Professional Documents
Culture Documents
Untuk mencegah gangguan daya kerja, ada beberapa usaha yang dapat dilakukan agar para
buruh tetap produktif dan mendapatkan jaminan perlindungan keselamatan kerja, yaitu:
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (calon pekerja) untuk mengetahui apakah calon
pekerja tersebut serasi dengan pekerjaan barunya, baik secara fisik maupun mental.
3. Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja diberikan kepada para buruh
secarakontinu agar mereka tetap waspada dalam menjalankan pekerjaannya.
6. Isolasi terhadap operasi atau proses yang membahayakan, misalnya proses pencampuran
bahan kimia berbahaya, dan pengoperasian mesin yang sangat bising.
9. Pengadaan ventilasi umum untuk mengalirkan udara ke dalam ruang kerja sesuai
dengankebutuhan.
1
Berdasarkan konsepsi sebab kecelakaan tersebut diatas, maka ditinjau dari sudut keselamatan
kerja unsur-unsur penyebab kecelakaan kerja mencakup 5 M yaitu :
Manusia.
Manajemen ( unsur pengatur ).
Material ( bahan-bahan ).
Mesin ( peralatan ).
Medan ( tempat kerja / lingkungan kerja ).
Semua unsur tersebut saling berhubungan dan membentuk suatu sistem tersendiri. Ketimpangan
pada salah satu atau lebih unsur tersebut akan menimbulkan kecelakaan / kerugian. Berikut
contoh bentuk-bentuk ketimpangan unsur 5M tersebut.:
Tidak adanya unsur keharmonisan antar tenaga kerja maupun dengan pimpinan.
Kurangya pengetahuan / keterampilan.
ketidakmampuan fisik / mental.
Kurangnya motivasi.
2. Standarisasi yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah resmi atau hak resmimengenai
misalnya : konstruksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan jenis-jenis peralatan kerja.
6. Asuransi yaitu insentif pada setiap orang tenaga kerja untuk meningkatkan pencegahan
kecelakaan.
Cakupan peraturan yang diamati oleh pengawasan ketenagakerjaan secara potensial sangat besar
dan bervariasi dari satu negara ke negara lainnya,sesuai dengan tujuan dan peraturan
nasionalnya. Cakupan topik-topik yang pengawas ketenagakerjaan dapat lihat antara lain adalah:
mempromosikan keselamatan dan kesehatan kerja termasuk pencegahan kecelakaan dan
penyakit, fasilitas kesejahteraan;
perlindungan tingkat penghasilan termasuk memeriksa catatan upah/gaji, pembayaran lembur;
memeriksa catatan waktu kerja dan lembur, hari libur dan waktu istirahat termasuk cuti sakit
dan melahirkan;
mempromosikan hak-hak tenaga kerja yang mendasar (contohnya menghapuskan pekerja
paksa) dan tindakan anti diskriminasi (contohnya sehubungan dengan isu jender dan korban
HIV/AIDS);
penyelidikan kecelakaan dan kompensasikecelakaan kerja;
masalah-masalah ketenagakerjaan (dari hubungan kerja ilegal, izin kerja sampai promosi
penciptaan lapangan kerja, termasuk program pelatihan ketrampilan). Penting untuk
digarisbawahi bahwa semua pekerja harus berhak atas perlindungan yang sama sepanjang
mereka terlibat dalam kerja, tanpa menghiraukan status hubungan kerja mereka yang tidak biasa
(iregular);
kontribusi jaminan sosial;
hubungan kerja pekerja perempuan, anak-anak, dan kaum muda dan pekerja lainnya dengan
kebutuhan khusus (contohnya tantangan fi sik); dan
dialog sosial dan isu-isu hubungan industrial dan memonitor perjanjian bersama. Banyak
pengawasan ketenagakerjaan hanya mencakup beberapa dari kegiatan-kegiatan diatas.
Contohnya, beberapa secara ekslusif hanya menangani keselamatan dan kesehatan kerja dan/atau
aspek-aspek tertentu dari kondisi-kondisi kerja dan perlindungan
4
Untuk mencegah gangguan daya kerja, ada beberapa usaha yang dapat dilakukan agar para
buruh tetap produktif dan mendapatkan jaminan perlindungan keselamatan kerja, yaitu:
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (calon pekerja) untuk mengetahui apakah calon
pekerja tersebut serasi dengan pekerjaan barunya, baik secara fisik maupun mental.
3. Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja diberikan kepada para buruh
secarakontinu agar mereka tetap waspada dalam menjalankan pekerjaannya.
4. Pemberian informasi tentang peraturan-peraturan yang berlaku di tempat kerja
sebelummereka memulai tugasnya, tujuannya agar mereka mentaatinya.
6. Isolasi terhadap operasi atau proses yang membahayakan, misalnya proses pencampuran
bahan kimia berbahaya, dan pengoperasian mesin yang sangat bising.
8. Substitusi bahan yang lebih berbahaya dengan bahan yang kurang berbahaya atau tidak
berbahaya sama sekali.
9. Pengadaan ventilasi umum untuk mengalirkan udara ke dalam ruang kerja sesuai
dengankebutuhan.
1
Berdasarkan konsepsi sebab kecelakaan tersebut diatas, maka ditinjau dari sudut keselamatan
kerja unsur-unsur penyebab kecelakaan kerja mencakup 5 M yaitu :
Manusia.
Manajemen ( unsur pengatur ).
Material ( bahan-bahan ).
Mesin ( peralatan ).
Medan ( tempat kerja / lingkungan kerja ).
Semua unsur tersebut saling berhubungan dan membentuk suatu sistem tersendiri. Ketimpangan
pada salah satu atau lebih unsur tersebut akan menimbulkan kecelakaan / kerugian. Berikut
contoh bentuk-bentuk ketimpangan unsur 5M tersebut.:
Unsur Manusia, antara lain :
Tidak adanya unsur keharmonisan antar tenaga kerja maupun dengan pimpinan.
Kurangya pengetahuan / keterampilan.
ketidakmampuan fisik / mental.
Kurangnya motivasi.
Kurang pengawasan.
Struktur organisasi yang tidak jelas dan kurang tepat.
Kesalahan prosedur operasi.
Kesalahan pembinaan pekerja.
2. Standarisasi yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah resmi atau hak resmimengenai
misalnya : konstruksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan jenis-jenis peralatan kerja.
6. Asuransi yaitu insentif pada setiap orang tenaga kerja untuk meningkatkan pencegahan
kecelakaan.
Cakupan peraturan yang diamati oleh pengawasan ketenagakerjaan secara potensial sangat besar
dan bervariasi dari satu negara ke negara lainnya,sesuai dengan tujuan dan peraturan
nasionalnya. Cakupan topik-topik yang pengawas ketenagakerjaan dapat lihat antara lain adalah:
mempromosikan keselamatan dan kesehatan kerja termasuk pencegahan kecelakaan dan
penyakit, fasilitas kesejahteraan;
perlindungan tingkat penghasilan termasuk memeriksa catatan upah/gaji, pembayaran lembur;
memeriksa catatan waktu kerja dan lembur, hari libur dan waktu istirahat termasuk cuti sakit
dan melahirkan;
mempromosikan hak-hak tenaga kerja yang mendasar (contohnya menghapuskan pekerja
paksa) dan tindakan anti diskriminasi (contohnya sehubungan dengan isu jender dan korban
HIV/AIDS);
penyelidikan kecelakaan dan kompensasikecelakaan kerja;
masalah-masalah ketenagakerjaan (dari hubungan kerja ilegal, izin kerja sampai promosi
penciptaan lapangan kerja, termasuk program pelatihan ketrampilan). Penting untuk
digarisbawahi bahwa semua pekerja harus berhak atas perlindungan yang sama sepanjang
mereka terlibat dalam kerja, tanpa menghiraukan status hubungan kerja mereka yang tidak biasa
(iregular);
kontribusi jaminan sosial;
hubungan kerja pekerja perempuan, anak-anak, dan kaum muda dan pekerja lainnya dengan
kebutuhan khusus (contohnya tantangan fi sik); dan
dialog sosial dan isu-isu hubungan industrial dan memonitor perjanjian bersama. Banyak
pengawasan ketenagakerjaan hanya mencakup beberapa dari kegiatan-kegiatan diatas.
Contohnya, beberapa secara ekslusif hanya menangani keselamatan dan kesehatan kerja dan/atau
aspek-aspek tertentu dari kondisi-kondisi kerja dan perlindungan
4
http://ghitasafitri2.blogspot.co.id/2015/01/makalah-k3.html