You are on page 1of 12

MAIN AUDIT CONCEPTS AND PLANNING THE AUDIT

(ISA 300, 315, 320)


Kelompok 8:
- Bintar Surya Putra (1406566376)
- Veda Sunarsa (1406533983)

6.2 Objektif dan Prosedur Perencanaan Audit


Objektif dari perencanaan audit adalah untuk menetapkan lingkup dan jangka waktu
audit, dan jumlah serta jenis bukti dan reviu yang dibutuhkan untuk meyakinkan auditor bahwa
tidak ada salah saji yang material dalam laporan keuangan klien. Perencanaan Audit adalah
fase kedua dari Audit Process Model.

Prosedur dari Perencanaan Audit adalah:


1. Melaksanakan prosedur audit untuk memahami entitas serta lingkungannya, termasuk
pengendalian internal dari entitas tersebut.
2. Menilai risiko salah saji material dari laporan keuangan.
3. Menentukan materialitas.
4. Mempersiapkan memorandum perencanaan dan program audit yang mencakup respons
auditor terhadap risiko yang teridentifikasi.

6.3 Memahami Entitas dan Lingkungannya


Di fase Perencanaan Audit, pemahaman auditor terhadap entitas dan lingkungannya harus
lebih mendalam secara signifikan dibandingkan pemahaman auditor ketika pada fase I:
Penerimaan Klien.

Prosedur untuk Memperoleh Pemahaman


Prosedur penilaian risiko seharusnya paling sedikit meliputi kombinasi-kombinasi dari:
- Wawancara (inquiry) dengan manajemen dan pihak lain dalam entitas. Penting bagi
auditor untuk berdiskusi dengan manajemen klien mengenai objektif, ekspektasi,
serta perencanaan untuk mencapai tujuan tersebut. Objektif manajemen jangka
pendek dapat meliputi: menaikkan laba, menurunkan investasi, memperkenalkan lini
produk baru, menurunkan biaya penjualan dan distribusi, dan sebagainya. Ekspektasi
manajemen yang dieksplorasi yaitu terhadap pihak eksternal dari perusahaan, seperti
pelanggan, supplier, pemegang saham, bank, pemerintah, dan sebagainya.
Pengambilan informasi juga dilakukan dengan pihak selain manajemen untuk
menghindari bias.
- Prosedur Analitis (Analytical Procedures). Prosedur analitis sebagai prosedur
penilaian risiko membantu mengidentifikasi hal-hal yang mempunyai implikasi
terhadap laporan keuangan, seperti transaksi dan saldo yang tidak biasa. Prosedur
analitis biasanya dilakukan dengan membandingkan hasil dari perusahaan dengan
1
hasil dalam industri. Selain sebagai prosedur penilaian risiko, prosedur analitis juga
dapat digunakan sebagai prosedur audit selanjutnya dalam:
o Memperoleh bukti mengenai asersi laporan keuangan.
o Melakukan reviu menyeluruh atas laporan keuangan pada atau menjelang
akhir audit

Hasil prosedur analitis dibandingkan dengan informasi yang dikumpulkan untuk:


o Mengidentifikasi risiko salah saji yang material mengenai asersi yang
terkandung dalam unsur-unsur laporan keuangan yang signifikan
o Membantu merancang sifat, waktu dan luasnya prosedur audit selanjutnya
- Observasi dan Inspeksi
Observasi atau pengamatan dan Inspeksi (observation and inspection) mempunyai
dua fungsi:
mendukung prosedur wawancara kepada manajemen dan pihak-pihak lain, dan menyediakan
informasi tambahan mengenai entitas dan lingkungannya.
Prosedur Potensi Penerapannya
Observasi Pertimbangan untuk mengamati:
Bagaimana entitas beroperasi dan dikelola
Bangunan pabrik, dan fasilitas lain yang digunakan dan dimiliki entitas,
termasuk tata letaknya
Gaya kepemimpinan manajemen
Pelaksanaan berbagai prosedur pengendalian internal
Kepatuhan terhadap kebijakan utama
Inspeksi Pertimbangan untuk menginspeksi dokumen seperti:
Rencana bisnis strategi dan proposal bisnis
Kajian industri dan laporan median mengenai entitas
Kontrak dan komitmen besar
Ketentuan perundangan dan korespondensi dengan regulator
Korespondensi dengan pengacara bankir dan pemangku kepentingan lain
Kebijakan dan catatan akuntansi
Buku pedoman pengendalian internal
Sumber Informasi Lainnya
o Diskusi Tim Audit. ISA 315 mewajibkan diskusi di antara anggota tim penugasan
dan keputusan partner (yang memimpin) penugasan mengenai hal-hal yang harus
dikomunikasikan kepada anggota tim yang tidak terlibat dalam diskusi. Diskusi
ini harus memberi penekanan mengenai bagaimana dan di mana laporan keuangan
entitas rentan terhadap salah saji material karena kecurangan, termasuk
bagaimana kecurangan bisa terjadi. Diskusi ini mengenyampingkan pendapat
anggota tim tentang kejujuran dan integritas manajemen dan TCWG (those
charged with governance).

2
o Klien berkelanjutan. Paper pekerjaan tahun lalu dapat direviu dan diandalkan
sebagai objek observasi. File audit permanen dari klien termasuk informasi
tentang catatan-catatan mengenai kebijakan akuntansi yang digunakan di tahun-
tahun sebelumnya. Auditor harus memastikan bahwa tidak ada perubahan
signifikan dari aspek-aspek relevan dari entitas dan lingkungannya.
Industri, Regulasi, dan Faktor Eksternal Lainnya
Penting bagi auditor untuk memahami industri dari klien karena industri memiliki risiko
spesifik yang tercipta akibat sifat dari bisnis, maupun regulasi dari industri tersebut.
Memahami risiko bawaan (inherent risk) yang umum dari sebuah industri dapat
memudahkan auditor untuk mengidentifikasi risiko bawaan dari perusahaan klien.

Kondisi Industri Pasar dan persaingan (persaingan permintaan,


kapasitas, dan harga)
Aktivitas musiman atau cyclical
Teknologi produk terkait produk dari entitas
Regulatory Environment Standar akuntansi dan praktik spesifik dari industri
Industri yang diregulasi
Perpajakan
Persyaratan kelingkungan yang mempengaruhi
industri dan bisnis
Kebijakan pemerintah, seperti program subsidi
pemerintah, pembatasan perdagangan, dan
sebagainya
Faktor Eksternal Lainnya Keadaan ekonomi (resesi, pertumbuhan)
Tingkat suku bunga yang mempengaruhi aktivitas
pendanaan
Tingkat inflasi

Sifat dari Entitas


Pertimbangan ketika memperoleh pemahaman mengenai sifat dari entitas:

Operasi Bisnis Sifat dari sumber pendapatan (retailer,

3
manufacturer, professional services)
Produk dan Jasa (kebijakan penetapan
harga, persediaan, marjin laba, garansi)
Pasar (ekspor, kontrak, termin pembayaran,
market share, lisensi, franchise)
Lokasi fasilitas perusahaan (gudang,
kantor)
Employment (tingkat gaji/upah, kontrak
kerja, pension)
Key suppliers and customers
Investasi dan Kegiatan Investasi Merger dan akuisisi
Investasi dan divestasi dalam sekuritas,
utang, modal, dan aset
Investasi pada entitas non konsolidasi
Pendanaan dan Aktivitas Pendanaan Struktur utang, kebijakan solvency dan
likuiditas
Struktur kepemilikan
Penggunaan derivative
Persyaratan dan rencana utang
Pelaporan Keuangan Standar akuntansi
Standar atau peraturan spesifik dalam
industri
Standar akuntansi internasional
Praktik pengakuan pendapatan
Akuntansi untuk nilai wajar

Aspek-aspek dalam sifat entitas dapat dipengaruhi oleh pertimbangan legal. Oleh karena
itu, penting bagi auditor untuk mempertimbangkan dokumen-dokumen legal, seperti:

- Corporate charter nama perusahaan, jenis dan jumlah saham yang diotorisasi untuk
diterbitkan, jenis aktivitas bisnis.
- Bylaws termasuk prosedur mengenai pertemuan pemegang saham, metode voting untuk
direktur, dan sebagainya
- Corporate minutes catatan resmi mengenai pertemuan direksi dengan pemegang saham,
termasuk otorisasi pemberian kompensasi bagi petugas, kontrak baru, akuisisi aset tetap,
pembayaran utang dan dividen
- Kontrak termasuk surat utang jangka panjang, opsi saham, pension plans, kontrak
dengan vendor, kontrak dengan pemerintah, royalti, kontrak dengan serikat pekerja, dan
perjanjian sewa.

Objektif, Strategi, dan Risiko Bisnis Terkait dari Entitas

4
Objektif Risiko Bisnis Potensial
Perkembangan industri Entitas tidak memiliki personel atau ahli untuk menghadapi
perubahan yang terjadi di industri
Produk dan jasa baru Kenaikan liabilitas produk
Ekspansi bisnis Salah mengestimasi permintaan pasar
Persyaratan akuntansi baru Implementasi yang tidak lengkap dan tidak sesuai standar
Regulatory requirements Peningkatan legal exposure
Penggunaan IT Sistem dan proses tidak kompatibel

Pengukuran dan Reviu mengenai Kinerja Keuangan Entitas

Informasi-informasi internal manajemen untuk menganalisis kinerja keuangan dapat digunakan


auditor sebelum melaksanakan prosedur analitis. Prosedur analitis dalam fase perencanaan
berguna untuk auditor dapat memahami bisnis entitas serta identifikasi area-area di mana risiko
potensial dapat terjadi.

Informasi tersebut adalah:


- Indikator Kinerja (keuangan dan non keuangan) dan rasio, tren, serta statistic operasi
- Pengukuran kinerja karyawan dan kebijakan insentif
- Penggunaan forecast, analisis budget variance, dan laporan kinerja tingkat departemen
atau tingkat lainnya
- Perbandingan kinerja perusahaan dengan competitor
- Kinerja keuangan periodik (pertumbuhan pendapatan, profitabilitas, leverage)

Pengendalian Internal
Auditor harus memperoleh tingkat pemahaman yang memadai tentang pengendalian internal
entitas dalam rangka memahami entitas tersebut secara keseluruhan. Pemahaman yang baik
mengenai pengendalian internal entitas diperlukan untuk penilaian risiko dari salah saji
material dalam laporan keuangan.

6.4 Audit Risk Model (Model Risiko Audit)


a. Proses Risk Assessment / Penilaian Risiko
Sebelum risiko dapat dinilai, auditor harus melakukan sejumlah prosedur untuk
mendapatkan pemahaman mengenai accounting dan internal control systems.
i. Assessment Tasks / Tugas Penilaaian
1. Mengidentifikasi risiko dengan meningkatkan pemahaman terhadap entitas dan
lingkungannya, termasuk cara kontrol yang relevan terkait dengan risiko.
2. Menghubungkan risiko yang teridentifikasi dengan apa yang mungkin salah dalam
asersi manajemen tentang kelengkapan, keberadaan, valuasi, kemunculan, dan

5
pengukuran transaksi atau asersi mengenai hak, kewajiban, presentasi, dan
pengungkapan.
3. Menentukan seberapa besar risiko tersebut menyebabkan material misstatement
(kesalahan ungkap material) dari laporan keuangan.
4. Mempertimbangkan kemungkinan terjadinya risiko tersebut dapat mempengaruhi
laporan keuangan.
b. Risiko Bisnis, Risiko Audit dan komponennya
i. Risiko Audit
1. Risiko yang melekat
2. Risiko kontrol
3. Risiko deteksi
c. Risiko Signifikan
Risiko signifikan adalah risiko audit yang membutuhkan pertimbangan audit khusus,
yang secara umum terkait dengan judgemental matters dan transaksi tidak rutin yang
signifikan
i. Pertimbangan Audit Khusus
Sebagai bagian dari penilaian risiko, auditor mungkin saja menentukan beberapa risiko
terdeteksi yang termasuk risiko signifikan dan membutuhkan pertimbangan audit
khusus.
ii. Apakah Risikonya Signifikan?

6.5 Materialitas
Dalam konteks audit, materialitas dijelaskan sebagai :
Misstatements (kesalahan ungkap), termasuk kelalaian, terhitung material apabila
mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil oleh pengguna.
a. Ukuran dari Item
Merupakan sebuah hal yang relatif, yang tidak dapat ditentukan secara
spesifik/absolut.

b. Nature dari Item


Bersifat kualitatif dimana auditor tidak dapat mengelompokkan secara kuantitatif
setiap keputusan materialitas.
c. Keadaan Terjadinya
i. Terkait pengguna laporan keuangan: auditor harus memiliki pengetahuan tentang
siapa pengguna laporan keuangan tersebut dan bagaimana laporan tersebut
mempengaruhi keputusan ekonomi.
ii. Konteks informasi akuntansi dimana item/error muncul.
d. Bagaimana Menentukan Materialitas?
Biasanya ditentukan dengan persentase: umumnya bukan merupakan sebuah angka
absolut.

6.6 Fraud dan Iregularitas


Terkait dengan fraud, tugas auditor adalah:

6
Mengidentifikasi dan menilai risiko dari kesalahan ungkap (misstatement) yang material
dari laporan keuangan
Mengumpulkan bukti audit yang cukup dan tepat terkait risiko yang dinilai.
Menanggapi secara tepat fraud yang teridentifikasi

a. Kecurangan Laporan Keuangan dan Penyalahgunaan Aset


Kecurangan dalam Laporan Keuangan mungkin tercapai karena :
i. Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi maupun
dokumen pendukung,
ii. Kesalahan penyajian, ataupun penghilangan yang disengaja dari kejadian
laporan keuangan, transaksi atau informasi signifikan lainnya.
iii. Penyalahgunaan yang disengaja dari prinsip akuntansi terkait jumlah,
klasifikasi, cara pengungkapan.
Sementara itu penyalahgunaan aset mungkin tercapai karena
iv. Penggelapan kwitansi / tanda terima
v. Pencurian aset fisik atau kekayaan intelektual
vi. Menyebabkan entitas membayar barang dan jasa yang tidak pernah
diterima
vii. Menggunakan aset entitas untuk keperluan pribadi
b. Fraud Triangle
i. Insentif/ tekanan ; tekanan seperti kebutuhan keuangan, adalah motif
untuk melakukan fraud.
ii. Kesempatan ; kelemahan kontrol internal yang dianggap bisa
dikesampingkan menjadi salah satu contoh
iii. Rasionalisasi ; seperti Saya akan membayar uangnya lagi, mereka tidak
akan pernah kehilangan uang.
c. Prosedur yang dipertimbangkan terkait Fraud
i. Diskusi dengan Engagement Team dan Prosedur Penilaian Risiko
Prosedur penilaian risiko yang mungkin mengindikasikan adanya fraud.
ii. Tanggapan terhadap Penilaian Risiko Fraud
Dalam menentukan keseluruhan respon yang ditujukan kepada risiko yang
telah dinilai, auditor harus :
1. Menugaskan dan men-supervisi staf audit terkait pengetahuan,
kemampuan, dan kecakapan setiap anggota
2. Mengevaluasi apakah kebijakan akuntansi perusahaan, terutama
yang berkaitan dengan pengukuran subjektif dan transaksi
kompleks, yang mengindikasikan kecurangan pelaporan keuangan
yang dihasilkan dari manajemen penghasilan.
3. Menggabungkan elemen yang tidak dapat diprediksi dalam nature,
timing, dan extent dari prosedur audit.
Berdasarkan penilaian secara umum tersebut, auditor wajib mendesain dan
melaksanakan prosedur audit untuk :
4. Menguji ketepatan pencatatan jurnal

7
5. Melakukan reviu perkiraan akuntansi untuk prasangka, dan
mengevaluasi apakah hal tersebut merepresentasikan risiko salah
pengungkapan yang material
6. Untuk transaksi signifikan diluar kebiasaan bisnis tersebut, perlu
dicek apakah transaksi tersebut sudah sesuai pencatatannya atau
belum
d. Evaluasi Bukti Audit dan Dokumentasi
Ketika prosedur untuk menentukan fraud telah diselesaikan, auditor wajib
mengevaluasi bukti audit yang ditemukan, terutama yang merupakan hasil dari
prosedur analitis dan kemungkinan kesalahan ungkap karena fraud.
Jika ditemukan kesalahan ungkap yang melibatkan manajemen, auditor
dapat melakukan perubahan terhadap penilaian awal, baik merubah cara, waktu,
atau jangkauan dari prosedur audit sebagai responnya.
e. Pemberhentian Perjanjian
Apabila ditemukan kesalahan ungkap yang dikarenakan fraud, hal ini bisa
menimbulkan pertanyaan apakah auditor selayaknya melanjutkan audit atau tidak.
Auditor dapat membandingkan situasi dengan aturan yang berlaku. Kemudian
auditor harus mempertimbangkan apakah tepat untuk memberhentikan perjanjian.
Manajemen juga perlu menuliskan representasi manajemen yang
mengharuskan manajemen untuk menyatakan tanggung jawab mereka untuk
mencegah, mendeteksi, dan mengungkap setiap fraud.

6.7 Menggunakan Pekerjaan Lain (ISA 610, ISA 620) dan Mempertimbangkan Penggunaan
Auditee pada Organisasi Jasa (ISA 402)

Dalam menjalankan tugasnya, seorang auditor dapat mengandalkan pekerjaan auditor internal,
dan dalam beberapa kasus dapat menyewa pihak eksternal yang andal untuk menyediakan suatu
keahlian atau expertise yang tidak terdapat dalam suatu perusaan audit atau KAP.

Menggunakan Pekerjaan Auditor Andal


ISA 620 menjelaskan mengenai tanggung jawab seorang auditor yang menggunakan
pekerjaan andal auditor dalam memperoleh bukti audit yang andal. Seorang auditor andal
adalah orang maupun organisasi yang memiliki keahlian di lapangan dibandingkan
dengan akuntansi dan audit, dimana digunakan oleh seorang auditor untuk menghasilkan
bukti audit yang layak. Seorang auditor andal dapat berasal dari internal seperti staff,
termasuk staff sementara dalam KAP, atau berasal dari lingkungan eksternal. Walaupun
telah menggunakan pekerjaan auditor andal, hal ini tidak mengurangi tanggung jawab
seorang auditor dalam menyelesaikan pekerjaannya, namun seorang auditor dapat
menggunakan hasil kerja auditor andal sebagai buktu audit yang layak digunakan. Dalam

8
penggunaannya, jika seorang auditor menggunakan pekerjaan auditor andal, maka ia
harus memastikan bahwa pekerjaan tersebut telah memenuhi standar atau syarat. Selain
itu auditor juga harus memastikan bahwa auditor andal tersebut memiliki kompetensi,
kemampuan, dan bersifat objektif.
Maksud dari mengevaluasi hasil kerja auditor andal adalah melihat apakah hasil kerja
auditor andal relevan dan konsisten terhadap bukti audit yang lain.

Perjanjian Auditor Andal dan Pelaporan


Seorang auditor harus setuju atau sependapat dengan pekerjaan seorang auditor andal,
termasuk di dalamnya adalah sifat, lingkup, dan keobjektifan dari pekerjaan auditor andal
tersebut.
Opini auditor andal ini menjelaskan apakah seorang auditor dapat atau tidak dapat
mengacu pada pekerjaan auditor andal tersebut. Apabila opini auditnya tidak memenuhi
syarat, maka auditor tidak akan mengacu pada pekerjaan auditor andal, kecuali terdapat
ketentuan hukum dan regulasi yang menyatakan sebaliknya. Jika opini auditnya
memenuhi syarat, maka auditor dapat mengacu pada pekerjaan auditor andal tersebut.

Menggunakan Pekerjaan Auditees Internal Auditor


ISA 610 membahas mengenai tanggung jawab eksternal auditor pada fungsi internal
audit, saat eksternal auditor menilai bahwa fungsi internal audit relevan terdahap
pekerjaannya. Fungsi internal audit adalah penyajian penilaian suatu aktivitas sebegai
jasa kepada suatu entitas, termasuk di dalamnya adalah memonitor, mengevaluasi
keefektifan kontrol internal. Sementara itu internal auditor adalah individu yang
melakukan fungsi internal audit.
Sebelum menggunakan fungsi internal audit, lagi, eksternal auditor harus memastikan
kompetensi dari internal auditor dan keobjektifan fungsi internal control itu sendiri. Tidak
hanya itu, eksternal auditor juga harus menilai pekerjaan internal auditor, mulai dari
lingkup, sampai risiko yang ada.
Untuk memastikan apakah pekerjaan internal auditor memadai, eksternal auditor harus
mengevaluasi hasil kerja internal auditor, apakah hasil kerja tersebut memiliki sifat
kecakapan, serta sudah diawasi secara layak atau belum. Jika eksternal auditor pada
akhirnya menggunakan pekerjaan internal auditor, maka eksternal auditor harus
menyertakan dokumen audit yang menyatakan tentang pengevaluasian pekerjaan internal
auditor dan prosedur yang dijalankan eksternal auditor dalam proses pengerjaannya.

Pertimbangan Audit Berkaitan dengan Auditee Menggunakan Organisasi Jasa


ISA 402 membahas mengenai tanggung jawab auditor eksternal dalam memperoleh bukti
audit saat auditee menggunakan jasa dari satu atau lebih organisasi jasa atau service
organizations. Service organizations adalah organisasi pihak ketiga yang menyediakan
jasa untuk penggunanya, yang merupakan bagian dari system informasi organisasi, yang
relevan pada pelaporan keuangan.

9
Jasa yang diberikan oleh service organizations relevan terhadap audit pelaporan keuangan
saat jasa tersebut merupakan bagian dari system informasi organisasi tersebut. Jasa yang
diberikan oleh service organizations merupakan bagian dari sistem informasi pengguna
organisasi, apabila jasa-jasa ini mempengaruhi:
a Transaksi dalam operasi atau pekerjaan auditee bersifat signifikan terhadap
laporan keuangan.
b Prosedurnya baik yang bersifat IT atau manual, yang mana transaksi yang
dicatat, diproses, diperiksa, ditransfer ke general ledger dan dilaporkan di
laporan keuangan.
c Pencatatan akuntansi yang berkaitan mendukung informasi dan spesifik pada
laporan keuangan pengguna organisasi.
d Proses pelaporan laporan keuangan digunakan untuk membuat laporan
keuangan pengguna entitas/organisasi, termasuk estimasi akuntansi dan
pengungkapan yang bersifat signifikan.
e Pengendalian terhadap journal entries termasuk non-standard journal entries.

Tujuan auditor pada saat auditee menggunakan jasa dari service organizations adalah
memperoleh pemahaman dari sifat dan makna dari jasa yang diberikan oleh service
organization dan efeknya pada internal control pengguna organisasi dan untuk mendesign
dan menyajikan prosedur audit yang responsive terhadap risikonya.

Jika seorang auditor tidak mendapat data dari auditee untuk memperoleh pemahaman
tersebut, maka auditor harus mendapatkannya dari prosedur-prosedur berikut ini; laporan
Type 1 dan Type 2; menghubungi service organization melalui auditee, mengunjungi
organisasinya dan menjalankan prosedur untuk menyajikan relevan control dalam
organisasi tersebut, atau menggunakan auditor lain untuk melakukan prosedur tersebut
untuk menyajikan informasi pengendalian dalam service organizations tersebut.

Type 1 mendeskripsikan laporan gambaran dan design dari pengendalian atau control
yang terdapat pada service organization meliputi a. manajemen, system, dari service
organization tersebut, serta control objective yang berkaitan dengan control, b. laporan
dari service auditor. Sedangkan Type 2 disebut laporan gambaran, design, dan
keefektifan operasi dari proses control atau pengendalian service organization meliputi a.
penggambaran manajemen, implementasinya, keefektifan operasinya selama periode
tertentu, b. laporan dari service auditor, dan c. gambaran dari pengujian atau test proses
control service auditor.

Terkadang, service organizations menggunkana subservice organization yaitu service


organization yang digunakan oleh service organization yang lain untuk menyediakan jasa
bagi auditee. Apabila service organization menggunakan subservice organization, maka
auditor juga harus mendapatkan data dari subservice organization.

10
6.8 Penilaian Risiko Inherent

Inherent risk sendiri adalah kemungkinan adanya kekeliruan dalam segmen audit yang
melampaui batas toleransi, dimana risiko ini menunjukan adanya kerentanan laporan keuangan
terhadap kekeliruan yang bersifat material, dengan asumsi tidak ada internal control.

Penilaian risiko ini baik inherent risk maupun control risk, biasanya ditunjukan dalam bentuk
kuantitatif, seperti presentase, dan dalam bentuk kualitatif. Keadaan eksternal yang dapat
meningkatkan risiko bisnis juga dapat mempengaruhi inherent risk. Risiko bisnis sendiri adalah
kondisi, kejadian, aksi maupun non aksi yang signifikan, yang dapat mempengaruhi tercapainya
tujuan suatu entitas. Selain itu factor yang terdapat dalam entitas dan lingkungannya juga dapat
mempengaruhi inherent risk, contohnya adalah kurangnya kecukupan modal untuk melanjutkan
kegiatan operasional entitas. Pemahaman mengenai risiko bisnis dapat diartikan sebagai
pemahaman akan inherent risk, dimana risiko bisnis akan juga akan mempengaruhi keadaan
financial, laporan keuangan entitas, dll.

Penting bagi seorang auditor untuk memahami inherent risk dalam suatu entitas, dalam kegiatan
operasionalnya, kepemilikannya, tipe investasi yang telah dilakukan, dan bagaimana entitas
tersebut didanai. Inherent risk sendiri dapat muncul dari tujuan atau obejective entitas, strategi,
dll yang berkaitan dengan risiko bisnis.

6.9 Aktivitas Perencanaan Lain


Aktivitas perencanaan lain ini termasuk rencana diskusi dengan direksi, dan mempersiapkan
memorandum/memo perencanaan audit.

Diskusi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola


Penting bagi seorang auditor untuk melakukan diskusi dengan pihak yang bertanggung
jawab terhadap tata kelola suatu entitas. Lebih jauh, auditor akan mencari pihak yang
dapat mengkomunikasikan segala suatunya dalam suatu entitas, bagaimana alokasi
tanggung jawab dan kewenangannya antara pihak tata kelola dan mamajemen, tujuan dan
strategi entitas, serta risiko bisnis apa saja yang dapat berdampak pada misstatement atua
kesalahan regulasi.
Melakukan diskusi dengan pihak tata kelola ini akan membantu auditor dalam
merencanakan prosedur audit. Sikap, kesadaran dan pengetahuan yang dimiliki oleh
pihak tata kelola ini akan berpengaruh pada internal control dan kepentingan entitas,
seperti bagaimana pihak tata kelola ini melihat keefektifan internal control dalam entitas
tersebut, bagaimana mereka mendeteksi adanya kecurangan dalam entitas. Sikap dan
respon yang dilakukan oleh pihak pengelola ini akan menentukan seberapa besar praktik
akuntansi perlu dipertimbangkan. Selain itu, komunikasi antara pihak tata kelola dan

11
auditor juga akan menggambarkan, apakah masalah entitas di tahun-tahun sebelumnya
sudah terselesaikan atau belum.
Memorandum Perencanaan Audit
Secara khusus, memorandum perencanaan audit mengandung beberapa bagian di bawah
ini:
o Informasi latar belakang klien
o Tujuan dari audit menunjukkan apakah audit tersebut dilakukan untuk
stockholder, pengajuan pemerintah nasional, atau tujuan-tujuan lainnya
o Penilaian dari risiko perikatan dan potensi tindak lanjut atas identifikasi
peningkatan risiko keterlibatan, seperti yang diidentifikasikan selama tahap
penerimaan klien
o Identifikasi dari auditor atau ahli lain
o Penilaian materialitas
o Risiko inheren
o Kesimpulan sehubungan dengan lingkungan control
o Klasifikasi dari lingkungan CIS klien dan tingkat dari ketergantungan pada sistem
CIS klien
o Evaluasi dari kualitas akuntansi dan sistem control internal
o Rangkuman dari pendekatan audit
o Pemilihan waktu dan jadwal dari kerja audit
o Anggaran audit

Rencana Audit (audit programme)


Rencana audit menetapkan sifat, waktu dan luasnya prosedur audit yang direncakan yang
diharuskan berdasarkan ISA 315 dan ISA 330 untuk mengimplementasi keseluruhan
strategi audit untuk menjadi gambaran yang komprehensif dari pekerjaan yang harus
dilakukan.
Bukti Audit
Bukti audit tersedia dari sumber yang berbeda dan beraneka ragam: prosedur untuk
mendapatkan pemahaman dari bisnis klien dan kontrol internal, test of control, prosedur
analitis dan detailed substantive testing.
Prosedur Audit
Dalam merencanakan pemilihan waktu dari audit kerja, prosedur yang penting harus
dilakukan terlebih dahulu. Kapanpun mungkin, rencana audit yang disesuaikan
menunjukkan prosedur yang akan dilakukan dan harus dipersiapkan dalam kronologi
eksekusi.
Dokumentasi
Sseorang auditor harus mendokumentasikan keseluruhan strategi audit dan rencana audit,
termasuk alasan untuk perubahan yang signifikan yang dibuat selama perikatan audit.

12

You might also like