Professional Documents
Culture Documents
1.2 Fisiologi
Cairan dan Elektrolit masuk melalui makanan, minuman dan cairan
intravena(IV) dan di distribusikan ke seluruh tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya. Jika salah satu
terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh di bagi menjadi dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler
dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di
dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan
yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan
intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. cairan
intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler. Cairan
interstitial adalah cairan yang terletak di antara sel. Sedangkan cairan
transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan intraokuler dan
sekresi saluran cerna. Intravaskuler 5% berat badan, interstitial 15% berat
badan dan transseluler 40% berat badan.
Cairan intravaskuler dan interstitrial bersama-sama disebut extrasel (ECF) .
ECF adalah cairan tubuh dengan laju tinggi dikeluarkan melalui urine
kg/hari serta keringat dan uap panas (700/m/hari). (Tarwanto dan
wartonah ,2003)
1.3.2 Temperatur
Temperatur yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan
melalui keringat cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak
kehiangan cairan.
1.3.3 Diet
Apabila tubuh kekurangan zat gizi, maka tubuh akan memecah
cadangan makanan yang tersimpan dalam tubuh, sehingga terjadi
pergerakan cairan dari interstisial ke interseluler yang dapat
berpengaruh pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan.
1.3.4 Stres
Stres dapat berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit, melalui proses peningkatan produksi ADH karena pada
proses ini dapat meningkatkan metabolisme sehingga mengakibatkan
terjadinya glikolisis otot yang dapat menimbulkan retensi natrium dan
air.
1.3.5 Sakit
Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk
memperbaikinya sel membutuhkan proses pemenuhan kebutuhan
cairan yang cukup.Keadaan sakit menimbulkan ketidakseimbangan
sistem dalam tubuh seperti ketidakseimbangan hormonal yang dapat
mengganggu keseimbangan kebutuhan cairan. ( Hidayat, AAA dan
Uliyah. 2011)
1.4 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada system Cairan dan
Elektrolit
1.4.1 Gangguan Cairan
a. Hipovolemi
Terjadi karena kekurangan pemasukan air atau pengeluaran
berlebihan.
Penyebab: Muntah, diare berlebihan, Perdarahan, Demam
b. Hipervolemi
Terjadi saat air dan natrium dipertahankan dalam proporsi isotonik
sindrom ruang ke tiga berefek kekurangan vulume cairan
ekstrasel. Disebabkan karena infeksi trauma.
c. Dehidrasi
Terjadi jika ada kehilangan cairan tanpa di sertai kehilangan
elektrolit yang proporsional faktor resiko terjadinya dehidrasi.
Penyebab: Penurunan sekresi ADH, Penurunan fungsi neurologis,
macam dehidrasi (kurang volume cairan) berdasarkan derajatnya:
Dehidrasi berat:
- Pengeluaran/kehilangan cairan 4-6 L.
- Serum natrium 159-166 mEq/ML.
- Turgor kulit buruk.
- Nadi dan pernafasan meningkat.
- Kehilangan cairan mencapai >10% berat badan.
Dehidrasi sedang
- Kehilangan cairan 2-4 atau antara 5-10% berat badan
- Serum natrium 152-158 mEq/L.
- Mata cekung
d. Edema
Akumulasi cairan abnormal di jaringan infertital atau rongga
tubuh.
Penyebab:
- Peningkatan tekanan hidostatik.
- Penurunan tekanan asmotik plasma.
- Sumbatan imfalik.
- Refensi urine.
- Kerusakan pembuluh darah kapiler.
b. Hipernatremia
Merupakan suatu keadaan di mana kadar natrium dalam plasma
tinggi yang di tandai dengan mukosa kering. Oliguria/anuria,
turgor kulir buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit
kemerahan,lidah kering dan kemerahan ,suhu badan naik.
c. Hipokalemia
Suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Di tandai
dengan lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak nafsu
makan, muntah-muntah,perutnya kembung, denyut jantungnya
tidak beraturan.
d. Hiperkalemia
Merupakan suatu keadaan di mana kadar kalium dalam darah
tinggi . di tandai dengan adanya mual,hiperaktivitas sistem
pencernaan, aritmia kelemahan, jumlah urine sedikit sekali, diare,
adanya kecemasan dan iritabilitas.
e. Hipokalsemia
Merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah
ditandai dengan adanya kram otot, kram perut, kejang, bingung,
kesemutan pada jaridan sekitar mulut.
f. Hiperkalsemia
Merupakan suatu keadaan kelebihab kadar kalsium dalam darah di
tandai dengan adanya nyeri pada tulang,relaksasi otot, batu
ginjal,mual-mual, koma, dan kadar kalsium dalam plasma lebih
dari 4,3mEq/L.
g. Hipomagnesia
Merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah ditandai
dengan adanya iritabilitas,tremor,kram pada kaki dan tangan,
lakikardi, hipertensi,kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3
mEq/L.
h. Hipermagnesia
Merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah
ditandai dengan adanya koma,gangguan pernafasan,dan kadar
magnesium lebih dari 2,5 mEq/L. ( Hidayat, AAA dan Uliyah.
2011).
e. Riwayat pekerjaan/kebiasaan :
1) Situasi tempat kerja dan lingkungannya
2) Kebiasaan dalam pola hidup pasien
3) Kebiasaan merokok
f. Genogram Dikaji :
1) Jumlah anggota keluarga
2) Garis keturunan / silsilah keluarga
3) Anggota keluarga yang tinggal serumah dengan paien
4) Anggota keluarga lain yang mengalami sakit yang sama
dengan pasien
5) Anggota keluarga yang berpotensi memiliki penyakit menular.
Ditandai dengan :
Hipotensi
Takhikardia
Pucat
Keklemahan
Konsentrasi urin pekat
N INTERVENSI RASIONAL
O
1 Ukur dan catat setiap 4 jam : Menentukan
Intkae dan output cairan Warna muntahan, kehilangan makan dan
urine dan feses Monitor turgor kulit Tanda minum
tanda vital Monitor IV infuse CVP Elektrolit,
BUN, hematokrit dan Hb Status mental Berat
badan
2 Berikan makanan dan cairan Memenuhi kebutuhan
makan dan minum
3 Berikan pengobatan seperti antidiare dan Menurunkan
antimuntah pergerakan usus dan
muntah
4 Berikan dukungan verbal dalam pemberian cairan Meningkatkan
konsumsi yang lebih
5 Lakukan kebersihan mulut sebelum makan Meningkatkan nafsu
makan
6 Ubah posisi pasien setiap 4 jam Meningkatkan
sirkulasi
7 Berikan pendidikan kesehatan tentang : Tanda Meningkatkan
dan gejala dehidrasi Intake dan output cairan informasi dann
Terapi kerjasama.
Ditandai dengan :
Orthopnea
Oliguria
Edema
Distensi vena jugularis
Distress pernafasan
Anasarka
Edema paru