Ekosistem ini menguasai daerah yang luas. Disebut ekosistem (Bioma) padang rumput karena ekosistem ini dikuasai oleh suku rumput-rumputan (Poaceaea).Ekosistem padang rumput yang disebut juga dengan istilah grassland atau stepa ini, terbentuk di daerah tropik hingga subtropik dengan curah hujan antara 90-150 cm per tahun. Sesuai namanya, tumbuhan khas yang ada di dalam ekosistem ini adalah rumput. Tumbuhan ini tahan terhadap kekeringan dan kebakaran, karena adanya rhizome yang tersimpan di dalam tanah dan pertumbuhannya bersifat basal (bukan apical). Sistem perakarannya sangat baik sehingga sangat efisiesn dalam penyerapan air dan unsure hara. Suku ini memiliki kemampuan tinggi dalam memproduksi jumlah biji dan bijinya ringan sehingga mampu disebarkan secara luas. Padang rumput alami tumbuh di daerah setengah lembab/sub humid atau se-tengah kering/semi- arid, dengan karakterisasi rendahnya curah hujan. Hujan umum-nya turun di musim semi dan awal musim panas, dengan laju evapotranspirasi tinggi. Besarnya air larian yang akan mengurangi keefek-tifan hujan. Vegetasinya bentuk tum-buh yang pendek sehingga struktur pelapisannya sedikit. Produktivitas primer dari padang rumput adalah lebih kecil jika dibandingkan dengan hutan pada iklim yang sama. Tegakan atau standing crop kecil, namun prosen-tase biomasa di bawah tanah besar. Produktivitas berkaitan dengan musim, meningkat selama musim basah. Daerah savanna mengalami musim panas yang kering dengan produktivitas rendah sekali, sehingga aliran energi rendah. Rantai makanan pendek tapi kompleks, berkaitan dengan banyaknya jenis makhluk hidup yang irifagik. Seba-gian besar total energi yang mengalir melalui rantai makanan berada dalam tanah. Rumput tidak menahan materi organik dalam tegakan untuk waktu yang lama. Penguraian terjadi dengan cepat sehingga nutrisi bersiklus dalam sistem dengan ce-pat. Kebanyakan rumput tidak menyenangi akan nutrisi, mengandung sedikit kalium, magnesium, posfor dan nitrogen untuk setiap gram berat keringnya. Laju pertukaran nutrisi cepat, tetapi jumlah yang tersirkulasikan relatip rendah. 2. Ciri-ciri Ekosistem Padang rumput a) Membentang dari daerah tropis hingga ke subtropics Ekosistem padang rumput ini berada di wilayah yang memiliki iklim tropis, namun bisa juga ekosistem ini membantang hingga ke wilayahya yang memiliki iklim sub tropis yakni di daerah yang memiliki letak astronomis antara garis ekuator hingga 23.5 garis lintang utara dan lintang selatan. b) Berada di hamparan lahan yang datar atau sedikit berbukit kecil Ekosistem padang rumput ini pada umumnya berada di lahan yang bersifat datar atau berbukit- bukit kecil. Tidak hanya itu, lahan tersebut juga mempunyai berbagai macam spesies rumput. Di padang rumput ini setidaknya kita menemukan 4.500 spesies rumput atau bahkan lebih. c) Curah hujan rendah, yakni sekita 90 hingga 150 cm per tahun Ekosistem padang rumput ini merupakan ekosistem yang memiliki curah hujan yang rendah, yakni hanya sekitar 90 hingga 150 cm per tahunnya. Curah hujan yang rendah itupun mempunyai pola persebaran yang tidak teratur. Karena hujan yang turun dengan tidak teratur ini maka akan menyebabkan porositas serta drainase kurang baik sehingga tumbuhan sulit untuk mendapatkan air. d) Penguapan tinggi Di ekosistem padang rumput ini kita juga akan menemukan tingkat penguapan atau evaporasi yang tinggi. Karena adanya penguapan yang tinggi, hal ini menyebabkan kelembaban tanah menjadi rendah. e) Terkadang terjadi kekeringan parah Di ekosistem padang rumput ini terkadang juga terjadi kekeringan yang sangat parah. Hal ini karena ekosistem padang rumput ini hanya memiliki curah hujan rendah, itupun tidak teratur kapan saja hujan akan turun, sehingga hal seperti ini akan mudah menimbulkan kekeringan. f) Hewan didominasi oleh herbivora dan karnivora Binatang-binatang yang hidup di ekosistem padang rumput ini sebagian besar merupakan binatang yang memakan rumput atau memakan daging. Beberapa binatang yang tinggal di ekosistem padang rumput ini antara lain adalah kijang, rusa, jerapah, kambing liar, gajah, sapi, zebra, singa, dan harimau. g) Suhu yang dimiliki mirip dengan hutan gugur Ekosistem padang rumput ini memiliki suhu yang mirip dengan hutan gugur. h) Tanahnya tidak mampu menyimpan air dengan baik Tanah di padang rumput ini merupakan jenis tanah yang kurang baik untuk menyimpan air. Hal ini karena rendahnya tingkat porositas pada tanah dan juga adanya sistem penyaluran yang kurag baik. Hal inilah yang menyebabkan rumput tumbuh dengan subur. i) Mempunyai pohon yang khas, yakni akasia Ekosistem padang rumput ini sesekali mempunyai pohin. Ada satu pohon yang sangat khas yang tumbuh di padang rumput ini, pahon tersebut adalah pohon akasia. 3. Kondisi Lingkungan a. Hujan Padang rumput tumbuh di daerah setengan lembap atau setengah kering dengan laju evapotranspirasi tinggi b. Iklim Mikro Vegetasi memiliki bentuk tubuh yang pendek sehingga struktur pelapisan sedikit. Perbaikan iklim terjadi umumnya dipermukaan tanah. 4. Fungsi Ekosistem Padang Rumput a. Produktivitas Produktivitas primer dari padang rumput rendah karena tegakan kecil dengan persentase biomassa di bawah tanah besar. Padang rumput pada musim panas memilki produktivitas nol. Pertumbuhan produktivitas hanya terjadi saat musim basah b. Rantai makanan Aliran energy dalam ekosistem rendah karena produktivitas primernya rendah. Rantai makanan pendek tetapi kompleks, karena banyaknya hewan yang irifagik. Sebagian besar energy mengalir di dalam tanah c. Siklus nutrisi Rumput tidak menahan nutrisi organic dalam tegakannya dalam waktu yang lama. Penguraian terjadi dengan cepat, siklus nutrisi dengan cepat, namun jumlah materi yang bersiklus rendah
5. Asal usul dan struktur padang rumput
Padang rumput tidak semata-mata merupakan klimaks dari iklim, Hal ini terbukti bahawa ada daerah hutan berbatasan dengan padang rumput. Apabila padang rumput semata-mata klimaks iklim maka mereka tidak mungkin berdampingan. Berbagai alternative tentang teori asal-usul padang rumput. a. Faktor Api Apabila suatu ekosistem secara periodic terbakar, maka akan terbentuk ekosistem padang rumput. Berdasarkan hal ini: 1. Api merupakan faktor linbgkungan penting pada ekosistem savanna dengan sampah-sampah daun yang emnumpuk saat musim kering. Tumbuhan berkayu yang ada terdiri dari jenis-jenis yang tahan api 2. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa manusi telah memanfaatkan api lebih dari 10.000 tahun dalam perburuan dan pertanian 3. Bila di daerah savanna dilindungi dari pengaruh api maka persentase tumbuhan berkayu akan meningkat. b. Kondisi Tanah 1. Sering api mempengaruhi tanah terutama fauna tanah (cacing,dll). Hal ini mempengaruhi siklus nutrisi dan kesuburan 2. Di daerah savanna silica tanah cenderung tercuci dari tanah dan yang tertinggal adalah aluminium dan besi. Hal ini mengakibatkan terbentuknya kerak laterit yang menghambat pertumbuhan tumbuhan selain rumput 3. Perumputan yang berat pada padang rumput mengakibatkan pohon tidak mampu tumbuh dan yang tumbuh hanya tumbuhan berduri karena tumbuhan ini tidak dimakan ternak. Ekosistem padang rumput dimanfaatkan secara itensif untuk perternakan. Hal inilah yang merupakan aspek penting dari ekosistem padang rumput 4. Terjadinya padang rumput juga akibat dari faktor iklim. Daerah dengan curah hujan sedang akan cenderung mengarahkan bentuk ekosistem menjadi padang rumput. Padang rumput ini terjadi secara alami disebabkan adanya cuaca yang mempengaruhi rendahnya curah hujan. Curah hujan yang rendah mengakibatkan tumbuhan kesulitan untuk menyerap air, sehingga tumbuhan yang dapat bertahan ialah rumput. Seperti diketahui bahwa rumput dapat hidup dan beradaptasi dalam keadaan tanah yang kering. Oleh karena itu tumbuhan rumput lebih banyak tumbuh dibandingkan dengan tumbuhan yang lain. Padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia. Savana merupakan padang rumput yang dipenuhi beberapa jenis pohon yang menyebar, biasanya terletak di wilayah tropis dan subtropics 6. Komponen Ekosistem Padang Rumput a. Komponen abiotik Komponen abiotik merupakan komponen dalam ekosistem yang berasal dari benda tak hidup atau benda mati. Komponen tersebut adalah komponen fisik dan komponen kimia yang dijadikan media atau subtrat sebagai tempat berlangsungnya hidup. Lebih tepatnya komponen abiotik merupakan temat tinggal atau lingkungan dimana komponen biotik hidup.Komponen abiotik sangat bervariasi dan beragam. Komponen ini dapat berbentuk benda organik, senyawa anorganik, dan juga hal-hal yang mempengaruhi pendistribusian organisme. Berikut adalah komponen abiotik yang mepengaruhi ekosistem padang rumput. 1. Suhu udara Suhu udara mempengaruhi setiap proses yang terjadi pada makhluk hidup. Sebagai contoh adalah penggunaan energi yang dihasilkan oleh tubuh meregulasi suhu tubuhnya. 2. Air Air memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan makhluk yang ada di bumi. Tanpa adanya air semua makhluk hidup yang ada mati. 3. Garam Keberadaan garam mampu mempengaruhi suatu organisme dalam proses osmosis. Ada beberapa organisme yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam yang tinggi. 4. Tanah dan batu Karakteristik yang ada pada tanah mampu memberikan pengaruh terhadap penyebaran organisme yang ada berdasarkan kandungan yang ada pada tanah dan batu tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi tersebut adalah pH tanah dan struktur fisik tanah serta kondisi mineral yang dikandung oleh tanah. 5. Cahaya matahari Sinar matahari merupakan satu-satunya energi yang memberikan kehidupan bagi organisme yang hidup di bumi ini. Salah satu contohnya adalah pada proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan. Tanpa adanya fotosintesi maka tumbuhan tidak bisa hidup. Padahal tumbuhan merupakan produsen bagi organisme lainnya yang tidak dapat digantikan oleh yang lainnya. 6. Iklim Iklim merupakan kondisi cuaca suatu daerah dalam jangka waktu yang lama. Iklim menentukan tingkat toleransi kehidupan suatu organisme. b. Biotik Komponen biotik adalah komponen dalam ekosistem yang berupa organisme atau makhluk hidup. Komponen biotik dalam ekosistem merupakan komponen yang selain komponen abiotik. Pada ekosistem ini, kita akan menemukan beberapa jenis organisme yang mendukung terbentuknya ekosistem padang rumput. Berikut adalah komponen biotik yang ada di ekosistem padang rumput. 1. Organisme autotrof Organisme autotrof adalah jenis organisme yang bisa membuat atau menyintesa makanan sendiri mengandalkan cahaya matahari, air dan komponen udara sekitar. Organisme autotrof pada ekosistem yang ada di padang rumput adalah tanaman atau rumput. Rerumputan ini pun hidup beradaptasi dengan kelembaban lingkungan yang memiliki curah hujan yang tidak teratur. 2. Organisme heterotrof Organisme kedua heterotrof adalah jenis organisme yang tidak bisa membuat makanan sendiri. Karena tidak mampu menghasilkanan sendiri maka organisme heterotof mengfungsikan organisme lain sebagai makanannya. Dalam hal ini adalah organisme autotrof yang difungsikan sebagai makanan bagi organisme heterotof. Hewan atau fauna yang menghuni ekosistem padang rumput cukup beragam. Biasanya mereka adalah hewan yang menjadikan rumput sebagai makanan utama. Misalnya saja domba, zebra, kuda liar, gajah. jerapah, dan masih banyak lagi lainnya. Hidup hewan ini bergantung pada rumput-rumput yang hidup di sekitar mereka. Karena keberadaan hewan pemakan rumput tersebut sehingga beberapa binatang pemangsa daging juga hidup di tempat ini. Hewan karnivora tersebut adalah cheetah, singa, anjing liar, serigala dan masih banyak lagi lainnya. Hewan pemangsa yang berkeliaran di padang rumput ini menggantungkan hidup pada hewan-hewan pemakan rumput yang menjadi target mangsa mereka. 3. Pengurai Komponen terakhir adalah dekomposer atau pengurai. Sebenarnya pengurai termasuk dalam organisme heterotrof, yaitu organisme yang tidak bisa membuat makanan sendiri. Tugas dari organisme yang satu ini adalah menguraikan bahan organik dari benda hidup yang sudah mati (misal: hewan mati, daun, batang pohon, dan lain-lain)..Contoh dari pengurai pada ekosistem padang rumput ini adalah jamur dan bakteri. Sisa-sisa makanan, bangka binatang, dan sisa bahan organik lainnya akan menjadi makanan bagi organisme dekomposer. Setelah diurai oleh organisme dekomposer, sisa bahan organik tersebut membusuk menjadi komponen penyusun tanah. Tanah menjadi subur dan baik untuk ditanami. Begitu seterusnya, sehingga tanaman sebagai produsen dikonsumsi oleh konsumen primer, dan sampai pada akhirnya konsumen akhir mati dan diuraikan oleh dekomposer. 7. Flora dan Fauna di Padang Rumput Setiap wilayah di daratan mempunyai beberapa flora dan fauna khas yang menempati kawasan tersebut. Hal ini karena kawasan tersebut merupakan habiat dari flora dan fauna yang khas tersebut. Flora dan fauna yang tinggal di hutan hujan tropis berbeda dengan flora dan fauna yang hidup di gurun, demikian pula dengan padang rumput ini. Padang rumput juge mempunyai flora dan fauna yang khas sendiri. 1. Flora Flora yang ada di padang rumput ini tentu saja didominasi oleh rumput dengan berbagai spesies atau jenis. Hal ini karena padang rumput adalah wilayah yang mempunyai sedikit sekali curah hujan sehingga tidak banyak pepohonan yang dapat bertahan hidup disana. Hanya rumputlah yang bisa bertahan hidup di padang tersebut. Maka dari itulah padang ini disebut sebagai padang rumput. Tumbuhan yang masuk ke dalam ekosistem padang rumput ini didominasi rerumputan yang pendek antara lain grama, buffalo grasees dan masih banyak lagi lainnya. Meski demikian, padang rumput juga dihuni beberapa jenis tumbuhan, hanya saja oleh karena keberadaan rumput yang paling dominan sehingga ia disebut Padang Rumput. Salah satu jenis tumbuhan unik yang ditemukan di wilayah padang rumput adalah akasia. Akasia pertama kali ditemukan di wilayah Afrika. Akasia dikenal dengan durinya. Tumbuhan akasia ini dibagi lagi ke dalam beberapa varian yang jumlahnya mencapai 1.300 spesies dan tersebar di seluruh dunia. Akasia banyak dijumpai tumbuh lebat di padang rumput. Ia memiliki ciri khas daun yang berukuran kecil. Akasia ini sangat bermanfaat dan bahkan pohonnya menjadi komoditas yang banyak dicari. 2. Fauna Sama seperti flora, padang rumput juga memiliki fauna atau hewan khasnya sendiri. hewan atau fauna yang hidup di padang rumput adalah di dominasi oleh bianatang binatang herbivora dan karnivora. Binatang herbivora yang tinggal di padang rumput ini pun didominasi yang memakan jenis rerumputan, seperti rusa, kambing liar, gajah, jerapah, dan lain sebagainya. Semantara bianatang karnovor ini akan mencari makan dengan memburu binatang- binatang pemakan rumput. Beberapa binatang karnivor yang tinggal di padang rumput antara lain singa dan macan.
3. Jenis-jenis Padang Rumput
a. Stepa Stepa merupakan kenampakan padang rumput yang halus tanpa diselingi adanya pepohonan, kecuali yang berada di dekat sungai atau danau. Rumput yang tumbuh di stepa ini pada umumnya berupa rumput- rumput yang berukuran pendek. Stepa ini juga merupakan jenis padang rumput yang bersifat semi gurun. Padang rumput ini terkadang ditutupi oleh semak atau rumput, atau bahkan keduanya. Hal ini tergantung pada musim dan juga garis lintang. Nama stepa ini juga digunakan untuk menunjukkan iklim yang dimiliki oleh suatu daerah yang bersifat terlalu kering untuk menunjang suatu hutan namun juga tidak terlalu kering untuk dikatakan sebuah gurun. Stepa ini terdapat di Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur. b. Sabana Jenis padang rumput selanjutnya adalah sabana atau savannah. Sebenarnya sabana ini merupakan suatu bioma. Kenampakan bioma sabana ini adalah hamparan padang rumput yang diselingi oleh beberapa pohon yang sejenis. Padang sabana ini banyak berada di daerah luas Afrika, Asia, Australia, dan juga Amerika Selatan. Dasar padang saban ini merupakan tanah yang berlempung dan tahan terhadap air. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai padang sabana, berikut ini merupakan ciri- ciri dari padang sabana: a) Padang sabana mempunyai curah hujan antara 90 150 cm/ tahun b) Padang sabana merupakan padang rumput yang diselingi oleh beberapa pohon c) Padang sabana ini ditumbuhi oleh beberapa jenis flora, seperti tumbuhan gerbang, rumput, Acacia, Aucalyptus d) Sebagai habitata beberapa jenis fauna, seperti gajah, macan tutul, kijang, zebra, singa, kuda, dan beberapa jenis serangga
Savana merupakan padang rumput yang diselingi dengan
sebaran gerombolan pohon yang tumbuh jarang. Berdasarkan jenis tumbuhan yang menyusunnya, maka padang savana dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Savana murni : bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri atas satu jenis tum-buhan saja. b. Savana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari campuran berjenis-jenis tumbuhan pohon.
B.1 Karakteristik fisik savana (sabana)
Savana dari daerah tropika terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 60 inci per tahun, pada waktu musim kering yang berkepanjangan, faktor lingkungan teruta-ma api akan menjadi bagian penting dari lingkungan. Savana yang terluas di dunia ter-dapat di Afrika, dan di Australia terutama bagian tengah terdapat savana yang luas. Per-bedaan antara Steppe dengan Savana adalah savana merupakan padang rumput yang diselingi oleh kumpulan pepohonan besar yang tumbuhnya menyebar, biasanya po-hon palem dan akasia, sedangkan pada stepa merupakan padang rumput yang tidak di selingi oleh pepohonan, kalaupun ada hanya sedikit saja pepohonan yang ada. Ber-suhu panas sepanjang tahun, dengan hujan terjadi secara musiman, menjadi faktor penting terbentuknya savana. Kebakaran merupakan faktor abiotik penting, dan spe-sies tumbuhan yang dominan adalah spesies yang sudah beradaptasi dengan keba-karan. Pertum-buhan rerumputan dan forb (tumbuhan kecil berdaun lebar) yang sa-ngat cepat selama musim hujan menyediakan banyak sumber makanan yang banyak bagi hewan. B.2 Flora savanna
Rumput dan pohon yang terpencar-pencar menjadi
tumbuhan yang dominan. Rerumputan savana terbentuk kokoh, perennial, berdaun pipih, kasar dan tumbuh ce-pat. Pepohonan dan semak belukar yang berasosiasi dengan savanna tahan terhadap api, yang dikarakterisasi dengan kulit batang tebal dan bergabus. Berhubung dalam ekosistem savana ini, rerumputan dan pohon-pohon yang hidup harus tahan terhadap musim kering dan api, maka jumlah jenis tumbuh-tumbuhan yang hidup di savana ini tidak banyak, tidak seperti yang hidup di hutan hujan tropik. Rumput-rumput dari marga Panicum, Pennisetum, Andropogon dan Imperata mendominasi lingkungan ini, sedangkan pepohonan yang hidup di sana sama sekali berada dengan jenis pohon yang hidup di hutan hujan tropik. Di Afrika diantaranya terdapat pohon Acacia yang terbesar di savana. Di Indonesia padang savana ini dapat ditemukan di Taman Nasional (TN) Baluran dan TN Alas Purwo di Banyuwangi, Jawa Timur. Savana merupakan salah satu sistem biotik terbesar di bumi yang menempati daerah luas di Benua Afrika, Amerika Selatan dan Australia. Sabana pada umumnya terbentuk di daerah tropik sampai subtropik. Tumbuhan herba dalam komunitas ini berkencenderungan menjadi xerofitik dan mempunyai organ penimbun dalam tanah. Savana ini dapat dikelompokan dalam empat bentuk :
1. Rumput tinggi dengan pohon pendek
Bentuk ini merupakan komunitas yang paling kaya dan terdapat secara luas hanya di Afrika berbatasan dengan hutan hujan tropika. Rumputnya seperti rumput gajah (Pennisetum sp.) tinggi lebih dari 2 meter. Pohon dengan ketinggian 10 meter ber-sifat luruh dan berpencaran. 2. Rumput tinggi dengan akasia Bentuk ini juga mempunyai nama khusus yaitu campos dan laanos. Komunitas-nya mengandung berbagai macam rumput yang kokoh dengan ketinggian 1,5 me-ter. Pohon akasia yang luruh sering merupakan tumbuhan berkayu yang umum diketemukan, kecuali di Australia pohon kayu putih adalah pradominan. B.3 Fauna savana Mamalia pemakan rumput besar harus bermigrasi ke padang rumput yang le-bih hijau dan menyebar mencari sumber air selama periode musim kemarau. Hewan yang hidup pada bioma padang rumput dan savana adalah gajah, singa, badak, kuda nil, jerapah, zebra, harimau, cheetah, serigala dan ular (Afrika), kangguru, wallaby, sa-pi, kerbau, dan domba (Australia). Kelompok herbivore yang dominan di sini sesung- guhnya di savana adalah serangga, khususnya semut dan rayap. Rumput xerofil tidak merata ini berada didaerah yang paling kering, mengan-dung semak/perdu berduri yang tumbuh terpencar dan mempunyai tempat-tempat yang tidak bervegetasi/terbuka yang cukup luas. Bentuk ini terdapat pada perbatasan dengan padang pasir. Sedangkan savana bersifat woodland terjadi pada tempat yang tidak atau sedikit diganggu manusia. Beberapa pakar berpendapat bahwa bentuk ini merupakan bentuk vegetasi klimaks iklim (paling kompleks, paling beranekaragam dan paling stabil diantara komunitas savanna). Woodland dapat berdegradasi ke padang rumput diperjelas dengan hadirnya pepohonan yang tahan api, apabila ekosistem secara periodic terbakar. Berdasarkan hal yang penting inilah diperkirakan asal mulanya padang rumput. Api merupakan faktor lingkungan penting di savanna karena adanya serasah daun yang menumpuk di musim kering, pepohonan yang terdiri dari jenis-jenis tahan api. Manusia telah memanfaatkan api dalam perburuan dan pertanian di daerah savanna lebih dari 10.000 tahun yang lalu. Jika daerah savana dilindungi dari pengaruh api, persentase tumbuhan berkayu dalam komunitas meningkat nyata. Api sering mempengaruhi tanah, terutama populasi cacing tanah dan mikroba. Menurunnya fauna tanah mengakibatkan per-ubahan siklus nutrisi dan menurunnya fertilitas. Di daerah savanna silika berkecende-rungan tercuci dari tanah dan yang tinggal adalah alumunium dan besi. Situasi ini me-nyebabkan terbentuknya kerak laterit pada tanah yang akan menghambat partum-buhan tumbuhan. Daerah padang rumput berasosiasi dengan relief yang rendah, se-hingga sedikit terjadinya erosi permukaan pada daerah datar sehingga pencucian tidak sempurna. Gambar .Ekosistem sabana di benua Afrika Sumber. Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitcheel, 2004 c. Steppe atau Prairi Daerah Temperate Bioma stepa / prairie (Padang Rumput) terbentang dari daerah subtropika sam-pai temperate yang curah hujannya tidak cukup untuk perkembangan hutan. Bioma stepa memiliki padang rumput tanpa diselingi kumpulan pepohonan. Bioma padang rumput membentang mulai seperti Afrika bagian selatan, Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Amerika Serikat bagian barat, Argentina dan Australia. Rerumputan di stepa dan perairi bersifat parenial/tahunan dan mempunyai da-un melintir atau menggulung. Genera yang umum adalah stipa (Needle grasses) dan grama (Bouteloua grasses). Komposisi komunitas berlainan sesuai dengan iklim, teruta-ma hujan. Terdapat tiga bentuk padang rumput yang didasarkan pada tinggi dan keka-yaan vegetasinya. Di Amerika Utara perubahan terjadi dengan menurunnya curah hujan dari timur ke barat. 1. Prairi sebenarnya, tumbuh dengan tinggi sekitar 2 - 3 meter. Membentuk suatu hamparan rumput yang menerus dan dikuasai oleh tussock grasses tumbuh ber-asosiasi dengan herba-herba seperti goldenrod dan bunga matahari. Kebanyakan komunitas ini telah hilang menjadi lahan pertanian. 2. Perairi campuran, komunitas mengandung rerumputan yang tingginya medium tumbuh mencapai tinggi 1 meter, dan rerumputan yang kerdil dengan tinggi hanya beberapa sentimeter. 3. Perairi rumput pendek, tumbuh pada daerah yang sangat kering di bagian barat AS.Semua rumput kerdil dan xerofit. Terbukanya komunitas rerumputan memudahkan diinvasi oleh semak-semak dari padang pasir.
Gambar 1. Bioma padang rumput Stepa
Famili rumput Poaceae atau Graminae merupakan
kelompok tumbuhan yang dominan, mereka mampu bertahan terhadap perumputan dan pembakaran karena titik partumbuhannya bersifat basal tidak bersifat apikal. Sistim akar mampu mengisap nutrisi secara luar biasa, juga efisiensi dalam penyerapan air dan stabilisasi tanah. Poaceae mempunyai kemampuan reproduksi yang tinggi dengan biji- bijinya yang banyak sehingga mampu disebarkan secara luas. Sekali rumput berada di suatu tempat maka sulit untuk jenis lainnya untuk melakukan invasi. Jenis flora yang lainnya adalah akasia dan semak belukar.Bioma ini banyak dihuni oleh beberapa herbivora dan karnivora, contohnya antara lain: rusa, kangguru, kerbau, harimau, dan singa
Karakteristik fisik bioma stepe atau prairi :
1. Curah hujan tidak teratur, antara 250 -500 mm/tahun, namun
di beberapa daerah padang rumput curah hujannya dapat mencapai 1000 mm/tahun, curah hujan tidak teratur 2. Suhu harian relatif sejuk di musim panas sampai dingin di musim dingin.Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat, tanah pada umumnya tidak mampu menyimpan air, yang disebabkan oleh rendahnya tingkat porositas tanah, sehingga sistem penyaluran air yang cepat yang kurang baik untuk pertumbuhan pohon atau tumbuhan berkayu.Pada bioma padang rumput memiliki cukup curah hujan, tetapi tidak cukup untuk menumbuhkan vegetasi hutan. d. Pampa Jenis padang rumput yang selanjutnya adalah papma. Nama pampa ini berasal kata Indian Guaran tingkat polos. Pampa merupakan padang rumput yang mempunyai bentuk datar. Padang rumput pampa ini banyak sekali kita temukan di Argentima dan meluas ke Uruguay. Padang rumput pampa ini memiliki suhu rata- rata sebesar 18 Celcius. Iklim yang dimiliki oleh padang rumput pampa ini bersifat lembab dan juga hangat.