You are on page 1of 7

Nama : Felixita Pala Oja

Kelas : B

TUGAS : BAGAIMANA APLIKASI KODE ETIK


PROFESI DITEMPAT TUGAS ANDA.
JAWAB :

A. Pengertian Dasar Etika

Istilah atau kata etika sering kita dengar, baik di ruang kuliah maupun dalam
kehidupan sehari-hari tidak hanya dalam segi keprofesian tertentu, tetapi menjadi kata-
kata umum yang sering digunakan, termasuk diluar kalangan cendekiawan. Dalam
profesi bidan etika lebih dimengerti sebagai filsafat moral.
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani etos dalam bentuk tunggal
mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia; adat; akhlak; watak;
perasaan; sikap; dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak ta etha mempunyai arti adat
kebiasaan. Menurur filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk
menunjukkan filsafat moral. Sehingga berdasarkan asal usul kata, maka etika berarti :
ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.

B. Pengenalan Etika Umum


1. Hati Nurani
Hati nurani akan memberikan penghayatan tentang baik atau buruk
berhubungan dengan tingkah laku nyata kita. Hati nurani memerintahkan atau melarang
kita untuk melakukan sesuatu sekarang dan disini. Ketika kita tidak mengikuti hati nurani
berarti kita menghancurkan integritas kepribadian kita dan mengkhianati martabat
terdalam kita. Hati nurani berkaitan erat dengan kenyataan bahwa manusia mempunyai
esadaran. Berikut ini ada beberapa contoh-contoh pengalaman hati nurani sesuai
lingkup pemgalaman tugas sebagai bidan
2. Hati Nurani
Terdapat hubungan timbal balik antara kebebasan dan tanggung jawab,
sehingga pengertian manusia bebas dengan sendirinya menerima juga
bahwa manusia itu bertanggung jawab tanpa kebebasan.

Batas-batas kebebasan meliputi :


. * Faktor internal
* Lingkungan
. * Kebebasan orang lain
. * Generasi penerus yang akan datang
3. Nilai dan Norma
Nilai merupakan sesuatu yang baik , sesuatu yang menarik, sesuatu yang
dicari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai, sesuatu yang
diinginkan.
4. Hak dan Kewajiban
Hak berkaitan degan kewjiban yang bebas, terlepas dari segala ikatan dengan
hukum objek.
5. Amoral dan Immoral
Menurut Oxford Dictionary kata amoral dijelaskan sebagai unconcerned with,
out of spere of moral,non moral,diluar etnis,non moral.,diluar etnis,non moral.
Sedangkan Immoral berarti :
opposed to morality, morally evil, yang berarti bertentangan dengan moralitas
yang baik

6. Moral dan Agama


Agama mempunyai hubungan erat dengan moral. Dasar terpenting drai
tingkah lak moral dalh agama. Mengapa perbuatan itu boleh atau tidak boleh dilakukan,
dasarna adalah agama melarang untuk melakukannya. Agama mengatur bagaimana
cara kita hdup. Setiap agama mengandung ajaran moral yang menjadi pegangan bagi
setiap penganutnya. Dalam agama kesalahan moral adalah dosa, tetapi dari sudut
filsafat moral , kesalahan moral adalah pelanggaran prinsip etis,. Bagi penganut agama,
Tuhan adalah jaminanberlakunya tatanan moral.

C. Kode Etik Bidan Indonesia

Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/


Mengkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan, didalamnya terdapat Kode Etik
Bidan Indonesia. Deskripsi Kode Etik Bidan Indonesia adalah merupakan suatu ciri
profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan
merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi
anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi. Berikut ini merupakan kode etik
Bidan Indonesia.

1. Mukadimah
Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan yang luhur
demi tercapainya :
:
a. Masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
b. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
c. Tingkat kesehatan yang optimal bagi setiap warga Negara
Indonesia.
Maka Ikatan Bidan Indonesia sebagai organisasi profesi kesehatan yang menjadi
wadah persatuan dan kesatuan para bidan di Indonesia Mensiptakan Kode
Etik Bidan Indonesia yang disusun atas dasar penekanan keselamatan klien diatas
kepentingan lainnya.
Terwujudnya kode etik ini merupakan bentuk kesadaran dan kesungguhan hati dari
setiap bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan pada umumnya, KIA/KB dan
Kesehatan Keluarga pada khususnya.
Mengupayakan segala sesuatu agar kaumnya pada detik-detik yang sangat menentukan
pada saat menyambut kelahiran insan generasi secara selamat, aman dan nyaman
merupakan tugas sentral dari para bidan.

D. Etika Moral dan Nilai Dalam Praktik Kebidanan


Kemajuan ilmu pngetahuan dan tehnologi dalam segala bidang berpengaruh terhadap
meningkatya kritis masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan
kebidanan. Menjadi tantangan bagi profesi bidan untuk mengembangkan kompetensi
dan profesionalisme dalam menjalankan praktik kebidanan serta dalam memberikan
pelayanan berkualitas.
Sikap etis profesional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya, termasuk dalam
mengambil keputusan dalam merespon situasi yang muncul dalam usaha. Pemahaman
tentang etika dan moral menjadi bagian yang fundamental dan sangat penting dalam
memberikan asuhan kebidanan. dengan senantiasa menghormati nilai-nilai pasien.
Etika merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tntang perilaku benar atau salah,
kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etika berfokus pada
prinsip dan konsep yang membimbang manusia berfikir dan bertindak dalam
kehidupannya dilandasi nilai-nilai yang dianutnya.

E. Ciri-ciri Profesional Bidan


1. Menurut T. Raka Joni, 1990 adalah sebagai berikut
- Menguasai visi yang mendasari ketrampilan
- Mempunyai wawasan filosofi
- Mempunyai pertimbangan rasional
- Memiliki sifat yang positif serta mengembangkan mutu kerja
2. Menurut CV. Good
- Memerlukan persiapan dan pendidikan khusus bagi pelaku
- Memiliki kecakapan profesional sesuai persyaratan yang telah
dibakukan (organisasi profesi, pemerintah)
- Mendapat pengakuan dari masyarakat dan pemerintah
3. Menurut Scein EH
- Terikat degan pekerjaan seumur hidup
- Mempunyai motivasi yang kuat atau panggilan sebagai
landasan pemilihan kariernya dan mempunyai komitmen
seumur hidup.

- Memiliki kelompok ilmu pengetahuan dan keterampilan


khusus melalui pendidikan dan pelatihan
- Mengambil keputusan demi kliennya, berdasarkan aplikasi
prinsip-prinsip dan teori
- Berorientasi pada pelayanan menggunakan keahlian demi kebutuhan klien
- Pelayanan yang diberikan kepada klien berdasarkan kebutuhan objektif klien
- Lebih mengetahui apa yang baik untuk klien mempunyai otonomi dalam
mempertahankan tindakannya
- Membentuk perkumpulan profesi peraturan untuk profesi
- Mempunyai kekuatan status dalam bidang keahliannya, pengetahuan mereka
dianggap khusus
- Tidak diperolehkan mengadakan advertensi klien

F. Perilaku Etis Profesional Bidan


Bidan harus memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan kebidanan yang
berkualatas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan kebidanan.
Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan bidan dan berlanjut pada
forum atau kegiatan ilmiah baik formal atau non formal dengan teman, sejawat, profesi
lain maupun masyarakat. Salah satu perilaku etis adalah bila bidan menampilkan prilaku
pengambilan keputusan yang etis dalam membantu memecahkan masalah klien. Dalam
membantu memecahkan masalah ini bidan menggunakan dua pedekatan dalam asuhan
kebidanan, yaitu :
1. Pendekatan berdasarkan prinsip
Pendekatan berdasarkan prinsip sering dilakukan dalam etika
kedokteran atau kesehatan untuk menawarkan bimbingan tindakan
khusus.
2. Pendekatan berdasarkan asuhan atau pelayanan
Bidan memandang care atau asuhan sebagai dasar dan kewajiban
moral. Hubungan bidan dengan pasien merupakan pusat pedekataan
berdasarkan asuhan, dimana memberikan perhatian khusus kepada
pasien.

G. Hak dan Kewajiban Pasien


1. Hak pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien :
Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan Peraturan yang
berlaku di Rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan
Pasien berhajk atas pelayanan yang manusiawi adil dan makmur
Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan
tanpa diskriminasi
Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tan
diskriminasi
Pasien berhak memilih bidan untuk menolongnya sesuai dengan keinginannya
Pasien berhak mendapat informasi yang melipiti kehamilan persalinan, nifas dan
bayinya yang baru dilahirkan

Pasien berhak mendapat pendamping suami selama proses persalinan


berlangsung
Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya
dan sesuai dengan peraturan yang berlaku dirumah sakit.

2. Kewajiban pasien
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan
dan tata tertib rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan
b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan,
perawat yang merawatnya
c. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua
imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan
kesehatan, dokter bidan dan perawat
d. Pasien atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya

H. Hak dan Kewajiban Bidan


1. Hak bidan
Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya
Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap
tingkat/jenjang pelayanan kesehatan
Bidan berhak menolak keinginan pasien /klien dan keluarga yang bertentangan
dengan peraturan perundangan, dan kode etik profesi
Bidan berhak atas privasi/kedirian dan menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan baik oleh pasien, keluarga maupun profesi lain
Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan jabatan
yang sesuai
Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan
maupun pelatihan
Bidan berhak mendapat kompensasi dan keseahteraan yang sesuai
2. Kewajiban bidan
Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum
antara bidan tersebut dengan rumah bersalin dan sarana pelayanan dimana ia
bekerja
Bidan waib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar
profesi dengan menghormati hak-hak pasien
Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai
kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien
Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh suami
atau keluarga.

Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah


sesuia dengan keyakinan
Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang seorang pasien
Bidan wajib memberi informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan
serta resiko yang mungkin dapat timbul
Bidan wajib meminta persetujuan tertulis atau tindakan yang akan dilakukan
Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
Bidan wajib mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta
menambah ilmu pengetahuannya melalui pendidikan formal atau non formal
Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secara
timbal balik dalam memberikan asuhan kebidanan

I. Etika Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan oleh layanan
kesehatan. Pelayanan kebidanan tergantung bagaimana struktur sosial budaya
masyarakat dan termasuk kondisi sosial ekonomi, sosial demografi.
Parameter sosial demografi dalam pelayanan kebidanan, antara lain : perbaikan status
gizi bayi, cakupan pertolonggan persalinan, menurut angka kematian Ibu, menurunnya
angka kelahiran bayi, cakupan penanganan kasus beresiko, meningkatkan cakupa
pemeriksaan antenatal.
Bidan sebagai tenaga pemberi jasa pelayanan harus menyiapkan diri untuk
mengantisipasi perubahan kebutuhan masyarakat atau pelayanan kebidanan. Keadilan
dalam sumber daya pelayanan dimulai dari : pemenuahan kebutuhan klien sesuai,
sumber daya pelayanan dalam kebidanan untuk meningkatkan pelayan kebidanan, dan
keterjangkauan tempat pelayanan. Tingkat ketersediaan ini merupaka syarat utama
untuk terlaksananya pelayan kebidanana. Sikap bidan harus tanggap terhadap klien,
sesuai kebutuhan klien, tidak membedakan pelayanan siapapun.

J. Pelaksanaan Etika dalam Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan di suatu institusi memiliki norma dan budaya yang unik. Setiap
institusi pelayanan memiliki norma sendiri dalam memberikan pelayanan yang terdiri dari
beberapa praktisi atau profesi kesehatan. Walaupun demikian subjek pelayanan hanya
satu, yaitu manusia atau individu. Sehingga setiap individu harus jelas batas
wewenangnya. Area kewenangan bidan tertuang dalam Kepmenkes
900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan. Mengenai kejelas peran
bidan diatur dalam standar praktik kebidanan dan standar pelayanan kebidanan.
1.Etika dalam pelayanan kontrasepsi
Dalam merencanakan jumlah anak, seorang ibu telah merundingkan dengan suami dan
telah menetapkan metode kontrasepsi yang akan digunakan. Sehingga keputusan untuk
memilih kontrasepsi, merupakan hak klien dan berada diluar kompetensi bidan. Jika
klien belum mempunyai keputusan karena disebabkan ketidaktahuan klien tentang
kontrasepsi,maka menjadi kewajiban bidan untuk memberikan informasi tentang
kontrasepsi. Yang dapat dipergunakan klien, dengan memberikan informasi yang
lengkap mengenai alat kontrasepsi dan beberapa alternatif sehingga klien dapat memilih
sesuai dengan pengetahuan dan keyakinannya.
2. Etika dalam penelitian kebidanan
Menurut Kode Etik Bidan Internasional adalah bahwa bidan seharusnya meningkatkan
pengetahuannya melalui berbagai proses seperti dari pengalaman pelayanan kebidanan
dan dari riset keidanan. Tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kebidanan
makin tinggi, karena semakin majunya jaman, dan kita memasuki era globalisasi,
dimana akses informasi bagi masyarakat juga seamkin meningkatkan.

You might also like