You are on page 1of 19

MAKALAH

BAKU MUTU LINGKUNGAN


Disusun untuk memenuhi tugas Pencemaran Lingkungan

Oleh:
Oktavianingsih Setyawulandari
Berliana Linda
Hanike Yulia Mandasari

S1 Kesehatan Lingkungan
STIKes Widyagama Husada Malang
2016
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2
KATA PENGANTAR 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang 4
1.2 Rumusan masalah 5
1.3 Tujuan 5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian baku mutu lingkungan 6
2.2 Jenis baku mutu lingkungan ..... 9
2.3 Perbedaan baku mutu lingkungan dan nilai ambang batas 15

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan 18
3.2 Saran 18

DAFTAR PUSTAKA 19

2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
limpahan rahmat-Nyalah maka kami bisa menyelesaikan sebuah makalah dengan
tepat waktu.

Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul Baku mutu
lingkungan yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita
untuk mempelajarinya.

Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami
buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih
dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan
manfaat.

Malang, 04 Februari 2016

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup seyogyanya

menjadi acuan bagi kegiatan berbagai sektor pembangunan agar tercipta

keseimbangan dan kelestarian fungsi sumber daya alam serta lingkungan

hidup, sehingga keberlanjutan pembangunan tetap terjamin.

Dengan memperhatikan permasalahan dan kondisi sumber daya alam dan

lingkungan hidup dewasa ini, maka kebijakan di bidang pengelolaan sumber

daya alam dan lingkungan hidup ditujukan pada upaya mengelola sumber

daya alam, baik yang dapat diperbaharui maupaun yang tidak dapat

diperbaharui melalui penerapan teknologi ramah lingkungan, serta

menerapkan secara efektif penggunaan indikator-indikator hidup. Sasaran

yang ingin dicapai adalah terwujudnya pengelolaan sumber daya alam yang

berkelanjutan seiring meningkatnya kesejahteraan masyarakat serta

meningkatnya kualitas lingkungan hidup sesuai dengan baku mutu

lingkungan yang ditetapkan.

Dewasa ini, ada banyak pendapat yang sering terjadi di masyarakat,

misalnya seseorang mengatakan bahwa sungai telah tercemar, tetapi ada juga

yang mengatakan bahwa sungai tersebut masih baik. Untuk mengatasi

perbedaan pendapat yang sering terjadi, dan supaya seseorang tidak

memandang sesuatu dari sudut kepentingannya sendiri, maka perlu adanya

tolok ukur yang dapat digunakan bersama. Di antaranya yaitu untuk

mengatakan atau menilai bahwa lingkungan telah rusak atau tercemar, dipakai

4
baku mutu lingkungan. Penetapan baku mutu lingkungan diperlukan untuk

mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas

industri dan aktivitas manusia.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah yang di maksud dengan baku mutu lingkungan?

b. Apakah jenis-jenis baku mutu lingkungan?

c. Apakah perbedaan baku mutu lingkungan dan nilai ambang batas?

1.3 Tujuan

a. Pengertian baku mutu lingkungan.

b. Jenis-jenis baku mutu lingkungan.

c. Perbedaan baku mutu lingkungan dan nilai ambang batas.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Baku Mutu Lingkungan

Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat

atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan

gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya. Menurut

pengertian secara pokok, baku mutu adalah peraturan pemerintah yang harus

dilaksanakan yang berisi spesifikasi dari jumlah bahan pencemar yang boleh

dibuang atau jumlah kandungan yang boleh berada dalam media ambien.

Secara objektif, baku mutu merupakan sasaran ke arah mana suatu

pengelolaan lingkungan ditujukan. Kriteria baku mutu adalah kompilasi atau

hasil dari suatu pengolahan data ilmiah yang akan digunakan untuk

menentukan apakah suatu kualitas air atau udara yang ada dapat digunakan

sesuai objektif penggunaan tertentu. Contoh kriteria: Kriteria bahan pencemar

dalam media air untuk kehidupan ikan:

Konsentrasi Pencemar (mg/l) Pengaruh terhadap Ikan


0,01 Tidak ada pengaruh
0,05 Ikan menderita dalam taraf rendah
0,1 Kematian telah terjadi masih dalam

tingkat rendah
0,5 Tidak ada yang dapat hidup

Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh

berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan

pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku

6
mutu lingkungan. Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung

di mana-mana dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran

dalam lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari

berbagai bahan kimia termasuk logam berat. Pencemaran lingkungan dapat

dikategorikan menjadi

1. Pencemaran air

2. Pencemaran udara

3. Pencemaran tanah

Baku mutu untuk mencegah berlimpahnya limbah sehingga

mengakibatkan baku mutu lingkungan tidak memenuhi syarat penghidupan

bagi manusia. Kemampuan lingkungan sering diistilahkan dengan daya

dukung lingkungan, daya toleransi dan daya tenggang, atau istilah asingnya

disebut carrying capacity.Sehubungan dengan batu mutu lingkungan, ada

istilah nilai ambang batas yang merupakan batas-batas daya dukung, daya

tenggang dan daya toleransi atau kemampuan lingkungan. Nilai ambang batas

tertinggi atau terendah dari kandungan zat-zat, makhluk hidup atau

komponen-komponen lain dalam setiap interaksi yang berkenaan dengan

lingkungan khususnya yang mempengaruhi mutu lingkungan. Jadi jika terjadi

kondisi lingkungan yang telah melebihi nilai ambang batas (batas maksimum

dan minimum) yang telah ditetapkan berdasarkan baku mutu lingkungan

maka dapat dikatakan bahwa lingkungan tersebut telah tercemar.

Adanya peraturan perundangan (nasional maupun daerah) yang mengatur

baku mutu serta peruntukan lingkungan memungkinkan pengendalian

pencemaran lebih efektif karena toleransi dan atau keberadaan unsur

7
pencemar dalam media (maupun limbah) dapat ditentukan apakah masih

dalam batas toleransi di bawah nilai ambang batas (NAB) atau telah

melampaui.

Dasar hukum baku mutu lingkungan terdapat dalam Undang-undang No. 4

Tahun 1982 Pasal 15 yang berbunyi sebagai berikut: Perlindungan

lingkungan hidup dilakukan berdasarkan baku mutu lingkungan yang diatur

dengan peraturan perundang-undangan. Adapun penjelasannya sebagai

berikut: Agar dapat ditentukan telah terjadi kerusakan lingkungan hidup

perlu ditetapkan baku mutu lingkungan, baik penetapan kriteria kualitas

lingkungan hidup maupun kualitas buangan atau limbah. Kriteria dan

pembakuan ini dapat berbeda untuk setiap lingkungan, wilayah atau waktu

mengingat akan perbedaan tata gunanya. Perubahan keadaan lingkungan

setempat serta perkembangan teknologi akan mempengaruhi kriteria dan

pembakuan yang telah ditetapkan.

Apabila pada suatu saat ada industri yang membuang limbahnya ke

lingkungan dan telah memenuhi baku mutu lingkungan, tetapi kualitas

lingkungan tersebut mengganggu kehidupan manusia, maka yang

dipersalahkan bukan industrinya. Apabila hal tersebut terjadi, maka baku

mutu lingkungannya yang perlu dilihat kembali, hal ini mengingat penjelasan

dari Undang-undang No. 4 Tahun 1984 Pasal 15, seperti tersebut di atas.

Adapun langkah-langkah penyusunan baku mutu lingkungan:

1. Identifikasi dari penggunaan sumber daya atau media ambien yang harus

dilindungi (objektif sumber daya tersebut tercapai).

8
2. Merumuskan formulasi dari kriteria dengan menggunakan kumpulan dan

pengolahan dari berbagai informasi ilmiah.

3. Merumuskan baku mutu ambien dari hasil penyusunan kriteria.

4. Merumuskan baku mutu limbah yang boleh dilepas ke dalam lingkungan

yang akan menghasilkan keadaan kualitas baku mutu ambien yang telah

ditetapkan.

5. Membentuk program pemantauan dan penyempurnaan untuk menilai

apakah objektif yang telah ditetapkan tercapai.

2.2 Jenis-Jenis Baku Mutu Lingkungan

Sehubungan dengan fungsi baku mutu lingkungan maka dalam hal

menentukan apakah telah terjadi pencemaran dari kegiatan industri atau

pabrik dipergunakan dua buah sistem baku mutu lingkungan yaitu:

1. Effluent Standard

Effluent Standard merupakan kadar maksimum limbah yang

diperbolehkan untuk dibuang ke lingkungan.

2. Stream Standard

Stream Standard merupakan batas kadar untuk sumberdaya tertentu,

seperti sungai, waduk, dan danau. Kadar yang diterapkan ini

didasarkan pada kemampuan sumberdaya beserta sifat peruntukannya.

Misalnya batas kadar badan air untuk air minum akan berlainan

dengan batas kadar bagi badan air untuk pertanian.

Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup dalam keputusannya

No. KEP-03/MENKLH/II/1991 telah menetapkan baku mutu air pada sumber

9
air, baku mutu limbah cair, baku mutu udara ambien, baku mutu udara emisi

dan baku mutu air laut. Dalam keputusan tersebut yang dimaksud dengan:

a. Baku mutu air pada sumber air, disingkat baku mutu air, adalah batas

kadar yang diperolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat dalam air,

namun air tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya;

b. Baku mutu limbah cair adalah batas kadar yang diperolehkan bagi zat atau

bahan pencemar untuk dibuang dari sumber pencemaran ke dalam air pada

sumber air, sehingga tidak menyebabkan dilampauinya baku mutu air;

c. Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat

atau bahan pencemar terdapat di udara, namun tidak menimbulkan

gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan dan benda;

d. Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat

atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara,

sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien;

e. Baku mutu air laut adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau

komponen lain yang ada atau harus ada, dan zat atau bahan pencemar yang

ditenggang adanya dalam air laut.

2.2.1 Baku Mutu Air dan Limbah Cair

Kriteria mutu air diterapkan untuk menentukan kebijaksanaan

perlindungan sumberdaya air dalam jangka panjang, sedangkan baku

mutu air limbah (effluent standard) dipergunakan untuk perencanaan,

10
perizinan, dan pengawasan mutu air limbah dan pelbagai sektor seperti

pertambangan dan lain-lain. Kriteria kualitas sumber air di Indonesia

ditetapkan berdasarkan pemanfaatan sumber-sumber air tersebut dan

mutu yang ditetapkan berdasarkan karakteristik suatu sumber air

penampungan tersebut dan pemanfaatannya. Badan air dapat

digolongkan menjadi 5, yaitu:

a. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum

secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.

b. Golongan B, yaitu air baku yang baik untuk air minum dan rumah

tangga dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya tetapi tidak

sesuai untuk golongan A.

c. Golongan C, yaitu air yang baik untuk keperluan perikanan dan

peternakan, dan dapat dipergunakan untuk keperluan lainnya tetapi

tidak sesuai untuk keperluan tersebut pada golongan A dan B.

d. Golongan D, yaitu air yang baik untuk keperluan pertanian dan

dapat dipergunakan untuk perkantoran, industri, listrik tenaga air,

dan untuk keperluan lainnya, tetapi tidak sesuai untuk keperluan A,

B, dan C.

e. Golongan E, yaitu air yang tidak sesuai untuk keperluan tersebut

dalam golongan A, B, C, dan D.

Untuk melindungi sumber air sesuai dengan kegunaannya, maka

perlu ditetapkan baku mutu limbah cair dengan berpedoman kepada

alternatif baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan dalam Keputusan

11
Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. KEP-

03/MENKLH/II/1991. Baku mutu limbah cair tersebut ditetapkan oleh

gubernur dengan memperhitungkan beban maksimum yang dapat

diterima air pada sumber air. Baku mutu air dan baku mutu limbah cair

yang telah ditetapkan oleh gubernur dimaksudkan untuk melindungi

peruntukan air di daerahnya. Dengan demikian harus diperhatikan

dalam setiap kegiatan yang menghasilkan limbah cair dan yang

membuang limbah cair tersebut ke dalam air pada sumber air. Limbah

cair harus memenuhi persyaratan:

a. Mutu limbah cair yang dibuang ke dalam air pada sumber air

tidak boleh melampaui baku mutu limbah cair yang telah

ditetapkan.

b. Tidak mengakibatkan turunnya kualitas air pada sumber air

penerima limbah.

Hal tersebut mengharuskan agar setiap pembuangan limbah cair ke

dalam air pada sumber air, mencantumkan kuantitas dan kualitas

limbah.

2.2.2 Baku mutu air laut

12
Berdasarkan Intisari Kepmen LH No.02 thn 1988 ttg Pedoman

Penentuan Baku Mutu Lingkungan dosebutkan bahwa pemanfaatan

perairan pesisir menurut peruntukannya antara lain adalah :

a. Kawasan pariwisata dan rekreasi untuk mandi dan renang;


b. Kawasan pariwsata dan rekreasi untuk umum dan estetika,
c. Kawasan budidaya biota laut;
d. Kawasan taman laut dan konservasi;
e. Kawasan untuk bahan baku dan proses kegiatan pertambangan

dan industry.
f. Kawasan sumber air pendingin untuk kegiatan pertambangan dan

industry.

2.2.3 Baku mutu udara

Baku mutu udara ambien dan emisi ditetapkan dengan maksud

untuk melindungi kualitas udara di suatu daerah. Baku mutu udara

ambien dan emisi limbah gas yang dibuang ke udara harus

mencantumkan secara jelas dalam izin pembuangan gas. Semua

kegiatan yang membuang limbah gas ke udara ditetapkan mutu

emisinya dalam pengertian:

a. Mutu emisi dari limbah gas yang dibuang ke udara tidak

melampaui baku mutu udara emisi yang telah ditetapkan.

b. Tidak menyebabkan turunnya kualitas udara.

Baku mutu udara ambien terdiri dari 9 jenis:

1. Sulfur dioksida;

2. Karbon monoksida;

13
3. Oksida nitrogen;

4. Oksida;

5. Hidrogen sulfida;

6. Hidrokarbon;

7. Amoniak;

8. Timah hitam/timbal;

9. Debu.

Baku mutu udara ambien

Parameter Baku mutu Waktu


SO2, ug/M3 (ppm) 260 (0.1) 24 jam
CO ug/M3 (ppm) 2.260 (20) 8 jam
NOx ug/M3 (ppm) 92.5 (0.05) 24 jam
O3 ug/M3 (ppm) 200 (1.0) 1 jam
Debu ug/M3 (ppm) 260 24 jam
Pb ug/M3 (ppm) 60 24 jam
H2S ug/M3 (ppm) 42 (0.03) 30 menit
NH3 ug/M3 (ppm) 1.360 (2) 24 jam
HC ug/M3 (ppm) 160 (0.24) 3 jam

(KepMen KLH. No. 02/MENKLH/1988): 9

14
2.3 Perbedaan baku mutu lingkungan dan nilai ambang batas

2.3.1Definisi nilai ambang batas

Nilai ambang batas adalah alternatif bahwa walau apapun yang

terdapat dalam lingkungan kerjanya, manusia merasa aman. Dalam

perkataan lain, nilai ambangbatas juga diidentikkan dengan kadar

maksimum yang diperkenankan. Kedua pengertian ini mempunyai

tujuan sama.

2.3.2Perbedaan baku mutu lingkungan dan nilai ambang batas

Baku mutu dan nilai ambang batas sebenrany berbeda perbedaan itu

antara lain:

1. Baku mutu untuk lingkungan ambien, sedangkan nilai ambang

batas untuk lingkungan kerja.

2. Waktu pemaparan pada baku mutu adalh 24jam, sedangkan pada

nilai ambang batas adalah 8jam per hari.

3. Pada baku buku yang menjadi target terpapar adalah semua

kelompok umur, sedangkan pada nilai ambang batas adalah

pekerja.

4. Baku mutu memiliki kadar yang lebih kecil sedangkan nilai

ambang batas memiliki kadar yang lebih besar.

15
5. Baku Mutu Lingkungan (BML) dan Nilai Ambang Batas (NAB)

berbeda. BML mempunyai karakter diwajibkan dan selalu

merupakan NAB.

6. Tetapi tidak semua NAB merupakan BML selama tidak

diwajibkan berdasarkan peraturan (penetapan BML).

Kemampuan lingkungan sering diistilahkan dengan daya dukung

lingkungan, daya toleransi dan daya tenggang, atau istilah asingnya

disebut carrying capacity. Sehubungan dengan batu mutu lingkungan,

ada istilah nilai ambang batas yang merupakan batas-batas daya

dukung, daya tenggang dan daya toleransi atau kemampuan

lingkungan. Nilai ambang batas tertinggi atau terendah dari

kandungan zat-zat, makhluk hidup atau komponen-komponen lain

dalam setiap interaksi yang berkenaan dengan lingkungan khususnya

yang mempengaruhi mutu lingkungan. Jadi jika terjadi kondisi

lingkungan yang telah melebihi nilai ambang batas (batas maksimum

dan minimum) yang telah ditetapkan berdasarkan baku mutu

lingkungan maka dapat dikatakan bahwa lingkungan tersebut telah

tercemar.

Adanya peraturan perundangan (nasional maupun daerah) yang

mengatur baku mutu serta peruntukan lingkungan memungkinkan

pengendalian pencemaran lebih efektif karena toleransi dan atau

keberadaan unsur pencemar dalam media (maupun limbah) dapat

ditentukan apakah masih dalam batas toleransi di bawah nilai ambang

16
batas (NAB) atau telah melampaui. Dasar hukum baku mutu

lingkungan terdapat dalam Undang-undang No. 4 Tahun 1982 Pasal

15 yang berbunyi sebagai berikut: Perlindungan lingkungan hidup

dilakukan berdasarkan baku mutu lingkungan yang diatur dengan

peraturan perundang-undangan.

Adapun penjelasannya sebagai berikut:Agar dapat ditentukan

telah terjadi kerusakan lingkungan hidup perlu ditetapkan baku mutu

lingkungan, baik penetapan kriteria kualitas lingkungan hidup maupun

kualitas buangan atau limbah. Kriteria dan pembakuan ini dapat

berbeda untuk setiap lingkungan, wilayah atau waktu mengingat akan

perbedaan tata gunanya. Perubahan keadaan lingkungan setempat

serta perkembangan teknologi akan mempengaruhi kriteria dan

pembakuan yang telah ditetapkan. Apabila pada suatu saat ada

industri yang membuang limbahnya ke lingkungan dan telah

memenuhi baku mutu lingkungan, tetapi kualitas lingkungan tersebut

mengganggu kehidupan manusia, maka yang dipersalahkan bukan

industrinya. Apabila hal tersebut terjadi, maka baku mutu

lingkungannya yang perlu dilihat kembali, hal ini mengingat

penjelasan dari Undang-undang No. 4 Tahun 1984 Pasal 15, seperti

tersebut di atas.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat

atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan

gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya.

b. Jenis-jenis baku mutu lingkungan, baku mutu air, baku mutu air laut dan

baku mutu udara.

c. Nilai ambang batas adalah alternatif bahwa walau apapun yang terdapat

dalam lingkungan kerjanya, manusia merasa aman. Dalam perkataan lain,

nilai ambangbatas juga diidentikkan dengan kadar maksimum yang

diperkenankan.

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang telah saya susun mengenai pencemaran air

akibat industri tekstil yang meliputi berbagai macam klasifikasinya. Demi

kesempurnaan makalah ini saya harapkan kritikan serta saran yang

membangun. Saran dari pembaca saya harapkan agar saya dapat memperbaiki

makalah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

18
Anonim. Baku mutu lingkungan. http://docs.google.com/gview?
url=agus_dh.staff.gunadarma.ac.id
baku+mutu+lingkungan+dan+Mekanisme+pemantauan+%28presentation
%29.pdf&chrome=true Artikel (Online) diakses tanggal 22 November 2015

Anonim. Hubungan limbah dengan baku mutu lingkungan.


http://www.pdfgemi.com/book/hubungan-limbah-dengan-baku-mutu-
lingkungan-pdf.html. Artikel (Online) diakses tanggal 22 November 2015

Anonim.Baku mutu lingkungan dan nilai ambang batas.


http://fahrimkoly.blogspot.co.id/2014/05/makalah-baku-mutu-lingkungan.html
Artikel (Online) diakses tanggal 22 November 2015

19

You might also like