Professional Documents
Culture Documents
RHB
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
1.1.1 Pengukuran
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan pengukuran lokasi proyek untuk menentukan luasan, batas-
batas lokasi, ketinggian dan level eksisting lokasi proyek hingga menghasilkan data berupa gambar
yang lengkap.
b. Pelaksanaan pekerjaan
1) Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali
lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil, ketinggian
tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
2) Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya
harus segera dilaporkan kepada Tim Teknis dan Konsultan Pengawas untuk dimintakan
keputusannya.
3) Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat water
pass/Theodolite yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
4) Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan theodolite/waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Tim Teknis dan Konsultan Pengawas selama
pelaksanaan proyek.
5) Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara asas Segi tiga Pitagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.
4) Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 200 cm dari as pondasi terluar, bila mana lokasi
tidak memungkinkan maka dipasang pada bagian terluar yang paling aman, dan harus
mendapat persetujuan Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.
Untuk pekerjaan pancangan galam (cerucuk) ini menggunakan galam dengan panjang + 6 meter dengan
diamater sisi atas + 10 cm dan diamater sisi bawah + 8 cm dan dipilih galam yang masih bagus. Pancangan
galam berfungsi sebagai pondasi dari plat poer itu sendiri. Pemancangan galam dapat menggunakan tenaga
manusia, alat pancang cerucuk atau dengan Back Hoe. Untuk pekerjaan pancangan galam menggunakan
tenaga manusia dilakukan pelaksanaan sebagai berikut :
a. Runcingkan bagian ujung bawah galam agar mudah rnenembus ke dalam tanah.
b. Pasang perancah atau platform sedemikian rupa sehingga orang dapat dengan mudah memukul kepala
tiang pada ketinggian tertentu .
c. Ratakan bagian ujung tiang yang akan dipukul dan beri topi tiang.
d. Tegakkan tiang galam dan masukkan sedikit ke dalam tanah agar dapat dipukul dengan stabil dan tetap
tegak lurus.
Metode Pelaksanaan CV.RHB
e. Pukul tiang dengan palu pemukul pada ujung atas galam yang sudah diberi topi sampai kedalaman
rencana.
f. Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan
sekaligus mengatur arus lalu lintas.
g. Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan pekerjaan.
h. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.
3. PEKERJAAN STRUKTUR
Untuk pekerjaan struktur dibagi kedalam 3 pekerjaan yaitu :
3.1 Sub Struktur
3.1.1 Pekerjaan Lantai Kerja
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, kontraktor harus menyiapkan rencana kerja
pekerjaan lantai kerja meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan
alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat hasil pengujian material untuk
mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
b. Lantai kerja dibuat dengan beton dengan campuran 1 PC: 4 Ps: 6 Split.
c. Tebal lantai kerja adalah 5 centimeter.
d. Lantai kerja harus rata permukaannya dan diperiksa kemiringannya dengan water pass.
3.1.2 Pekerjaan Pondasi Poer Plat 0,90 x 0,90 x 0,20 m
3.1.2.1 Lingkup kerja
Pekerjaan pondasi foot plat meliputi semua pekerjaan pembuatan pondasi foot plat beton bertulang setelah
dilakukan pekerjaan galian tanah pondasi dan pekerjaan lantai kerja, yang ditunjukkan gambar rencana mulai
dari pekerjaan pembesian, pekerjaan beton, serta pengurugan kembali.
3.1.2.2 Pelaksanaan pekerjaan
a. Pekerjaan Pembesian
1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia Jasa konstruksi
harus menyiapkan rencana kerja meliputi alat, tenaga, alur kerja, jadwal dan shop drawing
yang menunjukkan diameter besi, jumlah besi dan jarak pembesian pada area yang akan
dicor.
2. Jarak bersih antara besi terluas dan bekisting 25 mm.
3. Ikatan bendrat harus kuat, tidak bergeser bila diketok.
4. Besi harus bersih dari karat, beton kering, oli dan material lain yang mengurangi lekatan
(bonding) antara besi dan beton.
5. Pembengkokan besi (bending slope) dengan kemiringan 1 : 6
6. Panjang sambungan minimum 40 diameter tulangan pokok.
b. Pekerjaan Bekisting
1. Bahan bekisting kontak menggunakan papan kayu ukuran 2X20X200 cm.
2. Sebelum memulai pekerjaan, penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja
meliputi alat, tenaga, alur kerja, jadwal pekerjaan dan shop drawing.
Metode Pelaksanaan CV.RHB
waktu ketika penuangan beton dari dalam pengaduk (awal, tengah dan akhir) dengan volume
3
kurang lebih 5 m . Pengujian silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
14. Beton yang baru di cor harus dilindungi dari lalu lintas orang dan material.
akan dipakai disertai sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Tim
Teknis dan Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing.
2. Penyedia Jasa konstruksi harus mengajukan izin untuk memulai pekerjaan yang disetujui
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
3. Bahan bekisting cetakan/bekisting sisi-sisinya siku.
4. Sambungan panel bekisting harus rapat dengan ditutup sealtape atau sejenisnya.
5. Bekisting harus diperiksa kevertikalan dan kelurusannya dengan lot dan tarikan benang.
6. Level lantai bekisting harus diperiksa dengan alat ukur terhadap level finish.
7. Untuk kebutuhan instalasi M&E, lebar sparing pada Sloof maksimal 1/5.
8. Luas total sleeve/pipa maksimum 4%.
c. Pelaksanaan Cor Beton
1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia Jasa konstruksi
harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan sloof, volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan
alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai
sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan
Pengawas, disertai gambar shop drawing untuk pengecekan.
2. Kuat desak beton rencana : 16,9 MPa.
3. Sebelum dicor, lantai kerja harus bersih dari sisa-sisa pekerjaan sebelumnya atau kotoran-
kotoran.
4. Pengadukan beton, untuk betonstruktur harus menggunakan campuran beton, dan harus
mendapatkan persetujuan dari KonsultanPengawas dan Tim Teknis.
5. Material bekisting sudah dilapisi dengan oli bekas (non ekspose) dan mold oil/sika form oil
(expose) agar beton tidak melekat pada cetakan dan mudah dibuka, untuk bekisting bekas
yang akan dipakai ulang harus dirawat sehingga layak digunakan.
6. Bila diperlukan stek untuk penulangan diatasnya, panjang stek minimal 40kali diameter.
7. Pengatur jarak selimut beton harus terpasang pada tempatnya. Dan batas ketinggian cor
harus ditandai dengan jelas.
8. Pipa untuk instalasi mekanikal elektrikal dana ngkur-angkur harus terpasang sebelum
pengecoran dan diperkuat agar tidak berubah posisi selama pengecoran.
9. Alat kerja berupa mesin pengaduk, sekop, takaran material, dan alat pengangkutan adukan
beton harus dalam kondisi siap pakai dan telah disiapkan cadangannya.
10. Bila dilakukan pengecoran beton pada malam hari harus disediakan penerangan yang cukup
dan dipersiapkan pelindung hujan.
11. Pengadukan dilakukan dengan mesin pengaduk, untuk mendapatkan beton yang homogen.
12. Adukan diangkut ke tempat penuangan sebelum semen mulai berhidrasi dan selalu dijaga
agar tidak ada bahan-bahan yang tumpah atau memisah dari campuran.
13. Penulangan adukan beton harus terus menerus agar didapatkan beton yang monolit. Selama
penulangan beton, cetakan maupun tulangan dijaga agar tidak berubah posisi.
Metode Pelaksanaan CV.RHB
14. Pemadatan beton manual dengan ditusuk tidak boleh mencapai ketebalan15cm. Pemadatan
dengan alat getar tidak boleh menyentuh bekisting dan atau tulangan. Penggetaran yang
terlalu lama tidak diperbolehkan karena akan mengakibatkan segregasi.
15. Selama pengecoran harus dilakukan percobaan slump untuk mengukur kepekatan atau
kekentalan campuran beton. Nilai slump ditetapkan maksimal 12,5 cm minimal 5 cm.
16. Untuk keperluan tes kuat desak beton, diadakan pengambilan contoh beton segar.
Pengambilan contoh beton segar dilakukan langsung dari mesin aduk setelah pengadukan
selesai. Pengambilan dilakukan dibeberapa titik dan dicampurkan. Bila pengambilan dilakukan
dari truk aduk, dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali atau lebih dalam selang waktu ketika
penuangan beton dari dalam pengaduk (awal, tengah dan akhir).
17. Pengujian silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan Tim Teknis.
18. Beton yang baru di cor harus dilindungi dari lalu lintas orang dan material.
d. Pembongkaran Bekisting dan perawatan Beton
1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia Jasa konstruksi
harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pembongkaran bekisting dan perawatan beton
volume pekerjaan , jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan.
2. Pembongkaran bekisting harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3. Alat yang digunakan untuk membongkar bekisting tidak boleh merusak permukaan beton.
4. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
5. Beton harus dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran.
3.2 Main Struktur
3.2.1 Pekerjaan Balok 20/35 dan Kolom 20/20
3.2.1.1 Lingkup kerja
Pekerjaan balok sloof 20/35 dan kolom 20/20 adalah pekerjaan pembuatan beton bertulang sesuai dengan
gambar perencanaan, baik dimensi maupun besi yang akan digunakan.
3.2.1.2 Pelaksanaan pekerjaan
a. Pekerjaan Pembesian
1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia Jasa konstruksi
harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pembesian, volume pekerjaan, jumlah tenaga
kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan
dipakai disertai sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Tim
Teknis dan Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing.
2. Diameter besi, jumlah besi dan jarak pembesian pada area yang akan dicor harus sesuai
dengan gambar kerja.
3. Panjang sambungan minimum 40 diameter tulangan pokok.
4. Jarak bersih antara besi terluar dan bekisting 25 mm.
5. Ikatan bendrat harus kuat, tidak bergeser bila diketok.
6. Besi harus bersih dari karat, beton kering, oli dan material lain yang mengurangi lekatan
(bonding) antara besi dan beton.
Metode Pelaksanaan CV.RHB
11. Pengadukan dilakukan dengan mesin pengaduk, untuk mendapatkan beton yang homogen.
12. Adukan diangkut ke tempat penuangan sebelum semen mulai berhidrasi dan selalu dijaga
agar tidak ada bahan-bahan yang tumpah atau memisah dari campuran.
13. Penulangan adukan beton harus terus menerus agar didapatkan beton yang monolit. Selama
penulangan beton, cetakan maupun tulangan dijaga agar tidak berubah posisi.
14. Pemadatan beton manual dengan ditusuk tidak boleh mencapai ketebalan15cm. Pemadatan
dengan alat getar tidak boleh menyentuh bekisting dan atau tulangan. Penggetaran yang
terlalu lama tidak diperbolehkan karena akan mengakibatkan segregasi.
15. Selama pengecoran harus dilakukan percobaan slump untuk mengukur kepekatan atau
kekentalan campuran beton. Nilai slump ditetapkan maksimal 12,5 cm minimal 5 cm.
16. Untuk keperluan tes kuat desak beton, diadakan pengambilan contoh beton segar.
Pengambilan contoh beton segar dilakukan langsung dari mesin aduk setelah pengadukan
selesai. Pengambilan dilakukan dibeberapa titik dan dicampurkan. Bila pengambilan dilakukan
dari truk aduk, dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali atau lebih dalam selang waktu ketika
penuangan beton dari dalam pengaduk (awal, tengah dan akhir).
17. Pengujian silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan Tim Teknis.
18. Beton yang baru di cor harus dilindungi dari lalu lintas orang dan material.
d. Pembongkaran Bekisting dan perawatan Beton
1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia Jasa konstruksi
harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pembongkaran bekisting dan perawatan beton
volume pekerjaan , jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan.
2. Pembongkaran bekisting harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3. Alat yang digunakan untuk membongkar bekisting tidak boleh merusak permukaan beton.
4. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
5. Beton harus dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran.
1) Penurunan panel lantai dapat menggunakan beberapa cara/alat yang disesuaikan dengan
kondisi lokasi ataupun truk pengirim yang berfungsi untuk menghindari kerusakan saat
penurunan, yaitu dengan:
a) Menggunakan mobil crane ataupun tower crane
Disarankan pengikatan menggunakan webbing/nylon sling belt agar tidak merusak
lapisan panel lantai.
b) Menggunakan Forklift
Untuk penurunan panel lantai dari truk pengangkut menggunakan forklift disarankan
panel lantai dalam keadaan tersusun dalam palet agar mempermudah pembongkaran
dan tidak merusak panel lantai.
c) Menggunakan tenaga kerja
Untuk penurunan panel lantai menggunakan tenaga kerja dapat memakai balok kayu
atau bambu yang masih layak yang ditata menjadi ramp untuk penurunan Panel lantai
dari atas truk dengan jumlah tenaga kerja minimal 6 orang.
2) Penyimpanan panel lantai diusahakan pada tempat tertutup atau yang terlindungi dari air
hujan dengan penyusunan ditumpuk ke atas dengan maksimal 4 susun atau disesuaikan
dengan kondisi lapangan jika masih dalam kondisi terikat palet atau disusun ke atas dengan
maksimal 7 susun atau disesuaikan kondisi lapangan jika dalam kondisi lepas dari palet.
b. Metode Kerja
1. Pastikan ukuran panjang bentang antara as ke as sudah sesuai dengan gambar rencana dan
permukaan balok dalam keadaan rata.
2. Marking dapat dilakukan sesuai dengan gambar rencana.
3. Tandai lebar tumpuan dari ujung yang satu ke ujung yang lain untuk mendapatkan kelebaran
tumpuan yang sama.
4. Tandai lebar tumpuan dan tarik benang dari ujung yang satu ke ujung lainnya untuk
mendapatkan kelebaran tumpuan yang sama.
5. Bersihkan permukaan balok baja dari kotoran, minyak, karat, lumut, debu yang menempel yang
dapat mengurangi rekatan bonding agen (jika balok menggunakan balok baja).
6. Untuk balok baja pastikan untuk menyapukan larutan bonding agent dengan kuas pada lebar
tumpuan panel hingga merata.
7. Posisi panel lantai disesuaikan dengan garing/benang dengan bantuan 2 (dua) orang pekerja.
8. Tandai setiap jarak 60 cm dari panel yang sudah diletakkan.
9. Letakkan panel terakhir di atas potongan balok kayu/blok untuk memudahkan pengambilan
lifting gear.
10. Angkat dari bawah dan singkirkan balok kayu/blok tadi.
11. Bila terjadi perubahan warna visual larutan dari putih susu menjadi transparan atau disentuh
dengan ujung jari terasa lengket berarti bonding agent siap digunakan (5 menit)
12. Tebarkan adukan thin bed mortar dengan ketebalan 5 mm di atas balok tumpuan yang telah
dilapisi dengan bonding agent.
13. Angkat panel lantai dan letakkan pada posisi yang telah ditentukan.
Metode Pelaksanaan CV.RHB
14. Berikan adukan thin bed mortar dengan ketebalan 3 mm antara panel lantai arah memanjang.
15. Sebelum pengisian besi pengikat pastikan telah tersedia besi angkur.
16. Untuk balok beton besi angkur dipasang sebelum pengecoran pada balok beton, sedangkan
untuk baja dapat dipasang setelah panel lantai terpasang dengan cara mengelaskannya ke
balok baja dengan diameter besi angkur minimal sebesar 10 mm
17. Besi angkur berjarak setiap 600 mm atau setiap lebar satu panel lantai.
18. Bila angkur telah terpasang isi dengan besi pengikat sesuai dengan standar pembesian panel
lantai dengan diameter besi pengikat minimal sebesar 10 mm.
19. Ikatkan besi pengikat pada angkur yang telah ada dengan kawat bendrat atau dengan
mengelaskannya.
20. Bila diperlukan pemotongan panel dapat dilakukan dengan gergaji biasa atau dengan circular
saw.
21. Pemotongan panel maksimal 1/3 bentang panel atau sebesar 20 cm.
22. Pengisian celah antar panel lantai dengan menggunakan grouting mortar dan pastikan celah
antar panel lantai yang akan diisi dengan grouting dalam keadaan bersih.
23. Jika panel lantai di pasang pada daerah basah pastikan untuk memberikan lapisan water
proofing di lapisan permukaan atas panel lantai dengan metode aplikasi yang sesuai.
24. Standar pemasangan panel lantai terdiri dari batasan lebar tumpuan, standar pembesian untuk
celah panel lantai ataupun standar untuk grouting dapat dilihat pada gambar standar
pemasangan panel lantai berikut ini:
3.2.3 Pekerjaan Kolom Praktis
Kolom Praktis Adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding
agar dinding stabil. Pekerjaan kolom praktis dipasang bersamaan dengan pasangan bata yaitu di tiap 9 - 12
m2. Selain itu kolom praktis juga dipasang pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut), openingan pintu
dan jendela serta untuk kebutuhan lain. Untuk kolom praktis digunakan campuran adukan manual dengan
menggunakan mesin molen dengan komposisi adukan 1 PC : 2 Pasir : 3 Split, atau Beton K.175 atau dengan
mutu dan campuran yang sama dengan ukuran dan penempatan yang mengacu pada gambar. Pembesian
kolom praktis disesuaikan dengan luas area pasangan bata ringan sesuai syarat luasan pasangan bata ringan.
3.4 Upper Struktur
3.4.1 Pekerjaan Ringbalk 10/15
Ring balk adalah bagian dari struktur bangunan seperti balok yang terletak diatas dinding bata, yang
berfungsi sebagai pengikat pasangan bata dan juga untuk meratakan beban dari struktur yang berada
diatasnya, seperti beban yang diterima oleh kuda-kuda. Untuk ring balk digunakan campuran adukan
manual dengan menggunakan mesin molen dengan komposisi adukan 1 PC : 2 Pasir : 3 Split, atau Beton
K.175 atau dengan mutu dan campuran yang sama dengan ukuran dan penempatan yang mengacu pada
gambar.
3.4.2 Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan
a. Sesuai dengan Desain Struktur Rangka Atap Baja Ringan Struktur rangka atap baja ringan akan di
desain oleh tenaga ahli yang berkompeten, Desain harus mengikuti kaidah-kaidah teknis yang benar
Metode Pelaksanaan CV.RHB
sesuai karakter baja ringan yaitu dengan perancangan standar batas desain struktur baja cetak dingin
(Limit State Cold Formed Steel Structure Design). Desain struktur rangka atap baja ringan meliputi top
chord, bottom chord, web, dan jumlah screw pada setiap titik buhul sebagai satu kesatuan yang tidak
boleh dipisahkan. Mengingat belum adanya pengaturan resmi tentang baja ringan dalam konstruksi
Indonesia, peraturan di bawah ini dapat digunakan sebagai pedoman: BS5950-5-1998 Code of Practice
for Design of Cold Formed Thin Gauge Sections (U.K.) BS6399-2-1997 Code of Practice for Wind Loads
(U.K.) AS/NZS1170-2-1989 SAA Loading Code Dead and Live Loads (Australia) AS/NZS 4600 1996
Limit State Design Code (Australia). Perangkat lunak komputer (software) boleh digunakan untuk
membantu proses desain atap baja ringan jika software memang khusus dikembangkan untuk
menghitung struktur baja ringan dan mengakomodasi peraturanperaturan yang telah disebutkan di
atas, dalam hal ini software telah mendapat rekomendasi dari Lembaga yang kompeten dibidang
konstruksi.
b. Melaksanakan pemaparan produk (penjelasan teknis dan software desain) sesuai dengan Rencana
Kerja dan Syarat (RKS) seperti yang telah dijelaskan pada pasal-pasal di atas. Produk yang dipaparkan
sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan pada dokumen tender. Pemaparan
produk dilaksanakan dalam rapat koordinasi teknis lapangan sebelum pelaksanaan pemasangan
rangka atap baja ringan.
c. Bersama pengawas lapangan mengadakan pengecekan balok ring yang kemudian diajukan untuk
mendapat persetujuan tertulis dari PPTK sebelum pemasangan rangka atap baja ringan dilaksanakan,
menyerahkan gambar kerja yang lengkap, detail dan akurat. Dalam hal ini meliputi dimensi profil,
panjang profil pada setiap segment, dan jumlah screw pada setiap titik buhul sebelum penandatangan
kontrak dengan pihak Pemerintah.
d. Meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar kerja. Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja adalah ukuran jadi/finish.
e. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun segera diajukan ke Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana, dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis, sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja ringan difabrikasi di workshop, baik workshop
permanen atau workshop sementara. Kontraktor bertanggung jawab atas semua kesalahan detail,
fabrikasi dan ketetapan pemasangan semua komponen konstruksi baja ringan.
f. Perangkaian rangka batang dilakukan di lapangan sesuai dengan hasil pengukuran terakhir dan sesuai
dengan aktual dilapangan, Perangkaian memperhatikan bentuk, ukuran, dan gambar desain,
Permukaan ring balok beton sudah rata dan elevasi sesuai desain, Dalam proses erection rangka atap
diperhatikan support sementara untuk menjaga stabilitas rangka atap setelah dipasang. Support
sementara ini tidak boleh dilepas sebelum rangka kuda-kuda dinyatakan cukup kuat oleh tenaga ahli
dari pabrik. Memperhatikan Jarak antar kuda-kuda, jarak ikatan angin/bracing maksimum adalah 1.2
m.
g. Pekerjaan pemotongan material baja ringan menggunakan peralatan yang sesuai, alat potong listrik
dan gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik. Alat potong harus dalam kondisi baik.
h. Pemotongan material mengikuti gambar kerja. Bagian bekas irisan benar-benar datar, lurus dan bersih
Metode Pelaksanaan CV.RHB
i. Komponen struktur konstruksi baja ringan di kerjakan oleh tenaga pemasang yang terlatih dan
bersertifikat serta mampu memahami gambar kerja dan dibuktikan dengan surat ijin memasang dari
pabrikan. Surat ijin memasang atap baja ringan ini dengan disertakan pada saat pemaparan produk.
j. Pemasangan penutup atap zincallum dengan memperhatikan kelurusannya, tidak bergelombang dan
saling menutupi/menumpang satu sama lain sesuai dengan bentuk dan ukuran penutup atap
zincallum sehingga air dapat mengalir kebawah tanpa bocor. Pemasangan penutup atap zincallum
dimulai dari bagian bawah per baris, dilanjutkan keatas hingga mencapai bubungan.
4. PEKERJAAN ATAP
4.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan bahan untuk penutup atap menggunakan genteng metal dan bubungan dari bahan metal.
b. Pemasangan penutup bubungan dari bahan metal. Lisplank dari bahan board plank, contoh GRC, atau
kalsium silikat (disesuaikan dengan gambar rencana).
c. Untuk bahan atap genteng metal agar memakai yang baik, produksi lokasi lokal dalam negeri disahkan
oleh Balai Penelitian Bahan Industri.
d. Berukuran homogen (4 daun x 4 daun) dengan ukuran 120 cm x 80 cm, tidak cacat-cacat, kelembaban
udara baik, serta mempunyai kerapatan air yang baik.
e. Mudah dipotong ataupun dibor tanpa menimbulkan pecah-pecah dan retak.
4.2 Pelaksanaan
a. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan sesuai gambar
dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan
standar perhitungan mengacupada standar peraturan yang berkompeten.
b. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
c. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan mesin rakit(Jig)
dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
d. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata air (water
pas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.
e. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai untuk
tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu,pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak
meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
f. Pihak kontraktorbersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan dipakai sebagai
penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang
setepat mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba
dilokasi proyek.
g. Jaminan Struktural
1) Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan maupun
keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap baja ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-
pengaku dan reng.
2) Kekuatan struktur baja ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan Pembebanan
Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada Cold
formed code for structural steel (Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996)
dengan desain kekuatan struktural berdasarkan Dead and live loads Combination
(AustralianStandard 1170.1 Part1)& Wind load(Australian Standard 1170.2 Part2) dan
menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan Screws-self drilling-for the building and
construction industries (Australian Standard 3566).
3) Untuk penutup atap harus sesuai dengan gambar dan petunjuk direksi/pengawas di lapangan.
Plat beton dibuat sebagai kanopi dari jendela setebal 5 cm. Untuk kolom praktis digunakan campuran adukan
manual dengan menggunakan mesin molen dengan komposisi adukan 1 PC : 2 Pasir : 3 Split, atau Beton K-
200 atau dengan mutu dan campuran yang sama dengan ukuran dan penempatan yang mengacu pada
gambar. Pembesian plat beton disesuaikan dengan luas area dari jendela yang akan dipasang.
6.2.2 Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia Jasa konstruksi harus
menyiapkan rencana kerja pekerjaan plesteran, acian dan sponengan meliputi volume pekerjaan,
jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang
akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, disertai gambar
shop drawing.
b. Sebelum memulai pekerjaan, pekerjaan pipa-pipa dan conduit mekanikal dan elektrikal harus sudah
selesai.
c. Pemasangan pipa-pipa dan conduit harus cukup dalam dan kuat tertanam sehingga tidak
menimbulkan retak pada plesteran yang sudah jadi.
d. Campuran/bahan dibuat menggunakan mixer selama 3 (tiga) menit dan memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang berhubungan dengan udara
luar dan semua pasangan batu bata dibawah permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari
permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai toilet dan daerah basah lainnya dipakai
adukan plesteran 1 pc : 3 pasir.
2. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC : 4 pasir.
3. Untuk plesteran beton menggunakan campuran 1 pc : 3 pasir.
4. Untuk plesteran trasraam menggunakan campuran 1 pc : 3 pasir
5. Untuk plesteran ciprat menggunakan campuran 1 pc : 2 pasir.
6. Untuk plesteran pada batu kali menggunakan campuran 1 PC : 4 pasir, dengan ketebalan 10
mm.
e. Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang homogen,
acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 (delapan) hari (kering benar).
f. Semua jenis adukan perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam
keadaan baik dan belum mengering, diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk perekat
tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air.
g. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diplester dengan memakai spesi kedap air.
h. Plesteran pada sambungan antara beton dan bata harus diberi kawat ayam.
i. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 meter, dipasang tegak dan menggunakan keping-
keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang, pelaksanaan plesteran tidak boleh
melebihi 2 (dua) hari setelah dibuat kepalaan.
j. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan
kemudian dikretek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau
form tie harus tertutup aduk plester.
k. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang dinyatakan dalam
gambar,atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran minimum 1,5 cm, jika ketebalan
melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari
plesterannya pada bagian pekerjaan yang diizinkan.
Metode Pelaksanaan CV.RHB
l. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang tidak
melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, Penyedia Jasa konstruksi berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Penyedia Jasa konstruksi.
m. Tidak diperbolehkan adanya pertemuan antar dinding atau dengan lantai yang membentuk sudut.
n. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-alur garis
horizontal atau dikretek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishing-nya,
kecuali untuk menerima cat.
o. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang datar, harus
diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di
dalam gambar.
p. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar/tidak terlalu tiba-tiba
dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas
matahari langsung dengan bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
q. Plesteran harus mendapatkan curing minimal 1 (satu) kali sehari selama 3 (tiga) hari.
r. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akandi-finish dengan cat dipakai
plesteran halus (acian diatas permukaan plesterannya).
s. Plesteran harus sudah berumur 3 hari sebelum diaci.
t. Acian harus rata/tidak bergelombang dengan ketebalan acian 2mm atau maksimal 3mm.
u. Bahan acian menggunakan bahan PC. Acian harus dicuring minimal 1 (satu) kali sehari selama 7
(tujuh) hari.
v. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar kembali
dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas dengan biaya atas
tanggungan penyedia Jasa konstruksi. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai penyedia Jasa
konstruksi harus selalumenyiram dengan air sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 (dua) kali setiap
hari.
7. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia Jasa Konstruksi harus
menyiapkan rencana kerja pekerjaan plafon meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat,
jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing.
b. Arah dan jarak seperti yang ditunjukkan pada gambar.
c. Pola plafon harus sesuai dengan gambar rencana.
d. Batas antara plafon dan tembok harus membentuk sudut yang rapi dengan sudut dan ukuran seperti pada
gambar, dengan menggunakan list profil gypsum denganlebar sampai 5 cm.
e. Opening untuk pekerjaan M&E harus sesuai dengan gambar rencana.
f. Penyambungan antar gipsum harus rapat tidak menimbulkan goresan bekas sambungan.
g. Penggantung antara rangka hollow dengan penggantung atas menggunakan kawat penggantung dengan
diameter minimal 4 mm.
8. PEKERJAAN KUSEN DAN AKSESORI
8.1 Pekerjaan Kusen
Metode Pelaksanaan CV.RHB
t) Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus tetap dilindungi dengan
Lacquer Film.
u) Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kusen; alumunium telah terpasang
maka kusen tersebut harus tetap terlindungi oleh Lacquer Film atau plastic tape agar kusen tetap
terjamin kebersihannya.
8.2 Pekerjaan Aksesori
8.2.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung dan pengunci pada
semua daun pintu dan jendela sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan atau Spesifikasi Teknis.
8.2.2 Pelaksanaan Pekerjaan
1. Umum
a) Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan persyaratan serta sesuai
dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
b) Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapi pada tempatnya, untuk menjamin
kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
c) Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2 (dua) buah engsel dan setiap daun
jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah hak angin,
sedangkan daun jendela dengan friction stay harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah alat pengunci yang
memiliki pegangan.
d) Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah engsel.
e) Semua pintu memakai kunci pintu lengkap dengan badan kunci, silinder, hendel/pelat, kecuali untuk
pintu KM/WC yang tanpa kunci silinder.
f) Engsel bagian atas untuk pintu kaca menggunakan pin yang bersatu dengan bingkai bawah pemegang
pintu kaca.
2. Pemasangan Pintu
a) Kunci pintu dipasang pada ketinggalan 1000mm dari lantai.
b) Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas daun pintu dan engsel bawah berjarak
maksimal 250mm dari tepi bawah daun pintu, sedang engsel tengah dipasang diantar kedua engsel
tersebut.
c) Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (hendel), pelat penutup muka dan pelat
kunci.
d) Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus dipasang selot tanam sebagaimana
mestinya, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
3. Pemasangan Jendela
a) Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan engsel dan
dilengkapi hak angin, dengan cara pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya dalam Gambar
Kerja.
b) Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan menggunakan friction stayyang merangkap
sebagai hak angin, dengan cara pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Metode Pelaksanaan CV.RHB
c) Penempatan engsel harus sesuai dengan arah bukaan jendela yang diinginkan seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja, dan setiap jendela harus dilengkapi dengan sebuah pengunci.
9. PEKERJAAN FINISHING
9.1 Pekerjaan Cat
9.1.1 Lingkup kerja
Pekerjaan cat meliputi pekerjaan cat dinding, kayu, beton, dan besi sesuai dengan gambar rencana. Sebelum
pengecatan dimulai, penyedia Jasa konstruksi harus melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap
warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur,
material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh
Tim Teknis dan Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan
pengecatan.
9.1.2 Pelaksanaan Pekerjaan
a) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, penyedia Jasa konstruksi harus
menyiapkan rencana kerja pekerjaan pengecatan meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan
alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat
hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.
b) Sebelum pengecatan dimulai plesteran telah berumur 14 hari, dinding harus diampelas halus, bersih
dari debu, lubang-lubang yang mungkin ada sudah diisi, celah dan retak sudah diperbaiki.
c) Permukaan dinding harus kering (periksa dengan higrometer, kelembaban maksimal 15%), kadar alkali
rendah (periksa dengan kertas lakmus setelah kurang lebih 10 menit berubah hijau).
d) Plamur digunakan untuk bekas bobokan, retak, dinding luar tidak bolehmenggunakan plamur.
e) Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis danlapisan plamur dibuat
setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
f) Untuk warna-warna yang sejenis, penyedia Jasa konstruksi diharuskan menggunakan kaleng-kaleng
dengan nomor percampuran (batch number)yang sama.
g) Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh,rata, licin, tidak ada bagian
yang belang.
pada tempat yang telah ditentukan dan pemasangan saklar dan stop kontak. Pemasangan kabel pada
dinding menggunakan pipa sebagai selubung kabel. Penyelesaian dinding sebagai akibat dari
pemasangan saklar perlu diperhatikan dan permukaan dinding harus tetap rapi.
d) Melaksanakan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak dalam bangunan, menyediakan dan
memasng panel-panel, seluruh instalasi pertanahan, semua fader lain yang terdapat dalam gambar,
melakukan pengetesan, melaksanakan pemeliharaan dan jaminan, memasang nama-nama panel dan
hubungan circuit breaker berupa tulisan yang jelas dari bahan yang tahan lama dan mengurus ijin untuk
penangkal petir ke depnaker seperti yang tercantum dalam spesifikasi pada kontrak.
M.YOPI YANUAR
Direktur