyarakat kota sebagai model masyarakat
beradab.

5. Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat warga atau kewarganegaraan.


Masyarakat disini adalah pengelompokan masyarakat yang bersifat otonom dari negaa

Nurcholis majid menyebut masyarakat madani sebagai masyarakat yang berkadaban


memiliki ciri-ciri, antara lain egalitarianisme, menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan
hukum dan keadilan. Toleransi dan pluralisme, serta keterbukaan dan penegakan hukum dan
keadilan, toleransi dan pluralisme, serta musyawarah. Muhamad A.S. Hikam (1990) didalam
bukunya demokrasi dan civil society memberikan defenisi civil society sebagai wilayah
kehidupan social yang terorganisasi dan bercirikan antaralain bersukarelaan (Voluntari),
keswasembedaan (self generating), keswadayaan (self sporting), kemandirian yang tinggi
berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma atau nilai hukum yang diikuti oleh
warganya

2.3 Evolusi dan Tahapan-tahapan Peradaban

Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal pikiran
manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses evolusi untuk tiap
kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan,
lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi.

Adanya kebudayaan bermula dari kemampuan akal dan budi daya manusia dalam
menanggapi, merespons, dan mengatasi tantangan alam dan lingkungan dalam upaya
mencapai kebutuhan hidupnya. Dengan potensi akal dan budi inilah manusia menaklukkan
alam. Manusia menemukan dan menciptakan berbagai sarana hidup sebagai upaya mengatasi
tantangan alam. Manusia menciptakan kebudayaan.

Masa dalam kehidupan manusia dapat kita bagi dua, yaitu masa prasejarah (masa sebelum
manusia mengenal tulisan sampai manusia mengenal tulisan) dan masa sejarah (masa
manusia telah mengenal tulisan). Data-data tentang masa prasejarah diambil dari sisa-sisa dan
bukti-bukti yang digali dan diinterpretasi. Masa sejarah bermuda ketika adanya catatan
tertulis untuk dijadikan bahan rujukan. Penciptaan tulisan ini merupakan satu penemuan
revolusioner yang genios. Bermula dari penciptaan properti dan lukisan objek, seperti
kambing, lembu, wadah, ukuran barang, dan sebagainya; diikuti dengan indikasi angka;
kemudian diikuti simbol yang mengindikasikan transaksi, nama, dan alamat yang
bersangkutan; selanjutnya simbol untuk fenomena harian, hubungan antara mereka, dan
akhirnya intisari, seperti warna, bentuk, dan konsep.

Ada dua produk revolusioner hasil dari akal manusia dalam zaman prasejarah, yaitu:

1. Penemuan roda untuk transportasi, pada mulanya roda digunakan hanya untuk
mengangkat barang berat di atas sebuah pohon. Kemudian, roda disambung dengan
kereta, lalu berkembang menjadi mobil seperti saat ini.

2. Bahasa adalah suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan pikiran
seseorang kepada orang lain. Ketika tanda-tanda diterima sebagai representasi dan
bunyi-bunyi arbitrer yang mewakili ide-ide, masa prasejarah pun beralih ke masa
sejarah tertulis.

Mengenai masa prasejarah ini, ada dua pendekatan untuk membagi zaman prasejarah, yaitu:

1. Pendekatan berdasarkan hasil teknologi, terdiri dari zaman batu tua (paleolitikum), zaman
batu tengah/madya (Mesolitikum), dan zaman batu baru (Neolitikum)

2. Pendekatan berdasarkan model social ekonomi atau mata pencaharian hidup yang terdiri
atas:

Masa berburu dan mengumpulkan makanan, meliputi masa berburu sederhana (tradisi
Paleolit) dan masa berburu tingkat lanjut (tradisi Epipaleolitik).

Masa bercocok tanam, meliputi tradisi Neolitik dan Megalitik.

Masa kemahiran teknik atau perundagian, melliputi tradisi semituang besi.

Manusia berkembang dari homo menjadi human karena kebudayaan dan peradaban yang
diciptakannya.

Sedangkan untuk sejarah kebudayaan di Indonesia, R. Soekmono (1973), dibagi menjadi


empat masa, yaitu:

1. Zaman prasejarah, yaitu sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai
kira-kira abad ke-5 masehi.

2. Zaman purba, yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama Masehi
sampai dengan runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi.

3. Zaman madya, yaitu sejak datangnya pengaruh Islam menjelang akhir kerajaan
Majapahit sampai dengann akhir abad ke-19.

4. Zaman baru/modern, yaitu sejak masuknya anasir Barat (Eropa) dan teknik modern
kira-kira tahun 1900 sampai.
Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu
yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat
tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai
peradaban yang tinggi. Jadi, evolusi kebudayaan bisa mencapai sampai pada taraf tinggi
yaitu: peradaban.

Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan
berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang dicirikan
oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan,
seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. Sebagai contoh, peradaban Mesir Kuno
tercermin dari hasil budaya yang tinggi dalam sosok bangunannya (piramid, obeliks, spinx)
yang terkait dengan ilmu bangunan, tulisan, serta gambar yang memperlihatkan tahap
budaya. Contoh lainnya, tentang peradaban Cina Kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu
pengetahuan dan teknologi tinggi dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya setempat.
Peradaban kuno di Indonesia menghasilkan berbagai bangunan seni yang bernilai tinggi,
seperti Candi Borobudur, Prambanan, dan lain-lain.

Peradaban bangsa di Indonesia dimulai sejak masa kemahiran teknik atau zaman
perundagian. Zaman perundagian terdiri dari dua masa, yaitu tradisi seni tulang perunggu dan
tradisi tuang besi. Meskipun saat itu masih zaman prasejarah (masa sebelum mengenal
tulisan), namun telah mengenal teknologi terbatas dan sederhana, yaitu pada upaya
pemenuhan peralatan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam kehidupannya yang
sudah mulai menetap. Di Indonesia, penggunaan logam sudah mulai dikenal beberapa abad
sebelum masehi. Mereka menggunakan peralatan dari logam, seperti peralatan berburu,
bercocok tanam, peralatan rumah tangga, dan lain-lain, tetapi tidak semua masyarakat dapat
membuat peralatan itu. Membuat peralatan dari logam membutuhkan keahlian. Orang yang
ahli membuat peralatan logam disebut undagi, tempat pembuatannya disebut perundagian.
Beberapa contoh alat dari perunggu adalah kayak corong, nekara, bejana perunggu. Alat-alat
ini ditemukan diberbagai daerah di Indonesia.

Peradaban bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang estela datangnya pengaruh
Hindu dan Budha ke Indonesia. Pengaruh tulisan dari budaya Hindu Budha membawa
dampak besar bagi peradaban Indonesia, yaitu memasuki masa sejarah (masa mengenal
bahasa tulis). Salah satu hasil budaya tulis di Indonesia adalah prasasti. Huruf yang dipakai
dalam prasasti yanng ditemukan Sejak tahun 400M adalah Pallawa dan bahasa Sanksekerta.
Kemampuan baca tulis masyarakat Indonesia lama-kelamaan berpengaruh dalam bidang
kesustraan, yaitu munculnya banyak kitab-kitab kuno ini dapat ditelusuri peradaban bangsa
Indonesia terutama dalam masa kerajaan. Peradaban bangsa semakin berkembang dengan
masuknya pengaruh Islam dan masuknya pengaruh Islam dan masuknya peradaban bangsa
Barat Eropa, termasuk pengaruh agama Kristen Katolik. Dewasa ini, pengaruh peradaban
global semakin kuat akibat kemajuan bidang komunikasi dan informasi.

Pengertian Adab dan Peradaban

Istilah peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai
untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada
waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang
bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik
kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.
Dengan batasan-batasan pengertian di atas maka istilah peradaban sering dipakai untuk hasil-
hasil kebudayaan seperti: kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, adat sopan santun serta
pergaulan. Selain itu juga kepandaian menulis, organisasi bernegara serta masyarakat kota
yang maju dan kompleks.

Huntington mendefinisikan peradaban sebagai the highest social grouping of people


and the broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish
humans from other species.

Damono, 2001 menyatakan Adab berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi
pekerti.

Fairchild, 1980:41, menyatakan peradaban adalah perkembangan kebudayaan yang


telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya.

Kontjaranigrat (1990 : 182) menyatakan peradaban untuk menyebut bagian dan


unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu
pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi
kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota
yang maju dan kompleks.

Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia,


kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group
feeling), merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia
yang mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari yang lain,
tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Pendekatan terhadap peradaban bisa
dilakukan dengan menggunakan organisasi sosial, kebudayaan, cara berkehidupan
yang sudah maju, termasuk system IPTEK dan pemerintahannya.

Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor:

1. Pendidikan

2. Kemajuan teknologi dan Ilmu pengetahuan.

Wujud Peradaban Moral :

1. Nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.

2. Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu
benar atau salah, baik atau buruk.

3. Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi
pegangan dalam megatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket,
sopan santun.

4. Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan,


mencakup kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalikan (contrast).
Evolusi Budaya dan tahapan Peradaban Newel Le Roy Sims ( H P Fairchild : 1964 : 41)
menyatakan Civilization is the cultural development, the distinctly human attributes and
attainments of a particular society. In ordinary usage, the term imolies a fairly high stage on
the culture evolutionary scale. Reference is made to civilized peoples. More civilized usage
would refer to more highly and less highly civilized peoples, the refer to more highly and less
highly civilized peoples, the determinative characteristic being intellectual, aesthetic
technological, and spiritual attainments.

The Third Wave Alvin Tofler (1981 : 10-14) gelombang pertama sebagai tahap peradaban
pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam. ( revolusi
agraris) gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi
listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang. (revolusi industri) gelombang ketiga sebagai
tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi dengan computer atau alat
komunikasi digital.

Evolusi diajukan sebagai faktor kebudayaan pada sekitar pertengahan abad ke 19 dan
dengan segera pula menjadi kategori budaya yang sangat populer. Mereka yang menerapkan
gagasan evolusi pada pertumbuhan kebudayaan tidak begitu melukiskan proses yang
sungguh-sungguh terjadi, melainkan hanya menyusun sebuah artificial selection diantara
ratusan peristiwa dan kejadian yang laludiurutkan menurut skema evolusi. Menurut JWM
Baker SJ[5], mereka tidak sampai menerangkan jalan kebudayaan dengan teori evolusi, tetapi
mencoba membuktikan evolusi dengan data budaya yang ada.
Proses evolusi kebudayaan hanya dipandang dari jauh, yakni dengan mengambil jangka
waktu yang panjang, misalnya beberapa ribu tahun yang lalu, maka akan menampakkan
perubahan-perubahan besar yang seolah menentukan arah (directional) dari sejarah
perkembangan kebudayaan yang bersangkutan. Perubahan perubahan tersebut
direkonstruksi dengan menganalisa sisa-sisa dari benda hasil kebudayaan manusia pada
jaman dahulu yang antara lain digali dari lapisan bumi diberbagai tempat.[6]
Menurut Alfin Tofler tahapan peradaban dapat dibagi atas tiga tahapan, yaitu :[7]
1. Gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru
dari budaya meramu ke bercocok tanam (revolusi agraris).
2. Gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi listrik,
mesin untuk mobil dan pesawat terbang (revolusi industri).
3. Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan teknologi informasi dan
komunikasi (ICT) dengan komputer atau alat komunikasi digital.
Menurut John Naisbitt mengemukakan bahwa era informasi menimbulkan gejala mabuk
teknologi, yang ditandai dengan beberapa indikator, yaitu :
1. Masyarakat lebih menyukai penyelesaian masalah secara kilat.
2. Masyarakat takut sekaligus memuja teknologi.
3. Masyarakat mengaburkan perbedaan antar yang nyata dan yang semu.
4. Masyarakat menerima kekerasan sebagai sesuatu yang wajar.
5. Masyarakat mencintai teknologi dalam bentuk mainan, dan
6. Masyarakat menjalani kehidupan yang berjarak dan terenggut.

Dinamika peradaban global

Menurut Arnold Y.Toynbee, seorang sejarawab asal Inggris, lahirnya peradaban itu diuraikan
dengan teori challenge and respons. Peradaban itu lahir sebagai respons(tanggapan) manusia
yang dengan segenap daya upaya dan akalnya menghadapi dan menaklukan, dan mengolah
alam sebagai tantangan (challenge) guna mencukupi kebutuhan dan melestarikan
kelangsungan hidup. Alam menawarkan sejumlah tantangan dan kemungkinan-kemungkinan.
Ada alam yang tandus atau subur, di pegunungan atau pantai, daerah yang rawan gempa atau
yang tanahnya stabil, dan seterusnya. Jika tantangan alam itu berat maka manusia pun akan
gigih dan berusaha keras dalam menangggapi alam tersebut, begitu pun sebaliknya.
Contoh bangsa Jepang yang terkenal ulet, gigih, dan bekerja keras karena alamnya yang
cukup berat untuk ditaklukkan. Keadaan alam Jepang bergunung-gunung, sering terjadi
gempa, dan lahan. Setiap kali timbul kebutuhan akan sesuatu, manusia akan berusaha
menemukan jalan untuk memperolehnya. Seluruh perangkat ide, metode, teknik, dan benda
material yang digunakan dalam suatu jangka waktu tertentu dalam suatu tempat tertentu
maupun kegiatan untuk merombak perangkat tersebut demi memenuhi kebutuhan hidup
manusia disebut teknologi. Teknologi lahir dan dikembangkan oleh manusia, dan ilmu untuk
menguasai dan memanfaatkan lingkungan sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi.
Penerapan teknologi itu bertujuan untuk memudahkan kerja manusia, agar meningkatkan
efisiensi dan produktivitas.
Alvin Toffler menganalisis gejala-gejala perubahan dan pembaharuan peradaban masyarakat
akibat majunya ilmu dan teknologi. Dalam bukunya The Third Wave (1981), ia menyatakan
bahwa gelombang perubahan peradaban umat manusia sampai saat ini telah mengalami tiga
gelombang, yaitu:
1. Gelombang I, peradaban teknologi pertanian, dalam gelombang ini manusia
menemukan dan menerapkan teknologi pertanian, berlangsung mulai 800 SM1500 M.
2. Gelombang II, peradaban teknologi industri, masa ini dimulai dengan penemuan
mesin uap, berlangsung mulai 1500 M-1970 M.
3. Gelombang III, peradaban informasi, ditandai dengan kemajuan teknologi informasi
yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang, berlangsung mulai
1970 M-sekarang.
Setiap gelombang peradaban tersebut dikuasai oleh tingkat teknologi yang digunakan.
Gelombang pertama (the first wave) dikenal dengan revolusi hijau. Dalam gelombang
pertama ini manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian. Pertanian terbatas
pada pengelolaan lahan-lahan pertanian untuk mencukupi kebutuhan manusia. Pada awalnya,
manusia berpindah-pindah dalam memanfaatkan lahan untuk mendapatkan hasil pertanian
melalui teknologi pengumpulan hasil hutan. Selanjutnya, mereka berpindah ke penerapan
teknologi pertanian, di mana manusia cenderung bertempat tinggal di suatu tempat yang
kemudian menumbuhkan desa.
Gelombang kedua adalah adanya revolusi industri terutama di negara-negara Barat yang
dimulai dengan revolusi industri di Inggris. Masa gelombang kedua adalah masa revolusi
industri, yaitu kira-kira tahun 1500-1970. Masa ini dimulai dengan penemuan mesin uap pada
tahun 1712. Pada masa itu ditemukan mesin elektro mekanis raksasa, mesin-mesin bergerak
cepat, dan ban jalan. Mesin-mesin tersebut tidak hanya menggantikan otot-otot manusia,
tetapi peradaban industri juga memberi mesin-mesin tersebut alat-alat panca indra sehingga
mesin-mesin dapat mendengar dan melihat lebih tajam daripada indra manusia, dan dapat
menghasilkan/melahirkan bermacam-macam mesin baru, yang akhirnya dikoordinir dengan
rapi menjadi pabrik. Penggunaan mesin industri, mesin uap, dan mesin pemintal dalam
industri garmen dan industri tambang telah memajukan kesejahteraan dan kemakmuran
bangsa Eropa.
Gelombang ketiga merupakan revolusi informasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi
informasi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang.
Gelombang ketiga terjadi dengan kemajuan teknologi dalam bidang:
1. Komunikasi dan data prosesing.
2. Penerbangan dan angkasa luar.
3. Energi alternatif dan energi yang dapat diperbarui.
4. Terjadinya urbanisasi, yang disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan
transportasi.
Gelombang ketiga ini melahirkan suatu masyarakat dunia yang dikenal dengan sebutan
the global village (kampung global). Kita sekarang berada pada gelombang ketiga atau masa
revolusi informasi. Diperkirakan era informasi ini akan mencapai puncaknya pada 10-20
tahun mendatang.
John Naisbitt dalam bukunya Megatrends (1982), menyatakan bahwa globalisasi
memunculkan perubahan-perubahan yang akan dialami oleh negara-negara dunia. Perubahan
itu terjadi karena interaksi yang dekat dan intensif antarnegara, terutama negara berkembang
akan terpengaruh oleh kemajuan di negara-negara maju. Perubahan-perubahan tersebut ialah:
1. Perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi.
2. Perubahan dari teknologi yang mengandalkan kekuatan tenaga ke teknologi canggih.
3. Perubahan dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia.
4. Perubahan dari jangka pendek ke jangka panjang.
5. Perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi.
6. Perubahan dari bantuan lembaga ke bantuan diri sendiri.
7. Perubahan dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipatori.
8. Perubahan dari sistem hierarki ke jaringan kerja.
9. Perubahan dari utara ke selatan.
10. Perubahan dari suatu di antara dua pilihan menjadi macam-macam pilihan.
Naisbitt dan Patricia Aburdance (1990) kembali mengemukakan lagi adanya sepuluh macam
perubahan di era global, yaitu:
1. Abad biologi.
2. Bangunan sosialisme pasar bebas.
3. Cara hidup global dan nasionalisme budaya.
4. Dawarsa kepemimpinan wanita.
5. Kebangkitan agama dan milenium baru.
6. Kebangkitan dalam kesenian.
7. Kemenangan individu.
8. Pertumbuhan ekonomi dunia dalam tahun 1990-an.
9. Berkembangnya wilayah pasifik.
Problematika Peradaban Pada Kehidupan Manusia

Peradaban adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian


atau unsur kebudayaan yang dianggap halus, indah dan maju. Konsep kebudayaan adalah
perkembagan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat
intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya. Kebudayaan
bersifat dinamis. Oleh sebab itu ia dapat mengalami perubahan atau pergeseran. Faktor utama
dalam perubahan ini adalah adanya globalisasi.
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak
terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses
globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi
menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan
dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi
sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.

1. Pengaruh Globalisasi

Globalisasi sebagai fenomena abad sekarang memberi implikasi yang luas bagi semua
bangsa dan masyarakat internasional. Dengan didukung teknologi komunikasi dan
transportasi yang canggih, dampak globalisasi akan sangat luas dan kompleks. Akibatnya,
akn mengubah pola pikir, sikap, dan tingkah laku manusia. Hal seperti ini kemungkinan dapat
mengakubatkan perubahan aspek kehidupan yang lain, seperti hubungan kekeluargaan,
kemasyarakatan, kebangsaan, atau secara umum berpengaruh pada sistem budaya bangsa.
Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan, seperti politik, ekonomi,
sosial, budaya, dan pertahanan. Pengaruh globalisasi terhadap ideologi dan politik adalah
akan semakin menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam perpolitikan negara-negara
berkembang yang ditandai menguatnya ide kebebaan dan demokrasi. Pengaruh globalisasi
dibidang politik, antara lain membawa internasionalisasi dan penyebaran pemikiran serta
nilai-nilai demokratis termasuk didalamnya hak asasi manusia.
Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya kapitalisme dan pasar
bebas. Hal ini ditunjukkan dengan semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional
yang beroperasi tanp mengenal batas-batas negara. Kapitalisme juga menuntut adanya
ekonomi pasar yang lebih bebas untuk mempertinggi asas manfaat, kewiraswastaan,
akumulasi modal, membuat keuntungan, serta manajemen yang rasional..
Pengaruh globalisasi terhadap sosila budaya akan masuknya nilai-nilai dari peradaban
lain. Hal ini berakibat timbulnya erosi nilai-nilai sosial budaya suatu bangsa yang menjadi jati
dirinya. Pengaruh ini semakin lancar dengan pesatnya media informasi dan komunikasi,
seperti televisi, komputer, satelit, internet, dan sebagainya.
Globalisasi juga memeberikan dampak terhadap pertahanan dan keamanan negara.
Menyebarnya perdagangan dan industri di seluruh dunia akan meningkatkan kemungkinan
terjadinya konflik kepentingan dan dapat mengganggu keamanan bangsa.

You might also like