Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Iis Istikomah (14330130)
Kelas : B
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2016
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim ..
Puji rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunianya saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Hormon Korteks Adrenal. Tidak lupa
Sholawat serta Salam kita ucapkan kepada Nabi Besar Muhamad SAW yang telah
membawa umatnya dari zaman jahiliah menuju zaman Islamiah.
Bergema seiring nada mengalunkan kata hati yang senantiasa mengungkapkan
getaran jiwa, penyusun dengan penuh kesadaran diri bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan
kemampuan dan kedangkalan ilmu yang kami miliki. Dalam kesempatan ini penyusun
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan pihak yang turut membantu
terselesainya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya dan dapat diterima oleh
Ibu Dra. Refdanita, M.Si, Apt. selaku dosen pengampu mata kuliah Farmakologi ini.
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian korteks adrenal.
2. Dapat mengetahui penyakit atau kelainan hormon korteks adrenal.
3. Dapat membedakan mineralokortikoid dan glukokortikoid.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelenjar adrenal dibagi menjadi dua bagian yaitu luar dan dalam.
1. Bagian luar dikenal sebagai korteks adrenal, yang selanjutnya dibagi
menjadi tiga zona: zona glomerulosa, lapisan terluar; zona fasciculata,
lapisan tengah; dan zona reticularis, lapisan paling dalam.
- Lapisan luar zona glomerulosa, merupakan tempat dihasilkannya
mineralokortikoid (aldosterone), yang terutama diatur oleh angiotensin II,
kalium, dan ACTH. Juga dipengaruhi oleh dopamine, atrial
natriureticpeptide (ANP) dan neuropeptides.
- Zona fasciculata pada lapisan tengah, dengan tugas utama sintesis
glukokortikoid, terutama diatur oleh ACTH. Juga dipengaruhi oleh
beberapa sitokin (IL-1, IL-6, TNF) dan neuropeptide.
- Lapisan terdalam zona reticularis, tempat sekresi androgen adrenal
(terutama dehydroepiandrostenedion [DHEA], DHEA sulfat
danandrostenedion) juga glukokortikoid (kortisol and corticosteron). Tidak
terdapat perbedaan yang jelas secara anatomi antara korteks dan medula
yang menghasilkan katekholamin oleh sel chromafin. Bukti terakhir hal ini
memungkinkan adanya interaksi parakrin diantara keduanya.
2. Sedang bagian dalam kelenjar adrenal disebut sebagai medula adrenal yang
dikelilingi oleh korteks.
Androgen: Kata androgen merupakan istilah umum yang digunakan untuk hormon
yang berbeda bertanggung jawab untuk pengembangan karakteristik laki-laki.
Hormon androgen yang berbeda dijelaskan di bawah ini.
3.1 Glukokortikoid
Hormon glukokortikoid adalah steroid yang memiliki 21 atom karbon dengan
fungsi utama meningkatkan glukoneogenesis. Glukokortikoid pada manusia biasa
disebut dengan kortisol yang dihasilkan pada zona fascikulata, dan zona
glomerulosa. Pada bagian berikut akan dibahas mekanisme dan pengaturan
hormon glukokortikoid pada manusia.
a. Biosintesis Glukokortikoid
Semua hormone steroid pada mamalia disintesis dari kolesterol via
pregnenolon melalui sederet reaksi yang terjadi di dalam mitokondria
maupun di dalam reticulum endoplasma sel korteks adrenal, dalam hal ini
diperlukan hidroksilase dan NADPH, dalam keadaan tertentu juga
diperlukan dehidrogenase, isomerase dan liase. Sintesis glukokortikoid
membutuhkan tiga hidroksilase yang beraksi secara beruntun pada posisi
C17, C21, dan C11. Dua reaksi hidroksilase yang pertama berlangsung
cepat, sedangkan hidroksilase pada C11 berlangsung lebih lambat.
Senyawa metirapon adalah penghambat efektif dari1 hidroksilase dan
digunakan untuk tes diagnostic cadangan hipotalamus-hipopisa. Tes ini
berguna untuk mengetahui bahwa glukokortikoid merupakan hormone
yang menghambat secara umpan balik pelepasan ACTH. Bila sintesis
glukokortikoiddihambat dengan memberi orang normal dosis metipan
balik pelepasan ACTH , metirapon secara oral pada tengah malam,
keesoakan harinya terjadi pelepasan ACTH berlebihan, pembentukan
steroid dirangsang dan 11 deoksikortisol menumpuk karena tidak terjadi
pembentukan glukokortikoid.
- Memerlukan 3 enzim hidroksilase pada posisi C17, C21 dan C11.
Enzimnya berturut-turut adalah 17a-hidroksilase, 21-hidroksilase dan 11b-
hidroksilase.
- 17a-hidroksilase merupakan enzim retikulum endoplasma halus yang
bekerja pada progesteron atau lebih sering pada pregnenolon.
- 17a-hidroksiprogesteron mengalami hidroksilasi sehingga membentuk 11-
deoksikortisol - 11-deoksikortisol mengalami hidroksilasi membentuk
kortisol.
- 21-hidroksilase merupakan enzim retikulum endoplasma halus sedangkan
11b-hidroksilase merupakan enzim mitokondria.
b. Sekresi, Transport dan Metabolisme Glukokortikoid
Sekresi
Hormon steroid adrenal akan dilepas ke dalam plasma setelah dibuat.
Kortisol dilepas secara berkala diatur oleh irama diurnal pelepasan ACTH.
Konsekuensinya kortisol akan mencapai nilai tertinggi pada pagi hari dan
terendah pada sore harinya atau awal malam harinya.
Transport Plasma
- Kortisol beredar dalam plasma dalam bentuk terikat protein dan dalam
bentuk bebas.
- Protein pengikat utama dalam plasma disebut trans-kortin atau globulin
pengikatkortikosteroid (CBG=Cortocosteroid-binding globulin), CBG
diproduksi di hati.
- CBG mengikat sebagian besar hormon tersebut bila kadarnya dalam
plasma berada pada kisaran normal. Kortisol dalam jumlah yang lebih
kecil akan akan terikat ke albumin.
- Kekuatan pengikatan membantu menentukan usia paruh biologik (t )
hormone glukokortikoid. Kortisol terikat erat pada CBG dan memiliki t
1,5-2 jam,sedangkan kortikosteron yang kurang terikat erat
mempunyai t kurang dari 1 jam.
- CBG tidak hanya berikatan dengan glukokortikoid tapi juga dengan
deoksikortikosteron dan progesteron. Mereka bersaing dalam berikatan
dengan CBG.
- Dalam bentuk bebas kortisol ditemukan sekitar 8% dari jumlah kortisol
dalam plasma dan merupakan fraksi kortisol yang biologik aktif.
Laju Metabolisme
- Kortisol dan metabolitnya membentuk sekitar 80% jumlah 17
hidroksikortikoid dalam plasma (setengahnya beredar dalam plasma
dalam bentuk metabolit dihidrodantetrahidro-), 20% sisanya terdiri atas
kortison dan 11-deoksikortisol.
- Semua senyawa tersebut dimodifikasi melalui proses konjugasi dengan
glukuronida dan sebagian kecil dengan sulfat.
- Modifikasi ini terutama terjadi di hati dan membuat molekul steroid
yang bersifat lipofilik bisa larut air dan dapat diekskresikan.
- Pada manusia sebagian besar steroid terkonjugasi yang memasuki
intestinum lewat ekskresi bilier akan diabsorbsi kembali melalui
sirkulasi enterohepatik.
- Sekitar 70% steroid terkonjugasi akan diekskresikan ke dalam urine,
20% keluar dalam bentuk feses dan sisanya keluar melalui kulit.
negatif.
d. Fungsi Metabolik Glukokortikoid
Efek terhadap metabolisme
- Meningkatkan produksi glukosa di hati dengan cara:
1) meningkatkan pengangkutan asam amino dari jaringan perifer.
2) meningkatkan laju glukoneogenesis melalui peningkatan
jumlah (dan aktivitas) beberapa enzim penting.
3) memungkinkan berlangsungnya reaksi metabolik penting
lainnya pada laju reaksi optimal.
- Meningkatkan deposisi glikogen hepatik dengan meningkatkan
aktivasi enzim glikogen sintetase.
- Mendorong lipolisis (di ekstremitas) tapi dapat menimbulkan
lipogenesisi di tempat lain (muka dan badan) melebihi taraf
fisiologis.
- Mendorong metabolisme protein dan RNA, hal ini merupakan efek
anabolik pada tahap fisiologis, tapi pada keadaan tertentu dan pada
taraf yang melampaui taraf fisiologis dapat bersifat katabolik
Efek terhadap Respon Imun dan Antiradang
- Supresi respon imun. Hormon glukokortikoid menyebabkan
penghancuran (lisis) limfosit yang spesifk menurut tipe sel dan
spesiesnya.
- Supresi respon inflamasi dengan cara:
1) Menurunkan jumlah leukosit yang beredar dalam darah dan
migrasi leukosit jaringan.
2) Menghambat proliferasi fibroblast menumpulkan produksi
molekul-molekul anti inflamasi yaitu prostaglandin dan
leukotrien
Efek lain
- Penting untuk mempertahankan tekanan darah dan curah jantung
normal.
- Diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit
yang normal.
- Bersama dengan hormon medula adrenal penting untuk
memungkinkan organisme berespon terhadap stres.
e. Patofisiologi Glukokortikoid
Kekurangan
- Menyebabkan penyakit Addison, memperlihatkan hipoglikemia,
sensitivitas tinggi terhadap insulin, intoleransi terhadap stres,
anoreksia, penurunan berat badan, nausea dan gejala kelemahan
berat.
- Penderita addison mempunyai tekanan darah rendah, penurunan
laju filtrasi glomerulus, penurunan kemampuan mengekskresikan
kelebihan air.
- Kadar Na plasma rendah, K tinggi, punya riwayat ngidam garam.
- Bisa tampak pigmentasi pada kulit dan membran mukosa.
Kelebihan
- Menyebabkan sindrom Cushing, terjadi karena adanya adenoma
hipofisis yang mensekresi ACTH terjadi hiperglikemia atau
intoleransi glukosa atau keduanya, karena peningkatan
glukoneogenesis.
- Efek katabolik (pemecahan protein) berat menimbulkan penipisan
kulit, atrofi otot, osteoporosis, keseimbangan nitrogen negative.
- Redistribusi lemak yang aneh dengan obesitas batang tubuh dan
punuk kerbau (buffalo hump) resistensi terhadap infeksi dan
respon inflamasi terganggu, misalnya pada penyembuhan luka.
f. Kortisol
Fisiologis Kortisol
Banyak senyawa telah dihasilkan oleh korteks adrenal ( lebih kurang
40 macam) akan tetapi hanya sebagian yang dijumpai dalam darah vena
adrenal. Kerja fisiologis utama dari hormon-hormon adrenal khususnya
glukokortikoid adalah sebagai berikut :
1. Mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak dan protein,
yaitu memacu glikogeolisis, ketogenesis, dan katabolisme
protein.
2. Memiliki kerja anti insulin, dimana glukokortikoid menaikkan
glukosa, asam-asam lemak dan asam asam amino dalam
sirkulasi. Dalam jaringan perifer seperti otot, adipose dan
jaringan limfoid, steroid adalah katabolik dan cenderung
menghemat glukosa, pengambilan glukosa dan glikolisis ditekan.
3. Terhadap pembuluh darah meningkatkan respon terhadap
katekolamin.
4. Terhadap jantung memacu kekuatan kontraksi ( inotropik positif)
5. Terhadap saluran cerna meningkatkan sekresi asam lambung dan
absorbsi lemak, menyebabkan erosi selaput lendir.
6. Terhadap tulang menyebabkan terjadinya osteoporosis, oleh
karena menghambat aktifitas osteoblast dan absorbsi kalsium di
usus.
7. Meningkatkan aliran darah ginjal dan memacu eksresi air oleh
ginjal.
8. Pada dosis farmakologis menurunkan intensitas reaksi
peradangan, dimana pada konsentrasi tinggi glukokortikoid
menurunkan reaksi pertahanan seluler dan khususnya
memperlambat migrasi leukosit ke dalam daerah trauma.
9. Glukokortikoid menambah pembentukan surfaktan dalam paru-
paru dan telah digunakan untuk mencegah sindroma respiratory
distress pada bayi premature.
Biosintesis Kortisol
Sintesis steroid adrenal bermula dari asetat atau kolesterol dan bergerak
melalui beragam langkah-langkah enzimik ke pembentukan
glukokortikoid. Jalan reaksi menyangkut sintesis permulaan kolesterol
yang setelah terjadi pembelahan dan oksidasi serangkaian rantai samping,
diubah menjadi A5-pregnenolon. Kortek adrenal mengandung relatif
banyak kolesterol, sebagian besar sebagai ester kolesteril yang berasal dari
sintesis de novo dan sumber-sumber ekstra adrenal. Perubahan
esterkolesteril menjadi kolesterol merupakan langkah yang perlu dalam
sintesis steroid dan diatur oleh ACTH, dalam hal ini ACTH melakukannya
dengan meningkatkan cAMP, yang mengaktifkan protein kinase,
selanjutnya mengaktifkan protein-protein melalui fosforilasi untuk
mengkatalisis hidrolisis kolesteril ester. Kinase ini awalnya juga
meningkatkan 20-hidroksilasi kolesterol. Hasil akhir reaksi ini adalah C-27
steroid 20,22-dihidroksikolesterol dan 17,20-dihidroksikolesterol.
Senyawa ini diubah langsung menjadi pregnenolon atau 17-pregnenolon
dengan kehilangan bagian isokaproat aldehida yang terdapat pada rantai
samping.
Sekresi ACTH diatur secara umpan balik oleh steroid yang beredar, pada
manusia kortisol adalah regulator yang paling penting. Kortisol bebas di
dalam darah memiliki umpan balik negatif terhadap pelepasan hormon
pelepas kortikotropin ( corticotropin releasing hormone atau CRH) dari
hipotalamus dan terhadap kortikotrof hipofisis.
Transpor, Metabolisme Dan Eksresi Kortisol
A. Peredaran dan transpor kortisol
Kortisol dalam jumlah yang cukup besar lebih kurang 75% terikat
pada - globulin yang disebut traskortin atau globulin pengikat
kortikostroid (corticosteroid binding globulin). Sebanyak 15% lainnya
terikat lebih lemah pada albumin, dan 10 % sisanya yang aktif secara
matabolik beredar dalam bentuk bebas. Kortisol yang terikat
tampaknya secara fisiologis tidak aktif. Karena terikat dengan protein,
maka dalam urin relatif sedikit terdapat kortisol bebas dan
kortikosteron. Kortisol yang terikat mungkin berfungsi sebagai
cadangan hormon dalam sirkulasi yang mempertahankan suplai
kortisol bebas ke jaringan.
B. Metabolisme dan eksresi kortisol
Kortisol dimetabolisme dalam hati yang merupakan tempat utama
katabolisme glukokortikoid, sebagian besar kortisol direduksi menjadi
dihidrokortisol yang selanjutnya menjadi tetrahidrokortisol yang
dikonjugasikan dengan asam glukuronat sehingga mudah larut, dan
karena glukuronida ini tidak terikat oleh protein maka senyawa
tersebut mudah dieksresi oleh ginjal bersama urin. Kira-kira 5-10 %
kortisol dipecah menjadi 11-hidroksi-17ketosteroid dan selanjutnya
menjadi 11-ketoetiokolanolon dan 11-beta-hidroksiandrosteron.
Eksresi kortisol bebas hanya sebesar 10% jumlahnya dalam darah,
dan hanya 10% jumlah yang difiltrasi lalu dikeluarkan bersama urin,
karena telah terlebih dahulu direabsorbsi di tubuli ginjal.
3.2 Mineralokortikoid
Mineralokortikoid adalah hormon steroid yang bertanggung jawab untuk
melestarikan natrium, dan menjaga keseimbangan garam dan air dalam tubuh.
Mineralokortikoid primer dikenal sebagai aldosteron, dan disekresikan oleh
zona glomerulosa (lapisan terluar) dari korteks adrenal.
Hormon steroid ini merupakan bagian dari sistem renin-angiotensin (RAS)
atau renin angiotensin aldosteron-sistem (Raas). Ini adalah sistem hormon yang
mengatur tekanan darah dan keseimbangan cairan dalam tubuh. Umumnya,
renin diproduksi oleh ginjal ketika kelebihan garam dan air akan dihilangkan
dari tubuh. Renin memicu produksi angiotensin, yang pada akhirnya
merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon aldosteron. Penurunan
tekanan darah arteri juga merangsang sekresi renin.
Kerja utama hormon ini adalah untuk meningkatkan retensi Na+ dan ekskresi
K+ serta H+ khususnya dalam ginjal.
a. Sintesis Mineralokortikoid (Aldosteron)
- terjadi di zona glomerulosa.
- pregnenolon diubah menjadi progesteron oleh 2 enzim yaitu 3b-
hidroksisteroid dehidrogenase (3b-OHSD) dan D5,4 isomerase.
- progesteron mengalami hidroksilasi membentuk 11-deoksikortikosteron
(DOC) yang merupakan mineralokortikoid aktif (yang menahan ion Na+).
- terjadi hidroksilasi berikutnya membentuk kortikosteron yang mempunyai
aktivitas glukokortikoid dan merupakan mineralokortikoid lemah.
- Kortikosteron diubah menjadi 18-hidroksikortikosteron dengan bantuan
enzim 18-hidroksilase (aldosteron sintase).
- 18-hidroksikortikosteron diubah menjadi aldosteron (konversi 18-alkohol
menjadi aldehid).
b. Sekresi, Transport dan Metabolisme Mineralokortikoid
Transport Plasma
- Aldosteron tidak memiliki protein pengikat spesifik dalam plasma tapi
membentuk suatu ikatan yang lemah dengan albumin. Kortikosteron
dan 11- deoksikortikosteron, yaitu hormon steroid lainnya dengan efek
mineralokortikoid, terikat pada CBG.
Laju Metabolisme
- Aldosteron dengan cepat akan dibersihkan dari plasma oleh hati,
terjadi karena hormon ini kurang memiliki protein pembawa dalam
plasma darah.
- Hati kemudian membentuk tetrahidroaldosteron 3-glukoronida yang
diekskresikan ke dalam urine.