You are on page 1of 22

ELEKTROSTATIS

Gaya elektrostatis adalah gaya yang timbul pada dua benda yang memiliki muatan listrik
statik. Jika muatannya sama atau sejenis maka akan saling menolak sementara jika
muatannya berlawanan jenis maka akan saling menarik.

Cara Memperoleh Muatan Listrik

Bila sebuah benda logam bermuatan positif disentuhkan dengan benda logam lain yang
tidak bermuatan (netral), maka elektron-elektron bebas dalam logam yang netral akan ditarik
menuju logam yang bermuatan positif tersebut sebagaimana diperlihatkan pada Gambar di
bawah ini. Karena sekarang logam kedua tersebut kehilangan beberapa elektronnya, maka
logam ini akan bermuatan positif. Proses demikian disebut memuati dengan cara konduksi
atau dengan cara kontak, dan kedua benda tersebut akhirnya memiliki muatan dengan tanda
yang sama.

1
Gambar Batang logam netral memperoleh muatan ketika disentuh dengan benda logam lain
yang bermuatan.

Bila benda yang bermuatan positip didekatkan pada batang logam yang netral, tetapi
tidak disentuhkan, maka elektron-elektron batang logam tidak meninggalkan batang, namun
elektron-elektron tersebut bergerak dalam logam menuju benda yang bermuatan, dan
meninggalkan muatan positif pada ujung yang berlawanan, seperti diperlihatkan pada
Gambar dibawah ini.

Gambar Memberi muatan dengan jalan induksi

Muatan tersebut dikatakan telah diinduksikan pada kedua ujung batang logam. Proses
demikian disebut memuati dengan cara induksi. Tentu saja tidak ada muatan yang dihasilkan
dalam batang; muatan hanya dipisahkan. Jumlah muatan pada batang logam masih sama
dengan nol. Meskipun demikian, jika dipotong menjadi dua bagian, kita akan memiliki dua
benda yang bermuatan, satu bermuatan positif dan yang lain bermuatan negatif.

Cara lain untuk menginduksi muatan pada benda logam adalah dengan jalan
menghubungkan logam tersebut menuju ground melalui kawat konduktor sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar dibawah ini (berarti ground).

Selanjutnya benda dikatakan di ground-kan atau dibumikan. Karena bumi sangat


besar dan dapat menyalurkan elektron, maka bumi dengan mudah dapat menerima ataupun
memberi elektron-elektron; karena itu dapat bertindak sebagai penampung (reservoir) untuk
muatan. Jika suatu benda bermuatan negatif didekatkan ke sebuah logam, maka
elektron-elektron bebas dalam logam akan menolak dan beberapa electron akan bergerak

menuju bumi melalui kabel.

2
Induksi muatan pada suatu benda yang dihubungkan ke bumi. Ini menyebabkan logam
bermuatan positif. Jika sekarang kabel dipotong, maka logam akan memiliki muatan induksi
positif

Bahaya Listrik Statis :

A. Petir
Loncatan muatan listrik terjadi pada saat muatan listrik bergerak secara bersama-
sama. Kejadian ini disebut pengosongan listrik statis. Pengosongan itu ditunjukkan oleh
sambaran petir pada Gambar dibawah ini.

Petir adalah contoh loncatan muatan listrik statis yang besar


Muatan listrik dapat hilang dengan pengosongan. Pengosongan terjadi apabila tersedia
suatu jalan bagi elektron-elektron untuk mengalir dari suatu benda bermuatan ke benda
lain. Perpindahan muatan listrik statis dari satu benda ke benda lain disebut penetralan
atau pengosongan muatan statis. Pengosongan itu lazim juga disebut pentanahan, karena
muatan itu sering dikosongkan dengan cara menyalurkan ke tanah.
Pengosongan muatan statis di udara dapat terjadi sangat besar sehingga menimbulkan
suara dahsyat yang kita sebut guntur. Proses terjadinya petir dapat dijelaskan pada
Gambar dibawah ini. Bacalah keterangan ketiga gambar tersebut.

3
Gambar Proses terjadinya petir
B. Percikan Api
Putaran pada saat mobil truk berjalan menghasilkan muatan negatif yang diperoleh
dari gesekan ban dengan jalan. Bagian dalam logam yang berdekatan dengan ban
menjadi bermuatan positif dengan cara induksi. Hal ini dapat menimbulkan percikan api.
Untuk menghindari peristiwa tersebut, truk pengangkut bensin atau bahan yang mudah
terbakar lainnya dilengkapi dengan sepotong logam di bagian belakang mobil menyentuh
tanah. Logam ini menghantarkan elektron dari tanah untuk menetralisir muatan positif
yang ada di badan logam mobil sebelum terjadi percikan api.
C. Bahaya Listrik Statis di Pesawat
Listrik statis pesawat dibuang ke semua ujung dari struktur badan pesawat yaitu di
atap sayap dan ekor bentuknya seperti penangkal petir berbentuk logam mencuat dan
memanjang instrument pesawat sudah diproteksi sedemikian rupa tetapi bisa juga terjadi
walaupun hanya berupa visual. Visual ini terlihat jika pesawat berada di ketinggian
30000 feet ke atas dan altimeter set ke 29.92Hg, partikel bebas dan ion2 di udara akan
terkena gesekan body pesawat dan radiasi elektromagnetik dari sinyal HP akan
meningkatkan sekian persen radiasi didalam pesawat, dimana sinyal HP akan dianggap
sebagai radiasi dan diserap oleh struktur body dan dibuang ke setiap ujung badan
pesawat, hal ini bisa mengakibatkan ujung-ujung pembuangan elektrostatis berpendar
dan menyala sepeti kilat kecil. Hal ini memang tidak berbahaya, namun jika frekuensi
HP sama dengan pesawat hal ini dapat menyebabkan mesin pesawat mati.

4
D. Bahaya Listrik Statis di Rel Kereta Api
Roda KA dari baja berjenis ferritic, mempunyai medan magnet yang sangat kuat.
Medan magnet inilah yang dapat mengakibatkan mesin kendaraan mati di tengah rel
kereta api. Biasanya kendaraan yang mudah mati adalah kendaraan berbahan bakar
bensin karena endaraan berbahan bakar bensin masih menggunakan platina dan CDI.
Jika terkena medan magnet, maka pengapiannya akan terpengaruh sehingga mesin bisa
mati. Sedangkan solar berbeda. Selain accunya di atas 12 volt juga tidak menggunakan
platina.
E. Bahaya Listrik Statis di SPBU
Terjadi 29 kebakaran dimana kendaraan dimasuki kembali dan nozzle disentuh saat
pengisian bahan bakar dari berbagai jenis merek dan model. Untuk menghindari hal ini
jangan sekali-kali masuk kembali kedalam kendaraan anda saat pengisian bensin sedang
berlangsung. Jika anda memang terpaksa harus masuk kembali kedalam kendaraan anda
saat bensin dipompa, pastikan anda keluar, menutup pintu sambil menyentuh logam,
sebelum anda menarik nozzle keluar. Dengan cara ini listrik statis dari tubuh anda akan
dibuang sebelum anda menarik keluar nozzle.

Manfaat Listrik Statis :

A. Mesin Fotocopy

Tabung drum adalah silinder dari bahan aluminium yang dilapisi dengan selenium
yang sangat sensitif terhadap cahaya.

Cara kerja mesin fotokopi yaitu berdasarkan konsep listrik statis dan optik. Di dalam
mesin ini terdapat logam selenium (merupakan konduktor foto), yang menghantarkan
arus listrik saat terkena cahaya dan merupakan isolator listrik saat dalam kegelapan.

Prinsip kerja mesin fotokopi adalah sebagai berikut.

Cahaya yang sangat terang yang berasal dari lampu expose yang menyinari dokumen
yang sudah diletakkan di atas kaca dengan posisi terbalik ke bawah pada kaca, gambar

5
pada dokumen kemudian akan dipantulkan melalui lensa, kemudian lensa akan
mengarahkan gambar tersebut kea rah tabung drum.

B. Penangkal Petir
Batang logam penangkal petir sering dipasang di atas atap rumah bertingkat atau di
atas bangunan tinggi, dan dihubungkan ke dalam tanah melalui kabel logam. Penangkal
petir, melindungi rumah dan bangunan tinggi tersebut dari kerusakan oleh energi listrik
yang besar di dalam petir. Penangkal petir ini menyediakan suatu jalan aman, atau
pentanahan, agar arus listrik petir mengalir masuk ke dalam tanah, bukan melewati
rumah atau bangunan lain. Penangkal petir itu merupakan contoh pengosongan muatan
statis yang tidak menimbulkan kerusakan.

C. Generator Van de Graff


Muatan listrik yang diperoleh melalui cara menggosok.Untuk memperoleh muatan
listrik yang sangat besar digunakan generator Van de Graff. Gesekan antara pita karet
dan roda pemutar menyebabkan pita karet bermuatan listrik. Muatan listrik ini ditampung
pada bola logam.Distribusi muatan listrik ini terdapat pada permukaan luar bola yang
berongga.
D. Penggumpal Asap
Alat ini membersihkan partikel-partikel abu hasil pembakaran gas, sehingga
mengurangi pencemaran udara. Alat penggumpal asap ini terdiri dari kawat dan pelat
logam, kawat dibuat bermuatan negatif, partikel abu ketika melewati kawat akan
bermuatan negatif. Pelat logam dibuat bermuatan positif sehingga akan menarik partikel
abu yang bermuatan negatif. Gumpalan-gumpalan partikel abu itu kemudian jatuh ke
dasar cerbong sehingga mudah dibersihkan. Teknik penggumpal asap ini sering
digunakan dalam pabrik baja, pabrik semen, dan industri kimia yang banyak
mengeluarkan asap.
E. Cat Semprot

6
Butiran cat dari aerosol menjadi bermuatan ketika bergesekan dengan mulut pipa
semprot dan udara. Bila benda yang dicat diberi muatan berlawanan, maka butiran cat
akan tertarik ke badan benda. Metode ini sangat efektif, efisien, dan murah.

7
GROUNDING

Gambar Sistem Grounding

Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding adalah sistem pengamanan
terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari
lonjakan listrik, petir dll. Sistem pentanahan di data center menjadi salah satu unsur penting
dalam data center karena memberikan kebutuhan tenaga utama bagi data center. Standar
pentanahan untuk data center tercantum dalam beberapa dokumen antara lain : TIA-942, J-
STD-607-A-2002 dan IEEE Std 1100 (IEEE Emerald Book), IEEE Recommended Practice
for Powering and Grounding Electronic Equipment.

Tujuan utama dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur yang low-
impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient
voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic discharge adalah
penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Sistem pentanahan yang
efektif akan meminimalkan efek tersebut.

8
Karakteristik Sistem Grounding yang Efektif

1. Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdapat pada data center harus
merupakan koneksi yang sudah direncanakan sebelumnya dengan kaidah-kaidah tertentu.

2. Verifikasi secara visual dapat dilakukan.

3. Sesuai dengan ukuran, TIA-942 menyediakan guideline untuk setiap komponen


pada data center.

4. Menghindarkan gangguan yang terjadi pada arus listrik dari perangkat.

5. Semua komponen metal harus ditahan/diikat oleh sistem pentanahan, dengan tujuan
untuk meminimalkan arus listrik melalui material yang bersifat konduktif pada potensial
listrik yang sama.

Cara Pemasangan / Instalasi Grounding System

Sistem pembumian penangkal petir (grounding system) adalah suatu rangkaian instalasi
yang tertanam di dalam tanah dan berfungsi untuk melepaskan arus petir ke dalam bumi atau
membuang arus berlebih pada instalasi listrik. Tingkat kehandalan sebuah grounding ada di
nilai konduktivitas logam terhadap tanah yang berhubungan secara langsung atau logam
tertanam. Semakin konduktif tanah terhadap benda logam, maka semakin baik.

Grounding diukur nilainya dengan OHM. Alat pengukurnya menggunakan Earth Ground
Tester. Nilai standar mengacu pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik atau PUIL 2000
(peraturan yang sesuai dan berlaku hingga saat ini) yaitu kurang dari atau sama dengan 5
(lima) ohm. Dijelaskan bahwa nilai sebesar 5 ohm merupakan nilai maksimal atau batas
tertinggi dari hasil resistan pembumian (grounding) yang masih bisa ditoleransi. Nilai yang
berada pada range 0 ohm 5 ohm adalah nilai aman dari suatu instalasi pembumian /
grounding. Nilai tersebut berlaku untuk seluruh sistem dan instalasi yang terdapat
pembumian (grounding) di dalamnya.

Untuk membuat instalasi pembumian (grounding) dengan nilai resistan pembumian yang
sesuai peraturan, bisa dilakukan dengan beberapa teknik. Beberapa teknik pendekatan di
antaranya yaitu : memparalel, menambah kedalaman atau memperbesar luas penampang

9
hataran. Dengan melakukan salah satu atau ketiga tehnik tersebut, sehingga dapat
memperoleh hasil yang diharapkan. Terdapat banyak cara untuk mendapatkan hasil nilai
resistan pembumian (grounding) yang standar, tetapi diharapkan melakukan cara yang sesuai
(legal) dan tidak mengandung unsur non legal yang dapat merugikan untuk kedepannya.

Harus anda ketahui dahulu bahwa pembumian yang baik atau yang benar-benar efektif
mempunyai nilai dibawah 1 Ohm, namun itu semua bisa dicapai dengan kondisi tanah yang
agak lembab. Kalau tanah ini kering atau gersang atau bahkan berpasir, maka akan berbeda
lagi nilainya. Itulah mengapa kita sering menjumpai sistem pentanahan yang digali sangat
dalam, hal itu untuk mencari kondisi tanah yang baik dan mencari nilai grounding dibawah 1
ohm.

Aspek-aspek yang Mempengaruhi Sistem Pembumian (Grounding System)

Tabel di atas hanya dapat digunakan sebagai pedoman karena tanah memiliki lapisan dan
jarang yang sama (homogen). Maka dari itu, nilai tahanannya akan sangat berbeda-beda.

Untuk mencapai nilai tahanan sebaran tersebut, tidak semua daerah bisa terpenuhi karena
ada beberapa aspek yang mempengaruhinya, yaitu:

1. Kadar air

10
Bila air tanah dangkal/penghujan, maka nilai tahanan sebaran mudah didapatkan,
sebab sela-sela tanah mengandung cukup air bahkan berlebih, sehingga konduktivitas
tanah akan semakin baik.

11
2. Mineral/garam

Kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan sebaran/resistansi karena


semakin berlogam dan bermineral tinggi, maka tanah semakin mudah menghantarkan
listrik. Daerah pantai kebanyakan memenuhi ciri khas kandungan mineral dan garam
tinggi, sehingga tanah sekitar pantai akan jauh lebih mudah untuk mendapatkan tahanan
tanah yang rendah.

3. Derajat keasaman

Semakin asam (PH rendah atau PH<7) tanah, maka arus listrik semakin mudah
dihantarkan. Begitu pula sebaliknya, semakin basa (PH tinggi atau PH >7) tanah, maka
arus listrik sulit dihantarkan. Ciri tanah dengan PH tinggi: biasanya berwarna terang,
misalnya Bukit Kapur.

4. Tekstur tanah

Untuk daerah yang bertekstur pasir dan berpori (porous) akan sulit untuk
mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti ini air dan mineral
akan mudah hanyut dan tanah mudah kering.

Jadi kondisi tanah yang bagus untuk grounding adalah : tanah liat
(persawahan/ladang), tanah rawa. Untuk mengkondisikan agar tanah selalu lembab, bisa
dengan menambahkan tanah humus, garam dan areng ke sekitar elektroda yang ditanam.

12
Berbagai Bentuk Sistem Pembumian (Grounding System)

Ukuran kabel standar minimal untuk penyalur arus petir adalah 50mm, baik BCC
maupun NYY.

Sistem pembumian dapat dibuat dalam 4 bentuk, di antaranya:

1. Single Grounding Rod (Batang Grounding Tunggal)

Grounding system yang hanya terdiri atas satu buah titik penancapan batang (rod)
pelepas arus atau ground rod di dalam tanah dengan kedalaman tertentu (misalnya 6

13
meter). Untuk daerah yang memiliki karakteristik tanah yang konduktif, biasanya mudah
untuk didapatkan tahanan sebaran tanah di bawah 5 ohm dengan satu buah ground rod.
Untuk mendapatkan tahanan di bawah 0,5 Ohm, berarti perlu berapa grounding rod ?

2. Paralel Grounding Rod (multiple grounding rod)

Jika sistem single grounding rod masih mendapatkan hasil kurang baik (nilai tahanan
sebaran >5 ohm), maka perlu ditambahkan ground rod ke dalam tanah yang jarak antar
batang minimal 3 meter dan dihubungkan dengan kabel BC/BCC. Semakin jauh jarak
antar ground rod, maka akan semakin bagus untuk fail over jika salah satu ground rod
tidak berfungsi. Penambahan ground rod dapat juga ditanam mendatar dengan
kedalaman tertentu, bisa mengelilingi bangunan membentuk cincin atau cakar ayam.
Kedua teknik ini bisa diterapkan secara bersamaan dengan acuan tahanan
sebaran/resistansi kurang dari 5 ohm setelah pengukuran dengan earth ground tester.

14
3. Multi Grounding System (maximal grounding)

Atau juga yang disebut dengan anyaman grounding (grounding mesh), merupakan
anyaman kawat tembaga (BC) yang saling terhubung satu dengan yang lain.
4. Pelat Grounding (grounding plate)

Yaitu menggunakan plat tembaga yang ditanam di dalam tanah.

Bila didapati kondisi tanah yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. kering atau air tanah dalam

2. kandungan logam sedikit

3. basa (berkapur)

15
4. pasir dan berpori (porous).

maka penggunaan 2 cara pertama akan sulit dan besar kemungkinan gagal untuk
mendapatkan resistansi kecil. Maka dari itu, teknis yang digunakan adalah dengan
cara penggantian tanah dengan tanah yang mempunyai sifat menyimpan air atau tanah yang
kandungan mineral garam dapat menghantar listrik dengan baik. Misalnya : tanah liat, tanah
humus. Lalu Ground rod ditancapkan pada daerah titik logam dan di kisaran kabel
penghubung antar ground rod-nya. Tanah humus, tanah dari kotoran ternak, dan tanah liat
sawah cukup memenuhi standar hantar tanah yang baik. Adapun cara pembuatannya adalah
sebagai berikut :

1. Letak titik ground rod dibor dengan lebar kisaran 5 cm atau lebih.

2. Kemudian, diisi dengan tanah humus sampai penuh. Bisa juga ditambah dengan arang
dan garam agar tetap lembab.

3. Kemudian, diisi air.

4. Kemudian, ground rod dimasukkan.

5. Parit penghubung antar ground rod yang sudah terpasang kabel penghubung (BC)
ditimbun kembali dengan tanah humus (tanah kotoran hewan / sapi).

6. Semakin jauh jarak antar titik akan semakin bagus (> 6 meter). Jika
memungkinankan, hubungkan kabel BC antar titik membentuk jala-jala.

7. Hubungkan kabel BC antar titik dan dengan ground rod menggunakan las kuningan /
las tembaga. Anda bisa meminta bantuan tukang las untuk hal ini (harganya memang
lumayan mahal, tapi lebih bagus hasilnya dibanding menggunakan mur besi yang bisa
karatan sehingga menaikkan tahanan).

Untuk jenis tanah yang sama, tahanan jenisnya dipengaruhi oleh kedalamannya. Makin
dalam letaknya, umumnya makin kecil tahanan jenisnya, karena komposisinya makin padat
dan umumnya juga lebih basah. Oleh karena itu, dalam memasang batang grounding, makin
dalam pemasangannya akan makin baik hasilnya dalam arti akan didapat tahanan grounding
yang makin rendah.

16
Beberapa Variabel yang Memengaruhi Sistem Pembumian (Grounding System)
berdasarkan NEC Code (1987, 250-83-3)

Ada beberapa variabel yang dapat memengaruhi performa grounding system pada
jaringan listrik. Salah satu yang menjadi acuan, yaitu NEC code (1987, 250-83-3),
mensyaratkan panjang elektroda grounding system minimum 2,5 meter (8 kaki) dihubungkan
dengan tanah. Ada empat variabel yang mempengaruhi tahanan grounding system. Adapun
empat variabel tersebut adalah sebagai berikut :

1. Panjang/Kedalaman Elektroda
Satu cara yang sangat efektif untuk menurunkan tahanan tanah adalah memperdalam
elektroda. Tanah tidak tetap tahanannya dan tidak dapat diprediksi. Maka dari itu, ketika
memasang elektroda, elektroda berada di bawah garis beku (frosting line). Ini dilakukan
sehingga tahanan tanah tidak akan dipengaruhi oleh pembekuan tanah di sekitarnya.
Secara umum, menggandakan panjang elektroda bisa mengurangi tingkat tahanan 40%.
Ada kejadian-kejadian di mana secara fisik tidak mungkin dilakukan pendalaman batang
elektroda di daerah-daerah yang terdiri atas batu, granit, dan sebagainya. Dalam keadaan
demikian, metode alternatif yang dapat digunakan adalah grounding cement.
Jika tahanan pada masing-masing ground rod belum mencapai kurang dari 5 ohm,
maka harus ditambah panjangnya hingga mencapai air. Anda bisa menggunakan jasa
pengeboran untuk proses ini, karena kadang butuh kedalaman 12 meter untuk mencapai
air di bawah tanah.
Harga ground rod yang terbuat dari batang tembaga full cukup mahal, sekitar 800 ribu
untuk 6 meter. Untuk menghemat, Anda bisa menggunakan pipa besi galvanis dengan
panjang 6 18 meter (1-3 pipa), lalu dililit dengan kabel BC sepanjang minimal 60 cm.
Semakin panjang lilitannya, akan semakin bagus kontaknya dengan tanah, sehingga
semakin bagus pula tahanannya.
2. Diameter Elektroda
Menambah diameter elektroda berpengaruh sangat kecil dalam menurunkan tahanan.
Misalnya, bila diameter elektroda digandakan, maka tahanan grounding system hanya
menurun sebesar 10%. Jadi mendingan memperpanjang elektroda.
3. Jumlah Elektroda
Cara lain menurunkan tahanan tanah adalah dengan menggunakan banyak elektroda.
Dalam desain ini, lebih dari satu elektroda yang dimasukkan ke dalam tanah dan
dihubungkan secara paralel untuk mendapatkan tahanan yang lebih rendah. Agar
penambahan elektroda efektif, jarak batang tambahan setidaknya harus sama dalamnya
dengan batang yang ditanam. Tanpa pengaturan jarak elektroda yang tepat, bidang

17
pengaruhnya akan berpotongan dan tahanan tidak akan menurun. Untuk membantu
dalam memasang batang grounding system yang akan memenuhi kebutuhan tahanan
tertentu, maka dapat menggunakan tabel tahanan grounding system di bawah ini.
4. Desain

Grounding system sederhana terdiri atas satu elektroda yang dimasukkan ke dalam
tanah. Penggunaan satu elektroda adalah hal yang umum dilakukan dalam
pembuatan grounding system dan bisa ditemukan di luar rumah atau tempat usaha
perorangan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Ada pula grounding system kompleks terdiri atas banyak batang pentanahan yang
terhubung, jaringan bertautan atau kisi-kisi, plat tanah, dan loop tanah. Sistem-sistem ini
dipasang secara khusus di substasiun pembangkit listrik, kantor pusat, dan tempat-tempat
menara seluler. Jaringan kompleks meningkatkan secara dramatis jumlah kontak dengan
tanah sekitarnya dan menurunkan tahanan tanah.

18
Alat dan Material Bantu dalam Sistem Pembumian (Grounding System)

1. Alat Ukur Resistansi / Earth Ground Tester

Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui hasil dari resistans atau tahanan grounding
system pada sebuah instalasi penangkal petir yang telah terpasang. Alat ukur ini digital,
sehingga hasil yang ditunjukan memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi. Diketahui
bahwa pihak Dinas Tenaga Kerja (disnaker) juga menggunakan alat ini untuk mengukur
resistansi, sehingga pengukuran oleh pihak kontraktor sama dengan hasil pengukuran
pihak disnaker.

2. Bus Bar Grounding (Terminal)

Alat ini digunakan sebagai titik temu antara kabel penyalur petir dengan
kabel grounding. Biasanya terbuat dari plat tembaga atau logam yang berfungsi sebagai

19
konduktor, sehingga kualitas dan fungsi instalasi penangkal petir yang terpasang dapat
terjamin. Pilih Copper Bar yang tebal, jangan yang tipis).

Jadi dengan menggunakan Bus Bar atau Copper Bar, Anda bisa membuat common
grounding system. maksudnya adalah Anda tidak perlu membuat grounding untuk
masing-masing peralatan, tapi Anda bisa menggunakan 1 grounding untuk semua
peralatan. Misal kabel down penangkal petir, kabel BC dari grounding, kabel ground dari
listrik PLN, kabel ground dari pemancar, kabel ground dari arrester LAN, kabel ground
dari kabel kabel antena dll. Istilah lainnya untuk hal ini disebut dengan bonding
(ikatan/mempersatukan). Bonding ke grounding system yang sama telah digunakan
secara luas untuk memastikan bahwa semua konduktor (orang, permukaan dan peralatan)
berada pada potensial listrik yang sama. Ketika semua konduktor berada pada potensial
yang sama, maka tidak akan terjadi loncatan arus listrik.

3. Copper Butter Connector

Alat ini digunakan untuk menyambung antar kabel atau kabel dengan Bus bar
grounding. Biasanya kabel yang disambung pada instalasi penangkal petir adalah
kabel grounding system, karena kabel penyalur pada penangkal petir tidak boleh terputus
atau tidak boleh ada sambungan. Setelah kabel tersambung oleh alat ini tentunya harus
diperkuat dengan isolasi sehingga daya rekat dan kualitas sambungannya dapat terjaga
dengan baik. Penyambungan kabel instalasi penyalur petir konvensional umumnya
menggunakan alat ini, karena pada penangkal petir konvensional jalur kabel terbuka
hanya dilindungi oleh tingkah laku (conduct) dari PVC.

20
4. Ground Rod Drilling Head

Alat ini berfungsi untuk membantu mempercepat pembuatan grounding suatu instalasi
penangkal petir, yaitu dengan cara memasang di bagian bawah copper rod atau ground
rod yang akan dimasukkan ke dalam tanah, sehingga copper rod atau ground rod tersebut
ketika didorong ke dalam tanah akan cepat masuk karena bagian ujung alat ini runcing.
Selain itu, alat ini juga dapat menghindari kerusakan copper rod ketika dipukul ke dalam
tanah.

5. Ground Rod Drive Head

Alat ini dipasang di bagian atas copper rod atau ground rod dan berfungsi untuk
menghindari kerusakan copper rod atau ground rod bagian atas yang akan dimasukkan ke
dalam tanah. Hal tersebut karena: pada saat copper rod didorong ke dalam tanah dengan
cara dipukul, alat pemukul tersebut tidak mengenai copper rod, akan tetapi mengenai alat
ini.

21
6. Ground Rod Coupler

Alat ini digunakan ketika kita akan menyambung beberapa segmen copper
rod atau ground rod yang dimasukkan ke dalam tanah, sehingga copper rod atau ground
rod yang masuk ke dalam tanah akan lebih panjang. Misalnya, ketika kita akan
membuat grounding penangkal petir sedalam 12 meter dengan menggunakan copper rod,
maka alat ini sangat diperlukan karena copper rod yang umumnya ada dipasaran paling
panjang hanya 4 meter.

7. Bentonit

Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung monmorillonit dalam dunia
perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral. Dalam aplikasi grounding system,
bentonit digunakan untuk membantu menurunkan nilai resistansi atau tahanan tanah.
Bentonit digunakan saat pembuatan grounding (jika sudah tidak ada cara lain untuk
menurunkan nilai resistansi). Pada umumnya, para kontraktor cenderung memilih
menggunakan cara pararel grounding rod atau multi grounding system untuk
menurunkan resistansI.

22

You might also like