Professional Documents
Culture Documents
BANGSAL ASOKA
Disusun oleh:
Dr. Desi
Pembimbing
Dr. David Sianipar
Dr. Dewi Fatmawati
KALIMANTAN BARAT
2016
BAB 1
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
II. AUTOANAMNESA
Keluhan Utama :
Sesak
Pasien mengaku sebelumnya mempunyai riwayat tekanan darah tinggi sejak usia 32 tahun yang,
sejak saat itu, pasien rutin kontrol ke dokter dan rutin mengkonsumsi obat penurun darah tinggi,
tetapi tekanan darah pasien setiap kali kontrol berkisar antara 150/90 sampai 180/100. Selain itu
OS mengaku memiliki riwayat penyakit lambung yang sudah di deritanya sejak berusia 20-an.
Adapun riwayat penyakit lain : Rw.DM(-) Rw.Asma(-)Rw.Alergi (-) .
OS mengaku almarhum ayah dan ibunya memiliki riwayat penyakit yang sama.
Riwayat Pengobatan :
OS selama ini rutin berobat jalan ke RS. Rubini, ke poli penyakit dalam.
Riwayat Alergi :
OS menyangkal memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan, bahan atau pun jenis makanan
tertentu.
II.PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis :
Tanda Vital :
TD : 180/100 mmHg
N : 103 x/menit
R : 32 x/menit
S : Afebris
Mata : CA anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor, refleks cahaya (+/+)
Leher : pembesaran KGB -/-, JVP
Thorax :
Pulmo :
I : gerak napas simetris, retraksi (-), iktus cordis (-)
P : fremitus focal vremitus +/+
P : sonor ka = ki
A : suara napas vesikuler, ronki (+) halus, wheezing (+) minimal pada basal
hemithorax kiri
Cor :
I : iktus kordis (-)
P : iktus kordis tidak teraba
P : batas jantung melebar
A : S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
I : tampak kembung (+), massa (-), jejas (-)
P : soepel (+), nyeri tekan (+) pada regio epigastric, massa (-), organomegali (+)
P : timpani, nyeri ketuk (-)
A : bising usus (+)
Darah Rutin:
Hb : 12 gr %
WBC : 8700/mm3
Ht : 36 %
Eritrosit : 3,94 juta/mm3
Trombosist : 284.000/mm3
M.C.H : 31 pg
M.C.H.C : 34 gr/dl
M.C.V : 91 ft
Kimia Darah :
EKG :
Kesan : LVH
Foto Thorax PA :
Kesan : Cardiomegali
IV. ASSESMENT :
1. HHD FC IV
2. DISPEPSIA
V. PENATALAKSANAAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Sampai saat ini prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar antara 5-10% sedangkan tercatat
pada tahun 1 978 proporsi penyakit jantung hipertensi sekitar 14,3% dan meningkat menjadi
sekitar 39% pada tahun 1985 sebagai penyebab penyakit jantung di Indonesia. Sejumlah 85-90%
hipertensi tidak diketahui penyebabnya atau disebut sebagai hipertensi primer (hipertensi
esensial atau Idiopatik). Hanya sebagian kecil hipertensi yang dapat ditetapkan penyebabnya
(hipertensi sekunder). Tidak ada data akurat mengenai prevalensi hipertensi sekunder dan sangat
tergantung di mana angka itu diteliti. Diperkirakan terdapat sekitar 6% pasien hipertensi
sekunder sedangkan di pusat rujukan dapat mencapai sekitar 35%. Hampir semua hipertensi
sekunder didasarkan pada 2 mekanisme yaitu gangguan sekresi hormon dan gangguan fungsi
ginjal. Pasien hipertensi sering meninggal dini karena komplikasi jantung (yang disebut sebagai
penyakit jantung hipertensi). Juga dapat menyebabkan strok, gagal ginjal, atau gangguan retina
mata.
Hipertrofi ventrikel kiri (HVK) merupakan kompensasi jantung menghadapi tekanan darah
tinggi ditambah dengan faktor neurohumoral yang ditandai oleh penebalan konsentrik otot
jantung (hipertrofi konsentrik). Fungsi diastolik akan mulai terganggu akibat dari gangguan
relaksasi ventrikel kiri, kemudian disusul oleh dilatasi ventrikel kiri (hipertrofi eksentrik).
Rangsangan simpatis dan aktivasi sistem RAA memacu mekanisme Frank Starling melalui
peningkatan volume diastolik ventrikel sampai tahap tertentu dan pada akhirnya akan terjadi
gangguan kontraksi miokard (penurunan /gangguan fungsi sistolik) Iskemia miokard
(asimtomatik, angina pektoris,infark jantung dll) dapat terjadi karena kombinasi akselerasi proses
aterosklerosis (lihat pathogenesis aterosklerosis atau penyakit jantung koroner) dengan
peningkatan kebutuhan oksigen miokard akibat dari HVK. HVK, iskemia iniokard dan gangguan
fungsi endotel merupakan faktor utama kerusakan miosit pada hipertensi. Evaluasi pasien
hipertensi atau penyakit jantung hipertensi ditujukan untuk:
Pada tahap awal, seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan.
Bila simtomatik, maka biasanya disebabkan oleh:
Peninggian tekanan darah itu sendiri, seperti berdebar debar,rasa melayang (dizzy') dan
impoten
Penyakit jantung/hipertensi vasksular seperti cepat capek, sesak napas,sakit dada
(iskemia miokard atau diseksi aorta), bengkak kedua kaki atau perut. Gangguan vaskular
lainnya adalah epistaksis, hematuria, pandangan kabur karena perdarahan retina,
transient serebral ischemic.
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder: polidipsia, poliuria, dan kelemahan otot
pada aldosteronisme primer, peningkatan BB dengan emosi yang labil pada sindrom
Cushing. Feokromositorna dapat muncul denga keluhan episode sakit kepala, palpitasi,
banyak keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin
Urinalisis:protein,leukosit,eritrosit dan silinder
Elektrolitdarah:Kalium
Ureum/kreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Elektrokardiografi menunjukkan HVK pada sekitar 20-50% (kurang sensitif) tetapi masih
menjadi metode standar.
VI . PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan umum hipertensi mengacu kepada tuntunan umum (JNC VII 2003, ESHiESC
2003). Pengelolaan lipid agresif dan pemberian aspirin sangat bermanfaat. Pasien hipertensi
pasca infarkjantung sangat mendapat manfaat pengobata dengan penyekat beta , penghambat
ACE atau antialdosteron. Pasien hipertensi dengan risiko PJK yang tinggi mendapat manfaat
dengan pengobatan diuretik, penyekat beta dan penghambat kalsium. Pasien hipertensi dengan
gangguan fungsi ventrikel mendapat manfaat tinggi dengan pengobatan diuretik,penghambat,
ACE/ARB, penyekat beta dan antagonis aldosteron. Bila sudah dalam tahap gagal jantung
hipertensi, maka prinsip pengobatannya sama dengan pengobatan gagal jantung yang lain yaitu
diuretik, penghambat ACE/ARB, penghambat beta, dan penghambat aldosteron.