Professional Documents
Culture Documents
PROTEIN
Disusun Oleh :
Ika Puspitasari H0508053
Kartika Satriavi H0508057
Okky Muh S H0508073
Pendahuluan
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan
(imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu
sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang
tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Protein adalah salah satu bio-makromolekul yang penting perananya
dalam makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secara garis besar dapat
dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai
mesin yang bekerja pada tingkat molekular.
Klasifikasi Protein
a. Berdasarkan bentuknya protein dikelompokkan sebagai berikut:
1. Protein bentuk serabut (fibrous)
Protein ini terdiri atas beberapa rantai peptida berbentu spiral yang
terjalin. Satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku.
Karakteristik protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut,
mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi untuk tahan terhadap enzim
pencernaan. Kolagen merupakan protein utama jaringan ikat. Elasti
terdapat dalam urat, otot, arteri (pembuluh darah) dan jaringan elastis lain.
Keratini adalah protein rambut dan kuku. Miosin merupakan protein utama
serat otot.
2. Protein globuler
Berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini
larut dalam larutan garam dan encer, mudah berubah dibawah pengaruh
suhu, konsentrasi garam dan mudah denaturasi. Albumin terdapat dalam
telur, susu, plasma, dan hemoglobin. Globulin terdapat dalam otot, serum,
kuning telur, dan gizi tumbuh-tumbuhan. Histon terdapat dalam jaringan-
jaringan seperti timus dan pancreas. Protamin dihubungkan dengan asam
nukleat.
3. Protein konjugasi
Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-
asam amino. Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan bagian
penting DNA dan RNA. Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan
karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein terdapat dalam plasma-
plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu kasein
dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral
seperti feritin dan hemosiderin adalah protein dimana mineralnya adalah
zat besi, tembaga dan seng.
Menurut kelarutannya, protein globuler dibagi menjadi :
a. Albumin : laut dalam air terkoagulasi oleh panas. Contoh : albumin telur,
albumin serum.
b. Globulin : tak larut air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan garam,
mengendap dalam larutan garam, konsentrasi meningkat. Contoh : Ixiosinogen
dalam otot.
c. Glutelin : tak larut dalam pelarut netral tapi tapi larut dalam asam atau basa
encer. Contoh : Histo dalam Hb.
d. Plolamin/Gliadin : larut dalam alcohol 70-80% dasn tak larut dalam air
maupun alcohol absolut. Contoh : prolaamin dalam gandum.
e. Histon : Larut dalam air dasn tak larut dalam ammonia encer. Contoh : Hisron
dalam Hb.
f. Protamin : protein paling sederhana dibanding protein-protein lain, larut dalam
air dan tak terkoagulasi oleh panas. Contoh : salmin dalam ikatan salmon.
Struktur Protein
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer
(tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat
empat). Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein
yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Sementara itu, struktur
sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam
amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk
struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
alpha helix (-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam
amino berbentuk seperti spiral;
beta-sheet (-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar
yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui
ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
beta-turn, (-turn, "lekukan-beta"); dan
gamma-turn, (-turn, "lekukan-gamma").
(Wikipedia, 2009).
Gambar. Struktur tersier protein. Protein ini memiliki banyak struktur sekunder
beta-sheet dan alpha-helix yang sangat pendek.
Protein memiliki empat tingkatan struktur yang bersifat hirarki. Artinya,
protein disusun setahap demi setahap dan setiap tingkatan tergantung dari tahapan
di bawahnya.
1. Struktur primer rantai polipeptida sebuah protein adalah susunan atau
urutan bagaimana asam-asam amino disatukan dan susunan ini mencakup
lokasi setiap ikatan disulfida. Struktur primer dapat digambarkan sebagai
rumus bangun yang baisa ditulis untuk senyawa organik. Urutan, macam,
dan jumlah asam amino yang membentuk rantai polipeptida adalah
struktur primer protein.
2. Struktur sekunder Struktur sekunder protein bersifat reguler, pola lipatan
berulang dari rangka protein. Dua pola terbanyak adalah alpha helix dan
beta sheet. Analisis difraksi sinar-X merupakan cara yang baik untuk
mempelajari struktur protein serabut. Struktur ini terjadi karena ikatan
hidrogen antara atom O dari gugus karbonil (C=O) dengan atom H dari
gugus amino (N-H) dala satu rantai polipeptida, memungkinkan
terbentuknya konformasi spiral yang disebut struktur helix. Bila ikatan
hidrogen tersebut terjadi di antara dua rantai polipeptida, maka masing-
masing rantai tidak membentuk helix, melainkan rantai pararel polepeptida
dengan konformasi- . Rantai polipeptida denagn konformasi- ini
dihubung silangkan (cross-linked) oleh ikatan hydrogen sehingga
membentuk struktur yang disebut lembaran berlipat-lipat (pleated sheets).
3. Struktur tersier adalah lipatan secara keseluruhan dari rantai polipeptida
sehingga membentuk struktur 3 dimensi tertentu. Sebagai contoh, struktur
tersier enzim sering padat, berbentuk globuler. Struktur tersier terbentuk
karena terjadinya perlipatan (folding) rantai -helix, konformasi ,
maupun gulungan rambang suatu polipeptida, membentuk protein
globular, yang struktur tiga dimensinya lebih rumit daripada protein
serabut. Dengan menggunakan berbagai cara difraksi sinar-x yang teliti,
beberapa protein telah dapat ditentukan struktur tersiernya, seperti
misalnya, hemoglobin, mioglobin, lisozim, ribonuklease, dan
kimotripsinogen (Wirahadikusumah, 1989).
Asam Amino
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus
fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia
seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C)
yang sama (disebut atom C "alfa" atau ). Gugus karboksil memberikan sifat
asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino
bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa
pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi
zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak
dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu
sebagai penyusun protein (Wikipedia b, 2009).
Struktur Asam Amino
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat
empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H),
dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping
yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.
Atom C pusat tersebut dinamai atom C ("C-alfa") sesuai dengan
penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung
dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom C ini,
senyawa tersebut merupakan asam -amino.
Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai
samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam
amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika
nonpolar.
Asam Amino sendiri di bagi menjadi 3 jenis :
1. Asam amino essensial.
2. Asam amino nonessendial.
3. Asam amino essensial bersyarat.
Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak bisa diproduksi
sendiri oleh tubuh, sehingga harus didapat dari konsumsi makanan. Asam amino
non-esensial adalah asam amino yang bisa diprosuksi sendiri oleh tubuh, sehingga
memiliki prioritas konsumsi yang lebih rendah dibandingkan dengan asam amino
esensial. Asam amino esensial bersyarat adalah kelompok asam amino non-
esensial, namun pada saat tertentu, seperti setelah latihan beban yang keras,
produksi dalam tubuh tidak secepat dan tidak sebanyak yang diperlukan sehingga
harus didapat dari makanan maupun suplemen protein.
Jenis-jenis asam amino essensial :
1. Leucine (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan
rantai bercabang)
- Membantu mencegah penyusutan otot
- Membantu pemulihan pada kulit dan tulang
2. Isoleucine (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan
rantai bercabang)
- Membantu mencegah penyusutan otot
- Membantu dalam pembentukan sel darah merah
3. Valine (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan
rantai bercabang)
- Tidak diproses di organ hati, dan lebih langsung diserap oleh otot
- Membantu dalam mengirimkan asam amino lain (tryptophan, fenilalanin)
ke otak.
4. Lycine
- Kekurangan lycine akan mempengaruhi pembuatan protein pada otot dan
jaringan penghubung lainnya
- Bersama dengan Vitamin C membentuk L-Carnitine
- Membantu dalam pembentukan kolagen maupun jaringan penghubung
tubuh lainnya (cartilago dan persendian)
5. Tryptophan
- Pemicu serotonin (hormon yang memiliki efek relaksasi)
- Merangsang pelepasan hormon pertumbuhan
6. Methionine
- Prekusor dari cysteine dan creatine
- Menurunkan kadar kolestrol darah
- Membantu membuang zat racun pada organ hati dan membentuk
regenerasi jaringan baru pada hati dan ginjal
7. Threonine
- Salah satu asam amino yang membantu detoksifikasi
- Membantu pencegahan penumpukan lemak pada organ hati
- Komponen penting dari kolagen
- Biasanya kekurangannya diderita oleh vegetarian
8. Phenylalanine
- Prekursor untuk tyrosine
- Meningkatkan daya ingat, mood, fokus mental
- Digunakan dalam terapi depresi
- Membantu menekan nafsu makan