You are on page 1of 18

KATA PENGANTAR

lhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Dzat yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang untuk setiap ciptaan-Nya. Berkat karunia dan
hidayah-Nya yang telah memberi kemudahan khususnya bagi kami dalam menyusun
tugas makalah ini. Makalah mengenai Ethical Responsibility Of Independent
Auditors ini kami buat demi untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis dan
Profesi Akuntansi.

Terimakasih kami ucapkan kepada Dosen pembimbing Mata Kuliah Seminar


Auditing, kami yaitu ibu Dr. Enggar Diah Puspa Arum, SE.AK. M.SI yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini. Saran dan kritik yang membangun sangat
kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua orang,
khususnya bagi yang membaca makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

DEWASA INI, ETIKA DALAM BERBAGAI HAL SANGATLAH DIJUNJUNG TINGGI

OLEH KEBANYAKAN ORANG. ETIKA DIANGGAP SEBAGAI SESUATU HAL YANG BERNILAI
TINGGI, BEGITU JUGA DALAM HAL PROSES AUDITING. DALAM PROSES AUDITING,

SEORANG AUDITOR HARUSLAH BEKERJA DAN BERTINDAK SECARA PROFESSIONAL

SESUAI DENGAN ETIKA DAN ATURAN YANG ADA. ETIKA DAN REGULATOR ITU TELAH

DITETAPKAN OLEH PASAR MODAL DAN BAPEPAM. PENGAMBILAN KEPUTUSAN

SEORANG AUDITOR NANTINYA SANGAT BERPENGARUH KEPADA PUBLIC DAN PARA

PENGGUNA KEPUTUSAN. UNTUK ITU DALAM MAKALAH INI AKAN DIBAHAS MENGENAI
ETIKA DALAM AUDITING. AKAN DIBAHAS PULA BAGAIMANA REGULASI ETIKA PROFESI

SEORANG AUDITOR.

1.2 RUMUSAN MASALAH

PADA PENULISAN SEBUAH MAKALAH, AKAN MENIMBULKAN BEBERAPA

PERTANYAAN YANG PADA BAB INI AKAN DICARI PEMECAHAN DENGAN PENJELASAN

DAN PENJABARANNYA. BERIKUT RUMUSAN MASALAH YANG TERDAPAT DALAM

MAKALAH BERJUDUL ETIKA DALAM AUDITING YAITU :

1. APA YANG DIMAKSUD DENGAN ETIKA DALAM AUDITING ?

2. BAGAIMANA TANGGUNG JAWAB AUDITOR KEPADA PUBLIC ?

3. BAGAIMANA HUBUNGAN ETIKA DALAM AUDITING DENGAN KEPERCAYAAN

PUBLIC?

4. APA SAJA TANGGUNG JAWAB DASAR SEORANG AUDITOR ?


5. BAGAIMANA REGULATOR TENTANG INDEPENDENSI SEORANG AKUNTAN

PUBLIC ?

1.3 MANFAAT DAN TUJUAN

SEBUAH MAKALAH DITULIS TENTUNYA DENGAN MANFAAT DAN TUJUAN YANG

INGIN DICAPAI, SEHINGGA MAKALAH DAPAT BERMANFAAT TIDAK HANYA SEBAGAI

SEBUAH TUGAS YANG HANYA DITUNTUT UNTUK MENYELESAIKANNYA SAJA. BERIKUT


TUJUAN DAN MANFAAT YANG INGIN DICAPAI DALAM MAKALAH BERJUDUL ETIKA
DALAM AUDITING :

1. DAPAT DIJADIKAN SEBAGAI BAHAN INFORMASI BAGI MAHASISWA/PEMBACA

LAINNYA MENGENAI BAGAIMANA ETIKA DALAM AUDITING

2. DAPAT MEMBERIKAN PENGAJARAN BAHWA SEBAGAI SEORANG YANG

BERPROFESI SEBAGAI AUDITOR HARUSLAH BEKERJA SESUAI DENGAN INTEGRITASNYA

DAN TIDAK MELANGGAR ETIKA DAN ATURAN YANG TELAH DICIPTAKAN BAPEPAM
DAN PASAR MODAL.

3. SEBAGAI REFERENSI DALAM PENULISAN MAKALAH-MAKALAH YANG

BERHUBUNGAN DENGAN ETIKA DALAM AUDITING LAINNYA.


BAB II

PEMBAHASAN

ETIKA DALAM AUDITING (INDEPENDENSI, TANGGUNG JAWAB AUDITOR)

2.1 Definisi etika


Secara garis besar etika dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai
moral yang dimiliki oleh setiap orang. Dalam hal ini kebutuhan etika dalam
masyarakat sangat mendesak sehingga sangatlah lazim untuk memasukkan nilai-nilai
etika ini ke dalam undang-undang atau peraturan yang berlaku di negara kita.
Banyaknya nilai etika yang ada tidak dapat dijadikan undang-undang atau peraturan
karena sifat nilai-nilai etika sangat tergantung pada pertimbangan seseorang.
2.2 Definisi Auditing
Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang
informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi untuk menentukan dan
melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria kriteria yang
dimaksud yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen.
2.3 Definisi Etika dalam Auditing
Etika dalam Auditing adalah suatu prinsip untuk melakukan proses
pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur
mengenai suatu entitas ekonomi untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian
informasi yang dimaksud dengan kriteria kriteria yang dimaksud yang dilakukan
oleh seorang yang kompeten dan independen.
2.4 Kepercayaan Publik
Etika dalam auditing adalah suatu prinsip untuk melakukan proses pengumpulan dan
pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu
entitas ekonomi untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang
dimaksud dengan kriteria-kriteria yang dimaksud yang dilakukan oleh seorang yang
kompeten dan independen.

Profesi akuntan memegang peranan yang penting dimasyarakat, sehingga


menimbulkan ketergantungan dalam hal tanggung-jawab akuntan terhadap
kepentingan publik. Kepentingan Publik merupakan kepentingan masyarkat dan
institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan
sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi
kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.

Prinsip-prinsip aturan perilaku profesional mengandung 7 cakupan umum :


1. Suatu pernyataan dari maksud prinsip-prinsip tersebut.
Banyak dari kode etik AICPA yang dapat dilanggar tanpa harus melanggar
hukum/peraturan. Alasan utama dari kode etik ini adalah menyemangati anggotanya
untuk melatih disiplin diri di dalam/di luar hukum/peraturan.

2. Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional CPA harus
menggunakan pertimbangan profesional dan moral yang sensitif dalam semua
aktifitasnya. Sebagaimana disebutkan dalam bab I, CPA/akuntan publik
melaksanakan suatu peran penting di masyarakat. Mereka bertanggung jawab, bekerja
sama satu sama lain untuk mengembangkan metode akuntansi dan pelaporan,
memelihara kepercayaan publik, dan melaksanakan tanggung jawab profesi bagi
sendiri.

3. Kepentingan publik
CPA wajib memberikan pelayanannya bagi kepentingan publik, menghormati
kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen serta profesionalisme. Salah satu
tanda yang membedakan profesi adalah penerimaan tanggung jawabnya kepada
publik. CPA diandalkan oleh banyak unsur masyarakat, termasuk klien, kreditor,
pemerintah, pegawai, investor, dan komunitas bisnis serta keuangan. Kelompok ini
mengandalkan obyektifitas dan integritas CPA untuk memelihara fungsi perdagangan
yang tertib.

4. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, CPA harus melaksanakan
semua tanggung jawab profesionalnya dengan integritas tertinggi. Perbedaan
karakteristik lainnya dari suatu profesi adalah pengakuan anggotanya akan kebutuhan
memiliki integritas. Integritas menurut CPA bertindak jujur dan terus terang meskipun
dihambat kerahasiaan klien. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh
dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi. Integritas dapat mengakomodasi kesalahan
akibat kurang berhati-hati dan perbedaan pendapat yang jujur, akan tetapi, integritas
tidak dapat mengakomodasi kecurangan/pelanggaran prinsip.

5. Obyektifitas dan independensi


Seorang CPA harus mempertahankan obyektifitas dan bebas dari konflik kepentingan
dalam melaksanakan tanggung jawab profesional. Seorang CPA dalam praktek publik
harus independent dalam kenyataan dan dalam penampilan ketika memberikan jasa
auditing dan jasa atestasi lainnya. Prinsip obyektifitas menuntut seorang CPA untuk
tidak memihak, jujur secara intelektual, dan bebas dari konflik kepentingan.
Independensi menghindarkan diri dari hubungan yang bisa merusak obyektifitas
seorang CPA dalam melakukan jasa atestasi.

6. Kemahiran
Seorang CPA harus melakukan standar teknis dan etis profesi, terus berjuang
meningkatkan kompetensi mutu pelayanan, serta melaksanakan tanggung jawab
profesional dengan sebaik- baiknya. Prinsip kemahiran (due care) menuntut CPA
untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya. CPA akan memperoleh
kompetensi melalui pendidikan dan pengalaman dimulai dengan menguasai ilmu
yang disyaratkan bagi seorang CPA. Kompetensi juga menuntut CPA untuk terus
belajar di sepanjang karirnya.

7. Lingkup dan sifat jasa


Seorang CPA yang berpraktik publik harus mempelajari prinsip kode etik perilaku
profesional dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan diberikan. Dalam
menentukan apakah dia akan melaksanakan atau tidak suatu jasa, anggota AICPA
yang berpraktik publik harus mempertimbangkan apakah jasa seperti itu konsisten
dengan setiap prinsip perilaku profesional CPA.n kesan masyarakat terhadap profesi
akuntan publik.

2. 5 Tanggung Jawab Auditor kepada Publik


Profesi akuntan memegang peranan yang penting dimasyarakat, sehingga
menimbulkan ketergantungan dalam hal tanggung-jawab akuntan terhadap
kepentingan publik. Dalam kode etik diungkapkan, akuntan tidak hanya memiliki
tanggung jawab terhadap klien yang membayarnya saja, akan tetapi memiliki
tanggung jawab juga terhadap publik. Kepentingan publik adalah kepentingan
masyarakat dan institusi yang dilayani secara keseluruhan. Publik akan
mengharapkan akuntan untuk memenuhi tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya
serta sesuai dengan kode etik professional AKDA.

Ada 3 karakteristik dan hal-hal yang ditekankan untuk dipertanggungjawabkan oleh


auditor kepada publik, antara lain:

Auditor harus memposisikan diri untuk independen, berintegritas, dan


obyektif
Auditor harus memiliki keahlian teknik dalam profesinya.
Auditor harus melayani klien dengan profesional dan konsisten dengan
tanggung jawab mereka kepada publik.

2.6 Tanggung Jawab Dasar Auditor


The Auditing Practice Committee, yang merupakan cikal bakal dari Auditing
Practices Board, ditahun 1980, memberikan ringkasan (summary) tanggung jawab
auditor:
Perencanaan, Pengendalian dan Pencatatan.
Auditor perlu merencanakan, mengendalikan dan mencatat pekerjannya.

Sistem Akuntansi.
Auditor harus mengetahui dengan pasti sistem pencatatan dan pemrosesan transaksi
dan menilai kecukupannya sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.

Bukti Audit.
Auditor akan memperoleh bukti audit yang relevan dan reliable untuk memberikan
kesimpulan rasional.

Pengendalian Intern.
Bila auditor berharap untuk menempatkan kepercayaan pada pengendalian internal,
hendaknya memastikan dan mengevaluasi pengendalian itu dan melakukan
compliance test.

Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan.


Auditor melaksanakan tinjau ulang laporan keuangan yang relevan seperlunya, dalam
hubungannya dengan kesimpulan yang diambil berdasarkan bukti audit lain yang
didapat, dan untuk memberi dasar rasional atas pendapat mengenai laporan keuangan.

2. 7 Independensi
Independensi adalah keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,
tidak tergantung pada orang lain (Mulyadi dan Puradireja, 2002: 26).

Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri dalam mempertimbangkan


fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam
menyatakan hasil pendapatnya. Sikap mental independen sama pentingnya dengan
keahlian dalam bidang praktek akuntansi dan prosedur audit yang harus dimiliki oleh
setiap auditor. Dalam SPAP (IAI, 2001: 220.1) auditor diharuskan bersikap
independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya
untuk kepentingan umum (dibedakan di dalam hal ia berpraktik sebagai auditor
intern).

Carey dalam Mautz (1961:205) mendefinisikan independensi akuntan publik dari segi
integritas dan hubungannya dengan pendapat akuntan atas laporan keuangan.

Independensi meliputi:

1 Kepercayaan terhadap diri sendiri yang terdapat pada beberapa orang


profesional. Hal ini merupakan bagian integritas profesional.
2 Merupakan istilah penting yang mempunyai arti khusus dalam
hubungannya dengan pendapat akuntan publik atas laporan keuangan.
Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh
pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya
kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya
pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan
dan menyatakan pendapatnya.
Terdapat tiga aspek independensi seorang auditor, yaitu sebagai berikut:

1. Independence in fact (independensi dalam fakta)


Artinya auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi, keterkaitan yang erat dengan
objektivitas.
1. Independence in appearance (independensi dalam penampilan)
Artinya pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan
audit.

1. Independence in competence (independensi dari sudut keahliannya)


Independensi dari sudut pandang keahlian terkait erat dengan kecakapan profesional
auditor

Independensi akuntan publik merupakan dasar utama kepercayaan masyarakat pada


profesi akuntan publik dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
menilai mutu jasa audit.

Independensi akuntan publik mencakup dua aspek, yaitu :

1. Independensi sikap mental


2. Independensi penampilan.
Independensi sikap mental berarti adanya kejujuran di dalam diri akuntan
dalam mempertimbangkan fakta-fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak
memihak di dalam diri akuntan dalam menyatakan pendapatnya.
Independensi penampilan berarti adanya kesan masyarakat bahwa akuntan
publik bertindak independen sehingga akuntan publik harus menghindari faktor-
faktor yang dapat mengakibatkan masyarakat meragukan kebebasannya.
Independensi penampilan berhubungan dengan persepsi masyarakat terhadap
independensi akuntan publik (Mautz, 1961:204-205).
Selain independensi sikap mental dan independensi penampilan, Mautz
mengemukakan bahwa independensi akuntan publik juga meliputi :
independensi praktisi (practitioner independence)
Independensi praktisi berhubungan dengan kemampuan praktisi secara individual
untuk mempertahankan sikap yang wajar atau tidak memihak dalam perencanaan
program, pelaksanaan pekerjaan verifikasi, dan penyusunan laporan hasil
pemeriksaan. Independensi ini mencakup tiga dimensi, yaitu independensi
penyusunan progran, independensi investigatif, dan independensi pelaporan.

Independensi profesi (Profession independene)


Independensi profesi berhubungan dengan kesan masyarakat terhadap profesi akuntan
publik.

2.8 Peraturan Pasar Modal dan Regulator Mengenai Independensi Akuntan


Publik
Undang undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 memberikan pengertian pasar modal
yang lebih spesifik yaitu, kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Pasar modal memiliki peran yang sangat besar terhadap perekonomian Indonesia.
institusi yang bertugas untuk melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan
sehari-hari kegiatan pasar modal di Indonesia adalah Badan Pengawas Pasar Modal
atau Bapepam. Bapepam mempunyai kewenangan untuk memberikan izin,
persetujuan, pendaftaran kepada para pelaku pasar modal, memproses pendaftaran
dalam rangka penawaran umum, menerbitkan peraturan pelaksanaan dari perundang-
undangan di bidang pasar modal, dan melakukan penegakan hukum atas setiap
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

Salah satu tugas pengawasan Bapepam adalah memberikan perlindungan kepada


investor dari kegiatan-kegiatan yang merugikan seperti pemalsuan data dan laporan
keuangan, window dressing,serta lain-lainnya dengan menerbitkan peraturan
pelaksana di bidang pasar modal. Dalam melindungi investor dari ketidakakuratan
data atau informasi, Bapepam sebagai regulator telah mengeluarkan beberapa
peraturan yang berhubungan dengan kereablean data yang disajikan emiten baik
dalam laporan tahunan maupun dalam laporan keuangan emiten. Ketentuan-ketentuan
yang telah dikeluarkan oleh Bapepam antara lain adalah Peraturan Nomor:
VIII.A.2/Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-20/PM/2002 tentang Independensi
Akuntan yang Memberikan Jasa Audit Di Pasar Modal. Ketentuan tersebut memuat
hal-hal sebagai berikut: Jangka waktu Periode Penugasan Profesional.
1. Periode Penugasan Profesional dimulai sejak dimulainya pekerjaan lapangan
atau
penandatanganan penugasan, mana yang lebih dahulu.

1. Periode Penugasan Profesional berakhir pada saat tanggal laporan Akuntan


atau pemberitahuan secara tertulis oleh Akuntan atau klien kepada Bapepam
bahwa penugasan telah selesai, mana yang lebih dahulu.
Dilema Etika Seorang Auditor
Setiap profesi pasti pernah mengalami dilema etika

Dilema etika merupakan situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia merasa
bingung untuk mengambil suatu keputusan tentang perilaku apa yang seharusnya
dilakukan. Banyak alternatif untuk menyelesaikan dilema-dilema etika, hanya saja
diperlukan suatu perhatian khusus dari tiap individu untuk menghindari rasionalisasi
tindakan-tindakan yang kurang atau bahkan tidak etis.

Kode Etika Profesional Dalam Profesi Akuntan


Kode ini menjelma dalam kode etik profesional AKDA, ada 3 karakteristik dan hal-
hal yang ditekankan untuk dipertanggungjawabkan oleh CPA/Akuntan Publik kepada
publik.
1 CPA harus memposisikan diri untuk independen, berintegritas, dan obyektif.

2 CPA harus memiliki keahlian teknik dalam profesinya.

3 CPA harus melayani klien dengan profesional dan konsisten dengan tanggung
jawab mereka kepada publik.

Hubungan Manajerial atau Karyawan Jasa Akuntansi Untuk Audit Klien


Di bawah kondisi tertentu auditor dapat memberikan jasa auditing dan pembukuan
untuk klien yang sama. Satu alasan untuk membolehkan hubungan tersebut adalah
bahwa uditor menilai kewajaran dari hasil keputusan operasi manajemen bukan
kebijaksanaan dari keputusan. Syarat- syaratnya:

1. Klien harus menerima tanggung jawab atas laporan keuangan. Ketika


diperlukan, auditor harus membantu kliennya untuk memahami masalah-masalah
akuntansi secukupnya agar klien dapat menjalankan tanggnug jawabnya.
2. Auditor tidak boleh menjadi pegawai/manajemen. Ini berarti bahwa sebaiknya
auditor tidak memberi kuasa atas transaksi, pemeliharaan atas harta klien atau
kuasa penugasan pada kepentingan klien.
3. Ketika laporan keuangan disiapkan dari buku dan catatan yang dikelola oleh
auditor, auditor tersebut harus menaati standar audit yang berlaku umum.
Akuntan Publik dan Auditor Independen
Kantor akuntan publik merupakan tempat penyediaan jasa oleh profesi akuntan
publik bagi masyarakat berdasarkan SPAP. Kantor akuntan publik dapat menyediakan
jasa:

1. Audit atas laporan historis


2. Atestasi atas laporan keuangan prospektif atau asersi lain
3. Jasa akuntansi dan review
4. Jasa konsultasi.
Perlu dibedakan istilah akuntan publik dan auditor independen. Akuntan publik
menyediakan berbagai jasa yang diatur SPAP (auditing, atestasi, akuntansi dan
review, dan jasa akuntasi).Auditor independen menyediakan jasa audit atas dasar
standar auditing yang tercantum pada SPAP.

Sistem Pengendalian Mutu KAP


Sistem pengendalian mutu suatu KAP menetapkan sembilan unsur kendali mutu yang
harus dipenuhi oleh kantor akuntan dalam melakukan profesinya, yaitu:

1. Independensi
Independensi merupakan kebijakan yang menetapkan bahwa kantor akuntan publik
memperoleh keyakinan yang layak bahwa para auditor, pada semua tingkatan atau
jenjang, mempertahankan independensi sesuai dengan yang ditetapkan dalam Standar
Profesi Akuntan Publik (SPAP).

2. Penugasan para auditor


Kebijakan ini ditetapkan agar kantor akuntan publik memperoleh keyakinan yang
layak bahwa pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh para auditor yang telah
mendapat latihan teknis dan keterampilan yang memadai yang sesuai dengan
penugasan.

3. Konsultasi
Ditetapkan dengan maksud agar kantor akuntan publik memperoleh keyakinan yang
layak bahwa auditor pada kantor akuntan publik akan meminta bantuan sepanjang
diperlukan dari orang yang mempunyai pertimbangan yang lebih matang ataupun
otoritas.

3. Supervisi
Kebijakan dan prosedur dalam melaksanakan supervisi atas semua pekerjaan pada
jenjang organisasi harus ditetapkan agar kantor akuntan publik memperoleh
keyakinan yang layak bahwa pekerjaan yang dilaksanakan memenuhi norma
pegendalian mutu yang ditentukan.

Luas supervisi dan penelaahan yang tepat untuk suatu keadaan tergantung pada
banyak faktor, termasuk kerumitan masalah yang dihadapi, kualifikasi auditor yang
ditugasi, serta tersedia tidaknya dan dimanfaatkan tidaknya tenaga yang dapat
memberikan konsultasi.

5. Pengangkatan auditor
Hal ini harus ditetapkan agar kantor akuntan publik memperoleh keyakinan yang
layak bahwa auditor yang diangkat memiliki karakter yang sesuai sehingga mereka
mampu melaksanakan tugas secara kompeten.

6. Pengembangan profesional
Ditetapkan dengan alasan agar kantor akuntan publik memperoleh keyakinan yang
layak bahwa para auditor memiliki pengetahuan yang diperlukan sehingga mereka
mampu melaksanakan tugas yang diberikan.

1. Promosi
Ditetapkan dengan alasan agar kantor akuntan publik dapat memperoleh keyakinan
yang layak bahwa para auditor yang dipilih untuk dipromosikan telah memiliki
kualifikasi yang diperlukan untuk memikul tanggung jawab yang akan diserahkan
padanya. Tata cara dalam mempromosikan auditor mempunyai pengaruh besar atas
mutu pekerjaan suatu kantor akuntan publik.

7. Penerimaan dan pemeliharaan hubungan dengan klien


Ditetapkan dalam menerima atau memelihara hubungan dengan klien, agar sejauh
mungkin dihindarkan terlibatnya nama kantor akuntan tersebut dengan klien yang
mempunyai itikad kurang baik.

9. Inspeksi
Ditetapkan agar kantor akuntan publik memperoleh keyakinan yang layak bahwa
prosedur yang ada hubungannya dengan unsur pengendalian mutu lainnya telah
ditetapkan secara selektif.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

Dari beberapa jurnal dan referensi yang saya peroleh, dapat disimpulkan bahwa
dalam hal ini auditor juga harus memiliki etika-etika perilaku profesional yang sangat
penting dalam lingkup auditing sebagai panduan mereka agar meminimalisir
kecurangan dan kesalahan. Kualitas audit yang di ukur KAP yang telah menetapkan
sembilan unsur kendali mutu yang harus dipenuhi oleh kantor akuntan dalam
melakukan profesinya. Auditor harus kompeten dan independen.

You might also like