You are on page 1of 12
Buletin TeRologi dan Informasi Pertanian, 2 HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN KAKAO, DAN CARA PENGENDALIANNYA Agussalim Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara ABSTRAK Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) atau disebut juga kakao mot (Conopomorpha) Pehyakit busuk buah (Phythopthora palmivora) merupakan hama dan penyakit utama.kakao mgnghambat pencapain sasaran produksi_ dan kuaiitas hasil kakao. Akibat hama PBK proaukt frurun hingga 80%. Serangan hama dapat juga menurunkan kualtas hasil dan meningkatipn bidya panen sehingga mempengaruhi harga produk. Sedangkan penyakit busuk buah [P. ra) dapat menurunkan produksi sebesar 52,90%. Berdasarkan hal tersebut, lukan pedomian untuk mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman ka Tujsan ini merupakan rangkuman dari hasi-hasil peneliian, Hama dan penyakit penting Pefangkasan, membenam kulit buah, memanen satu minggu sekali, dan hayatibiolfgi (PAsilomesis fumosoroseus, Beauveria bassiana, atau agen hayati lain) dan kimia denghn inspktisida. Penyakit pada tanaman kakao adalah antara lain penyakit busuk buah, VSD, kanifor bafzmg, antraknose, busuk akar, jamur dan jamur upas. Cara pengendalian adalah sanitfel kelfun, mekanis (mengumpulkan dan membakar buah yang terserang) dan kultur tekqis (P¢pgaturan pohon pelindung dan pemangkasan tanaman kakao), Penanaman klon resisten athu tolgran, hayatifbiolog! (Trichoderma sp. atau lainnya), dan kimiawi dengan fungiside yahg \gandung bahan aktif belerang atau tembaga. PENDAHULUAN produktivitas baru mecapai 1,003 Salah satu komoditas.pertanian sedang potensi_genetiknya yarfg_ merupakan komoditas_unggulan mencapai 2~4 ton /ha/tahun (Puslitk Sulbwesi Tenggara adalah tanaman 2002). Hal ini menunjukkan_ bal kaka. Secara nasional tanaman ini sistem usahatani kakao di Sulawebi mefduduki rangking ke 2 dengan nitai Tenggara masin banyak masalahnya. LOF 16,49. Sekitar 80% pertanamannya Hama Penggerek Buah Kak: berkda pada agroekologi lahan kering (PBK) atau disebut juga kakao mbt berklim basah. Luas pertanaman kakao (Conopomorpha) dan penyakit busi i Gutta sudah mencapai 136.344,6 ha, buah —(Phythopthora.—_palmi yan sudah ~menghasilkan seluas ‘merupakan hama dan penyakit uta 99.71,5 ha dengan total produksi kakao yang menghambat pencapat 99.471,4 ton (Disbunhorti, 2003). Jika sasaran produksi dan kualitas hag! ‘melfhat total produksi tanaman produktif kakao. Akibat hama PBK produkgi dibgndingkan dengan luasan, maka menurun hingga 80% dan seranga} Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BETP) Sulawesi Tenggara [35 h4ma dapat juga menurunkan kualitas hgsil dan meningkatkan biaya panen sghingga mempengaruhi harga produk fardojo, 1980 dan Atmawinata, 1993). fangkan penyakit busuk —buah ythopthora —palmivora) —_dapat wurunkan produksi sebesar 52,99% (r-Sukamto, 2003) Pengendalian hama PBK dengan jecilomyces fumosoroseus isolat Pfr- OB dengan konsentrasi formulasi 5 mi/10 ir sebanyak lima kali dengan interval hari dapat menekan serangan PBK spbesar 52.8% (Sulistyowali et al, }02). Penggunaan seks feromon juga pat_mengendalikan populasi_hama K (Sulistyowati ef a/., 1995). Penggunaan Apergillus ninger n pupuk Urea sangat efektif dalam ngendalian penyakit busuk buah (P. imivora). A. ninger dapat menekan tumbuhan P. palmivora antara 84,78- ,79% (SriSukamto et al, 1997). dangkan penyemprotan Urea dengan nsentrasi 20 gf ait dapat menekan rtumbuhan P. palmivora sampai 100% 1au lebih efektif dari fungisida Cu (Sri- Jukamto, dan Pujiastuti, 2004). Berdasarkan uraian di atas, maka fipertukan pedoman untuk mengen- Jikan hama dan penyakit yang jenyerang tanaman kakao. Pedoman ini Balai Penghajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara Bulevin Teknologi dan Informasi Pertanian, merupakan rangkuman dari hasil-hpsil penelitian yang telah dilakukan lembaga penelitian. HAMA DAN PENYAKIT SERTA CAI PENGENDALIANNYA 4. Hama — Penggerek buah kal (PBK) Conopomorpha cramerelle Hama PBK sangat merugit menyerang buah sekecil 3 om, umumnya lebih menyukai biji. Buah yang terserang akan lebih menjadi berwarna kuning, dan digoyang tidak berbunyi. Buah terseran biasanya lebih berat darifada yang sehat. Bij-biinya saling melqkat, na _kehitaman serta_ukuran ih kecil (Wardojo, 1998). aur hidup Telur berwama jingga, diletakkan atgu hijau muda, dengan panjang sekitar 14] mm. Setelah ulat keluar dari dalam th dia_—berkepompong pada \ukaan buah, daun, serasah, karung atqu —keranjang tempat _—_buah. K@pompong berwama putih. Ngengat befukuran panjang 7 mm, aktif pada lam hari, yaitu sejak —matahari Ram sampai dengan pukul 20.30. Palia siang hari mereka berlindung di tenfpat yang teduh. Seekor ngengat Jna mampu bertelur 50-100 but. b. Pengendatian Hama ini dapat dikendalikan detigan —sanitasi,_ Pemangkasan, Perfbenaman kulit buah, memanen satu QU sekali, _kondor derfgan cara mi si, serta hayatifbiologi (Wenyosoemarto, 1981 dan Success Project Sulawesi, 2000). Hasil penelitian di Atula Kecamatan Ladongi Kabupaten Kolfika, Sulawesi Tenggara Mefunjukkan bahwa paket teknologi Perpangkasan + sanitasi + Paecilomyces us lebih baik daripada paket Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTE) Sulawesi Tenggara Buletin Tekpologi dan Informasi Pertanian, 2 teknologi tainnya. Intensitas sera PBK hanya 6,96%, selama satu tal dengan kehilangan hasil_ 106, kgiha/thn sehingga produktivitas dicapal 1,43 tha (Agussalim, of 2008). 2. Hama Kepik pengisap buah kal Helopeltis spp., Kepik Helopeltis spp. term hama penting yang menyerang bul kakao dan pucuk/ranting muda. ‘Gambar 2. Gejala serangan kepik pengisap buah kakao. Gejaia_ serangan pada budh dapat dilihat pada Gambar 2. Serangdn pada buah tua tidak terlalu merugika| yang sangat merugikan adalah apabij Serangan terjadi pada buah muda. Sela| kakao, hama ini juga memakan banydk tanaman lain, diantaranya: teh, jam! bij, jambu mete, mangga, dadap, ubi jalar Penelitian Perkebunan, 1994) Buah muda yang _terserar ‘mengering lalu rontok, tetapi jika tumbi lamtoro, ap (Pusdt jus, permukaan kulit buah retak dan jadi perubahan bentuk. Serangan Jda buah tua, tampak penuh bercak- reak —cekung kghitaman, kulitnya mengeras dan retak. angan pada pucuk atau ranting nyebabkan pucuk layu dan mati, ing mengering dan meranggas. berwarna —_coklat a] Daur hidup Telur Helopettis spp., berwarna phtih berbentuk lonjong, diletakkan pada kai buah, jaringan kulit buah, tangkai dhun muda, atau ranting. Nimfa mpunyai 5 instar. Serangga dewasa lampu bertelur hingga 200 butir, waktu bprtelumya pagi dan sore. Kehidupannya ja terpengaruh cahaya, sehingga bila tdrialu panas, nimfa muda akan pergi ke pus dan serangga dewasanya ke sela- spla daun yang berada di sebelah dalam. Pengendalain Hama Helopeltis spp., dapat kendalikan dengan pemangkasan dan a hayati. Di Sulawesi Tenggara hama i belum menjadi hama utama tanaman kao, Balai Pengkajian TeRnologi Pertanian (BETP) Sulawesi Tenggara Buletin Tekpologi dan Informasi Pertanian, 2408 3. Hama Penggerek batang/cabang Zeuzera coffeae Gejala—serangan.«—halna penggerek batang kaao dapat dilipat pada Gambar 3. Gambar 3. Gejala serangan hama penggerek Batang/ cabang kakeo. Ulat hama ini merusak ba batang/cabang dengan cara menggs empelur (xylem) —_batang/cal Selanjutnya gerekan membelok ke atas. Hama ini menyerang tanar muda. Pada permukaan lubang baru digerek sering terdapat campiran kotoran dengan serpihan jaringan. Al gerekan ulat, bagian tanaman di lubang gerekan akan merana, | kering dan mati. a. Daur hidup Telur hama Zeuzera cof berwarna kuning kemerahan / ku kehitaman, menjelang menetas. diletakkan di celah kulit_kayu, berwara merah cerah sampai u sawo matang, panjangnya 3-5 [om pompong beradatterietak dalam liang kan. Sayap depan ngengat berbintik hifam dengan dasar putih tembus Ing. Seekor serangga dewasa ina dapat meletakkan telur 340-970 ir. b. Pengendalian Cara pengendalian —meliputi lugang gerekan dibersinkan dan ulat yahg ditemukan dimusnahkan. Cara m@kanis yang lain adalah memotong balang/ cabang terserang 10 cm di bajah ubang gerekan ke aah ingicabang, kemudian —_ulatnya dirfusnahkanidibakar. Cara_—_hayati ggunakan Beauveria bassiana, atau hayati lain (Puslit Koka, 2006). nyakit Vascular streak dieback Penyakit VSD disebabkan oleh theobromae, Gejala rang, daun-daun menguning lebih tanaman dari waktu yang sebenamya derpan bercak berwama hijau, dan Balai Pengkgjian TeRpologi Pertanian (BPTE) Sulawesi Tenggara Buletin TeRnologi dan Informasi Pertanian, 2408 gugur sehingga terdapat ranting tar daun (ompong). Bila permukaan bekps: menempeinya daun diiris tipis, akpn terlinat gejala bintik 3 kecoklat (Gambar 3). Permukaan kulit rant kasar dan belang, bila diiris memanjal tampak jaringan pembuluh kayu yal tusak berupa garis-garis kecil (stre: berwama kecoklatan. a. Penyebaran Penyebaran penyakit mela] spora yang terbawa angin dan bah vegetatif Perkembang Penyakit dipengaruhi oleh kelembabi Embun dan cuaca basah_memba perkecambahan spora. Pelepasan di Penyebaran spora sangat dipengar oleh cahaya gelap (Puslit Koka, 2006). tanaman. b, Pengendatian © Pengendalian penyakit eng memotong ranting/cabang terserar sampai 30 cm pada bagian yar masih sehat, kemudian tanam:

You might also like