You are on page 1of 19

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRATIKUM

Martha Herelda Sirait, 230110160122


Perikanan B, Kelompok 3

ABSTRAK

Alat dan bahan laboratorium memegang peranan yang penting untuk menunjang pelaksanaan
praktikum. Praktikum kali ini merupakan praktikum dasar untuk praktikum biokimia
selanjutnya. Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya adalah
spektofotometer, inkubator, hot plate, lemari pendingin, water bath, bunsen, beaker glass,
corong, pipet tetes, labu erlenmeyer, tabung reaksi, buret, dan neraca analitik. Sedangkan
bahan yang digunakan diantanya adalah Asam Sulfat (H2SO4), Natrium Hidroksida (NH4OH),
Natrium Hidroksida (NaOH), Asam Asetat (CH 3COOH), Akuades (H2O), Amonia (NH3),
Kalium Hidroksida (KOH), Asam Klorida (HCL), Natrium Nitrat (NaNO 3), dan Perak Nitrat
(AgNO3). Pengetahuan mengenai pemakaian alat berdasarkan SOP (Standar Oprasional
Prosedur) dan pengenalan sifat dan jenis bahan kimia berdasarkan MSDS (Material Safety
Data Sheet) sangatlah penting bagi praktikan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaian
dan penggunaan alat dan bahan tersebut dan juga dapat memudahkan dalam cara
penyimpanan dan penanganannya.

Kata kunci : Alat dan Bahan, Laboratorium, Spektrofotometer, MSDS, SOP

ABSTRACT

Equipment and laboratory materials play an important role to support the practical
implementation. Practicum is a practical basis for further biochemistry lab. The tools used in
this lab include the spectrophotometer, incubator, hot plate, refrigerator, water bath, Bunsen,
glass beaker, funnel, pipette, Erlenmeyer flask, test tubes, burettes and analytical balance.
While the materials used diantanya is sulfuric acid (H 2SO4), Sodium Hydroxide (NH4OH),
sodium hydroxide (NaOH), Acetic Acid (CH 3COOH), distilled water (H2O), ammonia (NH3),
Potassium Hydroxide (KOH), Hydrochloric Acid ( HCL), Sodium Nitrate (NaNo 3), and Silver
Nitrate (AgNO3). Knowledge about the use of tools based on SOP (Standard Operational
Procedures) and the introduction of the nature and type of chemicals based on the MSDS
(Material Safety Data Sheet) is important for the practitioner to avoid mistakes in the
application and use of the tool and the material and can also facilitate in the way of storage
and handling.

Keywords : Equipment and Materials, Laboratory, MSDS, SOP, Spectrophotometer

PENDAHULUAN
Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan
ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya
kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah dibedakan menurut disiplin
ilmu, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium
komputer, dan laboratorium bahasa. Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan
teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan
menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari sarana dan prasarana dengan
kuantitas dan kualitas memadai (Depdiknas 2002).
Alat-alat laboratorium merupakan alat yang kita butuhkan dalam proses penelitian atau
pun proses praktikum. Dalam praktikum pengenalan alat-alatlaboratorium dan alat-alat
sterilisasi akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing alat
tersebut. Sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan bahan-bahan dari mikroba yang tidak
diinginkan (Anonim 2013).
Kesuksesan dari suatu praktikum dapat di tentukan oleh salah satunya dari ketersediaan
alat dan bahan praktikum tersebut. Kegiatan praktikum merupakan suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mengetahui serta menguji dari hasil-hasil teori yang ada. Sebelum memulai
melakukan praktikum di laboratorium, praktikan harus mengenal dan memahami cara
penggunaan semua pelaratan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia serta
menerapkan K3 di laboratorium (Poedjiadi 1984). Oleh karena itu, pengenalan alat-alat
laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan saat melakukan praktikum. Alat-alat
laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai
dengan prosedur (Plummer 1987). Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium
adalah agar mengetahui cara-cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga
kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit mungkin. Secara umum,
fungsi setiap alat telah diberikan, karena tidak mungkin semua fungsi diutarakan dalam
melakukan kegiatan di laboratorium. Untuk memudahkan dalam memahami alat-alat
laboratorium yang dapat digunakan dalam waktu relatif lama dan dalam keadaan baik, maka
diperlukan pemeliharaan dan penyimpanan yang memadai. (Wirjosoemarto 2004)
Tidak hanya pengetahuan mengenai alat laboratorium saja, praktikan juga dituntut
untuk dapat memahami dan memiliki pengetahuan mengenai sifat dan karakteristik bahan
kimia ini yang seharusnya dimiliki praktikan sebelum melakukan praktikum agar senantiasa
waspada dengan bahaya yang bisa saja terjadi di dalam laboratorium.
Tujuan dari praktikum pengenalan alat dan bahan yang ada di laboratorium ini agar
praktikan dapat memahami fungsi, prinsip kerja dan standar operasional prosedur (SOP) dari
beberapa alat yang digunakan serta mengetahui sifat dan karakteristik berdasarkan MSDS
(Material Safety Data Sheet) dari bahan bahan kimia yang digunakan sehingga praktikan
bisa memiliki pengetahuan untuk menangani bahan kimia khususnya untuk bahan bahan
kimia yang berbahaya.
METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Maret 2017 pada pukul 08.00 WIB
sampai dengan 10.00 WIB di Laboratorium MSP Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran.
Pada praktikum ini dibahas mengenai beberapa alat dan bahan yang akan digunakan di
laboratorium selama praktikum biokimia berlangsung, penjelasan secara umum dari beberapa
alat antara lain : spektrofotometer, water bath, inkubator, hot plate, sentrifugator, lemari
pendingin, bunsen, beaker glass, corong, pipet ukur, pipet tetes, cawan petri, thermometer,
labu erlenmeyer, tabung reaksi, buret, dan neraca analitik. Penjelasan dari beberapa bahan
antara lain : Akuades (H2O), Natrium Hidroksida (NH4OH), Natrium Hidroksida (NaOH),
Asam Asetat (CH3COOH), Asam Sulfat (H2SO4), Amonia (NH3), Kalium Hidroksida (KOH),
dan Asam Klorida (HCl).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Spektofotometer
Spektrofotometer merupakan alat yang tersusun dari dua bagian yaitu Spektrometer
untuk memproduksi cahaya pada warna/panjang gelombang tertentu, dan Fotometer untuk
mengukur intensitas cahaya. Fungsi spektrofotometer adalah mengukur transmitans atau
absorbans suatu sampel yang dinyatakan dalam fungsi panjang gelombang.
Prinsip kerja spektrofotometer adalah apabila ada cahaya monokromatik maupun
campuran jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan,
sebagian lainnya akan diserap sedangkan sisanya akan diteruskan. Prinsip kerja alat ini
didasari oleh Hukum Beer yang menyatakan bahwa absorbansi cahaya berbanding lurus
dengan dengan konsentrasi dan ketebalan bahan/medium (Miller J.N 2000).
Cara kerja dan standar operasional menggunakan alat ini dengan cara memasukkan
sampel yang telah dilarutkan kedalam kuvet, kemudian kuvet dimasukan ke spektrofotometer
namun sebelum itu spektrofotometer tersebut harus dikalibrasikan terlebih dahulu, dan
mengatur panjang gelombang yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 1. Spektrofotometer
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Water Bath
Water bath merupakan alat yang berfungsi sebagai pemanas dari bahan - bahan kimia,
sampel pada suhu tertentu. Prinsip Kerja water bath adalah memanaskan air pada bagian
bawah water bath sampai mencapai titik didih air (100oC) kemudian larutan yang akan
dipanaskan diletakkan diatasnya.
Cara kerja dan standar operasional menggunakan alat ini dengan cara menyambungkan
kabel dengan stop kontak dan menyalakannya dengan menekan tombol ON, lalu mengatur
suhu yang dibutuhkan kemudian larutan yang akan dipanaskan diletakkan pada penanggas air

Gambar 2. Water Bath


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Inkubator
Inkubator merupakan alat yang berfungsi untuk menstabilkan suhu dan menjaga
kestabilan suhu, sebagai lemari steril tempat inkubasi untuk menumbuhkan kultur sel maupun
jaringan pada suhu tertentu.
Prinsip kerja inkubator adalah mengubah energy listrik menjadi energi panas. Cara kerja
dan standar operasional menggunakan alat ini dengan cara menyambungkan kabel dengan
stop kontak lalu menghidupkan inkubator dengan menekan tombol ON, masukkan larutan
atau sampel kedalam inkubator dan ditutup rapat, kemudian suhu pada inkubator diatur sesuai
suhu optimum yang dibutuhkan, setelah digunakan matikan kembali inkubator dengan
menekan tombol OFF.

Gambar 3. Inkubator
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Hot Plate
Hot plate merupakan piringan panas yang berfungsi untuk menghomogenkan suatu
larutan secara lebih cepat dengan suhu dan stirrer. Stirrer adalah magnet pengaduk yang
mengaduk pada hot plate. Satuan konsentrasi yang umum di pakai adalah molar (m).
kemolaran suatu zat adalah jumlah mol zat dalam tiap liter larutan (Syukri 1999).
Prinsip kerja hot plate adalah menghomogenkan larutan dengan putaran suhu dan
pengadukkan dengan bantuan magnetik stirrer. Cara kerja dan standar operasional
menggunakan alat ini dengan cara menyambungkan hot plate dengan stop kontak dan
menghidupkannya dengan menekan tombol ON, lalu menyesuaikan suhu yang akan
digunakan untuk menghomogenkan dan tunggu hingga panas, kemudian letakkan larutan
diatas hot plate hingga larutan homogen, setelah larutan homogen matikan kembali hot plate.

Gambar 4. Hot Plate


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Sentrifugator
Sentrifugator adalah alat yang digunakan untuk mempelajari struktur dan fungsi suatu
komponen sel. Alat ini berfungsi sebagai alat pemisah yang digunakan untuk memisahkan
campuran padat/ cair atau cair/ cair yang tidak saling larut akibat gaya sentrifugal dengan
cara diputar dngan kecepatan tinggi. Prinsip kerjanya adalah dengan memisahkan atau
memfraksionasi setiap komponen sel berdasarkan berat jenis dari tiap komponen sel. Alat
tersebut memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan mengendap
dan substansi yang lebih ringan akan berada di atas. Jika kecepatan sentrifugator semakin
meningkat, komponen yang lebih ringan akan mengendap di dasar. Komponen sel yang
mengendap disebut pellet, dan komponen sel yang tersuspensi di atasnya disebut supernatan.
Pellet yang berhasil didapatkan nantinya akan dipelajari lebih lanjut untuk diketahui
fungsinya (Campbell & Reece 2009).
Cara kerja dan standar operasional menggunakan alat ini dengan menempatkan tabung
reaksi di dudukan sentrifugator. Setelah itu menyeimbangkan dengan tabung reaksi lain
dengan larutan yang berbeda yang sudah di taruh pada ruang test tube yang berlawanan. Lalu
menutup kaca sentrifugator dan putar tombol serta atur waktu serta kecepatan sentrifugator .
Sentrifugator membutuhkan waktu satu menit atau lebih. Perhatikan bahwa penting
mematikan sentrifugator dengan saklar dan menunggu untuk itu untuk berhenti berputar,
untuk secara efektif memisahkan endapan dan solusi.

Gambar 5. Sentrifugator
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Lemari Pendingin
Lemari pendingin merupakan alat yang berfungsi sebagai alat penyimpanan dan
pendinginan bahan agar kesegaran bahan yang terdapat didalamnya tetap terjaga.
Prinsip kerja lemari pendingin adalah mengubah energi listrik menjadi energi dingin.
Cara kerja dan standar operasional menggunakan alat ini dengan cara menyambungkan kabel
dnegan stop kontak lalu menyalakan lemari pedingin yang akan digunakan untuk menyimpan
bahan atau sampel, kemudian mengatur suhu yang akan digunakan setelah itu masukkan
sampel yang akan disimpan dan tutup kembali pintu lemari pendingin dengan rapat.

Gambar 6. Lemari Pendingin


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Bunsen
Bunsen merupakan alat yang berfungsi sebagai sumber panas untuk memanaskan alat
atau bahan yang akan digunakan dalam praktikum. Prinsip kerja bunsen adalah pemanasan
dengan menggunakan api.
Cara kerja dan standar operasional menggunakan alat ini dengan cara mengisikan
spirtus, lalu dinyalakan menggunakkan korek api, apabila bunsen telah selesai digunakkan
matikan bunsen dengan cara menutupkan penutup bunsen pada apinya maka api bunsen akan
langsung mati.

Gambar 7. Bunsen
(Sumber: dir.indiamart.com)

Beaker Glass
Beaker Glass merupakan wadah yang terbuat dari borosilikat. Berfungsi untuk
mengaduk, mencampur dan memanaskan cairan. Beaker glass tidak dapat digunakan untuk
mengukur volume.
Prinsip kerja beaker glass yaitu dengan menuangkan akuades maupun larutan ataupun
zat kimia secara langsung. Cara kerja dan standar operasional menggunakan alat ini dengan
cara memastikan beaker glass bersih terlebih dahulu, lalu menuangkan larutan atau sampel
yang kita kehendaki.

Gambar 8. Beaker Glass


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Corong
Corong berfungsi untuk mempermudan memindahkan larutan dari wadah yang satu ke
wadah yang lain terutama yang bermulut kecil. Ada berbagai jenis corong diantaranya adalah
corong gelas kecil digunakan untuk memindahkan larutan kurang dari 100 ml, sedangkan
corong sedang untuk 100-500 ml dan yang besar untuk larutan larutan yang lebih dari 500ml.
Selain untuk membantu memindahkan larutan corong dapat digunakan pula untuk membantu
proses penyaringan khususnya untuk menaruh kertas saring. Prinsip kerja corong adalah
larutan langsung dituangkan ke dalam mulut corong, dimana sebelumnya ujung corong telah
dimasukkan ke dalam mulut tabung.
Cara kerja dan standar operasional menggunakan alat ini dengan cara memastikan
corong dalam keadaan bersih tterlebih daulu, lalu menuangkan larutan yang akan
dipindahkan langsung ke dalam mulut corong dan biasanya ditambahkan dengan kertas
saring apabila ingin menyaring larutan atau sampel.

Gambar 9. Corong
(Sumber : www.tokopedia.com)

Pipet Ukur
Pipet adalah alat berbentuk silinder kecil dan panjang mirip dengan sedotan. Terbuat
pipet ukur dari bahan gelas yang dilengkapi dengan ukuran dalam mililiter (ml). Pipet Ukur
berfungsi untuk memindahkan larutan atau cairan ke dalam suatu wadah dengan berbagai
ukuran volume. Untuk ukuran volume pada Pipet ukur yang paling besar adalah pipet ukur
dengan volume 50ml. Prinsip kerja berdasarkan penarikan cairan oleh filler sesuai dengan
ukuran yang diinginkan.
Cara kerja dan standar operasional menggunakan alat ini dengan cara memasukan
bahan kedalam gelas kimia sesuai keperluan. Pipet dengan menggunakan pipet ukur sampai
diatas tanda batas pipet ukur. Keringkan bagian ujuung pipet ukur dengan menggunakan
kertas hisap, apabila larutan yang dipipet adalah larutan yang pekat tidak perlu di lap. Tanda
bataskan dengan mengeluarkan larutan sampai tanda batas volume yang diperlukan. Untuk
zat-zat yang tak berbahaya seperti akuades, penggunaannya bisa dihisap dengan mulut.
Namun, untuk zat-zat berbahaya digunakan karet penghisap.

Gambar10. Pipet Ukur


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Pipet Tetes
Pipet tetes merupakan salah satu alat laboratorium yang paling umum digunakan. Pada
saat praktikum kita diharuskan memindahkan cairan yang volumenya tidaklah terlalu besar,
disaat itu lah kita membutuhkan pipet tetes. Pipet tetes berfungsi untuk memindahkan
sejumlah cairan dari wadah yang lain ke wadah yang lain lagi. Prinsip kerja pipet tetes adalah
meneteskan atau memindahkan larutan sedikit demi sedikit.
Cara kerja dan standar operasional menggunakan alat ini dengan cara tetap memastikan
menggunakan pipet tetes dalam keadaan yang bersih, lalu tekan bagian karet yang ada pada
pipet tetes bagian atas. Cairan yang dihisap melalui mulut pipet dengan memanfaatkan
perbedaan tekanan didalam pipet yang diakibatkan oleh gelembung karet yang dikempiskan.

Gambar 11. Pipet Tetes


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Cawan Petri
Cawan Petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang
lebih besar merupakan tutupnya. Cawan petri berfungsi sebagai tempat pertumbuhan mikroba
secara kuantitatif dan sebagai tempat pengujian sampel.Prinsip kerjanya yaitu medium dapat
dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup.
Cara kerja dan standar operasional menggunakan alat ini dengan meletakan medium
di dalam cawan petri. Lalu menutup Cawan petri dengan penutup cawan.

Gambar 12. Cawan Petri


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Thermometer
Fungsi alat ini digunakan untuk mengukur suhu. Prinsip kerja alat ini ialah dengan
memasukkan ujung termometer ke dalam larutan yang ingin diukur suhunya dengan
memegang tali agar tidak tercampur dengan suhu kamar.
Cara kerja dan standar operasional menggunakan alat ini dengan melihat ketika
temperatur naik, cairan di bola tabung mengembang lebih banyak daripada gelas yg
menutupinya. Hasilnya, benang cairan yg tipis dipaksa ke atas secara kapiler. Sebaliknya,
ketika temperatur turun, cairan mengerut dan cairan yg tipis di tabung bergerak kembali
turun. Gerakan ujung cairan tipis yg dinamakan meniscus dibaca terhadap skala yg
menunjukkan temperatur. Zat untuk termometer haruslah zat cair dengan sifat termometrik
artinya mengalami perubahan fisis pada saat dipanaskan atau didinginkan, misalnya raksa dan
alkohol. zat cair tersebut memiliki dua titik tetap (fixed points), yaitu titik tertinggi dan titik
terendah.

Gambar 13. Termometer


(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gelas Ukur
Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer,
gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur
volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan.
Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menuangkan larutan atau zat kimia secara dengan berhati-
hati.
Cara kerja dan standar operasional menggunakan alat ini dengan memegang gelas
ukur dengan tangan dan ibu jari menuju batas volume yang di kehendaki. Lalu gelas ukur
diangkat sehingga batas volume setinggi mata dan cairan dituangkan sampai batas volume.

Gambar 14. Gelas Ukur


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Labu Erlenmeyer
Labu Erlenmeyer merupakan tempat untuk membuat atau menampung larutan. Labu
Erlenmeyer juga dapat digunakan untuk menghomogenkan bahan-bahan komposisi media,
menampung akuades, menampung hasil titrasi dan lain-lain. Prinsip kerjanya adalah
menyimpan larutan yang akan digunakan sesuai dengan skala.
Cara kerja dan standar operasional menggunakan alat ini dengan cara memastikan labu
Erlenmeyer dalam keadaan bersih dan steril, lalu isi dengan zat cair atau sampel yang akan
digunakan.

Gambar 15. Labu Erlenmeyer


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Tabung Reaksi
Tabung reaksi umumnya terbuat dari berbagai macam jenis gelas antara lain ;
Boroksilikat, Soda, Fiolax dan Supermax. Ukuran tabung reaksi ditetapkan berdasarkan atas
diameter mulut tabung bagian dalam dan panjang tabung, diameter antara 70 200 mm.
Tabung reaksi berfungsi untuk mereaksikan larutan serta untuk memanaskan sampel atau
cairan. Prinsip kerja tabung reaksi adalah pada waktu memanaskan media yang ada didalam
tabung reaksi, tabung reaksi harus berada dalam keadaan miring diatas nyala api dan mulut
tabung jangan sekali-kali menghadap pada diri kita atau orang lain.
Cara kerja dan standar operasional menggunakan alat ini dengan cara memastikan
terlebih dahulu bahwa tabung reaksi dalam keadaan bersih dan steril, lalu langsung
memasukan sampel yang akan di reaksikan kedalam tabung reaksi, kemudian amati reaksi
yang terjadi.

Gambar 16. Tabung Reaksi


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Rak Tabung Reaksi


Rak tabung reaksi ini berfungsi untuk menyimpan tabung-tabung reaksi baik yang
digunakan pada saat praktikum ataupun yang tidak digunakan. Prinsip kerjanya yaitu dengan
memasukkan tabung reaksi ke dalam lubang rak tabung.
. Cara kerja dan standar operasional menggunakan alat ini dengan Meletakkan tabung
reaksi tegak lurus dalam jumlah banyak.

Gambar 17. Rak Tabung Reaksi


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Neraca Analitik
Neraca analitik merupakan alat yang berfungsi untuk menimbang bahan yang akan
digunakan dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Prinsip kerjanya adalah menimbang bahan
uji coba dengan skala tertentu.
Cara kerja dan standar operasional menggunakan alat ini dengan cara memastikan
bahwa neraca tersebut telah dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan, lalu meletakkan
bahan atau sample pada timbangan tersebut, dan melihat angka yang tertera pada layar,
kemudian angka itu dicatat karena angka tersebut merupakan berat dari bahan yang
ditimbang.

Gambar 18. Neraca Analitik


(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_analitik)

Buret
Buret merupakan alat yang berfungsi sebagai wadah untuk mengeluarkan larutan atau
cairan dengan volume tertentu, biasanya buret digunakan untuk titrasi. Prinsip kerja buret
adalah berdasarkan tabung berskala pada dindingnya dan berdasarkan pada putaran krannya.
Cara kerja dan standar operasional menggunakan alat ini dengan cara mendekatkan labu
erlenmayer dengan kran, tangan kiri memegang labu erlenmeyer dan tangan kanan
mengontrol kran buret agar aliran cairan yang keluar dari dalam buret keluar sesuai dengan
volume yang diinginkan, setelah larutan yang dititrasi berubah warna maka praktikum
dianggap selesai, setelah itu bersihkan kembali buret.

Gambar 19. Buret


(Sumber: www.sciencelabsupplies.com )

Akuades (H2O)
Berbentuk cair, tidak berbau dan tidak berwarna, titik beku 0C dan titik didih 100C,
tidak mudah terbakar, tidak beracun dan tidak berbahaya. Simpan di wadah yang tidak
memiliki daya serap.

Gambar 20. Akuades (H2O)


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Amonium hidroksida (NH4OH)


Warna larutan Amonium hidroksida (NH4OH) yaitu putih seperti warna susu, cair, bau
amonia. Berbahaya bersifat iritan, beracun ketika dihirup.
Pertolongan pertama apabila terkena mata basuh mata dengan air bersih sebanyak
banyaknya dan hubungi tim medis, apabila terkena kulit basuh dengan air selama 15 menit,
apabila terhirup cari udara segar tetapi apabila sulit bernapas beri oksigen, apabila tertelan
jangan dimuntahkan dan jangan memberi apapun kepada orang yang pingsan. Simpan dibotol
gelap dan botol ditutup rapat.

Gambar 21. Amonium Hidroksida (NH4OH)


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Natrium Hidroksida (NaOH)


Warna Natrium Hidroksida yaitu putih, berbentuk padat (kristal), tidak berbau, larut
dalam air, ph basa > 14, bersifat korosi terhadap logam. Bahaya bahan kimia ini adalah iritasi,
kerusakan pada mata. Simpan NaOH di botol pelastik. Pertolongan pertama jika terkena mata
segeralah mencuci mata dengan air mengalir kurang lebih 15 menit, apabila terkena kulit
segeralah basuh dengan sabun dan air kurang lebih 15 menit, apabila terkena pakaian
segeralah melepas pakaian yang teah terkontaminasi bahan kimia, apabila terhirup maka
segeralah berpindah ketempat terbuka dan memiliki banyak udara segar, apabila tertelan
beberikan beberapa gelas air dan susu untuk menetralkannya.
Simpanlah ditempat yang sejuk, kering, berventilasi baik dan tempat yang jauh dari
bahan bahan yang tidak kompatibel. Usahakan tempat penyimpanan tertutup rapat.

Gambar 22. Natrium Hidroksida (NaOH)


(Sumber : dokumentasi pribadi)

Asam asetat (CH3COOH)


Asam asetat (CH3COOH) merupakan suatu larutan yang tidak berwarna, memiliki bau
cuka dan memiliki titik didih 118 oC serta mudah larut dalam air. Asam asetat termasuk zat
yang berbahaya karena bersifat korosif, dapat menyebabkan kerusakan organ, beracun,
membahayakan janin, beracun dalam air. Jika terkena gas tersebut dapat mengakibatkan
kerusakan jaringan terutama pada selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan.
Tersentuh dengan kulit dapat menghasilkan luka bakar. Terhirup gas tersebut akan
menghasilkan iritasi pada saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak, atau
sesak napas. Radang pada mata ditandai dengan mata kemerahan, penyiraman, dan gatal.
Radang kulit yang ditandai dengan gatal, merah pada kulit.
Pertolongan pertama apabila terkena mata basuh mata dengan air bersih sebanyak
banyaknya dan hubungi tim medis, apabila terkena kulit basuh dengan air selama 15 menit,
apabila terhirup cari udara segar tetapi apabila sulit bernapas beri oksigen, apabila tertelan
jangan dimuntahkan dan jangan memberi apapun kepada orang yang pingsan. Simpan di
wadah tertutup dan tempat yang sejuk juga berventilasi cukup.

Gambar 23. Asam Asetat (CH3COOH)


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Asam sulfat (H2SO4)
Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut
dalam air pada semua perbandingan.Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan
merupakan salah satu produk utama industri kimia. Walaupun asam sulfat yang mendekati
100% dapat dibuat, ia akan melepaskan SO3 pada titik didihnya dan menghasilkan asam
98,3%. Asam sulfat 98% lebih stabil untuk disimpan, dan merupakan bentuk asam sulfat yang
paling umum. Asam sulfat 98% umumnya disebut sebagai asam sulfat pekat. Bahaya larutan
Asam Sulfat yaitu, iritan yang bisa menyebabkan luka bakar, dermatitis, kerusakan organ
mata, dan mudah menguap (jangan dihirup). Hindari kontak mata, pakaian, kulit, terhirup
atau pun tertelan.
Pertolongan pertama jika terkena mata segeralah mencuci mata dengan air mengalir
kurang lebih 15 menit, apabila terkena kulit segeralah basuh dengan sabun dan air kurang
lebih 15 menit, apabila terkena pakaian segeralah melepas pakaian yang teah terkontaminasi
bahan kimia, apabila terhirup maka segeralah berpindah ketempat terbuka dan memiliki
banyak udara segar. Simpan di tempat yang dingin, kering, berventilasi yang baik di tempat
penyimpanan. Apabila larutan tumpah gunakan lap basah untuk membersihkannya atau pakai
NaHCO3 (natrium bikarbonat) untuk menetralkan.

Gambar 24. Asam Sulfat (H2SO4)


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Amonia (NH3)
NH3 (Amoniak) merupakan bahan laboratorium yang bersifat gas dan berbau. Gas ini
bersifat iritan dan mudah larut dalam air. Hindari kontak ammonia cair dengan mata, kulit,
iritasi terhadap saluran pernapasan, hidung, tenggorokan, sedangkan pada 5000 ppm
mengakibatkan kemtian.
Cara penanganan apabila terkena mata basuh selama 15 menit dengan air bersih,
apabila terkena kulit basuh dengan air bersih selama 15 menit dan buka pakaian yang terkena
kontaminasi, apabila terhirup segera cari udara segar. Simpan di wadah yang gelap, kering,
dan tertutup, ventilasi ruangan harus baik.
Gambar 25. Larutan NH3
(Sumber : davepelzermaddy.weebly.com)
Kalium Hidroksida (KOH)
Larutan Kalium Hidroksida (KOH) berbahaya menyebabkan korosi dan bersifat iritan,
bagi mata dapat iritasi dan juga kerusakan pada mata bahkan kebutaan, jangan menghirup
KOH karena akan membahayakan paru paru dan dapat menghilangkan kesadaran bahkan
kematian.
Pertolongan pertama jika terkena mata segeralah mencuci mata dengan air mengalir
kurang lebih 15 menit, apabila terkena kulit segeralah basuh dengan sabun dan air kurang
lebih 15 menit, apabila terkena pakaian segeralah melepas pakaian yang teah terkontaminasi
bahan kimia, apabila terhirup maka segeralah berpindah ketempat terbuka dan memiliki
banyak udara segar. Simpan di tempat yang dingin, kering, berventilasi yang baik di tempat
penyimpanan, dan simpan di tempat yang selalu rapat jangan simpan dalam wadah
alumunium atau alat yang menggunakan perlengkapan alumunium.

Gambar 26. Larutan KOH


(Sumber : Rasanisafety.com)

Asam Klorida (HCl)


Bahaya Asam klorida dapat menyebabkan iritasi pada kulit seperti kemerahan dan gatal
gatal, iritasi pada mata, bersifat sangat korosif, luka bakar, iritasi saluran pernafasan.
Pertolongan pertama jika terkena mata segeralah mencuci mata dengan air mengalir
kurang lebih 15 menit, apabila terkena kulit segeralah basuh dengan sabun dan air kurang
lebih 15 menit, apabila terkena pakaian segeralah melepas pakaian yang teah terkontaminasi
bahan kimia, apabila terhirup maka segeralah berpindah ketempat terbuka dan memiliki
banyak udara segar. Simpanlah pada rak yang tertutup rapat, bersih, kering dan jauhkan dari
sinar matahari.

Gambar 27. Asam Klorida (HCl)


(Sumber: www.wikipedia.com)
Natrium Nitrat (NaNO3)
Berbahaya jika tertelan karena bersifat korosif, apabila terkena kulit dan mata dapat
menyebabkan iritasi.
Pertolongan pertama jika terkena mata segeralah mencuci mata dengan air mengalir
kurang lebih 15 menit, apabila terkena kulit segeralah basuh dengan sabun dan air kurang
lebih 15 menit, apabila terkena pakaian segeralah melepas pakaian yang teah terkontaminasi
bahan kimia, apabila terhirup maka segeralah berpindah ketempat terbuka dan memiliki
banyak udara segar. Tidak ada tempat penyimpanan khusus. Tempatkan pada rak atau emari
yang memiliki ventilasi baik.

Gambar 28. Natrium Nitrat (NaNO3)


(Sumber: www.alibaba.com)

KESIMPULAN
Praktikum pengenalan alat dan bahan ini merupakan praktikum awal yang sangat
mendasar dan sangat penting terlebih praktikum biokimia dilakukaan di dalam laboratorium
dan menggunakan beberapa alat khusus. Pratikum tidak akan berjalan lancar jika kita belum
mengenal alat laboratorium berikut SOP-nya serta bahan pratikum berdasarkan MSDS. Alat-
alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak
sesuai dengan prosedur. Maka dari itu sangat penting untuk mengenal alat dan bahan
pratikum di laboratorium. Pengenalan alat dan bahan laboratorium ini berguna untuk
meminimalisir tingkat kecelakaan yang terjadi di laboratorium pada saat praktikum
berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA
Braddy, James E. 1994. Kimia Universitas Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga
Ibrahim, Sanusi H. M. 2013. Teknik Laboratorium Kimia Organik. Yogyakarta : Graha Ilmu
Imamkhasani, Soemanto. 1990. Keselamatan Kerja Dalam Laboatorium Kimia. Jakarta : PT
Gramedia
Indrawati, dkk. 1998. Pendayagunaan Alat-Alat dan Bahan Praktikum Kimia. Jakarta :
Depdikbud
Khasani.1990. Prosedur alat-alat Kimia. Yogyakarta : Liberty
Mored. 2000. Biokimia. Jakarta : Erlangga
Purba, Michael. 2010 . Kimia Kelompok Teknologi dan Kesehatan. Jakarta : Erlangga
Poedjiadi,Anna.1984. Buku Pedoman Praktikum dan Manual Alat Laboratorium Pendidikan
Kimia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Wirjosoemarto, Koesmadji. 2004. Teknik Laboratorium Universitas Pendidikan
Indonesia. Bandung : Tidak diterbitkan

You might also like