You are on page 1of 22

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Daun berfungsi sebagai organ utama fotosintesis pada tumbuhan tingkat tinggi. Evolusi

daun telah mengembangkan suatu struktur yang akan menahan kekerasan lingkungan, namun

juga efektif dalam penyerapan cahaya dan cepat dalam penambilan CO2 untuk fotosintesis.

Kebanyakan daun tanaman budidaya mempunyai (1) permukaan luar yang luas dan datar; (2)

lapisan pelindung permukaan atas dan bawah; (3) banyak stomata per satuan luas; (4) permukaan

dalam yang luas dan datar; (5) sejumlah besar kloroplas dalam setiap sel; dan (6) hubungan yang

erat antara ikatan pembuluh dan sel-sel fotosintesi (Utomo, 2007).

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti

menyusun. Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks

yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat

berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari

terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang

berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda (Adtmaja, 2006)

Proses fotosintesis dapat berlangsung karena adanya organ pada tumbuhan yang disebut

klorofil. Di dalam klorofil terdapat organel yang disebut kloroplas. Kloroplas berwarna hijau

disebabkan adanya empat tipe utama pigmen yaitu klorofil a dan b yang berwarna hijau serta

xanthofil dan karoten yang berwarna kuning-oranye. Klorofil sangat berperan bagi kelangsungan

proses fotosintesis karena klorofil mampu menangkap cahaya matahari yang merupakan radiasi

elektromaknetik pada spektrum kasat mata (Heddy, 2010).

Tumbuhan hijau dalam menghasilkan suatu energi bergantung pada proses fotosintesis.

Fotosintesis merupakan penambatan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi senyawa
2

organik dan menghasilkan suatu energi yang digunakan tumbuhan hijau untuk pertumbuhan.

Proses fotosintesis dapat berlangsung karena adanya organ pada tumbuhan yang disebut klorofil.

Di dalam klorofil terdapat organel yang disebut kloroplas. Kloroplas berwarna hijau disebabkan

adanya empat tipe utama pigmen yaitu klorofil a dan b yang berwarna hijau serta xanthofil dan

karoten yang berwarna kuning-oranye. Klorofil sangat berperan bagi kelangsungan proses

fotosintesis karena klorofil mampu menangkap cahaya matahari yang merupakan radiasi

elektromaknetik pada spektrum kasat mata (Arief, 2010).

Cahaya matahari memiliki sifat polikromatik bila dibiaskan akan menghasilkan cahaya-

cahaya monokromatik. Cahaya-cahaya monokromatik inilah yang ditangkap oleh klorofil dan

digunakan dalam proses fotosintesis. Dalam suatu percobaan diketahui bahwa gelombang cahaya

biru dan cahaya merah adalah yang paling efektif dalam melakukan proses fotosintesis. Hal ini

memotivasi untuk dilakukannya suatu percobaan pula untuk mengetahui pengaruh spektrum

cahaya tampak terhadap laju fotosintesis (Arikunto, 2002).

Fotosintesis menggunakan energi cahaya matahari untuk menyusun glukosa. Bahan baku

fotosintesis adalah air (H2O) dan karbon dioksida (CO2). Air berasal dari dalam tanah, sedangkan

karbon dioksida berasal dari udara bebas yang merupakan hasil dari proses pernapasan makhluk

hidup. Hasil fotosintesis berupa glukosa dan oksigen (Rianawaty, 2009).

Sebelum awal abad ke 18, para ilmuwan percaya bahwa tumbuhan memperoleh semua

bahan penyusunnya dari tanah. Pada tahun 1727, Stephen Hales mengemukakan bahwa sebagian

makanan tumbuhan berasal dari atmosfer dan cahaya terlibat dalam proses ini. Pada saat itu

belum diketahui bahwa udara mengandung unsur gas yang berlainan. Pada tahun 1771, Joseph

Priestley seorang pastor dan ahli kimia berkebangsaan Inggris menyinggung O2 (walaupun zat

yang disebutnya sebagai udara yang tidak mudah terbakar ini belum dikenal sebagai molekul)
3

ketika ia menememukan bahwa tumbuhan hijau dapat memperbaharui udara yang kotor akibat

pernapasan hewan (Nurul, 2006).

Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum fotositesis ini adalah untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya

matahari terhadap kecepatan fotosintesis pada tanaman

Hydrilla verticillata.

Kegunaan penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan jurnal ini adalah sebagai salah satu syarat untukdapat

memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
4

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Hydrilla verticillata

Klasifikasi dari Hydrilla verticillata adalah ; Kingdom :Plantae ; Super Divisi :

Spermatophyta ; Divisi : Magnoliophyta ;Kelas : Liliopsida ;

Ordo : Hydrocharitales ; Famili : Hydrocharitaceae ;Genus : Hydrilla ; Spesies :Hydrilla

verticillata (L. f.) Royle (Heryawan, 2014).

Hydrilla verticillata memiliki ciri-ciri yaitu, daun berukuran kecil berbentuk lanset yang

tersusun mengelilingi batang. Batangnya bercabang dan tumbuh mendatar sebagai stolon yang

pada tempat tertentu membentuk akar serabut. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang 6

bagian tubuhnya tenggelam di bawah permukaan air. Perkembangbiakan Hydrilla verticillata

terjadi dengan pesat dengan adanya stolon. Hydrilla verticillata merupakan vegetasi akuatik

yang mendominasi di perairan Danau Toba (Dwidjoseputro, 2000).

Letak stomatanya lebih banyak berada pada permukaan bawah daun. Hal ini dibuktikan

pada percobaan yang dilakukan oleh Ingen House diketahui bahwa daun-daun yang

berfotosintesis mengeluarkan oksigen lebih cepat pada bagian permukaan sisi bawah daun

daripada sisi permukaan atas daun. Disamping itu, temuan Ingen House menunjukkan bahwa

terdapat sejumlah 100.000/cm2 stomata dibagian sisi permukaan bawah daun dan tidak

ditemukan sama sekali adanya stomata di permukaan atas daun (Suyitno, 2006).

Hydrilla verticillata memiliki akar berwarna kekuning-kuningan yang tumbuh di dasar air

dengan kedalaman sampai 2 meter. Batangnya tumbuh dengan panjang 1 sampai 2 meter dengan

2 hingga 8 helai daun yang tumbuh pada lingkar batangnya. Tiap-tiap daun memiliki panjang 5

sampai 20 mm dan 0,7 sampai 2 mm lebarnya dengan gerigi atau duri kecil disepanjang ujung
5

daun.

Hydrilla verticillata merupakan tumbuhan berumah satu (meskipun kadang-kadang berumah

dua) dengan bunga jantan dan betina dihasilkan dalam satu tanaman. Bunganya kecil dengan 3

kelopak dan 3 mahkota dengan mahkota panjangnya 3 sampai 5 mm berwarna transparan dengan

garis merah. Hydrilla verticillata juga dapat bereproduksi secara vegetatif dengan jalan

fragmentasi, bertunas dan akar tinggal (Joselin, 2014).

Hydrilla verticillata merupakan tanaman air yang tumbuh terus-menerus, hidup berkoloni

dan dapat tumbuh di permukaan air hingga kedalaman 20 kaki. Tanaman air Hydrilla verticillata

dapat tumbuh bercabang-cabang dengan banyak hingga mencapai permukaan air

dimanapercabangannya dapat menutupi seluruh permukaan air. Tanaman air ini dapat dijumpai

di danau, kolam, sungai dengan kondisi air yang relatif jernih (Ningsih, 2008).

Syarat Tumbuh

Hydrilla sp adalah tumbuhan Spermatophyta yang hidup di air, sehingga ia memiliki

bentuk adaptasi yang berbeda dengan Spermatophyta darat. Syarat tumbuh Hydrilla d a p a t

tumbuh dalam berbagai k o n d i s i , t e r m a s u k cahaya rendah, atau masih mengalir air, dangkal

atau mendalam. Ini keluar-bersaing luas air yang invasif milfoil-Eurasia dengan lebih cepat

pertumbuhan dan reproduksi. Ini merupakan ancaman serius bagi danau dan sungai di mana-

mana karena adaptasi nya (Nurzaman, 2013).

Hydrilla verticillata adalah tumbuhan air yang merupakan bagian dari ekosistem danau

dan berperan sebagai sumber daya baik langsung maupun tidak langsung . Tumbuhan air adalah

tumbuhan yang tumbuh di air atau sebagian siklus hidupnya berada di air. Keberadaan tumbuhan

air di perairan terbuka tidak selalu menimbulkan kerugian. Hydrilla verticillata hidup secara
6

submersum dan sering terdapat pada perairan-perairan tergenang seperti danau atau waduk

(Hutauruk, 2014).

Fotosintesis

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu

glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat

hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua

makhluk hidup bergantung dari energy yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis

menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian

besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energy melalui

fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu

cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi

gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk

mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri

belerang (Juwilda, 2011).

Lazimnya peristiwa fotosintesis dinyatakan dalam persamaan reaksi kimia sebagai

berikut : 6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2+ E peristiwa ini hanya berlangsung jika ada

klorofil dan ada cukup cahaya. Pengaruh utama dari perubahan dalam kerapatan pengaliran

terjadi pada proses yang menggunakan cahaya sebagai suatu sumber energi fotosintesis dan

bukannya pada penggunaan cahaya sebagai suatu indikator lingkungan. Untuk kebanyakan

tanaman, fotosintesis menjadi jenuh cahaya pada kerapatan pengaliran yang jauh dibawah

maksimum yang biasa dialaminya, sebagian besar karena masalah penyediaan CO2, tetapi di

daerah beriklim sedang (temperate) dan daerah kutub, kebalikannya sering terjadi dimana

fotosintesis dibatasi oleh intensitas cahaya yang rendah (Dartius, 2001).


7

Fotosintesis adalah suatu proses pengubahan zat-zat anorganik (H2O dan CO2) menjadi

zat organik (karbohidrat) oleh klorofil dengan pertolongan sinar matahari. Pengubahan energi

sinar matahari menjadi energi kimia (karbohidrat), kemudian mengubah energi kimia ini diubah

lagi menjadi energi kerja. Peristiwa respirasi pada tubuh tumbuhan, hewan atau manusia itu

merupakan rangkaian proses kehidupan di dunia ini, sehingga ketahanan hidup semua organisme

di bumi ini tergantung pada fotosintesis (Utomo, 2007).

Tiga fungsi utama klorofil dalam proses fotosintesis adalah memanfaatkan energi

matahari, memicu fiksasi CO2 untuk menghasilkan karbohidrat dan menyediakan energi bagi

ekosistem secara keseluruhan. Karbohidrat yang dihasilkan dalam fotosintesis diubah menjadi

protein, lemak, asam nukleat dan molekul organik lainnya. Klorofil menyerap cahaya yang

berupa radiasi elektromagnetik pada spektrum kasat mata (visible). Cahaya matahari

mengandung semua warna spektrum kasat mata dari merah sampai violet, tetapi tidak semua

panjang gelombang diserap dengan baik oleh klorofil. Klorofil dapat menampung cahaya yang

diserap oleh pigmen lainnya melalui fotosintesis, sehingga klorofil disebut sebagai pigmen pusat

reaksi fotosintesis (Bahri, 2010).

Fotosintesis adalah suatu proses pada tumbuhan hijau untuk menyusun senyawa organik

dari karbondioksida dan air. Proses fotosintesis hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui

perantara pigmen hijau klorofil yang terletak pada organel sitoplasma tertentu yang disebut

kloroplas (Syamsuri, 2000).

Proses fotosintesis berlangsung dalam 2 proses. Proses pertama merupakan proses yang

tergantung pada cahaya matahari (Reaksi Terang), yaitu reaksi yang membutuhkan energi

cahaya matahari Iangsung dan molekul-molekul energi cahaya tersebut belum dapat digunakan

untuk proses berikutnya. Oleh karena itu pada reaksi terang ini, energi cahaya matahari yang
8

belum dapat digunakan tersebut akan dikonversi menjadi molekul-molekul energi yang dapat

digunakan yaitu dalam bentuk energi kimia. Konversi energi cahaya menjadi energi kimia

dilakukan oleh aktvitas pigmen daun (klorofil). Dalam reaksi terang, cahaya matahari akan

membentur klorofil-a sebagai suatu cara untuk membangkitkan elektron agar menjadi suatu

energi dengan tingkatan yang lebih tinggi. Dua pusat reaksi pada pigmen tersebut yang bekerja

secara berantal (PS I dan PS II) mentransfer elektron. Elektron diperoleh dengan memecah air

(H20) sehingga terjadi pelepasan 02 yang kemudian mengkonversi energi menjadi bentuk ATP

dan NADP . Reaksi terang tersebut terjadi dalam grana. Proses kedua adalah proses yang tidak

membutuhkan cahaya (Reaksi Gelap) yang terjadi ketika produk dari reaksi terang digunakan

untuk membentuk ikatan kovalen C-C dari karbohidrat. Pada proses ini, CO2 atmosfer (atau

CO2 dari air untuk organisme akuatik/ marine) ditangkap dan dimodifikasi oleh penambahan

hidrogen menjadi bentuk karbohidrat. Reaksi gelap biasanya dapat terjadi dalam gelap apabila

energi carrier dari proses terang tersedia. Reaksi gelap ini berlangsung dalam stroma kloroplas

(Utomo, 2007).

Faktor-Faktor Laju Fotosintesis

Adanya beberapa faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis, antara lain 1) Konsentrasi

Karbondioksida, 2) Intensitas Cahaya, 3) Suhu. Konsentrasi karbondioksida yang rendah dapat

mempengaruhi laju fotosintesis hingga kecepatannya sebanding dengan konsentrasi

karbondioksida (Rakasiwi, 2003).

Fotosintesis dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari dalam maupun faktor dari

luar. Faktor dalam antara lain adalah :1) umur daun ; 2) keadaan stomata ; 3) jenis tumbuhan.

Faktor luar antara lain adalah : 1) CO2 dan O2 ; 2) Ketersediaan air ; 3) Kelembaban dan suhu

udara ; 4) Keadaan cahaya (Utomo, 2007).


9

Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor yang dapat memengaruhi

secara langsung. beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis ; 1. Intensitas cahaya.

Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya ; 2. Konsentrasi karbon dioksida. Semakin

banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan

untuk melangsungkan fotosintesis ; 3. Suhu . Enzim-enzim yang bekerja dalam proses

fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat

seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim ; 4. Kadar air. Kekurangan air

atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida

sehingga mengurangi laju fotosintesis ; 5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis) .Jika kadar

fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat

bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang ; 6. Tahap pertumbuhan.

Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang

berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa (Juwilda, 2011).

Intensitas Cahaya, ketika intensitas cahaya rendah, perputaran gas pada fotosintesis lebih

kecil daripada respirasi. Pada keadaan diatas titik kompensasi yaitu konsentrasi karbondioksida

yang diambil untuk fotosintesis dan dikeluarkan untuk respirasi seimbang, maka peningkatan

intensitas cahaya menyebabkan kenaikan sebanding dengan laju fotosintesis. Pada intensitas

cahaya sedang peningkatan laju fotosintesis menurun sedangkan pada intensitas cahaya tinggi

laju fotosintesis menjadi konstan (Handoko, 2011).

Selama proses fotosintesis, tanaman membutuhkan O2 dan menghasilkan/ melepaskan

CO2. Jadi pada saat tiadanya sinar matahari dimana proses fotosintesis melambat atau berhenti,

kebutuhan akan oksigen meningkat pesat. Pada saat respirasi tanaman ini selain ikan, maka

ganggang dan tanaman air juga menarik oksigen dari air. Terlalu banyak tanaman atau hewan
10

menggunakan oksigen dalam sistem ini dapat menguras dan menciptakan potensi membunuh

ikan, terutama setelah beberapa hari cuaca berawan atau cahaya rendah sehingga proses

fotosintesis berlangsung singkat (Lakitan, 2007).

Laju fotosintesis pada tumbuhan tropis meningkat dari suhu minimum 5C sampai suhu

35C, diatas kisaran suhu ini laju fotosintesis menurun. Suhu diatas 35C menyebabkan

kerusakan sementara atau permanen protoplasma yang mengakibatkan menurunnya kecepatan

fotosintesis, semakin tinggi suhu semakin cepat penurunan laju fotosintesis (Yasin, 2011).

Spektrum Cahaya

Menurut warna cahayanya, cahaya matahari terdiri atas 7 jenis warna sinar. Bukti bahwa

cahaya matahari tersusun atas bermacam-macam warna sinar dapat kita lihat pada peristiwa

pelangi. Ke tujuh warna sinar memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda. Berdasar urutan

panjang gelombangnya dari panjang ke pendek adalah meliputi sinar merah, jingga, kuning,

hijau, biru, nila dan ungu . Tetapi tidak semua jenis sinar tersebut dimanfaatkan atau diserap

secara optimal oleh tumbuhan. Klorofil menyerap semua warna sinar, kecuali sinar hijau. Sinar

yang paling banyak diserap untuk fotosintesis adalah sinar merah ( 700 nm) dan biru ( 750

nm). Jenis sinar yang lain juga diserab energinya walaupun dalam tingkat yang lebih rendah.

Sinar hijau justru dipantulkan oleh klorofil, sehingga daun tampak berwarna hijau

(Suyitno, 2013).

Spektrum cahaya atau spektrum tampak adalah bagian dari spektrum elektromagnetik

yang tampak oleh mata manusia. Radiasi elektromagnetik dalam rentang panjang gelombang ini

disebut cahaya. Sedangkan cahaya merupakan bentuk energi yang dikenal sebagai energi

elektromagnetik yang disebut radiasi. Spektrum elektromagnetik ini dipancarkan oleh matahari

secara keseluruhan melewati atmosfer bumi sedangkan radiasi elektromagnetik diluar jangkauan
11

panjang gelombang optik atau jendela tranmisi lainnya, hampir seluruhnya diserap atmosfer

(Handoko, 2011).

Diurutkan dari yang bergelombang panjang maka sinar-sinar tersebut adalah merah,

jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Sinar-sinar yang bergelombang lebih pendek daripada

sinar ungu adalah sinar ultra ungu, sinar X, sinar gamma dan sinar kosmik. Baik sinar-sinar yang

pendek gelombangnya maupun sinar yang panjang gelombangnya daripada sinar merah yaitu

sinar infra merah, semuanya tidak mempengaruhi dalam proses fotosintesis ).

(Handoko, 2011).

Klorofil mengabsorbsi cahaya pada panajng gelombang 600-700 nm. Cahaya hijau dan

kuning dengan panjang gelombang 500-600 nm sangat sedikit di absorbs, akan tetapi absorbs

sangat tinggi pada spectrum cahaya ungu dan biru serta oranye dan merah. Tingginya energy

cahaya tergantung panjang gelombang,panjang gelombang yang lebih panjang mempunyai

energy yang lebih rendah dibandingkan cahaya yang bergelombang pendek (Utomo, 2007).

Fotosintesis Pada Tanaman Air Hydrilla verticillata

Hydrilla verticillata memiliki daun yang kecil berwarna hijau karena mengandung

klorofil. Untuk bertumbuhnya tanaman ini tidak terlepas dari pengaruh cahaya yang dapat

diterima pada tanaman tersebut yang digunakan untuk berfotosintesis. Hydrilla verticillata

merupakan tumbuhan yang letak stomatanya lebih banyak berada pada permukaan bawah daun.

Hal ini dibuktikan pada percobaan yang dilakukan oleh Ingen House diketahui bahwa daun-daun

yang berfotosintesis mengeluarkan oksigen lebih cepat pada bagian permukaan sisi bawah daun

daripada sisi permukaan atas daun. Terdapat sejumlah 100.000/cm 2 stomata

dibagian sisi permukaan bawah daun dan tidak ditemukan sama sekali adanya stomata di

permukaan atas daun (Yasin, 2011)


12

Tumbuhan air efektif meningkatkan kadar oksigen dalam air melalui proses fotosintesis.

Karbondioksida dalam proses fotosintesis diserap dan oksigen dilepas ke dalam air. Proses

fotosintesis mempunyai manfaat penting dalam akuakultur, di antaranya adalah menyediakan

sumber bahan organik bagi tumbuhan itu sendiri serta sumber oksigen yang digunakan oleh

semua organisme (Joselin, 2014).

Tumbuhan akuatik lebih menyukai karbondioksida sebagai sumber karbon dibandingkan

dengan bikarbonat dan karbonat. Bikarbonat sebenarnya dapat berperan sebagai sumber karbon.

Namun, di dalam kloroplas bikarbonat harus dikonversi terlebih dahulu menjadi karbondioksida

dengan bantuan enzim karbonik anhidrase.Energi matahari diserap oleh klorofil dan digunakan

untuk menguraikan molekul air, membentuk gas oksigen dan mereduksi molekul NADP menjadi

NADPH (Dion, 2013)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Fisiolgi Tumbuhan

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan . Pada hari jumat , tanggal 29 April 2016 pukul 14.00

sampai dengan selesai.

Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas beker digunakan sebagai

wadah objek percobaan,funnel digunakan untuk menyangga objek percobaan,tabung reaksi

digunakan untuk menutup ujung funnel, corong sebagai tempat meletakkan objek percobaan ,

kawat digunakan untuk menegakkan objek percobaan dengan funnel, timbangan untuk

menimbang objek percobaan, ember digunakan sebagai tempat air kolam, stopwatch digunakan
13

untuk menghitung waktu, buku tulis untuk mencatat hasil data, alat tulis digunakan untuk

mencatat data dan kalkulator digunakan untuk menghitung data.

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah

Hydrilla verticillata sebagai objek percobaan, air kolam digunakan sebagai media percobaan dan

kertas minyak (merah, kuning, hijau dan biru) yang digunakan sebagai indikator panjang

gelombang cahaya merah, kuning, hijau dan biru.

Prosedur Praktikum

1. Ditimbang Hydrilla verticillata 5 gram, sebanyak 5 bagian.


2. Diisi 5 buah gelas beker dengan air kolam bagian.
3. Dimasukkan Hydrilla verticillata ke dalam gelas beker dan ditahan dengan menggunakan

funnel hingga setinggi 2 cm dari dasar gelas beker dan ditegakkan dengan

menggunakan kawat.
4. Ditutup ujung funnel dengan tabung reaksi sehingga berisi air tetapi tidak boleh ada

gelembung udara di dalam tabung reaksi. Ditutup gelas beker dengan kertas minyak

warna merh,hijau, kuning dan biru.


5. Ditempatkan dibawah sinar matahari
6. Diamati gelembung udara yang dibentuk pada interval waktu, sebanyak 3 kali.
7. Dihitung jumlah gelembung udara yang dibentuk persatuan waktu:
Jumlah gelembung udara / waktu.
8. Dibandingkan hasil yang diperoleh.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
14

Data Fotosintesis

Waktu 10 menit 20 menit 30 menit

Cahaya
Putih 14 165 218

(Kontrol)
Biru 0 2 13
Merah 3 6 30
Kuning 0 0 29
Hijau 5 12 21

Perhitungan

Putih (kontrol) = 14/ 10 menit = 14/600 = 0,023 gel/s

= 163/20 menit = 163/1200 = 0,13 gel/s

= 218/30 menit = 218/1800 = 0,12 gel/s

Biru = 0/10 menit = 0/ 600 = 0 gel/s

= 2/ 20 menit = 2/1200 = 0,0016 gel/s

= 13/ 30 menit = 13/1800 = 0,0072 gel/s

Merah = 3/ 10 menit = 3/600 = 0,005 gel/s

= 6/ 20 menit = 6/ 1200 = 0,005 gel/s

= 3/ 30 menit = 3/ 1800 = 0,0017 gel/s

Kuning = 0/ 10 menit = 0 gel/s

= 0/ 20 menit = 0 gel/s

= 29/ 30 menit = 29/1800 = 0,016 gel/s

Hijau = 5/10 menit = 5/600 = 0,008 gel/s

= 12/ 20 menit = 12/1200 = 0,01 gel/s

= 21/ 30 menit = 21/ 1800 = 0,012 gel/s


15

Pembahasan

Fotosintesis adalah suatu proses pengubahan zat-zat anorganik (H2O dan CO2) menjadi

zat organik (karbohidrat) oleh klorofil dengan pertolongan sinar matahari. Pengubahan energi

sinar matahari menjadi energi kimia (karbohidrat), kemudian mengubah energi kimia ini diubah

lagi menjadi energi kerja hal ini sesuai dengan pernyataan Adtmaja (2006) yang menyatakan

bahwa fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang

memerlukan energi cahaya.

Dalam percobaan ini digunakan tanaman hydrilla karena tanaman hydrilla merupakan

salah satu jenis tanaman yang bisa melakukan metabolisme di dalam air. Melalui tanaman

hydrilla ini nantinya akan mengeluarkan gelembung-gelembung gas. Gelembung-gelembung gas

ini adalah oksigen. Dari sinilah dibuktikan bahwa fotosintesis melepaskan oksigen (O2). Hal ini

sesuai dengan literatur Dwidjoseputro (1994) yang menyatakan bahwa pada fotosintesis

dilepaskan O2. Hal ini dibuktikan dengan percobaan yang menggunakan tanaman air Hydrilla

verticulata di bawah corong terbalik. Jika tanaman tersebut kena sinar, maka timbullah

gelembung-gelembung gas yang akhirnya mengumpul di dasar tabung reaksi. Ternyata gas ini

adalah oksigen.

Berdasarkan praktikum yang dilakukan diperoleh data bahwa gelembung yang paling

banyak di peroleh dari perlakuan yang menggunakan warna putih (kontrol) yaitu dalam waktu 30

menit menghasilkan 218 gelembung/s dengan laju fotosintesis yaitu 0,12 gel/s, hal ini

dikarenakan pada kertas putih tidak memantulkan cahaya tampak tetapi ia dapat menangkap atau

menyerap cahaya tampak dari matahari dengan sempurna, dan yang gelembung yang paling

sedikit di dapatkan pada perlakuan yang menggunakan warna biru dalam waktu 30 menit yaitu

sebanyak 13 gelembung/ s deng laju fotosintesis sebesar 0,0072 gel/s. Hal ini terjadi karena pada
16

pemakaian kertas warna biru maka cahaya biru pula yang dipantulkan sementara warna cahaya

yang lainlah yang diserap. Perbedaan banyak gelembung per rentang waktu yang sama yaitu 30

menit menghasilkan banyak gelembung yang berbeda, hal ini dikarenakan perbedaan dari

perlakuan yang di berikan pada tiap-tiap bahan hal ini sesuai dengan pernyataan dari Suyitno

(2013) yang menyatakan bahwa klorofil menyerap semua warna sinar, kecuali sinar hijau. Sinar

yang paling banyak diserap untuk fotosintesis adalah sinar merah ( 700 nm) dan biru ( 450

nm). Sinar hijau justru dipantulkan oleh klorofil, sehingga daun tampak berwarna hijau.

Spektrum warna yang paling baik dan banyak di serap oleh tumbuhan dalam fotosintesis

ialah biru dan merah , dengan puncaknya yaitu merah dengan rentang panjang gelombang 680-

750 nm, akan tetapi warna hijau tidak di serap oleh tumbuhan hal ini sesuai dengan pernyataan

dari Suyitno (2013) yang menyatakan bahwa klorofil menyerap semua warna sinar, kecuali sinar

hijau. Sinar yang paling banyak diserap untuk fotosintesis adalah sinar merah

( 700 nm) dan biru ( 750 nm).

Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis terbagi atas dua yaitu faktor dalam dan

faktor luar, faktor dalam terdiri atas umur daun dan jenis tanaman sedangkan faktor luar terdiri

atas kelembaban dan suhu, intensitas cahaya matahari dan ketersediaan air hal ini sesuai dengan

pernyataan dari Utomo (2007) yang menyatakan bahwa fotosintesis dipengaruhi oleh banyak

faktor, baik faktor dari dalam maupun faktor dari luar. Faktor dalam antara lain adalah

:1) umur daun ; 2) keadaan stomata ; 3) jenis tumbuhan. Faktor luar antara lain adalah : 1) CO2

dan O2 ; 2) Ketersediaan air ; 3) Kelembaban dan suhu udara ;

4) Keadaan cahaya.

Fotosintesis terbagi atas dua , yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang ialah

reaksi yang membutuhkan cahaya matahari secara langsung yang terjadi di grana dan terbagi atas
17

dua yaitu fotosistem I dan fotosistem II , hasil dari reaksi terang ini ialah ATP dan NADPH

sedangkan reaksi gelap ialah reaksi yang tidak menggunakan sinar matahari secara langsung dan

terjadi di tempat yang gelap atau kurang penyinaran , rekasi gelap terjadi dibagian stroma dan

menghasilkan APG (asam fosfogliserat), ALPG (fosfogliseraldehid), RDP (ribulosa difosfat),

dan glukosa (C6H12O6) , hal ini sesuai dengan pernyataan dari Utomo (2007) yang menyatakan

bahwa proses pertama merupakan proses yang tergantung pada cahaya matahari (Reaksi Terang),

yaitu reaksi yang membutuhkan energi cahaya matahari Iangsung dan molekul-molekul energi

cahaya tersebut belum dapat digunakan untuk proses berikutnya.

Fotosintesis pada tanaman air karbondioksida dalam proses fotosintesis diserap dan

oksigen dilepas ke dalam air. Tanaman air lebih menyukai karbondioksida sebagai sumber

karbon dibandingkan dengan bikarbonat dan karbonat. Energi matahari diserap oleh klorofil dan

digunakan untuk menguraikan molekul air, membentuk gas oksigen dan mereduksi molekul

NADP menjadi NADPH. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari joselin (2014) yang menyatakan

bahwa tumbuhan air efektif meningkatkan kadar oksigen dalam air melalui proses fotosintesis.

Karbondioksida dalam proses fotosintesis diserap dan oksigen dilepas ke dalam air.

KESIMPULAN

1. Fotosintesis adalah suatu proses pengubahan zat-zat anorganik (H2O dan CO2) menjadi

zat organik (karbohidrat) oleh klorofil dengan pertolongan sinar matahari.

2. Dalam percobaan ini digunakan tanaman hydrilla karena tanaman hydrilla merupakan

salah satu jenis tanaman yang bisa melakukan metabolisme di dalam air.
18

3. Fotosintesis terbagi atas dua yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang yang

menghasilkan ATP dan NADPH yang terjadi di grana dan reaksi gelap yang

menghasilkan APG (asam fosfogliserat), ALPG (fosfogliseraldehid), RDP (ribulosa

difosfat), dan glukosa (C6H12O6) yang terjadi di stroma.

4. Faktor faktor yang mempengaruhi fotosintesis terbagi atas dua yaitu faktor dalam :1)

umur daun ; 2) keadaan stomata ; 3) jenis tumbuhan. Faktor luar antara lain adalah :

1) CO2 dan O2 ; 2) Ketersediaan air ; 3) Kelembaban dan suhu udara ; 4) Cahaya

matahari

5. Spektrum warna yang paling baik dalam menyerap sinar matahari ialah merah dengan

panjang gelombang 680-750 nm.

6. Fotosintesis pada tanaman air karbondioksida dalam proses fotosintesis diserap dan

oksigen dilepas ke dalam air.

7. Gelembung paling banyak di peroleh pada perlakuan menggunakan warna putih sebesar

218 gel/s dalam waktu 30 menit sedangkan yang paling sedikit pada warna biru sebesar

13 gel/s.

DAFTAR PUSTAKA

Adtmaja,2006. Pengaruh Ekstrak Segar Lumut (Hydrilla Verticillata L.) Danau Toba Terhadap
Kadar Kolesterol Total Dan Gambaran Mikrostruktur Aorta Mencit (Mus Musculusl.).
Universitas Sumatera Utara. Medan

Bahri, S. 2010. Klorofil. Diktat Kuliah Kapita Selekta Kimia Organik. Universitas Lampung.
Lampung.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi V.


19

Rineka Cipta. Jakarta.


Arief, 2010. Fotosintesis Pada Tanaman C3, C4 dan CAM. Universitas Brawijaya. Malang.

Darius. 2001. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. USU-Press. Medan.

Dion, M. 2013. Fotosintesis dan Peranannya. UI Press. Jakarta


Dwijoseputro, D. 2000. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.

Handoko,P. 2011.Pengaruh Spektrum Cahaya Tampak Terhadap Laju Fotosintesis Tanaman Air
Hydrilla verticillata. Universitas Nusantara. Kediri.

Heddy, S. 2010. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.

Heryawan, V.O. 2014. Pengaruh Ekstrak Segar Limut


(Hydrilla Verticillata L.) Danau Toba Terhadap Kadar Kolesterol Total Dan Gambaran
Mikrostruktur Aorta Mencit (Mus Musculusl.). Universitas Sumatera Utara. Medan

Joselin, M. 2014. Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksi
dan Ekstrak Air Dan Ekstrak Etanol Hidrilla
(Hydrilla verticillata (L.f.) Royle). Universitas Sumatera Utara, Medan.

Juwilda. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis. Universitas Sriwijaya.


Palembang.

Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Ningsih, R. 2008. Fotosintesis C4 Tidak Memerlukan Anatomi Kranz Dan Prospek Introduksi
Ke Tanaman C3. Universitas Haluoleo. Kendari
Nurul, S. 2006. Fotosintesis Pada Tanaman C3, C4 dan CAM. Universitas Brawijaya. Malang.

Nurzaman, J. 2013. Laporan Tetap Praktikum Ekologi Pertanian Daur Karbon.Universitas


Sriwijaya. Palembang.

Puspitaningrum. 2012. Produksi Dan Konsumsi Oksigen Terlarut Oleh Beberapa Tumbuhan Air.
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Rakasiwi, 2003. Pengaruh Spektrum Cahaya Tampak Terhadap Laju Fotosintesis Tanaman
Air Hydrilla verticillata. Universitas Nusantara. Kediri.

Rianawaty, 2009. Fotosintesis. Universitas Padjajaran. Bandung

Suyitno. 2006. Fotosintesis. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
20

Suyitno, 2013. Fotosintesis II. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Syamsuri, I. 2000. Biologi. Erlangga. Jakarta

Utomo, B. 2007. Fotosintesis Pada Tumbuhan. USU Press. Medan

Yasin, A. 2011. Pengaruh Intensitas Cahaya Dan Kandungan Mineral Pada Berbagai Media
Tumbuh Terhadap Laju Fotosintesis Tanaman Hias Hidrofit Elodea ( Elodea
Canadensis). ITB Press. Bandung.

LAMPIRAN
21
22

You might also like