You are on page 1of 27

STUDI KASUS DIAGNOSTIK HOLISTIK

BRONKOPNEUMONIA AKUT PADA BALITA DENGAN LINGKUNGAN


YANG KURANG SEHAT BERDASARKAN PENDEKATAN ILMU
KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN
SENEN PERIODE 22 Agustus 24 September 2016

Disusun Oleh:

Sahid Adi Kusumo Negoro

1102011252

Pembimbing:
dr. Dini Widianti, MKK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
AGUSTUS 2016
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus Bronkopneumonia Akut Pada Balita Dengan Lingkungan


Yang Kurang Sehat Berdasarkan Pendekatan Ilmu Kedokteran Keluarga Di
Puskesmas Kecamatan Senen Periode 22 Agustus 24 September 2016, ini
telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah
satu tugas Kedokteran Keluarga pada Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Juni 2016


Pembimbing

dr. Dini Widianti, MKK

2
KATA PENGANTAR

Assalamua`alaikum, Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan
terselesaikannya Laporan Studi Kasus Pasien yang berjudul Bronkopneumonia
Akut Pada Balita Dengan Lingkungan Yang Kurang Sehat Berdasarkan
Pendekatan Ilmu Kedokteran Keluarga Di Puskesmas Kecamatan Senen
Periode 22 Agustus 24 September 2016. Tujuan penulis menyusun laporan ini
adalah dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :
1. dr. Dini Widianti, MKK selaku dosen pembimbing dan Kepala Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat, serta staf pengajar, Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
2. dr. Yuliharti selaku pembimbing kepaniteraan di Puskesmas Kecamatan
Senen yang telah membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat.
3. dr. Erlinawati, M.PH selaku koordinator Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
4. dr. Citra Dewi, M.Kes, DipIDK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Universitas YARSI.
5. dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH selaku staf pengajar Kepaniteraan
Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. dr. Dini Widianti, MKK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
7. dr. Dian Mardhiyah, M.KK, DipIDK selaku staf pengajar
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
8. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan
Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
9. dr. Yusnita, DipIDK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
10. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan Kelapa
Gading
11. Orang tua dan Keluarga tercinta yang selalu memberika doa, restu,
semangat dan motivasi.
12. Seluruh Rekan Sejawat Fakultas Kedokteran YARSI yang telah bekerja
sama dalam menyusun laporan ini.

Jakarta, September 2016

Penulis

4
BERKAS PASIEN

A. Identitas Pasien
Nama : An. N
Jenis kelamin : Laki - laki
Umur : 9 bulan
Status : Belum Menikah
BB/PB : 8.8 kg/ 71 cm
Alamat : Kecubung, Kayu Putih
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Pendidikan :Tidak Sekolah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tempat berobat : Puskesmas Kec. Senen
Tanggal berobat : 1 September 2016

B. Anamnesis
Dilakukan secara Alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 1 September 2016
pukul 10.20 WIB di Puskesmas Kecamatan Senen
1. Keluhan Utama :
Sesak nafas sejak 1 hari sebelum masuk ke Puskesmas
2. Keluhan Tambahan :
Batuk sejak 5 hari sebelum masuk ke Puskesmas

5
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien dibawa oleh ibunya ke Puskesmas Kecamatan Senen dengan
keluhan sesak nafas 1 hari sebelum masuk Puskesmas. Ibu pasien awalnya
mengeluhkan pasien sesak nafas ringan dan setelah beberapa jam sesak
semakin hebat hingga timbul suara ngrok-ngrok ketika pasien bernapas, yang
disertai dengan batuk. Ibu pasien juga mengeluhkan pasien batuk terus
menerus sudah 5 hari sebelum masuk Puskesmas. Batuk disertai dengan lendir
berwarna bening yang sulit pasien keluarkan. Ibu pasien mengatakan ada
keluhan lain yaitu demam sepanjang hari yang sejak 2 hari sebelum masuk ke
Puskesmas, membuat pasien menjadi rewel serta tidak mau makan. Keluhan
nyeri saat buang air kecil, buang air besar cair dan muntah disangkal oleh ibu
pasien. Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.
Pasien datang diantar kedua orangtuanya ke Puskesmas karena
orangtuanya berharap anaknya lekas sembuh dan dapat beraktivitas layaknya
anak seusianya. Sebagai anak pertama bagi mereka, orangtua pasien
mengkhawatirkan kondisi anaknya yang baru pertama kali mengalami kondisi
seperti ini. Orangtua pasien beranggapan penyakit yang diderita anaknya dapat
disembuhkan dengan pengobatan yang nantinya akan diberikan, karena
menurut orangtua pasien, kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas
Kecamatan Senen cukup baik.

4. Riwayat Penyakit Dahulu :


a. Riwayat penyakit serupa disangkal oleh ibu pasien
b. Riwayat kejang demam disangkal ibu pasien
c. Riwayat penyakit asma disangkal ibu pasien
d. Riwayat alergi obat disangkal ibu pasien

6
5. Riwayat Penyakit Keluarga :
a. Riwayat penyakit serupa dalam keluarga disangkal.
b. Riwayat pemakaian obat paru pada keluarga disangkal pasien.
c. Riwayat hipertensi pada keluarga pasien disangkal.
d. Riwayat penyakit gula dalam keluarga disangkal ibu pasien
e. Riwayat alergi di keluarga pasien disangkal.

6. Riwayat Sosial Ekonomi :


Pasien merupakan anak tunggal dari pasangan Tn.E dan Ny.D. Ayah
pasien, Tn E bekerja sebagai pedagang dengan penghasilan Rp2.000.000
Rp2.500.000, sedangkan ibu pasien, Ny. D adalah seorang ibu rumah tangga.
Dengan penghasilan seperti itu, keluarga pasien merasa cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

7. Riwayat Kebiasaan :
Pasien tinggal di rumah bersama kedua orang tuanya. Sehari - hari
pasien bangun tidur sekitar pukul delapan pagi, kemudian dimandikan dan
diberikan ASI oleh ibu pasien. Untuk makan siang, pasien biasanya dibuatkan
makan dengan nasi tim dan sayur beserta lauk yang dipotong kecil - kecil.
Menu pasien bervariasi, ibu pasien menyediakan sayur bayam dan sayur sop
untuk variasi sayurannya. Untuk lauk pauk biasanya telur, tahu, atau tempe.
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien hanya makan beberapa sendok saja.
Selingan makanan pasien biasanya diberi susu. Pada sore hari pasien kembali
dimandikan oleh ibu pasien, dan menjelang malam kembali diberikan makan
yang serupa dungan menu siang hari. Pasien sudah kembali tertidur pada
pukul delapan malam.

7
8. Riwayat Obstetri
Pasien adalah anak pertama, lahir normal cukup bulan di bidan dengan
berat badan lahir 2900 gram dan panjang badan 50 cm. Selama kehamilan ibu
mengaku tidak memiliki keluhan apapun, sehingga jarang kontrol ke
puskesmas, namun pasien mengaku selalu mengkonsumsi makanan yang
bergizi. Ibu pasien mengatakan anaknya diberi ASI sejak lahir sampai saat ini,
dan semenjak bulan ke-6 pasien mulai diberi tambahan makanan pendamping
ASI.

9. Riwayat Imunisasi

Ibu pasien mengatakan imunisasi dasar pasien lengkap dan sesuai


jadwal di Puskesmas Kecamatan Senen
Tabel 1. Jadwal Imunisasi Dasar di Puskesmas
No. Vaksin Usia
1 BCG 1 bulan
2 Hepatitis B 1 bulan 2 bulan 6 bulan
3 Polio 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan
4 DPT 2 bulan 3 bulan 4 bulan
5 Campak 9 bulan

8
10. Riwayat Perkembangan

Motorik kasar Motorik halus Bicara Sosial


0-2 bulan Palmar Gasp Melirik objek sekitar Hanya bersuara Bereaksi terhadap
Refleks Tidak mengoceh suara
dalam kata atau
bermakna
3-5 bulan Tengkurap, Meraih benda, mengikuti objek Hanya bersuara Bereaksi terhadap
mengangkat dengan mata Tidak mengoceh suara
kepala. dalam kata atau
bermakna
6-10 bulan Duduk, Meraih benda, mengikuti objek Mengoceh 1-2 kata Beraksi terhadap
berdiri, dengan mata, menggenggam bermakna suara
melangkah

9
A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
2. Vital Sign

Kesadaran : Compos Mentis

Frekuensi Nadi : 90 x/ menit

Frekuensi Pernafasan : 60 x/ menit

Suhu : 38 ,0C

3. Status Generalis
a. Kepala

Bentuk : Normocephal

Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut

Mata : Conjungtiva anemis (-), sklera


ikterik(-)

Mulut : Mukosa basah, perioral sianosis (-),


bibir kering

b. Leher : Tidak ada pembesaran KGB, NT (-)


c. Thorax

Inspeksi : Kedua hemithorax simetris saat statis


dan dinamis

Palpasi : Iktus kordis teraba

Auskultasi : Cor: Bunyi Jantung S1-S2 Reguler,

Murmur (-), Gallop (-)

10
Pulmo: Suara napas vesikuler (+/+),
ronkhi (-/-), wheezing (+/+)

Abdomen

Inspeksi : Datar

Auskultasi : Bising Usus (+) meningkat

Palpasi : Turgor baik, hepar lien tidak teraba

d. Ekstremitas

Superior : Sianosis (-), edema (-), CRT < 2

Inferior : Sianosis (-), edema (-), CRT < 2

4. Data Antopometri

a. Berat Badan : 8.8 Kg

b. Panjang Badan : 71 Cm

c. Status Gizi Menggunakan Kurva CDC

BB Aktual : 8.8 Kg

BB Saat sakit : 8.8 Kg

PB : 71 cm

BB Baku Sesuai TB : 9.5 Kg

BB/TB = x 100%

= 8.8/9.5 x 100%
= 92% (Gizi baik)

11
12
BB/U : -2 SD sampai dengan 2 SD (gizi baik)

PB/U : -2 SD sampai dengan 2 SD (normal)

BB/PB : -2 SD sampai dengan 2 SD (normal)

IMT/U : -2 SD sampai dengan 2 SD (normal)

B. Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan.

13
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. E

Usia : 38 tahun

Pekerjaan : Pedagang

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kecubung, Kayu Putih

b. Identitas Pasangan

Nama : Ny. D

Usia : 23 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMP

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kecubung, Kayu Putih

Struktur Komposisi Keluarga : Nuclear family

14
Tabel 2. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

Kedudukan
Keterangan
No Nama dalam Gender Umur Pendidikan Pekerjaan
tambahan
Keluarga

1 Tn. E Ayah L 38 thn SMA Piraswasta -


2 Ny. D Ibu P 23 thn SMP Ibu -
Rumah
Tangga
3 An. N Anak L 9 bln - - Pasien
pertama

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan Tempat Tinggal

Tabel 3. Lingkungan Tempat Tinggal

Status Kepemilikan Rumah: Kontrak


Daerah Perumahan: Padat Kotor

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah: 5 x 7m2 An.N tinggal bersama ibu, ayah di rumah daerah
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 3
pemukiman yang padat.
orang
Luas halaman rumah: 1x3 m2 Rumah terdiri dari satu kamar tidur, satu kamar
Tidak bertingkat
Lantai rumah dari: Sudah seluruhnya mandi, ruang tamu, dapur.
keramik. Rumah tersebut belum memenuhi kriteria rumah
Dinding rumah dari: Tembok
Jamban keluarga: Ada sehat karena kurang tersedianya ventilasi di dalam
Tempat bermain: Tidak ada rumah. Rumah tersebut memiliki 5 jendela dan 2
Penerangan listrik: 900 watt
Ketersediaan air bersih: Ada diantaranya ditutup karena mengahadap dinding

15
Tempat pembuangan sampah : Ada rumah tetangga.

Jarak antar rumah yang sangat berdempetan


menyebabkan kesan ventilasi kurang. baik dan
cenderung pengap.

Selain itu kebersihan didalam rumah kurang baik,


dengan tata letak barang-barang yang padat, namun
masih terdapat ketersediaan air bersih dan jamban
keluarga.

b. Kepemilikan Barang barang berharga

Keluarga ini memiliki barang-barang berharga antara lain satu unit


televise 21 inchi, 1 unit lemari pendingin, 1 unit setrika listrik, dua
unit telepon seluler, 1 unit rice-cooker, 1 unit Air Conditioner, 1 unit
mesin cuci.
c. Kepemilikan Barang barang berharga

Keluarga ini memiliki barang-barang berharga antara lain satu unit


televise 21 inchi, 1 unit lemari pendingin, 1 unit setrika listrik, dua
unit telepon seluler, 1 unit rice-cooker, 1 unit Air Conditioner, 1 unit
mesin cuci.

Denah Rumah

5M

Kamar DAPUR
DAPU Kam
mandi &
R ar
WC 16
7M

KAMAR I

Gambar 5. Denah Rumah Tn. E

Kesan: Berdasarkan lingkungan tempat tinggal, dan denah

rumah yang dimiliki keluarga pasien menunjukkan pasien

tergolong keluarga dengan ekonomi menengah - rendah.

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


Jenis tempat berobat : Puskesmas
Asuransi/Jaminan Kesehatan : BPJS BI
Perilaku terhadap sakit dan penyakit
Jika ada salah satu anggota keluarga Tn. E yang sakit,
maka akan membeli obat warung terlebih dahulu.
Perilaku terhadap pelayanan kesehatan
Keluarga Tn. E sudah memiliki jaminan kesehatan
(BPJS). Jika sakit pasien berobat ke puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading karena biaya yang murah
dan jarak yang tidak terlalu jauh dari rumah menuju
puskesmas. Orang tua pasien merasa puas dengan
pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas
Perilaku terhadap makanan
Keluarga Tn. E mempunyai kebiasaan makan sebanyak
tiga kali sehari. Makanan yang dimakan oleh keluarga
Tn. E dimasak sendiri oleh ibu pasien yaitu Ny. D atau
terkadang membeli makanan di warung.
Perilaku terhadap lingkungan kesehatan

17
Apabila tidak membaik, maka keluarga Tn. E akan
berobat ke Puskesmas.

Kesan: Berdasarkan penilaian perilaku kesehatan keluarga terlihat


bahwa keluarga pasien memiliki kepedulian yang rendah tentang
kesehatan keluarganya. Pasien memiliki kesadaran untuk membuat
BPJS pada setiap anggota keluarganya.

4. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan Makan

Pola makan keluarga ini tiga kali sehari terdiri dari


sarapan pagi, makan siang, dan makan malam. Sarapan
pagi kadang-kadang dilewatkan karena keterbatasan
uang untuk membeli makanan sehari-hari. Keluarga ini
jarang makan bersama terutama makan siang. Lauk
yang dihidangkan seperti telur, tahu tempe, serta
sayuran. Buah dan susu jarang dikonsumsi keluarga ini.

b. Menerapkan Pola Gizi Seimbang


Ibu pasien mengakui bahwa keluarganya kurang
memperhatikan pola gizi seimbang dari menu yang
mereka konsumsi karena kurang beranekaragamnya
menu makanan mereka sehari-hari.

Kebutuhan Kalori Sehari Pasien (An. N) :

Rumus Holiday Zegar :

10 kg : 100 kkal/kgBB/hari

11-20 kg : + 50 kkal/kgBB/hari

>20 kg : =20 kkal/kgBB/hari

18
BB Pasien 8,8 kg

8,8kg x 100 kkal/kgBB/hari : 880

Faktor koreksi : pertumbuhan (2kkal/kgBB)

Kebutuhan kalori total : 897,6 kkal

BB Ideal (berdasarkan table CDC) : 9.5 Kg

Kebutuhan Kalori Harian


= 9.5 Kg x 95 kkal/KgBB/Hari = 902.5 kkal/hari

Kebutuhan Karbohidrat
= (50% x kebutuhan kalori perhari)/4 = 112 gram
Kebutuhan Lemak
= (20% x kebutuhan kalori perhari)/9 = 20 gram
Kebutuhan Protein
= 9,5 Kg x 1,6 gr/KgBB/hari = 15,2 gram
Tabel 5. FOOD RECALL
Hari Waktu Menu Jumlah Kalori
Pagi porsi bubur nasi Karbohidrat : 109 gr
Selasa
Selingan pagi Susu formula gelas aqua Protein : 17 gr
29
Siang porsi nasi, potong ayam, Lemak : 23,6 gr
Agustus
Senin
Selingan siang porsi nasi putih, potong tempe Kalori total
2016
Sore = 912 kkal

19
Pagi porsi bubur nasi Karbohidrat :162,7 gr
Selingan pagi ASI Protein :44,7 gr
Rabu 30 Siang Nasi putih porsi, porsi sayur bayam, Lemak :32,5 gr
Agustus Selingan siang susu formula gelas aqua
Selasa Sore Nasi putih porsi, mangkuk sayur Kalori total
2016 sop = 957 kkal

Pagi porsi nasi putih, 1 buah telur bulat Karbohidrat 80 gr


Selingan pagi ASI Protein 30 gr
Rabu 31
Siang porsi nasi putih, potong ayam Lemak 91,6 gr
Agustus
2016
Selingan siang Susu formula gelas aqua Kalori total
Sore piring nasi putih, porsi sayur sop =946 kkal
Rata-rata Kalori makanan pasien per hari = (912+957+946)/3 = 938,3 kkal

Kesimpulan :
Setelah menghitung kebutuhan kalori, juga dengan melihat food recall pasien selama
3 hari sebelum dating ke puskesmas maka dapat disimpulkan bahwa pada dari hari
pertama sampai hari ketiga menu makan pasien lebih dari jumlah energy/kalori dan
kandungan gizi yang dibutuhkan.

5. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah Dalam
Keluarga
- Orangtua pasien peduli terhadap kesehatan pasien.
- Keluarga pasien tidak mengalami kesulitan dalam
mencari pengobatan ke puskesmas karena akses,
tarif, dan kualitas dari puskesmas yang memadai.
b. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah
Dalam Keluarga
- Keadaan ekonomi keluarga pasien yang kurang
mencukupi

20
- Keluarga pasien belum menerapkan makan-
makanan yang bergizi pada kehidupan sehari-hari

B. Genogram
Ny. B Tn. G
Ny. Q Tn.W

Tn. E Ny. D Tn. S


38 tahun 23 tahun

An. N
9 bulan

Gambar 2. Family Tree Keluarga pasien An. N

Keterangan
Laki-laki :
Perempuan :
Pasien :
Meninggal :
Menikah :
Keturunan :
Tinggal serumah :

a. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family)
b. Tahapan Siklus Keluarga
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip
dari Duvall (1984) tahapan siklus keluarga Tn. E dan Ny. D

21
termasuk ke dalam tahap II, yaitu keluarga sedang mengasuh
(anak tertua berumur 0-30 bulan)
c. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
Pada keluarga, baik anggota keluarga inti atau kerabat dekat
seperti nenek, kakek, paman dan bibi tidak ada yang
memiliki penyakit yang sama seperti An.N. Kedua orang tua
pasien juga jarang mengalami sakit yang parah dan menular
yang membutuhkan penanganan serius.

22
b. Fungsi Psikologis
Pasien adalah anak tunggal. Saat ini pasien tinggal dengan
ayah dan Ibu pasien. Sehari-hari pasien bermain dan tidur
layaknya seorang bayi normal.
c. Fungsi Ekonomi
Penghasilan sehari-hari keluarga pasien mecukupi untuk
kebutuhan sehari-hari keluarga, dengan gaji dari ayah pasien
yang bekerja sebagai pedagang berkisar Rp2.000.000,00
Rp2.500.000,00 perbulan.
d. Fungsi Sosial
Lingkungan tempat keluarga tinggal termasuk lingkungan
padat penduduk, rumah pasien sendiri berada di sisi jalan
yang dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Keluarga
pasien dikenal sebagai keluarga yang baik dan sopan
terhadap tetangga. Pasien juga sering dibawa bermain ke
rumah tetangga dan bermain bersama anak seusianya.
e. Edukasi
Pasien masih bayi sehingga belum bersekolah. Pendidikan
terakhir ayah adalah SMA dan ibu pasien adalah SMP.
f. Budaya
Warga di kampung asal keluarga pasien memiliki anggapan
bahwa penyakit seperti yang diderita pasien adalah penyakit
yang biasa terjadi di kalangan anak anak, mekipun cukup
mengkhawatirkan.

g. Dinamika Keluarga

Hubungan antar keluarga cukup baik dan dekat satu sama


lain. Keseharian Tn.E bermain bersama An. N. Hubungan
pasien dengan tetangga atau masyarakat sekitar cukup baik.
Pasien senang bergaul dengan masyarakat disekitarnya.

23
C. Identifikasi Permasalahan yang Didapat Dalam Keluarga
- Keluarga pasien memperoleh nafkah untuk
kebutuhan keluarganya sehari hari dari penghasilan
ayah pasien sebesar Rp2.000.000,00
Rp2.500.000,00 perbulan. Penghasilan hanya
cukup untuk membayar biaya kontrakan serta
keperluan hidup sehari-hari, untuk menerapkan
pola makan sehat, keluarga belum bisa, walau
mereka ingin menerapkan pola makan sehat.
- An. N kurang begitu tertarik untuk makan sayur
mayur. Namun bila diberikan PASI maupun ASI
atau susu formula, An. N sering menghabiskannya.
- Tinggal di kepadatan penduduk dengan pola
makan seperti itu membuat An. N rentan terkena
virus dan bakteri penyebab penyakit hingga
menyebabkannya sering batuk.

D. Diagnosis Holistik

1. Aspek Personal
a. Alasan kedatangan : khawatir dengan kondisi yang dialaminya saati ini
b. Harapan :
a. Pasien mendapat pengobatan yang adekuat untuk kondisi
penyakitnya.
b. Pasien dapat sembuh dari penyakitnya.
c. Kekhawatiran :
a. Kondisi penyakit pasien semakin berat.
b. Penyakit pasien akan berulang dimasa yang akan datang.
d. Presepsi : Orang tua pasien berpikir kondisi anaknya adalah penyakit
yang sering dialami oleh anak seusianya, namun dapat dapat
menyebabkan kematian terutama pada bayi jika tidak segera ditangani

2. Aspek Klinik

24
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
disimpulkan sebagai berikut :
Diagnosis kerja :
a. Bronkopneumonia akut
Diagnosis Banding :
a. Pneumonia

3. Aspek Risiko Internal


a. Genetik : Tidak Ada.
b. Pola makan : Kebiasaan pasien tidak menghabiskan porsi makanan yang
sudah disiapkan oleh Ibu Pasien
c. Kebiasaan :
Kebiasaan bermain diluar rumah bersama dengan bayi bayi lain yang
seusia dan lebih tua
d. Spiritual :
Ibu pasien percaya bahwa penyakit yang dideritanya adalah cobaan dari
Allah SWT.

4. Aspek Resiko Eksternal


a. Kurangnya pengetahuan terkait penyakit, orang tua tidak begitu
mengetahui kebutuhan anaknya dan kemungkinan perkembangan penyakit
ke depan
b. Keluarga pasien dan tetangga sekitar menganggap bahwa kendisi
kesehatan pasien adalah wajar untuk anak seusianya dan akan hilang
dengan sendirinya.

5. Aspek Fungsional
Menurut skala ICPC pasien termasuk derajat 1 yang termasuk dalam aspek
fungsional sakit sakit ringan dan pasien mampu melakukan kegiatan yang
sesuai dengan aktivitas sehari hari.

25
E. Rencana Penatalaksanaan
Tabel 9. Rencana Penatalaksanaan An. N
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan
Aspek Personal - Memberikan pengobatan yang An. N Pada saat Keadaan pasien
sesuai dengan kondisi klinis pasien membaik, tidak
pasien datang ke kesulitan bernafas, dan
Puskesmas dapat beraktivitas
seperti sebelum sakit
- Menjelaskan kepada Ibu Ny. D Orangtua pasien tidak
pasien bahwa penyakit pasien terlalu khawatir dengan
sering terjadi pada anak
kondisi anaknya selama
seusianya dan dapat
disembuhkan. mendapatkan
penanganan yang sesuai
dan tepat waktu

Aspek Klinik Memberitahu tentang penyebab, Ny. D Pada saat Ibu pasien mengerti
gejala dan tanda, penularan serta di
factor-factor yang memperberat penyakit yang sedang
Puskesmas
atau memperingan penyakit serta
diderita anaknya dan
pencegahan
merubah pola pikir dan

pola makannya

Memberikan medikamentosa An. N Pada saat Kondisi sesak pasien


di berkurang, dan batuk
berupa : nebulisasi Ventolin 1
Puskesmas disertai lendir yang sulit
ampul dalam NaCl 0,9% 5ml
keluar dapat
diberkurang
intensitasnya dan lendir
mudah dikeluarkan oleh
pasien

Aspek Risiko Menjelaskan kepada Ibu pasien Ny. D Pada saat Ibu pasien mengetahui
Internal tentang alternatif penyajian di aneka alternativ
makanan untuk pasien agar
Puskesmas penyajian makanan
pasien bisa menghabiskan porsi
tiap kali makan dan untuk anaknya, dan
kunjungan pasien dapat
rumah menghabiskan porsi
makannya

Menjelaskan kepada Ibu pasien Ny. D Saat pasien Ibu pasien mulai
bahwa lingkungan tenpat tinggal dan Ibu berhati-hati ketika akan
pasien memiliki andil dalam pasien mengajak anaknya
penyebab penyakit pasien saat datang ke bermain diluar rumah
ini. Puskesmas
- Memberi motivasi agar selalu Tn. E Saat pasien Orang tua pasien
berhusnuzon terhadap Allah dan
dan Orang menjadi semangat dan
SWT dan tetap rajin Ny. D
pasien tidak suuzon dengan
menjalankan ibadah mahdoh
datang ke takdir yang telah Allah
Puskesmas SWT tetapkan
Aspek Resiko - Menjelaskan mengenai perihal Tn. E Pada saat Orang tua mengerti dan
dan
Eksternal seluk beluk penyakit yang Puskesmas dapat cepat tanggap bila
Ny. D
diderita pasien sesuai dan saat hal ini terjadi lagi di
pengalaman dan kepercayaan kunjungan rumahnya atau bahkan
keluarga, bahwa penyakit ini rumah di lingkungan warga
penting untuk segera ditangani
- Menjelaskan kepada Ibu pasien Ny. D Pada saat Tetangga disekitar
agar dapat mengedukasi kenjungan tempat tinggal pasien
tetangga disekitar tempat ke rumah berubah pola pikirnya
tinggalnya mengenai kondisi Pasien mengenai kondisi
pasien tidak dapat dianggap penyakit yang diderita
sepele, dan memerlukan pasien tidak dapat
penanganan oleh tenaga medis dianggap sepele dan
memerlukan
penanganan tenaga
medis
Aspek -Menyarankan kepada keluarga Tn. E Pada saat Pasien dapat segera
dan
Fungsional pasien agar pasien beristirahat di sembuh dari
Ny. D
untuk sementara waktu Puskesmas penyakitnya
dan
kunjungan
rumah
Sumber : Olah Data

F. Prognosis
1. Ad vitam : ad bonam
2. Ad sanasionam : dubia ad bonam
3. Ad fungsionam : ad bonam

27

You might also like