TARUHAN Oleh: Fitria Puspita Sari Meteo VIII/13.09.1904
Terhitung selama tahun 2014 terdapat beberapa kecelakaan pesawat terbang
yang diindikasikan akibat adanya cuaca buruk. Diantaranya yakni terjatuhnya pesawat di Taiwan pada tanggal 22 Juli 2014 yang menyebabkan 51 korban jiwa dan 7 orang luka-luka, dimana menurut kabar hal tersebut dikarenakan hujan deras akibat topan. Kemudian kecelekaan pesawat Jet MD 83 yang terjadi pada 25 Juli 2014 yang terbang dari Burkina Faso menuju Aljazair, terhitung 116 jiwa telah menjadi korban akibat terjatuhnya pesawat terbang tersebut. Memang masih belum jelas penyebab utamanya, namun Menteri Perhubungan negara terkait meingindikasikan adanya badai yang terjadi pada suatu titik yang menjadi rute pesawat. Terjadinya kecelakaan pesawat akibat cuaca buruk seperti berita-berita tersebut memang masih belum ada kejelasaanya. Namun secara garis besar indikasi penyebab kecelakaan pesawat oleh karena cuaca buruk memang kerap terjadi. Meskipun seiring berjalannya waktu tidak banyak dari kasus indikasi tersebut yang menyebutkan apakah cuaca memang benar bertanggung jawab atas keselamatan penerbangan. Karena pada akhirnya jika memang hal tersebut benar terjadi, maka keselamatan penerbanganlah yang akan menjadi taruhannya.
Cuaca dan Penerbangan
Cuaca merupakan perubahan keadaan udara dalam jangka waktu pendek (jam hingga harian). Dalam dunia penerbangan ada istilah cuaca penerbangan, yakni cuaca yang berkaitan dengan aktivitas penerbangan, dimana informasi mengenai cuaca diberikan ketika pesawat akan lepas landas, kemudian ketika terbang di udara hingga pesawat mendarat kembali di permukaan. Peran cuaca sendiri dalam dunia penerbangan selain sebagai peningkatan efisiensi dan efektivitas kegiatan dan keselamatan penerbangan, cuaca juga berpotensi membahayakan penerbangan yang berujung pada kematian. Sejak banyaknya kecelakaan pesawat yang diindikasikan akibat cuaca, maka perlu diketahui bahwa memang terdapat beberapa jenis keadaan cuaca yang dapat membahayakan penerbangan. Cuaca tersebut lazim disebut dengan cuaca buruk, dimana diantaranya yakni turbulensi, aktivitas awan Cumulonimbus (Cb), Icing (peng-es-an), kilat, dan sebagainya. Diantara cuaca buruk tersebut yang masih sulit untuk diprediksi yakni turbulensi ketika cuaca cerah (Clear Air Turbulance). Adanya massa udara yang berbeda kecepatan ataupun berbeda arah gerak namun saling berkaitan akan mengguncangkan pesawat yang melintasinya. Clear Air Turbulance (CAT) sulit dideteksi keberadaanya mengingat skalanya yang terhitung lebih kecil bila dibandingkan dengan luasan atmosfer. Pada tahun 1966 tercatat bahwa pesawat milik negara sekaliber Jepang pernah mengalami kecelakaan akibat CAT. Namun hal ini tidak lantas menjadi ancaman bagi penerbangan, sebab dengan semakin majunya teknologi maka informasi mengenai CAT akan bisa diberikan dengan akurat titik keberadaanya sehingga diharapkan kesalamatan penerbagan terjamin. Pentingnya Informasi Meteorologi Untuk Penerbangan Menurut FAA (Federasi Keselamatan Penerbangan Internasional), penyebab kecelakaan pada pesawat sebesar 13,2% dikarenakan cuaca buruk, 27,1% dikarenakan kondisi pesawat, dan 66,7% dikarenakan kesalahan manusia (human error). Meskipun memiliki prosentase paling sedikit dalam bertanggung jawab atas keselamatan penerbangan, maka kita tidak dapat menutup mata akan pentingnya cuaca dalam dunia penerbangan. Meteorologi sebagai cabang ilmu yang mempelajari cuaca kemudian menjadi buah bibir ketika suatu kecelakaan pesawat diindikasikan karena cuaca buruk. Informasi meteorologi yang mengacu pada perubahan cuaca merupakan salah satu kunci awal dari prediksi terjadinya cuaca buruk yang akan terjadi. Faktor- faktor cuaca yang biasa menjadi pertimbangan ketika suatu pesawat akan terbang landas diantaranya arah dan kecepatan angin, jarak pandang pada landasan pacu, tekanan udara, aktivitas dan jenis awan, serta suhu udara. Pemberian informasi meteorologi mengenai faktor cuaca tersebut penting ketika pesawat dalam aktivitas penerbangan. Misalnya ketika angin di landasan berarah dari utara, maka pilot hendaknya mendapatkan informasi tersebut agar dia dapat melakukan pendaratan dari arah berlawanan. Hal ini bertujuan agar pesawat tidak tergelincir karena dorongan angin yang berhembus saat mendarat. Atau hal yang paling membahayakan yakni ketika tekanan udara diinformasikan tidak sesuai saat pesawat akan mendarat, maka pesawat dapat mengalami hard landing (pesawat menyentuh permukaan tanah sebelum sempat mengeluarkan roda). Selain hal-hal tersebut tentunya masih banyak hal yang mungkin dapat terjadi akibat kurangnya informasi meteorologi dalam penerbangan.
Peranan Penyedia Informasi Meteorologi Untuk Penerbangan
Oleh karena begitu pentingnya pemberian informasi meteorologi dalam penerbangan, maka hendaknya dunia penerbangan tidak melirik sebelah mata kepada penyedia informasi tersebut. Karena bagaimanapun kesalahan atau kurangnya informasi meteorologi menyebabkan keselamatan penerbangan menjadi taruhannya. Penyedia informasi meteorologi di Indonesia yakni BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika). Sampai sejauh ini BMKG telah berkontribusi dalam menyediakan informasi penerbangan baik untuk penerbangan komersial, kenegaraan, ataupun militer. Dengan meningkatkan sumber daya manusia maupun sumber daya peralatan yang dimiliki, BMKG diharapkan mampu memberikan informasi meteorologi untuk penerbangan yang lebih baik daripada sekarang. Sehingga di kemudian hari cuaca tidak lagi dijadikan kambing hitam atas celakanya suatu pesawat serta keselamtan penerbangan tidak lagi dipertaruhkan.