Professional Documents
Culture Documents
Blast Furnace, atau secara umum disebut Dapur Tinggi adalah sebuah alat berukuran besar dan
tinggi, yang merupakan proses awal dimana bijih besi diolah dan diproduksi yang kemudian
dijadikan sebagai bahan dasar untuk pembuatan baja-baja dan atau besi-besi. Secara umum, blast
furnace ini berfungsi untuk mengolah bijih besi yang kemudian menjadi besi kasar. Besi kasar
yang dihasilkan oleh blast furnace diolah kembali kedalam dapur selain blast furnace, untuk
dijadikan baja atau baja tuang juga besi tuang. Bahan yang digunakan dalam proses atau cara
kerja dalam blast furnace untuk menghasilkan besi kasar adalah antara lain : bijih besi, batu
kapur, bahan bakar dan udara panas.
Manfaat pembahasan masalah ini adalah untuk, meningkatkan pengetahuan tentang isolasi panas
bagi saya khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Dan makalah ini saya buat agar dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan kepada saya. Dengan topik permasalahan yang akan kita
bahas bisa kita jadikan wawasan bahwa dunia teknik permesinan itu sangatlah luas. Semoga
dengan adanya pembahasan tentang Blast Furnace ini, semua yang membaca bisa paham dan
mengerti tentang isi dari makalah ini.
BAB II PEMBAHASAN
Pada dasarnya proses kerja blast furnace secara sederhana di bagi menjadi empat tahap
pemrosesan, yaitu :
Muatan blast furnace yang dimaksud adalah isi dari blast furnace yang terdiri atas bahan bakar
kokas, biji besi dan bahan tambah yang berupa batu kapur. Sedangkan, reduksi yaitu Oksid arang
C(O) dan kokas serta zat arang C dan proses ini terjadi sangat cepat. Pada proses pencairan,
muatan blast furnace bergerak kebawah. Dalam perjalanan ke bawah muatan tersebut mengalami
proses reduksi.
Dalam pengerjaan menggunakan blast furnace, ada cara tersendiri untuk melakukan pengolahan.
Cara tersebut dilakukan untuk mendapatkan produk hasil akhir yang berkualitas tinggi dan sesuai
dengan standar.
Cara kerja dalam Blast Furnace adalah, pertama, bahan bakar, bijih besi dan bahan tambahan
dimasukkan secara teratur berlapis-lapis. Kedua, udara panas dimasukkan dari dapur cowper
sehingga menghasilkan pembakaran untuk mereduksi bijihbijih besi dengan temperature
9000C. Ketiga, muatan yang turun pertama kali melepas air, kemudian hidrat arang dan terjadi
pengikatan kimiawi pada waktu reduksi pertama oleh CO pada suhu 400C. Dan yang terakhir,
bijih besi akan turun terus agar arang yang pijar berwarna putih menerima zat arang dan
membentuk karbonatkarbonat seperti batu kapur dan dolomite, lalu setelah itu kehilangan CO2
pada suhu 700C hingga 800C, lalu terak dalam blast furnace akan terbentuk bersama dengan
reduksi sempurna dari besi.
Bahan yang digunakan dalam proses blast furnace untuk menghasilkan besi kasar dari blast
furnace diperlukan bahanbahan antara lain : Bijih besi (Iron Ores), batu kapur, bahan bakar dan
udara panas.
1. Bijih besi (Iron ores) didapat dari tambang setelah melalui proses pendahuluan. Iron ore
merupakan bahan pokok dari blast furnace.
2. Bahan Bakar yang diqunakan dalam proses blast furnace ialah kokas, arang kayu, juga
antrasit.
3. Udara panas digunakan untuk mengadakan pembakaran dengan bahan bakar menjadi CO2 dan
gas CO guna menimbulkan panas, juga untuk mereduksi bijih besi. Supplai udara panas
bermaksud agar terjadi pembakaran sempurna, hingga kebutuhan kokas dapat diminimalisir.
Bahan tambahan dalam proses blast furnace adalah Batu Kapur. Batu kapur digunakan untluk
mengikat bahanbahan yang ikut campur dalam cairan besi untuk menjadikan terak. Dengan
adanya terak maka terjadinya oksidasi oleh udara dapat dihindari. Sebagai bahan tambahan
biasanya digunakan batu kapur (CaCO3) murni, kadang pula dolomit yang merupakan campuran
dari CaCO3 dan MgCO3.
Pada waktu iron ores/ bijihbijih besi, bahan bakar dan tambah dimasukkan kedalam dapur,
pertama dihilangkan kelembaban dan kadar air pada daerah suhu 200300C. Dengan
meningkatnya suhu, terjadinya reaksi tak langsung terhadap bijihbijih besi dengan reaksi sbb:
Saat daerah suhu 700 800 0C reduksi langsung ferro oksida mulai dengan membentuk besi
sponge yang mengandung karbon. Batu kapur terurai pada suhu 800C. dan dolomit pada suhu
1075OC dengan reaksi :
Penurunan titik lebur dan dalam peleburan menyerap karbon dari kokas semakin lama semakin
banyak, terjadi saat besi sponge memperoleh kandungan karbon. Batu kapur mengikat
kotorankotoran bijih besi dan abu kokas. Semakin ke bawah suhu semakin meningkat dan terjadi
reduksi langsung paduan dan metalloid dean reaksi sbb:
Bahan ikatan akan diikat oleh batu kapur pada titik cair yang tinggi dalam bentuk terak. Bahan
terak ini tidak akan dipakai pada fabrikasi besi kasar. Meskipun demikian terak ini masih bernilai
ekonomis, misalnya sebagai bahan aspal . Selain terak, produk sampingan dari blast furnace ini
yakni : Gas. Hal ini dikatakan demikian karena Gas ketika keluar dari blast furnace masih
mempunyai panas yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan ulang untuk memanaskan dapur atau
tanur.
Secara umum, hasil produksi dari Blast Furnace ada dua macam produk, yaitu produk utama dan
produk sampingan. Produk utama dari blast furnace yaitu besi kasar (pig iron), sedangkan
produk sampingannya adalah terak :
1. Besi Kasar (Pig Iron). Besi kasar memiliki sifat rapuh (getas), sehingga diperlukan pengolahan
lanjut untuk memperoleh besi yang kuat. Besi kasar ini dibagi menjadi dua yaitu besi kasar putih
dan besi kasar kelabu.
a. Besi kasar putih. Berwarna putih (mengandung 2,3 ~ 3,5% C), bersifat getas dan keras,
kandungan Mangan (Mn) masih cukup tinggi serta sulit ditempa.
b. Besi kasar kelabu Berwarna kelabu (mengandung lebih dari 3,5% C), kandungan Si masih
cukup tinggi, kekuatan tarik lebih rendah dari besi kasar putih, mudah dituang meskipun masih
cukup getas. Besi kasar kelabu digolongkan menjadi : besi kasar kelabu muda yang mengandung
0,5 ~ 1% Si dengan butir-butir halus serta banyak dipakai sebagai bahan pembuat silinder mesin
dan jenis yang kedua yakni besi kasar kelabu tua yang mengandung hingga 3% Si dengan butir
kasar serta tahan getaran.
2. Terak. Terak terbagi menjadi dua macam yaitu terak yang bersifat asam dan terak yang bersifat
basa. Komposisi terak adalah sebagai berikut:
a. Silika = 33% ~ 42%
b. Alumina = 10% ~ 16%
c. Kapur = 36% ~ 45%
d. Magnesia = 3%~ 12%
e. Belerang = 1% ~ 3%
f. Ferro Oksida = 0,3% ~ 2%
g. Mangan Oksida = 0,2% ~ 1,5%
Contoh pemanfaatan produk dari blast furnacae adalah pemanfaatan baja. Pembuatan besi kasar
menjadi baja diperlukan proses lebih lanjut, proses ini disesuaikan menurut sifat dan campuran
yang terkandung didalam besi kasar tersebut. Pengolahan besi kasar menjadi baja dapat
dilakukan pada, Konverter Bessemer, Konverter Thomas, Dapur Siemen Martin, dll. Ditinjau
dari jumlah kandungan karbon, baja terdiri atas:
1. Baja karbon rendah (Mild Steel) Dengan kandungan karbon antara 0,04% s/d 0,30%, artinya :
setiap 100 Kg baja mengandung unsur karbon antara 0,04 Kg s/d 0,30 Kg. Banyak dijumpai
dalam bentuk pelat baja.
2. Baja karbon sedang artinya dengan kandungan karbon 0,30% s/d 0,6% karbon. Produknya
yaitu: mur, baut, poros engkol, batang torak (baja karbon dengan 0,4% C), roda gigi, palu/martil,
alat penjepit/klem ( baja karbon dengan 0,5%C) untuk membuat pegas (baja karbon dengan 0,6%
C).
3. Baja karbon tinggi (High Carbon Steel) HCS artinya dengan kandungan karbon 0,7% s/d 1,3%
C.
Banyak digunakan pada alat yang dalam penggunaannya mengalami temperatur tinggi, misalnya
karena gesekan. Contoh : pahat potong, pegas, gergaji, martl, bantalan, peluru.
1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Blast Furnace atau yang sering
kita sebut Dapur Tinggi, memiliki ukuran yang besar dan tinggi, memiliki tahap pemrosesan
yang complex dengan reaksi kimianya. Blast furnace membutuhkan bahan baku dalam
penggunaannya yaitu iron ores (bijih besi), bahan bakar yang meliputi kokas, dan arang, dan
yang terakhir adalah udara panas. Adapun bahan tambahan, yaitu batu kapur yang digunakan
untuk mengikat material yang tidak diperlukan dalam pembuatan produk blast furnace yang
nantinya dijadikan sebagai terak. Hasil pemrosesan dari blast furnace adalah, besi kasar dan hasil
sampingannya yaitu terak. Besi kasar diolah di dapur yang lain untuk mendapatkan produk yang
sesuai sifat dan karakteristiknya. Produk dari besi kasar adalah baja, sedangkan hasil akhir dalam
produk baja adalah mur, baut, poros engkol, palu/martil, dan lain sebagainya. Semoga makalah
yang saya buat ini bermanfaat bagi diri saya sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya.
2. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Maka dari itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, kiranya kritik dan saran
yang membangun sangat penulis butuhkan untuk kesempurnaan makalah ini ke depannya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca sekalian, khususnya bagi penulis.