You are on page 1of 15

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perkembangan PSAK 16

2.1.1 Perbedaan PSAK 16 tahun 2011 dengan tahun 2014

Perihal PSAK 16 (Penyesuaian 2011) PSAK 16 (Penyesuaian 2014)


Difinisi Nilai wajar adalah jumlah suatu Nilai wajar adalah harga yang
(Paragraf 6) asset dipertukarkan antara phak akan diterima untuk menjual
pihak yang berkeinginan dan suatu asset atau harga yang
memiliki pengetahuan memadai akan dibayar untuk mengalikan
dalam suatu transaksi yang wajar. suatu liabilitas dalam transaksi
teratur antara pelaku pasar pada
tanggal pengukuran.
Pengakuan Suku cadang dan peralatan Klasifikasi bahwa suku cadang,
(Paragraf 8) pemeliharaan biasanya dicatat peralatan siap pakai dan
sebagai persediaan dan diakui peralatan pemeliharaan diakui
dalam laba rugi pada saat dipakai. sesuai dengan pernyataan ini
Namun demikian, suku cadang ketika memenuhi definisi dari
utama dan peralatan siap pakai asset tetap. Namun, jika tidak
memenuhi kriteria sebagai asset maka suku cadang peralatan
tetap ketika entitas memperkirakan pemeliharaan diklasifikasikan
akan menggunakan asset tersebut sebagai persediaan.
selama lebih dari satu priode. Sama
halnya jika suku cadang dan
peralatan pemeliharaan yang hanya
bisa digunakan untuk asset tetap
tertentu, hal ini juga dicatat sebagai
asset tetap.
Pengukuran Nilai wajar suatu asset ketika Menghapus lingkup transaksi
Biaya transaksi pasar yang serupa tidak pasar yang berupa tidak
Perolehan tersedia, dapat diukur secara andal tersedia dalam pengukuran
(Parragraf jika: nilai wajar dan perubahan
26) a) Variabilitas rentang estimasi konsep estimasi ke pengukuran
nilai wajar yang masuk akal nilai wajar.
(wajar) untuk asset tersebut
tidak signifikan; atau
b) Profitabiltas dari bergam
estimasi dalam rentang

1
Perihal PSAK 16 (Penyesuaian 2011) PSAK 16 (Penyesuaian 2014)
tersebut dapat dinilai secara
rasional dan digunakan
dalam mengestimasi nilai
wajar
Model Niali wajar tanah dan bangunan Dihapus
Revaluasi biasanya ditentukan melalui
(Paragraf 32) penilaian berdasarkan bukti pasar
yang dilakukan penilai yang
memiliki kualifikasi professional.
Nilai wajar pabrik dan peralatan
biasanya menggunakan nilai pasar
yang ditentukan oleh penilai.
(Paragraf 33) Jika tidak ada pasar yang dapat Dihapus
dijadikan dasar penentuan nilai
wajar karena sifat dari asset tetap
yang khusus dan jarang
diperjualbelikan, kecuali sebagai
bagian dari suatu bisnis yang
berkelanjutan, maka entitas
mungkin perlu mengestimasi nilai
wajar menggunakan pendekatan
penghasilan atau biaya pengganti
tersusutkan (income or a
depreciated replacement cost
approach)
(Paragraf 35) Jika asset tetap direvaluasi, maka Perubahan konsep menjadi
akumulasi penyusutan pada tanggal biaya pengganti, sesuai PSAK
revaluasi diperlakukan dengan 68: Pengukuran Nilai Wajar
salah satu cara berikut ini:
a) Disajikan kembali secara
proporsional dengan
perubahan dalam jumlah
tercatat bruto asset sehingga
jumlah tercatat asset setelah
revaluasi
b) Dieliminasi terhadap jumlah
tercatat bruto asset dan
jumlah tercatat neto setelah
dieliminasi disajikan
kembali sebesar jumlah
revaluasian dari asset

2
Perihal PSAK 16 (Penyesuaian 2011) PSAK 16 (Penyesuaian 2014)
tersebut. Metode ini sering
digunakan untuk bangunan.
Pengungkapa Jika aset tetap disajikan pada jurnal Klarifikasi bahwa
n (paragraf revaluasi, hal berikut diungkapkan : pengungkapan merupakan
77) a) Tanggal efektif revaluasi persyaratan pengungkapan
b) Apakah melibatkan penilai tambahan atas PSAK 68,
independen dengan menghapus (c) dan (d)
c) Mertode dan asumsi yang sudah diatur di PSAK 68,
signifikan yang digunakan pengukuran nilai wajar dan
dalam estimasi nilai wajar penambahan persyaratan
d) Penjelasan mengenai nilai pengungkapan atas :
wajar aset tetap yang a) Untuk setiap kelas aset
ditentukan secara langsung tetap jumlah tercatat aset
dengan mengacu pada harga seandainya aset tersebut
terobservasi dalam pasar dicatat dengan model
aktif atau transaksi pasar biaya, dan
terkini yang wajar atau b) Surplus revaluasi, yang
diestimasi menggunakan mengindikasikan
teknik penilaian lain. perubahan selama
periode dan setiap
pembatasan distribusi
kepada pemegang saham.

2.1.2 Perbedaan PSAK 16 penyesuaian tahun 2014 dengan ED PSAK 16


penyesuaian 2015
Perihal PSAK 16 (Penyesuaian 2014) ED PSAK 16 (Penyesuaian
2015)
Metode Mensyaratkan agar ketika jumlah Mengklasifikasikan bahwa ketika
revaluasi (prg tercatat bruto direvaluasi, maka entitas menggunakan model
35) akumulasi penyusutan revaluasian revaluasi, jumlah tercatat asset
disajikan kembali secara disajikan kembali pada jumlah
proporsional dengan perubahan revaluasiannya, sehingga jumlah
dalam jumlah tercatat bruto tercatat asset bruto dan akumulasi
penyusutan diperlakukan pada
salah satu cara berikut :
a. Jumlah tercatat bruto
disajikan kembali secara
konsisten dengan revaluasi

3
jumlah tercatat tersebut
dan akumulasi
penyusutannya di
sesuaikan untuk
menyamakan perbedaan
antara jumlah tercatat
bruto dengan jumlah
tercatat setelah
memperhitungkan
akumulasi rugi penurunan
nilai;
b. Akumulasi penyusutan
dieliminasi terhadap
jumlah tercatat bruto aset

2.2. Definisi asset tetap dan pegakuan asset tetap menurut PSAK 16

2.2.1 Pengertian Aset Tetap


Aset tetap adalah Aset berwujud yang:
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa untuk disewakan pada pihak lain atau untuk tujuan
administratif.
2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Berdasarkan definisi di atas terdapat beberapa hal penting terkait Aset
tetap yaitu:
1. Aset tetap adalah Aset berwujud, yaitu mempunyai bentuk fisik
(tanah,bangunan) berbeda dengan paten atau merek dagang yang
tidak mempunyai bentuk fisik.
2. Aset tetap mempunyai tujuan penggunaan khusus yaitu:
digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa,atau
untuk disewakan kepada pihak lain
3. Aset tetap termasuk kedalam aset tidak lancar karena diharapkan
untuk digunakan lebih dari satu periode.

2.2.2 Pengakuan Aset Tetap

4
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika:
1. Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan
dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas.
2. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

2.3. Pengukuran Aset Tetap


2.3.1 Pengukuran Awal
Biaya perolehan
Aset tetap yang memenuhi kualifikasi pengakuan sebagai aset
diukur pada biaya perolehan.Biaya perolehan aset tetap meliputi:
a. Harga perolehannya,termasuk bea impor dan pajak pembelian yang
tidak dapat dikreditkan setetlah dikurangi diskon dan potongan
lain.
b. Setiap biaya yang dapat diatribusikan secara lanngsung untuk
membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset
tersebut siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen
c. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset tetap,kewajiban tersebut timbul ketika aset
tetap diperoleh atau sebagai konsekuensi penggunaan aset tetap
selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk memproduksi
persediaan selama periode tersebut.
Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:
a. Biaya imbalan kerja (PSAK 24:Imbalan Kerja) yang timbul secara
langsung dari pembangunan atau akuisisi aset tetap
b. Biaya penyiapan lahan untuk pabrik
c. Biaya penanganan dan penyerahan awal
d. Biaya instalasi dan perakitan
e. Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik,setelah
dikurangi hasil neto penjualan setiap produk yang dihasilkan
sehubungan dengan pengujian tersebut (seperti contoh hasil dari
peralatan yang sedang diuji) dan
f. Fee professional

Biaya aktivitas purna operasi


Apabila entitas memiliki aset tetap dan atas kepemilikan aset
tetap tersebut terdapat kewajiban bagi entitas untuk membongkar atau

5
memindahkan atau merestorasi aset tetap tersebut pada akhir masa
manfaatnya dalam ISAK 9, perubahan atas kewajiban aktivitas purna-
operasi,restorasi,dan kewajiban serupa kewajiban tersebut diartikan
sebagai aktivitas purna-operasi (decommissioning), restorasi, dan
kewajiban yang serupa. Estimasi awal biaya pembongkaran dan
pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tersebut merupakan
salah satu komonen biaya perolehan aset tetap jika biaya tersebut
mrnimbulkan liabilitas ysng diakui srbgai provisi sesuai PSAK 57:
Provisi, liabilitas, kontijensi, dan aset kontijensi.
Pada saat perolehan aset tetap tersebut harus diestimasi dan
dihitung nilai kininya dari biaya sehubungan dengan pembongkaran
dan pemindahan aset tetap tersebut. Nilai tersebut kemudian
ditambahkan pada biaya perolehan aset tetap. Total biaya perolehan
termasuk estimasi biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap
akan disusutkan selama estimasi masa manfaatnya.

2.3.2 Pengukuran biaya perolehan


a. Diskon
Diskon harus dikurangkan dari harga perolehan aset aset dicatat
setelah diskon
b. Pembayaran ditangguhkan
Aset yang dibeli dengan pembayaran ditangguhkan dinilai setara nilai
tunainya. Perbedan nilai tunai dengan pembayaran diakui sebagai
beban bunga.
c. Pertukaran aset
Menggunakan nilai wajar kecuali tidak ada substansi ekonomi atau
tidak ada nilai wajar yang andal.
d. Pembelian dengan lumpsum
Dialokasikan nilai total biaya perolehan ke masing-masing aset
dengan dasar nilai wajar aset. (jika asetnya diklasikan atau memiliki
masa manfaat berbeda).
e. Penerbitan saham
Menggunakan dasar nilai wajar dari saham sebagai indikator nilai
wajar aset, jika nilai saham dapat diandalkan.
- Mana yang lebih andal antara nilai wajar saham atau aset.
- Jika keduanya andal maka nilai wajar aset yang diserahkan
digunakan untuk mengukur aset yang diterima.
f. Hibah pemerintah

6
Tidak boleh diakui sampai diperoleh keyakinan bahwa entitas
memenuhi persyaratan dan hibah akan diperoleh.

Biaya Setelah Perolehan Awal


Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui beban di laporan laba
rugi komprehensif periode berjalan, seperti : perawatan dan suku
cadang kecil
Penggantian aset akan menambah aset jika:
a. Memenuhi kriteria aset (memiliki masa manfaat lebih dari satu
periode dan diukur dengan andal)
b. Komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai aset
Inspeksi yang signifikan dapat diakui sebagai aset jika:
a. Memenuhi kriteria aset
b. Nilai inspeksi terdahulu (dibedakan dari fisik) dihentikan
pencatatanya

Pertukaran asset
Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar nilai
wajar, kecuali:
- Tidak memiliki substansi komersial, atau
- Nilai wajar aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur
secara andal

Pengeluaran setelah Perolehan Aset


Pengeluaran yang dilakukan untuk mengakuisisi aset tetap baru
atau menambah aset tetap baru disebut belanja modal = capital
expenditure.
Pengeluaran akan dicatat menambah nilai aset jika sesuai dengan
definisi aset tetap yaitu memiliki manfaat ekonomi di masa depan
dan nilainya dapat diukur dengan andal
Pengeluaran untuk memperbaiki atau memelihara aset tetap yang
tidak memberikan manfaat di masa mendatang disebut belanja
pendapatan = revenue expenditure.
Pengeluaran akan diklasifikasikan sebagai beban pemerliharaan

7
2.3.3 Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Entitas harus memilih model sebagai kebijakan akuntansinya
danmenerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam
kelompok yang sama model yang harus dipilih yaitu antara:
1. Model biaya
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
Biaya perolehan dikurangi
Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset

2. Model revaluasi
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi,
dikurangi
Akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai
asset yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
Ketika entitas menggunakan model revaluasi, jumlah tercatat aset
disajikan kembali pada jumlah revaluasiannya, sehingga jumlah
tercatat aset bruto dan akumulasi penyusutan diperlakukan pada salah
satu cara berikut:
Jumlah tercatat bruto disajikan kembali secara konsisten dengan
revaluasi jumlah tercatat tersebut dan akumulasi penyusutannya
di sesuaikan untuk menyamakan perbedaan antara jumlah tercatat
bruto dengan jumlah tercatat setelah memperhitungkan akumulasi
rugi penurunan nilai; Proporsional
Akumulasi penyusutan dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto
aset Eliminasi
Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan
dengan metode:
Proporsional
Nilai akumulasi depresiasi dan harga perolehan dinaikkan secara
proporsional sehingga nilai bersih aset sama dengan nilai
revaluasi.
Contoh : Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1
Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun

8
tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar
aset adalah 90.000.000.
Jurnal :
1/1/2012 Aset tetap 100.000.000
Kas 100.000.000

31/12/2012 Beban Penyusutan 20.000.000


Akumulasi Penyusutan 20.000.000
31/12/ 2012 Aset Tetap 12.500.000
Akumulasi Penyusutan 2.500.000*
Surplus Revaluasi 10.000.000

Perhitungan : *(90.000.000- 80.000.000)/ 80.000.000) x 20.000.000 = 2.500.000

Eliminasi
Nilai akumulasi depresiai ditutup mengurangi nilai aset.
Kemudian aset dinaikkan menjadi nilai revaluasi
Contoh : Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1
Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun
tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar
aset adalah 90.000.000.

1/1/2012 Aset tetap 100.000.000


Kas 100.000.000

31/12/2012 Beban Penyusutan 20.000.000


Akumulasi Penyusutan 20.000.000

31/12/ 2012 Akumulasi Penyusutan 20.000.000


Aset Tetap 20.000.000
Aset Tetap 10.000,000
Surplus Revaluasi - OCI 10.000.000

9
31/12/2013 Beban penyusutan 22.500.000
Akumulasi penyusutan 22.500.000
Surplus revaluasi OCI 2.500.000
Saldo Laba 2.500.000

Jika suatu aset tetap direvaluasi, makaseluruh aset tetap dalam


kelompok yang sama harus direvaluasi
Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut
langsung dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus
revaluasi.Dikreditke saldo labajika sebelumnya ada penurunan akibat
revaluasi terdahulu / impairment.
Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi, penurunan tersebut
diakui dalam laporn laba rugi.Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas)
sejumlah saldo kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum debit ke
saldo laba.
Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba
pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya.
Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan
penggunaan aset oleh entitas. (partially realized) saat penyusutan
Surplus Revaluasi OCI xxx
Saldo Laba xxx
Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian dan
penyusutan dengan biaya perolehan (atau nilai surplus revaluasi dibagi
sisa manfaat ekonomis)
Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui Laporan Laba
Rugi.
Jika Entitas mengubah kebijakan akutnansi dari model biaya ke model
Revaluasi dalam pengukuran asset tetap, maka perubahan tersebut
berlaku secara prospektif.

2.4. Hubungan Revaluasi Aset Tetap Untuk Tujuan Pajak dan Akuntansi
Pada tanggal 15 Oktober 2015 Mentri Keuangan menerbitkan PMK
191/2015 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap untuk Tujuan Perpajakan
bagi pemohon yang diajukan pada tahun 2015 dan 2016 sebagaimana telah
diubah dengan PMK 233/2015 mengatur sebagai berikut:
1 Revaluasi aset tetap tidak dapat dilakukan sebelum 5 tahun

10
2 Dapat dilakukan untuk sebagian atau seluruh aset
3 Masa manfaaat aset tatap setelah revaluasi disesuaikan kembali menjadi
manfaat penuh untuk keompok aset tersebut.
4 Dasar penyusutan aset tetap adalah nilai pada saat revaluasi aset tetap
Sedangkan revaluasi aset tetap untuk tujuan akuntansi mengikuti
ketentuan PSAK 16 Aset Tetap sebagai berikut:
1 Revaluasi aset tetap dilakukan regular untuk memastikan jumlah
tercatat tidak berbeda secara material dengan nilai wajar.
2 Jika suatu aset direvaluasi maka seluruh kelompok aset tetap dalam
kelas yang sama kelas yang sama direvaluasi.
Jika entitas melakukan revaluasi aset tetap untuk tujuan akuntansi dan
pajak, maka pajak kini dan pajak tangguhan di penghasilan komprehensif lain
atau laba rugi, bergantung pada peristiwa yang menyebabkan timbulnya
konsekuensi pajak kini dan tangguhan tersebut. Secara akuntansi, kenaikan
nilai tercatat aset akibat revaluasi diakui di penghasilan komprehensif lain.
Pada periode entitas memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan, maka:
a. Jumlah pajak yang telah dibayar diakui di penghasilan komprehensif
lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi

b. Jumlah tercatat suatu aset tetap yang direvaluasi secara pajak dan
akuntansi akan menjadi sama dengan dasar pengenaan pajaknya,
sehingga tidak terdapat perbedaan temporer atas aset yang direvaluasi
tersebut. Jika sebelum tanggal persetujuan otoritas perpajakan entitas
memiliki aset atau liabilitas pajak tangguhan, maka peristiwa ini
mengakibatkan pembalikan perbedaan temporer yang sebelumnya
timbul. Pembalikan perbedaan temporer tersebut diakui dalam laba
rugi.

c. Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menentukan perbedaan


temporer yang mungkin timbul atas nilai tercatat aset dalam laporan
keuangan dan dasar pengenaan pajaknya. Entitas mengakui
konsekuensi pajak kini dan tangguhan yang timbul atas aset tetap yang
direvaluasi, termasuk pembalikan perbedaan temporer yang mungkin
timbul pada masa depan, bergantung pada peristiwa yang
menyebabkan timbulnya konsekuensi pajak tersebut sesuai dengan
PSAK 46 par 58.
Dampak pajak atas revaluasi aset tetap diatas adalah sebagai berikut:

11
1. Perusahaan akan membayar pajak final atas selisih revaluasian aset
tetap tersebut dengan nilai buku sebagai berikut:
2. 3% fiinal untuk 2015
3. 4% final untuk 2016 (semester I)
4. 10% tarif normal diluar PMK 191/2015 sebagaimana telah dirubah
dengan PMK 233/PMK.03/2015

2.5. Penyusutan Aset Tetap

Penyusutan merupakan alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan


dari suatu aset selama umur manfaatnya (ED PSAK No. 16, prg. 6).
Mardiasmo di dalam bukunya mengatakan bahwa menurut Undang-Undang
Pajak Penghasilan, penyusutan atau depresiasi merupakan konsep alokasi
harga perolehan aset tetap berwujud, dan amortisasi merupakan konsep
alokasi harga perolehan harta tetap tidak berwujud dan harga perolehan harta
sumber alam.
Berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan
jumlah yang disusutkan secara sistematis dari suatu aset selama umur
manfaatnya. Metode penyusutan aset dipilih berdasarkan ekspektasi pola
konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari aset dan diterapkan secara
konsisten dari periode ke periode kecuali ada perubahan dalam ekspektasi
pola konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut. (ED PSAK
NO. 16 prg. 63)
Metode tersebut antara lain :
a. Metode garis lurus (straight line method)
Metode garis lurus menghasilkan pembebanan yang tetap selama umur
manfaat aset jika nilai residunya tidak berubah.
b. Metode saldo menurun (diminishing balance method)
Metode saldo menurun menghasilkan pembebanan yang menurun
selama umur manfaat aset.
c. Metode jumlah unit (sum of the unit method)
Metode jumlah unit menghasilkan pembebanan berdasarkan pada
penggunaan atau output yang diharapkan dari suatu aset.
Pengaturan penyusutan menurut perundang- undangan perpajakan diatur
secara tegas dalam pasal 11 Undang Undang Nomor 36 tahun 2008 dengan
menyatakan bahwa penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian,
penambahan, perbaikan atau perubahan harta berwujud, kecuali tanah yang
berstatus hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha dan hak pakai yang

12
dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, mengais dan memelihara
penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dilakukan
dalam bagian yang sama besar selama masa manfaat yang telah ditentukan
bagi harta tersebut.
Berikut merupakan beberapa metode penyusutan aset tetap yang
diperbolehkan dalam Undang Undang Perpajakan :
1. Metode garis lurus
Dasar pengukuran penyusutan adalah harga perolehan. Penyusutan
dengan metode garis lurus adalah bagian bagian yang sama besar
selama masa manfaat yang ditatapkan bagi asset tersebut.
Harga Perole h anNilai Residu
Umur Ekonomis

2. Metode saldo menurun


Dasar penyusutan adalah nilai sisa buku fiscal. Penyusutan dengan
metode saldo menurun adalah penyusutan dalam bagian bagaian yang
menurun dengan cara menerapkan tariff penyusutan atas nilai sisa buku.

Menurut ketentuan Pasal 11 Undang -Undang Nomor 36 Tahun 2008


tentang pajak Penghasilan menggambarkan kelompok harta berwujud,
metode serta tarif penyusutannya sebagai berikut :
Kelompok Harta Massa Tarif Penyusutan
Manfaat Metode Garis Lurus Metode Saldo
Menurun
Bukan Bangunan
a. Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
b. Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
c. Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
d. Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
Bangunan
a. Permanen 20 tahun 5%
b. Tidak 10 tahun 10%
Permanen

13
Perbedaan Penyusutan Aset Tetap Komersial dan Perpajakan
1. Penyusutan aset tetap komersial dimulai pada saat aset tersebut siap
untuk digunakan. Sedangkan untuk perpajakan, Penyusutan aset dimulai
pada bulan dilakukannya pengeluaran (pada saat diperoleh/dibeli),
kecuali untuk aset yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya
dimulai pada bulan penyelesaiannya. Dengan persetujuan Direktorat
Jenderal Pajak, penyusutan dapat dimulai pada bulan aset tersebut
digunakan.
2. Pada penyusutan aset tetap komersial, umur manfaat aset ditentukan
berdasarkan kegunaan yang diperkirakan oleh entitas. Namun untuk
perpajakan, umur ekonomis aset tetap
3. Pada penyusutan komersial, metode penyusutan yang dapat digunakan
yaitu metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit
produksi. Metode penyusutan yang akan digunakan dapat dipilih
berdasarkan metode yang paling mencerminkan pola pemakaian yang
diperkirakan atas manfaat ekonomik masa depan aset. Sedangkan untuk
perpajakan, metode penyusutan yang dapat digunakan hanya metode
garis lurus dan metode saldo menurun. Metode garis lurus dapat
digunakan untuk semua kelompok harta tetap berwujut, sedangkan
metode saldo menurun hanya diperkenankan untuk kelompok harta
berwujud bukan bangunan saja.

2.6. Penghentian Aset Tetap

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat:


a. dilepas; atau
b. ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang
diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan
aset tetap dimasukkan dalam laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan
pengakuannya (kecuali PSAK 30: Sewa mengharuskan perlakuan yang
berbeda dalam hal transaksi jual dan sewa-balik). Keuntungan tidak boleh
diklasifikasikan sebagai pendapatan.

2.7. Pengungkapan Aset Tetap

Laporan keuangan mengungkapkan:

14
1. Dasar pengukuran yang digunakan dalam menetukan jumlah tercatat
bruto
2. Metode penyusutan yang digunakan.
3. Umur manfaat, tarif penyusutan yang digunakan.
4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan.
5. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal periode yang menunjukan:
- Penambahan.
- Aset tersedia untuk dijual atau termasuk dalam kelompok yang
akan dilepaskan.
- Akuisisi melalui penggabungan usaha.
- Peningkatan atau penurunan akibat revaluasi.
- Rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif sesuai PSAK
- Rugi penurunan nilai yang dijurnal pembalik dalam laporan laba
rugi.
- Selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan
keuangan.
- Perubahan lain.

Laporan keuangan juga mengungkapkan :


1. Keberadaan atas jumlah restriksi atas hak milik aset tetap yang
dijaminkan untuk utang.
2. Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap yang
sedang dalam pembangunan.
3. Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan aset tetap.
4. Jumlah kompensasi dari pihak ke tiga untuk aset tetap yang
mengalami penurunan nilai.

15

You might also like