Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu memiliki sifat yang beragam. Oleh karena itu sifat yang
diturunkan kepada anaknya pun juga ikut beragam. Begitu pula dengan rasio
memiliki jumlah fenotip yang sama namun rasionya yang dihasilkan berbeda, hal
karakter saling berinteraksi dengan gen lain yang menumbuhkan karakter. Oleh
B. Tujuan
89
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui penyimpangan
hukum Mendel.
90
Hukum Mendel merupakan prinsip dasar dalam ilmu genetika. Berikut ini
maupun intermediet.
bebas)
keturunannya beragam.
b. Berlaku untuk persilangan dengan dua sifat beda (dihibrid) atau lebih,
Keturunan yang dihasilkan oleh induknya banyak yang tidak dapat dianalisis
dengan cara Mendel sederhana, seperti dihibrid dan monohibrid. Oleh karena itu,
mendel adalah penyimpangan yang tidak keluar dari hukum Mendel walaupun
terjadi perubahan pada rasio F2-nya karena gen memiliki sifat yang berbeda-beda
sehingga rasio fenotipe tidak sesuai dengan hukum Mendel (Abdurrahman, 2008).
91
yang merupakan hasil interaksi antara dua pasang gen non-alelik. Selain terjadi
interaksi antar alel, interaksi juga dapat terjadi secara genetik (Suryo, 2008).
alel, dimana alel-elel yang berasal dari gen yang berbada terkadang berinteraksi
Mendel. Hal tersebut menyebabkan dominasi suatu alel terhadap alel lain tidak
selalu terjadi. Contohnya interaksi bentuk pial pada ayam yang berbentuk rose dan
satu gen tidak muncul, maka sifat yang dimaksud oleh gen tersebut juga tidak
oleh suatu gen dominan yang bukan alelnya. Rasio fenotipe pada generasi
dominan dapat dilihat misalnya pada pewarisan warna buah waluh besar
(Cucurbita pepo). Dalam hal ini terdapat gen Y yang menyebabkan buah
berwarna kuning dan alel y yang menyebabkan buah berwarna hijau. Gen
92
W yang menghalangi pigmentasi dan w yang tidak menghalangi
resesif menutupi ekspresi gen lain yang bukan alelnya. Akibat peristiwa
epistasis resesif dapat dilihat pada pewarisan warna bulu mencit (Mus
musculus). Terdapat dua pasang gen non-alelik yang mengatur warna bulu
pada mencit, yaitu gen A yang menyebabkan bulu berwarna kelabu, gen a
resesif dari pasangan gen II ini juga epistatis terhadap pasangan gen I.
dominan dari pasangan gen II ini juga epistatis terhadap pasangan gen I.
bentuk buah Capsella. Ada dua macam bentuk buah Capsella, yaitu
93
segitiga dan oval. Bentuk segitiga disebabkan oleh gen dominan C dan D,
sedang bentuk oval disebabkan oleh gen resesif c dan d. Dalam hal ini C
(Yatim, 1986).
e. Epistasis resesif duplikat terjadi apabila gen resesif dari suatu pasangan
gen II, yang bukan alelnya, sementara gen resesif dari pasangan gen II ini
terdapat sebuah atau dua buah gen dominan dari salah satu pasangan gen
tersebut, maka fenotipe yang muncul adalah bentuk buah bulat (B-ll atau
bbL-). Sementara itu, apabila sebuah atau dua buah gen dominan dari
kedua pasangan gen tersebut berada pada suatu individu, maka fenotipe
tanpa gen dominan (bbll) akan berupa buah berbentuk lonjong. Pewarisan
(Welsh, 1991).
g. Epistatis dan hipostatis saling berinteraksi. Epistatis merupakan sifat yang
keturunannya. Hal tersebut terjadi karena adanya dua gen dominan yang
94
bertemu membentuk sifat lain dan adanya satu gen yang bersifat epistasis.
uji. Pengujian tersebut dilakukan guna mengetahui sesuai atau tidaknya pengujian
bahwa dalam pengujian hukum Mendel II (persilangan dihibrid 9:3:3:1) adalah uji
adalah kantong plastik/ polybag dan kancing warna. Alat yang digunakan adalah
B. Prosedur Kerja
95
1. Satu kantong plastik/ polybag yang berisi kantong warna diambil, kemudian
96
X2 hitung X2 tabel, artinya bahwa hasil pengujian tidak signifikan atau tidak
sesuai dengan perbandingan spistasis perbandingan dominan duplikat (15 : 1).
Kesimpulan :
X2 hitung X2 tabel, artinya bahwa hasil pengujian tidak signifikan atau tidak
sesuai dengan perbandingan spistasis perbandingan dominan duplikat (15 : 1).
B. Pembahasan
karena adanya interaksi alel yang menyebabkan perubahan rasio F2 dan tidak
persilangan satu sifat beda atau lebih tidak akan menunjukkan rasio Mendel yang
umum (Fauzi, Ahmad dan Aloysius. D, 2016). Penyimpangan hukum Mendel ini,
disebabkan oleh gen dan interaksi alel dimana, alel-elel yang berasal dari gen
fenotipe yang tidak sesuai. Hal tersebut menyebabkan dominasi suatu alel
terhadap alel lain tidak selalu terjadi. Contohnya interaksi bentuk pial pada ayam
97
Penyimpangan hukum mendel terjadi karena 2 pasang gen atau lebih saling
karena adanya aktifitas gen yang saling berinteraksi dengan gen lain sehinggga
dapat memunculkan sifat baru yang sedikit berbeda dengan sifat induknya, dan
juga karena adanya gen yang bersifat homozigot letal dan sebagainya. Interaksi
gen yang bisa terjadi adalah peristiwa gen yang saling menghalangi dan menutupi
sehingga menyebabkan gen lain tidak muncul. Menurut Suryo (1992), Interaksi
gen ini akan menyebabkan peristiwa epistasis yaitu penutupan ekspresi oleh
1. Interaksi gen
Interaksi gen adalah suatu sifat tidak ditentukan oleh satu gen tunggal
pada autosom tetapi alel-alel dari gen yang berbeda dapat berinteraksi atau
mempunyai empat macam bentuk pial atau jengger. Jengger berbentuk biji
(pea), jengger dengan tunggal (single), jengger berbentuk mawar atau gerigi
Persilangan ayam berpial rose (mawar) dengan ayam berpial pea (biji)
ini, pada semua keturunan F1nya berpial walnut (sumpel). Dari persilangan
ayam berpial rose dan pea, dihasilkan fenotip baru yaitu walnut atau sumpel.
Persilangan antara sesama ayam berpial walnut dihasilkan 4 macam pial yaitu
98
walnut, rose, pea, dan 1 pial yang baru yaitu single dengan perbandingan 9 :
3 : 3 : 1.
2. Kriptomeri
ungu (AaBb) yang berbeda dengan warna dari bunga kedua induknya
(yaitu merah dan putih). Rasio fenotip F2nya adalah 9 ungu: 3 merah: 4 putih.
3. Polimeri
4. Epistasis-hipostasis
Epistasis-hipostasis adalah peristiwa dengan dua faktor yang bukan
pasangan alelnya dapat mempengaruhi bagian yang sama dari suatu organisme
namun pengaruh faktor yang satu menutup ekspresi faktor lainnya. Epistasis
adalah sebuah atau sepasang gen yang menutupi ekspresi gen lain yang bukan
99
tertutupi oleh sebuah atau sepasang gen lain yang tidak selokus (yang bukan
ekspresi gen oleh suatu gen dominan yang bukan alelnya. Peristiwa ini
dapat dilihat pada pewarisan warna buah waluh besar (Cucurbita pepo).
Contohnya:
Persilangan antara waluh putih (WWYY) dan waluh hijau (wwyy)
hijau)
Gamet : WY wy
F1 : WwYy
putih)
Tabel. 16. Hasil keturunan kedua persilangan waluh putih dan waluh
hijau
WY Wy Wy Wy
WY WWYY WWYy WwYY WwYy
Wy WWYy WWyy WwYy Wwyy
wY WwYY WwYy wwYY wwYy
Wy WwYy Wwyy wwYy Wwyy
Rasio F2:
Ungu : Putih : Kuning : Hijau 12 : 3 : 1
b. Epistasis Resesif
100
Epistasis resesif adalah peristiwa yang terjadi apabila suatu gen
resesif menutupi ekspresi gen lain yang bukan alelnya. Contoh epistasis
resesif dapat dilihat pada pewarisan warna bulu mencit (Mus musculus).
Contohnya:
Gamet : AC ac
F1 : AaCc (kelabu)
Tabel 17. Tabel. 16. Hasil keturunan kedua persilangan mencit berbulu
abu dan albino
AC Ac aC Ac
AC AACC AACc AaCC AaCc
Ac AACc AAcc AaCc Aacc
aC AaCC AaCc aaCC aaCc
Ac AaCc Aacc aaCc aacc
Rasio F2:
Kelabu : Hitam : Albino 9 : 3 : 4
c. Epistasis Dominan-Resesif
Epistasis dominan-resesif terjadi apabila gen dominan dari pasangan
gen resesif dari pasangan gen II ini juga epistatis terhadap pasangan gen I.
Contoh:
101
P1 : IICC >< iicc
Gamet : IC ic
F1 : IiCc
pasangan gen II ini juga epstasis terhadap ppasangan gen I. Epistasis yang
Contoh:
102
Gamet : CD cd
F1 : CcDd (segitiga)
(segitiga)
Tabel 19. Tabel 18. Hasil keturunan kedua persilangan bentuk buah
Capsella
CD Cd cD Cd
CD CCDD CCDd CcDD CcDd
Cd CCDd CCdd CcDd Ccdd
cD CcDD CcDd ccDD ccDd
Cd CcDd Ccdd ccDd Ccdd
Rasio F2:
Segitiga : Oval 15 : 1
gen II yang bukan alelnya, sementara gen resesif dari pasangan gen II ini
rendah)
103
Gamet : Lh lH
tinggi)
yang sama. Peristiwa ini dapat dilihat pada pewarisan bentuk buah
Gamet : BL bl
F1 : BbLl (cakram)
104
Tabel 21. Hasil keturunan kedua persilangan bentuk buah Cucurbita
pepo.
BL Bl bL Bl
BL BBLL BBLl BbLL BbLl
Bl BBLl BBll BbLl Bbll
bL BbLL BbLl bbLL bbLl
Bl BbLl Bbll bbLl Bbll
Rasio F2:
Cakram : Bulat : Lonjong 9 : 6 : 1
anakannya. Pewarisan sifat tidak hanya berlaku pada manusia, tetapi pada semua
makhluk hayati, termasuk hewan dan tumbuhan. Pewarisan sifat ini menjadi ciri-
ciri individu dan sekaligus membedakan suatu individu dengan individu lain. Gen
dalam tubuh kita berada dalam bentuk yang berpasangan, dan bentuk yang
penyimpangan hukum Mendel kita dapat mengatahui bahwa alel dominan dari
suatu gen itu kemungkinan dapat menutupi aktualisasi diri alel resesif. Sehingga
varietas unggul yang dihasilkan oleh seorang pemulia, serta mampu mengurangi
yang dilakukan didapatkan data yaitu, pada epistasis dominan, epistasis resesif,
105
epistasis dominan resesif, epistasis dominan diplikat dan epistasis resesif duplikat
hitam 64, kuning 20 dan hijau 6 serta menghasilkan X 2 hitung sebesar 0,8.
Sehingga X2 hitung (0,8) X2 tabel (5,99) yang artinya signifikan (sesuai dengan
pada warna warna hitam 113, kuning 32 dan hijau 15 serta menghasilkan X 2
hitung sebesar 3,03. Sehingga X2 hitung (3,03) X2 tabel (5,99) yang artinya
karena gen dan alel dominan menutupi kerja gen lain kemudian menghasilkan
nisbah 12 : 3 : 1.
hitam 42, kuning 16 dan pink 32 serta menghasilkan X2 hitung sebesar 5,52.
Sehingga X2 hitung (5,52) X2 tabel (5,99) yang artinya signifikan (sesuai dengan
warna hitam 99, kuning 45 dan pink 16 serta menghasilkan X2 hitung sebesar 22,8.
Sehingga X2 hitung (22,8) X2 tabel (5,99) yang artinya tidak signifikan (tidak
106
Aryulina (2004), yang menyatakan bahwa epistasis resesif merupakan epistasis
yang terjadi karena gen alel homozigo resesif mempengaruhi gen lain. Epistasis
oleh beberapa faktor seperti kurang homolognya kancing dalam polybag saat
pengocokan dan kurangnya ketelitian pada saat perhitungan dengan uji X2.
hitung (6,08) X2 tabel (5,99) yang artinya tidak signifikan (tidak sesuai dengan
warna merah 117 dan kuning 43 serta menghasilkan X 2 hitung sebesar 6,93.
Sehingga X2 hitung (6,93) X2 tabel (5,99) yang artinya tidak signifikan (tidak
sesuai dengan perbadingan 13 : 3). Hasil yang tidak signifikan dapat disebabkan
oleh beberapa faktor seperti kurang homolognya kancing dalam polybag saat
pengocokan dan kurangnya ketelitian pada saat perhitunga dengan uji X2.
107
pada perhitungan X2 160x pengambilan kancing didapatkan hasil observasi pada
warna warna hitam 146 dan pink 14 serta menghasilkan X 2 hitung sebesar1,307.
(2004), yang menyatakan bahwa epitasis gen dominan duplikat, peristiwa dua gen
dominan yang saling bekerjasama untuk memunculkan satu fenotip tunggal, tetapi
apabila dalam genotip tidak ada satu gen dominan, maka fenotip resesif akan
hitung (9,41)X2 tabel (5,99) yang artinya tidak signifikan (tidak sesuai dengan
Sehingga X2 hitung (1,83) X2 tabel (5,99) yang artinya signifikan (sesuai dengan
hasil yang tidak signifikan dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurang
108
pada warna hitam 51 pink 34 dan merah 5 serta menghasilkan X 2 hitung sebesar
0,07. Sehingga X2 hitung (0,07) X2 tabel (5,99) yang artinya signifikan (sesuai
pada warna hitam 81 pink 65 dan merah 14 serta menghasilkan X2 hitung sebesar
2,91. Sehingga X2 hitung (2,91) X2 tabel (5,99) yang artinya signifikan ( sesuai
(1991), bahwa fenotipe tanpa gen dominan (bbll) akan berupa buah berbentuk
lonjong. Pewarisan sifat semacam ini dinamakan epistasis gen duplikat dengan
109
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
memiliki jumlah fenotip yang sama namun rasionya yang dihasilkan berbeda,
pada praktikum kali ini diketahui bahwa pada epistasis dominan dengan
pengambilan sebanyak 90x dan 190x hasil yang didapat adalah signifikan. Pada
namun pada pengambilan 160x hasil pengujian yang didapatkan tidak signifikan.
Pada epistasis dominan resesif dengan pengambilan 90x dan 160 hasil pengujian
pengambilan 90x dan 160x hasil yang didapat signifikan. Pada epistasis resesif
duplikat dengan pengambilan 90x hasil yang didapat tidak sigifikan sedangkan
pada pengambila 160x hasil yang didapat signifikan. Dan pada gen duplikat efek
kumulatif dengan pengambilan 60x dan 160x didapatkan hasil yang signifikan.
B. Saran
1. Praktikan diharapkan agar lebih teliti dalam melakukan pengamatan agar
110
2. Praktikan diharapkan agar lebih teliti lagi dalam melakukan analisa
menggunakan uji X2 agar hasil perhitungan dapt sesuai dengan data yang
didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Aryuliana, Diah, dkk. 2004. Biologi 3 SMA dan MA untuk kelas XII. PT Gelora
Aksara Pratama: Jakarta.
Gloria, Ria Yulia. 2010. Panduan Praktikum Genetika. Pus.Lab IAIN SNJ.
Cirebon.
Twientanata, Putrie., dkk. 2016. Uji Daya Hasil Pendahuluan 13 Galur Buncis
(Phaseolus vulgaris L.) F4 Berdaya Hasil Tinggi dan Berpolong Ungu.
Jurnal Produksi Tanaman, Vol 4(3): 186191.
111
Welsh, J. R., 1991. Dasar-dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Erlangga:
Jakarta.
Yasin, M. Arifuddin, dan Faesal. 2005. Uji Kesesuaian Hukum Mendel Dalam
Memilih Benih Jagung Opaque. Jurnal Informatika Pertanian. Vol 14.
Yunus, Rosman,. Dkk. 2006. Teori Darwin dalam Pendangan Sains dan Islam.
Prestasi: Jakarta.
112
LAMPIRAN
113