You are on page 1of 6

GENERASI (EMAS) HARAPAN INDONESIA

DISUSUN OLEH :
APRILIA LAILA FAJRIN

UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015
BAB I
LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat banyak.


Berdasarkan data dari BKKBN tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia tahun 2010
sebanyak 237,6 juta jiwa dan 26,67 persen diantaranya adalah remaja. Besarnya penduduk
remaja akan berpengaruh pada pembangunan dari aspek sosial, ekonomi maupun demografi
baik saat ini maupun di masa yang akan datang. Dalam sejarah peradaban bangsa, pemuda
merupakan aset bangsa yang sangat mahal dan tak ternilai harganya. Kemajuan atau
kehancuran bangsa banyak tergantung pada kaum mudanya sebagai agent of change (agen
perubahan) (Moerdianto, 2011).
Sebagai agen perubahan, pemuda seharusnya memiliki rasa peduli terhadap
perkembangan bangsanya. Salah satu bentuk kepedulian yang harus dimiliki oleh pemuda
Indonesia adalah peduli terhadap hak-hak anak. Sebagaimana kita ketahui, anak-anak
merupakan bibit dari generasi penerus bangsa. Seorang pemuda yang baik tentu berasal dari
anak yang memiliki karakter yang baik dan begitu pula sebaliknya.
Kebanyakan anak Indonesia belum mendapatkan haknya dengan baik. Menurut data
kasus pengaduan anak Komisi Perlindungan Anak Indonesia tahun 2011-2014 dalam Chang
(2014), terjadi peningkatan jumlah kasus kekerasan seksual yang dialami anak-anak
Indonesia dari 590 menjadi 782 pada tahun 2014 dan 22 menjadi 71 pada jumlah kasus
penganiayaan. Jumlah tersebut hanya sebagian kecil dari masalah-masalah anak Indonesia.
Berdasarkan jumlah tersebut, dapat terlihat bahwa anak-anak Indonesia tidak dapat tinggal
dengan nyaman di negaranya sendiri. Hal ini harus segera diperbaiki karena anak
merupakan bibit generasi penerus bangsa yang perlu dibentuk karakternya sejak dini. Salah
satu pihak yang memiliki kewajiban memperbaikinya yaitu pemuda.
Keterlibatan pemuda dalam mewujudkan hak anak Indonesia dapat melalui banyak
hal seperti bidang pendidikan, kasih sayang, kesehatan, dan lainnya. Pemuda lebih
memiliki cara-cara ampuh yang dapat membentuk karakter anak-anak Indonesia sehingga
kedepannya Indonesia akan menjadi negara yang nyaman untuk ditinggali bagi semua
warganya.
BAB II
ISI / SOLUSI

Dalam mewujudkan tugas beratnya sebagai agent of change (agen perubahan),


pemuda harus memperhatikan hak anak sebagai generasi-generasi emas penerus Bangsa
Indonesia. Beberapa langkah yang dapat dilakukan yaitu:
1. Memposisikan diri sendiri sebagai pemuda yang ingin memperbaiki Indonesia,
memajukan Indonesia, dan membuat Indonesia menjadi negara yang terpandang
melalui akarnya yaitu anak-anak.
Langkah pertama ini merupakan langkah utama yang perlu dilakukan
pemuda Indonesia. Tugasnya sebagai agent of change tidaklah hanya status saja
melainkan perlu tindakan untuk mewujudkan tugasnya sebagai agent of change.
Tugas ini memang berat namun dengan adanya rasa cintanya terhadap bangsa, para
pemuda Indonesia pasti akan mau untuk memperbaiki bangsa tempat dimana ia
tinggal.
2. Memperbaiki main-set anak-anak Indonesia sejak dini.
Anak merupakan aset bangsa, generasi penerus cita-cita bangsa. Secara
hukum, pengertian anak diletakkan sebagai objek sekaligus subjek utama dalam
suatu proses legitimasi, generalisasi dan sistematika aturan yang mengatur tentang
anak. Perlindungan secara hukum inilah yang akan memberikan perlindungan
hukum terhadap eksistensi dan hak-hak anak (Wadong dalam Reskia, 2013).
Main-set seorang anak dapat dibentuk sejak dini. Ketika menjadi anak-anak,
main-set sangat lebih mudah dibentuk. Apabila ingin membentuk masa depan anak
menjadi baik, main-set nya harus diatur dengan baik ketika ia kecil. Anak-anak
Indonesia merupakan bibit-bibit emas generasi penerus bangsa. Pembentukan main-
set ini hampir sama dengan pembentukan karakter karena karakter juga perlu
dibentuk sejak dini. Dengan banyaknya permasalahan di Negara Indonesia, karakter
anak Indonesia perlu dibentuk menjadi karakter generasi penerus bangsa. Karakter
ini menjadi penting untuk ditanamkan karena nantinya anak-anak juga akan menjadi
agent of change yang menggantikan pemuda jaman sekarang. Selain itu juga perlu
membangun semangat dan keyakinan anak Indonesia bahwa di masa depan
merekalah yang akan menjalankan roda kehidupan Indonesia. Penanaman karakter
sejak dini ini sangat penting dilakukan karena ketika usia muda, karakter lebih
mudah ditanamkan dan diingat dibandingkan ketika diberikan ketika berusia
dewasa.
3. Memperbaiki kualitas anak-anak Indonesia dalam berbagai aspek.
Dalam konteks pemenuhan hak anak, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 pasal 28 B (2). Pasal ini diatur lebih lanjut dalam
UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam Pasal 4 yang berbunyi
setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi
secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Berdasrkan pasal tersebut, anak-anak Indonesia memiliki hak penuh untuk
tinggal dengan nyaman di negaranya sendiri. Namun kualitas kehidupan anak-anak
Indonesia masih sangat rendah. Banyak hak-hak mereka yang belum terwujud.
Peran pemuda disini adalah merangkul berbagai pihak terkait untuk memperbaiki
kualitas anak-anak Indonesia.
Pada aspek pendidikan, para pemuda dapat bekerja sama dengan pemuda
lain yang bergerak dibidang pengajaran dan pendidikan. Pendidikan ini merupakan
aspek penting yang harus dimiliki oleh anak-anak Indonesia karena mereka yang
akan menjalankan roda kehidupan Indonesia.
Pada aspek kesehatan, para pemuda juga dapat bekerja sama dengan pihak
kedokteran maupun ahli gizi untuk meningkatkan kesehatan anak-anak Indonesia.
Memberikan pendidikan seksual yang baik agar tidak tertular penyakit seksual,
memberikan pengetahuan mengenai gizi makanan agar anak-anak Indonesia tidak
kekurangan gizi, dan masih bayak lainnya.
Sedangkan aspek yang sering terabaikan yaitu aspek lingkungan. Anak yang
baik seharusnya tinggal di lingkungan yang baik pula. Anak mampu meniru dengan
cepat sikap maupun karakter orang-orang di lingkungannya. Para pemuda dapat
bekerja dengan psikolog dan sejenisnya untuk membentuk karakter maupun
perilaku orang-orang di lingkungan anak-anak. Dengan lingkungan yang baik,
karakter agent of change akan lebih mudah ditanamkan ke anak-anak Indonesia.
BAB III
PENUTUP

Peran para pemuda Indonesia sebagai agent of change di bangsanya sendiri


bukanlah tugas yang mudah untuk diselesaikan. Banyaknya permasalahan bangsa yang
harus dilewati para pemuda untuk menyelesaikan tugas tersebut menjadi salah satu
tantangan berat bagi para pemuda. Namun, dengan adanya rasa cinta tanah air bagi para
pemuda Indonesia, tugas tersebut akan menjadi lebih ringan untuk diselesaikan.
Permasalahan penting yang perlu diselesaikan oleh para pemuda jams sekarang
yaitu mengenai perwujudan hak anak di Indonesia. Anak yang merupakan bibit emas
generasi penerus bangsa seringkali terabaikan haknya. Padahal anak-anak tersebutlah yang
akan menjalankan roda kehidupan Bangsa Indonesia di masa depan. Perwujudan hak-hak
anak haruslah segera tercapai. Peran para pemuda Indonesia disini menjadi sangat penting
karena pemuda mampu merangkul banyak pihak untuk mewujudkan hak-hak anak
Indonesia. Pendidikan sebagai salah satu aspek penting yang perlu diperbaiki. Puluhan
bahkan ratusan anak putus sekolah karena tidak memiliki biaya, namun dengan hadirnya
pemuda ditengah-tengah permasalahan ini membuat masalah ini lebih mudah untuk
diselesaikan. Sifat pemuda Indonesia yang pantang menyerah, rela berkorban, peduli
terhadap bangsanya akan membuat banyak anak Indonesia mampu mengenyam pendidikan
lagi.
Selain pendidikan, masih banyak aspek lain yang perlu diperhatikan oleh para
pemuda. Sekali lagi, memang berat. Tetapi dengan kegigihannya sebagai agent of change,
main-set anak-anak Indonesia yang telah dibentuk sejak dini dan perbaikan kualitas anak-
anak Indonesia diberbagai aspek, pemuda Indonesia mampu mewujudkan ribuan bahkan
jutaan hak-hak anak Indonesia yang belum terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Andreas Ristanto. 2014. Jurnal Realisasi Peran Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) Dalam Menangani Anak Yang Menjadi Pelaku Tindak Pidana
Penganiayaan. Universitas Atma Jaya Yogyakarta: Yogyakarta
Moerdiyanto. 2011. Pembangunan Kepemimpinan Pemuda Berwawasan Kebangsaan dan
Cinta Tanah Air. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta
Reskia, Citra. 2013. Penerapan Instrumen Hak Asasi Manusia Terhadap Anak Dalam
Situasi Konflik Bersenjata. Universitas Hassanuddin: Makassar
Tim Peraturan Perundang-Undangan Indonesia. 2002. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2002. Jakarta
Tim Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional BKKBN. 2011. Kajian Profil Penduduk Remaja (10-
24 Thn): Ada apa dengan Remaja?. Policy Brief Seri I No.6/Pusdu-
BKKBN/Desember 2011. Jakarta

You might also like