You are on page 1of 8

LANGKAH-LANGKAH AUDIT

AUDIT PENDAHULUAN
Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam. Audit
inii lebih ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar belakang objek
audit. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan bekaitan dengan pelaksanaan
audit antara lain:
Pemahaman auditor terhadap objek audit
Penentuan tujuan audit
Penentuan ruang lingkup dan tujuan auditn
Review terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan objek
audit
Pengembangan awal dalam audit
Pemahaman Auditor Terhadap Objek Audit
Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola oleh
perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannya. Setiap objek audit memiliki
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik dan
system pendelegasian wewenang yang diselenggarakn pada perusahaan tersebut.
Untuk mencapai tujuannya, objek audit menetapkan berbagai program yang
pelaksanaannya dijabarkan ke dalam bernagai bentuk kegiatan. Setiap program-
program yang diselenggarakan pada setiap departemen harus selaras dengan
tujuan perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, auditor harus memahami
tujuan perusahaan dan berbagai aktivitas yang diselenggarakan untuk
mendapatkan pemahaman tentang keselarasan tujuan tersebut.
Dalam pemahaman terhadap objek audit, auditor harus mendapatkan informasi
tentang sumber daya (kapasitas aktivitas) yang dimiliki objek audit dalam
melaksanakan berbagai kegiatan. Disamping itu metode operasi (cara pelaksanaan
kegiatan) juga harus menjadi perhatian penting karena dari hubungan antara
metode operasi dengan ketersediaan sumber daya, auditor akan mendapatkan
informasi awal apakah suatu kegiatan telah dilaksanakan dengan ekonomis, efisien
dan efektif dalam mencapai tujuannya.
Auditor harus membuat kesimpulan sementara secara umum atas pemahamannya
terhadap objek audit. Bebagai informasi yang diperoleh dalam tahap ini, termasuk
indikasi adanya kelemahan yang perlu diperbaiki menjadi dasar dalam membuat
kesimpulan tersebut. Walaupun kesimpulan ini masih bersifat sementara, berbagai
temuan yang diperoleh pada tahap ini terutama indikasi adanya kelemahan-
kelemahan yang perlu diperbaiki, dapat digunakan sebagai dasar sementara untuk
menentukan tujuan, ruang lingkup, tujuan audit dan penentuan kriteria serta bukti-
bukti yang diperlukan.
Audit harus mengomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau pemberi tugas
audit tentang pepahamannya. Komunikasi ini lebih efektif jika dilakukan secara
tertulis, dengan meminta tanggapan pemberi tugas audit tentang hal-hal berikut
ini:
1. Informasi yang mendukung tujuan audit.
2. Informasi yang mengarahkan ruang lingkup audit.
3. Informasi yang mengarah pada tujuan audit.
Disamping mendapatkan tanggapan tentang hal-hal tersebut, auditor juga harus
mendapatkan tanggapan tentang kesimpulan umum yang telah diajukannya untuk
lebih memantapkan kesimpulan auditor.
Penentuan Tujuan Audit.
Beberapa alasan yang mendasari dipelukannya audit manajemen termasuk
diantaranya:
1. Pemborosan dan ketidakefesienan sumber daya perusahaan.
2. Tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai.
3. Adanya alternative yang lebih baik dalam pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
4. Terjadinya penyimpangan dalam penggunaan sumber daya.
5. Adanya penyimpangan terhadap peraturan dan kebijakan perusahaan.
6. Sistem informasi dan pelaporan yang kurang baik.
Dalam merumuskan tujuan, auditor dapat melakukannya dengan cara sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi tujuan yang ada, yang mungkin mempunyai arti penting pada
pemberi tugas
2. Mempertimbangkan tujuan audit yang telah ditetapkan pada masalah
sebelumnya
3. Membahas dengan pemberi tugas dan pengelola objek.
Dalam penentuan tujuan audit, auditor harus memperkirakan dan mengkur dengan
cermat apakah:
1. Sasaran dapat memungkinkan untuk audit
2. Sumberd daya cukup tersedia untuk melaksanakan audit.
3. Waktu pelaksanaan yang tersedia cukup untuk audit.
tujuan objek audit yang harus diperhatikan auditor:
1. Tujuan objek audit yang beraneka ragam dan tidak konsisten.
2. Tujuan objek audit yang kurang jelas.
3. Kegiatan objek audit yang rumit dan kompleks.
4. Pengendalian yang lemah
5. Perubahan-perubahan yang tidak terencana dan perputaran karyawan yang
tinggi.
6. Perubahan lingkungan objek audit.
Tujuan hidup yang ditentukan auditor harus sesuai dengan yang diinginkan pemberi
tugas. Hasil dari bebagai analisis yang dilakukan terhdap faktor-faktor yang
mempengaruhi penentuan tujuan audit , harus dikomunikasikan kepada pemberi
tugas audit untuk mendapatkan kesamaan sudut pandang dalam penentuan tujuan
audit.

Penentuan Ruang Lingkup dan Tujuan Audit.


Ruang lingkup audit yang menunjukkan luas (area) dari tujuan audit. Secara garis
besar ruang lingkup audit manajemen terdiri atas:
1. Bidang keuangan
Ruang lingkup bidang keuangan audit ini mencakup:
a) Pengndaian dan peranggung jawaban dana dan kekayaan lain serta kewajiban
keuangan perusahaan.
b) Pertanggungjawaban audit dari kegiatan yang dilakukan.
c) Penyelenggaraan catatan akuntansi.
d) Laporan keuangan
e) Pemanfaatan system akuntansi yang dimiliki perusahaan.
2. Ketaatan kepada peraturan dan kebijakan perusahaan.
Ruang lingkup ini termasuk didalamnya:
a) Kesesuaian pelaksanaan program dengan peraturan dan kebijaksanaan
perusahaan berkaitan dengan program tersebut.
b) Kesesuaian penerimaan dan penggunaan dengan peraturan dan kebijakan
perusahaan berkaitan dengan program tersebut.
3. Ekonomisasi.
Ruang lingkup audit ekonomisasi menekankan pada bagaimana setiap
efektivitas/kegiatan dalam objek audit dalam memperoleh hasil yang lebih besar.
4. Efesiensi.
Efisiensi menyangkut optimalisasi penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Pada bagian ini auditor, menekankan pada bagaimana
seharusnya proses ini berjalan sehingga tercapai tujuan dengan pemanfaatan
secara optimal sumber daya yang dimilikinya.
5. Efektivitas
Pada ruang lingkup ini auditor menekankan perhatiannya pada:
a) Pencapaian tujuan program kegiatan yang sudah ditetapkan.
b) Pemanfaatan hasil program.
c) Pengaruh pemanfaatan hasil program atau kegiatan bterhadap pencapaian
tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Ada tiga elemen penting dalam setiap tuujun audit, yaitu:
Kriteria
Kriteria merupakan norma, standar, atau sekumpulan standar yang menjadi
panduan setiap individu (kelompok) dalam melakukan aktufitasnya sebagai
pelaksanaan atas wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadananya.
Penyebab
Penyebab merupakan tindakan atau aktivitas actual yang dilakukan oleh setiap
individu (kelompok) yang terhdap pada objek audit.
Akibat
Akibat merupakan hasil pengukuran dan perbandingan antara aktivitas individu
(kelompok) dengan kriteria yang telah ditetapkan terhadap aktivitas tersebut.

Penelaahan Terhadap Peraturan dan Kebijakan yang Berkaitan dengan Objek Audit
Penelaahan ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturan-peraturan
yang berhubungan dengan objek audit abik yang bersifat umum maupun yang
bersifat khusus dengan berbagai aktivitas yang diselenggarakan pada objek audit.
Pengembangan Kriteria Awal dalam Audit
Faktor-faktor yang mempengaruhi yang akan digunakan dalam audit antara lain:
a. Tujuan dari kegiatan yang diaudit.
b. Pendekatan audit.
c. Aktivitas tujuan audit.
Karakteristik kriteria yang baik antara lain:
a. Realistis
b. Dapat dipercaya
c. Bebas dari penngaruh kelemahan manusia
d. Mengarah pada temuan-temuan dan kesimpulan untuk memenuhi kebutuhan
informasi pemberi tugas audit
e. Dirumuskan secara jelas dan tidak mengandung arti ganda yang dapat
meimbulkan interpretasi yang berbeda
f. Dapat dibandingkan
g. Diterima semua pihak
h. Lengkap
i. Memerhatikan adanya rentang waktu pada saat suatu kejadian/kegiatan
berlangsung.
Dalam pengemmbangan kriteria ini, auditor dapat mengacu pada beberapa sumber,
antara lain:
Undang-undang (peraturan) yang berlaku
Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dalam objek audit
Norma (standar) yang sudah mendapat pengakuan (diterima) secara umum
Kriteria yang pada objek audit sejenis
Pengalaman auditor dalam tugas-tugas audit sebelumnya pada objek sejenis
Kesimpulan Hasil Audit pendahuluan
Hasil audit pendahuluan memuat tentang hal-hal sebagai berikut:
a. Daftar bidang kegiatan yang mengandung kelemahan, yang akan dijadikan
tujuan audit pada tahap audit seklanjutnya.
b. Alasan mengapa bidang/kegiatan tersebut yang memerlukan.
c. Temuan-temuan sementara yang diperoleh berkaitan dengan bidang/kegiatan
yang termasuk dalam daftar bidang/ kegiatan yang mengandung kelemahan,
berdasarkan criteria yang telah ditetapkan.
d. Rekomendasi semenntara yang diajukan untuk memperbaiki kelemahan-
kelemahan yang ada.
e. Tindakan-tindakan perbaikan yang sudah dilakukan objek audit berdasarkan
rekomendasi sementara yang berkaitan auditor sebelumnya.
f. Bukti-bukti yang perlu diperolehpada u selanjutnya berkaitan dengan tujuan audit
sementara yang telah tetapkan.
REVIEW TERHADAP PENGENDALIAN MANAEMEN
Tahap pengenalan dan perencanaan
Tahap pengenalan dan perencanaan terdiri dari dua elemen:
1. survei pendahuluan, bertujuan untuk menghasilkan research plan yang detail
yang dapat membantu auditor dalam mengukur kinerja
2. review SPM, bertujuan untuk mengembangkan temuan berdasarkan
perbandingan antara kinerja dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Preliminary Survey
Auditor akan berupaya untuk memperoleh gambaran yang akurat tentang
lingkungan organisasi yang diaudit, terutama berkaitan dengan:
1. struktur dan operasi organisasi
2. lingkungan manajemen
3. kebijakan, standar dan prosedur kerja
Deskripsi tersebut akan membantu auditor untuk:
1. menentukan tujuan audit dan rencana audit secara detail
2. memanfaatkan sumber daya yang ada untuk hal-hal yang sifatnya material
3. mendisain tugas secara efisien dan menghindari kesalahan
Control System Review
1. Pada audit keuangan, audit dimulai dengan review dan evaluasi terhadap SPM
terutama yang berkaitan dengan prosedur akuntansinya.
2. Pada audit kinerja, auditor harus menelaah SPM untuk menemukan kelemahan
pengendalian yang signifikan agar menjadi perhatian manajemen dan untuk
menentukan luas, sifat dan waktu pekerjaan pemeriksaan berikutnya
3. SPM memberikan gambaran tentang metode dan prosedur yang digunakan oleh
organisasi untuk mengendalikan kinerjanya
4. Pengendalian manajemen bertujuan untuk memastikan bahwa tujuan organisasi
dicapai secara ekonomis, efisien, dan sesuai dengan hukum dan peraturan yang
berlaku.
Tiga langkah prosedur audit yang dilakukan pada review sistem pengendalian:
1. Menganalisis sistem manajemen organisasi
2. Membandingkannya dengan model yang ada.
3. Mencatat dugaan terhadap setiap ketidakcocokan/ketidaksesuaian
Pertanyaan yg diajukan auditor pada tahapan ini:
1. Apakah organisasi membuat perencanaan yang cukup? Apakah strategi untuk
mencapai tujuan telah ditetapkan? Apakah standar pencapaian tujuan juga telah
ditetapkan?
2. Apakah organisasi sudah terstruktur dengan baik untuk menjalankan
aktivitasnya? Apakah sumber daya sudah tersedia dan terdistribusi dengan baik?
3. Apakah rencana sudah dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang
bertanggungjawab untuk melaksanakan?
4. Apakah kinerja telah dimonitor dengan menggunakan dasar/kriteria yang pasti?
Apakah penyimpangan dari rencana semula diidentifikasi dan dianalisis dengan
hati-hati? Apakah tindakan koreksi yang tepat waktu telah dilaksanakan?
Kriteria penilaian reliabilitas data dibagi dalam dua area, yaitu:
1. Proses pengumpulan, perhitungan, dan pelaporan data
a. Prosedur yang ada didisain untuk memastikan fairness, dependability, dan
reliability data.
b. Terdapat pengendalian dalam proses pengumpulan dan penghitungan data untuk
memastikan integritas data.
c. Pengendalian yang telah ditetapkan sudah dijalankan.
d. Terdapat dokumentasi yang memadai untuk menentukan integritas data.
2. Kecukupan pelaporan data
a. Data yang dikumpulkan dan dihitung, dibuat dengan dasar yang konsisten
dengan tahun sebelumnya
b. Kewajaran dan reliabilitas data disajikan dengan kriteria tertentu
Audit pada tahap pengenalan dan perencanaan mempersiapkan dokumen:
1. Analitical memorandum berisi identifikasi kelemahan yang material dalam sistem
pengendalian manajemen dan pembuatan rekomendasi untuk perbaikan atas
kelemahan tersebut
2. Planning memorandum dibuat berdasarkan hasil review sistem pengendalian
untuk menentukan sifat, luas, dan waktu pekerjaan audit berikutnya
Indikator kinerja dapat membantu pemakai laporan dalam menilai kinerja organisasi
yang diaudit
AUDIT LANJUTAN
Audit ini bertujuan untuk memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung tujuan
audit yang sesungguhnya, yang telah ditetapkan berdasarkan hasil review dan
pengujian penngendalian manajemen. Langkah-langkah audit pada tahap ini
meliputi:
Mengumpulkan Tambahan informasi latar belakang
Langkah ini menekankan pada usaha untuk mendapatkan data yang lebih lengkap
dalam menganalisis aktivitas yang diaudit sebagai dasar pembuatan kesimpulan
audit.
Memperoleh Bukti
Bukti adalah fakta dan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembutan
kesimpulan. Agar dapat digunakan sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit,
ktsemua bukti yang diperoleh dalam audit harus memnuhi kriteria:
Relevan: berhubungan dengan aktivitas yang diaudit.
Material: cukup berarti dalam mempengaruhi kesimpulan yang dibuat.
Kompeten: diperoleh dari sumber independen dan dapat dipercaya.
Cukup: memadai sebagai dasar pembuatan kesimpulan.

Memperoleh bukti dan Mengelopokkan Bukti


Bukti-bukti yang yang telah diperoleh dalam audit kemudian diringkas dan
dikelompokkan sesuai dengan elemen tujuan audit yang meliputi: kritria,
pennyebab, dan akibat. Bukti-bukti yang masuk dalam kelompok kriteria adalah
keseluruhan temuan audit yang berkaitan dengan norma/standar yang ditetapkan
perusahaan yang menjadi dasar bagi setiap komponen dalam perusahaan dalam
melakukan aktivitasnya.
Sementara bukti-bukti yang termasuk kelompok penybab biasanya berupa berbagai
tindakkan menyimmpang atau tindakan positif yang tidak dilakukan yang
merupakan sumber terjadinya ketidakekonomisan, ketidakefisienan operasi, dan
ketidakefektifan pencapaian tujuannya.
Bukti-bukti yang merupakan kelompok akibat adalah bukti yang biasanya
ditemukan terlebih dahulu. Bukti ini merupakan hasil pengukuran antara penyebab
yang terjadi dengan kriteria yang berhubungan dengan penyebab tersebut. Bukti-
bukti ini dapat dipahami sebagai dampak dari berbagai permasalahan yang terjadi
pada objek audit.
Pengembangan Temuan dalam Audit Lanjutan
Pengembangan temuan merupakan pengumpulan dan sintesa informasi khusus
yang bersangkutan dengan program yang diaudit, dievaluasi dan yang dianalisis
karena diperkirakan akan menjadi perhatian.
Perubahan Luas dan Arah Penngembangan Temuan
Informasi yang diperoleh selama pengembangan temuan mungkin mengrahkan
perlunya untuk melakukan perubahan arah atau tekanan terhadap audit yang telah
direncanakan atau perlu dilakukannya perluasan atau pengurangan terhadap ruang
lingkup audit.
PELAPORAN
Laporan tertulis bersifat permanen dan sangat penting untuk akuntabilitas publik.
Hal terpenting bahwa laporan tersebut dapat dipahami oleh pihak-pihak yang
menerima dan membutuhkan. Ada dua cara penyajian laporan audit manajemen:
Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh selama tahapan-
tahapan audit.
Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitip beratkan penyajian
kepada kepentingan para pengguna laporan hasil audit.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan laporan adalah:
1. laporan audit kinerja harus ditulis secara objektif
2. auditor tidak boleh overstate
3. informasi yang disajikan harus disertai suatu bukti yang kompeten
4. auditor hendaknya menulis laporan secara konstruktif, memberikan pengakuan
terhadap kinerja yang baik maupun yang buruk
5. auditor hendaknya mengakomodasi usaha-usaha yang dilakukan oleh
manajemen untuk memperbaiki kinerjanya
Keahlian yang perlu dimiliki dan dikembangkan oleh auditor agar menghasilkan
laporan yang efektif adalah:
1. Keahlian teknis
Keahlian yang dibutuhkan untuk mengorganisasikan atau menyusun informasi audit
menjadi sebuah laporan yang koheren
2. Keahlian manajerial
Keahlian yang dibutuhkan untuk merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan
dan mengendalikan masing-masing tahap audit untuk memastikan hasil akhir yang
berkualitas dan tepat waktu.
3. Keahlian interpersonal
Keahlian untuk menjaga hubungan baik dengan auditee, kemampuan untuk
menyampaikan temuan-temuan negatif menjadi kesempatan-kesempatan positif
sehingga mampu meyakinkan manajemen atas potensi-potensi yang ada.
TINDAK LANJUT (FOLLOW UP)
Implementasi tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan auditor merupakan
komitmen manajemen dalam proses kinerja perusahaan atas beberapa
kelemahan/kekurangan yang mmasih terjadi. Auditor tidak memmiliki wewenang
memaksa dan menuntut manajemen untuk melaksanakan audit tindak lanjut sesuai
rekomendasi yang diberikan, tetapi lebih menempatkan diri sebagai supervisor atas
rencana, pelaksanaan, dan pengendalian tindak lanjut yang dilakukan. Agar
menarik dan dapat meningkatkan komitmen manajemen atas perbaikan proses
yang kinerjanya, rekomendasi seharusnya merupakan hasil diskusi dan rumusan
bersama antara manajemen dan auditor. Disamping itu, rekomendasi harus
menyajikan analisis dan manfaat yang diperoleh perusahaan jika rekomendasi
tersebut dilaksanakan serta kerugian yang mungkin terjadi jika rekomendasi tidak
dilaksanakan karena tidak ada tindakan perbaikan yang dilakukan perusahaan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap penindaklanjutan dari sisi auditor
adalah:
1. Dasar untuk melakukan follow up adalah perencanaan yang dilakukan oleh pihak
manajemen
2. Pelaksanaan review follow up
3. Batasan review follow up
4. Implementasi rekomendasi
a. Implementasi oleh unit kerja
b. Implementasi oleh eksekutif
c. Peranan auditor dalam implementasi rekomendasi audit
Auditor hanya berperan sebagai pendukung
d. Peranan legislatif dalam implementasi rekomendasi audit
Merupakan otoritas tingkat akhir yang dapat mengambil tindakan implementasi
rekomendasi secara formal dengan mengadopsi peraturan

http://loveakuntansi.blogspot.co.id/2010/12/langkah-langkah-audit-audit-
pendahuluan.html

You might also like