You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya Negara adalah sebuah organisasi. Seperti layaknya
sebuah organisasi, Negara memiliki anggota, tujuan dan peraturan. Anggota
Negara adalah warganya, tujuan Negara biasanya tercantum dalam
pembukaan konstitusinya (undang-undang dasar), sedang peraturannya
dikenal sebagai hukum. Bedanya dengan organisasi yang lain, Negara
berkuasa di atas individu-individu dan di atas organisasi-organisasi pada
suatu wilayah tertentu. Peraturan Negara berhak mengatur seluruh individu
dan organisasi yang ada pada suatu wilayah tertentu, sedangkan peraturan
organisasi hanya berhak mengatur pihak-pihak yang menjadi anggotanya
saja.
Peraturan Negara bersifat memaksa, bila ada yang tidak mematuhinya,
Negara mempunyai hak untuk memberikan sanksi yang bersifat lunak
(denda) sampai sanksi yang bersifat kekerasan (hukum mati). Sepanjang
sejarah manusia hidup di atas permukaan bumi, manusia telah bernegara.
Mulai dari negara dalam bentuk yang paling primitif yaitu negara kesukuan,
kota, sampai kerajaan, republik dan demokrasi.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk memenuhi tugas akademik mata kuliah ilmu Negara
2. Mengetahui asal usul terbentuknya negara
3. Memahami unsur-unsur suatu negara
4. Mengetahui tipe-tipe dan bentuk-bentuk negara

1
BAB II
PERMASALAHAN

2.1 Pengertian dari Negara?


2.2 Jelaskan teori terbentuknya Negara?
2.3 Jelaskan tujuan Negara?
2.4 Sebutkna dan jelaskan unsur-unsur Negara?
2.5 Uraikan tipe-tipe Negara?
2.6 Uraikan bentuk-bentuk Negara?

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Negara


Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya
baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh
pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Negara juga merupakan
suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi
semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independent.

Secara literal istilah negara merupakan terjemahan dari kata-kata


asing, yakni state (bahasa Inggris), staat (bahasa Jerman dan Belanda) dan
etat (bahasa Perancis). Kata staat ,state, etat itu diambil dari kata bahasa
latin status atau statum, yang berarti keadaan yang tegak dan tetap atau
sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap.

Kata status atau statum lazim diartikan sebagai standing atau station.
Istilah ini dihubungkan dengan kedudukan persekutuan hidup manusia, yang
juga sama dengan istilah status civitatis atau status republicne. Secara
terminologi Negara diartikan dengan organisasi tertinggi diantara satu
kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup dalam
daerah tertentu dan mempunyai daerah yang berdaulat.

2
Menurut Aristoteles bahwa sesungguhnya setiap Negara itu merupakan
persekutuan hidup atau lebih tepat lagi suatu persekutuan hidup politis yang
dalam bahasa Yunani di sebut he koinonia politike artinya suatu persekutuan
hidup yang berbentuk polis (Negara kota).

Dalam buku yang berjudul Inleiding Tot De Studie Van Het Nederlandse
Recht yang ditulis Prof.Mr.L.J.Ven Apeldorn menyebutkan bahwa:
1. Istilah Negara bisa dipakai sebagai arti penguasa, untuk mengatakan
orang atau orang-orang yang melakukan kekuasaan tertinggi atas
persekutuan rakyat yang bertempat tinggal dalam suatu daerah.
2. Istilah Negara diartikan dengan persekutuan rakyat, yakni untuk
menyatakan suatu bangsa yang hidup dalam suatu daerah, di bawah
kekuasaan tertinggi, menurut kaidah- kaidah hukum yang sama.
3. Negara mengandung arti wilayah tertentu. Dalam hal ini istilah
Negara dipakai untuk menyatakan suatu daerah di dalamnya diam suatu
bangsa di bawah kekuasaan tertinggi.
4. Negara terdapat juga dalam arti kas negara atau fiscus, jadi untuk
menyatakan harta yang dipegang oleh penguasa guna kepentingan umum,
misalnya dalam istilah domein Negara pendapatan Negara dan lain-lain.

3.2 Teori Terbentuknya Negara

Terbentuknya suatu negara terdapat beberapa teori, antara lain:


1. Terjadinya Negara secara primer. Terjadinya Negara secara primer
membahas bagaimana asal mula terjadinya Negara di dunia. Menurut
pandangan ini, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia selalu
membutuhkan bantuan manusia yang lainnya. Atau dengan kata lain
manusia harus berhubungan dengan manusia lain demi kelangsungan
hidupnya. Pada awalnya hubungan itu dalam bentuk keluarga, lambat laun
berkembang dalam bentuk kelompok-kelompok lebih besar, dipimpin oleh
salah seorang dari mereka yang dianggap terkemuka. Terbentuknya
kelompok-kelompok itu didasari oleh kesesuaian dan kesamaan, misalnya
nasib, budaya, dan lain-lain.

3
2. Teori perjanjian masyarakat. Teori perjanjian masyarakat dipelopori
oleh Thomas Hobbes, John Locke dan J.J. Rousseau, menurut Thomas, rakyat
di suatu wilayah tertentu sepakat untuk membentuk suatu wilayah Negara
dan menyerahkan hak-hak mereka kepada Negara yang baru dibentuk.
Berbeda halnya dengan John Locke yang mengemukakan tentang adanya
pactum unionis selain pactum subjectionsnya Hobbes, John mengatakan
bahwa sebagian besar anggota suatu masyarakat membentuk persatuan
terlebih dahulu, kemudian mereka menyatakan diri mereka menjadi warga
Negara dari Negara tersebut. Sedangkan Rousseau menyatakan bahwa
orang-orang membuat suatu perjanjian untuk membentuk Negara, tetapi
mereka tidak sepenuhnya memberikan hak-hak mereka kepada Negara. Teri-
teori mereka ini disebut juga dengan istilah mainstream liberalism sebagai
dari hasil gaya berfikir renaissance yang menggunakan otonomi manusia.
3. Teori penaklukan. Menurut teori ini pihak-pihak atau kelompok-
kelompok bangsa tertentu yang kuat menaklukkan hak atau kelompok yang
lain pada akhirnya kelompok yang kuat mendirikan Negara.
4. Teori organis. Menurut teori organis Negara lahir dan berkembang
sebagai halnya dengan kelahiran mahluk hidup lainnya. Negara akan
memiliki organ-organ seperti halnya dengan tubuh manusia dan mahluk
lainnya.
5. Teori hukum alam. Pemikiran pada masa plato dan aristoteles
tentang kondisi alam tumbuhnya berkembangnya manusia.
6. Teori ketuhanan (islam + Kristen) segala sesuatu adalah ciptaan
tuhan.

3.3 Tujuan Negara

Ada beberapa teori mengenai tujuan negara, diantaranya:


1. Teori kekuasaan negara
Teori kekuasaan negara dipelopori oleh seorang tuan tanah dari negeri
Cina di daerah Shang bernama Yang. Oleh karena itu, dikemudian hari ia

4
dikenal dengan nama Shang Yang (523-428 sm) atau oleh bangsa barat
disebutnya dengan nama Lord Shang. Pada masa hidupnya negeri Cina
dilanda kekacauan. Kaum bangsawan dari masing-masing daerah
membentuk tentara sendiri dan saling berperang satu sama lainnya. Dalam
kondisi politik yang demikian ketaatan pada pemerintah pusat semakin
pudar dan pemerintah pusat tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi
keadaan.

Melihat keadaan yang demikian Shang Yang berpendapat bahwa satu-


satunya tujuan Negara adalah membentuk kekuasaan Negara yang sebesar-
besarnya. Selanjutnya, ia mengatakan bahwa agar Negara kuat rakyat harus
dilemahkan, Negara harus memiliki tentara yang kuat disiplin tinggi, serta
siap menghadapi setiap ancaman dari pihak manapun.

2. Teori perdamaian dunia


Pencetus teori ini adalah Dante Alleghieri seorang ahli filsafat dan
penyair terkenal dari Italia yang hidup antara tahun 1265-1321. Teori
perdamaian ini dicetuskan Dante pada saat memuncaknya pertentangan
antara kaisar dengan paus. Dalam bukunya yang berjudul De monarchia
Libri III, Dante mengatakan tujuan Negara yaitu menciptakan perdamaian
dunia. Oleh karena itu, paus sebagai pemimpin gereja tidak boleh
mencampuri urusan Negara yang merupakan urusan dunia. Sebaiknya
antara paus dan kaisar bekerja sama untuk menciptakan perdamaian dunia
dan bukan sebaliknya saling bermusuhan.

Demi terciptanya ketertiban, ketenteraman, dan perdamaian dunia


menurut Dante diperlukan adanya penguasa tunggal atas kerajaan dunia
dengan peraturan dan perundang-undangan yang seragam untuk semua.
Kekuasaan harus berpusat pada satu penguasa, bila manusia masih
diperintah oleh berbagai penguasa, maka pertentangan dan permusuhan
akan terus terjadi dan malapetaka pun tak terhindarkan.

5
3. Teori jaminan atas hak dan kebebasan
Tokoh pencetus teori jaminan atas hak dan kebebasan yaitu Immanuel
Kant (1724-1804) yang berpandangan bahwa semua manusia sejak lahirnya
memiliki kemerdekaan dan derajat yang sama. Oleh karena itu, tujuan
Negara adalah kemerdekaan, hidup rakyat sebagai warga Negara bukan
kemurahan penguasa melainkan atas dasar kekuatan sendiri. Tiap warga
Negara harus dapat menikmati kemerdekaanya, antara lain kebebasan hak
memilih dan dipilih, hak mendapat perlindungan dan perlakuan yang adil,
hak mendapat pengajaran dan pendidikan, serta hak-hak yang lainnya.
Sedangkan tujuan negara adalah melindungi dan menjamin ketertiban
hukum agar hak-hak warga negara tetap terpelihara.

Meskipun teori Immanuel Kant ini sangat cocok pada zamannya,


namun setelah dipraktekkan dan dikaji oleh para ahli ternyata memiliki
beberapa kelemahan. Kelemahan itu diantaranya adalah akibat kebebasan
berusaha dan bersaing, adanya pemisah antara golongan pemilik modal
dengan golongan miskin semakin dalam. Golongan pemilik modal tidak
jarang memperlakukan golongan buruh miskin secara tidak manusiawi,
sedang pemerintah tidak mampu berbuat apa-apa untuk melindungi mereka.
Bahkan akibat dari paham kebebasan ini pula yang telah mendorong
pecahnya perang dunia I.

3.4 Unsur-Unsur Negara

Sebagai sebuah organisasi, Negara memiliki unsur-unsur yang tidak


dimiliki oleh organisasi apapun yang ada di dalam masyarakat. Secara
umum, unsur Negara ada yang bersifat konstitutif dan ada pula yang bersifat
deklaratif. Unsur konstitutif maksudnya unsur yang mutlak atau harus ada di
dalam suatu Negara. Sedangkan unsur deklaratif hanya menerangkan
adanya Negara.

6
Adapun unsur-unsur Negara yang bersifat konstitutif adalah harus ada
rakyat, wilayah tertentu, dan pemertintahan yang berdaulat. Ketiga unsur
tersebut bersifat konstitutif karena merupakan syarat mutlak bagi
terbentuknya Negara. Apabila salah satu unsur tersebut tidak ada atau tidak
lengkap, maka tidak bisa disebut sebagai Negara.

Di samping itu, terdapat pula unsur deklaratif, yakni harus ada


pengakuan dari Negara lain. Unsur deklaratif ini sangatlah penting karena
pengakuan dari negara lain merupakan sebagai wujud kepercayaan Negara
lain untuk mengadakan hubungan, baik hubungan bilateral maupun
multilateral.

7
1. Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu Negara. Tanpa
rakyat, mustahil Negara akan terbentuk. Leacock mengatakan bahwa,
Negara tidak akan berdiri tanpa adanya sekelompok orang yang mendiami
bumi ini.. Hal ini menimbulkan pertanyaan, berapakah jumlah penduduk
untuk membentuk sebuah negara? Plato mengatakan bahwa untuk
membentuk sebuah Negara, wilayah tersebut membutuhkan 5040
penduduk. Pendapat ini tentu saja tidak berlaku di zaman modern ini, lihat
saja populasi negara India, Amerika Serikat, Cina, Rusia, dimana Negara
tersebut memiliki ratusan juta penduduk. Rakyat terdiri dari penduduk dan
bukan penduduk. Penduduk adalah semua orang yang bertujuan menetap
dalam wilayah suatu Negara tertentu. Mereka yang ada dalam wilayah suatu
Negara tetapi tidak bertujuan menetap, tidak dapat disebut penduduk.
Misalnya, orang yang berkunjung untuk wisata. Penduduk suatu Negara
dapat dibedakan menjadi warga Negara dan bukan warga Negara. Warga
Negara adalah mereka yang menurut hukum menjadi warga dari suatu
Negara, sedangkan yang tidak termasuk warga Negara adalah orang asing
atau disebut juga warna Negara asing (WNA).

2. Wilayah
Wilayah merupakan unsur kedua, karena dengan adanya wilayah yang
didiami oleh manusia, maka Negara akan terbentuk. Jika wilayah tersebut
tidak ditempati secara permanen oleh manusia, maka mustahil untuk
membentuk suatu Negara. Bangsa Yahudi misalnya, dimana mereka tidak
mendiami suatu tempat secara permanen. Alhasil mereka tidak memiliki
tanah yang jelas untuk didiami, tapi dengan kepintaran PBB, diberikanlah
Israel sebagai Negara bagian agar mereka merasa memiliki tanah.

Wilayah adalah batas wilayah di mana kekuasaan Negara itu berlaku.


Wilayah suatu Negara meliputi sebagai berikut:

8
a) Wilayah daratan, yakni meliputi seluruh wilayah daratan dengan batas-
batas tertentu dengan Negara lain.
b) Wilayah lautan, yakni meliputi seluruh perairan wilayah laut dengan
batas-batas yang ditentukan menurut hukum internasional. Batas-natas
wilayah laut adalah sebagai berikut:

I. Batas laut teritorial, ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis
dasar ke arah laut lepas. Jika ada dua Negara atau lebih menguasai suatu
lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka garis
teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-masing Negara tersebut.
Laut yang terletak antara garis dengan garis batas teritorial disebut laut
teritorial. Laut yang terletak di sebelah dalam garis dasar disebut laut
internal.

II. Batas zona bersebelahan, ditentukan sejauh 12 mil laut di luar batas laut
teritorial, atau 24 mil laut jika diukur dari garis lurus yang ditarik dari
pantai titik terluar.

III. Batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) adalah laut yang diukur dari garis lurus
yang ditarik dari pantai titik terluar sejauh 200 mil laut. Di dalam wilayah
ini, negara yang bersangkutan memiliki hak untuk mengelola dan
memanfaatkan kekayaan yang ada di dalamnya. Namun, wilayah ini
bebas untuk dilayari oleh kapal-kapal asing yang sekedar lewat saja.

IV. Batas landas benua adalah wilayah lautan suatu negara yang batasnya lebih
dari 200 mil laut. Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas
landasan kontinen, maka batas negara tersebut ditarik sama jauh dari
garis dasar masing-masing negara. Dalam wilayah laut ini negara yang
bersangkutan dapat mengelola dan memanfaatkan wilayah laut tetapi
wajib membagi keuntungan dengan masyarakat internasional.

c) Wilayah udara atau dirgantara, yakni meliputi wilayah di atas daratan dan
lautan negara yang bersangkutan.

9
3. Pemerintahan yang Berdaulat
Pemerintahan yang berdaulat adalah pemerintah yang mempunyai
kekuasaan baik ke dalam maupun ke luar untuk menjalankan tugas dan
wewenangnya mengatur ekonomi, sosial, dan politik suatu Negara atau
bagian-bagiannya sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan.
Pemerintah sangat diperlukan dalam berdirinya suatu Negara, tidak mungkin
jika Negara muncul tanpa kemudian diikuti oleh berdirinya pemerintah.

Sistem pemerintahan setiap Negara berbeda-beda. Adapun


pengelompokan sistem pemerintahan tersebut, yaitu:

a. Sistem Pemerintahan Parlementer

Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana


parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini
parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan
parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara
mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem
presidensiil, di mana sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden dan
seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan.
Dalam presidensiil, presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan,
namun dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala
Negara saja.

b. Sistem Pemerintahan Presidensiil

Dalam sistem presidensil ini, presiden memiliki kekuasaan yang kuat


karena selain sebagai kepala Negara, juga sebagai kepala pemerintahan
yang mengetuai kabinet (Dewan Menteri).
Salah satu contoh negara yang menggunakan sistem pemerintahan ini
dalaha Amerika Serikat, dimana menteri-menteri bertanggung jawab kepada
presiden, karena presiden sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahan.

10
Untuk mengimbangi kekuasaan pemerintahan maka lembaga parlemen
(legeslatif) benar-benar diberi hak protes seperti hak untuk menolak, baik
perjanjian maupun pernyataan perang terhadap Negara lain.
Ciri-ciri pemerintahan presidensiil yaitu:
Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan
sekaligus kepala Negara.
Kekuasan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat
dan dipilih langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan
rakyat.
Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat
dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen
dan non-departemen.
Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasan eksekutif
presiden bukan kepada kekuasaan legislatif.
Presiden tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.

c. Sistem Pemerintahan Campuran

Sistem pemerintahan ini, selain memiliki presiden sebagai kepala Negara,


juga memiliki perdana menteri sebagai kepala pemerintahan untuk
memimpin kabinet yang bertanggung jawab kepada parlemen. Presiden
tidak diberi posisi dominan dalam sistem pemerintahan.

d. Sistem Pemerintahan Proletariat

Dalam sistem ini, usaha pertama pemerintah sebenarnya juga ditujukan


untuk kepentingan rakyat banyak (kaum proletar), rakyat banyak tersebut
kemudian dihimpun dalam suatu organisasi kepartaian tunggal (tani, buruh,
pemuda, dan wanita) yang akhirnya menjadi dominasi partai tunggal. Partai
tunggal tersebut adalah partai komunis.

4. Pengakuan dari Negara Lain

11
Pengakuan dari Negara lain terhadap suatu Negara yang baru berdiri
bukanlah merupakan suatu faktor mutlak atau unsur pembentuk Negara
baru, namun lebih merupakan menerangkan atau menyatakan telah lahirnya
suatu Negara baru. Kita ambil contoh, Negara Indonesia merdeka pada
tanggal 17 Agustus 1945 baru diakui oleh Belanda pada tahun 27 Desember
1949.

Pengakuan dari Negara lain merupakan modal dasar bagi suatu Negara
yang bersangkutan
untuk diakui sebagai Negara yang merdeka dan mandiri. Pengakuan suatu
Negara dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pengakuan secara de
facto dan pengakuan secara de jure.
a. Pengakuan Secara de Facto
Pengakuan secara defacto adalah pengakuan tentang kenyataan adanya
suatu Negara yang dapat mengadakan hubungan dengan Negara lain yang
mengakuinya. Pengakuan de facto diberikan kalau suatu Negara baru sudah
memenuhi unsur konstitutif. Pengakuan de facto menurut sifatnya dapat
dibagi menjadi dua, yatiu:
Pengakuan de facto yang bersifat tetap. Artinya, pengakuan dari Negara
lain terhadap suatu Negara hanya menimbulkan hubungan di lapangan
perdagangan dan ekonomi (konsul). Sedangkan untuk tingkat duta belum
dapat dilaksanakan.
Pengakuan de facto bersifat sementara. Artinya, pengakuan yang
diberikan oleh Negara lain dengan tidak melihat jauh pada hari ke depan,
apakah Negara itu akan mati atau akan jalan terus. Apabila Negara baru
tersebut jatuh atau hancur, maka Negara lain akan menarik kembali
pengakuannya.

b. Pengakuan Secara de Jure

12
Pengakuan secara de jure adalah pengakuan secara resmi berdasarkan
hukum oleh Negara lain dengan segala konsekuensinya.
Menurut sifatnya, pengakuan secara de jure dapat dibedakan sebagai
berikut:
Pengakuan de jure bersifat tetap. Artinya, pengakuan dari Negara lain
berlaku untuk selama-lamanya setelah melihat kenyataan bahwa Negara
baru dalam beberapa waktu lamanya menunjukkan pemerintahan yang
stabil.
Pengakuan de jure bersifat penuh. Artinya terjadi hubungan antara
Negara yang mengakui dan diakui, yang meliputi hubungan dagang,
ekonomi dan diplomatik.

Dalam kenyataannya, setiap Negara mempunyai pandangan yang


berbeda mengenai pengakuan de facto dan de jure. Misalnya, Negara
Indonesia tetap memandang pengakuan dari Negara lain hanya merupakan
unsur deklaratif. Oleh sebab itu, meskipun Negara Republik Indonesia belum
ada yang mengakui pada saat lahirnya, Indonesia tetap berdiri sebagai
Negara baru dengan hak dan martabat yang sama dengan Negara lain.
Negara Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dan baru diakui
oleh negara lain beberapa tahun kemudian (Mesir tahun 1947, Belanda
tahun 1949, PBB tahun 1950).

13
3.5 Tipe-Tipe Negara

Tipe negara dibagi menjadi dua golongan, yaitu tipe negara menurut
sejarahnya dan tipe negara ditinjau dari sisi hukum.
Tipe negara menurut sejarahnya, dibagi menjadi berikut ini.
1. Tipe negara Timur Purba.
2. Tipe negara Yunani Kuno/Purba.
3. Tipe negara Romawi Kuno/Purba.
4. Tipe negara abad pertengahan.
5. Tipe negara modern.
Sedangkan tipe negara ditinjau dari sisi hukum dibedakan menjadi berikut
ini.
1. Tipe negara Polisi (Polizei Staat)
2. Tipe negara hukum, yang dibagi 3 macam, yaitu sebagai berikut.

Tipe negara hukum liberal.

Tipe negara hukum formil.

Tipe negara hukum materiel.

3. Tipe negara Kemakmuran

3.6 Bentuk-Bentuk Negara

Bentuk negara ada dua:


a) Negara kesatuan
b) Negara serikat
Ada juga yang membagi bentuk negara ke dalam tiga bagian yaitu:
1. Negara kesatuan
2. Negara serikat
3. Negara persatuan.

14
1) Negara kesatuan
Negara kesatuan merupakan suatu Negara yang merdeka dan berdaulat,
dengan satu pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah.
Dalam pelaksanaannya Negara kesatuan ini terbagi ke dalam dua macam.
a. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, yakni sistem pemerintahan
yang seluruh persoalan yang berkaitan dengan Negara langsung di atur dan
diurus oleh pemerintah pusat, sementara daerah-daerah tinggal
melaksanakannya.
b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, yakni kepala daerah
(sebagai pemerintah daerah) di beri kesempatan dan kekuasaan untuk
mengurus rumah tangganya sendiri atau dikenal dengan otonomi daerah.

2) Negara serikat
Negara serikat merupakan bentuk Negara gabungan dari beberapa Negara
bagian dari Negara serikat. Negara-Negara bagian tersebut pada awalnya
merupakan Negara yang merdeka, berdaulat dan berdiri sendiri. Setelah
menggabungkan diri dengan Negara serikat, maka dengan sendirinya
Negara serikat , maka dengan sendirinya Negara tersebut melepaskan
sebagian dari kekuasaannya dan menyerahkan kepada Negara serikat.
Kekuasaan asli dalam Negara serikat merupakan tugas Negara bagian.
Karena ia berhubungan langsung dengan rakyatnya. Sementara Negara
serikat bertugas untuk menjalankan hubungan luar negeri, pertahanan
Negara, keuangan dan urusan pos.
Selain kedua bentuk Negara tersebut (kesatuan dan federasi), di lihat dari
sisi jumlah orang yang memerintah dalam sebuah Negara, maka bentuk
negara terbagi ke dalam 3 kelompok, yakni; monarkhi, oligarki dan
demokrasi.

1) Monarkhi
Monarkhi merupakan kata yang berasal dari bahasa yunani monas yang
berarti tunggal dan arkien yang berarti memerintah. Jadi dapat dikatakan
bahwa Negara monarkhi adalah bentuk Negara yang dalam
pemerintahannya hanya dikuasai dan di perintah oleh satu orang.
2) Oligarki
Dengan asas oligarki pemimpin organisasi yang bernama Negara itu di

15
tangan satu kelompok manusia dengan jumlah anggota yang biasanya
sangat sedikit dan eksklusif
3) Demokrasi
Jika dalam Negara itu dipergunakan asas demokrasi maka pemimpin
dipegang sendiri oleh rakyat (demos).

BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Secara literal istilah negara merupakan terjemahan dari kata-kata asing,
yakni state (bahasa Inggris), staat (bahasa Jerman dan Belanda) dan etat
(bahasa Perancis). Kata staat ,state, etat itu diambil dari kata bahasa latin
status atau statum, yang berarti keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu
yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap.
Secara terminologi negara diartikan dengan organisasi tertinggi diantara
satu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup
dalam daerah tertentu dan mempunyai daerah yang berdaulat.
Terbentuknya suatu negara terdapat beberapa teori, antara lain: Terjadinya
negara secara primer, Teori perjanjian masyarakat, Teori penaklukan Teori
organis. Ada beberapa teori mengenai tujuan negara, diantaranya teori
kekuasaan negara, teri perdamaian dunia, dan teori atas jaminan hak dan
kekuasaan.
Unsur suatu negara dari bentuk lahirnya terdiri dari atas: Daerah atau
wilayah, Masyarakat, Penguasa tertinggi. Bentuk negara ada dua: Negara
kesatuan dan Negara serikat. Ada juga yang membagi bentuk negara ke
dalam tiga bagian yaitu: Negara kesatuan, Negara serikat dan Negara
persatuan.

IV.2 Saran
Demikianlah makalah ini saya persembahkan yang tentunya dalam
penyajian makalah ini pasti banyak sekali kekurangannya untuk itu saran

16
dan kritik sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Dan
mudah-mudahan makalah ini bermanfaat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Sudarsono, S.H., M.Si., Pengantar Ilmu Hukum, Rineka Cipta, 2001
Joko Subagyo, Hukum Laut Indonesia, Rineka Cita, Jakarta, 2002
M. Hutauruk, Asas-Asas Ilmu Negara, Erlangga, Jakarta; 1983
Nico Tamien DR, Tata Negara, Perpustakaan Nasional, Jakarta, 2003
Prof. Dr. Moh Mahfud MD, Dasar Dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia,
Rineka Cipta, Jakarta, 2001
Prof. H.A. Jazuli, Fiqih Siyasah, Prenada Media, Jakarta, 2003
Rapar, Filsafat Politik Arisstoteles, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993
Yulies Tienamasrieani, Pengantar Hukum Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,
2004
http://annisaapriliastory.blogspot.co.id/2012/06/hakikat-bangsa-dan-unsur-
unsur.html
http://warnetalbarokah.blogspot.co.id/2013/10/ unsur-terbentuknya-
negara.html

18

You might also like