You are on page 1of 4

Nama : NOVANTIKA DWI SETYANIE

Nim : 134310703
Jurusan : D4 KEBIDANAN
Materi : ARTIKEL TENTANG TEKNOLOGI PERAWATAN KEBIDANAN

CARDIOTOCOGRAPHY DALAM KEBIDANAN

Dipublikasi pada Agustus 22 ,2008 oleh dr.Didi K,SpoG

KTG (English: CTG) merupakan pemeriksaan denyut jantung janin untuk menilai
kesejahteraanya (fetal-wellbeing). Dalam KTG terdapat 3 hal yang di catat. 1 Denyut jantung
janin 2. Kontraksi Rahim dan 3. Gerakan janin.

Pada awalnya pemeriksaan KTG dikerjakan saat persalinan, namun kemudian terbukti
bahwa pemeriksaan KTG ini banyak manfaatnya pada masa kehamilan khususnya pada
kasus-kasus dengan faktor risiko untuk terjadinya gangguan kesejahteraan janin dalam rahim
seperti :

1. Hipertensi dalam kehamilan

2. Kehamilan dengan Diabetes

3. Kehamilan lewat waktu

4. Pertumbuhan janin dalam rahim terhambat

5. Ketuban pecah dini

6. Gerakan janin berkurang

7. Kehamilan dengan anemia

8. Kehamilan ganda

9. Oligohidramnion (air ketuban sedikit)

10. Polihidramnion (air ketuban banyak)

11. Kehamilan dengan penyakit ibu

Non Stress Test (NST)


Pemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran denyut jantung janin (=djj)
dalam hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin. Adapun penilaian NST dilakukan
terhadap frekuensi dasar djj, variabilitas (naik turunnya) dan timbulnya akselerasi
(peningkatan) yang sesuai dengan gerakan / aktivitas janin.
Interpretasi dari NST

1. Reaktif

a. Terdapat paling sedikit 2 kali gerakan janin dalam waktu 20 menit pemeriksaan yang
disertai dengan adanya akselerasi paling sedikit 10-15 dpm
b. Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120-160 dpm
c. Variabilitas djj antara 6-25 dpm.

2. Non reaktif

a. Tidak didapatkan gerakan janin selama 20 menit pemeriksaan atau tidak ditemukan
adanya akselerasi pada setiap gerakan janin
b. Variabilitas djj mungkin masih normal atau berkurang sampai menghilang

3. Meragukan

a. Terdapat gerakan janin akan tetapi kurang dari 2 kali selama 20 menit pemeriksaan
atau terdapat akselerasi yang kurang dari 10 dpm
b. Frekuensi dasar djj normal
c. Variabilitas djj normal
d. Pada hasil yang meragukan pemeriksaan hendaknya diulangi dalam waktu 24 jam
atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test)

4. Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif) apabila
ditemukan :

a. Bradikardi (djj lambat/kurang dari 120 dpm.


b. Deselerasi 40 atau lebih di bawah djj rata2, atau djj mencapai 90 dpm, yang lamanya
60 detik atau lebih

Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin sudah viable
(mampu hidup) atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viable

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti oleh keadaan janin yang masih baik sampai 1 minggu
kemudian, sehingga pemeriksaan ulang dianjurkan 1 minggu kemudian. Namun bila ada
faktor resiko seperti hipertensi, diabetes, perdarahan atau oligohidramnion hasil NST yang
reaktif tidak menjamin bahwa keadaan janin akan masih tetap baik sampai 1 minggu
kemudian, sehingga pemeriksaan ulang harus lebih sering (1 minggu).

Hasil NST non reaktif mempunyai nilai prediksi positif yang rendah <30%,>

Contraction Stress Test(CST)


Pemeriksaan CST dimaksudkan untuk menilai gambaran djj dalam hubungannya
dengan kontraksi uterus. Seperti halnya NST pada pemeriksaan CST juga dilakukan penilaian
terhadap frekuensi dasar djj, variabilitas djj dan perubahan periodik (akselerasi ataupun
deselerasi) dalam kaitannya dengan kontraksi uterus.

Interpretasi CST
1. Negatif

a. Frekuensi dasar djj normal


b. Variabilitas djj normal
c. Tidak didapatkan adanya deselerasi lambat (penurunan djj yang lambat kembali
normal)
d. Mungkin ditemukan akselerasi (kenaikan djj) atau deselerasi dini (penurunan djj yang
cepat kembali)

2. Positif

a. Terdapat deselerasi lambat yang berulang pada sedikitnya 50% dari jumlah kontraksi
b. Terdapat deselerasi lambat yang berulang, meskipun kontraksi tidak adekuat
c. Variabilitas djj berkurang atau menghilang

3. Mencurigakan

a. Terdapat deselerasi lambat yang kurang dari 50% dari jumlah kontraksi
b. Terdapat deselerasi variabel
c. Frekuensi dasar djj abnormal

Bila hasil CST yang mencurigakan maka pemeriksaan harus diulangi dalam 24 jam

4. Tidak memuaskan (unsatisfactory)

a. Hasil rekaman tidak representatif misalnya oleh karena ibu gemuk, gelisah atau
gerakan janin berlebihan
b. Tidak terjadi kontraksi uterus yang adekuat
c. Dalam keadaan ini pemeriksaan harus diulangi dalam 24 jam

5. Hiperstimulasi

a. Kontraksi uterus lebih dari 5 kali dalam 10 menit


b. Kontraksi uterus lamanya lebih dari 90 detik (tetania uteri)
c. Seringkali terjadi deselerasi lambat atau bradikardi

Dalam keadaan ini, harus waspada kemungkinan terjadinya hipoksia janin yang
berlanjut sehingga bukan tidak mungkin terjadi aksifia janin. Hal yang perlu dilakukan adalah
segera menghentikan pemeriksaan dan berikan obat-obat penghalang kontraksi uterus
(tokolitik), diberikan oksigen pada ibu dan tidur miring untuk memperbaiki sirkulasi utero-
plasenta.

Hasil CST yang negatif menggambarkan keadaan janin yang masih baik sampai 1
minggu kemudian (spesifitas 99%). Sedangkan hasil CST yang positif biasanya disertai
outcome perinatal yang tidak baik dengan nilai prediksi positif 50%

Kontra indikasi CST :

1. Absolut
a. Adanya resiko robekan rahim misalnya pada bekas Cesar.
b. Perdarahan sebelum persalinan
c. Tali pusat terkemuka (duluan dari bagian terbawh janin)

2. Relatif

a. Ketuban pecah premature


b. Kehamilan kurang bulan
c. Kehamilan ganda
d. Inkompetensia servik
e. Disproporsi sefalo-pelvik

You might also like